You are on page 1of 7

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP


PENANGANAN TERAPI OKUPASI DI INSTALASI REHABILITASI
MEDIK RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

1
Meilany D. Wongkar
2
Joudy Gessal
2
Leonard S. Angliadi

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: mwongkar11_226@yahoo.co.id

Abstract: Medical rehabilitation aims to lessen the impact of a disability and enhance the
ability of people with disabilities, therefore, they can be involved in social interaction. One of
the rehabilitation treatments is occupation therapy which helps individuals by giving
suggestions and enhancing independence. Quality is a dynamic condition which fills or
surpass the expectations. Quality is closely related to costumers’ satisfaction. It encourages the
costumers to create a strong bond of relationship. This study aimed to obtain patients’
satisfaction degree toward the implementation of occupation therapy in the Medical
Rehabilitation Installation Prof. Dr. R. D Kandou Hospital, Manado. This was a descriptive
observational study. Sampleds were collected by using purposive sampling. The result of the T
Test analysis showed that there was a significant difference between before and after the
therapy with a p value = 0.000. Based on the result of the satisfaction degree to the variable of
expectation and reality, the average obatined was 7.9. Conclusion: Patients’ expectation
degree was higher than the reality of service that they received.
Keywords: medical rehabilitation, occupation therapy, patients satisfaction degree.

Abstrak: Rehabilitasi medik bertujuan untuk mengurangi dampak keadaan cacat dan
meningkatkan kemampuan penyandang cacat sampai interaksi sosial. Salah satu pelayanan
rehabilitasi ialah terapi okupasi, yang membantu individu dalam memberi anjuran dan
menjamin bantuan untuk meningkatkan kemandirian. Kualitas merupakan kondisi dinamis
yang memenuhi atau melebihi harapan. Kualitas memiliki hubungan yang sangat erat dengan
kepuasan pelanggan, yaitu kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk
menjalani ikatan hubungan yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
tingkat kepuasan pasien terapi okupasi di Instalasi Rehabilitas Medik RSUP. Prof. Dr. R. D.
Kandou. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional. Pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling. Hasil analisis uji t menunjukkan terdapat perbedaan bermakna sebelum
dan sesudah terapi dengan nilai p = 0,000. Berdasarkan hasil uji nilai tingkat kepuasan
terhadap variabel harapan dan kenyataan menunjukkan perbedaan dengan nilai rata-rata 7,9.
Simpulan: Nilai harapan pasien lebih besar dari kenyataan pelayanan yang mereka terima.
Kata kunci: rehabilitasi medik, terapi okupasi, tingkat kepuasan pasien

Rumah Sakit merupakan salah satu kesembuhan dan kesehatan pasien, serta
lembaga yang bergerak dibidang mengupayakan pendidikan hidup sehat
pelayanan jasa kesehatan dengan bagi masyarakat. Menurut Menteri
tanggungjawab memberikan pengobatan, Kesehatan Republik Indonesia Nomor
memberikan perawatan, mengusahakan 340/MENKES/PER/III/2010, rumah sakit
651
Wongkar, Gessal, Angliadi: Analisis tingkat kepuasan...

adalah institusi pelayanan kesehatan yang sosial dan emosi individu sebagaimana
menyelenggarakan pelayanan kesehatan mestinya.5
perorangan secara paripurna yang Pada bulan Agustus-Desember 2013
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jumlah pasien di Instalasi Rehabilitasi
jalan, dan gawat darurat. Hakikat dasar Medik RSUP Prof.Dr.R.D Kandou
dari rumah sakit adalah pemenuhan sebanyak 3194 pasien, dengan perincian
kebutuhan dan tuntutan pasien yang sebagai berikut; sebanyak 542 pasien pada
mengharapkan penyelesaian masalah bulan Agustus, 649 pasien pada bulan
kesehatannya pada rumah sakit.Pasien September, 761 pasien pada bulan
memandang bahwa hanya rumah sakit Oktober, 768 pasien pada bulan
yang mampu memberikan pelayanan November, 474 pasien pada bulan
medis sebagai upaya penyembuhan dan Desember.
pemulihan atas rasa sakit yang Kualitas pelayanan kesehatan
dideritanya. Pasien mengharapkan terhadap masyarakat sangat tergantung
pelayanan yang siap, cepat tanggap dan kepada pemberi layanan dan sistem yang
nyaman terhadap keluhan penyakit dipakai. Dokter, perawat, dan tenaga
pasien.1 penunjang medis serta non medis yang
Program rehabilitas adalah bentuk bertugas dirumah sakit harus memahami
pelayanan kesehatan yang terpadu dengan cara melayani konsumennya dengan baik.6
pendekatan medik, psikososial, Dalam setiap tindakan medis setiap pasien
edukasional-vokasional yang bertujuan sangat mengharapkan adanya patient
mencapai kemampuan fungsional safety, karena patient safety juga
semaksimal mungkin dan mencegah merupakan salah satu pengukur akan
serangan berulang. Dalam pelayanan tingkat kepuasan dari pasien.
rehabilitasi ini merupakan pelayanan Berdasarkan hal-hal di atas penulis
dengan pendekatan multidisiplin yang merasa perlu untuk melakukan penelitian
terdiri dari dokter ahli rehabilitasi medik, ini untuk menilai tingkat kepuasan pasien
perawat, fisioterapis, terapi okupasional, di Instalasi Rehabilitas Medik BLU
pekerja sosial medik, psikolog serta klien RSUP.Prof. Dr. R. D. Kandou dengan
dan keluarga turut berperan.2 Menurut menggunakan kuisioner untuk menilai
WHO, semua tindakan yang ditunjukan tingkat kepuasan pasien terhadap terapi
guna mengurangi dampak keadaan cacat okupasi. Diharapkan penelitian ini dapat
dan meningkatkan kemampuan memberikan informasi tentang bagaimana
penyandang cacat sampai interaksi sosial pelayanan di rehabilitas medik guna
disebut dengan rehabilitas medik, dan memenuhi kebutuhan pasien.
program ini sangat diperlukan guna
meringankan kecacatan pada cacat primer METODE PENELITIAN
dan pencegahan terhadap keadaan cacat Penelitian ini adalah metode
berat.3 penelitian deskriptif observasional.
Salah satu pelayanan rehabilitasi Penelitian ini akan dilaksanakan di
adalah terapi okupasi.Terapi okupasi Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof.
merupakan sumber yang membantu Dr. R. D. Kandou Manado. Waktu
individu dalam memberi anjuran dan penelitian dilaksanakan pada bulan
menjamin bantuan untuk meningkatkan November 2014 –Januari 2015.
kemandirian. Pasien dilatih untuk Populasi target dalam penelitian ini
berpindah dan melakukan aktivitas sehari- ialah pasien yang sedang melakukan
hari.4 Prinsip-prinsip terapi okupasi terapi okupasi di Instalasi Rehabilitasi
terbagi dua yaitu berdasarkan kegunaan Medik. Pengambilan sampel dilakukan
dan berdasarkan pelaksanaanya. Melalui secara purposive sampling yakni
terapi okupasi diharapkan dapat penarikan sampel kepada seluruh
memperbaiki fungsi fisik, intelektual, responden yang dianggap memenuhi
652
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

kriteria untuk memberikan data secara Tabel 1. Hubungan Terapi Okupasi dengan
objektif dan akurat. Tingkat Kepuasan Pasien
Kriteria inklusi yaitu pasien yang
bersedia dan berpartisipasi untuk ikut Tingkat
dalam penelitian, pasien yang sedang Kepuasan
melakukan terapi okupasi minimal Terapi r = 0,031
>2minggu dan pasien yang kooperatif. Okupasi p = 0,866
Kriteria eksklusi yaitu pasien yang tidak
bersedia berpartisipasi untuk ikut dalam Hubungan diagnosis dengan
penelitian. Variabel dalam penelitian ini kenyataan dalam pelayanan di rumah
yaitu karakteristik responden yang terdiri sakit, dimana nilai r = -0,045 dan nilai p =
dari umur jenis kelamin, pekerjaan, 0,805. Berdasarkan nilai r dapat diketahui
diagnosis penyakit, lama terapi, terapi bahwa kekuatan hubungannya antara dua
penyerta dan variabel kepuasan pasien variabel sangat lemah, sedangkan
yang terdiri dari kondisi lingkungan fisik, berdasarkan nilai p = 0,805 > 0,05, yang
hubungan interpersonal dan pelayanan menyatakan tidak terdapat hubungan
terapi. antara diagnosis dengan kenyataan dalam
Cara pengambilan data dilakukan pelayanan di rumah sakit.
observasi langsung dengan cara
menggunakan kuisioner yang telah berisi Tabel 2. Hubungan Diagnosis dengan
pertanyaan-pertanyaan yang mendukung Kenyataan Kepuasan Pasien
bagi peneliti untuk mengumpulkan data
Kenyataan Pelayanan
RS
HASIL PENELITIAN DAN
r = -0,045
BAHASAN Diagnosis
p = 0,805
Lokasi penelitian bertempat di
Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Prof.
Hubungan lama terapi dengan
Dr. R.D Kandou Manado. Subjek
kenyataan dalam pelayanan di rumah
penelitian yaitu pasien dewasa yang
sakit, dimana nilai r = 0,042 dan nilai p =
kooperatif dan sudah lebih dari atau 2
0,821. Berdasarkan nilai r dapat diketahui
minggu terapi okupasi. Jumlah responden
bahwa kekuatan hubungannya antara dua
dalam penelitian ini berjumlah 32 orang.
variabel sangat lemah, sedangkan
Pengumpulan data dilakukan dengan
berdasarkan nilai p = 0,821 > 0,05, yang
observasi langsung menggunakan
menyatakan tidak terdapat hubungan
kuisioner. Gambaran responden yang
antara lama terapi dengan kenyataan
menjadi sampel diklasifikasikan
dalam pelayanan di rumah sakit (Tabel 3).
berdasarkan jenis kelamin, umur,
pekerjaan, diagnosis, lama terapi, terapi Tabel 3. Hubungan Lama Terapi dengan
penyerta dan anggota tubuh yang Kenyataan Kepuasan Pasien
terganggu.
Hubungan terapi okupasi terhadap Kenyataan Pelayanan RS
tingkat kepuasan pasien, dimana nilai r = r = 0,042
Lama Terapi
0,031 dan nilai p = 0,866. Berdasarkan p = 0,821
nilai r dapat diketahui bahwa kekuatan
hubungannya antara dua variabel sangat Hubungan terapi penyerta dengan
lemah, sedangkan berdasarkan nilai p = kenyataan dalam pelayanan di rumah
0,866 > 0,05, yang menyatakan tidak sakit, dimana nilai r = -0,030 dan nilai p =
terdapat hubungan antara terapi okupasi 0,870. Berdasarkan nilai r dapat diketahui
dengan tingkat kepuasan pasien (Tabel 1). bahwa kekuatan hubungannya antara dua
variabel sangat lemah, sedangkan
berdasarkan nilai p = 0,870 > 0,05, yang
653
Wongkar, Gessal, Angliadi: Analisis tingkat kepuasan...

menyatakan tidak terdapat hubungan Tabel 7. Analisis Uji T Nilai Tingkat


antara lama terapi dengan kenyataan Kepuasan
dalam pelayanan di rumah sakit (Tabel 4).
Mean Harapan –
Tabel 4. Hubungan Terapi Penyerta dengan Kenyataan
Kenyataan Kepuasan Pasien Tingkat t = 4,035
7,9
Kepuasan p = 0,000
Kenyataan Pelayanan RS
r = -0,030 Nilai signifikan terhadap variabel
Terapi Penyerta kenyataan dan harapan diperoleh p =
p = 0,870
0,000 < 0,05, yang menyatakan bahwa
Hubungan diagnosis dengan terdapat perbedaan tingkat kepuasan
kenyataan dalam pelayanan di rumah tangibles antara kenyataan dan harapan
sakit, dimana nilai r = 0,017 dan nilai p = dengan nilai rata-rata 2,5 (Tabel 8).
0,926. Berdasarkan nilai r dapat diketahui
bahwa kekuatan hubungannya antara dua Tabel 8. Analisis Uji T Nilai Tingkat
variabel sangat lemah, sedangkan Kepuasan Tangibles
berdasarkan nilai p = 0,926 > 0,05, yang
Harapan –
menyatakan tidak terdapat hubungan
Mean Kenyataan
antara anggota gerak yang terganggu
Tingkat t = 1,439
dengan kenyataan dalam pelayanan di 2,5
Kepuasan p = 0,000
rumah sakit (Tabel 5).
Nilai signifikan terhadap variabel
Tabel 5. Hubungan Anggota Gerak
Terganggu dengan Kenyataan Kepuasan kenyataan dan harapan diperoleh p =
Pasien 0,566 >0,05, yang menyatakan bahwa
tidak terdapat perbedaan tingkat kepuasan
Kenyataan antara kenyataan dan harapan dengan nilai
Pelayanan RS rata-rata 0,4 (Tabel 9).
Anggota Gerak r = 0,017
Terganggu p = 0,926 Tabel 9. Analisis Uji T Nilai Tingkat
Kepuasan Empati
Terdapat kemajuan sebelum terapi
dan setelahterapi diperoleh p = 0,000 < Mean Harapan –
Kenyataan
0,05, yang menyatakan bahwa terdapat
Tingkat t = 1,179
perbedaan terapi okupasi sebelum dan 0,4
Kepuasan p = 0,566
setelah terapi okupasi dengan nilai rata-
rata 59,18 (Tabel 6). Nilai signifikan terhadap variabel
Tabel 6. Analisis Uji T Nilai Terapi Okupasi
kenyataan dan harapan diperoleh p =
0,000 < 0,05, yang menyatakan bahwa
Mean Kemajuan terdapat perbedaan tingkat kepuasan
Terapi t = 21,521 antara kenyataan dan harapan dengan nilai
59,18 rata-rata 2,3 (Tabel 10).
Okupasi p = 0,000

Nilai signifikan terhadap variabel Tabel 10. Analisis Uji T Nilai Tingkat
Kepuasan Reliability
kenyataan dan harapan diperoleh p =
0,000 <0,05, yang menyatakan bahwa
Mean Harapan –
terdapat perbedaan tingkat kepuasan antara Kenyataan
kenyataan dan harapan dengan nilai rata- Tingkat t = 1,208
rata 7,9 (Tabel 7). 2,3
Kepuasan p = 0,000

654
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

Nilai signifikan terhadap variabel pasien.


kenyataan dan harapan diperoleh p = Dimensi tangible dilihat dari
0,006 <0,05, yang menyatakan bahwa bagaimana ruang terapinya, ruang tunggu
terdapat perbedaan tingkat kepuasan cukup atau tidak, tempat terapi nyaman
antara kenyataan dan harapan dengan nilai atau tidak, adanya peralatan yang lengkap
rata-rata 1,5 (Tabel 11). atau menunjang dalam proses terapi,
ketersediaan toilet serta penampilan yang
Tabel 11. Analisis Uji T Nilai Tingkat rapi dari terapis okupasi. Berdasarkan
Kepuasan Ketanggapan hasil uji nilai tingkat kepuasan dilihat dari
dimensi tangible menunjukan terdapat
Mean Harapan – perbedaan antara harapan dan kenyataan
Kenyataan
pelayanan pasien dengan nilai rata-rata
Tingkat t = 0,459
Kepuasan
1,5
p = 0,006
2,5.
Dimensi yang selanjutnya yaitu
empati yang dilihat dari waktu pelayanan
Menyatakan bahwa terdapat
cukup atau tidak, pelayanannya sesuai
perbedaan tingkat kepuasan antara
kebutuhan pasien, sikap sopan dan ramah
kenyataan dan harapan dengan nilai rata-
dari terapis okupasi serta mendengarkan
rata 1,1 (Tabel 12).
keluhan pasien. Berdasarkan hasil uji
Tabel 12. Analisis Uji T Nilai Tingkat menunjukan nilai p = 0,566 dimana tidak
Kepuasan Kepastian terdapat pebedaan antara kenyataan dan
harapan. Ini berarti empati dari terapis
Mean Harapan – okupasi telah sesuai dengan harapan
Kenyataan pasien sehingga menunjukkan kepuasan
Tingkat t = 0,359 pasien dalam dimensi empati.
1,1
Kepuasan p = 0,005 Dimensi reliability/ keandalan dinilai
dari bagaimana pelayanan terapi yang
Data dari hasil analisis uji t diberikan berhati-hati atau tidak, terapis
menunjukan bahwa terdapat perbedaan okupasi menjelaskan penyakit yang
yang bermakna sebelum dan sesudah diderita pasien, selain itu menjelaskan
terapi dengan diperoleh p = 0,000. terapi yang akan diberikan atau tindakan
Kemajuan terhadap penangan terapi yang akan dilakukan. Berdasarkan hasil
okupasi ini dengan nilai rata-rata 59,18. uji dengan nilai p = 0,000 menunjukan
Ditunjang dari frekuensi lamanya terapi terdapat perbedaan antara kenyataan dan
atau ketaatan terapi serta terapi penyerta harapan pasien pada dimensi ini.
yang dijalani menunjukan ada kemajuan Pada dimensi responsive/
terapi. Peralatan yang menunjang dan ketanggapan dinilai bagaimana terapis
penangan yang baik juga akan okupasi tanggap dalam melayani pasien,
memberikan dampak pada kemajuan melayani dengan baik, tepat, cepat dan
terapi. Sebagai okupasi terapis perlu melakukan tindakan sesuai dengan
berempati, senyum, ramah dan juga prosedur. Berdasarkan hasil uji dengan
menghibur pasien sebagai dukungan untuk nilai p = 0,006 menunjukkan terdapat
kesembuhannya.23 perbedaan antara harapan dan kenyataan
Dimensi kualitas pelayanan sangat pasien terhadap ketanggapan terapis
berperan dalam kepuasan pasien, yang okupasi.
terdiri dari tangible, reliabilitas, responsif Dimensi yang terakhir yaitu
atau ketanggapan, asuransi atau jaminan assurance/ kepastian dimana dilihat
dan empati.22 Perlu dinilai tingkat kemampuan dan pengetahuan terapis
kepuasan pasien berdasarkan kenyataan okupasi dalam diagnosis pasien atau
pelayanan yang mereka dapatkan dalam menentukan terapi yang dibutuhkan
dibandingkan dengan tingkat harapan pasien, terapis okupasi mampu menjawab
655
Wongkar, Gessal, Angliadi: Analisis tingkat kepuasan...

pertanyaan pasien seputar penyakit atau 7. Wahyuni K, Tulaar A. Kedokteran Fisik


terapi yang pasien jalani secara dan Rehabilitasi. Jakarta: PERDOSRI,
meyakinkan sehingga pasien akan merasa 2012; p. 7.
aman dan nyaman dengan pelayanan yang 8. Ibrahim AS. Stroke. Medika. 2001;XVIII.
diberikan. Berdasarkan hasil uji 9. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak,
Bali. Jakarta: Buku Kedokteran EGC,
didapatkan nilai p = 0,005 menunjukkan
1995; p. 181.
terdapat perbedaan antara kenyataan dan 10. Widati S. Rehabilitasi. Available from:
harapan pada dimensi ini. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._
Berdasarkan hasil uji nilai tingkat PEND._LUAR_BIASA/19531014198
kepuasan terhadap variabel harapan dan 7032-
kenyataan menunjukan perbedaan dengan SRI_WIDATI/MK_REHAB/REHAB
nilai p = 0,000 dan nilai rata-rata 7,9 ILITASI_PSIKO_FISIKAL.pdf
dimana nilai harapan tidak sesuai dengan 11. Sugiamin M. Rehabilitasi Psikofisikal,
kenyataan. Hasil ini menunjukkan bahwa Bandung. 2007. Available from:
nilai harapan pasien lebih besar dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._
PEND._LUAR_BIASA/19540527198
kenyataan pelayanan yang mereka terima.
7031-
Pasien mengharapkan kualitas pelayanan
MOHAMAD_SUGIARMIN/REHAB
yang lebih baik. Namun demikian, dari ILITASI_PSIKOFISIKA1.pdf
segi empati pelayanan yang diberikan 12. Wahyuni K, Tulaar A. Kedokteran Fisik
sudah memuaskan karena sesuai nilai dan Rehabilitasi. Jakarta: PERDOSRI,
harapan pasien. 2012; p. 7-8.
13. Riyadi S, PurwantoT. Asuhan
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
1. Mulyadi D, Fadli U, Ningsih S. Analisis Graha Ilmu, 2009.
Manajemen Mutu Pelayanan 14. World Health Organization. International
Kesehatan Pada Rumah Sakit classification of functioning, disability
Karawang. 2013 [3 April 2013]. and health (ICF). 2007. Available
Available from : from:http://who.int/classificatioin/icf/
http://jurnal.feunsika.ac.id/wpcontent/ site/icftemplate.cfm?myurl=home
uploads/2013/06/AnalisisManajemen- 15. Yerxa EJ. The social and psychological
Mutu-Pelayanan-Kesehatan Pada- experience of having a disability:
Rumah-Sakit-Islam-Karawang.pdf. Implications for occupational
2. Purwanti O, Maliya A. Rehabilitas Klien therapists. London, 2001.
Pasca Stroke. 2008. Available 16. King JC, Nelson TR, Heye ML,
from:http://publikasiilmiah.ums.ac.id/ Turtorro TC, Titus MND.
bitstream/handle/123456789/471/1h.p Prescription, referrals, order writing
df?sequence=1. and the rehabilitation team function.
3. Hamid T, Satori D. Ilmu Kedokteran In: DeLisa JA, Gans BM.
Fisik dan Rehabilitasi. Surabaya: Unit Rehabilitation Medicine: Principles
Rehabilitas Medik RSUD. Dr. and Practice. Philadelphia: Lippincott-
Soetomo; 1992. Raven Publishers, 1998.
4. Muttaqin A. Buku Ajar Asuhan 17. Barnes JG. Secrets of Customer
Keperawatan Klien Dengan Relationship Management.
Gangguan Sistem Pernapasan. Yogyakarta, 2003
Jakarta: Salemba Medika, 2008; p. 18. Kotler P. Manajemen Pemasaran:
383. Analisis, Perencanaan, Implementasi
5. Nurlina. Terapi Okupasi Untuk dan Pengendalian. Jakarta: Salemba
Keterampilan Pita Rambut Pada Anak Empat, 2000.
Tuna Grahita. 2008. Available from : 19. Utomo S. Memahami Fenomena Kepuasan
http://ejournal.unesa.ac.id/article/7526 Pasien Rumah Sakit. Jurnal
/83/article.pdf. Manajemen Kesehatan. 2009.
6. T. M. Perilaku Organisasi, Jakarta: Raja 20. Tjiptono F. Strategi Pemasaran,
Grafindo Persada, 2002. Yogyakarta. 2000. Available from:

656
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 2, Mei-Agustus 2015

http://eprints.uns.ac.id/4677/1/138651 23. Yuliastuti, Arso S, Nugraha P. Hubungan


008201007591.pdf. Antara Persepsi Kualitas Pelayanan
21. Nova R. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dengan Minat Kunjungan Ulang
Terhadap Kepuasan Pasien, Surakarta. Pasien Rawat Jalan Okupasi Terapi
2010 Available from: RS Ortopedi dr. R. Soeharso
http://eprints.uns.ac.id/4677/1/138651 Surakarta. 2010. Available from:
008201007591.pdf. http://www.academia.edu/3063884/H
22. Supranto J. Pengukuran Tingkat ubungan_Antara_Persepsi_Kualitas_P
Kepuasan Pelanggan untuk elayanan_Dengan_Minat_Kunjungan
Menangkap Pangsa Pasar. Jakarta: _Ulang_Pasien_Rawat_Jalan_Okupas
Rineka Cipta, 2006 i_Terapi_RS_Ortopedi_dr._R._Soehar
so_Surakarta_

657

You might also like