You are on page 1of 7

Journal of Holistic Nursing and Health Science

Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 17-23)


Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Ni Kadek Erna1, Ni Luh Putu Thrisna Dewi1*, Abdul Azis2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika, Denpasar, Bali, Indonesia
2
Rumah Sakit Umum Provinsi Sanglah Denpasar, Bali, Indonesia

dewi_bonita@ymail.com

Abstract
Introduction: Nurses' lack of understanding and non-compliance in nursing documentation resulted
in low quality of documentation and nursing services. One of factors which affects nursing
documentation is self-efficacy. The purpose of this study was to know the correlation of self-efficacy
and the compliance of nurses in the nursing documentation.
Methods: This research used cross-sectional design with the descriptive documentation approach.
The sample of the study was 23 nurses in a hospital recruiting with a nonprobability technique type
i.e. total sampling. The inclusion criteria in this study were nurses who were willing to be respondents
and had at least a diploma in nursing education. The instrument used was a self-efficacy
questionnaire and the nursing care documentation compliance observation sheet. Data analysis used
Rank Spearman test with the meaning level 0.05.
Results: Most of nurses had high self-efficacy (69.9%) and majority nurse obey in nursing care
documentation (73.9%). The statistic test showed p value = 0.000 < (0.05) with r = 0.898.
Conclusion: This result confirmed that there is a relation between self-efficacy and the compliance of
nurses in nursing documentation at hospital.

Keywords: Self-efficacy, Compliance, Documentation.

Abstrak
Pendahuluan: Ketidakpahaman dan ketidakpatuhan perawat dalam dokumentasi keperawatan
mengakibatkan rendahnya mutu dokumentasi dan pelayanan keperawatan. Salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi perawat dalam melakukan dokumentasi keperawatan adalah self-efficacy. Tujuan
pada penelitian ini adalah mengetahui hubungan self-efficacy dengan kepatuhan perawat melakukan
dokumentasi keperawatan.
Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional dengan pendekatan deskriptrif
korelasional. Sampel penelitian berjumlah 23 perawat di sebuah rumah sakit yang dipilih dengan
teknik nonprobability yaitu total sampling. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah perawat yang
bersedia menjadi responden dan berpendidikan minimal D3 Keperawatan. Alat ukur yang digunakan
adalah kuesioner self-efficacy dan lembar observasi kepatuhan dokumentasi asuhan keperawatan.
Analisis data menggunakan uji statistik Rank Spearman dengan tingkat kemaknaan 0,05.
Hasil: Sebagian besar perawat memiliki self-efficacy tinggi (69,9%) dan patuh melakukan
dokumentasi asuhan keperawatan (73,9%). Hasil uji statistik menunjukan p = 0,000 < (0,05) dengan r
= 0,898.
Kesimpulan: Hasil ini menyatakan ada hubungan antara self-efficacy dengan kepatuhan perawat
melakukan dokumentasi keperawatan di rumah sakit.

Kata kunci: Efikasi Diri, Kepatuhan, Dokumentasi.

Ni Kadek Erna, dkk., Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Dokumentasi .... 17


Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 17-23)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

PENDAHULUAN
Pelayanan keperawatan mempunyai sakit swasta maupun pemerintah di
peranan penting dalam menjaga dan Indonesia adalah masih banyaknya
meningkatkan kualitas layanan kesehatan ditemukan ketidaklengkapan dokumentasi
berdasarkan suatu ilmu metodologi melalui keperawatan (Mayasari, 2016). Penelitian
suatu proses keperawatan (Dermawan, di rumah sakit Daerah Mamuju Sulawesi
2012). Proses keperawatan sendiri diawali menunjukkan sebagian besar
dari langkah pengkajian, diagnosis, pendokumentasian keperawatan dalam
intervensi, implementasi dan evaluasi yang kateogori kurang lengkap (Supratti &
harus didokumentasikan secara lengkap Ashriady, 2016). Penelitian pada salah satu
baik dan benar (Ali, 2010). Dokumentasi rumah sakit tipe B di Bali menyatakan
merupakan catatan yang dapat digunakan kepatuhan perawat dalam
sebagai bukti oleh tenaga kesehatan pendokumentasian keperawatan yaitu
apabila terjadi tuntutan yang berisikan data kurang patuh (Wahyudi, 2010).
lengkap, nyata dan tercatat yang Perawat kurang memahami dan tidak
menggambarkan kondisi pasien proses patuh dalam melaksanakan
perawatan dari awal masuk rumah sakit pendokumentasian asuhan keperawatan
hingga diperbolehkan pulang. Termasuk yang akan mengakibatkan rendahnya mutu
pada jenis perawatan, tipe, kuantitas dan dari kelengkapan dokumentasi asuhan
kualitas pelayanan kesehatan dalam upaya keperawatan dan akan menurunkan mutu
memenuhi kebutuhan pasien, meliputi pelayanan keperawatan (Yanti & Warsito,
pengkajian keperawatan, diagnosa, 2013). Hal ini disebabkan oleh adanya
perencanaan tindakan, implementasi dan perawat yang menganggap dokumentasi
evaluasi dalam proses perawatan (Sitinjak asuhan keperawatan terlalu rumit, beragam
et al., 2015). Dokumentasi memiliki fungsi dan menyita waktu (Nursalam, 2012).
penting jika ditinjau dari beberapa aspek Ketidakpatuhan perawat dalam melakukan
seperti pada aspek hukum, kualitas pendokumentasian keperawatan
pelayanan, komunikasi, keuangan, dipengaruhi oleh faktor eksternal dan
pendidikan, penelitian serta akreditasi internal. Faktor eksternal antara lain
(Nursalam, 2012). meliputi beban kerja, kondisi kerja,
Dokumentasi yang lengkap dapat pedoman pendokumentasian, format
memcerminkan kepatuhan perawat untuk dokumentasi keperawatan, supervisi,
melakukan dokumentasi dalam asuhan reward dan punishment (Fatmawati, Noor,
keperawatan yang dilihat dari kelengkapan & Maidin, 2014). Faktor internal antara
dan keakuratan menuliskan asuhan lain meliputi pengetahuan, sikap, persepsi,
keperawatan yang akan dan telah diberikan motivasi dan kemampuan. Faktor
kepada pasien (Nursalam, 2012). kemampuan yang dimaksud adalah salah
Berdasarkan standar yang telah ditetapkan satunya keyakinan diri atau self-efficacy
oleh Departemen Kesehatan Republik (Triana, 2016).
Indonesia (Depkes RI) menetapkan bahwa Perawat senantiasa dituntut untuk
Standar Auhan keperawatan (SAK) yakni memiliki self-efficacy tinggi saat
sebanyak 90% (Depkes RI, 2010 dalam memberikan asuhan keperawatan pada
Kasim & Abdurrouf, 2016). Mulyo pasien karena akan mempengaruhi perilaku
menyatakan masalah yang terjadi di rumah yang baik dan sesuai harapan serta tujuan
yang ingin dicapai (Hergenhahn & Olson,

Ni Kadek Erna, dkk., Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Dokumentasi .... 18


Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 17-23)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

2008). Perawat dengan self-efficacy yang Hubungan antara self-efficacy dan


tinggi berpeluang lebih besar dalam kepatuhan perawat dalam dokumentasi
memberikan asuhan keperawatan yang keperawatan belum diteliti sehingga
baik termasuk dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pendokumentasian keperawatan hubungan self-efficacy dengan kepatuhan
dibandingkan dengan perawat dengan self- perawat melakukan dokumentasi
efficacy rendah (Handayani, Sulisetyawati, keperawatan.
& Adi, 2015). Hal ini disebabkan self-
efficacy yang rendah mempengaruhi METODE
seseorang menjadi kurang tepat dalam Metode penelitian yang digunakan
bersikap seperti pada saat pengambilan yaitu kuantitatif yang bersifat deskriptif
keputusan, dan cara dalam melakukan korelasional dengan rancangan cross-
pekerjaan yang baik. sectional dimana variabel independent
Studi pendahuluan yang dilakukan di yaitu self-efficacy dan dependent yaitu
salah satu rumah sakit di Denpasar kepatuhan perawat melakukan
menunjukkan bahwa kelengkapan dalam dokumentasi keperawatan. Pengukuran
melakukan dokumentasi asuhan dilakukan satu kali tanpa follow-up.
keperawatan di ruang rawat inap pada Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat
tahun 2018 adalah sebesar 78,3% yaitu Inap di salah satu rumah sakit di Denpasar
pengkajian 70%, diagnosa keperawatan pada tanggal 24-31 Maret 2019. Populasi
80%, intervensi 90%, implementasi 90%, pada penelitian ini yaitu sebanyak 23 orang
evaluasi 60%, dan catatan keperawatan perawat pelaksana dengan teknik sampling
80%. Hal ini menunjukkan kelengkapan pada penelitian ini adalah non-probability
pada pendokumentasi asuhan keperawatan sampling dengan total sampling,
di ruang rawat inap masih kurang dari menggunakan sampel yang sama dengan
standar rumah sakit yaitu 100%. Dari hasil populasi berdasarkan kriteria inklusi.
observasi lima rekam medik pasien rawat Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah
inap yang sudah pulang, kepatuhan perawat yang bersedia menjadi responden
perawat dalam melakukan dokumentasi dan berpendidikan minimal D3
keperawatan sebesar 73,54% yaitu keperawatan. Pengumpulam data dalam
pengkajian 67,5%, diagnosa keperawatan penelitian ini menggunakan dua intrumen
83.32%, intervensi keperawatan 86,64%, yaitu kuesioner self-efficacy dengan skala
implementasi keperawatan 70%, evaluasi likert untuk mengukur tingkat self-efficacy
keperawatan 50% dan catatan keperawatan dan lembar observasi kepatuhan dalam
72%. Tingkat self-efficacy perawat melaksanakan dokumentasi asuhan
pelaksana di ruang rawat inap, ditemukan keperawatan Depkes RI untuk mengukur
bahwa 80% dari pelaksana memiliki suatu kepatuhan perawat melakukan
keraguan ketika memberikan pelayanan dokumentasian keperawatan. Analisa data
dan saat dihadapkan dengan tindakan dilakukan menggunakan teknik uji korelasi
keperawatan yang berkaitan dengan klien Spearman Rank dengan kepercayaan 95%.
sering tidak fokus sehingga merasa ada
tingkat kesulitan yang berbeda antara yang HASIL
satu dengan lainnya. Keragu-raguan Karakteristik Responden Penelitian
merupakan ranah dari self-efficacy. Self- Karakteristik dari responden pada
efficacy perawat dalam pelaksanaan tugas penelitian ini adalah berdasarkan usia,
perawat menunjukkan tingkat yang baik. jenis kelamin, pendidikan dan pengalaman

Ni Kadek Erna, dkk., Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Dokumentasi .... 19


Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 17-23)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

bekerja di salah satu rumah sakit Denpasar Hubungan Self-Efficacy Kepatuhan


yang dijabarkan sebagai berikut: Perawat Melakukan Dokumentasi
Keperawatan di Rumah Sakit
Tabel 1. Karakteristik responden (n=23)
Tabel 4. Hubungan self-efficacy kepatuhan
Karakteristik Frekuensi Persentase perawat melakukan dokumentasi
(n) (%)
Jenis Perempuan 23 100% keperawatan
Kelamin Self- Kepatuhan
Usia 20-30 tahun 9 39,1% Efficacy Dokumentasi
>30-50 tahun 13 56,5% Perawat
> 50 tahun 1 4,3% Correlation 1.000 .898**
Pendidikan D3 Keperawatan 20 87% Coefficient
D4 Keperawatan 0 0% Self- Sig. (2- . .000
S1 3 13% Spear Efficacy tailed)
Keperawatan/Ners man's N 23 23
Pengalaman 1-5 tahun 5 21,7% rho Kepatuhan Correlation .898** 1.000
Kerja >5-10 tahun 10 43,5% Dokument Coefficient
>10 tahun 8 34,8% asi Sig. (2- .000 .
Perawat tailed)
N 23 23
Tabel 2. Self-efficacy perawat pelaksana di
Ruang Rawat Inap (n=23) Berdasarkan tabel 4 didapatkan
Self-Efficacy Frekuensi (n) Persentase hasil statistik korelasi Rank Spearman p =
(%) 0,000 (p<0,05), sehingga Ho ditolak
Sedang 7 30.4% sedangkan Ha diterima, yang artinya ada
Tinggi 16 69.6%
hubungan signifikan antara self-efficacy
Total 23 100%
dengan kepatuhan perawat melakukan
Distribusi responden berdasarkan
dokumentasi keperawatan di rumah sakit.
tingkat self-efficacy menunjukkan
Nilai koefisien korelasi = 0,898 dengan
frekuensi terbanyak adalah perawat
nilai positif, maka dinyatakan ada
pelaksana dengan tingkat self-efficacy
korelasi/hubungan sangat kuat antara self-
tinggi (69,6%).
efficacy dengan kepatuhan perawat dalam
Tabel 3. Kepatuhan perawat melakukan melakukan pendokumentasian asuhan
dokumentasi keperawatan (n=23) keperawatan di ruang rawat inap.

Kepatuhan Frekuensi (n) Persentase (%) PEMBAHASAN


Dokumentasi Pentingnya mengetahui perubahan
Keperawatan
Tidak Patuh 6 26.1%
perilaku yang bisa untuk meningkatkan
Patuh 17 73.9% kepatuhan pada perawat untuk melakukan
Total 23 100% dokumentasi asuhan keperawatan. Tedapat
beberapa faktor yang berpengaruh terhadap
Distribusi responden berdasarkan kepatuhan perawat dalam melakukan
kepatuhan perawat melakukan dokumentasi asuhan keperawatan yaitu
dokumentasi keperawatan menunjukan dari faktor internal dan eksternal
frekuensi terbanyak terbanyak adalah (Fatmawati, Noor & Maidin, 2014). Faktor
patuh (73,9%). internal tersebut yaitu self-efficacy
(Triana, 2016).
Self-efficacy dapat meningkatkan
kepatuhan diri seseorang. Self-efficacy

Ni Kadek Erna, dkk., Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Dokumentasi .... 20


Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 17-23)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

adalah hal yang dapat mempengaruhi mengatasi tantangan yang diberikan


dimulainya suatu tugas dan lamanya (Keller, 1970). Berbeda dengan individu
seseorang dalam memenuhi tugas yang memiliki usia lebih muda akan
(Uktutias, 2018). Kepatuhan sendiri cenderung menyerah apabila diberikan
merupakan sebuah tingkatan seseorang tantangan karenakan kurangnya
taan pada suatu aturan dan perilau yang pengalaman. Pengalaman menjadikan
disarankan. Kepatuhan dalam hal ini seseorang menjadi lebih matang dalam
adalah dalam hal melakukan dokumentasi melakukan kegiatan tertentu seperti halnya
keperawatan. Hal ini sesuai dengan pengalaman sehari-hari dapat
penelitian menyatakan adanya hubungan mempengaruhi beberapa aspek dalam diri
yang signifkan antara self-efficacy dan seperti persepsi individu. Pengalaman dan
tingkat kepatuhan five moment hand sikap yang dimiliki akan mempengaruhi
hygiene perawat dimana 81,7% perawat persepsi individu terhadap keyakinan yang
yang memiliki self-efficacy tinggi memiliki dimiliki.
kepatuhan dalam melakukan cuci tangan Penelitian lain menyatakan hal
sedangkan 18,3% perawat dengan self- yang sama yaitu ketika seorang individu
efficacy rendah tidak patuh dalam memiliki self-efficacy tinggi,
melakukan hand hygiene (Setiyono, 2019). kecenderungan dalam mendapatkan
Hal ini disebabkan karena self-efficacy keberhasilan saat bekerja sangat tinggi
yang tinggi dapat meningkatkan optimisme (Wallin, Gustavsson, Ehrenberg, &
perawat dan komitmen dalam melakukan Rudman, 2012). Pada penelitian ini,
asuhan keperawatan dibandingkan dengan jawaban responden terhadap kuesioner
yang memiliki self-efficacy rendah (Jeeza, self-efficacy menunjukkan jawaban yang
Hongkrailert, & Sillabutra, 2015). paling tinggi yaitu pada item motivasi. Hal
Penelitian lain menyatakan hal ini karena adanya peningkatan suatu
yang serupa bahwa terdapat hubungan keyakinan diri/self-efficacy oleh adanya
yang erat antara self-efficacy dengan peningkatan motivasi didalam diri individu
kepatuhan (Damayanti, Sitorus, & Sabri, tersebut. Penelitian lain menyatakan
2014). Semakin tinggi derajat self-efficacy adanya hubungan signifikan antara
responden maka akan semakin tinggi pula motivasi perawat dengan kepatuhan
kepatuhannya dalam melakukan perawat melaksanakan pendokumentasian
dokumentasi keperawatan dan sebaliknya. asuhan keperawatan di RSUD Noongan
Hal yang sama ditemukan pada penelitian (Goni, Girsang, & Rondonuwu, 2018).
ini yaitu perawat yang memiliki self- Perkiraan masing-masing individu
efficacy tinggi menunjukkan kepatuhan terhadap self-efficacy yang dimilikinya
dalam melakukan dokumentasi akan menentukan usaha yang untuk dapat
keperawatan sedangkan perawat yang bertahan ketika menghadapi suatu masalah
memiliki self-efficacy rendah menunjukkan atau pengalaman kurang menyenangkan.
ketidakpatuhan dalam melakukan Selain pengalamannya, individu yang
dokumentasi keperawatan di rumah sakit. yakin akan kemampuan yang dimiliki oleh
Perawat yang memiliki self-efficacy tinggi dirinya maka perawat pasti bisa
sebagian besar adalah perawat yang menggunakan pengetahuan dan
berusia lebih tua dan yang memiliki lebih keterampilan yang dimiliki secara efektif
banyak pengalaman. Hal ini didukung oleh dalam menghadapi situasi yang sedang
teori perilaku menyatakan bahwa saat usia dihadapinya.
semakin tua, maka akan lebih mampu

Ni Kadek Erna, dkk., Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Dokumentasi .... 21


Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 17-23)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

KESIMPULAN DAN SARAN Handayani, I. S. S., Sulisetyawati, S. D., &


Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adi, G. S. (2015). Hubungan antara
tingkat self efficacy yang dimiliki sebagian self-efficacy sengan kinerja perawat
besar dalam kategori tinggi. Dimana uji dalam melaksanakan asuhan
statistik menunjukkan bahwa self efficacy keperawatan di IGD dan ICU-ICCU
memiliki hubungan signifikansi terhadap RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro
kepatuhan perawat melakukan Sragen. Diperoleh dari
dokumentasi keperawatan. Penelitian ini https://docplayer.info/48656399-
perlu dikembangkan oleh peneliti Hubungan-antara-self-efficacy-
selanjutnya terkait faktor lain yang dapat dengan-kinerja-perawat-dalam-
mempengaruhi kepatuhan perawat melaksanakan-asuhan-keperawatan-
melakukan dokumentasi asuhan di-igd-dan-icu-iccu-rsud-dr-soehadi-
keperawatan dan meneliti mengenai self- prijonegoro-sragen.html
efficacy perawat pelaksana dengan
populasi yang lebih besar serta dengan Hergenhahn, B. R., & Olson, M. H. (2008).
proporsi yang merata dari segi jenis Theories of learning (7th ed)
kelamin dan dari tingkat pendidikan (Triwibowo, B. S., Penerjemah).
sehingga hasil penelitian yang dilakukan Jakarta: Kencana.
dapat menjadi representatif dan dapat di
generalisir. Jeeza, H., Hongkrailert, & Sillabutra.
(2015). Effect of efficacy on nursing
DAFTAR PUSTAKA performance in Indira Gandhi
Memorial Hospital, Maldives.
Ali. (2010). Dasar-dasar dokumentasi Journal of Public Health and
keperawatan. Jakarta: ECG. Development, 13(2), 33-44.

Damayanti, Sitorus, & Sabri. (2014). Kasim, M., & Abdurrouf, M. (2016).
Hubungan antara spriritual dan Peningkatan kualitas pelayanan dan
efikasi diri dengan kepatuhan pasien pendokumentasian asuhan
diabetes mellitus tipe 2 di RS Jogja. keperawatan dengan metode tim.
Jurnal Medika Respati, 9(4), 101- NurseLine Journal, 1(1), 62-72.
110. doi: 10.35842/mr.v9i4.90
Keller, K. L. M. (1970). Instructional
Dermawan, D. (2012). Proses keperawatan design theory and models: An
penerapan konsep dan kerangka overview of their current status. (C.
kerja. Yogyakarta: Gosyen M. Regeluth, ed). London:
Publising. Lawrence Erlbaum Associates.

Fatmawati, E., Noor & Maidin. (2014). Sitinjak, L., Halawa S. F. D., Nazara, D.,
Gambaran faktor kinerja perawat Rachmawati, D. D., Yunirma, E.,
dalam mendokumentaskan Askep di …Yoselina, G. (2015). Deskripsi
RSUD Syekh Yusuf Gowa. Jurnal Tingkat Kepatuhan Perawat
Keperawatan. Diperoleh dari Pelaksana Melakukan Dokumentasi
https://core.ac.uk/download/pdf/2549 Asuhan Keperawatan Di Ruang
5992.pdf Rawat "K" RS Cikini Tahun 2015.
Jurnal Akademi Keperawatan
Husada Karya Jaya, 1(2), 8-10.

Ni Kadek Erna, dkk., Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Dokumentasi .... 22


Journal of Holistic Nursing and Health Science
Volume 3, No. 1, Juni 2020 (Hal. 17-23)
Available Online at https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/hnhs

Mayasari, I. (2016). Hubungan beban Uktutias, S. A. (2018). Hubungan self


kerja yang dilaksanakan perawat efficacy terhadap kepatuhan hand
dengan kelengkapan dokumentasi hygiene perawat di Rumah Sakit "X"
asuhan keperawatan di ruang rawat Surabaya. Diperoleh dari
inap Rumah Sakit PKU https://pdfsu.website/lib.php?q=kepa
Muhammadiyah Yogyakarta (Skripsi, tuhanperawat&ref=dcim.arsen.co.id.
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta,
Yogyakarta, Indonesia). Diperoleh Wahyudi, I., Dewi, I., & Mulyono, S.
dari (2010). Hubungan persepsi perawat
http://digilib.unisayogya.ac.id/2111/ tentang profesi keperawatan,
kemampuan dan motivasi kerja
Nursalam. (2012). Manajemen terhadap kinerja perawat pelaksana
keperawatan aplikasi dalam praktik di RSUD Dokter Slamet Garut.
keperawatan profesional (3 ed.). (Tesis, Universitas Indonesia, Depok,
Jakarta: Salemba Medika. Indonesia). Diperoleh dari
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/202
Goni, R. N., Girsang, O., & Rondonuwu, 82580-T%20Iwan%20Wahyudi.pdf
P. (2018). Hubungan motivasi
perawat dengan kepatuhan Wallin, L., Gustavsson, P., Ehrenberg, A.,
pendokumentasian asuhan & Rudman, A. (2012). A modest
keperawatan di ruangan perawat start, but a steady rise in research
penyakit dalam RSUD Noongan. E- use: A longitudinal study of nurses
Jurnal Sariputra, 5(1), 10-15. during the first five years in
professional life. Implementation
Setiyono, E. B. (2019). Hubungan antara Science, 7(19), 1-12. doi:
self-efficacy dan tingkat kepatuhan 10.1186/1748-5908-7-19
five moments hand hygiene perawat
di RS PKU Muhammadiyah (Skripsi, Yanti, R. I., & Warsito, B. E. (2013).
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Hubungan karakteristik perawat,
Yogyakarta, Indonesia). Diperoleh motivasi, dan supervisi dengan
dari kualitas dokumentasi proses asuhan
http://digilib.unisayogya.ac.id/4595/ keperawatan. Jurnal Manajemen
Keperawatan, 1(2), 107-114.
Supratti & Ashriady. (2016).
Pendokumentasian standar asuhan
keperawatan di Rumah Sakit Umum
Daerah Mamuju. Jurnal Kesehatan
Manarang, 2(1), 44-51. doi:
10.33490/jkm.v2i1.13

Triana, I. K. D. L. (2016). Determinan self-


efficacy perawat pelaksana di
instalasi rawat inap Rumah Sakit
(Skripsi, Universitas Udayana,
Denpasar, Indonesia). Diperoleh dari
https://www.unud.ac.id/in/tugas-
akhir1302105074.html

Ni Kadek Erna, dkk., Kepatuhan Perawat dalam Melakukan Dokumentasi .... 23

You might also like