You are on page 1of 7

Utami, et al, Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam ...

Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12


Benar dalam Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap
RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso
(The Correlation between Nurses’ Motivation with the
Implementation of 12 Principles of Right in Medicine
Giving in Inpatient Wards of dr. H. Koesnadi
Hospital In Bondowoso)
Retno Utami, Dodi Wijaya, Iis Rahmawati
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Telp./Fax (0331) 323450
e-mail: utamiretno86@yahoo.co.id

Abstract
Nurse is the most appropriate medical staff to give medicine and vacate their time for the
patients. In giving medicine, nurse also must concern on the given prescription must be
appropriate, the exact qualification of dosis that is given and always applying 12 principles
right away. This condition might cause the occurrence of interaction between the characteristic
of a nurse that is her motivation and his work. The purpose of the research is to analyze the
relation of nurse’s motivation and applied of 12 principles of right in giving medicine in inpatient
wards of dr. H. Koesnadi hospital in Bondowoso. The design of this research that is used is
observational analysis with cross sectional and sample approach used 51 correspondences.
Data collection technique is sample probability with simply random sampling. The result of the
data analysis used chi square test. The result show that P value 0.005 (0.005< α=0.05) means
that there is relation between nurse’s motivation and the applies 12 principles of right in giving
medicines having this research, hopefully for the institution of the hospital for increase even
more the nurse’s motivation in working by giving reward and punishment to the nurses and
give them special seminar related to 12 principles of right in giving medicines.

Keywords: nurse’s motivation, 12 principles of right in giving medicines, inpatient wards

Abstrak
Perawat merupakan tenaga perawat kesehatan yang paling tepat untuk memberikan obat dan
meluangkan sebagian waktunya ke pasien. Perawat dalam memberikan obat juga harus
memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang
diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar. Kondisi seperti ini akan
menyebabkan terjadinya interaksi antara sifat seorang perawat, yaitu motivasi yang ada pada
dirinya dengan kinerjanya. Tujuan dalam penelitian ini adalah menganalisis hubungan
motivasi perawat dengan pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian obat di ruang rawat
inap RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso. Desain penelitian yang digunakan adalah
observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dan sampel yang digunakan 51
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan cara
simple random sampling. Hasil analisis data menggunakan uji chi square. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa P value 0.005 (0.005 < α=0.05) berarti ada hubungan antara motivasi
perawat dengan pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian obat. Dari penelitian ini
diharapkan kepada institusi rumah sakit untuk lebih meningkatkan motivasi perawat dalam
bekerja dengan cara memberikan reward dan punishment kepada perawat dan memberikan
seminar khusus terkait prinsip 12 benar dalam pemberian obat.

Kata kunci: motivasi perawat, prinsip 12 benar dalam pemberian obat, ruang rawat inap

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.3), September, 2015 457


Utami, et al, Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam ...

Pendahuluan Bondowoso, perawat di rumah sakit ini memang


tidak memperhatikan prinsip 12 benar dalam
Keperawatan adalah pelayanan pemberian obat dengan alasan tidak
profesional yang merupakan bagian dari mengetahui tentang prinsip 12 benar, beban
pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat kerja yang terlalu banyak, dan keinginan untuk
keperawatan. Keperawatan berbentuk melaksanakan 12 benar obat kurang. Rumah
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang sakit ini pernah terjadi kesalahan pengobatan di
komprehensif dan ditujukan kepada individu, salah satu ruang rawat inap. Perawat yang
kelompok dan masyarakat baik sakit maupun bertugas dalam memberikan obat tidak sesuai
sehat. Perawat pada dasarnya mempunyai dengan rute yang benar sehingga menyebabkan
beberapa jenis fungsi dalam menjalankan kejadian yang fatal kepada pasien.
perannya. Fungsi tersebut antara lain fungsi Hasil wawancara dengan 7 perawat
keperawatan mandiri (independen), fungsi secara acak didapatkan bahwa 4 orang perawat
ketergantungan (dependen), fungsi kolaboratif tidak selalu melakukan prinsip 12 benar, bahkan
(interdependen). Perawat dalam melaksanakan prinsip 6 benar pun hanya dilakukan kadang-
pemberian obat yang aman bagi klien juga kadang. Perawat tidak memantau dan
menjalankan fungsi independent yaitu mandiri, mengevaluasi setelah pemberian obat. Pada
karena dalam memberikan obat perawat saat pemberian obat perawat hanya
mempunyai tanggung jawab sendiri misalnya memberikan informasi di awal pengobatan saja.
perawat harus mematuhi standar prosedur tetap Obat-obat yang diberikan pada malam hari
dalam pemberian obat dan mematuhi prinsip khusunya perawat dengan jaga malam memang
benar yang menjadi pedoman dalam pemberian tidak diberikan pada waktu yang tepat dengan
obat. Perawat dalam memberikan obat juga alasan bahwa pada jam tersebut
harus memperhatikan resep obat yang diberikan mengganggung istirahat pasien. Dua perawat
harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis menyebutkan bahwa hal yang mempengaruhi
yang diberikan sesuai resep dan selalu kejadian tersebut adalah fasilitas rumah sakit
menggunakan prinsip 12 benar [1]. yang kurang mendukung dalam pelayanan
Penelitian di Indonesia yang dilakukan pasien dan pemberian obat ini merupakan
oleh Lestari menyatakan bahwa di rumah sakit pekerjaan yang kurang memantang.
Mardi Rahayu Kudus di dapatkan data 30% obat Pengelolaan asuhan keperawatan akan
yang diberikan tidak didokumentasikan, 15% berhasil apabila seorang perawat memiliki
obat diberikan dengan cara yang tidak tepat, tanggung jawab, mempunyai pengetahuan
23% obat diberikan pada waktu yang tidak tepat, tentang manajemen keperawatan dan
2% obat tidak diberikan, dan 12% obat diberikan kemampuan memimpin orang lain di samping
dengan dosis yang tidak tepat. Dwiprahasto pengetahuan dan keterampilan klinis yang harus
menyatakan bahwa 11 % medication error di dikuasainya pula. Kondisi seperti ini akan
rumah sakit berkaitan dengan kesalahan saat menyebabkan terjadinya interaksi antara sifat
menyerahkan obat ke pasien dalam bentuk seorang perawat, yaitu motivasi yang ada pada
dosis atau obat yang keliru [1]. Aiken dan Clarke dirinya dengan kinerjanya [3].
menyatakan bahwa kesalahan pengobatan dan
efek samping obat terjadi pada rata-rata 6,7%
pasien yang masuk ke rumah sakit [2]. Metode Penelitian
Perawat berusaha membantu klien dalam Penelitian ini menggunakan jenis
membangun pengertian yang benar dan jelas penelitian observasional analitik dengan
tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap pendekatan cross sectional. Teknik
obat yang dipesankan dan turut serta pengambilan sampel yang digunakan oleh
bertanggung jawab dalam pengambilan peneliti adalah probability sampling dengan cara
keputusan tentang pengobatan bersama dengan simple random sampling dengan jumlah sampel
tenaga kesehatan lain. Perawat dalam sebanyak 51 responden. Alat pengumpul data
memberikan obat juga harus memperhatikan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang berisi motivasi perawat dan kuesioner
yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai yang berisi pelaksanaan prinsip 12 benar dalam
resep dan selalu menggunakan prinsip 12 pemberian obat. Data dianalisis dengan
benar. menggunakan chi square. Data juga dianalisis
Berdasarkan hasil wawancara dengan dengan melihatn nilai Odds Ratio untuk melihat
bidang keperawatan RSUD dr Koesnadi derajat keeratan antara dua variable.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.3), September, 2015 458


Utami, et al, Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam ...

Hasil Penelitian Tabel 2. Distribusi Responden Menurut Motivasi


Karakteristik Responden Perawat di Rawat Inap RSU Dr. H.
Tabel 1. Gambaran Distribusi Karakteristik Koesnadi Bondowoso bulan September
Responden di Rawat Inap RSU Dr. 2014 (n=51)
H. Koesnadi Bondowoso bulan Motivasi Frekuensi Persentase
September 2014 (n=51) perawat (%)
No Karakteristik responden F (%) Tinggi 0 0
1. Usia Sedang 17 33,3
a. < 25 tahun 1 2,0 Rendah 34 66,7
b. 25-35 tahun 34 66,7 Total 51 100
c. > 35 tahun 16 31,4
Total 51 100 Jumlah responden dengan kategori
2. Jenis kelamin motivasi tinggi yaitu sebanyak 0 (0,0), kategori
a. laki-laki 16 31,4 motivasi sedang yaitu sebanyak 17 responden
b. perempuan 35 68,6 (33,3 %), dan jumlah responden dengan
Total 51 100 kategori motivasi rendah sebanyak 34
3. Tingkat pendidikan responden (66,7 %). Hasil penelitian pada 51
a. SPK 0 0,0 responden menggambarkan paling banyak
b. DIII tenaga 29 56,9
keperawatan
responden dalam kategori motivasi rendah.
c. DIV tenaga 1 2,0
keperawatan Tabel 3. Distribusi responden menurut
d. SI tenaga 10 19,6 pelaksanaan prinsip 12 benar dalam
keperawatan 11 21,6 pemberian obat di rawat inap RSU
e. Ners Dr. H. Koesnadi Bondowoso bulan
Total 51 100 September 2014 (n=51)
4. Lama bekerja Pelaksanaan Frekuensi Persentase
a. 0-1 tahun 0 0,0 prinsip 12 (%)
b. 1-4 tahun 9 17,6 benar dalam
c. >5 tahun 42 82,4 pemberian
Total 51 100 obat
5. Status pernikahan Baik 0 0
a. menikah 43 84,3 Cukup 13 25,5
b. belum menikah 8 15,7 Kurang 38 74,5
Total 51 100 Total 51 100

Berdasarkan hasil penelitian kepada 51 Jumlah responden dengan kategori baik


perawat dapat diketahui bahwa persentase yaitu 0 (0,0%), pelaksanaan dengan kategori
tertinggi berusia diantara 25-35 tahun yaitu 34 cukup sebanyak 13 responden (25,5%), dan
orang (66,7%). Jenis kelamin perempuan pelaksanaan dengan kategori kurang sebanyak
dengan presentase tinggi yaitu 35 orang 38 responden (74,5%). Paling banyak
(68,6%). Tingkat pendidikan diukur berdasarkan responden dalam kategori kurang dalam
pendidikan terakhir yang ditempuh oleh perawat. pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian
Data menunjukkan presentase tertinggi pada obat.
jenjang pendidikan DIII tenaga keperawatan
yaiu sebanyak 29 orang (56,9%), Ners Tabel . 4 Hasil uji statistik hubungan motivasi
sebanyak 11 orang (21,6%), SI tenaga perawat dengan pelaksanaan prinsip
keperawatan sebanyak 10 orang (19,6%), dan 12 benar dalam pemberian obat di
persentase terendah yaitu SPK dengan 0 rawat inap RSU dr. H. Koesnadi
(0,0%). Lama bekerja perawat di RSU dr. Bondowoso
H.Koesnadi Bondowoso tertinggi yaitu dengan Hasil uji statistik (Chi Square)
lama kerja >5 tahun sebanyak 42 orang P value OR
(82,4%), lama kerja 1-4 tahun sebanyak 9 orang 0,005 8,438
(17,6%), dan tidak ada yang bekerja di bawah 1
tahun. Status pernikahan menikah dan belum Hasil uji statistik menunjukkan nilai p
menikah dengan persentase menikah sebanyak value= 0,005. Ho ditolak jika nilai p ≤ α (0,05),
43 orang (84,3%) dan belum menikah sebanyak dimana 0,005 ≤ 0,05. Berdasarkan hasil uji
8 orang (15,7%). statistik tersebut dapat disimpulkan bahwa ada

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.3), September, 2015 459


Utami, et al, Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam ...

hubungan antara motivasi perawat dengan tingkat dasar, yaitu kebutuhan sandang,
pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian pangan, papan, dan kesejahteraan individu [6].
obat di ruang rawat inap RSU Dr. H. Koesnadi
Bondowoso. Nilai Odds Ratio dalam penelitian Motivasi Perawat dalam Pelaksanaan Prinsip
ini sebesar 8,438 yang artinya perawat yang 12 Benar
memiliki motivasi tinggi mempunyai peluang Motivasi dalam penelitian ini adalah
8,438 kali lebih besar untuk dapat melakukan sesuatu yang mampu mendorong seorang
prinsip 12 benar dalam pemberian obat. perawat untuk melaksanakan tugasnya baik dari
internal maupun dari eksternal. Motivasi
Pembahasan merupakan salah satu faktor yang memberikan
Karakteristik Responden pengaruh langsung terhadap kinerja individu
Umur dikaitkan dengan produktivitas kerja dalam suatu organisasi. Anggota organisasi
karena ada keyakinan bahwa kinerja dan bersedia meningkatkan kinerja jika ada
produktivitas akan menurun dengan keyakinan bahwa kebutuhan, tujuan, harapan,
bertambahnya umur, dengan alasan keinginan dan keperluannya dapat tercapai dan
menurunnya kecepatan, kecekatan, dan dipenuhi oleh organisasi [7].
kekuatan, meningkatnya kejenuhan dan Berdasarkan hasil penelitian, hasil
kurangnya rangsangan intelektual [4]. Hasil pengambilan data motivasi perawat dengan
pengklasifikasian pada tabel 2, usia terbanyak menggunakan kuesioner kepada perawat yang
yaitu usia 25-35 tahun sebanyak 34 responden berjumlah 51 responden, maka di dapatkan hasil
(66,7%). bahwa (66,7%) motivasi perawat masih rendah,
Data tingkat pendidikan terbanyak yaitu kemudian (33,3%) motivasi perawat sedang,
DIII tenaga keperawatan sebanyak 29 dan bahkan tidak ada perawat yang mempunyai
responden (56,9%). Penelitian menunjukan motivasi tinggi (0,0%). Berdasarkan data
bahwa terdapat suatu hubungan positif antara tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi
taraf pendidikan dengan kinerja. Hasil penelitian perawat di ruang rawat inap RSU dr. H.
Adji menunjukkan bahwa tingkat pendidikan Koesnadi Kabupaten Bondowoso masih
merupakan faktor yang mempunyai hubungan tergolong rendah.
paling dominan dengan kinerja perawat Tingkat motivasi perawat di ruang rawat
(OR=80,325, p<0,05) dimana perawat yang inap RSU dr. H. Koesnadi Bondowoso masih
berpendidikan SPK + DI kebidanan berpeluang tergolong rendah karena otonomi kerja,
mempunyai kinerja kurang baik 80,3 kali tanggung jawab kerja, sistem penggajian,
dibandingkan dengan perawat yang kebijakan rumah sakit, hubungan dengan rekan
berpendidikan DIII keperawatan [5]. kerja, dan supervisi atasan yang dalam kategori
Lama kerja seseorang juga berpengaruh sedang. Semua indikator tersebut tidak ada
terhadap tingkat motivasi individu.Lama kerja yang berada dalam kategori tinggi, sehingga hal
terbanyak dari hasil penelitian adalah >5 tahun ini dapat mempengaruhi motivasi kerja perawat.
sebanyak 42 responden (82,4%). Faktor lama Motivasi yang rendah dipengaruhi oleh semua
kerja dikaitkan dengan hubungan senioritas atau indikator. Semua indikator saling berkaitan,
anggapan bahwa semakin lama seseorang sehingga apabila hasil yang didapatkan dalam
bekerja semakin lebih berpengalaman dan kaegori sedang maka akan berpengaruh
berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Riani terhadap motivasi perawat.
menyebutkan lama kerja individu tidak menjamin
produktivitas kerja, tidak ada alasan bahwa Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam
karyawan yang lebih lama bekerja atau senior Pemberian Obat
lebih produktif dari pada yang junior. Hasil penelitian tentang pelaksanaan
Data status pernikahan terbanyak yaitu prinsip 12 benar dalam pemberian obat di ruang
responden yang sudah menikah sebanyak 43 rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten
responden (84,3%). Status perkawinan Bondowoso berdasarkan kategorinya
karyawan sangat berpengaruh terhadap didapatkan hasil 38 responden (74,5%)
motivasi dalam bekerja. Hasil penelitian melakukan prinsip 12 benar dalam pemberian
diketahui bahwa perawat yang telah menikah obat dalam kategori kurang, 13 responden
cenderung lebih mudah puas dalam pekerjaan (25,5%) dalam melakukan prinsip 12 benar
dibandingkan dengan karyawan yang belum pemberian obat dalam kategori cukup, dan 0
menikah. Hal ini dikarenakan orang yang sudah responden (0,0%) yang melakukan prinsip 12
menikah cenderung memenuhi kebutuhan benar dalam pemberian obat dengan kategori

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.3), September, 2015 460


Utami, et al, Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam ...

tinggi. penelitian ini menunjukkan adanya perilaku yang


Hasil analisis yang didapatkan dalam positif dari perawat dalam pemberian obat.
pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian Komponen yang cenderung dilakukan dengan
obat di ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi baik oleh perawat di RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso masih tergolong kurang. Hal ini Bondowoso yaitu benar obat, benar dosis, benar
terjadi karena perawat belum melaksanakan klien, benar rute, benar waktu, benar
prinsip ini secara sempurna dan sebagian besar dokumentasi, dan benar evaluasi dalam kategori
perawat belum mengetahui secara jelas yang baik.
komponen prinsip 12 benar. Kurangnya Hasil analisis tersebut bisa dikaitkan
pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian dengan lama kerja perawat di RSU dr. H.
obat karena berdasarkan hasil penelitan, Koesnadi Bondowoso paling banyak yaitu lebih
perawat cenderung hanya melakukan prinsip 6 dari 5 tahun. Hal ini merupakan kondisi yang
benar yang tergolong dalam kategori baik yaitu kontradiksi karena kondisi bertambahnya usia
benar obat, benar dosis, benar klien, benar rute, disertai penurunan kemampuan koordinasi dan
benar waktu, benar dokumentasi, hak klien daya ingat atau penurunan kinerja karena faktor
untuk menolak. Perawat di RSU dr. H. Koesnadi kejenuhan. Pengalaman kerja secara tidak
Bondowoso masih cenderung menggunakan langsung mempengaruhi perilaku seseorang
prinsip 6 benar dalam pemberian obat. termasuk dalam hal ini adalah perilaku dalam
Kurangnya Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberian obat. Perilaku seseorang dipengaruhi
pengetahuan perawat di RSU dr. H. Koesnadi oleh faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik,
Bondowoso masih kurang terkait prinsip 12 dan sosial kebudayaan [8].
benar, perawat hanya cukup mengenal prinsip 6
benar dalam pemberian obat. Menurut hasil Hubungan Motivasi Perawat dengan
penelitian yang dilakukan oleh Rauf Harmiady Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam
ada hubungan pengetahuan perawat dengan Pemberian Obat di Ruang Rawat Inap RSU
pelaksanaan prinsip pemberian obat. Dari hasil dr. H. Koesnadi Bondowoso
tersebut maka dapat diasumsikan bahwa Motivasi kerja dalam penelitian ini adalah
perawat dengan pengetahuan yang baik kekuatan atau dorongan yang terdapat dalam
cenderung untuk mampu melaksanakan prinsip diri perawat untuk melakukan sesuatu. Motivasi
dalam pemberian obat dengan tepat dalam penelitian ini adalah sesuatu yang
dibandingkan yang memiliki pengetahuan yang mampu mendorong seorang perawat untuk
kurang baik. Orang yang memiliki ilmu melaksanakan tugasnya baik dari internal
pengetahuan yang baik akan memiliki adab maupun dari eksternal. Motivasi merupakan
yang baik dan mengamalkan ilmu tersebut. salah satu faktor yang memberikan pengaruh
Tanpa pengetahuan seseorang tidak langsung terhadap kinerja individu dalam suatu
mempunyai dasar untuk mengambil keputusan organisasi. Anggota organisasi bersedia
dan menentukan tindakan terhadap masalah meningkatkan kinerja jika ada keyakinan bahwa
yang dihadapi oleh pasien. Pengetahuan kebutuhan, tujuan, harapan, keinginan dan
diperlukan untuk mendapat informasi misalnya keperluannya dapat tercapai dan dipenuhi oleh
hal-hal yang menunjang pengambilan tindakan organisasi.
yang tepat sehingga dapat meningkatkan Hasil analisa data menggunakan uji chi
kualitas hidup pasien. Pengetahuan dapat square didapatkan hasil bahwa p value = 0.005.
mempengaruhi seseorang dalam pengambilan Ha diterima jika Ho ditolak jika nilai p ≤ α, 0,005
keputusan dan sehingga nantinya akan ≤ 0,05. Hasil analisis statistik didapatkan bahwa
memotivasi perawat untuk bersikap dan ada hubungan antara motivasi perawat dengan
berperan serta dalam peningkatan kesehatan pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian
pasien dalam hal ini pemberian tindakan obat di ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi
pengobatan dengan tepat. Kabupaten Bondowoso.
Perawat di RSU dr. H. Koesnadi Parameter kekuatan hubungan yang
Bondowoso belum menerapkan prinsip 12 benar digunakan adalah OR (odds ratio), yaitu sebesar
secara tepat dalam pemberian obat. Ketepatan 8.438 dengan keyakinan interval 95% 2.055-
disini harus dilihat dari 12 benar secara 34.649 artinya, perawat yang memiliki motivasi
keseluruhan. Apabila satu aspek tidak tepat tinggi mempunyai peluang 8.438 kali lebih besar
maka akan membuat 12 benar menjadi tidak melakukan prinsip 12 benar dalam pemberian
tepat lagi. Meskipun apabila dilihat dari masing- obat dengan kategori kurang dibandingkan
masing aspek dalam prinsip 12 benar dalam dengan perawat yang memiliki motivasi rendah.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.3), September, 2015 461


Utami, et al, Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam ...

Nilai OR sebesar 8.438 dapat diartikan bahwa Simpulan dan Saran


probabilitas responden yang memiliki motivasi
rendah dan pelaksanaan prinsip 12 benar dalam Berdasarkan hasil penelitian dan
pemberian obat dengan kategori kurang adalah pembahasan tentang hubungan motivasi
sebesar 89,4% dengan rumus persentase besar perawat dengan pelaksanaan prinsip 12 benar
nilai OR=OR/(1+OR). dalam pemberian obat di ruang rawat inap RSU
Dari hasil tersebut maka dapat dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso, dapat
diasumsikan bahwa perawat dengan motivasi disimpulkan motivasi perawat di RSU dr. H.
kerja yang rendah cenderung untuk Koesnadi Kabupaten Bondowoso termasuk
melaksanakan prinsip 12 benar dalam dalam kategori rendah (66,7%), pelaksanaan
pemberian obat dengan kategori kurang. Dalam prinsip 12 benar dalam pemberian obat di ruang
hal ini diperoleh hasil motivasi kerja di ruang rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten
rawat inap RSU dr. H. Koesnadi Kabupaten Bondowoso termasuk dalam kategori kurang
Bondowoso tergolong rendah. Timbulnya (74,5%), ada hubungan antara motivasi perawat
motivasi dalam diri seorang perawat bisa dengan pelaksanaan prinsip 12 benar dalam
disebabkan oleh adanya rasa tanggung jawab pemberian obat di ruang rawat inap RSU dr. H.
yang timbul dari diri seorang perawat. Jika Koesnadi Kabupaten Bondowoso didapatkan p
seseorang memiliki rasa tanggung jawab yang value 0,005 dengan derajat kesalahan (α=0,05)
tinggi terhadap pasien maka tentunya perawat dan (OR=8.438).
akan berusaha semaksimal mungkin untuk Saran yang ditujukan kepada instansi
melakukan tindakan yang cepat, tepat dan pelayanan kesehatan adalah diharapkan rumah
terarah untuk mengatasi masalah pasien sakit dapat melakukan kegiatan pelatihan
termasuk ketepatan dalam pemberian obat. kepada perawat terkait pelaksaan prinsip 12
Aspek lain yang bisa menimbulkan motivasi benar dalam pemberian obat untuk menambah
pada seorang perawat adalah adanya ilmu pengatahuan perawat dan tindakan yang
rangsangan yang diterima dari Rumah Sakit. dilakukan juga semakin berkembang demi
Rangsangan tersebut bisa dalam bentuk keselamatan pasien. Saran bagi peneliti
penghargaan yang diterima, insentif kerja serta selanjutnya adalah melakukan penelitian
pujian. mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
Hasil penelitian Juliani yang mengkaji pelaksanaan prinsip 12 benar dalam pemberian
motivasi intrinsik terhadap kinerja perawat di obat.
rumah sakit P medan menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara motivasi Daftar Pustaka
intrinsik berdasarkan tanggung jawab, peluang
[1] Lestari YN. Pengalaman perawat dalam
untuk maju, dan kepuasan kerja terhadap
menerapkan prinsip enam benar dalam
kinerja perawat di rumah sakit [9]. Hasil serupa
pemberian obat di ruang rawat inap
juga didapatkan dari penelitian Supatman di
rumah sakit mardi rahayu Kudus..
rumah sakit I yang mengkaji variabel motivasi
[Internet]. 2010. [cited 2 Juni 2014].
intrinsik dan ekstrinsik dihubungkan dengan
Available from: eprints.undip.ac.id
prestasi kerja menunjukkan bahwa adanya
hubungan yang bermakna dengan prestasi kerja [2] Aiken dan Clarke. Educational levels of
perawat adalah gaji, kebijakan institusi, hospital nurses and surgical patient
supervisi, penghargaan, tanggung jawab, dan mortality. [Internet]. 2003 [cited 3 Juni
kesempatan berkembang. 2014]. Available from:
Penelitian Marni menunjukkan bahwa http://www.nursing.upenn.edu/media/Ca
motivasi (prestasi, pengembangan, kondisi lifornialegislation/Documents/Linda
kerja, dan pengakuan) berpengaruh secara %20Aiken%20in%20the%20News
signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di %20PDFs/BSNJAMA.pdf.
rumah sakit. Perawat yang mempunyai prestasi [3] Nursalam. Manajemen keperawatan:
baik, mendapatkan pengembangan baik, kondisi aplikasi dalam praktik keperawatan
kerja baik, serta mendapatkan pengakuan profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba
secara baik, maka memiliki probabilitas kinerja Medika; 2007
87,01% artinya perawat yang termotivasi akan [4] Riani. Budaya organisasi. Yogyakarta:
menampilkan kinerja baik dalam melakukan graha ilmu; 2011
pelayanan asuhan keperawatan kepada klien. [5] Adji I. Faktor-faktor yang Berhubungan
Dengan Kinerja Perawat Di Ruang

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.3), September, 2015 462


Utami, et al, Hubungan Motivasi Perawat dengan Pelaksanaan Prinsip 12 Benar dalam ...

Rawat Inap RSU Raden Mattaher Jambi keperawatan di RSUD Sragen.


Tahun 2002. Tesis Program Studi Ilmu [Internet]. 2010 [cited 4 Juni 2014].
Kesehatan Masyarakat Program Pasca Available from http://lontar.ui.ac.id/file?
Sarjana UI. Depok; 2002 file=digital/137265-T%20Yani
[6] Anggaraini L. Hubungan karakteristik %20Indrastuti.pdf
perawat dan kepuasan kerja dengan [8] Notoatmodjo S. Metodologi penelitian
harapan perawat terhadap gaya kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010
kepemimpinan dan kegiatan manajerial [9] Juliani. Pengaruh motivasi intrinsik
kepala ruangan rawat inap RSPAD terhadap kinerja perawat pelaksana di
Gatot Subroto. Tesis Program Studi instalasi rawat inap RSU Dr. Pirngadi
kajian Administrasi Rumah Sakit Medan Tahun 2007. [Internet]. 2007
Fakultas Kesehatan Masyarakat [cited 4 Juni 2014]. Available from
Universitas Indonesia; 1999 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
[7] Indrastuti Y. Analisis hubungan perilaku 456789/6672/1/08E00278.pdf
caring dan motivasi dengan kinerja
perawat pelaksana menerapkan prinsip
etik keperawatan dalam asuhan

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.3 (no.3), September, 2015 463

You might also like