You are on page 1of 8

MEREDAM IDEOLOGI RADIKAL DI INDONESIA

MELALUI PRAKTIK KETELADANAN NILAI PANCASILA

Oleh
Maimun1
Dosen Program Studi Ilmu Politik
Universitas Syiah Kuala

ABSTRACK
People's lives are driven by the basic idea of a foundation to fight for his life. The
basic idea was referred to as an ideology, which dinyakini by a community or group as
kosep ideal to strive for. In this world, there are two basic types of ideology, which is open
and closed, and each country is based on the assurance ideology continue to be preserved.
However, in addition to ideolgi countries, there are also other ideologies that are living
within the individual which we refer to as personal ideology, and live in groups or as we say
communal ideology. Radical ideology as a form of accumulation of trust on personal
ideology was developed and dinyakini as a truth, that this ideology into the ideology of
communal deliberately continue to be developed and championed by groups menyakininya.
The group's ideology is contrary to Pancasila as the state ideology, and ways are being
made to fight the ideology threatens people's lives and integrity of the country.
This paper aims to describe the efforts made to curb radical ideology through
exemplary education. With the approach of the description, this paper adopts literature
references juxtaposed with reality. In addition to the observation in reality, this paper also
disadurkan reference libraries by lifting the state ideology as a national consensus as well
as a comparison against the ideology of personal and communal dinyakini and championed
by some kelompo. The end of this paper the authors suggest the need for optimization and
actualization exemplary approach in an effort to curb radical ideology in Indonesia, which
has the potential to live and thrive in the community, particularly areas that are still
dominated by the nationalist ethno culture, such as Aceh, Papua, Kalimantan and some
Another area in Sumatra and even regions of the island of Java, as well as other
community organizations in Indonesia.
Keyword: Actualization, ideology, radical
A. PENDAHULUAN Amerika, Cina dan juga beberapa negara
Sebagai negara yang sedang lainnya 2. Terkadang, bukan hanya alat-alat
berkembang, Indonesia dihadapkan pada industri yang kita impor, bahkan garam-
dua aspek. Pertama, sebagai negara yang pun masih kita impor dari negara lain.
sedang berkembang, Indonesia mudah Padahal kalau kita bandingkan dalam aspek
dijadikan destinasi bagi orang asing, terlebih Sumberdaya Alam (SDA), Indonesia lebih
lagi di era global dan penuh dengan unggul dari negara lain, hanya saja masih
keterbukaan. Keterbukaan tersebut juga kurang dalam aspek Sumberdaya Manusia
telah terbangun hubungan secara lebih (SDM). Konsekuensi dari hubungan yang
intend an komplek, baik dalam bidang tidak adil ini telah mendorong lahirnya
bisnis, wisata dan juga pendidikan. kecemburuan sosial dari masyarakat
Konsekuensi dari terbangunnya hubungan tempatan yang kalah dalam persaingan,
tersebut lebih memberikan keuntungan sehingga memunculkan berbagai bentuk
sepihak, yaitu keuntungan bagi orang asing. manifestasi kecumburuan terhadap pihak
Kenyataan ini dapat dilihat dari contoh asing, dalam hal ini kita sering menyebutnya
hubungan antara Indonesia dengan Rusia,
weapon of the week 3.

1
Dosen Ilmu Politik pada program studi PKn FKIP dan Program Studi Ilmu Politik FISIP Universitas Syiah Kuala.
2
Indonesia sebagai negara pengekspor bahan baku disatu sisi, dan pengimpor alat-alat industri disisi lain, dengan perbandingan tingkat
kerugian berada dipihak Indonesia. Artinya jumlah dan jenis yang diimpor tersebut tidak balace, jumlah ekspor hanya 20 % sedangkan
jumlah impor 80 %.
3
Istilah weapon of the week ini sering lakapkan pada organisasi garis keras dan juga kelompok yang sering melakukan tindakan
melawan hukum dengan cara melakukan teror terhadap obyek tertentu, sehingga mengakibatkan orang lain menjadi rugi atas
perbuatan tersebut. Istilah ini juga sering dialamatkan pada kelompok teroris yang melakukan gerakan radikal sebagai bentuk
protes atas kebijakan. Baca Nancy Snow, (2000) tentang laporan tim inspeksi senjata pembunuh missal di Iraq.
Maimun, Meredam Ideologi Radikal di Indonesia Melalui Praktik Keteladanan Nilai Pancasila 27
Kedua, Indonesia sebagai negara dari manisfestasi ideologi radikal tersebut.
yang multikultural, dan didorong oleh Atas dasar pemikiran tersebut, penulis
keadaan masyarakat yang etno-nasionalis, ingin menuangkan pemikiran tentang
sehingga rentan akan munculnya berbagai pentingnya pendidikan keteladanan sebagai
gerakan dan gesekan antar masyarakat bentuk anti radikalisasi yang selama ini
yang satu dengan masyarakat lain yang muncul. Asumsi penulis bahwa salah satu
berbeda dalam aspek budaya dan prilaku strategi permanen yang harus dilakukan
sosialnya. Keadaan ini juga telah untuk meredam radikalisme ini adalah
menyebabkan negara kita secara tidak melalui pendidikan keteladanan, baik oleh
sengaja “terjebak” dalam iklim sosial dan orang tua, oleh guru di lingkungan sekolah
politik yang mengarah kepada iklim dan oleh tokoh masyarakat yang ada di
liberal dan bertentangan dengan pancasila. lingkungan sosial. Pendidikan keteladanan
Sehingga berbagai organisasi garis keras sebagai bentuk investasi besar dalam
dapat hidup subur dan berkembang di membentuk karakter generasi penerus yang
Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir. cinta tanah air dan bangsa serta memiliki
Dua konsekuensi ini semakin sense of belonging dalam menjaga keutuhan
“menjerumuskan” bangsa kita pada suasana bangsa dan Negara Kesatuan Republik
yang tidak menentu, suasana yang rumit, Indonesia (NKRI). Oleh karena itu, dalam
yang mengancam integritas negara tulisan ini akan dihadirkan konsep
Indonesia. Ancaman yang dimaksud adalah pendidikan keteladanan yang mampu
ancaman yang datang dari luar sebagai meredam radikalisme yang telah
akibat dari adanya keterbukaan yang tanpa berkembang dan hidup di Indonesia dalam
batas, dan bahkan juga ancaman yang ada di sepuluh tahun terakhir.
dalam kehidupan masyarakat Indonesia itu
sendiri sebagai bentuk dari kurangnya B. TUJUAN PENULISAN
kesadaran tentang nilai-nilai pancasila Atas dasar latar belakang yang
sebagai Ideologi yang mengakui telah disebutkan di atas, maka dapat
multikultural. Sikap yang terlalu lunak dan ditentukan tujuan dari penulisan ini
terlalu terbuka bagi negara lain menjadi adalah untuk memberikan pemikiran
ancaman tersendiri bagi negara Indonesia, kritis tentang upaya mengaktualisasikan
juga iklim demokrasi yang mengarah pada kembali pendidikan keteladanan dalam
praktek liberal democration yang telah meredam ideologi radikal di Indonesia.
mendorong tumbuh dan berkembangnya
ideologi radikal dalam kehidupan bangsa C. PEMBAHASAN
Indonesia akhir-akhir ini. 1. Konsepsi Keteladanan Nilai
Radikalisme sebagai suatu Konsep dasar pendidikan adalah
kepercayaan yang dimiliki oleh seseorang, sebagai proses investasi dalam mewujudkan
sekelompok orang terhadap ide-ide dan generasi yang berkualifikasi secara
konsep-kosep atas idealitas yang akan intelektual dan berkualifikasi secara
dimanifestasikan dalam perbuatan untuk spriritual. Ada dua tujuan dasar dari proses
mewujudkan pencapaian visi dan misinya. pendidikan sebagaimana yang tertuang
Ideologi radikal sebagai ideologi yang dalam undang-undang sistem pendidikan
ditolak oleh masyarakat Indonesia, baik nasional, yaitu: pertama, pendidikan sebagai
yang terdapat pada individu, maupun yang proses transfer of knowledge, artinya
terdapat dalam kelompok-kelompok pendidikan sebagai proses tarnsformasi ilmu
tertentu. Ideologi radikal juga sebagai pengetahuan dari generasi yang satu kepada
bentuk ancaman besar bagi Integrasi generasi yang lainnya melalui suatu proses
Nasional Indonesia. Realitas dalam yang terencana dan maksimal. Kedua,
kehidupan berbangsa dan bernengara telah pendidikan juga sebagai proses transfer of
dapat kita lihat betapa sistem pemerintahan values, artinya pendidikan sebagai proses
dan sistem politik kita semakin rapuh akibat pewarisan nilai-
28 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 26 - 33

nilai kepada generasi bangsa. Dua tujuan disengaja. Keteladanan yang tidak disengaja
pendidikan tersebut seabagi usaha untuk adalah keteladanan dalam keilmuan,
mewujudkan generasi yang berilmu kepemimpinan, sifat keikhlasan, dan
pengetahuan dan berakhlakul karimah. sebangsanya, sedangkan peneladanan yang
Pendidikan keteladanan sebagai bentuk dari disengaja ialah seperti memberikan contoh
proses trasnformasi nilai kepada generasi membaca yang baik dan mengajarkan hal
bangsa. Hal ini dilakukan oleh orang yang yang benar. Keteladanan yang disengaja
telah dewasa, baik yang ada dalam keluarga, ialah keteladanan yang memang disertai
lingkungan sekolah dan bahkan mereka penjelasan agar perintah atau meneladani.
yang ada dalam lingkungan masyarakat Dalam pendidikan, kedua keteladanan itu
secara umum. Berkaitan dengan hal ini sama pentingnya 5 . Dengan demikian dapat
menjelaskan bahwa pendidikan keteladanan disimpulkan bahwa keteladanan ada yang
sebagai proses pewarisan nilai-nilai hidup datang dari kepribadian seseorang tanpa
dari generasi ke generasi, yang dilakukan dibuat-buat atau bersifat alami ada juga
secara sengaja dan terencana. Artinya yang disebabkan karena ia
keteladanan yang dimaksud yaitu berkaitan bertanggungjawab sebagai pimpinan.
dengan sopan santun, akal budi dan juga Artinya, dalam realitas, seorang pimpinan
keramah tamahan4 . dan bahkan pimpinan partai politik, dan
Konsep pendidikan keteladanan juga juga pimpinan organisasi publik lainnya
kita kenal dengan uswah al-hasanah. Dalam harus mampu memberikan keteladanan bagi
sudut pandang pendidikan, uswah al- masyarakat umum. Presiden sebagai
hasanah adalah keteladanan yang baik. pimpinan tertinggi dalam suatu Negara
Dengan adanya keteladanan yang baik itu harus mampu memberikan keteladanan
akan menumbuhkan hasrat bagi orang lain yang baik bagi masyarakatnya, dalam hal ini
untuk meniru atau mengikutinya. Seperti keteladanan yang dimaksud adalah
ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang berkaitan dengan tupoksi sebagai seorang
baik dalam hal apa pun, merupakan suatu presdiden.
amaliah yang paling penting dan paling Orang tua, guru dan juga tokoh
berkesan, baik bagi pendidikan anak masyarakat merupakan elemen yang
maupun dalam kehidupan dan pergaulan bertanggungjawab memberikan
manusia sehari-hari. Dengan demikian, keteladanan. Hal ini sesuai dengan apa
keteladanan tidak hanya dipakai dalam yang disampaikan oleh jean Peaget bahwa
proses pembelajaran di kelas saja, akan factor yang memberikan pengaruh bagi
tetapi juga di luar ruang kelas. seseorang itu ada tiga, yaitu faktor genitas,
Dalam sudut pandang pendidikan, lingkungan keluarga dan lingkungan sosial
uswah al-hasanah adalah keteladanan yang 6
. artinya seorang anak dapat dikawal
baik, karena dengan adanya keteladanan sejak dari dalam keluarga, dimana
yang baik itu akan menumbuhkan hasrat keteladanan dalam keluarga merupakan
bagi orang lain untuk meniru atau keteladanan utama yang akan diterima
mengikutinya, dengan adanya contoh oleh seorang anak, jadi pendidikan dalam
ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang keluarga harus diarahkan lebih maksimal
baik dalam hal apa pun maka hal itu pada aspek perkembangan moral anak.
merupakan suatu amalia yang paling Sehingga, anak akan menerima nilai-nilai
penting dan paling berkesan, baik bagi utama yang diwariskan oleh keluarganya.
pendidikan anak, maupun dalam kehidupan Kemudian, dalam lingkungan
dan pergaulan manusia sehari-hari. sekolah, guru sebagai elemen kedua yang
Secara psikologis, ternyata manusia memiliki tanggungjawab untuk memperkuat
memang memerlukan tokoh teladan dalam tata nilai bagi peserta didiknya. Dalam hal
hidupnya. Taqlid (meniru) adalah satu sifat ini, guru dengan orang tuas siswa harus
pembawaan manusia. Peneladanan itu ada mampu membangun suatu pola kerjasama
dua macam yaitu sengaja dan tidak yang inten menyangkut
4Syaifulbahri: makalah yang disampaikan pada seminar hasil penelitian pendidikan karakter di
Universitas Syiah Kuala tahun 2010
5Roqib, Nurfuadi. Kepribadian Guru. Yogyakarta: Grafindo Litera Media. 2009
6
Jean Piaget (1896-1980) dalam Nurfuadi (2009) tentang kepribadian seorang guru pada bagian perkembangan manusia
disebutkan tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan seorang anak, hal.35
Maimun, Meredam Ideologi Radikal di Indonesia Melalui Praktik Keteladanan Nilai Pancasila 29
dengan upaya penguatan moral bagi anak- pemahaman ideologis yang utuh dan
anak pada tahap kedua. Selanjutnya, dalam memberikan pedoman kehidupan yang
lingkungan sosial, tokoh adalah teladan bersifat abstrak dan konkrit. Ideologi
dalam lingkungan masyarakat. organik dan bersifat historis adalah
Sebagaimana Nabi Muhammad sebagai ideologi yang diperlukan dalam kondisi
tokoh teladan bagi segenab manusia. Maka sosial tertentu: “sejauh ideologi itu
peran tokoh amatlah penting untuk secara historis diperlukan, ia mempunyai
dimunculkan dalam memberikan keabsahan bersifat psikologis: ideologi
keteladanan yang baik bagi masyarakat dan mengatur manusia, dan memberikan
generasi muda. Cara-cara yang dilakukan tempat bagi manusia untuk bergerak,
dapat berupa bijak dalam bicara, bijak mendapatkan kesadaran akan posisi
dalam mengingatkan atau menegur dan mereka, dan sebagainya7 ” .
bahkan bijak dalam mengambil keputusan. Berdasarkan penjelasan Ideologi
Orang tua, guru dan tokoh dalam Gramsci di atas, Roger Simon (1999:84)
masyarakat sebagai teladan bagi suatu menyimpulkan, ideologi bukanlah sesuatu
generasi, maka oleh karena itu diperlukan yang berada di awang-awang dan berada
suatu kerjasama yang lebih inten antara tiga diluar aktifitas politik atau aktifitas praktis
golongan tersebut, agar generasi penerus manusia lainnya. Sebaliknya, ideologi
bangsa tetap terjaga dan terkawal dalam mempunyai eksistensi materialnya dalam
masa perkembangan moralnya. Oleh karena berbagai aktifitas praktis tersebut. Ia
itu, pemerintah sebagai elemen resmi juga memberikan berbagai aturan bagi tindakan
harus turut ambil andil secara serius untuk praktis serta perilaku moral manuasia, dan
merumuskan suatu pola kerjasama ekuivalen dengan agama dalam makna
mewujudkan generasi yang cinta damai, sekulernya, yaitu satunya pemahaman
cinta kebijaksanaan dan cinta akan antara konsepsi dunia dan norma tingkah
perbedaan.Indonesia adalah Negara yang laku. Oleh karena itu, ideologi merupakan
multicultural, pendidikan keteladanan yang pedoman atau aturan yang mengatur
dimaksud dengan mengarah pada penguatan manusia dalam bertindak untuk mencapai
nilai-nilai keberagaman pada diri generasi orientasi politik maupun ekonomi.
penerus bangsa. Untuk memahami hakikat ideologi atau
orientasi perjuangan, maka kelas pekerja
2. Konsepsi Ideologi dan Ideologi harus dilakukan reformasi intelektual dan
Pancasila moral. Karena dengan demikian kelas
Teori dan konsep yang diangkat sebagai pekerja dapat memahami eksistensi
“pisau” analisis dalam tulisan ini, maka perjuangan. Dan itulah sebabnya, Gramsci
diadopsi-lah beberapa pemikiran pakar menjadikan reformasi moral dan
dengan dasar filosofi ideologi dan intelektual menjadi elemen pokok dari
perkembangannya. Selain mengadopsi hegemoni kelas pekerja. Roger Simon
pemikiran tersebut, dalam tulisan ini juga mengatakan: “dengan membaca Prison
diadaptasikan konsep dan perkembangan Notebooks kita tahu bahwa Gramsci
ideologi pancasila yang menjadi ideologi memakai berbagai istilah yang
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan menurutnya ekuivalen dengan ideologi
juga tergolong sebagai ideologi terbuka. seperti kebudayaan, filsafat, pandangan
Bagi Gramsci, Ideologi bukan sekedar ide dunia, atau konsepsi mengenai dunia,
atau pemikiran yang terakumulasi pada demikian pula istilah “Reformasi moral
satu konsep pemahaman tentang sistem dan intelektual” ketika ia membicarakan
kehidupan seperti sosialisme, kapitalisme, transformasi kesadaran sebagai prasyarat
dan komunisme. Ideologi bersifat dinamis perbaikan menuju sosialisme8.
karena merupakan hasil pemikaran para Siapakah yang akan membumikan
intelektual dan filosof tertentu. Ideologi ideologi terhadap kehidupan orang lain?
organik dan bersifat historis merupakan Gramsci mengatakan, yang membumikan
8
Magnis-Suseno, Franz. Filsafat Sebagai Ilmu Kritis. Jakarta: Kanisius, 1992
30 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 26 - 33

ideology dan melakukan reformasi kepentingan dari suatu kelas, kelompok dan
intelektual dan moral adalah intelektual gerakan-gerakan lain kedalam kepentingan
organik. Konsep intelektual organic mereka sendiri dengan tujuan membangun
dilahrikan melalui kajian Gramsci tentang kehendak kolektif rakyat secara nasional.
kemenangan revolusi Risorgimento Italia, Perjuangan ideologi harus menyesuaikan
Gramsci menunjukkan bagaimana peran dengan nilai-nilai sosial politik yang
pemimpin Partai Moderat Italia berhasil berkembang. Berikut Roger Simon
melaksanakan tugas tersebut untuk kaum mengutip Gramsci: “Kritik ini
borjuis italia dengan cara membangun blok memungkikan berlangsungnya proses
ideology yang mendapat perhatian luas di diferensiasi dan perubahan yang dulunya
seluruh negara tersebut, bahkan aktivis menjadi unsur-unsur ideologi lama. Apa
Partai Aksi Italia sebagai oposisi sebagian yang sebelumnya dianggap sebagai
besar menyeberang ke Partai Moderat. Oleh masalah kedua dan tidak diperlukan, atau
karena itu, Gramsci mengajarkan kepada bahkan hanya bersifat sementara,
kelas pekerja agar menjadi Intelektual sekarang dianggap sebagai hal pokok-yaitu
Organik untuk mencapai posisi hegemonik. menjadi inti dari kemajemukan baru yang
Ideologi dapat dipraktikkan dalam bersifat ideologis dan teoritis. Kehendak
kehidupan nyata atau aktifitas seharai-hari kolektif lama larut ke dalam elemen-
oleh siapapun terutama oleh masyarakat elemen yang bertentangan karena elemen-
sipil dan masyarakat politik. Semua elemen subordinat berkembang secara
kelompok masyarakat masyarakat berhak 10
sosial, dan sebagainnya ”.
menyebarkan dan mempertahankan nilai-
nilai ideologi yang dimiliki. Roger Simon 3. Tipe Ideologi
mengatakan “Ideologi mempunyai eksistensi Terdapat dua tipe ideologi sebagai
materialnya dalam artian bahwa ia ideologi suatu negara. Kedua tipe tersebut
menjelma dalam praktik-praktik sosial adalah ideologi tertutup dan ideologi11
setiap orang dan dalam lembaga-lembaga terbuka . Ideologi tertutup adalah ajaran
serta organisasi-organisasi dimana praktik- atau pandangan dunia atau filsafat yang
praktik sosial tersebut berlangsung. menentukan tujuan-tujuan dan norma-
Organisasi ini mencakup partai politik, norma politik dan sosial, yang ditasbihkan
serikat dagang dan organisasi lain yang sebagai kebenaran yang tidak boleh
menjadi bagian dari masyarakat sipil; dipersoalkan lagi, melainkan harus diterima
aparat negara; dan organisasi-organisasi sebagai sesuatu yang sudah jadi dan harus
ekonomi seperti industry dan perusahaan dipatuhi. Kebenaran suatu ideologi tertutup
komersial serta lembaga keuangan9 ”. tidak boleh dipermasalahkan berdasarkan
Ideologi yang tingkat nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral yang
kemanjurannya diauki adalah ideologi yang lain. Isinya dogmatis dan apriori sehingga
hegemonik, yakni mampu menyatukan tidak dapat dirubah atau dimodifikasi
berbagai kepentingan kedalam kepentingan berdasarkan pengalaman sosial. Karena itu
ideologi yang dimiliki. Kepentingan ideologi ideologi ini tidak mentolerir pandangan
yang diharapkan oleh Gramsci adalah dunia atau nilai-nilai lain.
kepentingan nasional-kerakyatan. Bagi Salah satu ciri khas suatu ideologi
Gramsci, ideologi tidak dapat dinilai sebagai tertutup adalah tidak hanya menentukan
kebenaran atau kesalahan, tetapi harus kebenaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip
dinilai dari kemanjurannya dalam mengikat dasar saja, tetapi juga menentukan hal-hal
berbagai kelompok sosial yang berbeda-beda yang bersifat konkret operasional. Ideologi
ke dalam satu wadah, dan dalam tertutup tidak mengakui hak masing-
peranannya sebagai pondasi atau agen masing orang untuk memiliki keyakinan
proses penyatuan sosial. Suatu kelas dan pertimbangannya sendiri. Ideologi
hegemonik adalah kelas yang berhasil tertutup menuntut ketaatan tanpa reserve.
dalam menyatukan kepentingan- Ciri lain dari suatu ideologi tertutup
9
Mannheim, Karl. Ideologi dan Utopia: Menyingkap Kaitan Pikiran dan Politik. Judul Asli: Ideology and Utopia, An
Introduction to the Sociology of Knowledge. Penerjemah: F. Budi Hardiman. Jakarta: Penerbit Kanisius, 1998.
10Notonagoro. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Cetakan keempat. Jakarta: Pantjuran Tudjuh, tanpa tahun.
Maimun, Meredam Ideologi Radikal di Indonesia Melalui Praktik Keteladanan Nilai Pancasila 31
adalah tidak bersumber dari masyarakat, bernegara dan hal ini menjadi kesepakatan
melainkan dari pikiran elit yang harus pertama dalam pendirian negara. Lima
dipropagandakan kepada masyarakat. prinsip dasar Panca-sila itu mencakup sila
Sebaliknya, baik-buruknya pandangan yang atau prinsip (i) Ketuhanan Yang Maha Esa;
muncul dan berkembang dalam masyarakat (ii) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab;
dinilai sesuai tidaknya dengan ideologi (iii) Persatuan Indonesia; (iv) Kerakyatan
tersebut. Dengan sendirinya ideologi yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
tertutup tersebut harus dipaksakan berlaku dalam Permusyawaratan/Perwakilan; dan
dan dipatuhi masyarakat oleh elit tertentu, (v) Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
yang berarti bersifat otoriter dan dijalankan Indonesia. Kelima sila tersebut dipakai
dengan cara yang totaliter. sebagai dasar filosofis-ideologis untuk
Contoh paling baik dari ideologi tertutup mewujudkan empat tujuan atau cita-cita
adalah Marxisme-Leninisme. Ideologi yang ideal berne-gara, yaitu: (i) melindungi
dikembangkan dari pemikiran Karl Marx segenap bangsa Indonesia dan seluruh
yang dilanjutkan oleh Vladimir Ilianov tumpah darah Indonesia; (ii)
Lenin ini berisi sistem berpikir mulai dari meningkatkan kesejah-teraan umum; (ii)
tataran nilai dan prinsip dasar dan mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
dikembangkan hingga praktis operasional (iv) ikut melaksanakan ketertiban dunia
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa berdasarkan kemerde-kaan, perdamaian
dan bernegara. Ideologi Marxisme- yang abadi, dan keadilan sosial.
Leninisme meliputi ajaran dan paham Keberadaan Pancasila sebagai
tentang (a) hakikat realitas alam berupa falsafah kenegaraan atau staatsidee (cita
ajaran materialisme dialektis dan ateisme; negara) yang berfungsi sebagai filosofische
(b) ajaran makna sejarah sebagai grondslag dan common platforms atau
materialisme historis; (c) norma-norma kalimatun sawa di antara sesama warga
rigid bagaimana masyarakat harus masyarakat dalam kon-teks kehidupan
ditata, bahkan tentang bagaimana bernegara dalam kesepakatan pertama
individu harus hidup; dan (d) legitimasi penyangga konstitusionalisme
monopoli kekuasaan oleh sekelompok menunjukkan hakikat Pancasila sebagai
orang atas nama kaum proletar12 . ideologi terbuka. Terminologi Pancasila
Tipe kedua adalah ideologi terbuka. sebagai ideologi terbuka sesungguhnya
Ideologi terbuka hanya berisi orientasi telah dikembangkan pada masa orde baru.
dasar, sedangkan penerjemahannya ke Namun dalam pelaksanaannya pada masa
dalam tujuan-tujuan dan norma-norma itu lebih menunjukkan Pancasila sebagai
sosial-politik selalu dapat dipertanyakan dan ideologi tertutup. Pancasila menjadi alat
disesuaikan dengan nilai dan prinsip moral hegemoni yang secara apriori ditentukan
yang berkembang di masyarakat. oleh elit kekuasaan untuk mengekang
Operasional cita-cita yang akan dicapai kebebasan dan melegitimasi kekuasaan.
tidak dapat ditentukan secara apriori, Kebenaran Pancasila pada saat itu tidak
melainkan harus disepakati secara hanya mencakup cita-cita dan nilai dasar,
demokratis. Dengan sendirinya ideologi tetapi juga meliputi kebijakan praktis
terbuka bersifat inklusif, tidak totaliter dan operasional yang tidak dapat
tidak dapat dipakai melegitimasi kekuasaan dipertanyakan, tetapi harus diterima dan
sekelompok orang. Ideologi terbuka hanya dipatuhi oleh masyarakat.
dapat ada dan mengada dalam sistem yang Konsekuensi Pancasila sebagai
demokratis. ideologi terbuka adalah membuka ruang
membentuk kesepakatan masyarakat
4. Pancasila Sebagai Ideologi Negara bagaimana mencapai cita-cita dan nilai-
Pancasila sebagai ideolgi Negara yang nilai dasar tersebut. Kesepakatan tersebut
berarti lima sila atau lima prinsip dasar adalah kesepakat kedua dan ketiga sebagai
untuk mencapai atau mewu-judkan tujuan penyangga konstitusionalisme, yaitu
12
Ibid., hal. 232-233
32 Jurnal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, Jan - April, halaman 26 - 33

kesepakatan tentang the rule of law sebagai E. DAFTAR PUSATAKA


landasan pemerintahan atau Asshiddiqie, Jimly dan Mustafa Fakhry.
penyelenggaraan negara (the basis of Mahkamah Konstitusi: Kompilasi
government) dan Kesepakatan tentang Ketentuan UUD, UU dan
bentuk institusi-institusi dan prose-dur- Peraturan di 78 Negara. Jakarta:
prosedur ketatanegaraan (the form of Pusat Studi Hukum Tata Negara
institutions and procedures). FH UI dan Asosiasi Pengajar
Kesepakatan-kesepakatan tersebut HTN dan HAN Indonesia, 2002.
hanya mungkin dicapai jika sistem yang
dikembangkan adalah sistem demokrasi. Attamimi, A. Hamid A. Peranan Keputusan
Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia Presiden Republik Indonesia dalam
memiliki perbedaan dengan sistem Penyelenggaraan Pemerintahan
kapitalisme-liberal maupun sosialisme- Negara; Suatu Studi Analisis
komunis. Pancasila mengakui dan Mengenai Keputusan Presiden yang
melindungi baik hak-hak individu maupun Berfungsi Pengaturan dalam Kurun
hak masyarakat baik di bidang ekonomi Waktu Pelita I–Pelita IV. Disertasi
maupun politik. Dengan demikian ideologi Ilmu Hukum Fakultas
kita mengakui secara selaras baik Pascasarjana Universitas
kolektivisme maupun individualisme. Indonesia. Jakarta, 1990.
Demokrasi yang dikembangkan, bukan Bahar, Saafroedin Ananda B. Kusuma,
demokrasi politik semata seperti dalam dan Nannie Hudawati (peny.).
ideologi liberal-kapitalis, tetapi juga Risalah Sidang Badan Penyelidik
demokrasi ekonomi. Dalam sistem Usaha-Usaha Persiapan
kapitalisme liberal dasar perekonomian Kemerdekaan (BPUPKI) Panitia
bukan usaha bersama dan kekeluargaan, Persiapan Kemerdekaan Indonesia
namun kebebasan individual untuk (PPKI) 28 Mei 1945–22 Agustus
berusaha. Sedangkan dalam sistem etatisme, 1945. Jakarta: Sekretariat Negara
negara yang mendominasi perekonomian, Republik Indonesia, 1995.
bukan warga negara baik sebagai individu Kelsen, Hans. General Theory of Law and
maupun bersama-sama dengan warga
State. translated by: Anders
negara lainnya.
Wedberg. New York: Russell &
D. PENUTUP Russell, 1961.
Indonesia sebagai Negara yang ___________. Pure Theory Of Law.
berazaskan pancasila mengakui adanya Translation from the Second
keberagaman dalam kehidupan berbangsa (Revised and Enlarged) German
dan bernegara. Sehingga kehidupan sosial Edition. Translated by: Max
politik masyarakat Indonesia juga Knight. Berkeley, Los Angeles,
dipengaruhi oleh kesepakatan the funding London: University of California
father Negara ini, yaitu menjadikan Press, 1967.
pancasila sebagai ideology dasar Lijphart, Arend. Patterns of Democracy:
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Government Forms and
pendidikan keteladanan diperlukan untuk Performance in Thirty-Six
mewujudkan kehidupan berbangsa dan Countries. New Heaven and
bernegara di Indonesia penuh dengan London: Yale University Press,
toleransi dan dan cinta damai, dengan 1999.
demikian, ideologi radikal akan dapat
Magnis-Suseno, Franz. Filsafat Sebagai
ditekan semaksimal mungkin.
Ilmu Kritis. Jakarta: Kanisius, 1992.
Mannheim, Karl. Ideologi dan Utopia:
Menyingkap Kaitan Pikiran dan
Maimun, Meredam Ideologi Radikal di Indonesia Melalui Praktik Keteladanan Nilai Pancasila 33
Politik. Judul Asli: Ideology and
Utopia, An Introduction to the
Sociology of Knowledge.
Penerjemah: F. Budi Hardiman.
Jakarta: Penerbit Kanisius, 1998.
Notonagoro. Pancasila Dasar Falsafah
Negara. Cetakan keempat. Jakarta:
Pantjuran Tudjuh, tanpa tahun.
Nancy Snow. Inspeksi Senjata Pembunuh
Missal Di Iraq. Jakarta: Yayasan
Obor. 2000.
Roqib, Nurfuadi. Kepribadian Guru.
Yogyakarta: Grafindo Litera Media.
2009.

You might also like