Professional Documents
Culture Documents
(MAN 653)
MODUL SESI KE 2
Financial Statement
DISUSUN OLEH
Dr. Rilla Gantino, S.E., Ak., MM
B. Concept
1. Recording Financial Transactions and the Limitations of Accounting
Businesses exist to make a profit. They do this by producing goods and services and
selling those goods and services at a price that covers their cost. Conducting business involves
a number of business events such as buying equipment, purchasing goods and services,
paying expenses, making sales, distributing goods and services etc. In accounting terms, each
of these business events is a transaction. A transaction is the financial description of each
business event. Each transaction is recorded on a source document that forms the basis for
recording in a business’s accounting system. Examples of source documents are invoices and
cheques. The accounting system, typically computer based (except for very small businesses),
comprises a set of accounts that summarize the transactions that have been recorded on source
documents and entered into the accounting system.
Disclosure
The accounting standards and principles that have been applied in the financial
statements are described in the financial reports. In the UK, there is a substantial body of
principles governing what information is to be disclosed in financial reports (see Chapter 6),
although in the US the disclosure requirements are rule based rather than principle based. As a
result, it has been argued that it is easier to find ways to get around rules that are set in
explicit terms than principles that are more general. The interpretation of the disclosure rules
is important in auditing and led to criminal charges against accounting firm Arthur Andersen
in the United States.
Limitation of Accounting.
For planning, decision-making and control purposes, cost is typically defined in relation
to a cost object, which is anything for which a measurement of costs is required. While the
cost object is often an output – a product or service – itmay also be a resource (an input to the
production process), a process of converting resources into outputs or an area of responsibility
(a department or cost centre) within the organization. Examples of inputs are materials, labour,
rent, marketing expenses etc. Examples of processes are purchasing, customer order
processing, order fulfilment, despatch etc.
Businesses typically report in relation to line items (the resource inputs) and
responsibility centres (departments or cost centres). This means that decisions requiring cost
information on business processes and product/service outputs are difficult, because most
accounting systems (except activity-based systems, as will be described in Chapter 11) do not
2)Pengakuan Biaya :
Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara
kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah
diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis
ketimbang accrual basis, contoh : usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan
praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai
credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).
Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa
keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
b. Accrual Basis
Basis Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual memiliki fitur pencatatan dimana transaksi
sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di
masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar – benar
diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset,
kewajiban dan ekuitas dana.
Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar.
Empat transaksi pendapatan telah diakui sesuai dengan prinsip di atas, yaitu :
1. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, yang biasanya
diinterpretasikan sebagai tanggal penyerahan pada pelanggan.
2. Pendapatan dari pemberian jasa diakui ketika jasa diakui ketika jasa-jasa itu telah
dilaksanakan dan dapat ditagih.
3. Pendapatan dari mengizinkan pihak lain untuk menggunakan aktiva perusahaan
seperti bunga, sewa dan royalti diakui sesuai dengan berlakunya waktu atau ketika
aktiva itu digunakan.
4. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan.
Pengukuran pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima.
Pendapatan yang berhubungan dengan transaksi penjualan jasa yang dapat diestimasi dengan
andal (bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
pemakaiannya sebagai pemakaian yang tuluis dan jujur dari yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan) harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggalneraca.
Bila transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, pendapatan
yang diakui hanya berkaitan dengan beban yang telah diakui yang dapat diperolehkembali.
Namun bila ketidakpastian timbul tentang kolektibilitas sebesar jumlah yang telah masuk
dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat ditagih, atau jumlah pemulihan-nya atau
pengembaliannya tidak lagi besar kemungkinan, diakui sebgai beban, dari pada penyesuaian
jumlah pendapatan yang diakui semula.
Semua pernyataan di atas mengurai sifat konseptual dari pendapatan dan merupa-kan dasar
akuntansi untuk transaksi pendapatan. Dalam praktik-praktik pengakuan pendapatan,
adakalanya pendapatan diakui pada saat lain dalam proses menghasil-kan laba, yang sebagian
besar diakibatkan oleh (1) keinginan untuk mengakui lebih awal (recognize earlier) jika
terdapat tingkat kepastian yang tinggi mengenai jumlah pendapatan yang dihasilkan dan (2)
keinginan untuk menangguhkan pengakuan pendapatan jika tingkat ketidakpastian mengenai
jumlah pendapatan atau biaya cukup tinggi, atau jiak penjulan bukan merupakan penyelesaian
yang substansial dari proses menghasilkan laba.
Pengakuan pendapatan yang sering dilakukan perusahaan menurut Kieso, dkk terdiri dari :
(1) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan (penyerahan);
(2) Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan;
(3) Pengakuan pendapatan setelah penyerahan;
(4) Pengakuan pendapatan untuk transaksi penjualan khusus – waralaba dan
konsinyasi.
Dalam situasi ini, hak milik legal telah berpindah pada pembeli namun resiko kepemilikan
tetap berada pada penjual. Untuk itu jika terjadi perjanjian beli kembali dengan harga tertntu
dan harga tersebut dapat menutupi semua biaya persediaan ditambah biaya kepemilikan yang
terkait, maka persediaan dan kewajiban yang terkait itu tetap ada dalam pembukuan penjualan
dengan kata lain tidak terjadi penjualan.
Perlakuan akuntansi untuk situasi seperti ini sebenarnya normal, namun jika tingkat retur
tinggi maka perlu dilakukan penundaan pelaporan penjualan sampai hak retur habis masa
berlakunya. Untuk itu terdapat tiga metode pengakuan pendapatan alternative jika penjual
mengalami situasi ini yaitu : (1) Tidak mencatat penjualan sampai seluruh hak retur habis
masa berlakunya; (2) Mencatat penjualan, tetapi mengurangi penjualan dengan estimasi retur
dimasa depan; dan (3) Mencatat penjualan serta memperhitungkan retur pada saat terjadi.
Jika terjadi penjualan dengan hak retur maka pendapatan dari transaksi penjualan diakui pada
saat penjualan jika memenuhi keenam kondisi sebagai berikut :
(1) Harga penjual kepada pembeli relatif tetap (fixed) atau dapat ditentukan pada tanggal
penjualan;
(2) Pembeli sudah membayar penjual, atau pembeli berkewajiban untuk membayar
penjual, dan kewajiban itu tidak bergantung pada penjualan kembali produk tersebut;
(3) Kewajiban pembeli pada penjual tidak akan berubah apabila terjadi pencurian atau
kerusakan atau rusaknya fisik produk;
(4) Pembeli yang memperoleh produk untuk dijual kembali memiliki substansi ekonomi
yang terpisah dari yang diberikan oleh penjual;
c) Trade Loading
Trade Loading dan Channel Stuffing merupakan praktik yang gila; licik; dan tidak ekonomis;
melalui praktik ini pabrikan membujuk (dengan penjualan, laba, dan pangsa pasar yang
sebenarnya tidak mereka miliki) pelanggan mereka untuk membeli produk dari pada yang
bisa mereka jual kembali atau dengan kata lain mencatat pembukuan hari ini untuk
pendapatan yang akan datang.
Pendapatan dan laba kotor diakui setiap periode berdasarkan kemajuan proses kontruksi,
yaitu persentase penyelesaian. Metode ini digunakan hanya jika estimasi kemajuan kearah
penyelesaian, pendapatan, serta biaya secara layak dapat dipercaya, dan memenuhi syarat-
syarat berikut : (1) Kontrak itu secara jelas menetapkan hak-hak yang dapat dipaksakan
pemberlakuannya mengenai barang atau jasa yang diberikan dan diterima oleh pihak yang
terlibat dalam kontrak, imbalan yang akan dipertukarkan, serta cara dan cara penyelesaian; (2)
Pembeli dapat diharapkan untuk memenuhi semua kewajiban dalam kontrak; dan (3)
Kontraktor dapat diharapkan untuk melaksanakan kewajiban kontraktual tersebut.
Dalam beberapa kasus, hasil penagihan atas harga jual tidak dapat dipastikan secara layak
sehingga pengakuan pendapatan akan ditangguhkan. Ada dua metode yang dapat digunakan
dalam menagguhkan pengakuan pendapatan sampai kas diterima, yaitu : (1) Metode akuntansi
penjualan cicilan dan (2) Metode pemulihan biaya.
Dalam metode pemulihan biaya, tidak ada laba yang diakui sampai pembayaran kas oleh
pembeli melebihi harga pokok barang dagang yang dijual bagi penjual. Setelah seluruh biaya
dipulihkan, setiap penagihan kas tambahan dimasukkan dalam laba. Laporan laba rugi untuk
periode penjualan melaporkan pendapatan penjualan, harga pokok penjualan, serta laba kotor
baik jumlah yang diakui selama periode berjalan maupun jumlah yang ditangguhkan. Laba
kotor yang ditangguhkan dikurangkan dari piutang terkait dengan neraca. Laporan laba rugi
selanjutnya melaporkan laba kotor sebagai pos pendapatan terpisah apabila laba kotor diakui
pada saat dihasilkan.
Dalam beberapa situasi kas diterima sebelum penyerahan atau pengalihan properti dan dicatat
sebagai simpanan karena transaksi penjualan tersebut belum selesai. Cara ini disebut metode
simpanan (deposit method). Menurut metode ini penjualan melaporkan kas yang diterima
dari pembeli sebagai uang tanggungan atas kontrak dan mengklasifikasikannya dalam
Harga pokok penjualan selama periode tertentu dihitung dengan menggunakan secara
berikut :
Sistem pencatatam ini disebut sistem periodik (periodic method). Metode pencatatan lain
untuk persediaan adalah yang disebut metode perpetual atau metode saldo permanen
(perpetual method) yang diterangkan sebagai berikut.
Kartu stok
Dalam metode saldo permanen setiap jenis barang dibuatkan satu catatan tersendiri yang
disebut kartu stok atau kartu persediaan (stock card). Kumpulan dari kartu stok, untuk semua
jenis barang yang ada, disebut buku stok atau buku persediaan. Ada tiga hal yang dicatat
dalam kartu stok, yaitu penambahan, pengurangan dan saldo yang ada setelah terjadinya suatu
transaksi. Kartu stok menyediakan tiga kolom untuk hal tersebut. Masing-masing kolom
dibagi dalam tiga sub kolom yang berisi: banyaknya unit (kuantitas), harga pokok/unit dan
jumlah (kuantitas dikalikan harga pokok/unit). Tiap transaksi dicatat kuantitas barangnya,
harga pokok/unit jumlah nilainya.
Penambahan dalam kartu stok, biasanya berasal dari pembelian barang dagang. Di samping
pembelian, penambahan dalam kartu stok juga dapat berasal dari penjualan
retur. Pengurangan dalam kartu stok, pada umumnya berasal dari penjualan barang
dagang. Pengurangan dapat juga terjadi dari pembelian retur.
Baridwan
Sistem akuntansi adalah sebuah formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian
rupa sehingga dapat digunakan untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh
manajemen.
Niswonger
Sebuah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan dan
melaporkan infomasi mengenai keuangan dan operasi perusahaan.
Laporan
Laporan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, berupa neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan modal, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok produksi, laporan harga
pokok penjualan, daftar utang, daftar saldo persediaan.
Laporan Keuangan
Pada akhir periode pelaporan keuangan (bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan)
perusahaan diharuskan menyiapkan laporan yang menginformasikan semua aktivitas bisnis
yang dilakukannya; baik kegiatan investasi dan pendanaan, maupun kegiatan operasional
untuk tiap periode tertentu. Dalam laporan itu kegiatan investasi dan pendanaan dilaporkan
oleh perusahaan dalam Neraca (Balance Sheet) dan Laporan Perubahan Modal (Statement of
Owners Equity). Sedangkan untuk kegiatan operasional dilaporkan dalam Laporan Laba Rugi
(Loss and Income Statement). Untuk melengkapi ketiga laporan itu, perusahaan juga perlu
membuat Laporan Arus Kas. Laporan ini berisi informasi yang menggambarkan kegiatan
operasi, investasi, dan pendanaan dengan menggunakan basis kas (cash basis).
Neraca
Seringkali neraca disebut sebagai laporan posisi keuangan perusahaan. Hal ini tentu saja
cukup beralasan sebab informasi yang ada di neraca melaporkan nilai aktiva, kewajiban, dan
ekuitas pemilik perusahaan pada posisi tanggal tertentu (pada umumnya dibuat tiap akhir
tahun atau per 31 Desember). Neraca juga memberikan informasi tentang sifat dan jumlah
Aktiva disebut juga sebagai harta perusahaan (assets) merupakan sumber daya yang
digunakan oleh manajemen untuk menghasilkan laba melalui kegiatan operasinya. Dengan
demikian aktiva (asset) dapat dikatakan sebagai semua milik (kekayaan) dari suatu entitas
bisnis yang dapat dinilai dengan uang, baik yang berwujud (tangble) maupun yang abstrak
atau bersifat tidak berwujud (intangible). Aktiva ini di neraca ditempatkan di sebelah sisi kiri
dan dikelompokkan menjadi aktiva lancar (kas, efek, wesel tagih, piutang, dan persediaan)
aktiva tetap (tanah, gedung, dan alat transportasi) dan aktiva tak berwujud (goodwill, patent,
dan trade mark). Di sebelah sisi kanan neraca disebut pasiva. Sisi pasiva sering dikatakan
sebagai sumber pendana perusahaan. Oleh karena itu pasiva terdiri dari dua pos yaitu
liabilities (kewajiban atau utang, dan ekuitas modal pemilik perusahaan). Kewajiban
merupakan sumber pendanaan yang diperoleh perusahaan dari pihak kedua (kreditor,
supplier). Kewajiban sendiri terbagi atas utang lancar (utang dagang, utang bank, sewa
diterima di muka), dan utang jangka panjang (hipotik dan obligasi). Sedangkan ekuitas
pemegang saham (pemilik perusahaan) mencerminkan pendanaan yang datang dari pemilik
perusahaan dan jumlah laba yang tidak dibagikan (tidak diambil) kepada para pemilik. Dari
kacamata pemilik, ekuitas ini mencerminkan berapa nilai aktiva yang menjadi haknya. Aktiva
dan kewajiban diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama: bagian lancar dan tidak lancar.
Aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat dikonversikan menjadi kas atau digunakan
dalam proses operasi dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi (mana yang lebih
panjang). Demikian halnya dengan kewajiban lancar adalah kewajiban yang akan diselesaikan
pelunasannya dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus operasi (mana yang lebih
panjang). Sedangkan yang tergolong tidak lancar adalah yang masa tenggangnya lebih dari
satu periode akuntansi. Data yang terdapat dalam neraca banyak memberi manfaat kepada
penggunaannya, antara lain:
1. Menyediakan basis data finansial untuk menghitung tingkat pengembalian perusahaan
(return on assets dan return on equity).
2. Dapat digunakan untuk mengevaluasi struktur permodalan yang dimiliki oleh
perusahaan, yaitu menilai likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan
perusahaan. Namun demikian, di samping memberi manfaat, neraca memiliki
beberapa keterbatasan: 1. Nilai historis Hampir semua aktiva dan kewajiban
Beberapa manfaat yang diperoleh dari Laporan Laba Rugi adalah menyediakan informasi
1. Untuk mengevaluasi kinerja perusahaan di masa lalu,
2. sebagai basis untuk memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang,
3. untuk menilai risiko pencapaian arus kas di masa yang akan datang.
Meskipun demikian, laporan laba rugi memiliki beberapa kelemahan, antara lain:
1. Komponen yang tidak bisa terukur dengan cara yang dapat diandalkan tidak dilaporkan
dalam laporan laba rugi. Contohnya adalah meningkatnya kepercayaan konsumen kepada
perusahaan yang sebenarnya merupakan keuntungan tidak bisa dilaporkan dalam laporan laba
rugi.
2. Besaran laba bersih yang dilaporkan akan sangat tergantung dari yang digunakan oleh
perusahaan. Contohnya adalah penghitungan harga pokok penjualan yang akan memberikan
nilai yang berbeda jika perusahaan yang sama menerapkan metode penilaian persediaan yang
berbeda.
3. Besaran laba bersih yang dilaporkan juga akan sangat tergantung dari pertimbangan dan
estimasi yang digunakan oleh perusahaan. Contohnya adalah penetapan umur ekonomis
aktiva tetap untuk menentukan besaran beban depresiasi.
Beberapa manfaat dari Laporan Arus Kas adalah menyediakan informasi untuk.
1. mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas di masa yang akan
datang,
2. mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dan membayar
dividen kepada pemegang saham,
3. melihat alasan perbedaan antara laba bersih dan arus kas operasi, 4. mengenai
transaksi kas dan non-kas untuk kegiatan investasi dari kegiatan pendanaan selama
periode tertentu. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menyusun laporan
arus kas digunakan prinsip cash basic (basis tunai) yang maksudnya adalah:
a. Pendapatan diakui pada saat uang tunai diterima, bukan pada saat
transaksi terjadi atau saat penjualan terjadi (sebab pada umumnya
perusahaan melakukan sistem penjualan tunai dan kredit).
b. Semua biaya baru diakui pada saat kas atau uang tunai dikeluarkan,
bukan pada saat biaya itu timbul. 3. Semua biaya-biaya yang tidak
mengeluarkan uang atau kas (non cash charges), seperti biaya
penyusutan dan amortisasi tidak diperhitungkan
Untuk membuat penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan tepat, Anda juga harus
memiliki laporan keuangan yang akurat dan detail. Laporan keuangan dan penilaian kinerja
Link JURNAL :
http://hrmars.com/hrmars_papers/Information_Quality_in_Organization_for_Better_Decision
-Making.pdf kuliah 2
http://oer.udusok.edu.ng:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/611/ACCOUNTING%20I
NFORMATION%20AS%20A%20TOOL%20FOR%20MANAGEMENT%20DECISION%2
0MAKING.pdf?SEQUENCE=1&ISALLOwed=y
C. Latihan
Saudara diminta untuk menyebutkan PSAK yang dijadikan pedoaman dalam pembuatan
laporan keuangan dengan format :
No No PSAK Mengatur Tentang
D. Daftar Pustaka
1. Gopal, CA., C., Rama, 2009. Accounting for Manager. New Age International
Publishers., New Delhi
2. Collier, Paul M., 2003. Accounting for Managers: Interpreting accounting information
for decision-making. John Wiley & Sons Ltd. England
3. Warren, Carl S.Reeve, James M.; Duchac, Jonathan E, Wahyuni, Ersa Tri; Jusuf, Amir
Abadi. 2018. Accounting Edisi: 4th ed. : Indonesia adaptation, volume 1.Salemba
Empat, Jakarta