You are on page 1of 3

Abstract: Toddlers are children aged between one year to five years.

Toodlers’ needs of daily


activities are still dependent on others such as eating, defecating, and also personal hygiene.. It
should be noted by mothers early. The role of a mother in child's dental health is as a motivator,
educator and facilitator. The purpose of this study was to determine the relationship between the
role of the mother in guiding toothbrushing to dental caries occurence towards toodlers in
kindergarten Bungong Seulanga 2 Geunteng subdistrict Meurah Dua Pidie Jaya. The research
design was used analytic with cross sectional design method approach. The population of this
research was all mothers and students in kindergarten Bungong Seulanga 2 Geunteng subdistrict
Meurah Dua districts Pidie Jaya with amount of sampel used 60 respondents. The independent
variable was mother role as motivator, educator, and facilitator. The dependent variable was dental
caries status. The instruments of data collection were used questionnaires and checkup cards of
dental and mouth. The data analysis was used Chi-Square with signitive level p<0,05. The result of
this research indicated that from 60 respondents found that the mother’s role as deficient motivator
was 39 people (65%), educator was 35 people ((58%), facilitator was 38 people (63%). It can be
concluded that the there is a relationship between the roles of mother in guiding toothbrushing to
caries occurrence towards toddlers, mother’s role as motivator (p = 0,013), mother’s role as
educator (p= 0,014), and mother’s role as facilitator (p = 0,022). It is suggested that the mother of
students in the Bungong Seulanga 2 kindergarten Geunteng to pay more attention further in
preventing caries occurence, providing the need in terms of dental and mouth health such as
providing toothbrush, toothpaste and teaching about toothbrushing to the toodlers correctly .

Teknik menyikat sangat penting untuk memastikan bahwa kotoran secara efektif dikeluarkan dari mulut
(Petersen, 2010). Dalam penelitian ini, anak-anak yang menyikat dengan teknik “up-down and sideways”
dua kali sehari 38,9% memiliki rata-rata dft sangat rendah 1,29 ± 0,09 yang berbeda nyata (p <0,05) dari
13,9% yang tidak pernah menyikat menggunakan teknik yang benar dan memiliki mean dft lebih tinggi
dari 1,64 ± 0,52.

Skor decay anak-anak lebih tinggi pada ibu dengan kesehatan mulut yang buruk dengan frekuensi sikat gigi per
hari yang rendah. 21% anak menggosok gigi sekali sehari, 42% menggosok gigi dua
kali sehari sedangkan anak yang tidak pernah menyikat sama sekali adalah 4,2% dengan
rerata skor dmft sangat tinggi.
Diah Ayu (2019) Dalam penelitian ini, kebanyakan orang tua menyatakan bahwa anak-anak

mereka menyikat gigi setidaknya dua kali atau lebih per hari; Namun, tidak ada hubungan

antara perilaku kebersihan mulut dan karies gigi yang ditemukan. Oleh karena itu, pendidikan

orang tua dan pengetahuan tentang gigi, yang dapat memengaruhi kebiasaan makan anak,

dapat menjadi faktor terpenting yang terkait dengan kesehatan mulut anak sekolah di

Indonesia yang terganggu.

Perawatan gigi merupakan usaha penjagaan untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit

gusi salah satu caranya dengan membersihkan gigi. Pembersihan gigi untuk mencegah

kerusakan pada gigi dan penyakit gusi harus dilakukan dengan cara/metode yang baik dan

benar. Metode pembersihan gigi merupakan kumpulan cara untuk melakukan tindakan

menyikat gigi. Menyikat gigi merupakan tindakan yang paling mudah dilakukan setiap

harinya dengan tujuan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menyikat gigi juga

merupakan cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan seluruh sisa-sisa makanan,

deposit lunak, dan plak pada permukaan gigi dan gingiva yang dapat menimbulkan karies

gigi apabila tidak dibersihkan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, kegiatan tersebut

harus memperhatikan hal-hal yang benar baik dari segi frekuensi menyikat gigi maupun yang

lainnya.

Status karies gigi dikategorikan menjadi empat kategori yaitu status bebas karies, status DMFT

rendah, sedang dan berat menurut kriteria WHO 2013

Hasil ini dapat dihubungkan dengan tingkat pengetahuan dan perilaku ibu.
pendidikan ibu dikaitkan dengan pengalaman karies anak yang lebih tinggi, seperti frekuensi ibu

menyikat gigi yang lebih rendah, pengalaman karies yang lebih tinggi dan persepsi yang lebih buruk

tentang kesehatan mulut. Anak-anak yang mengunjungi dokter gigi dan yang menggosok gigi kurang

dari dua kali / hari juga memiliki dmf yang lebih tinggi.

You might also like