You are on page 1of 10

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN, KADAR ALBUMIN,

KADAR KREATININ DAN STATUS PEMBAYARAN DENGAN


KEMATIAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD DR.
MOEWARDI SURAKARTA

Ismatul Latifah, Dwi Linna Suswardany dan Yuli Kusumawati

Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta

Abstract

The prevalence of Chronic Kidney Disease has been increasing nowadays. It is estimated
there are approximately 40-60 cases in a million of population in Indonesia every year. This study aimed
to analyze the correlation among level of hemoglobin, albumin, creatinine, payment status and mortal-
ity of chronic renal failure patients at RSUD Dr.Moewardi. The method used in this research was obser-
vational analytic study with case control design. The population in this study were patients with chronic
renal failure undergoing hemodialysis at the Hospital Dr. Moewardi in January 2009-December 2011.
Sampling technique used for choosing the case group was consecutive sampling technique and for the
control group was matching technique with the total of 50 people for each. Statistical tests used in this
research was independent t-test for hemoglobin and creatinine variables, and the chi-square test for
albumin and payment status variables. This research showed that there was a difference in the level of
creatinine (p= 0.05), between chronic renal failure patients who died and lived during the study. Further-
more, there was not any difference in the average level of hemoglobin (p= 0.399) between chronic renal
failure patients who died and lived during the study. There was not any correlation among level of
albumin (p= 0.398), payment status (General and Health Insurance status p= 0.835 and Jamkesmas
and Health Insurance status p= 0.682) and death of patients with chronic renal failure at RSUD
Dr.Moewardi.

Key words: Hemoglobin, Albumin, Creatinine, Payment Status, Chronic Renal Failure

PENDAHULUAN 90% nya menjalani hemodialisis (Silvia-


Penyakit Gagal Ginjal Kronik ni, dkk, 2011). Bahkan terdapat 200.000
(GGK) prevalensinya semakin mening- dialisis dan transplantasi ginjal pada
kat setiap tahun di negara-negara ber- pasien dengan peningkatan hampir
kembang termasuk Indonesia yang di- 10% setiap tahunnya (Lardo dan Nasu-
perkirakan ada sekitar 40-60 kasus per- tion, 2004).
juta penduduk pertahun. Sementara itu Menurut Suryanto dan Ulya
di Amerika dari 142.488 pasien terdapat (2007), hemodialisis digunakan sebagai

Hubungan antara Kadar Hemoglobin, Kadar Albumin... (Ismatul Latifah, dkk.) 83


salah satu terapi untuk menggantikan ngan pemeriksaan urinalis lengkap,
fungsi ginjal yang memburuk, akan te- termasuk pemeriksaan sedimen kemih.
tapi penderita yang menjalani hemodi- Pengukuran kadar kreatinin serum ber-
alisis selalu mengalami anemia (80-95 guna untuk evaluasi gambaran fungsi
%). Bahkan di tahun 2005 berdasarkan ginjal secara umum (Noer, 2006). Tin-
penelitian di tiga rumah sakit di Ban- dakan hemodialisis pada pasien gagal
dung dari 40 responden, 100% respon- ginjal kronik dengan kadar ureum dan
den menderita anemia dengan rentang kreatinin yang tinggi merupakan cara
kadar Hemoglobin 7,1-9,7 g/dl (Roesli untuk mempertahankan kelangsungan
et al., 2005). hidup pasien dengan tujuan menurun-
Kelangsungan hidup pasien kan kadar ureum, kreatinin, dan zat-zat
hemodialisis berbeda-beda karena toksik lainnya dalam darah (Nugraha-
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di- ni, 2007).
antaranya umur, jenis kelamin, dan la- Chronic Kidney Disease (CKD) me-
ma menjalani hemodialisis. Selain itu rupakan masalah medik, sosial dan
rendahnya angka kelangsungan hidup ekonomi yang sangat besar bagi pasien
penderita dengan hemodialisis mau- dan keluarganya, khususnya di negara-
pun dialisis peritoneal juga dipenga- negara yang sedang berkembang yang
ruhi oleh faktor tidak adekuatnya he- memiliki sumber-sumber terbatas un-
modialisis dan faktor lain di luar hemo- tuk membiayai pasien dengan gagal
dialisis seperti status nutrisi, psikoso- ginjal terminal. Penyakit ginjal meru-
sial dan komorbiditas yang menyertai pakan penyakit tidak menular tetapi
kondisi gagal ginjal (Widiyatmoko, menimbulkan kematian dan membu-
2009). tuhkan biaya mahal untuk pengobatan
Menurut Rivai (2009), hipoalbu- yang terus berlangsung seumur hidup
minemia merupakan komplikasi yang pasien (Alam dan Hadibroto, 2007). Ba-
umum ditemui pada penyakit ginjal nyak pasien tidak mampu melakukan
kronik. Dengan dilakukannya terapi hemodialisis dikarenakan biaya yang
hemodialisis dapat pula menyebabkan mahal. Apabila terapi hemodialisis ber-
keadaan hipoalbuminemia yang dapat henti tanpa anjuran dokter dapat me-
memperburuk kelangsungan hidup ngakibatkan keadaan yang fatal bahkan
pasien hemodialisis. Kadar albumin kematian (Nurini, dkk., 2011).
kurang dari 3,5 gram/dl termasuk fak- Berdasarkan survei pendahulu-
tor risiko utama mortalitas pada pasien an yang penulis lakukan di Rumah
hemodialisis. Sakit Dr. Moewardi jumlah pasien yang
Fungsi ginjal dapat dievaluasi menjalani hemodialisis sebanyak 390
dengan berbagai uji laboratorium se- pasien pada tahun 2009, 586 pasien pa-
cara mudah. Langkah awal dimulai de- da tahun 2010, dan mengalami pening-

84 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 83-92


katan pada tahun 2011, yaitu sebanyak gunakan rancangan penelitian Case
714 pasien. Sebagai rumah sakit ruju- Control. Populasi dalam penelitian ini
kan dan memiliki klinik hemodialisis, adalah seluruh penderita gagal ginjal
Rumah sakit Dr. Moewardi menerima kronik rawat inap yang menjalani he-
banyak kunjungan pasien hemodia- modialisis di RSUD Dr. Moewardi. Se-
lisis. Ini terlihat pada data jumlah kun- banyak 100 responden diambil sebagai
jungan terapi hemodialisis sebanyak sampel kasus 50 responden dengan
9.998 pada tahun 2010, dan kunjungan menggunakan consecutive sampling dan
pada tahun 2011 sebanyak 12.139 kun- sampel kontrol 50 responden dengan
jungan. menggunakan matching. Proses pe-
Sampai saat ini penelitian me- ngumpulan data dilakukan dengan ob-
ngenai kelangsungan hidup pasien he- servasi data dari rekam medik dengan
modialisis terutama dilihat dari kadar menggunakan instrumen penelitian be-
hemoglobin, kadar albumin, kadar rupa check list. Lokasi penelitian di RS
kreatinin dan status pembayaran masih UD Dr. Moewardi di Bagian Rekam
jarang dilakukan. Bahkan data menge- Medik. Variabel bebasnya adalah ka-
nai kelangsungan hidup pasien hemo- dar hemoglobin, albumin, kreatinin dan
dialisis di RSUD Dr. Moewardi belum status pembayaran sadang vareiabel te-
ada. Pihak rumah sakit tidak meng- rikatnya adalah kematian pasien gagal
hitung kelangsungan hidup pasien ginjal kronik yang menjalani hemo-
hemodialisis dan hanya mencatat ke- dialisis di RSUD Dr. Moewardi . Untuk
datangan serta berakhirnya terapi he- menganalisis data digunakan uji T-In-
modialisis, baik berakhir dengan ke- dependent pada variabel kadar hemo-
sembuhan maupun berakhir dengan globin dan kreatinin, serta uji chi square
kematian. Oleh karena itu penting pada variabel kadar albumin dan status
untuk dilakukan penelitian mengenai pembayaran.
“Hubungan antara kadar hemoglobin,
kadar albumin, kadar kreatinin dan HASIL DAN PEMBAHASAN
status pembayaran dengan kematian Hasil
pasien gagal ginjal kronik di RSUD Dr.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Moewardi”. Hasil penelitian dapat
Moewardi adalah rumah sakit milik Pe-
menjadi pertimbangan bagi penderita
merintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah
gagal ginjal kronik dan klinisi dalam
yang terletak di Daerah Tingkat II Kota-
menjalankan terapi hemodialisis.
madya Surakarta tepatnya di Jl. Kolo-
nel Soetarto No. 132 Surakarta. Rumah
METODE PENELITIAN
sakit ini merupakan salah satu rumah
Penelitian ini merupakan jenis sakit besar di Provinsi Jawa Tengah dan
penelitian observasional dengan meng- merupakan rumah sakit terbesar di Su-

Hubungan antara Kadar Hemoglobin, Kadar Albumin... (Ismatul Latifah, dkk.) 85


rakarta, serta rujukan dari rumah sakit ninggal adalah 68 tahun, dan pada ke-
lain, sehingga pasien hemodialisis di lompok yang hidup lebih tinggi yaitu
rumah sakit ini banyak jumlahnya dan 70 tahun. Karakteristik pasien ber-
berasal dari berbagai daerah. dasarkan jenis kelamin memiliki jum-
Rata-rata usia pada kelompok lah yang sama pada kelompok kasus
hemodialisis yang meninggal adalah dan kelompok kontrol yaitu 31 laki-laki
47,42 tahun, sedangkan rata-rata usia dan 19 perempuan. Pada karakteristik
pada kelompok hemodialisis yang umur dan jenis kelamin responden
hidup lebih tinggi yaitu 48,38 tahun. dilakukan teknik matching sehingga
Usia termuda responden pada kelom- berdasarkan umur responden hanya
pok yang meninggal adalah 20 tahun, terdapat perbedaan yang sedikit dan
sedangkan pada kelompok yang hidup untuk jenis kelamin pada kelompok
lebih muda yaitu 18 tahun. Usia tertua meninggal dan kelompok hidup jum-
responden pada kelompok yang me- lahnya sama.

Tabel 1. Hasil Uji Statistik

Responden 95% CI
p
Variabel Uji OR Lower-
Meninggal Hidup value
Upper
Kadar Kreatinin
Mean 13,11 10,9
T-Test
SD 6,78 3,99 0,05 - 0,002-4,41

N 50 50
Kadar
Hemoglobin 0,399 - -0,99-0,399
T-Test
Mean 7,89 8,18
SD 1,96 1,51

N 50 50
Responden 95% CI
p
Variabel Meninggal Hidup Uji OR Lower-
value
N (%) N (%) Upper
Kadar Albumin
Chi-
Tidak normal 31 62 70 0,398 0,699 0,304-1,607
square
Normal 19 38
Total 50 100 100
Status
Pembayaran
Chi-
Umum 24 48 23 46 0,835 0,870 0,233-3,247
square
Askes 6 12 5 10 -
Jamkesmas 20 40 22 44 0,682 0,758 0,200-2,871
Total 50 100 50 100

86 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 83-92


Berdasarkan hasil uji statistik den yaitu 49 tahun yang berjumlah 4
menunjukkan bahwa rata-rata kadar orang (8%). Pada kelompok kontrol us-
kreatinin untuk kelompok yang me- ia rata-rata responden adalah 48,38 ta-
ninggal lebih tinggi yaitu 13,11 mg/dl hun dengan usia terbanyak 40 tahun
dan untuk kelompok yang hidup yaitu yang berjumlah 4 orang (8%). Usia ter-
10,90 mg/dl. Rata-rata kadar hemoglo- muda 20 tahun dan usia tertua 68 tahun
bin untuk kelompok yang meninggal pada kelompok kasus, sedangkan pada
adalah 7,89 gr/dl dan untuk kelompok kelompok kontrol usia termuda 18 ta-
yang hidup lebih tinggi yaitu 8,18 gr/ hun dan usia tertua 70 tahun.
dl. Kadar albumin tidak normal pada Banyaknya kejadian gagal ginjal
kelompok meninggal yaitu sebesar 31 kronik pada usia muda dapat dikare-
orang (62%), sedangkan pada kelom- nakan pola hidup pasien yang tidak
pok hidup lebih banyak yaitu 35 orang baik sebelum menjalani hemodialisis.
(70%). Untuk kadar albumin normal pa- Menurut Cahyono (2008), penyakit kro-
da kelompok meninggal lebih banyak nik modern muncul sebagai konseku-
yaitu 19 orang (38%) dan pada kelom- ensi dari perubahan gaya hidup. Pene-
pok hidup yaitu 15 orang (30%). Status litian Muharni (2009), menyebutkan
pembayaran pasien umum pada ke- bahwa pola hidup pasien sebelum me-
lompok meninggal yaitu sebesar 24 or- njalani terapi hemodialisis mayoritas
ang (48%), sedangkan pada kelompok tidak baik (80%) dan bila ditinjau dari
hidup lebih sedikit yaitu 23 orang (46 aktivitas fisik mayoritas tidak baik
%). Untuk status pembayaran pasien (77,50%), penggunaan zat mayoritas ti-
dengan Askes pada kelompok yang dak baik (85%), dan dari pola diet ma-
meninggal yaitu 6 orang (12%) dan yoritas tidak baik (87,5%).
pada kelompok yang hidup lebih se- Jumlah penderita gagal ginjal
dikit yaitu 5 orang (10%), walaupun kronik yang menjalani hemodialisis di
perbedaannya tidak signifikan. Status RSUD Dr.Moewardi untuk jenis kela-
pembayaran pasien jamkesmas pada min laki-laki lebih banyak dibanding-
kelompok meninggal yaitu sebesar 20 kan jenis kelamin perempuan yaitu 31
orang (40%), sedangkan pada kelom- laki-laki dan 19 perempuan. Hal ini
pok hidup lebih banyak yaitu 22 orang dapat dikarenakan pola hidup pasien
(44%). laki-laki yang tidak baik, sehingga ke-
tika terkena gagal ginjal menjadi
Pembahasan cenderung lebih serius dan harus men-
Karakteristik umur yang menjadi jalani hemodialisis. Berdasarkan pene-
responden pada kelompok kasus me- litian Benedict, dkk., (2003) salah satu
miliki usia rata-rata 47,42 tahun dengan perilaku yang memiliki risiko serius
usia terbanyak yang menjadi respon- terhadap kesehatan adalah merokok.

Hubungan antara Kadar Hemoglobin, Kadar Albumin... (Ismatul Latifah, dkk.) 87


Shankar, dkk., (2006), menyatakan bah- kat kerusakan ginjal yang lebih parah.
wa perilaku merokok menyebabkan Hasil penelitian ini menunjuk-
seseorang berisiko menderita gagal ginjal kan bahwa pasien yang memiliki kadar
kronik 2,2 kali lebih tinggi dibandingkan albumin yang tidak normal tidak me-
individu yang tidak merokok. miliki risiko kematian yang lebih cepat.
Berdasarkan hasil penelitian, ke- Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
dua kelompok memiliki kadar hemo- hasil penelitian Hamid dan Azmi (2009)
globin yang tidak normal sehingga ke- yang menyebutkan kadar albumin
duanya berisiko, tetapi pada kelompok merupakan prediktor penting kelang-
meninggal memiliki kadar hemoglobin sungan hidup pasien hemodialisis. Pe-
lebih rendah dibanding kelompok hi- nelitian ini juga berbeda dengan pen-
dup yaitu masing-masing sebesar 7,89 dapat Silviani, dkk., (2010), yang me-
gr/dl dan 8,18 gr/dl. Selisih rata-rata nyatakan bahwa albumin merupakan
pada kedua kelompok hanya sedikit, prediktor suatu mortalitas dan mor-
sehingga diperoleh hasil tidak ada biditas pasien dengan gagal ginjal kro-
perbedaan diantara keduanya. Semua nik. Meskipun tidak berhubungan, teta-
responden sebelum menjalani hemo- pi sebagian besar responden memiliki
dialisis memiliki kadar hemoglobin kadar albumin yang tidak normal. Se-
yang tidak normal, dan setelah men- bagian besar pasien memiliki kadar
jalani hemodialisis sebagian besar res- albumin yang rendah terlebih setelah
ponden memiliki kadar hemoglobin mereka menjalani hemodialisis yang
yang lebih rendah dari sebelumnya. tidak menutup kemungkinan terjadi-
Hasil penelitian tersebut tidak sesuai nya mikroalbuminuria. Hasil pene-
dengan hasil penelitian Hamid dan litian ini sejalan dengan teori Nugraha-
Azmi (2009) yang menyebutkan bahwa ni (2007), yang menyebutkan bahwa
hemoglobin sangat mempengaruhi ke- nilai rata-rata albumin darah pasien
langsungan hidup pasien hemodialisis. hemodialisis memang masih di bawah
Tingkat hemoglobin yang tinggi akan normal. Rendahnya nilai albumin pa-
menyebabkan kelangsungan hidup sien hemodialisis tersebut selain dipe-
yang lebih baik dibandingkan pasien ngaruhi oleh asupan protein harian
yang memiliki kadar hemoglobin ren- yang rendah juga dapat dipengaruhi
dah. Menurut Yendriwati (2002), me- oleh faktor lain misalnya inflamasi dan
nurunnya kadar hemoglobin dikarena- penyakit penyerta. Penyakit penyerta
kan faktor etiologi kehilangan darah pada pasien hemodialisis misalnya pe-
yang lebih banyak pada pasien hemo- nyakit Diabetes Mellitus yang cende-
dialisis seperti seringnya pengambilan rung mengalami albuminuria yang di-
sampel darah, berkurangnya darah ka- sebabkan proses degradasi dan eksresi
rena proses hemodialisis ataupun ting- albumin sehingga pasien tersebut be-

88 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 83-92


risiko lebih besar memiliki nilai albu- langsungan hidup pasien. Penelitian
min tidak normal. Sehingga rendahnya Kaliahpan (2010), menyebutkan bahwa
albumin bukan merupakan penyebab ada perbedaan yang bermakna pada
utama kematian pasien hemodialisis. kadar ureum dan kreatinin sebelum
Berdasarkan hasil penelitian, ka- dan sesudah menjalani hemodialisis,
dar kreatinin pada kelompok mening- yaitu terjadi penurunan kadar kreatinin
gal lebih tinggi (13,11 gr/dl) dibanding dalam darah setelah menjalani hemo-
kelompok hidup (10,90). Selisih rata- dialisis. Ini sejalan dengan penelitian
rata tersebut dapat dikatakan cukup Muzasti (2011), yang menyebutkan ada
tinggi sehingga diperoleh hasil ada per- hubungan antara lama hemodialisis
bedaan diantara dua kelompok. Pene- dengan usia harapan hidup pasien.
litian ini tidak sesuai dengan teori NKF Makin lama pasien menjalani terapi
K/DOQI (2000) yang menyebutkan hemodialisis, semakin lama harapan
bahwa angka kematian pasien hemo- hidupnya. Jadi dapat disimpulkan bah-
dialisis memiliki risiko yang lebih be- wa kepatuhan menjalani hemodialisis
sar jika kadar kreatinin dalam darah di- dapat menurunkan kadar kreatinin pa-
bawah 9-11 mg/dl. Peningkatan kadar sien sehingga kelangsungan hidupnya
kreatinin dalam darah menandakan meningkat.
adanya penurunan fungsi ginjal. Kon- Berdasarkan hasil penelitian,
disi itu berbahaya karena dapat mera- status pembayaran pasien tidak ber-
cuni organ tubuh lain, oleh karena itu hubungan dengan kematian pasien ga-
penderita gagal ginjal harus menjalani gal ginjal kronik. pasien gagal ginjal
hemodialisis agar kadar kreatinin kronik yang menjalani hemodialisis
dalam darah menurun. Meningkatnya didominasi oleh pasien umum dan
kadar kreatinin dalam darah pasien Jamkesmas. Baik pada kelompok kasus
gagal ginjal dapat dikarenakan kon- maupun kelompok kontrol jumlah
sumsi daging sapi yang terlalu sering pasien umum dan Jamkesmas hampir
serta mengkonsumsi obat-obatan di- sama. Sedangkan pasien Askes hanya
antaranya vitamin C, antibiotik golong- sebagian kecil saja, baik pada kelom-
an sefalosporin, dan aminoglikosid, pok kasus maupun kontrol. Pasien
sehingga sebaiknya pasien dapat me- Askes dalam penelitian ini dianggap
ngurangi konsumsi makanan atau obat- sebagai referen atau faktor yang tidak
obatan tersebut (Indriasari, 2009). Me- berisiko karena dapat memanfaatkan
rujuk dari penelitian Hamid dan Azmi fasilitas Askes sosial untuk menjalani
(2009) yang menyebutkan bahwa pa- hemodialisis. Berbeda dengan pasien
sien gagal ginjal kronik yang menjalani umum yang harus menanggung semua
hemodialisis dengan kadar kreatinin biaya hemodialisis. Kemampuan mem-
>9,7 gr/dl dapat mempengaruhi ke- bayar pasien bergantung pada penda-

Hubungan antara Kadar Hemoglobin, Kadar Albumin... (Ismatul Latifah, dkk.) 89


patan masing-masing. Selain itu dapat KESIMPULAN DAN SARAN
pula mempengaruhi kepatuhan pasien Kesimpulan
untuk menjalani hemodialisis. Seperti
Ada perbedaan rata-rata kadar
penelitian yang dilakukan Fitriani (20
kreatinin (p=0,05) antara pasien me-
09) tentang pengalaman pasien gagal
ninggal dengan pasien yang hidup
ginjal kronik yang menjalani hemo-
pada pasien gagal ginjal kronik. Selan-
dialisis. Hasilnya menunjukkan bahwa
jutnya tidak ada perbedaan rata-rata
salah satu faktor yang mempengaruhi
kadar hemoglobin (p=0,399) antara pa-
kepatuhan menjalankan hemodialisis
sien meninggal dengan pasien hidup
adalah faktor ekonomi. Pasien Jamkes-
pada pasien gagal ginjal kronik, tidak
mas juga dapat memanfaatkan fasilitas
ada hubungan antara kadar albumin
hemodialisis tanpa mengeluarkan bia-
(p=0,398), status pembayaran (umum
ya. Tetapi hal ini biasanya berpengaruh
dan askes nilai p=0,835 serta jamkesmas
terhadap fasilitas pelayanan yang
dan askes p=0,682) dengan kematian
diberikan pihak rumah sakit terhadap
pasien gagal ginjal kronik di RSUD
pasien. Misalnya pada pasien Jamkes-
Dr.Moewardi.
mas tidak mendapatkan cairan infus
berupa asupan asam amino seperti
Saran
yang diperoleh pasien Askes. Pasien
Jamkesmas biasanya berasal dari ma- Saran yang dapat diberikan:
1. Bagi masyarakat diharapkan lebih
syarakat dengan status ekonomi ren-
dah. Walaupun mereka dapat meman- memperhatikan pola hidupnya da-
faatkan fasilitas hemodialisis dengan lam upaya menjaga dan mening-
gratis, tetapi biaya transportasi untuk katkan kesehatan terutama dalam
hemodialisis rutin juga harus ditang- mengkonsumsi makanan atau obat-
gung oleh pasien. Meskipun pasien obatan yang dapat meningkatkan
kadar kreatinin dan berbahaya bagi
gratis menggunakan Jamkesmas, na-
mun bila pasien tidak mampu menye- ginjal.
diakan uang transport, maka pasien 2. Bagi RSUD Dr. Moewardi khusus-
tidak akan datang mejalani hemodia- nya di klinik hemodialisis dapat me-
lisis. Hal ini didukung Muzasti (2011) ningkatkan pelayanan serta lebih
yang menyebutkan bahwa ketidak- memperhatikan kondisi pasien dili-
hat dari kadar kreatinin pasien yang
mampuan membayar biaya hemo-
dialisis dan biaya transportasi dapat menjalani hemodialisis sehingga
menimbulkan ketidakpatuhan pasien diharapkan mampu meningkatkan
untuk melakukan hemodialisis rutin kelangsungan hidup mereka.
sesuai jadwal dapat meningkatkan 3. Bagi peneliti lain dapat mengem-
mortalitas. bangkan lagi dengan variabel-varia-

90 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 83-92


bel yang lebih kompleks dan belum sehingga dapat diketahui faktor-fak-
diteliti misalnya tingkat kepatuhan tor lain yang berhubungan dengan
pasien, asupan makanan, status gizi, kematian pada pasien gagal ginjal
pola hidup, dan lain sebagainya kronik.

DAFTAR PUSTAKA

Alam, S., dan Hadibroto, I., 2007. Gagal Ginjal, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Benedict, S., Tarver-Carr, M.E., Powe, N.R., Eberhardtm M.S., and Brancati, F.L.,
2003. Lifestyle Factors, Obesity and the Risk of Chronic Kidney Disease,
Epidemiology, Vol 14. No 4, July 2003, Diakses: 7 Juni 2012, http://
ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12843775

Fitriani, 2009. Pengalaman Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Perawatan
Hemodialisa di Rumah Sakit Telogorejo Semarang, Artikel, Semarang, Universitas
Diponegoro.

Hamid, A.J., and Azmi, M.T., 2009. Predictor of Survival Amons and Stage Renal
Failure Patiens Undergoing Dialysis Treatment in Pahang from 2000 to 2004,
Journal of Community Health, Vol. 15, No. 1.

Indriasari, 2009. 100% Sembuh tanpa Dokter, Yogyakarta. Galang Press.

Kaliahpan, P., 2010. Perubahan Kadar Ureum dan Kreatinin Sebelum dan Sesudah
Hemodialisis pada Penderita Gagal Ginjal di RSUD Dr. Pirngadi. Skripsi.
Universitas Sumatra Utara, Medan.

Lardo, S., and Nasution, S. R., 2004. Progesivitas Gagal Ginjal Kronik, Medika, Vol.
XXX

Muzasti, R., 2010. Hubungan Phasepade Bioelectrical Impedarce Analysis dengan Bebagai
Karakteristik dan Lama Harapan Hidup Pasien Hemodialisis dan Kronik. Skripsi.
Universitas Sumatra Utara, Medan.

NKF K/DOQI, 2000, Evaluation of Protein-Energy Nutritional Status. Diakses: 5 Mei


2012, http://www.kidney.org/professionals/kdoqi/guidelines updates/
nutp01.html.

Noer, M. S., 2006. Evaluasi Fungsi Ginjal Secara Laboratorik, Surabaya, Lab-SMF Ilmu
Kesehatan Anak FK UNAIR.

Hubungan antara Kadar Hemoglobin, Kadar Albumin... (Ismatul Latifah, dkk.) 91


Nugrahani, A., 2007. Hubungan Asupan Protein terhadap Kadar Urea Nitrogen, Kreatinin,
dan Albumin Darah Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis
di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Yogyakarta, Universitas Gadjah
Mada.

Nurini, Ismonah, dan Purnomo, 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Meningkatkan


Kepatuhan Hemodialisa Pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di
Rumah Sakit Telogorejo Semarang, Jurnal Keperawatan dan Kebidanan (JIKK).
Vol. I No. 5: 267-277.

Rivai, A.T, 2009. Status Albumin Serum Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani
Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Bulan Februari 2009
dan Hubungannya dengan Lama Hemodialisis, Skripsi, Jakarta: Perpustakaan
Universitas Indonesia.

Roesli, R. M.A., Sukandar, E., Gondodiputro, R., dan Permana, R., 2005. Kenaikan
Kadar Hemoglobin setelah Pemberian Epoeitin Alfa selama 12 minggu,
pada Penderita Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis, Cermin Dunia
Kedokteran No. 147, 2005. 55.

Silviani, D., Adityawarman, dan Lieza, D., 2011. Hubungan Lama Periode
Hemodialisis dengan Status Albumin Penderita Gagal Ginjal Kronik di
Unit Hemodialisis RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun
2010, Mandala of Health, Vol. 5, No. 2

Suryanto dan Ulya, I., 2007. Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisis pada
Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta,
Mutiara Medika Edisi Khusus, Vol. 7 No. 1: 29-33

Widiyatmoko, A., 2009. Kadar Albumin dan Perbedaan Kualitas Hidup Penderita
Gagal Ginjal Terminal Saat Menjalani Hemodialisis dan Setelah Pindah
Ke Dialisis Peritoneal Mandiri Berkesinambungan di RS Dr. Sardjito
Yogyakarta, Mutiara Medika, Vol. 9 No. 2:01-06

Yendriwati, 2002. Status Besi pada Penderita Gagal Ginjal Kronis (GGK) dalam
Menentukan Diagnosa Anemia Defisiensi Besi. Skripsi. Universitas Sumatra
Utara, Medan.

92 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 5, No. 1, Juni 2012: 83-92

You might also like