Professional Documents
Culture Documents
Rahmawati-Penilaian Untuk Pembelajaran k13 - PISA
Rahmawati-Penilaian Untuk Pembelajaran k13 - PISA
Nizam
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Information Age
knowledge society…
Knowledge
21st Century
Technology Neuroscience
Learning
Society
….creator…knowledge-worker
The future
Genomic medicine
Hard & soft skills demand
PwC, 2016
Kecakapan Hidup Abad 21
21st Century learning: Critical thinking
• To know Creativity
• To do Communication
Learning Collaboration
• To be and
• To live together Innovation
Skills
Core
subjects Flexibility
21st Initiative
Century
Information Leadership
Digital Context Life and
Media, and Social-skills
literacy career skills
ICT literacy Cross cultural
Productivity
Accountability
Life-long learner
Pend Agama – Budi Pekerti
PPKN
Matematika
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
NKRI
Ke-Bhinnekaan
Seni – Budaya
SDG
Demokrasi
PJOK
Kesehatan
Gender
Reproduksi
mainstreaming
Climate change
Anti Kekerasan
Bahaya Narkoba
FLORA TAKSONOMI
KERAGAMAN HAYATI
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
FAUNA RANTAI MAKANAN
WHY
Query-based learning Problem/Project-based
learning
Student-centerd Reasoning Collaborative
learning learning
Critical thinking
Creativity
Communication
Science Technology
Collaboration
Nizam, 2016
How learning works – membangun kompetensi abad 21
7 Research-based principles for smart teaching
Sekolah
aman Course Pre-test
Prior
menyenangkan Climate knowledge
menantang
Knowing
Evaluasi diri Self directed Assessment Mind-mapping
Learners &
& refleksi organizing Authentic assessment
Develop Motivation
Values
Comprehensive factors
Mastery expectation
assessment
KNOW
When to
apply
PRACTICE
skills
integrating UNCONSCIOUS
skills Competence
ACQUIRE
CONSCIOUS
Component Competence
skills
1 2 3 4
• Formatif – diagnostik
Penilaian • Harian oleh guru
Kelas • Penekanan qualitative feedback
• Kompetensi dasar
• Kelas 4, 9 • Sumatif
• Survei • Kelas 9, 12
• PISA, TIMSS • Sensus
• Formatif
• Oleh pemerintah
siswa • Summative
• Semua kelas
Benchmark
Internasional
Ujian
Terstandar
Nasional SKL Penilaian
Sekolah
•
•
•
Semesteran
Akhir tahun
Akhir jenjang
21st cs • Oleh sekolah
• PTK 4,8,11
Penilaian
eksternal • Progress monitoring & evaluasi
AKSI/INAP • Kelas 4,8,11
• Survey atau sensus
• Tahunan
• Oleh pemerintah
Jangan lupa!!
390 386
383 382
380
375
371
370
360
350
Matematika Membaca Sains
Kenaikan mean pada matematika dan sains cukup menggembirakan, laju peningkatan
urutan ke-4. Bila terus dipertahankan pada 2030 capaian akan = negara-negara OECD
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Median
370
359
2009 2012 2015
350
350
335 337
330 327
318
310
295
290
275
270 263
250
Matematika Membaca Sains
Untuk sistem yang sedang mengalami ekspansi (perluasan wajar 9 tahun, 12 tahun)
kenaikan median secara konsisten yang lebih cepat dari mean menunjukkan perbaikan
mutu pada sekolah-sekolah dengan kualitas rendah
Bias Sampel
Sebaran Rerata Sekolah
Hanya 236 sekolah
Internasional 5th
dari 90.000
10th SMP/MTs/SMA/MA/S
Thailand 25th MK Indonesia yang
50th disurvei.
Singapura 75th
Sekolah Indonesia
90th
Indonesia 95th
dengan capaian
PISA terbaik berada
di percentile 93
300 400 500 600 700
18.00
berdasarkan hasil
UN, artinya terdapat
16.00
% Sekolah dengan rerata UN
14.00
12.00 1397 SMA/SMK/MA
10.00 yang setara atau
8.00 LEBIH baik.
6.00
3.65 Note: jumlah
secondary school di
4.00
1.65
2.00 0.81
0.00
0.18 singapore hanya 163
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Rerata Nilai UN
61
Science Math
Content Domain Percentage Content Domain Percentage
Life Science 45% Number 50%
Physical Science 35% Geometric Shapes & 35%
Earth Science 20% Measures
Data Display 20%
700 600 500 400 300 300 400 500 600 700
Terdapat 6% SD/MI
yang mutunya
setara atau lebih
baik dari best
performers
Indonesia dlm
TIMSS, yang setara
dengan lebih dari
9000 SD/MI
Yang mempengaruhi capaian: peran orang
tua
Yang mempengaruhi capaian: latar belakang
sosek
Yang mempengaruhi capaian: attitude siswa & kualitas
pembelajaran
Yang mempengaruhi capaian: kondisi sekolah dan
sarpras
Soal ini sederhana
dan masuk kategori
K
low benchmark
Disajikan
persamaan
matematika,
siswa diminta
mencari hasil
hitung dari
persamaan
tersebut.
Hanya 19% siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
benar soal ini.
Soal ini mengukur
kompetensi
tentang bangun
datar, mengetahui
panjang sisi jika
diketahui keliling
bangun. Tidak
adanya ilustrasi
gambar
tampaknya
menjadi faktor
siswa Indonesia
kesulitan
menyelesaikan soal
tersebut.
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
600
550
500
450
400
350
300
250
Indonesia
australia
singapore
chinese taipei
thailand
malaysia
internasional
japan
south africa
finlandia
Turkey
morocco
korea
USA
Iran
1999 2003 2007 2011
550
500
450
400
350
300
250
Indonesia
australia
singapore
chinese taipei
thailand
malaysia
internasional
japan
south africa
finlandia
Turkey
morocco
korea
USA
Iran
1999 2003 2007 2011
Level applying,
mengenai keragaman makhluk
hidup, adaptasi dan seleksi alam.
Kategori Low Benchmark
Pada soal
kategori low
benchmark seperti
disamping, 81%
siswa Indonesia
menjawab
dengan benar;
diatas rerata
Internasional (69%)
Kategori Low Benchmark
Pada soal kategori
low benchmark
seperti di
samping, 61%
siswa Indonesia
mampu
menjawab benar,
jumlah ini
dibawah rerata
Internasional
(86%)
Kategori Advance Benchmark
Pada soal kategori
Advance
benchmark
yang mengukur
kemampuan
reasoning, sedikit
sekali siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
dengan benar
(11%), terendah
dibandingkan
negara-negara
lainnya
Kesimpulan
• Hasil TIMSS tahun 2015 untuk siswa kelas IV SD masih
belum menggembirakan (meski posisi Indonesia tak
lagi juru kunci)
• Faktor yang berpengaruh pada capaian: kurikulum,
pembelajaran, guru, orang tua/keluarga, sikap
siswa, latar belakang sosek, sarpras
• Dari sisi lama pembelajaran siswa SD dan jam
pelajaran matematika Indonesia termasuk paling
lama di antara negara lainnya, tetapi kualitas
pembelajaran perlu ditingkatkan
• Sekitar 75% item yang diujikan dalam TIMSS telah
diajarkan di kelas IV SD (lebih tinggi dibanding
Korea Selatan yang hanya 68%), namun
kedalaman pemahaman masih kurang
Ujian Nasional
• Merupakan ujian terstandar nasional untuk mengukur
capaian pembelajaran siswa pada beberapa mata
pelajaran tertentu
2015
35% >50-70,
31%
Terjadi Peningkatan IIUN 30%
25%
<=50,
23% >70-80,
35%
Direleasenya IIUN pada tahun 2015 19%
20%
mendorong sekolah makin jujur dalam >80, 15%
15% NA, 12%
ujian
10%
• Tahun lalu jenjang SMA UNBK,
5% 1%
dengan IIUN>70 hanya 35%, 0%
tahun ini meningkat menjadi NA <=50 >50-70 >70-80 >80 UNBK
61%
40%
40% 61%
Catatan: IIUN mengukur kejujuran >50-70,
dalam penyelenggaraan UN, TIDAK 30% 28%
MENGUKUR KEJUJURAN SEKOLAH!!
20% <=50, UNBK,
Meski hasil kajian lapangan >80, 11% 10%
10%
diperoleh fakta: sekolah dengan IIUN 10%
tinggi memiliki budaya kejujuran NA, 1%
0%
yang tinggi pula [UAD, 2016]
NA <=50 >50-70 >70-80 >80 UNBK
08
UNBK
2015,
Siapa yang ikut UNBK 2016? NA,
12%
6% >80,
36%
<=50,
11% IPA
• Kelompok IPA: >50-
• 36% SMA dengan IIUN 2015 >80 70,
22%
>70-
80,
• 52% SMA dengan IIUN 2015 <80 25%
• 12% SMA yang tahun lalu sudah
UNBK
• Kelompok IPS:
• 30% SMA dengan IIUN 2015>80 UNBK
2015,
• 58% SMA dengan IIUN 2015 <80 12%
>80,
• 12% SMA yang tahun lalu sudah NA, 6%
30%
UNBK <=50,
12%
IPS
>50-70, >70-80,
28% 24%
09
Perubahan Capaian 2015-2016 SMA/MA
Validasi IIUN jurusan IPA dari PBT-CBT berdasar IIUN
Dengan UNBK dihasilkan pengukuran capaian
yang lebih benar 80
75 75.09
Sekolah UNKP dengan IIUN
40
<=50 <=70 <=80 >80 UNBK
IIUN tahun 2015
Keragaman capaian SKL
tak terdeteksi kalau hanya berdasar Nilai Sekolah
Keterangan
Pemekaran
6.00 - 7.00
7.00 - 8.00
8.00 - 9.00
9.00 - 10.00
62
Peta Keragaman capaian SKL
berdasar Nilai Rerata UN (murni) SMA
Keterangan
Pemekaran 6.00 - 7.00
< 4.00 7.00 - 8.00
4.00 - 5.00 8.00 - 9.00
5.00 - 6.00
63
Peta Indeks Integritas Ujian Nasioal
SMA – IPA
Peru 74.6
Qatar 69.6
Malaysia 51.8
Thailand 49.7
Finlandia 12.3
Jepang 11.1
Korea 9.1
Hongkong
8.5
China
Singapore 8.3
Qatar 49.8
Thailand 46.7
Malaysia 33.7
Korea 14.4
Finlandia 11.5
Singapura 9.6
Jepang 9.6
Hongkong
9.4
China
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Korelasi PISA dan UN
1 BSNP
1 Standar &
Puspendik 2 Kisi-kisi
Menyu
25% sun
soal standar soal 3
bersa Paket soal
ma Digunakan untuk
1 ujian sekolah
berstandar nasional
Catatan:
• SMA/K dilaksanakan MGMP level Kabupaten/Kota ((bila terlalu besar dibagi dalam
beberapa gugus))
Skema Proses Ujian
Ujian Nasional dan Ujian Ujian Sekolah Berstandar
Sekolah Nasional
PELAKU UTAMA
Kemendik Kebijakan UN Kemendikbu
bud d
Balitbang Balitbang,
BSNP GTK, Kebijakan
&
Pergurua • Standar UN BSN Dikdasmen,
Dikdasm • POS UN
n Tinggi P PAUD
en • Kisi-kisi UN
• Penyeleng Standar Dikmas
• Memindai LJUN Pelaksana UN gara UN
•
• Monev UN
POS • Bank Soal à 20-25%
• Bank Soal UN Kisi-kisi Ujian/ soal sebagai anchor
• Instrumen UN Kompetensi Dasar • Fasilitasi
• Manajemen
Monev instrumen/sistem
UN
Dewan • Olah hasil UN • Pembinaan
Dinas • Konsolidasi hasil
Pend. LPMP
• Pelaksa
Provinsi Provinsi na UN di Dewan
Daerah Dinas LPM P4
Pend. TK
• Koordin
Provinsi P
Pengawasan UN asi Provinsi • Koordinasi USBN
Dinas Pelaksa
Menetapkan soal
naan • Pengawasan
Kab/Kota
Pengawasan
UN Pengawasan UN Dewan
Pembinaan
Kab/Kot
a Pend. Dinas
• Pengaw Kab/Kota
asan UN
Kab/Kota
• Pelaksana UN Pengawasan
Sekolah • Pengawas ujian secara
silang KKG/
• Pelaksana US Sekola
• Penyusunan soal US MGM
h
P
PELAKU UTAMA • Mengembangkan soal
• Pelaksana USBN
Sumber: USBN • Pengawas USBN • Pengolahan hasil
• Peraturan BSNP No. 0034/P/BSNP/XII/2015 secara silang
• Peraturan Kabalitbang Kemendikbud No.
045/H/HK/2015
AKSI
Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia
APAKAH AKSI/INAP?
AKSI/INAP adalah program pemetaan capaian
pendidikan untuk memantau mutu pendidikan MANFAAT AKSI/INAP
secara nasional/daerah yang menggambarkan
1. NERACA
pencapaian kemampuan siswa yang dilakukan
melalui survei yang sifatnya “longitudinal”. Ketercapaian, kekuatan, dan
kelemahan pendidikan sehingga
dapat dilakukan intervensi yang
SURVEI JENJANG SIFAT tepat
2. DIAGNOSA
Aspek kompetensi yang perlu
perbaikan faktor
Diikuti oleh Dilakukan Tidak ada
penunjang/penghambat
siswa seluruh pada kelas Lulus/Gagal
Mengukur keberhasilan
Provinsi 4, 8, 11
kompetensi
(sampling)
kognitif 3. KOMPETENSI
Dilengkapi survei
guru, siswa, ortu Mendorong ketercapaian
kompetensi, terutama literasi dan
numerasi
Kompetensi yang Sifat:
diukur: § Sampling 4. STANDAR PENDIDIKAN
§ Literasi § Low stake Anak tangga progresif untuk
§ Numerasi § Diagnostik untuk meningkatkan capaian standar
§ Sains perbaikan
pendidikan
78
Hasil AKSI – Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia
/INAP
• http://puspendik.kemdikbud.go.id/ina
p-sd
HASIL AKSI/INAP 2016 DAN PISA 2012
INAP 2016
INDONESIA
AKSI/INAP Indonesia
73,61% 75,7%
Low Performer Low Performer
25,38 % 24%
Middle Middle
Performer performer
80
HASIL AKSI/INAP 2016
Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
81
HASIL AKSI/INAP 2016
Contoh Perbandingan Capaian Literasi Membaca Antardaerah
NASIONAL
DKI JAKARTA
JAWA BARAT
JAWA TENGAH
DI YOGYAKARTA
NTB
NTT
PAPUA
Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/ 82
HASIL AKSI/INAP SD 2016
Highlight:
• Dalam numerasi: Kemampuan menalar perlu
ditingkatkan
• Dalam literasi: kemampuan integrasi dan evaluasi
informasi masih lemah
83
PETA WILAYAH
Persentase Siswa dengan Kemampuan Literasi
Membaca Kurang
84
PETA WILAYAH
Persentase Siswa dengan Kemampuan Numerasi/Literasi
Matematika Kurang
85
PETA WILAYAH
Persentase Siswa dengan Kemampuan Literasi IPA Kurang
86
PETA JALAN INAP
87
Penilaian dan Umpan Balik
Seberapa efektifkah
umpan balik hasil
penilaian terhadap
peningkatan mutu?