Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Pemberian Informasi Sebelum Dilakukan Tindakan Invasif Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Rawat Inap Di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
(The Correlation Between Nurses Motivation With the Implementation of 12 Principles of Right in
Medicine
Giving in Inpatient Wards Of dr. H. Koesnadi
Hospital In Bondowoso)
Aulia Royyani Elya, Retno Purwandari, Hanny Rasni
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp./Fax (0331) 323450
e-mail korespondensi: auliaelya@rocketmail.com
Abstract
Nurse is the most appropriate medical staff to give medicine and vacate their time for the
patients. In giving medicine, nurse also must concern on the given prescription must be
appropriate, the exact qualification of dosis that is given and always applying 12
principles right away. This condition might cause the occurrence of interaction between
the characteristic of a nurse that is her motivation and his work. The purpose of the
research is to analyze the relation of nurses motivation and applied of 12 principles of
right in giving medicine in inpatient wards of dr. H. Koesnadi hospital in Bondowoso. The
design of this research that is used is observational analysis with cross sectional and
sample approach used 51 corespondences. Data collection technique is sample
probability with simply random sampling. The result of the data analysis used chi square
test. The result show that P value 0.005 (0.005< =0.05) means that there is relation
between nurses motivation and the applies 12 principles of right in giving
medicines.having this researc, hopefully for the institution of the hospital for increase
even more the nurses motivation in working by giving reward and punishment to the
nurses and give them special seminar related to 12 principles of right in giving medicines.
Keywords: nurses motivation, 12 principles of right in giving medicines, inpatient wards
Abstrak
Perawat merupakan tenaga perawat kesehatan yang paling tepat untuk memberikan obat
dan meluangkan sebagian waktunya ke pasien. Perawat dalam memberikan obat juga
harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada
dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar. Kondisi
seperti ini akan menyebabkan terjadinya interaksi antara sifat seorang perawat, yaitu
motivasi yang ada pada dirinya dengan kinerjanya. Tujuan dalam penelitian ini adalah
menganalisis hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan prinsip 12 benar dalam
pemberian obat di ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Desain
penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional dan sampel yang digunakan 51 responden. Teknik pengambilan sampel
menggunakan probability sampling dengan cara simple random sampling. Hasil analisis
data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa P value 0.005
(0.005 < =0.05) berarti ada hubungan antara motivasi perawat dengan pelaksanaan
prinsip 12 benar dalam pemberian obat. Dari penelitian ini diharapkan kepada institusi
rumah sakit untuk lebih meningkatkan motivasi perawat dalam bekerja dengan cara
memberikan reward dan punishment kepada perawat dan memberikan seminar khusus
terkait prinsip 12 benar dalam pemberian obat.
Kata kunci: motivasi perawat, prinsip 12 benar dalam pemberian obat, ruang rawat inap
Pendahuluan
Menurut SK Dirjen Yanmed tahun 1997
tentang hak dan kewajiban perawat dan bidan
di Rumah Sakit menyebutkan bahwa perawat
mempunyai kewajiban memberikan informasi
yang adekuat tentang tindakan keperawatan
atau kebidanan kepada pasien dan atau
keluarganya
sesuai
dengan
batas
kewenangannya.
Dalam
menajalankan
tugasnya perawat memandang pasien tidak
hanya aspek fisik saja namun secara holistik
yang terdiri atas bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual (Kusnanto,2004). Penatalaksanaan
perawatan yang dilakukan di rumah sakit
Elya, et al, Hubunga Pemberian Informasi Sebelum Dilakukan Tindakan Invasif Dengan ...
Elya, et al, Hubunga Pemberian Informasi Sebelum Dilakukan Tindakan Invasif Dengan ...
Karakteristik pasien
Mean
Median
3,68
No
Frekuensi
(orang)
Persentase
(%)
18
40
5
28,6
63,5
7,9
63
100
36
27
57,1
42,9
100
Total
Pekerjaan
a. PNS
b. wiraswasta
c. Petani
d. tidak bekerja
63
Total
Pendidikan
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. PT
63
1,60
33,3
36.5
28,5
100
33
23
5
2
63
52,4
36,5
7,9
3,2
100
Total
1
21
23
18
Frekuensi (orang)
a.
Kurang
10
b.
Cukup
40
c.
Baik
13
Total
63
indikator
sebelum
di ruang
Koesnadi
Kurang
Cukup
Frekuensi
(orang)
Persentase
(%)
Frekuensi
(orang)
Persentase
(%)
16
25,4
18
20,6
12,7
32
50,8
16
25,4
33
52,4
Tabel
5.4
menunjukkan
bahwa
pemberian informasi pada indikator akurat
sebagian besar dikategorikan baik yaitu
sebanyak 29 pasien (46%), sedangkan
pemberian informasi pada indikator tepat
Elya, et al, Hubunga Pemberian Informasi Sebelum Dilakukan Tindakan Invasif Dengan ...
dengan
kecemasan
tingkat
Pembahasan
Karakteristik Responden
a. Ringan
0
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar
pasien rawat inap yang menjadi pasien telah
b. Sedang
46
dirawat selama 4 hari dan standar deviasi atau
c. Berat
17
sebaran datanya sebasar 0,964. Semakin
rendah standar deviasi, semakin rendah
Total
63
penyimpangan data dari rata-rata hitungnya,
sehingga dikatakan data memiliki variabilitas
Berdasarkan
tabel
5.5
diatas
rendah. Artinya data lama hari rawat pasien
mennunjukkan hasil bahwa pasien mengalami
rawat inap di RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
kecemasan sedang sebanyak 46 orang (73%)
pada bulan September Oktober
2014
dan pasien yang mengalami kecemasan berat
adalah homogen. Lama perawatan akan
sebanyak 17 orang (27%) dan tidak ada
membentuk suatu pengalaman bagi pasien
pasien yang mengalami cemas ringan.
tentang pelayanan yang di terima selama
menjalani perawatan. Pengalaman tersebut
Tabel 5.6 Distribusi pasien menurut indikator tingkat
akan membentuk suatu persepsi pada layanan
kecemasan di ruang rawat inap RSU
keperawatan yang ia terima Pengalaman dari
dr. H. Koesnadi Bondowoso 2014
pasien merupakan bagian penting dan
(n=63)
bahkan sangat menentukan bagi kondisi
mental individu di kemudian hari (Kaplan &
Indikator
Ringan
Sedang
Sadock dalam Lutfa, 2008).
Frekuensi Persentase Frekuensi
Variabel
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
(orang)
(%)
(orang)
Tingkat
sebagian
besar pasien yang menjalani
Kecemasan
perawatan
berada di rentang usia dewasa
a. Fisik
1
1,6
50
pertengahan 40 pasien (63,5%) dan jumlah
b. Kognitif
1
1,6
33
pasien yang sedikit berada direntang usia
c. Emosional
2
3,2
44
dewasa lanjut 5 pasien (7,9%). Umur
berkorelasi dengan pengalaman, pengalaman
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan
berkorelasi dengan pengetahuan, pemahaman
hasil bahwa memaparkan keberagaman data
dan pandangan terhadap suatu penyakit atau
mengenai
indikator
tingkat kecemasan
kejadian sehingga akan membentuk persepsi
pasien. Mayoritas jumlah respon fisik terkait
dan sikap. Kematangan dalam proses berpikir
kecemasan berada pada kategori sedang yaitu
pada individu yang berumur dewasa lebih
sebanyak 50 orang (79,4%) dan terendah
memungkinkannya
untuk
menggunakan
pada kategori ringan 1 orang (1,6%),
mekanisme
koping
yang
baik
dibandingkan
sedangkan jumlah respon kognitif terkait
kelompok
umur
anak
anak
(Lukman,
2009)..
kecemasan mayoritas berada pada kategori
Karakteristik
jenis
kelamin
pasien
ini
sedang yaitu 33 orang (52,4%) dan terendah 1
dapat
mempengaruhi
penelitian,
berdasarkan
orang (1,6%). Jumlah respon emosional terkait
karakter serta perbedaan hormonal maupun
kecemasan mayoritas berada pada kategori
kondisi psikologis antara laki-laki dan wanita
sedang yaitu sebanyak 44 orang (69,8%) dan
sehingga dapat
menyebabkan perbedaan
terendah 2 orang (3,2%).
karakteristik emosi di antara keduanya, maka
wanita memiliki tingkat kecemasan yang lebih
Tabel 5.7 Analisis Bivariat Hubungan Pemberian
tinggi dibanding pria. Kahn (dalam Fanani,
Informasi Sebelum Dilakukan Tindakan
Invasif Dengan Tingkat Kecemasan
2010) menyatakan bahwa wanita mempunyai
Pasien Rawat Inap Di RSU dr. H.
kehangatan emosionalitas, sikap hati-hati dan
Koesnadi Kabupaten Bondowoso (n=63)
sensitif serta kondisi yang tinggi daripada lakilaki dan wanita dinilai sensitif serta memiliki
Hubungan
Pemberian Koefisien korelasi (r)
jiwa yang lemah serta tidak menyukai kondisi
0,567
Informasi
sebelum
emosi
yang
tidak
menyenangkan.
dilakukan tindakan invasif
Distribusi karakteristik pasien untuk
Tingkat Kecemasan
Frekuensi (orang)
Elya, et al, Hubunga Pemberian Informasi Sebelum Dilakukan Tindakan Invasif Dengan ...
Elya, et al, Hubunga Pemberian Informasi Sebelum Dilakukan Tindakan Invasif Dengan ...
Elya, et al, Hubunga Pemberian Informasi Sebelum Dilakukan Tindakan Invasif Dengan ...