Professional Documents
Culture Documents
Kajian Hubungan Komponen Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Harapan Bunda Batam
Didi Yunaspi 1, Zulkarnain Edward 2, Emil Huriani 3
INFORMASI ABSTRACT
Korespondensi: In the inpatient room of the Harapan Bunda Batam hospital nurses complained of
rozaerda21@gmail.com excessive workloads and the number of nurses that did not match the number of pa-
tients who had to be served. High workload will reduce nurse performance. A good
nursing performance will create quality implementation of a quality nursing process.
The purpose of this study was to determine the relationship of workload components
with the performance of implementing nurses in the inpatient room at Harapan
Bunda Hospital in Batam. Descriptive analytic research design, "cross sectional" ap-
Keywords: proach. Data collection was carried out from 5 to 17 January 2015 in total sampling.
Workload, Performance, Data was collected by observation and using a questionnaire. Data were analyzed
Nurse, Types of nursing using Chi-Square Test. The results showed the number of patients treated was not
activities in accordance with the number of nurses, the type of nurse nursing activities were
productive, the average time for nursing nurses implementing activities was effec-
tive, the performance of implementing nurses was good for, there was a significant
relationship between the number of patients, types of activities nursing with nurse
nurse performance, but there is no significant relationship between the average time of
nursing activities with the performance of nursing nurses in the inpatient room of the
hospital. Hope Mother. Suggestions for the nursing field that the system of providing
professional nursing services in inpatient installations.
253
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
254
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
of Nurses (ICN) menunjukkan, peningkatan beban Ruang rawat inap Rumah Sakit Harapan Bunda
kerja perawat dari empat pasien jadi enam orang telah terdiri dari 4 lantai dengan pembagian ruang
mengakibatkan 14% peningkatkan kematian pasien rawat berdasarkan kelas dan belum berdasarkan
yang dirawat dalam 30 hari pertama sejak dirawat pengelompokkan kasus penyakit. Jumlah tempat
di rumah sakit. Ini menunjukkan adanya hubungan tidur yang tersedia di ruang rawat inap sebanyak 115
antara jumlah kematian dengan jumlah perawat per tempat tidur yang terdistribusi di LT II yang dipimpin
pasien dalam sehari (Rachmawati, 2009). oleh 1 orang kepala ruangan 4 orang penanggung
Berdasarkan hasil penelitian Departemen Kesehatan jawab shif dan 16 orang perawat pelaksana, di LT
dan Universitas Indonesia (2005) bahwa terdapat III dipimpin oleh 1 orang kepala ruangan, 4 orang
78,8% perawat melaksanakan tugas kebersihan, penanggung jawab shift dan 12 orang perawat
63,3% perawat melakukan tugas administrasi dan pelaksana, di LT IV dipimpin oleh 1 orang kepala
lebih dari 90% perawat melaksanakan tugas non ruangan, 4 orang penanggung jawab shift dan 8 orang
keperawatan (misalnya menetapkan diagnosis perawat pelaksana, di LT V dipimpin oleh 1 orang
penyakit, membuat resep dan melakukan tindakan kepala ruangan, 4 orang penanggung jawab shift dan
pengobatan) dan hanya 50% yang melakukan asuhan 8 orang perawat pelaksana.
keperawatan sesuai dengan fungsinya. Hasil studi pendahuluan di ruang rawat inap rumah
Beban kerja perawat yang tinggi akan memberikan sakit Harapan Bunda Batam pada tanggal 29 Maret
dampak terhadap kualitas layanan, terutama 2014 dengan melakukan observasi 10 format asuhan
dalam meningkatkan kinerja perawat pelaksana. keperawatan di dalam satus pasien, ditemukan
Selain terganggunya kinerja perawat, juga dapat format pendokumentasian keperawatan mulai dari
menimbulkan stress pada pekerjaan, kebosanan pengkajian sampai evaluasi belum terisi secara lengkap
atau kejenuhan, kelelahan mental, dan menurunnya sesuai dengan standar asuhan keperawatan (SAK)
efektifitas kerja. Adapun dampak psikologis yang yang dimiliki oleh rumah sakit Harapan Bunda.
dirasakan akibat beban kerja yang tinggi adalah Hasil wawancara dengan 10 orang perawat pelaksana
stres, ketegangan dan kebosanan atau kejenuhan di ruang rawat inap LT II, III, IV dan V, perawat
dan ada pula perasaan jengkel, wring march atau menyatakan kalau waktu mereka banyak tersita
meningkatnya emosi (Qadarsyah, 2006). dengan kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan
Hasil survey dari PPNI (2006) yang menyatakan langsung dengan pasien seperti kegiatan-kegiatan
bahwa perawat di RS Swasta dengan gaji yang lebih tidak langsung dan non keperawatan.
baik ternyata mengalami stres kerja yang lebih Laporan Bidang keperawatan Rumah Sakit Harapan
besar dibanding perawat di RS Pemerintah yang Bunda tentang keluhan kepala ruangan terhadap
berpenghasilan lebih rendah. anggotanya yang datang terlambat saat masuk dinas
Rumah Sakit Harapan Bunda Batam merupakan dan tidak bisa masuk dinas secara tiba-tiba karena
rumah sakit swasta pertama di kota Batam yang alasan sakit akibat lelah bekerja sehingga pelayanan
berada di tengah-tengah pusat kota yang diharapkan keperawataan yang seharusnya dimulai dengan jumlah
mampu memenuhi keinginan masyarakat dalam tenaga yang cukup malah tertunda sambil menunggu
pemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan visi perawat datang terlambat dan mencari perawat
rumah sakit yaitu menjadikan rumah sakit dengan pengganti yang tidak masuk . Laporan ini didukung
pelayanan terbaik se Provinsi Kepri di tahun 2017. dengan data dari bagian SDM yang menyatakan
Angka Bed Occupancy Rate (BOR) Rumah Sakit angka berobat rawat jalan perawat pelaksana rawat
Harapan Bunda pada akhir tahun 2013 mencapai inap rata-rata dalam satu bulan sebanyak 28 orang
angka 70,09 %, sementara perbandingan jumlah (63,7%) dari total jumlah perawat pelaksana rawat
perawat dengan jumlah pasien adalah (1 perawat inap sebanyak 44 orang.
: 3-5 pasien). Jumlah total perawat dan bidan di Dampak Beban kerja perawat yang tinggi dapat
rumah sakit Harapan Bunda Batam sebanyak 144 menyebabkan perawat mengalami kelelahan dan
orang yang terdiri dari : ruang rawat inap sebanyak kejenuhan yang akan menimbulkan stres kerja pada
64 parawat, rawat jalan sebanyak 16 perawat dan perawat. Hal tersebut semakin didukung dengan
4 bidan, IGD sebanyak 12 perawat, ICU sebanyak Pengelolaan tenaga kerja yang tidak direncanakan
12 perawat, kamar operasi sebanyak 12 perawat dan dengan baik sehingga dapat menyebabkan keluhan
kamar bersalin sebanyak 12 bidan. subyektif, tidak efektif dan tidak efisien yang
255
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
memungkinkan terjadinya ketidakpuasan kerja yang Tabel.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
pada akhirnya mengakibatkan turunnya kinerja dan Umur, Tingkat Pendidikan dan Lama Bekerja di
produktivitas serta mutu pelayanan yang merosot Ruang Rawat Inap RS. Harapan Bunda Batam
(Depkes. RI, 2001). Tahun 2014
Berdasarkan hasil penjelasan data-data dan fenomena
yang ada peneliti mengambil kesimpulan bahwa Karakteris-
Kategori f %
perawat yang bekerja di rumah sakit Harapan Bunda tik Perawat
Batam cendrung mengalami beban kerja berlebih. Umur Dewasa awal (18-35 tahun) 44 100
Memperhatikan latar belakang serta adanya masalah
pada uraian diatas maka peneliti merasa tertarik Pendidikan 84,1
Vokasional (DIII Kep) 37
15,9
dan perlu melakukan penelitian tentang “Kajian Profesional (S1 Kep+Ners) 7
Hubungan Komponen Beban Kerja Terhadap Lama 1-2 Tahun 29 65,9
Kinerja Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Bekerja >2-4 Tahun 14 31,8
Rumah Sakit Harapan Bunda Batam”. >4-6 Tahun 1 2,3
METODE
Tabel.2Distribusi Frekuensi Jumlah Pasien Yang
Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian Deskritif
Dirawat di Ruang Rawat Inap RS. Harapan Bunda
analitik dengan bentuk rancangan penelitian cross
BatamTahun 2014
sectional, untuk mengkaji hubungan komponen
beban kerja dengan kinerja perawat pelaksana di Jumlah Pasien Yang Dirawat f %
ruang rawat inap rumah sakit Harapan Bunda Sesuai 7 15,9
Batam. Deskriptif analitik merupakan metode yang Tidak Sesuai 37 84,1
bertujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran
Jumlah 44 100
terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui
Dari tabel 2 didapatkan bahwa sebagian besar jumlah
sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat
pasien yang dirawat di ruang rawat inap RS. Harapan
kesimpulan yang berlaku umum (Sugiono, 2009).
Bunda Batam tidak sesuai dengan jumlah perawat
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat
yang berdinas (84,1%)
pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Harapan
Bunda Batam tahun 2014 yang berjumlah 44 perawat
Tabel.3 Distribusi Frekuensi Jenis Kegiatan
pelaksana.
Keperawatan Perawat Pelaksana di Ruang Rawat
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dipilih
Inap RS. Harapan Bunda Batam Tahun 2014
(Sugiono, 2007). Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan teknik total sampling
yaitu seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap Jenis Kegiatan Keperawatan f %
rumah sakit Harapan Bunda Batam. Non Produktif 5 11,4
Produktif 39 88,6
HASIL Jumlah 44 100
Dari table.1 Didapatkan bahwa semua perawat
pelaksana di ruang rawat inap RS. Harapan Bunda Dari tabel.3 di dapatkan bahwa hampir seluruhnya
Batam dengan kelompok umur dewasa awal (100%),
jenis kegiatan keperawatan perawat pelaksana di
sebagian besar perawat pelaksana dengan tingkat
ruang rawat inap RS. Harapan Bunda Batam adalah
pendidikan vokasional DIII Keperawatan (84,1%),
produktif (88,6%).
dan lebih dari sebagian perawat pelaksana dengan
lama bekerja 1-2 tahun (65,9%).
Dari tabel .4 di dapatkan bahwa hampir seluruhnya
rata-rata waktu untuk kegiatan keperawatan perawat
pelaksana di ruang rawat inap RS. Harapan Bunda
Batam adalah efektif (95,5%).
256
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
Tabel.4 Distribusi Frekuensi Rata-Rata Waktu Untuk jenis kegiatan keperawatan dengan kinerja perawat
Kegiatan Keperawatan Perawat Pelaksana di Ruang pelaksana.
Rawat Inap RS. Harapan Bunda Batam Tahun 2014
Tabel.7 Hubungan Jenis Kegiatan Keperawatan
Rata-Rata Waktu Untuk Kegiatan Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat
f %
Keperawatan Inap Rumah Sakit Harapan Bunda Batam Tahun
Lebih dari waktu kerja efektif 2 4,5 2014
Efektif 42 95,5
Kinerja Perawat
Jumlah 44 100
Pelaksana p
Jenis Total
Kegiatan Kurang value
Tabel.5Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat Baik
Baik
Keperawatan
Pelaksana di Ruang Rawat Inap
f % f % f %
RS. Harapan Bunda Batam Tahun 2014
Non Produktif 4 80,0 1 20,0 5 100 0,022
Produktif 9 23,1 30 76,9 39 100
Kinerja Perawat Pelaksana f %
Baik 31 70,5 Tabel.8 Hubungan Rata-Rata Waktu Kegiatan
Kurang Baik 13 29,5 Keperawatan Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Jumlah 44 100 Di Ruang Rawat InapRumah Sakit Harapan
Dari Tabel. 5 didapatkan bahwa lebih dari sebagian BundaBatam Tahun 2014
kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RS.
Harapan Bunda Batam adalah baik (70,5%) Kinerja Perawat
Rata-Rata Pelaksana p
Waktu Ke- Total
Kurang value
Tabel.6 Hubungan Jumlah Pasien Yang dirawat giatan Baik
Baik
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Keperawatan
f % f % f %
Inap Rumah Sakit Harapan Bunda BatamTahun
2014 Lebih Dari 1 50,0 1 50,0 2 100
Waktu kerja
0,508
efektif
Kinerja Perawat Pelak- Efektif 12 28,6 30 71,4 42 100
sana
Jumlah Dari tabel .8 didapatkan proporsi kinerja perawat
p value
Total
Pasien Yang Kurang pelaksana lebih baik pada rata-rata waktu kegiatan
Baik
Dirawat Baik
keperawatan efektif sebanyak (71,4%), dibandingkan
f % f % f %
rata-rata waktu kegiatan keperawatan lebih dari waktu
Tidak Sesuai 8 21,6 29 78,4 37 100 kerja efektif sebanyak (50,0%). Hasil uji statistik
0,017
Sesuai 5 71,4 2 28,6 7 100 chi square diperoleh nilai p = 0,508, berarti tidak
Dari tabel .6 didapatkan bahwa proporsi kinerja terdapat hubungan yang signifikan antara rata-rata
perawat pelaksana lebih baik pada jumlah pasien yang waktu kegiatan keperawatan dengan kinerja perawat
dirawat tidak sesuai dengan jumlah perawat (78,4%), pelaksana.
dibandingkan jumlah pasien yang dirawat sesuai
dengan jumlah perawat (28,6%). Hasil uji statistik PEMBAHASAN
chi square diperoleh nilai p = 0,017, berarti terdapat 1. Hubungan Jumlah Pasien Yang dirawat Dengan
hubungan yang signifikan antara jumlah pasien yang Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap
dirawat dengan kinerja perawat pelaksana. Rumah Sakit Harapan Bunda Batam
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kinerja
Dari tabel .7 didapatkan proporsi kinerja perawat perawat pelaksana lebih baik pada jumlah pasien yang
pelaksana kurang baik pada jenis kegiatan keperawatan dirawat tidak sesuai dengan jumlah perawat (78,4%),
non produktif sebanyak (80,0%), dibandingkan dibandingkan jumlah pasien yang dirawat sesuai
jenis kegiatan keperawatan produktif (20,0%). Hasil dengan jumlah perawat (28,6%). Hasil uji statistik
uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,022, chi square diperoleh nilai p = 0,017, berarti terdapat
berarti terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan yang signifikan antara jumlah pasien yang
257
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
dirawat dengan kinerja perawat pelaksana. Hasil penelitian Arthur & Anderson dalam Tappen
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang (1998) memberikan gambaran pengguna waktu
dilakukan Werna (2001), bahwa ada hubungan yang berbagai jenis pelayanan/kegiatan selama 8 jam
signifikan antara jumlah pasien yang dirawat dengan sehari menunjukkan hasil bahwa 31% perawat
kinerja perawat pelaksana dengan (p=0,004). Dari melaksanakan kegiatan perawatan langsung, 45%
pengamatan di ruang rawat inap perawat pelaksana kegiatan keperawatan tidak langsung dan 21%
memiliki tanggung jawab yang banyak terhadap kegiatan pendokumentasian.
pasien. Perawat sibuk dengan pelayanan asuhan
keperawatan maupun program medis pasien. 3. Hubungan Rata-Rata Waktu Kegiatan Keperawatan
Analisis peneliti dalam hal ini disebabkan karena Dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat
pasien yang jumlahnya sedikit dan tindakan Inap Rumah Sakit Harapan Bunda
yang dilakukan oleh perawat sebagian besar tidak Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kinerja
bervariatif dan tidak membutuhkan waktu yang perawat pelaksana lebih baik pada rata-rata waktu
lama pada masing-masing pasien sehingga perawat kegiatan keperawatan efektif sebanyak (71,4%),
pelaksana dapat memberikan tindakan keperawatan dibandingkan rata-rata waktu kegiatan keperawatan
dengan tepat terhadap pasien meskipun dari sisi lebih dari waktu kerja efektif sebanyak (50,0%).
jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah pasien Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,508,
yang dirawat. berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara rata-rata waktu kegiatan keperawatan dengan
2. Hubungan Jenis Kegiatan Keperawatan Dengan kinerja perawat pelaksana.
Kinerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Gillies (1994 dalam Kurniadi. A, 2013) menyatakan
Rumah Sakit Harapan Bunda Batam waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan keperawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kinerja langsung adalah 4 jam/pasien/hari, kegiatan
perawat pelaksana kurang baik pada jenis kegiatan keperawatan tidak langsung 60 menit/pasien/hari
keperawatan non produktif sebanyak (80,0%), dan kegiatan non keperawatan 15% dari waktu jam
dibandingkan jenis kegiatan keperawatan produktif kerja tiap shiftnya.
(20,0%). Hasil uji statistik chi square diperoleh nilai Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang
p = 0,022, berarti terdapat hubungan yang signifikan dilakukan Werna (2001) bahwa ada hubungan yang
antara jenis kegiatan keperawatan dengan kinerja signifikan antara rata-rata waktu kegiatan dengan
perawat pelaksana. kinerja perawat pelaksana dengan (p=0,002). Hasil
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang observasi di ruangan secara langsung rata-rata waktu
dilakukan Werna (2001) bahwa ada hubungan yang digunakan belum sesuai dengan jenis kegiatan,
yang signifikan antara jenis kegiatan dengan kinerja hal ini karena kategori pasien yang dirawat di
perawat pelaksana dengan (p=0,000). Observasi ruang rawat belum berdasarkan bangsal akan tetapi
diruang rawat inap didapatkan bahwa perawat berdasarkan kelas perawatan yang mengakibatkan
pelaksana melaksanakan berbagai jenis kegiatan fokus kegiatan keperawatan yang dilakukan bersifat
yaitu keperawatan langsung, tidak langsung seperti general dimasing-masing lantai rawat inap.
meyiapkan peralatan dan non keperawatan yang Analisis peneliti perawat pelaksana di ruang rawat inap
dilakukan berdasarkan tugas masing-masing dalam belum menggunakan waktu yang sesuai berdasarkan
satu shift dinas jenis kegiatan dan tingkat ketergantungan pasien dan
Penelitian ini ditunjang teori yang dikemukakan perawat pelaksana lebih dominan dalam menegakkan
oleh Gillies (1994) bahwa jenis kegiatan meliputi diagnosa dan melakukan implementasi keperawatan
kegiatan keperawatan langsung yaitu aktivitas yang langsung dan tidak langsung dibandingkan
berhubungan dengan kebutuhan fisik, psikologis dan melakukan pengkajian, menyusun rencana tindakan
spritual pasien, kegiatan keperawatan tidak langsung dan evaluasi keperawatan sebagai wujud pemenuhan
yaitu menyusun rencana perawatan, menyiapkan kebutuhan dasar pasien. Kondisi ini di dukung
alat, melakukan konsultasi dengan anggota tim, dengan karakteristik pendidikan perawat pelaksana
membaca catatan perawatan, melaporkan kondisi sebagian besar adalah DIII keperawatan (perawat
pasein, koordinasi, pengobatan, tingkat aktivitas dan vokasional) dimana berperan dalam melaksanakan
tindaklanjut perawatan. tindakan dalam asuhan keperawatan serta terjadinya
258
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
fluktuasi jumlah pasien yang mengalami penurunan dan meningkatkan kualitas pemberian asuhan
pada saat penelitian sehingga waktu yang digunakan keperawatan.
kurang optimal. b. Menerapkan asuhan keperawatan berdasarkan
standar.
KESIMPULAN 4. Peneliti Selanjutnya
1. Sebagian besar jumlah pasien yang dirawat di Hasil penelitian ini sebagai data dasar untuk
ruang rawat inap RS. Harapan Bunda Batam penelitian selanjutnya yang dapat digunakan
tidak sesuai dengan jumlah perawat yang berdinas untuk meningkatkan kemampuan perawat yang
2. Hampir seluruhnya jenis kegiatan keperawatan berhubungan dengan beban kerja perawat. Disarankan
perawat pelaksana di ruang rawat inap RS. penelitian berikutnya menggunkan deskriptif analitik
Harapan Bunda Batam adalah produktif dengan pendekatan observasional untuk melihat
3. Hampir seluruhnya rata-rata waktu untuk kegiatan secara detail tindakan yang dilaksanakan perawat dan
keperawatan perawat pelaksana di ruang rawat menggunakan sampel yang lebih besar pada seluruh
inap RS. Harapan Bunda Batam adalah efektif perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Harapan
4. Lebih dari sebagian kinerja perawat pelaksana di Bunda Batam.
ruang rawat inap RS. Harapan Bunda Batam
adalah baik DAFTAR PUSTAKA
5. Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah Aditama. (2003). Manajemen Administrasi Rumah
pasien yang dirawat dengan kinerja perawat Sakit. Jakarta : UI
pelaksana di ruang rawat inap RS. Harapan Depkes RI (1998). Standar Asuhan Keperawatan.
Bunda Batam Jakarta : Direktorat Rumah Sakit Umum dan
6. Terdapat hubungan yang signifikan antara jenis Pendidikan, Direktorat Jenderal Pelayanan
kegiatan keperawatan dengan kinerja perawat Medik
pelaksana di ruang rawat inap RS. Harapan Depkes RI (2001). Petunjuk Pelaksanaan Indikator
Bunda Batam Mutu Pelayanan Rumah Sakit. Jakarta
7. Tidak terdapat hubungan yang signifikan rata- Depkes RI (2002). Keputusan Menkes RI No.228/
rata waktu kegiatan keperawatan dengan kinerja MENKES/SK/III/2002 tentang Pedoman
perawat pelaksana di ruang rawat inap RS. Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah
Harapan Bunda Batam Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah. Jakarta
Depkes RI (2005). Instrumen Evaluasi Penerapan
SARAN Standar Asuhan Keperawatan di RS. DepKes RI
1.Direktur Rumah Sakit Depkes RI (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta
a. Memberikan motivasi dalam bentuk reward kepada : Depkes RI
perawat pelaksana dalam rangka peningkatan Ernawati, (2011). Kebutuhan Riil Tenaga Perawat
kinerja Dengan Metode Workload Indikator Staff Need di
b. Memberikan punishment yang sesuai kepada Rumah Sakit Umum Negara Bali. UNAIR
perawat pelaksana yang memiliki kinerja yang Faizin, A & Winarsih, (2008). Hubungan Tingkat
kurang baik Pendidikan Dan Lama Kerja Perawat Dengan
2. Bidang Keperawatan Kinerja Perawat Di RSU Pandan Arang Kabupaten
a. Meningkatkan jenjang pendidikan perawat Boyolali. Kartasura. UMS
pelaksana dari vokasional menjadi profesional Fredna. (2009). Analisis Beban Kerja Perawat
dan rekruitment tenaga profesional Pelaksana Dalam Mengevaluasi Kebutuhan
b. Agar diterapkan sistem pemberian pelayanan Tenaga Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah
keperawatan profesional (SP2KP) di instalasi Sakit Umum Prof. dr. R. D. Kandau Manado.
rawat inap Depok : FIKUI
c. Diterapkannya penilaian kinerja secara bertahap Gaudine. (2000), Measuring nurses’ workload, CNA,
(tiap 6 bulan) untuk kebutuhan umpan balik dan Publications, nurses Workload march 2003
pengembangan sumber daya manusia. e.pdf,
3. Perawat Gibson, James L, et.all. (1997). Manajemen. Edisi ke-
a. Lebih memotivasi diri dalam mempertahankan 9. Jilid 1. Erlangga, Jakarta. Diterjemahkan oleh
259
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
260
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 5 (1) 2020
Depok : FIKUI
Wiranata, E. (2013). Hubungan Antara Lama Kerja
Dengan Kinerja Perawat Di Instalasi Rawat Inap
RSUD Wates. Yogyakarta : UNRIYO
Windy, R. (2007). Hubungan karakteristik pasien
dan lingkungan dengan kepuasan pasien terhadap
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Islam
Sukapura. Jakarta : FIKUI
Yulistiana, R. (2011). Hubungan Komunikasi
Organisasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana Di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Swasta Surabaya.
Depok : FIKUI
Yulmawati. (2011). Efektivitas Kerja Perawat Di
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Mayjen
H.A. Thalib Kerinci. Padang : Unand
261