You are on page 1of 8

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO.

02 JULI-DESEMBER 2017

PENGARUH SISTEM PEMBERIAN PELAYANAN KEPERAWATAN


PROFESIONAL METODE TIM TERHADAP KEPUASAN PASIEN
DAN KEPUASAN PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH 45 KUNINGAN

(The effect of Team Nursing Method of Professional Nursing Care Delivery System on
Patient Satisfaction and Nurse Satisfaction in Inpatient Care Unit of Public Hospital 45
Kuningan)

Abdal Rohim1, Aria Pranatha1


1
STIKes Kuningan Garawangi

ABSTRACT
One of care forms which mostly influence the patient satisfaction level in hospital is nursing care. The
application of SP2KP (Professional Nursing Care Delivery System) has become one of the leverage
power and very effective to increase the excellent care. The development of excellent nursing care
uses the application of nursing team of SP2KP. If the responsibility or nurses’ roles (documenting,
operant conditioning, supervising, and medicine centralizing) are not conducted well, it means that
the nurses’ performance decreases. The objective of the research is to analyze the effect of the team
nursing method application of SP2KP on patient satisfaction and nurse satisfaction at RSUD 45
Kuningan. The research method used was quantitative with quasi-experimental design which was non
equivalent without control group design. The subject of the research was all patients and nurses in
Bougenvile and Cempaka Room. The sample collection technique used was total sampling. The
instrument of the research used was questionnaire. Based on the result of data normalization test of
normal research, the data analysis used was T-test. The result of the research stated that tthere was a
significant effect of the SP2KP application on patient satisfaction and nurse satisfaction in
Bougenville, Cempaka and Flamboyan Room in RSUD ’45 Kuningan with p value = 0.00. It is
suggested that chief nursing officer should monitor and evaluate comprehensively so that the
application of SP2KP can be conducted very well and increase the quality of nursing care.

Keywords: SP2KP, team nursing method, patient satisfaction, nurse satisfaction

PENDAHULUAN tata kelola pelayanan yang baik (good


clinical governance) untuk bisa
Rumah sakit sebagai salah satu berkembang menjadi institusi yang
tatanan pemberi jasa pelayanan kesehatan memiliki daya saing dan kepekaan
harus mampu menyediakan berbagai jenis terhadap kebutuhan pasien sebagai
pelayanan kesehatan yang bermutu. konsumen terbesar di rumah sakit. Salah
Rumah sakit juga merupakan institusi satu bentuk pelayanan yang paling
pelayanan kesehatan yang kompleks, padat mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di
karya, padat pakar dan padat modal. rumah sakit adalah pelayanan
Sumber daya manusia di rumah sakit keperawatan. Penelitian Otani et.al (2009)
(seperti: dokter, perawat, fisiotherafis, 2
dari tahun 2005 hingga tahun 2007 di
penata rontgen, dan lain-lain) mempunyai lima rumah sakit di daerah metropolitan
kemampuan dalam memberikan pelayanan St. Louis mid-Missouri dan bagian selatan
kesehatan yang berbentuk pelayanan Illinois Amerika Serikat menunjukkan
medik, rehabilitasi medik dan pelayanan kenyataan tersebut. Ada enam unsur
keperawatan yang sangat diperlukan dalam pelayanan yang dinilai dalam penelitian
menyediakan pelayanan kesehatan yang tersebut; proses registrasi, pelayanan
bermutu dan profesional di rumah sakit 1. keperawatan, pelayanan dokter, pelayanan
Kondisi yang demikian membuat rumah staf, pelayanan makanan, dan pelayanan
sakit membutuhkan sistem manajemen dan ruangan. Hasil penelitian menunjukkan

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA 10


KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 1
bahwa pelayanan yang diberikan oleh staf terhadap perawat dalam pemberian asuhan
dan perawat adalah faktor yang paling keperawatan dan juga reward yang
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien diterima perawat6. Departemen
dibandingkan faktor lainnya. Kesesahatan RI telah melakukan berbagai
Berbagai permasalahan terkait kegiatan untuk peningkatan pelayanan
dengan pelayanan keperawatan yang asuhan keperawatan diantaranya yaitu
dirasakan adalah terbatasnya jumlah melalui sarana akreditasi rumah sakit,
perawat dan fasilitas sarana pendukung, penerapan standar asuhan keperawatan,
kompetensi perawat yang belum pendidikan berkelanjutan, akan tetapi
terstandar, motivasi perawat yang kurang, masih sering ditemukan keluhan-keluhan
belum optimalnya fungsi manajemen pasien terhadap pelayanan yang diberikan
pelayanan keperawatan, belum adanya oleh perawat. Untuk mengatasi hal tersebut
indikator mutu pelayanan keperawatan, maka Departemen Kesehatan RI (2008)7
dan tidak adanya metode yang jelas dalam menetapkan ada enam indikator mutu
pemberian pelayanan keperawatan pelayanan keperawatan (quality of nursing
dirumah sakit. Keadaan tersebut care) di klinik meliputi enam indikator
mengakibatkan berbagai dampak bagi mutu yaitu: (1) Keselamatan pasien yang
keperawatan sehingga layanan meliputi dekubitus, kejadian jatuh,
keperawatan yang ada dirumah sakit masih kesalahan pemberian obat dan cidera
bersifat okupasi3. Penerapan SP2KP akibat restrain, (2) Kenyamanan, (3)
menjadi salah satu daya ungkit dan Pengetahuan, (4) Kepuasan pasien, (5) Self
dirasakan sangat efektif untuk care dan (6) Kecemasan.
meningkatkan mutu pelayanan Berdasarkan studi pendahuluan
keperawatan. SP2KP merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti ke ruang
pengelolaan asuhan keperawatan di setiap Bougenvile didapati data jumlah tenaga
unit ruang rawat di rumah sakit. Adapun dan jenis tenaga di instalasi rawat inap
Komponennya terdiri dari: perawat, profil Bougenvile terdiri dari 14 tenaga perawat
pasien, sistem pemberian asuhan berstatus PNS (3 tenaga perawat Ners, 4
keparawatan, kepemimpinan, nilai-nilai tenaga perawat S1 ,dan 7 tenaga Perawat
professional, fasilitas, sarana prasarana D.III) dan 1 tenaga administrasi. Ketika
(logistik) serta dokumentasi asuhan peneliti menanyakan penerapan SP2KP
keperawatan4. metode tim di ruangan instalasi rawat inap
Salah satu pengembangan asuhan bougenvile kepada 12 orang perawat,
keperawatan yang berkualitas yaitu semuanya menjawab hanya strukturnya
penerapan SP2KP tim, apabila tanggung saja tetapi pada pelaksanaanya belum
jawab atau peran perawat baik dalam hal diaplikasikan metode asuhan keparawatan
(dokumentasi, timbang terima, supervisi, profesional tim. Selanjutnya peneliti
dan sentralisasi obat) tidak dijalankan menanyakan tentang pembagian tugas tim
dengan baik, yang berarti menunjukkan kepada 12 orang perawat instalasi rawat
kinerja kerja perawat juga menurun5. inap Bougenvile, 2 perawat mengatakan
Menurunnya kinerja perawat dapat sudah dibagi menjadi beberapa tim, 3
mengakibatkan suatu pelayanan asuhan perawat mengetahui pembagian tugas, 2
keperawatan rendah dan pasien tidak puas. perawat tidak mengetahui tugasnya secara
Apabila pasien tidak merasa puas maka pasti, sedangkan 5 perawat lainnya
jumlah pasien (BOR) akan mengalami merasakan belum ada pembagian tugas
penurunan yang berarti serta mengalami dengan jelas berdasarkan model asuhan
penurunan pendapatan RS, dan apabila hal keperawatan tim.
ini terus berlanjut akan memberikan Adapun survey kualitatif tingkat
dampak kepada pengembangan rumah kepuasan yang dilakukan peneliti langsung
sakit, yang akhirnya juga berdampak kepada 10 orang pasien di Ruang

JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 2
Bougenvile, 7 formalitas terlihat pelatihan SP2KP Bougenvile,
orang merasakan di struktur terhadap Flamboyan dan
sudah organisasi rawat Kepuasan pasien cempaka di RSUD
mendapatkan inap dan kepuasan 45 Kuningan..
pelayanan yang menggunakan perawat. Penelitian ini
cukup baik dari metode tim, Populasi menggunakan
perawat ruangan, walaupun pada dalam penelitian kuesioner yang
2 orang saat observasi ini adalah semua sudah baku dan
merasakan sudah masih belum jelas perawat ruang sudah di uji
mendapatkan penggunaan Flamboyan, validitas maupun
pelayanan yang metode apa yang Bougenvile, reliabilitas oleh
baik dari perawat diterapkan. Flamboyan dan peneliti
ruangan dan 1 Berdasark Cempaka yang sebelumnya.
orang an hal tersebut di berjumlah 42 Sebelum
menganggap atas peneliti orang pasien dan melakukan
biasa-biasa saja. merasa penting perawat. analisis data/ uji
Sementara itu untuk melakukan Pengambilan bivariat, maka
hasil dari penerapan SP2KP sampel pada terlebih dahulu
wawancara metode tim dan penelitian ini dilakukan uji
peneliti dengan penelitian dengan normalitas
bidang menggunakan menggunakan
keperawatan dan mengenai “ teknik total normality
komite etik Pengaruh sampling yaitu Shapiro wilk.
RSUD 45 Pelaksanaan pengambilan Dari hasil uji
Kuningan Sistem Pemberian sampel secara normalitas data
mengatakan Pelayanan keseluruhan terdistribusi
masih belum Keperawatan perawat di rung normal, maka uji
dilakukan survey Profesional yang dilakukan
kembali terhadap Terhadap dengan
indikator mutu Kepuasan Pasien menggunakan uji
klinik dan Kepuasan t-test
keperawatan Perawat Di berpasangan.
umum seperti Ruang Instalasi
petient safety, Rawat Inap Anak HASIL
tingkat kepuasan Rumah Sakit
pasien, Umum Daerah 45 Penelitian ini
kecemasan, Kuningan ” dilakukan untuk
kenyamanan mengetahui
pasien, BAHAN DAN kemampuan
keterbatasan METODE hubungan
perawatan diri professional
dan pendidikan Jenis dalam lingkup
klien. Adapun penelitian ini pelayanan
sistem pemberian adalah penelitian keperawatan
pelayanan metode kuasi yang meliputi
keperawatan eksperimen one elemen
profesional di group pretest- kerjasama,
beberapa posttest desain otonomi,
instalasi rawat without control tanggung jawab,
inap RSUD 45 yaitu untuk komunikasi,
Kuningan secara melihat pengaruh koordinasi dan
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 3
percaya& saling berdasarkan
menghormati kegiatan operan,
dalam bentuk konferensi
kegiatan keperawatan
operan, serta ronde
konferensi keperawatan dan
keperawatan perbedaan
serta ronde hubungan
keperawatan profesional
sebelum dan dalam lingkup
setelah pelayanan
dilakukan keperawatan
intervensi berdasarkan
berupa pelatihan kegiatan hands
SP2KP metode over/operan,
tim. Jumlah konferensi
responden pada keperawatan
penelitian ini serta ronde
adalah 25 keperawatan
responden, akan sebelum dan
tetapi setelhah
dikarenakan 2 dilakukan
orang perawat intervensi
ruangan sedang berupa pelatihan
mengambil cuti SP2KP metode
kerja dan sakit, tim beserta
sehingga elemen-elemen
responden yang hubungan
diikutsertakan profesional.
berjumlah 23
responden.
Penelitian ini
dilaksanakan
pada bulan
Maret sampai
dengan Mei
2016 di ruang
Bougenvile dan
Flamboyan
RSUD 45
Kuningan. Hasil
penelitian
dibahas dalam
beberapa bagian
yaitu distribusi
frekuensi
hubungan
professional
dalam lingkup
pelayanan
keperawatan
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017• 4
Penelitian ini dilakukan untuk Variabel Kategori n %
mengetahui pengaruh Sistem Pemberian Pre test Puas 29 69,0
Pelayanan Keperawatan Profesional
Metode tim terhadap Kepuasan Pasien dan Tidak 13 31,0
Kepuasan Perawat di Instalasi Rawat Inap Puas
RSUD 45 Kuningan.
Berdasarkan pengumpulan data yang Post test Puas 31 73,8
telah dilakukan pada bulan Mei-juni 2017. Tidak 11 26,2
Peneliti melakukan eksperimen terhadap
42 orang perawat dan 42 pasien sebelum Puas
penerapan SP2KP dan pada saat sesudah
penerapan SP2KP di ruangan tersebut. PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kepuasan Tabel 3 memperlihatkan kepada kita


Pasien bahwa terdapat pengaruh dalam penerapan
Variabel Kategori n % Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
Pre test Puas 27 62,8 Profesional (SP2KP) model tim terhadap
kepuasan pasien dan kepuasan perawat di
Tidak 16 37,2
RSUD 45 Kuningan Jawa Barat. Hasil
Puas penelitian tersebut didukung penelitian
Sirait (2012)8 tentang hubungan penerapan
Post test Puas 36 83,7
MPKP pemula dengan tingkat kepuasan
Tidak 7 16,3 kerja perawat dan dokter pada ruangan
MPKP di RS PGI Cikini Jakarta terhadap
Puas
115 perawat dan 38 dokter, maka
didapatkan hasil menunjukan hubungan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kepuasan
Perawat
Tabel 3. Analisis Pengaruh SP2KP Metode Tim Terhadap Kepuasan Pasien dan Kepuasan
Perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD 45 Kuningan

Variabel Mean Standar Deviasi Min – Max 95 CI p-Value


Median
Kepuasan Pasien
Pre
91,19 (93,00) 8,520 70-106 88,56-93,81
0,00
Post 95,74 (94,00) 5,835 84-106 93,95-97,54
(Uji T- test))
Kepuasan Perawat
Pre
62,02(63,00) 5,778 49-71 60,22-63,82
0,00
Post 66,98(67,00) 8,742 52-87 64,25-69,70
(Uji T- test))
yang bermakna anatara penerapan MPKP Model Tim menurut Kron & Gray (1987)9
pemula perawat dengan kepuasan kerja terkandung dua konsep utama yang harus
perawat (p=0,011), sedangkan penerapan ada, yaitu kepemimpinan dan komunikasi
MPKP pemula dokter tidak ada hubungan yang efektif. Dengan kepemimpinan efektif
yang bermakna dengan kepuasan dokter oleh perawat professional yang
kerja dokter (p=0,403). mengkoordinir perawat pelaksana di timnya
dalam pemberian asuhan keperawatan,
Pada dasarnya di dalam SP2KP maka memungkinkan pelayanan
keperawatan dirasakan lebih baik dan manajerial kepala ruang terhadap
tentunya kepuasan pasienpun akan pelaksanaan manajemen terhadap
meningkat. Begitu juga sebaliknya pelaksanaan manajemen asuhan
komunikasi yang efektif antar perawat, keperawatan di RSJD Dr. Amino
perawat dan pasien serta perawat dengan Gondohutomo Semarang, menunjukan
tenaga kesehatan lainnya akan hasil bahwa fungsi pengorganisasian
mewujudkan suasana yang harmonis, kepala ruang menurut persepsi perawat
sehingga bukan saja dapat memenuhi pelaksana menunjukkan sebagian besar
kepuasan pasien, akan tetapi setuju bahwa ada perumusan
memungkinkan kepuasan perawat dalam metode/sistem penugasan, pembuatan
berkerjapun akan terpenuhi. rincian tugas katim dan anggota tim,
Berdasarkan penelitian Sigit, pembuatan rentang kendali karu dan katim
(2009)10 tentang pengaruh fungsi serta anggota, pengaturan dan
pengarahan kepala ruang dan ketua tim pengendalian tenaga keperawatan,
terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana penetapan standar dan sasaran askep,
di RSUD Blambangan Banyuwangi maka pendelegasian tugas keperawatan dan
didapatkan hasil Fungsi pengarahan bila pemberian kewewenangan kepada tenaga
dilaksanakan secara konsisten oleh kepala TU. Hasil penelitian menunjukan
ruang dan ketua tim, berpeluang terdapatnya hubungan yang bermakna
meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksanaan manajemen asuhan
sebesar 67,40%. keperawatan baik (65,4%), terdapatnya
Hasil penelitian ini juga hubungan (p=0,002) dan ada pengaruh
didukung oleh penelitian Sigit, A (2009)10 (p=0,035) persepsi perawat pelaksana
tentang pengaruh fungsi pengarahan tentang fungsi manajerial kepala ruang
kepala ruang dan ketua tim terhadap melalui fungsi pengarahan yang baik.
kepuasan kerja perawat pelaksana di Pelaksanaan sistem pemberian pelayanan
RSUD Blambangan Banyuwangi maka keperawatan profesional metode tim
didapatkan hasil fungsi pengarahan bila apabila dapat dilaksanakan dengan sebaik
dilaksanakan secara konsisten oleh kepala mungkin, maka akan dapat meningkatkan
ruang dan ketua tim, berpeluang mutu pelayanan keperawatan, sehingga
meningkatkan kepuasan kerja perawat secara otomatis pelayanan keperawatan
sebesar 67,40%. yang diberikanpun akan terasa lebih baik
Begitupula penelitian yang dilakukan dan dapat memberikan kepuasan kepada
oleh Warsito (2006)11 tentang fungsi pasien.
Hal ini didukung oleh penelitian
Otani et.al dalam Pranatha (2016)12,
melakukan penelitian dari tahun 2005
hingga tahun 2007 di lima rumah sakit di
daerah metropolitan St. Louis mid-
Missouri dan bagian selatan Illinois
Amerika Serikat menunjukkan kenyataan
tersebut. Ada enam unsur pelayanan yang
dinilai dalam penelitian tersebut; proses
registrasi, pelayanan keperawatan,
pelayanan dokter, pelayanan staf,
pelayanan makanan, dan pelayanan
ruangan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pelayanan yang diberikan oleh staf
dan perawat adalah faktor yang paling
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dibandingkan faktor lainnya.
Dengan demikian ketika 3) Disarankan kepada kepala ruangan
pelaksanaan sistem pemberian pelayanan untuk melakukan monitoring dan
keperawatan professional (SP2KP) evaluasi secara komprehensif
metode tim dapat dijalankan dengan sebaik sehingga penerapan SP2KP dapat
mungkin, maka akan dapat meningkatkan berjalan dengan baik dan dapat
mutu pelayanan keperawatan, sehingga meningkatkan mutu pelayanan
secara otomatis pelayanan keperawatan keperawatan.
yang diberikanpun akan terasa lebih baik
dan pasien akan mendapatkan kepuasan.
Begitu juga ketika SP2KP metode tim ini KEPUSTAKAAN
dilaksanakan oleh seluruh perawat ruangan
dengan penuh komitmen dan persisten, 1. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan
sudah barang tentu akan terwujudnya dan Keteknisian Medik. (2012). Modul
kerjasama yang baik dalam mewujudkan Sistem Pemberian Pelayanan
pelayanan keperawatan yang berkualitas, Keperawatan Profesional.
sehingga menjadikan lingkungan kerja Jakarta:Kemenkes RI.
yang kondusif dan kepuasan kerja perawat 2. Depkes RI. 2008. Standar pelayanan
dapat terwujud serta pasien akan rumah sakit, Dirjen Yanmed, Jakarta:
merasakan puas dengan pelayanan yang Depkes RI.
diberikan oleh perawat. 3. Imron. (2010). Manajemen Logistik
Rumah Sakit. Jakarta: Sagung Seto.
SIMPULAN DAN SARAN 4. Keliat. (2008). Model Praktek
Keperawatan Profesional Rumah Sak.
Simpulan Jakarta: Bina Rupa.
Dari hasil penelitian yang dilakukan 5. Kron & Gray. (1987). The management
pada bulan Mei sampai Juni 2017 dan of patient care putting leadership to
berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan, work (ed). Philadelphia: WB Saunders
maka dapat diambil simpulan sebagai Company.
berikut : Terdapatnya Pengaruh Sistem 6. Luthans,F.(2008).
Pemberian Pelayanan Keperawatan Organizational Behaviour (Eleventh
Profesional Metode Tim Terhadap ed).New York:Mc. Graw Hill
Kepuasan pasien dan Kepuasan Perawat di International
Intalasi Rawat Inap RSUD 45 Kuningan . 7. Neni Lya. W, Ernawaty. J, Nurju'ah
(2011). Analisa Pelaksanaan
Saran Pemberian Pelayanan Leperawatan Di
Ruang Murai I dan Murai II RSUD
1) Bagi pihak rumah sakit RSUD 45 Arifin Achmad Provinsi Riau. Jumal
perlunya mempertahankan kepuasan Ners Indonesia, Vol.1, No. 2
pasien dan kepuasan perawat dengan 8. Nursalam. (2014). Manajemen
jalan meningkatkan hal-hal yang telah Keperawatan:Aplikasi Dalam Praktik
tercapai dan keberlangsungan Keperawatan Profesional. Jakarta:
penerapan SP2KP. Salemba Medika.
2) Disarankan kepada rumah sakit agar 9. Pohan, I. (2007). Jaminan Mutu
dapat mengadakan pelatihan dan Layanan Kesehatan Dasar-Dasar
sosialisasi tentang SP2KP metode tim Pengertian dan Penerapan. Jakarta:
yang telah ditetapkan dalam rangka EGC.
meningkatkan mutu pelayanan 10. Pranatha,P. (2016). Hubungan
keperawatan. Profesional Dalam Lingkup Pelayanan
Keperawatan Setelah Penerapan Sistem
Pemberian Pelayanan Keperawatan
Profesional di Rumah Sakit Umum
Daerah 45 Kuningan. Tesis.Tidak 17. Sopiyudin. (2012). Membuat Proposal
dipublikasikan Penelitian Bidang Kedokteran dan
11. Rahmat. I, Kurnia. A, Sediyowinarso. Kesehatan. Jakarta: Sagung Seto.
M. (2012). Evaluasi Pelaksanaan 18. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian
Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Manajemen Pendekatan : Kualitatif,
di Ruang Rawat Inap Terhadap Kinerja Kuantitatif, Kombinasi, Penelitian
Perawat. Jurnal Berita Kedokteran Tindakan dan Penelitian Evaluasi.,
Masyarakat, Vol. 28, No. 1. Yogyakarta : Alfabeta.
12. Sari, I. (2008). Manajemen Pemasaran 19. Supriyanto, L. &. (2002). pengaruh
Usaha Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap
Cendikia Press. Kepuasan Pasien Rawat Inap RSUD dr.
13. Sirait. (2012). Hubungan Penerapan Sutomo. Buletin Penelitian RSUD
MPKP Pemula Dengan Tingkat dr.Sutomo, 4.
Kepuasan Kerja Perawat dan Dokter 20. Trimumpuni. (2009). Analisis Pengaruh
Pada Ruangan MPKP Pemula Di RS Persepsi Mutu Pelayanan Asuhan
PGI Cikini Jakarta. Universitas Keperawatan Terhadap Kepuasan Klien
Indonesia Jakarta. Tesis. (Tidak Rawat Inap di RSUD Puri Asih
Dipublikasikan) Salatiga, Universitas Diponegoro
14. Sitorus R. & Yulia, (2006). Model Semarang.Tesis. (Tidak
Praktek Keperawatan Profesional di Dipublikasikan).
Rumah Sakit Panduan Implementasi,. 21. Tukimin, (2009). Analisis Tingkat
EGC, Jakarta. Kepuasan Pasien Dalam Implementasi
15. Somantri, I. d. (2011). Gambaran Model Praktek Keperawatan
Pengetahuan Perawat Pelaksana RS Profesional (MPKP) Di Ruang
Jiwa Provinsi Jawa Barat Tentang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum
Pelaksanaan Model Praktek Daerah Gunung Jati Cirebon (Studi
Keperawatan Profesional. Majalah Kualitatif dan Kuantitatif) Universitas
Keperawatan Unpad, 13, 189-195. Diponegoro Semarang. Tesis.(Tidak
16. Sopiyudin. (2013). Besar Sampel dan Dipublikasikan).
Cara Pengambilan Sampel. Jakarta:
Salemba Medica.

You might also like