You are on page 1of 5

e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

HUBUNGAN PERAN KETUA TIM DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA


DALAM PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN
DI IRINA F RSUP PROF DR. R. D. KANDOU
MANADO

Widya N Widodo
Herlina Wungow
Rivelino S Hamel
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : nathawidodo@gmail.com

Abstrack : Nurses performance is a nurse acts commited within an organization according to their
respective responsibilities. The team leader as a professional nurse should be able to use a variety
of leadership techniques such as planning, organizing, directing and monitoring. Team leader must
be able to make decisions about the priorities of the planning and evaluation of nursing care.
Nursing documentation is a record that contains all the information needed to determine the
nursing diagnosis, nursing plan, implement and evaluate nursing actions, that arranged in the
correct and accountable morally and legally. Aim of the Study: to identify the relationship between
team leaders role and nurses performance in documentation of nursing care. Methods: using
observational analytic with cross sectional approach. The population are all nurses at inpatient
department F in Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital and using total sampling technique that
involved 30 nurses. The data collection tools that used in this study are questionnaire and
observation sheets. Results: analysis was using Fishers Exact Test with a significance level of 95%
(=0.05) and shows that the p value is 0.003. Conclusion: there is a relationship between team
leaders role and nurses performance in documentation of nursing care at inpatient department F
in Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Hospital. Recommendations: for the managers of nursing in
order to improve the resources of nursing through training and the seminar , also increased
scrutiny so obtained documentation thoroughly.
Keywords : Team Leader Role, Documentation, Nursing Care.
Abstrak : Kinerja perawat merupakan tindakan yang dilakukan seorang perawat dalam suatu
organisasi sesuai dengan tanggung jawabnya masingmasing. Ketua tim sebagai perawat
profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan, ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang
prioritas perencanaan dan evaluasi asuhan keperawatan. Dokumentasi keperawatan adalah suatu
catatan yang memuat seluruh informasi yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan dan mengevaluasi tindakan
keperawatan yang disususn secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan
hukum. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan peran ketua tim dengan kinerja perawat
pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Metode: observasional analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh perawat di Irina F RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel mengunakan total sampling dengan jumlah 30
sampel. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan lembar observasi. Hasil Penelitian:
analisis menggunakan Fishers Exact Test dengan tingkat kemaknaan 95% (=0.05) dan
menunjukan nilai p=0.003. Simpulan: terdapat hubungan antara peran ketua tim dengan kinerja
perawat pelaksana dalam pendokumentasian asuhan keperawatan, Saran: bagi manajer
keperawatan agar dapat meningkakan sumber daya keperawatan melalui pelatihan dan seminar,
juga meningkatkan pengawasan sehingga di peroleh pendokumentasian secara menyeluruh.
Kata Kunci : Peran Ketua Tim, Pendokumentasian Asuhan Keperawatan

1
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

PENDAHULUAN asuhan keperawatan di pimpin oleh


Keperawatan merupakan suatu seorang perawat profesional yang sering
bentuk layanan kesehatan profesional yang disebut dengan ketua tim (Asmuji,
merupakan bagian integral dari layanan 2012). RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
kesehatan berbasis ilmu dan kiat perawat, Manado mulai menggunakan MPKP Tim
yang berbentuk layanan bio-psiko-sosio- pada tahun 2012. Irina F adalah salah satu
spiritual (Lokakarya Keperawatan ruangan rawat inap yang sudah
Nasional, dalam Kuntoro, 2010). Perawat menggunakan MPKP Tim. Data jumlah
merupakan sumber daya manusia perawat yang bekerja di Irina F sebanyak
terpenting di rumah sakit karena selain 35 orang, dengan tingkat pendidikan yang
jumlahnya yang dominan juga merupakan terdiri dari Nurse sebanyak 10 orang, S1
profesi yang memberikan pelayanan keperawatan sebanyak 13 orang, DIII
asuhan keperawatan selama 24 jam kepada sebanyak 12 orang.
pasien, oleh karena itu rumah sakit harus Penelitian Cheevakasemsook et.al
memiliki perawat yang berkinerja baik (2006) tentang pendokumentasian asuhan
yang menunjang kinerja rumah sakit keperawatan pada perawat di Thailand
sehingga dapat tercapai kepuasan pasien menunjukan bahwa terdapat kekacauan
(Kadrianti, 2014). dalam pendokumentasian dimana
Kinerja perawat merupakan pendokumentasian yang diterapkan tidak
tindakan yang dilakukan seorang perawat sesuai dengan standar. Kebanyakan
dalam suatu organisasi sesuai dengan pendokumentasian tidak terdapat diagnosa
wewenang dan tanggung jawabnya dan perencanaan, hanya ada pengkajian
masingmasing, dimana kinerja yang baik dan sedikit catatan perawat.. Penelitian
dapat memberikan kepuasan pada Suryandana (2010) di Rumah sakit Puri
pengguna jasa dan juga meningkatkan Indah Jakarta menunjukan bahwa terdapat
mutu pelayanan keperawatan (Depkes RI hubungan antara peran ketua tim dengan
2002, dalam Simorangkir, 2011). Untuk pendokumentasian asuhan keperawatan.
mewujudkan mutu pelayanan Dari penelitiannya di dapatkan bahwa ada
keperawatan, rumah sakit harus 50% pendokumentasian baik dengan peran
menerapkan proses sistem asuhan baik dan 25% pendokumentasian kurang
keperawatan pada ruang rawat dengan baik dengan peran tidak baik.
menggunakan Model Praktik Keperawatan Hasil studi pendahuluan di Irina F
Profesional (MPKP). Dalam MPKP ada (Neuro-Telinga Hidung Tenggorokan/
beberapa metode penugasan yang dapat Kulit-Kelamin) RSUP Prof. Dr. R. D.
digunakan di ruang rawat salah satunya Kandou Manado menggambarkan peran
adalah model praktik keperawatan ketua tim yang belum maksimal terhadap
profesional tim (Sitorus, 2011). perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
Rumah sakit di Indonesia yang dan pengawasan dalam pencatatan
sudah menerapkan metode tim yaitu, dokumen yang didapatkan berdasarkan
Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) hasil survei awal dan wawancara dengan
Nasional Cipto Mangunkusumo sejak ketua tim yang ada, bahwa di ruangan
tahun 1996 menggunakan kombinasi tersebut memiliki 4 ketua tim dan
metode primer dan metode tim, dan di pendokumentasian asuhan keperawatan di
rumah sakit PGI Cikini Jakarta pertama tempat tersebut memiliki data yang kurang
kali memulai penerapan model praktik lengkap diantaranya tidak ada tanda tangan
asuhan keperawatan pemula sejak tahun terhadap tindakan yang dilakukan dan
2001 (Sitorus, 2011). Metode tim adanya tulisan yang kurang jelas. Data
merupakan pemberian asuhan keperawatan yang didapatkan dari BCP (Buku Catatan
yang mencirikan bahwa sekelompok Perawat) ruangan Irina F, format
tenaga keperawatan yang memberikan dokumentasi yang di isi yaitu kelengkapan

2
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

pengkajian 90%, diagnosa keperawatan Adapun sampel yang memenuhi kriteria


90%, rencana keperawatan 95%, insklusi sebanyak 30 sampel dan 5 sampel
implementasi 80%, dan evaluasi 70% termasuk kriteria ekslusi. Jadi pada
dengan target kelengkapan domkumentasi penelitian ini sampel yang diteliti ada
100%. sebanyak 30 sampel.
Berdasarkan uraian diatas, maka
penulis perlu untuk melakukan penelitian HASIL dan PEMBAHASAN
disalah satu rumah sakit yang ada di kota A. Hasil penelitian
manado yaitu tentang hubungan peran Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kar-
ketua tim dengan kinerja perawat ateristik Responden Berdasarkan Usia
pelaksana dalam pendokumentasian Usia n %
asuhan keperawatan di ruang irina F 22 -33 tahun 21 70
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. 34-65 tahun 5 16.7
46-57 tahun 14 13.3
Total 30 100
METODE PENELITIAN
Desain penelitin ini adalah Sumber: Data Primer 2016
observasional analitik dimana peneliti
mencoba mencari hubungan variabel Hasil Penelitian didapatkan bahwa
dengan menggunakan pendekatan cross sebagian besar responden ada pada
sectional, dimana variabel sebab atau rentang usia 22-33 tahun yaitu sebanyak
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi 21 responden (70%) dan paling sedikit
pada objek penelitian di ukur atau di pada rentang usia 46-57 tahun sebanyak
kumpulkan dalam waktu yang bersamaan 4 responden (13,3%).
(Setiadi, 2013). Penelitian dilaksanakan di Tabel 2. Distribusi Frekuensi Menurut
Irina F (Neurologi, Telinga Hidung Jenis Kelamin
Jenis kelamin n %
Tenggorokan (THT)/Kulitkelamin) Laki Laki 2 6.7
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Perempuan 28 93.3
Penelitian dilaksanakan pada 08-26 Maret Total 30 100
2016. Sumber: Data Primer 2016
Desain penelitin ini adalah
observasional analitik dimana peneliti Hasil penelitian didapatkan sebagian
mencoba mencari hubungan variabel besar responden berjenis kelamin
dengan menggunakan pendekatan cross perempuan yaitu sebanyak 28 responden
sectional, dimana variabel sebab atau (93.3%). Dan sisanya adalah laki laki.
resiko dan akibat atau kasus yang terjadi Tabel 3. Distribusi Frekuensi
pada objek penelitian di ukur atau di Karakteristik Responden Berdasarkan
kumpulkan dalam waktu yang bersamaan Status Perkawinan
(Setiadi, 2013). Penelitian dilaksanakan di Status Perkawinan n %
Irina F (Neurologi, Telinga Hidung Belum Kawin 5 16.7
Tenggorokan (THT)/Kulitkelamin) Kawin 25 83.3
Total 30 100
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Sumber: Data Primer 2016
Penelitian dilaksanakan pada 08-26 Maret
2016. Sampel penelitian adalah objek yang
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar
diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmodjo, 2010). responden kawin yaitu sebanyak 25
Penelitian ini menggunakan teknik responden (83.3%) dan belum kawin
sebanyak 5 responden (16.7%).
sampling non prability sampling yaitu
totally sampling dimana keseluruhan
populasi yang memenuhi kriteria insklusi
dijadikan sebagai sampel penelitian.

3
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

Tabel 4. Distribusi frekuensi Hasil penelitian dari 30 rekam


Karateristik Respnden Berdasarkan medis didapatkan bahwa
Pendidikan pendokumentasian asuhan keperawatan di
Pendidikan n % Irina F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
DIII 17 56.7 Manado ruangan Neurologi dan Telinga
S1 Keperawatan 3 10
Nurse 10 33.3
Hidung Tenggorokan/ Kulit-Kelamin
Total 30 100 (THT) se-bagian besar berada dalam
Sumber: Data Primer 2016 kategori baik yaitu sebanyak 21 rekam
medis (70%) sedangkan
Hasil penelitian didapatkan sebagian pendokumentasian asuhan keperawatan
besar pendidikan terakhir responden kurang baik sebanyak 9 rekam medis
addalah diploma tiga (DIII) yaitu sebanyak (30%).
17 responden (56.7%) dan paling sedikit Hasil yang di dapat pada
dengan pendidikan terakhir S1 sebanyak 3 pengolahan data variabel independen
responden (10%). dengan dua kategori yaitu kurang baik dan
Tabel 5. Distribusi Frekuensi baik, variabel dependen dengan dua
kategori yaitu kurang baik dan baik
Karakteristik Berdasarkan Lama Kerja
dengan menggunakan aplikasi komputer
Lama Kerja n %
1-12 tahun 22 73.3
dengan tabel 2x2, kemudian didapatkan
13-24 tahun 4 13.3 hasil sebagai berikut.
25 36 tahun 4 13.3 Tabel 8. Hasil Analisis Hubungan
Total 30 100 Peran Ketua Tim Dengan Kinerja
Sumber: Data Primer 2016 Perawat Pelaksana Dalam
Pendokumentasian Asuhan
Lama bekerja responden paling Keperawatan
banyak ada pada rentang 1-12 tahun yaitu
Pendokumentasia
sebanyak 22 responden (73.3%), 13-24 n asuhan
tahun dan 25-36 tahun masing masing Peran keperawatan
Total P X OR
ketua Kura
sebanyak 4 responden (13.3%). tim ng Baik
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Peran Baik

Ketua Tim n % n % n %

Peran ketua Kurang


6 75 2 25 8 100
tim n % baik 0.003 10.519 19.00
Kurang baik 8 26.7 Baik 3 13.6 19 86.4 22 100
Baik 22 73.3
Total 9 30 21 70 30 100
Total 30 100
Sumber: Data Primer 2016 Sumber: Data Primer 2016

Hasil penelitian pada 30 responden Hasil analisis menunjukan dari 30


didapatkan sebagian besar peran ketua tim responden dengan peran ketua tim kurang
baik yaitu sebanyak 22 responden (73.3%) baik dan pendokumentasian asuhan
sedangkan peran ketua tim kurang baik keperawatan kurang baik berjumlah 6
terdapat pada 8 responden (26.7%). responden (75%), sedangkan responden
Tabel 7. Distribusi frekuesi pendoku- dengan peran ketua tim kurang baik dan
mentasian asuhan keperawatan pen-dokumentasian asuhan keperawatan
Pendokumentasian baik berjumlah 2 responden (25%),
asuhan keperawatan n %
sementara responden dengan peran ketua
Kurang baik 9 30
Baik 21 70 tim baik dan pendokumentasian asuhan
Total 30 100 keperawatan kurang baik berjumlah 3
Sumber: Data Primer 2016 responden (13.6%) dan responden dengan

4
e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 2, Agustus 2016

peran ketua tim baik dan Hastono, S.P (2007). Analisis Data
pendokumentasian asuhan keperawatan Kesehatan. Fakultas Kesehatan
baik berjumlah 19 responden (86.4 %). Masyarakat Universitas Indonesia
Hasil analisis pada tabel 2x2 didapatkan Kuntoro Agus, (2010), Buku Ajar
masih ada satu sel yang memiliki nilai
Manajemen Keperawatan; hal 110-
harapan <5. Menurut Hastono (2007), jika
147, Yogyakarta; Nuha Medika.
pada tabel 2x2 masih terdapat nilai
harapan <5 maka uji yang digunakan Kadrianti Erna, (2014), Hubungan
adalah uji Fishers Exact Test. Hasil uji Penerapan Metode Tim Dengan
Fishers Exact Test pada tingkat Kinerja Perawat Pelaksana Di
kemaknaan 95% ( < 0,05), menunjukan Ruang Rawat Inap Interna Di RSUP
nilai p = 0,003. Nilai p ini lebih kecil dari Daya Kota Makassar, Jurnal
nilai (0.05), dan Od Ratio adalah 19.00 STIKES Nani Hassanudin
jadi peran ketua tim yang baik berpeluang Makassar, di unduh pada 09
19 kali untuk membuat kinerja November 20015.
pendokumentasian perawat pelaksana baik
dibandingkan dengan peran ketua tim yang Notoatmodjo, Soekidjo (2010).
kurang baik, hal ini menunjukan bahwa Metodologi Penelitian Kesehatan.
terdapat hubungan antara peran ketua tim Jakarta: Rineka Cipta.
dengan kinerja perawat pelaksana dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan di Suryandana, (2010). Hubungan Peran
Irina F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Ketua Tim Dengan Kinerja Perawat
Manado. Dengan demikian Ho ditolak. Pelaksana Dalam Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan Di Ruang Unit
Operasi RS Puri Indah Jakarta.
SIMPULAN Jurnal Program Studi Ilmu
Hasil penelitian yang dilakukan di Irina F Keperawatan Fakultas Ilmu-Ilmu
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Kesehatan Universitas Esa Unggul.
dapat diberi kesimpulan sebagai berikut: Di unduh 09 November 2015.
Peran ketua tim dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan di Irina F RSUP Prof. Sitorus, Ratna, (2011). Manajemen
Dr. R. D. Kandou Manado berada dalam Keperawatan Manajemen
kategori baik. Kinerja perawat pelaksana Keperawatan Di Ruang Rawat,
dalam pendokumentasian asuhan Jakarta: Sagung Seto.
keperawatan di Irina F RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado berada dalam kategori Simorangkir, Restina. (2011). Hubungan
baik. Terdapat hubungan antara peran Kecerdasan Emosional dengan
ketua tim dengan kinerja perawat Kinerja Perawat menurut Persepsi
pelaksana dalam pendokumentasian Pasien di Rindu B2 RSUP Haji Adam
asuhan keperawatan di Irina F RSUP Prof. Malik Medan. Skripsi mahasiswa
Dr. R. D. Kandou Manado. Universitas Sumatra Utara.
http://repository.usu.a
DAFTAR PUSTAKA c.id/bitstream/123456789/27243/7/C
over.pdf. di unduh 09 November
Cheevakasemsook Et. Al (2006), 2015.
Comparison Of Recording
Effectiveness- need Fokus and Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik
Problem Oriented Nursing Record Penulisan Riset Keperawatan. Edisi
Models ( Med thesis (Nursing 2. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Administration)), Bangkok;
Chulalongkorn University.

You might also like