You are on page 1of 8

Accelerat ing t he world's research.

Hubungan Komunikasi Terapeutik


Perawat Terhadap Kepuasan Pasien
Rawat Inap Di Ruangan Interna
Rumah Sakit Umum D...
Fany Lairin Djala

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Kepuasan Pasien Terhadap Penerapan Keselamat an Pasien DI Rumah Sakit


Enie Novieast ari

Hospit al Makassar In 2013


Put eri Maurer

Perbedaan T ingkat Kepuasan Pasien Umum Dengan Pasien BPJS Berdasarkan Mut u Pelayanan Keper…
Ariany Dhesi Puspit asari
Journal of Islamic Medicine DOI : 10.18860/jim.v5i1.11818
Volume 5(1) (2021), Pages 41-47 Submitted date : Oktober 2020
e-ISSN: 2550-0074 Accepted date : Maret 2021

Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan


Pasien Rawat Inap Di Ruangan Interna Rumah Sakit Umum
Daerah Poso

The Correlation of Nursing Therapeutic Communication Against Inpatient


Satisfaction in the Internal Room of the Poso Regional
Public Hospital

Fany Lairin Djala*

Program Studi S1 Keperawatan, STIKES Husada Mandiri Poso


Jalan Pulau Kalimantan No 29, Kabupaten Poso. Sulawesi Tengah. Indonesia

*Corresponding author
Email: fanylairin@gmail.com

Abstract
Keywords : Background: In nursing practice, communication is an important tool for fostering
Therapeutic therapeutic relationships and can affect the quality of nursing services.Therapeutic
Communication, communication in health care services is very important to the patients satisfaction
Patient Satisfaction level.Objective: to determine the correlation of nurse therapeutic communication against
inpatient satisfaction in the internal room at the Poso Regional Public Hospital Methods:
Using correlation analytic with cross sectional approach, with a total sample of 49
respondents. Data were analyzed by chi square statistical test. Results: Showed that of 26
respondents (83.9%) who said they were satisfied with the therapeutic communication of
nurses and those who said they were less satisfied were 8 respondents (44.4%).
Respondents who stated that nurses who carried out therapeutic communication well were
as many as 31 respondents (63.3%), and those who stated poor communication as many
as 18 respondents (63.3%). The results of the statistical test analysis with Chi-Square
showed the value ofρ = 0.01 (<0.05) so that Ha was accepted and H0 was rejected
Conclusion: There is a relationship between nurses' therapeutic communication and the
satisfaction of inpatients in Poso Regional Hospital.
Kata kunci : ABSTRAK
Kepuasan Pasien Latar belakang : Dalam praktek keperawatan, komunikasi adalah suatu alat yang
Komunikasi penting untuk membina hubungan teraupetik dan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan
Terapeutik, keperawatan. Komunikasi terapeutik menjadi sangat penting karena dapat mempengaruhi
tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan.Tujuan: untuk
mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan pasien rawat
inap di ruangan Interna Di Rumah Sakit Umum Daerah Poso. Metode: Menggunakan
analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 49
responden. Data dianalisis dengan uji statistik chi square. Hasil: menunjukkan bahwa
dari 26 responden (83,9%) yang mengatakan puas terhadap komunikasi terapeutik
perawat. Yang mengatakan kurang puas yaitu sebanyak 8 responden (44,4%).
Responden yang menyatakan bahwa perawat yang melaksanakan komunikasi terapeutik
dengan baik yaitu sebanyak 31 responden (63,3%). Yang menyatakan komunikasi
kurang baik yaitu sebanyak 18 responden (63,3%). Hasil analisis uji statistik dengan Chi-
Square menunjukkan nilaiρ= 0,01 (< 0,05) sehingga Ha diterima dan H0 ditolak.
Kesimpulan: Ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat terhadap kepuasan
pasien rawat inap di ruangan interna RSUD Poso

Journal of Islamic Medicine, Volume 5, Number 1, Maret 2021 41


Djala, et al.

LATAR BELAKANG efektif bagi perawat dalam memberikan


kepuasan profesional dalam asuhan
Rumah sakit merupakan institusi keperawatan dan setiap Rumah Sakit
pelayanan kesehatan bagi masyarakat kepuasan pasien dipengaruhi oleh banyak
dengan karakteristik tersendiri dan faktor, salah satunya komunikasi
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu teraupetik yang dilakukan oleh perawat.
pengetahuan kesehatan, kemajuan Komunikasi terapeutik yang baik akan
teknologi dan kehidupan sosial ekonomi memberikan kepuasan tersendiri oleh
masyarakat yang harus tetap mampu pasien, yang pada akhirnya akan
meningkatkan pelayanan yang lebih mempengaruhi kepuasan pasien terhadap
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat pelayanan yang diberikan di rumah Sakit. 4
agar terwujud derajat kesehatan yang Kepuasan pasien adalah suatu
setinggi-tingginya. Rumah sakit memiliki tingkat perasaan pasien yang timbul
peran yang sangat strategis dalam upaya sebagai akibat dari kinerja layanan
mempercepat peningkatan derajat kesehatan yang diperolehnya setelah
kesehatan masyarakat.1 pasien membandingkan dengan apa yang
Rumah sakit dinyatakan berhasil, diharapkannya. Kepuasan akan tercapai
tidak hanya pada kelengkapan fasilitas apabila diperoleh hasil yang optimal bagi
yang diunggulkan, melainkan juga sikap setiap klien dan keluarganya, ada perhatian
dan layanan sumber daya manusia terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik
merupakan elemen yang berpengaruh dan tanggap kepada atau memprioritaskan
signifikan terhadap pelayanan yang kebutuhan klien.5
dihasilkan dan dipersepsikan pasien. Keberhasilan hubungan profesional
Pasien mengharapkan pelayanan yang siap, terapeutik antara perawat dan klien sangat
cepat, tanggap dan nyaman terhadap menentukan hasil tindakan yang di
keluhan penyakit pasien, menguasai harapkan. Kepuasan pasien terdiri dari
pekerjaan, dan yang paling utama mampu beberapa aspek, kinerja dan komunikasi
berkomunikasi secara efektif dan mampu merupakan aspek yang paling berkaitan
menanggapi keluhan pasien secara erat dengan perawat karena memiliki
professional. Perawat sebagai ujung intensitas interaksi dengan pasien paling
tombak pelayanan terhadap pasien dan tinggi dibandingkan petugas kesehatan lain
keluarganya di rumah sakit, karena di rumah sakit. Kedua aspek tersebut
frekuensi pertemuannya dengan pasien seharusnya menjadi fokus perhatian
yang paling sering.2 perawat ketika menolong pasien,
Komunikasi dalam praktek kenyataan di lapangan menunjukkan
keperawatan, merupakan aspek yang bahwa banyak perawat yang belum
penting untuk membina hubungan menunjukkan sikap-sikap tersebut.
teraupetik dan dapat mempengaruhi Perawat bukan hadir untuk
kualitas pelayanan keperawatan. melayani, namun terkesan menyelesaikan
Komunikasi terapeutik menjadi sangat tugas pokok saja. Oleh karena itu, perawat
penting karena dapat mempengaruhi perlu memiliki ketrampilan khusus untuk
tingkat kepuasan pasien terhadap menambah nilai plus pada dirinya, salah
pelayanan kesehatan yang diberikan. satunya adalah dengan menguasai
Komunikasi profesional bagi perawat yang komunikasi terapeutik. 6
direncakan dan dilakukan untuk membantu Komunikasi terapeutik adalah
penyembuhan dan pemulihan pasien.3 pendekatan secara psikologis yang
Adanya keterampilan komunikasi dilakukan atau dirancang untuk tujuan
terapeutik yang baik, perawat akan lebih terapi. Fungsi komunikasi terapeutik
mudah menjalin hubungan saling percaya adalah untuk mendorong dan mengajarkan
dengan pasien, dan hal ini akan lebih kerja sama antara perawat dan pasien

42 Journal of Islamic Medicine, Volume 5, Number 1, Maret 2021


Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap

melalui hubungan perawat dan pasien. ruangan Interna RSUD Poso yang telah
Hubungan saling memberi dan menerima dirawat lebih dari 2 hari dan yang bersedia
antara perawat dan pasien dalam pelayanan menjadi responden. Data diperoleh dengan
keperawatan disebut sebagai komunikasi menggunakan kuesioner yang teruji
terapeutik perawat yang merupakan validitas dan realibilitasnya. Kuesioner
komunikasi profesional perawat.7 berisi tentang komunikasi terapeutik dan
Komunikasi dalam keperawatan disebut kepuasan pasien terhadap pelayanan
komunikasi terapeutik karena bertujuan keperawatan yang dibagikan kepada
untuk terapi.8 responden. Komunikasi terapeutik
Komunikasi terapeutik diterapkan dikategorikan baik dan kurang baik dengan
oleh perawat dalam berhubungan dengan menggunakan nilai median dimana
pasien untuk meningkatkan rasa saling kategori baik jika skor yang diberikan
percaya, dan apabila tidak diterapkan akan responden ≥ 62,5 % Kurang baik = jika <
menganggu hubungan terapeutik yang 62,5 %. Data dianalisis dengan uji Statistik
berdampak pada ketidakpuasan pasien. yaitu Chi-Square dengan menggunakan
Pasien akan merasa puas ketika kinerja program SPSS.
layanan kesehatan yang diperolehnya sama
atau melebihi harapannya dan sebaliknya, HASIL PENELITIAN
ketidakpuasaan atau perasaan kecewa
pasien akan muncul apabila kinerja Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan
layanan kesehatan yang diperolehnya itu bahwa karakteristik responden yang paling
tidak sesuai dengan harapannya. mendominasi penelitian ini adalah kategori
Komunikasi terapeutik ini sendiri umur 41-50 tahun (42,9%). Berdasarkan
memegang peranan penting dalam jenis kelamin didominasi oleh perempuan
membantu pasien memecahkan masalah.9 yaitu sebanyak 26 responden dan yang
Fitri Anggraini, (2013) dengan lainnya adalah laki-laki sebanyak 23
dalam penelitiannya menemukan adanya responden.
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat Karakteristik pendidikan didominasi
Dalam Tindakan Keperawatan Dengan oleh responden berpendidikan SMA yaitu
Kepuasan Klien Di Ruang Rawat Inap 23 responden, dan yang lainnya
Rumah Sakit Umum Daerah Wates, Kulon berpendidikan Perguruan Tinggi (15
Progo, Yogyakarta.1 responden, SMP (11 responden).
Berdasarkan hal tersebut di atas Berdasarkan pekerjaan responden
maka perlu dilakukan penelitian tentang terbanyak adalah swasta yaitu sebanyak 18
hubungan komunikasi terapeutik perawat responden, dan yang lainnya dengan
terhadap kepuasan pasien rawat inap di pekerjaan sebagai petani/Irt sebanyak 16
Ruangan Interna Rumah Sakit Umum responden serta jumlah terendah adalah
Daerah Poso. PNS sebanyak 15 responden.
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa
METODE komunikasi terapeutik perawat sebagian
Dalam peneltian ini mengunakan besar baik yaitu 31 responden (63,3%), dan
desain analitik korelasi dengan pendekatan yang menunjukan komunikasi terapeutik
cross sectional.11 Populasi dalam penelitian perawat sebagian kecil kurang baik yaitu
ini yaitu pasien rawat Inap di ruangan 18 responden (36,7%). Tabel 5.3
interna Rumah Sakit Umum Daerah menunjukkan bahwa 16 responden
(RSUD) Poso berjumlah 138 orang dengan (32,6%) menyatakan puas terhadap
jumlah sampel sebesar 49 responden. komunikasi terapeutik perawat.
Penentuan sampel dengan menggunakan
teknik purposive sampling dengan kriteria
inklusi yaitu Pasien rawat inap di

Journal of Islamic Medicine, Volume 5, Number 1, Maret 2021 43


Djala, et al.

HASIL PENELITIAN
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Ruang Interna RSUD Poso
Karakteristik Frekuensi Persentase(%)
Umur
21 – 30 tahun 7 14,2
31 – 40 tahun 19 38,8
41 – 50 tahun 21 42,9
51 – 60 tahun 2 4,1
Jumlah 49 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 23 46,9
Perempuan 26 53,1
Jumlah 49 100
Pendidikan
SD 0 0
SMP 11 22,4
SMA 23 46,9
PT 15 30,7
Jumlah 49 100
Pekerjaan
PNS 15 30,6
SWASTA 18 36,7
TANI/IRT 16 32,7
Jumlah 49 100

Tabel 2. Komunikasi Terapeutik Perawat Hubungan komunikasi terapeutik terhadap


di RSUD Poso kepuasan pasien menunjukkan bahwa 31
Komunikasi Frekuensi Persentase responden yang mengatakan komunikasi
Terapeutik (%) terapeutik perawat baik, 26 responden
Baik 31 63,3 (83,9%) merasa puas dan 5 responden
Kurang 18 36,7 (16,1%) merasa kurang puas terhadap
Jumlah 49 100 pelayanan keperawatan. Terdapat 18
responden yang mengatakan komunikasi
Tabel 3. Kepuasan Pasien di Ruang Interna terapeutik perawat kurang baik, 8
RSUD Poso responden (44,4%) merasa puas dan 10
Kepuasan Pasien Frekuensi Persentase responden (55,6%) merasa kurang puas
(%)
Puas 33 67,3
terhadap pelayanan keperawatan (Tabel 4).
Kurang Puas 16 32,6 Berdasarkan hasil uji statistik dengan
Jumlah 49 100 menggunakan Chi-Square menunjukkan
adanya hubungan yang bermakna antara
komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasan pasien pada layanan kesehatan
(p=0,01)
Tabel 4. Hubungan Komunikasi Terapeutik Terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Interna
RSUD Poso
Komunikasi Kepuasan Total
Terapeutik Puas Kurang Puas
n % n % n % 0,01
Baik 26 83,9 5 16,1 31 100
Kurang baik 8 44,4 10 55,6 18 100
Jumlah 34 69,4 15 30,6 49 100

44 Journal of Islamic Medicine, Volume 5, Number 1, Maret 2021


Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap

komunikasi terapeutik perawat membantunya untuk membentuk suatu


dengan kepuasan pasien pada layanan pengetahuan sikap dan perilakunya
kesehatan. terhadap sesuatu. Dengan pengetahuan
yang baik seseorang dapat melakukan
PEMBAHASAN evaluasi berkaitan dengan kemampuan
Karakteristik Responden untuk melakukan justifikasi atau penilaian
Berdasarkan hasil analisis ditinjau terhadap suatu materi atau objek yang
dari karakteristik umur sebagian besar ditentukan. Semakin tinggi tingkat
berumur 41-50 tahun. Ada kecenderungan pendidikan seseorang, maka daya untuk
konsumen yang lebih tua lebih merasa mengkritisi segala sesuatu akan meningkat.
puas dari konsumen yang berumur relatif Sehingga seseorang dengan pendidikan
lebih muda. Hal ini diasumsikan bahwa yang lebih tinggi semestinya akan lebih
konsumen yang lebih tua telah kritis dalam menentukan apakah pelayanan
berpengalaman, sehingga ia mampu yang telah diberikan dapat memberikan
menyesuaikan diri dengan kondisi rasa puas atau tidak.14
pelayanan yang sebenarnya, sedangkan
konsumen usia mudah biasanya Komunikasi Terapeutik
mempunyai harapan yang ideal tentang Dari penelitian didapatkan hasil
pelayanan yang diberikan, sehingga bahwa sebagian besar komunikasi
apabila harapannya dengan realita terapeutik perawat berada dalam kategori
pelayanan terdapat kesenjangan, atau baik. Hal ini menunjukan bahwa
ketidakseimbangan dapat meyebabkan komunikasi terapeutik memegang peranan
mereka menjadi tidak puas. 12 penting memecahkan masalah yang
Ditinjau dari jenis kelamin sebagian dihadapi pada dasarnya komunikasi
besar responden pada penelitian ini lebih terapeutik merupakan komunikasi
banyak wanita. Wahyu (2006) menyatakan profesional yang mengarah pada tujuan
bahwa jenis kelamin mempengaruhi yaitu penyembuhan pasien.15
persepsi dan harapan pasien untuk
memenuhi kebutuhan termasuk pelayanan Kepuasan Pasien
kesehatan. Wanita memiliki Berdasarkan tabel 3 menunjukkan
kecenderungan pekerjaan yang lebih berat bahwa sebagian besar responden yang
dibanding laki-laki, sehingga lebih mudah menyatakan puas terhadap komunikasi
terserang penyakit.13 terapeutik perawat. Ini berarti bahwa
Ditinjau dari pekerjaan responden kepuasan pasien erat kaitanya dengan baik
sebagian besar adalah swasta dengan, buruknya suatu pelayanan yang diterima
pekerjaan juga erat kaitanya dengan oleh pasien, pengukuran kepuasan ini
kesehatan karena beban kerja berlebihan mutlak diperlukan melalui pengukuran
akan menimbulkan perasaan dikejar batas tersebut dapat diketahui sejauh mana
waktu penyesuaian tugas yang tingkat mutu pelayanan kesehatan yang
menyebabkan individu bekerja dengan diselenggarakan dapat memenuhi harapan
kecepatan yang tinggi sehingga mudah pasien, kepuasan pasien merupakan salah
merasa lelah, sehingga mengakibatkan satu tujuan dari peningkatan mutu
gangguan kesehatan dan keletihan pelayanan kesehatan.9
mengakibatkan banyak kekeliruan kerja
karena daya konsentrasi menurun, banyak Hubungan komunikasi terapeutik
kecelakaan kerja, rasa tidak puas karena perawat dengan kepuasaan pasien rawat
tugas tidak sempat dikerjakan. Ditinjau inap
dari tingkat pendidikan sebagian besar Berdasarkan hasil penelitian ini
yang berpendidikan SMA. Tingkat diperoleh sebagian besar responden
pendidikan seseorang akan cenderung menyatakan komunikasi terapeutik

Journal of Islamic Medicine, Volume 5, Number 1, Maret 2021 45


Djala, et al.

perawat dalam kategori baik dan merasa pasien sangat tergantung pada bagaimana
puas dengan pelayanan kesehatan yang faktor tersebut di atas dapat memenuhi
diberikan. Namun ada juga pasien yang harapan. Sebagai contoh; faktor
mersa kurang puas dengan pelayanan komunikasi verbal dan non-verbal perawat
kesehatan yang diberikan. Hal ini dalam komunikasi terapeutik apabila
menunjukkan komunikasi yang diberikan dilaksanakan tidak sesuai dengan spirit
perawat dalam memberikan pelayanan dalam komunikasi tersebut maka yang
keperawatan tentang informasi kesehatan dihasilkan adalah respon ketidakpuasan
tidak sesuai dengan harapan mereka dan dari pasien. Kepuasan dapat dipengaruhi
perawat kurang memperhatikan tehnik- oleh karakteristik yang ada dalam diri
tehnik komunikasi terapeutik disisi lain pasien diantaranya yaitu: latar belakang
rasio antara perawat dan pasien yang sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik,
kurang memadai seperti diruang perawatan pekerjaan, kepribadian, lingkungan hidup,
interna dimana ada tindakan/prosedur yang dan diagnosis penyakit.14
harus dilakukan oleh perawat sehingga Hasil ini sesuai dengan teori yang
terbatas waktu untuk berkomunikasi dikemukakan oleh Dwidiyanti (2008).
dengan pasien. Salah satu faktor yang mempengaruhi
Hasil analisis Chi-Square kepuasan pasien adalah memberikan
menunjukkan adanya hubungan pelayanan dengan komunikasi yang
komunikasi terapeutik perawat dengan terapeutik. Perawat yang memiliki
kepuasaan pasien rawat inap ruang Interna ketrampilan berkomunikasi secara
RSUD Poso (p=0,01). Hasil penelitian ini terapeutik tidak saja akan menjalin
sejalan dengan yang dikemukakan oleh hubungan rasa percaya pada pasien,
Finley (2001) seperti dikutip dalam mencegah terjadinya masalah legal,
Wahyudi (2009) bahwa pasien baru akan memberikan kepuasan profesional dalam
merasa puas apabila kinerja layanan pelayanan keperawatan dan meningkatkan
kesehatan yang diperolehnya sama atau citra profesi keperawatan serta citra rumah
melebihi harapannya dan sebaliknya, sakit.18
kurang puas atau perasaan kecewa pasien Aspek yang membuat pasien tidak
akan muncul apabila kinerja layanan puas adalah perawat kadangkala tidak
kesehatan yang diperolehnya itu tidak memperkenalkan dirinya dan tidak
sesuai dengan harapannya.16 menjelaskan dengan detail tentang fasilitas
Pada Penelitian yang juga dilakukan yang ada di rumah sakit dan kadangkala
oleh Kusumo (2016) menemukan adanya tidak memberikan informed consent ketika
pengaruh komunikasi terapeutik perawat akan melakukan suatu tindakan pada
terhadap kepuasan pasien di Poliklinik dan pasien.
IGD RSUD kota Jogja. Dimana dalam
penelitian ini pasien merasa puas KESIMPULAN
dengan komunikasi terapeutik yang di Berdasarkan hasil penelitian ini
lakukan perawat.17 maka disimpulkan sebagian besar
Menurut Mapa (2009) kepuasan komunikasi terapeutik perawat pada pasien
pasien terhadap komunikasi perawat rawat inap di ruangan interna RSUD Poso
merupakan tingkat perasaan seseorang adalah baik. Sebagian besar pasien rawat
pasien setelah membandingkan inap di ruangan interna RSUD Poso
komunikasi perawat yang dirasakan merasa puas terhadap komunikasi
dengan harapan yang diinginkan oleh terapeutik perawat di RSUD Poso. Ada
pasien setelah menjalani rawat inap.17 hubungan antara komunikasi terapeutik
Banyak faktor penyebab kurang puas perawat terhadap kepuasan pasien rawat
pasien di rumah sakit, salah satunya adalah inap diruangan interna RSUD Poso.
faktor komunikasi perawat. Kepuasan

46 Journal of Islamic Medicine, Volume 5, Number 1, Maret 2021


Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap

UCAPAN TERIMA KASIH 12. Anoraga, (2009). Psikologi Dalam


Penulis Mengucapkan terima kepada Perusahaan. PT. RINEKA
semua pihak terutama STIKES Husada CIPTA:Jakarta.
Mandiri Poso yang banyak berperan dalam 13. Wahyu, E, (2006). Hubungan
pendanaan penelitian ini. Pengetahuan Komunikasi Terapeutik
Terhadap Kemampuan Komunikasi
DAFTAR PUSTAKA Perawat dalam melaksanakan Asuhan
1. Departemen Kesehatan RI. (2009). Keperawatan di Rumah Sakit
Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Elisabeth Purwekerto. Jurnal
Depkes RI Keperawatan Soedirman, Volume 1
2. Departemen Kesehatan RI. (2007). Nomor 2 Nivember 2006.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik 14. Lestari, Sunarto, Kuntari. (2009)
Indonesia Nomor Analisa Faktor Penentu Tingkat
375/MENKES/SK/III/2007 tentang Kepuasan Pasien di Rumah Sakit PKU
Standar Profesi Radiografer. Jakarta: Muhammadiyah Bantul, Jurnal
Depkes RI. Kedokteran dan Kesehatan
3. Damayanti, Mukhripah. (2008). Indonesia.Liliweri, A. 2007. Dasar –
Komunikasi teraupetik dalam praktik dasar komunikasi kesehatan. Pustaka
keperawatan. PT Refika Aditama, Pelajar: Yogyakarta
Bandung. 15. Liliweri, A. (2007). Dasar – dasar
4. Suryani. (2015). Komunikasi komunikasi kesehatan. Pustaka
Terapeutik Teori & Praktik, Ed 2, ECG, Pelajar: Yogyakarta
Jakarta. 16. Kusumo, Mahendro Prasetyo. (2016).
5. Supranto, J. M. A. (2006). Pengukuran pengaruh komunikasi terapeutik
tingkat kepuasan pelanggan untuk perawat terhadap kepuasan pasien
meningkatkan pangsa pasar, Rineka rawat jalan dan IGD di RSUD Kota
Cipta, Jakarta Jogja. Jurnal Medicoeticolegal dan
6. Simamora, R. (2013). Manajemen Manajemen RumahSakit.
keperawatan, EGC, Jakarta. http://journal.umy.ac.id/index.php/mrs
7. Purwaningsih, W dan Karlina, I. (2012). .
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta 17. Mapa, A.R. (2009) Hubungan Persepsi
: Nuha Medika. Pasien Tentang Komunikasi Perawat
8. Suryani. (2015). Komunikasi Dengan Kepuasan Pasien Terhadap
Terapeutik Teori & Praktik, Ed 2, ECG, Komunikasi di RSUP DR. Soeradji
Jakarta. Tirtonegoro Klaten, Universitas
9. Pohan, I, S. (2007). Jaminan mutu Muhammadiyah Surakarta: Surakarta
layanan kesehatan; dasar dasar 18. Dwidiyanti, M. (2008). Keperawatan
pengertian penerapan, EGC, Jakarta. dasar: Konsep “caring”. Komunikasi,
10. Fitri Anggraini, (2013). Hubungan etik, dan spiritual dalam pelayanan
Komunikasi Terapeutik Perawat kesehatan. Semarang: Hasani
Dalam Tindakan Keperawatan Dengan
Tingkat Kepuasan Klien di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Wates Kulon Progo-
Yogyakarta.
ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI
/article/download/230/223.
11. Hidayat, (2007). Pengantar Konsep
Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta:
Salemba Medika.

Journal of Islamic Medicine, Volume 5, Number 1, Maret 2021 47

You might also like