You are on page 1of 19
Vol. VNo,02, 2005 Januari, hl 37-55 ara I. ay Analisis Perubahan Struktur Ekonomi (Economic Landscape) dan Kebijakan Strategi Pembangunan Jawa Timur Tahun 1994 dan 2000: Analisis Input-Output Hidayat Amir’ ‘Suahasil Nazara? ABSTRAK Penelitian ini memiliki dua tujuan. Pertama, menganalisis berbagai sektor unggulan (key sector) dalam perekonomian propinsi Jawa Timur antara tahun 1994 dan 2000. Kedua, mengidentifitasi perubahan struktur perekonomian Jawa Timur pada periode yang sama eneltian ini menggunakan analisis input-output yang telah banyak digunakan untuk ‘menganalisistingkatketeraitan ancarselior perekonomian, sektor unggulan, dan angka pengganda sekior ekonomi. Lebik lanjut, perubahan struktur akan dianalisis dengan ‘menggunakan metode yang. disebut muliplier product matrix (MPM) yang. dapat menggambarkan landscape suatu perekonomian. Hasil peneltian menunjutkan bahwa telah terjadi pergeseran dalam beberapa sektor unggulan dan angka pengganda selzoral. Peranan seltor industri lainnya dan seKior industri makanan, minuman dan tembakau ssangat dominan dar sisi Besaran outputnya, juga memiliki angka pengganda yang cukup tinggi. Selain itu, berdasarkan analisis MPM terlihat pula perubahan struktur ekonomi Jawa Timur selama periode 1994 sampai 2000 walaupun tidak drastis. ‘Kata Kunci: Analisis Input-Output, Perubshan Economic Landscape, Kebijakan Ekonomi Sektoral,Pertunbuhan Ekonomi, Jawa Timur Klasifiast JEL: DS7, £24, 152 1, PENDAHULUAN Propinsi Jawa Timur memiliki luas wilayah sekiter 148 ribu km’, yang terdiri atas 29 Kabupaten, 8 kota serta 2 kota administratif. Propinsi ini merupakan salah satu dari tiga _propinsi yang berpenduduk paling besar, dengan penduduk sejumlah 35 jutajiwa menurut Sensus Penduduk tahun 2000. Sebagai akibatnys, Propinsi Jawa Timur memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi sebesar 726 jiwa/km? (bandingkan dengan Indonesia yang hanya scbesar 109 jiwa/km?), Jawa Timur merupakan salah satu propinsi yang, ‘memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Sebelum krisis, pada tahun 1995 “Peel pads Badan Pengkajan Ekonomi Kevangan dan Kejasama Intemsional Depareren Kevangan Republik Indonesia. emai shaadnet ad 2 Kepala Program Std Pascasajaa lin Exonom Fakulas Ekonomi Universitas Indonesia, ‘e-mail: suaasilnazara@pascale ci eo idayat Ane dan Suahasi Nezara ddan 1996 Jawa Timur memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 8,18% dan 8,26% (pada tahun yang sama pertumbuban ekonomi nasional sebesar 8,20% dan 7,98%), tahun 1997, tingkat pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur mengslami penurunan menjadi sebesar 5,01% dan pada tahun 1998 menurun drastis menjadi minus 16,21%, sementara, Indonesia pada tahun yang sama mengalamai perturibuhan ekonomi sebesar 4,70% dan ‘minus 13,10%, Kontraksi ekonomi di Jawa Tirur terlhat lebih parah dibandingkan rata- rata Indonesia karena propinsi ini memiliki kensentrasi industri yang lebih tinggi dibandingkan propinsi-propinsi lain di Indonesia. Sedangkan mulai tahun 1999 dengan ‘membailnya Kondisi ekonomi, secara berangsur-angsut pertumbuhan ekonomi Jawa ‘Timur naik menjadi 1,12% pada tahun 1999 dan 3,25% pada tahun 2000 dibandingkan perturibuhan ekonomi nasional pada tahun yang sama sebesar 0,90% dan 4,80%. Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur_perekonomian ‘Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubehan struktur perekanomian dari Ssektor pertanian ke sektor industri atau jas, di mana masing-masing perekonorsian akan ‘mengalami tansformasi yang berbeda-beda, Pada umurmnya transformasi yang tejadi i negara sedang berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sekor indust.Perubahen struktur atau tvansformasi ekonomi dari tradisional menjadi modem secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang berkaitan dengan komposisi permintaan, perdagangan, produksi dan faktor-faktor lain yang diperukan secara ters menerus untuk meningkatkan pendapétan dan kesjahteraansosil melalui peningkatan pendapatan perkapita (Chenery 1960, 1964; Chenery, Robinson dan Syrquin 1986; Chenery dan Syrquin 1975; Chenery dan Taylor 1968; Chenery dan Watanabe 1958). Selanjutnya, Nasoetion (1991) mengatakan bahwa transformasi siruktural adalah gejala alamish yang harus dialami oleh setiap perekonomian yang, sedang tumbuh. Oleh sebab itu kebijaksanaan rekayasa transformasi struktur dityjukan ‘untuk memaksimumkan dampak post deri transformasi tersebut. Untuk Indonesia, Hill (1996) menguraikan transformesi struktural pada periode 1966-1992 dengan obyek penelitian perekonomian Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa transformasi yang teradi di Indonesia pada kurun waktu terscbut dinlai sangatterlalu cepat. Hal ini ditandai dengan sumbangan sektor pertanian terhadap Gross Domestic Product (GDP) telah menyusut hingga kurang dari setengahnya sejak tahun 1966, dan pada tahun 1992 ‘surmbangannya hanya tinggal 36%, Penurunan ini ternyata difkuti dengan kenaikan sumbangan sektor industri (Secara Tuas mencakup pertambangan, industri manufaktu, fasiltas umum dan kontruks), yang sumbangannya pada sat itu scbesar 35% lebih besa ari nilainya pada pertengahan dekade 1960-an, Aspek penting lain dari transformasi struktural adslah sisi ketenagakerjaan, Clark dalam [Nasoetion (1991) merumuskan bahwa pertumbuhan ekonomi melalui proses transformasi ) Frntmnds ann ka hun 200 bend an 1994 eng) ‘idayat Amir don Sushasil Nezara Kondisi employment multiplier tahun 2000 menunjukkan stanya Wondisi tidak normal atau anomali, Tingginya employment multiplier di sektor 10 (pengilangan minyak bumi), sekior 14 (festoran dan hotel), dan sektor 11 listrik,g2s, air bersih) temayatadisebabkan oleh kecilaya jumlah tenaga Kerja yang diserap di ketiga Scktortersebut, sementara output yang dihasilkan oleh sektorsekiortersebut cukup besaf. Akibatnya koefisieninpus tenaga kerja (W1,) menjadi sangat kecil, dan selanjutnya menghasilkan nilai employment ruliplier yang relalifbesar. Namun secara keseluruan, hasilnya masih dapat ditrima ‘Karena dapat menggambarkan kondisi pembangunan di Propinsi Jawa Timur secara wa VU. ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR PEREKONOMIAN (ECONOMIC LANDSCAPE) Economic Landscape merupakan penggambaran secara gratis dari Mulipier Product Mairix (MPM) yaita satu matrks yang menunjukkan nila dar fist order intensity dan field of influence seluruh sel, yang menerangkan tentang reaksi pertama yang akan terjadi pada field of influence dari masing-masing sel bila terjadi perubahan pada suaty sel dari ratrits LeontiefInvers (A) akibat adanya suatu external shock Gambar 4. Economic Landscape Jaws Timur Tabel -0 Tahun 1994 (Pemverunape) — Sumber: Hail Analisis MPM menyediakan suatu ukuran interaksi_ sektor-sektor dalam perekonomian yang menyajikan pengaruh suatu sektor terhadap sektorsektor lainaya yang besaran pengaruhnya dapat diperbandingkan dengan sektor lainnya atau sektor itu sendisi untuk waktu yang berbeda, Keterkaitan ini menggambarkan interaksi sektor j dengan sektor- sektor lain yang menyediakan output sebagai input bagi Kegiatan produksi sektor j Gackward linkage) dan interaksi sektor j tersebut dengan sekior-sektor Iain pengguni ‘ostputsektorj sebagai inputnya forward linkage), Analisis Prubahan Suultur Ekonomi & Kebijakan Stategi Pembangonan Jawa Timut ° COfch Karena MPM menyediakan ukuran kuantitatif stas hubungan antarsektor dalam perckonomian maka besaran nilai yang bervariasi tersebut dapat disusun berdasarkan Iherarki tertents. Semakin besar nilai MPM suatu sel atau semakin tinggi grafik batang dalam penggambaran grafik maka menunjukkan bahwa sel tersebut memiliki nilai ‘ackward linkage (kolom) das forward linkage (bars) yang makin beser. Gambar 4 menggambarkan economic landscape perekonomian Propinsi Jawa Timur pada tahun 1994 yang telah diurutkan berdasarkan besaya nilai MPM dari, sudut yang paling, besar sel (9,12) dengan angka sebesar 0,174, sampai yang terkecil sel (17,17) dengan angka sebesar 0,043. Urutan ini mengindikasikan urutan besaraya pengaruh total sektor tersebut ke dalam perekonomian, Gambar 5 menggambarkan economic landscape perekonomian Propinsi Jawa Timur pada tahun 2000 yang disusun berdasarkan urvtan tahun 1994. Hal ini dilakuken untule ‘membuat perbandingan antara kedua petiode. Perbedaan tinggi grafik batang dalam setiap sel untuk kedua tahun menunjukkan adanya perubahan keterkaitan antarsektor tersebut dengan sektor-sektor lainnya atau terjadi perubahan struktur dalam perekonomiaa. Dari grafik ini teihat telah terjadi perubahan dalam struktur perkonomian Propinsi Jawa ‘Timur dari tahun 1994 ke tahun 2000, dimana visualisasi economic landscape-ny sudah, tidak mulus sebagaimana dalam Gambar 4, walaupun tidak mengalami perubaban yang dastis, Gambar §, Economie Landscape lawa Timur Tabel LO Tahun 2000 ‘Sumber; Hail Analisis ‘Untuk mengetahui lebih detail perubahan tersebut, maka pertu di angka indeks MPM untuk setip sel. Sel yang memilikinilai selisih yang relatif besar ‘menunjukkan adanya perubahan yang relatif besar dari interaksi sektor tersebut dalam petekonomian, * ‘Hidayat Amir dan Suahail Nazara Sel-sel yang mengalami perubahan negatifcukupsignfian dengan besaran penurunan diaias 0,02 dapat dilihat hanya meliputi se: (10,12), (1011), (10,8), (10,18), (10,16), (10,15), (10,4), dan (16,12), (16,11), (16,14), (16,8), (16,18), (16,16), (16,15), (16,4), (162), Sel-sel yang mengalami perubehan negetftrsebutartinya mengalami penurunan {ingkat peranan dalam perekonomian dibanding kondsi tahun 1996, Sementara it, sel-sel yang mengalami perubahan positif dengan besaran peningkatan distas 0,02 dapat diltat hanya meliputi sl: (9,9), (15,9), (49), 6), dan (91), (15,6), serta (9,7, (15.7, (4,7), 6.) Selsel yang mengslami perubshan posiif erscbut artinya mengalami peningkatan peranan dalam perekonomian dibanding kondisi tahun 1994 VII ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PEREKONOMIAN JAWA TIMUR Dari visualisasi economic landscape di tas, terlihat bahwa tahap pembangunan propinsi Jawa Timur antare tahun 1994 sampai dengan tahun 2000 telah mengalami berbagai perubshan struktur perekonomian dan peranan sektor-sektor ekonomi, walaupun tidak ‘mengalami perubahan yang drastis, Namun_perubahan-perubahan tersebut somakin ‘menegaskan pola perekonomian Propinsi Jawa Timur yang memiliki karakteristik sebagai berikat 1. Dari struktur output, permintsan akhit dan nilai tambah bruto terlihat bahwa perekonomian Propinsi Java Timur semakin mempertegas peranan dominan scktor 8 (industri makanan, minuman dan tembakau) seta sektor 13 (perdagangan). Sektor 9 (Gndust lainnya), walaupun mengalami penurunan dominasi naman rasih memiliki propersi output yang terbesar bagi peekcnomian. 2. Seitor-sektor unggulan juga mengalami perubehan urutan, walaupun kelima sektor mggulannya masih tetap, yatu: sektor 10 (pengilangan minyak bum), sektor 14 (estoran dan hotel), sektor 9 (industri lainnya) sektor 12 (bangunan), dan scktor 8 (industri makanan, minuman dan tembakau). Schingga untuk memacu pertumbuhan perekonomian Jawa Timur ke depan yang meliputi: peningkatan oupud, pendapatan dan lapangan kerja seria dampak stimulasiteshadap sektor-selaor lain, maka priortas ‘pembangunan dan investasi harus diarahkan ke sektorsektor unggulan ini. 3. Dari visualisasi economic landscape terihat bahwa selsel yang mengalami peningkatan peranan adalah sel-sel yang terkat dengan sektor 9 (industri leinnya), sektor 7 (pecamibangan dan penggalian) dan sektor 6 (perikanan). ‘Berdasarkan analisis yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya maka sebaiknya kebijakan pembangunan perekonomian Jawa Timur diarahkan ke dalam orientasi sektoral yang memiliki dampak yang luas ke dalam perekonomian Jawa Timur secara keseluruhan, 1, Sebagal Pusat Industri Hal ini mengingat peranan sektor industri sudah mulai dominan, terutama untuk sektor 9 (industri Jainnya) dan sektor 8 (industri makanan, minuman dan tembakau). Peranan kedua sektor tersebut sangat besar dari sisi output dan proporsi output dan dalam perekonomian yang secara akumulatif kedua sektor ini meneapai 46% dari ‘keseluruhan output Jawa Timur. Analisis Perubahan Stuktur Ekonomi &eKebjakan Stategi Pembangunan Java Timur st Dilihat dari besarmya angka peogganda (multiplier), kedua sektor ini juga memiliki ‘angka yang cukup bese, antara ranking ketiga dan Kelima dalam tahun 2000 baik ‘untuk oufput multiplier, income multiplier, maupun employment multiplier. Dengan demikian kedua sektor ini juga sangat penting dalam mendongkrak output perekonomian, meningkatkan pendapstan masyarakst maupun mengurangi tngkst ‘pengangguran. Sclain itu, terdapat pula seltoracktor industri yang sangat dominan perananny2, yaitusektor 10 (pengilangan minyak bumi) yang merupakan urutan 3 (1994) menjadi turuten 1 (2000) berdasarkan nil indeks Kompositya, dan sekior 7 (pertambangan dan penggalian) yang mengalami lompatan peningkatan urutan 16 (1994) menjadi Hal lain yang peti dictat adalah bahwasektor 8 (indysri makanan, minuman dan tembakau) ternyaia didominasi ole, industri rokok, disusul oleh beberapa industri Jain dengan nilai output yang jauh lebih kecil, yan. industri penggilingan padi- padian, indust malanan dani tepung sera indust lainnya, Sementare, sektor 9 ((ndusti lainnys) merupakan gabungan beberapa industri dengan nilai oxfput yang felatif seimbang, yaitu: industi pengolahan dan penyamakan barang dari Kult, indus bambu, industri teksti! dan pakaian jadi, dan industri kertas, srtaindust semen dan kapi. Sektor-scktor tersebut seyogyanya mnenjadi titk prorta investasi yang dilakukan sehingga membawa dampak yang besar bagi perekonomian Jawa Timur. 2. Sebagai Pusat Perdagangan dan Distribusi Perekonomian Jawa Timur sanget dipengaruhi oleh aktivites perdagangan dan

You might also like