You are on page 1of 110

Penilaian untuk Pembelajaran Abad 21

Belajar dari berbagai hasil penilaian

Nizam
Kepala Pusat Penilaian Pendidikan
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Information Age

knowledge society…

Knowledge
21st Century
Technology Neuroscience
Learning

Society

….creator…knowledge-worker
The future

Genomic medicine
Hard & soft skills demand

PwC, 2016
Kecakapan Hidup Abad 21
21st Century learning: Critical thinking
• To know Creativity
• To do Communication
Learning Collaboration
• To be and
• To live together Innovation
Skills

Core
subjects Flexibility
21st Initiative
Century
Information Leadership
Digital Context Life and
Media, and Social-skills
literacy career skills
ICT literacy Cross cultural
Productivity
Accountability
Life-long learner
Pend Agama – Budi Pekerti

PPKN
Matematika
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
NKRI

Ilmu Pengetahuan Alam


Kerangka Kurikulum 2013

Ilmu Pengetahuan Sosial


Pancasila
HAM

Ke-Bhinnekaan

Seni – Budaya
SDG
Demokrasi

PJOK

MATA PELAJARAN – KNOWLEDGE CONTENT


KONTEKS - SOCIAL CONSTRUCT
Pengayaan Konteks & Kompetensi
Kemaritiman

Kesehatan
Gender
Reproduksi
mainstreaming

Bela Negara Ketahanan


Bencana

Climate change
Anti Kekerasan

Bahaya Narkoba
FLORA TAKSONOMI
KERAGAMAN HAYATI
SUSTAINABLE DEVELOPMENT
FAUNA RANTAI MAKANAN

BIOLOGI MAKHLUK HIDUP HIDUP SEHAT RANTAI MAKANAN

GERAK SUMBER ENERGI AIR


MANUSIA
ENERGI PENCERANAAN
UDARA EKOSISTEM
RESPIRASI
TUMBUH DARAH TANAH
KEMBANG SIRKULASI
ENZIM
OTAK & SISTEM SYARAF
SISTEM
REPRODUKSI GENETIKA
BIOLOGI MOLEKULER
Pengembangan Kecakapan Abad 21

Questions: about nature/human Problems: in adapting to the


being WHAT HOW environment
Inquiry & discovery Design & invention strategies
Proposed Explanations Proposed solution

WHY
Query-based learning Problem/Project-based
learning
Student-centerd Reasoning Collaborative
learning learning
Critical thinking
Creativity
Communication
Science Technology
Collaboration

Nizam, 2016
How learning works – membangun kompetensi abad 21
7 Research-based principles for smart teaching

Sekolah
aman Course Pre-test
Prior
menyenangkan Climate knowledge
menantang

Knowing
Evaluasi diri Self directed Assessment Mind-mapping
Learners &
& refleksi organizing Authentic assessment

Develop Motivation
Values
Comprehensive factors
Mastery expectation
assessment

Adapted from: Ambrose, et.al, 2010


Tahapan mastery
MASTERY

KNOW
When to
apply
PRACTICE
skills
integrating UNCONSCIOUS
skills Competence
ACQUIRE
CONSCIOUS
Component Competence
skills

1 2 3 4

CONSCIOUS Adapted from: Ambrose et.al, 2010


Incompetence
UNCONSCIOUS
Incompetence
Pre-test Formative Assessments Summative Assessments
Prior knowledge Acquired competency
Assessment for & as learning
Kerangka Sistem Penilaian Pendidikan

• Formatif – diagnostik
Penilaian • Harian oleh guru
Kelas • Penekanan qualitative feedback
• Kompetensi dasar
• Kelas 4, 9 • Sumatif
• Survei • Kelas 9, 12
• PISA, TIMSS • Sensus
• Formatif
• Oleh pemerintah
siswa • Summative
• Semua kelas
Benchmark
Internasional
Ujian
Terstandar
Nasional SKL Penilaian
Sekolah



Semesteran
Akhir tahun
Akhir jenjang
21st cs • Oleh sekolah
• PTK 4,8,11

Penilaian
eksternal • Progress monitoring & evaluasi
AKSI/INAP • Kelas 4,8,11
• Survey atau sensus
• Tahunan
• Oleh pemerintah
Jangan lupa!!

Howard Gardner, 1983


PISA Framework
The Content
The PISA 2015 survey focused on science, with
reading, mathematics and collaborative problem
solving as minor areas of assessment. PISA 2015 also
included an assessment of young people’s financial
literacy, which was optional for countries and
economies.
PISA assesses not only whether students can
reproduce knowledge, but also whether they can
extrapolate from what they have learned and apply
their knowledge in new situations. It emphasizes the
mastery of processes, the understanding of
concepts, and the ability to function in various types
of situations.
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Rerata
410
2009 2012 2015
402 403
400 397
396

390 386
383 382
380
375
371
370

360

350
Matematika Membaca Sains
Kenaikan mean pada matematika dan sains cukup menggembirakan, laju peningkatan
urutan ke-4. Bila terus dipertahankan pada 2030 capaian akan = negara-negara OECD
PISA 2015:
Terjadi Kenaikan Capaian Median
370
359
2009 2012 2015
350
350
335 337

330 327
318

310
295
290
275
270 263

250
Matematika Membaca Sains

Untuk sistem yang sedang mengalami ekspansi (perluasan wajar 9 tahun, 12 tahun)
kenaikan median secara konsisten yang lebih cepat dari mean menunjukkan perbaikan
mutu pada sekolah-sekolah dengan kualitas rendah
Bias Sampel
Sebaran Rerata Sekolah
Hanya 236 sekolah
Internasional 5th
dari 90.000
10th SMP/MTs/SMA/MA/S
Thailand 25th MK Indonesia yang
50th disurvei.
Singapura 75th
Sekolah Indonesia
90th
Indonesia 95th
dengan capaian
PISA terbaik berada
di percentile 93
300 400 500 600 700

18.00
berdasarkan hasil
UN, artinya terdapat
16.00
% Sekolah dengan rerata UN

14.00
12.00 1397 SMA/SMK/MA
10.00 yang setara atau
8.00 LEBIH baik.
6.00
3.65 Note: jumlah
secondary school di
4.00
1.65
2.00 0.81
0.00
0.18 singapore hanya 163
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100
Rerata Nilai UN
61

Sampel % Sains Matematika Membaca


SMP 2282 35% 384 362 375
MTs 834 13% 368 348 373
SMA 1581 24% 429 423 434
MA 521 8% 410 400 416
SMK 1295 20% 403 393 404
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan akses dan kualitas pendidikan yang
inklusif

Catatan: beberapa negara ASEAN cakupan samplingnya justru menurun


Kesimpulan
• Meski peningkatan capaian Indonesia cukup
signifikan, namun capaian secara umum masih
di bawah rerata OECD
• Bila peningkatan ini terus kita pertahankan,
maka pada tahun 2030 capaian kita akan
menyamai OECD
• Hal yang terpenting adalah bagaimana kita
melakukan tindak lanjut berdasar diagnosa
yang dihasilkan dari survei diagnostik PISA
• Siswa harus dibiasakan dengan soal-soal
kecakapan berpikir orde tinggi (HOTS)
TIMSS Framework
• Indonesia mengikuti grade-4 TIMSS

Science Math
Content Domain Percentage Content Domain Percentage
Life Science 45% Number 50%
Physical Science 35% Geometric Shapes & 35%
Earth Science 20% Measures
Data Display 20%

Cognitive Domain Percentage Cognitive Domain Percentage


Knowing 40% Knowing 40%
Applying 40% Applying 40%
Reasoning 20% Reasoning 20%
TIMSS 2015: IPA & Matematika kelas IV SD
Skor IPA Skor Matematika
Singapore Singapore
Korea, Rep. of Hong Kong SAR
Japan Korea, Rep. of
Russian Federation Chinese Taipei
Hong Kong SAR Japan
Chinese Taipei Northern Ireland
Finland Russian Federation
Kazakhstan Norway (5)
Poland Ireland
United States Belgium (Flemish)
England
Slovenia
Kazakhstan
Hungary
Portugal
Sweden
Denmark
Norway (5)
United States
Bulgaria
Poland
England Finland
Czech Republic Lithuania
Croatia Netherlands
Ireland Hungary
Lithuania Czech Republic
Germany Bulgaria
Denmark Cyprus
Serbia Germany
Canada Slovenia
Australia Sweden Tahun 2015
Northern Ireland Serbia
Slovak Republic Australia Indonesia
Spain Canada
Netherlands Italy mengikuti
Italy Spain
Belgium (Flemish) Croatia
TIMSS Scale Centerpoint
TIMSS untuk
Portugal
New Zealand Slovak Republic
New Zealand
kelas 4 SD
TIMSS Scale Centerpoint
France France
Turkey
(sebelumnya
Turkey
Cyprus Georgia
Chile
ikut TIMSS kelas
Chile
Bahrain United Arab Emirates
Bahrain
8)
United Arab Emirates
Qatar
Georgia
Iran, Islamic Rep. of
Qatar
Oman
Iran, Islamic Rep. of
Oman
Indonesia
Jordan
397 6 dari bawah
4 dari bawah 397 Indonesia
Saudi Arabia
Saudi Arabia
Morocco
Morocco South Africa (5)
Kuwait Kuwait

700 600 500 400 300 300 400 500 600 700
Terdapat 6% SD/MI
yang mutunya
setara atau lebih
baik dari best
performers
Indonesia dlm
TIMSS, yang setara
dengan lebih dari
9000 SD/MI
Yang mempengaruhi capaian: peran orang
tua
Yang mempengaruhi capaian: latar belakang
sosek
Yang mempengaruhi capaian: attitude siswa & kualitas
pembelajaran
Yang mempengaruhi capaian: kondisi sekolah dan
sarpras
Soal ini sederhana
dan masuk kategori
K
low benchmark

Siswa diminta untuk


menuliskan
lambang bilangan
dari angka
terbilang.
Hanya (59% ) siswa
Indonesia mampu
menjawab benar.
Terendah ke -3 dan
di bawah rerata
internasional (87%)
Siswa
Indonesia
Unggul dalam
mengerjakan
soal
matematika
yang bersifat
eksplisit/langsu
ng.

Disajikan
persamaan
matematika,
siswa diminta
mencari hasil
hitung dari
persamaan
tersebut.
Hanya 19% siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
benar soal ini.
Soal ini mengukur
kompetensi
tentang bangun
datar, mengetahui
panjang sisi jika
diketahui keliling
bangun. Tidak
adanya ilustrasi
gambar
tampaknya
menjadi faktor
siswa Indonesia
kesulitan
menyelesaikan soal
tersebut.
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
600

550

500

450

400

350

300

250

Indonesia
australia
singapore
chinese taipei

thailand

malaysia

internasional
japan

south africa
finlandia

Turkey

morocco
korea

USA

Iran
1999 2003 2007 2011

Skor Biologi Indonesia dalam studi TIMSS menurun dari


siklus ke siklus. Hal serupa ditunjukkan pula oleh thailand
dan malaysia
Kompetensi Biologi yang diukur melalui TIMSS
Hal yang diukur oleh TIMSS
dalam Biologi
Skor Biologi TIMSS 1999-2011
600

550

500

450

400

350

300

250

Indonesia
australia
singapore
chinese taipei

thailand

malaysia

internasional
japan

south africa
finlandia

Turkey

morocco
korea

USA

Iran
1999 2003 2007 2011

Skor Biologi Indonesia dalam studi TIMSS menurun


dari siklus ke siklus. Hal serupa ditunjukkan pula
oleh Thailand dan Malaysia
Dalam jangka panjang, mana dari hal-hal berikut yang
dapat meningkatkan daya kekebalan tubuh terhadap
penyakit?
A. Antibiotika
B. Vitamin
C. Vaksin
D. Sel darah merah

Level knowing tentang


kesehatan

John menderita diabetes.


Mana dari makanan berikut yang harus dihindari John?
A. Daging sapi
B. Telor
C. Susu 36% benar,
D. Jus buah Peringkat 2
terendah
Seorang petani menanam jagung di ladang. Gulma
mulai tumbuh di antara benih-benih jagung. Jelaskan
mengapa gulma perlu disiangi?

Sangat dekat dengan


kehidupan sehari-hari,
namun siswa kesulitan
menjelaskan/menalar alasan
mencabut belukar
Beberapa jenis burung makan keong. Suatu
spesies keong yang hidup di hutan memiliki
cangkang warna gelap . Spesies keong yang
sama yang hidup di ladang memiliki warna
cangkang terang. Jelaskan bagaimana
perbedaan tersebut membantu keong untuk
bertahan (survive).

Level applying,
mengenai keragaman makhluk
hidup, adaptasi dan seleksi alam.
Kategori Low Benchmark

Pada soal
kategori low
benchmark seperti
disamping, 81%
siswa Indonesia
menjawab
dengan benar;
diatas rerata
Internasional (69%)
Kategori Low Benchmark
Pada soal kategori
low benchmark
seperti di
samping, 61%
siswa Indonesia
mampu
menjawab benar,
jumlah ini
dibawah rerata
Internasional
(86%)
Kategori Advance Benchmark
Pada soal kategori
Advance
benchmark
yang mengukur
kemampuan
reasoning, sedikit
sekali siswa
Indonesia yang
mampu menjawab
dengan benar
(11%), terendah
dibandingkan
negara-negara
lainnya
Kesimpulan
• Hasil TIMSS tahun 2015 untuk siswa kelas IV SD masih
belum menggembirakan (meski posisi Indonesia tak
lagi juru kunci)
• Faktor yang berpengaruh pada capaian: kurikulum,
pembelajaran, guru, orang tua/keluarga, sikap
siswa, latar belakang sosek, sarpras
• Dari sisi lama pembelajaran siswa SD dan jam
pelajaran matematika Indonesia termasuk paling
lama di antara negara lainnya, tetapi kualitas
pembelajaran perlu ditingkatkan
• Sekitar 75% item yang diujikan dalam TIMSS telah
diajarkan di kelas IV SD (lebih tinggi dibanding
Korea Selatan yang hanya 68%), namun
kedalaman pemahaman masih kurang
Ujian Nasional
• Merupakan ujian terstandar nasional untuk mengukur
capaian pembelajaran siswa pada beberapa mata
pelajaran tertentu

• Penggunaan: beragam, mulai dari laporan capaian


siswa/kredensial (SHUN), pemetaan, pembinaan, dsb.
Mulai 2015 tidak lagi dipakai untuk kelulusan

• Laporan tidak hanya capaian tapi juga tingkat


anomali/kemungkinan tidak obyektifnya pelaksanaan
ujian, melalui pengukuran Indeks Integritas Ujian
Nasional (IIUN)
Ringkasan Hasil UN - SMA/MA Tahun 2015/2016
NR >85: 0.91%

IPA: 793.938 70< NR < 85: 19.06%

55< NR < 70: 37.82%

Peserta UN SMA/MA NR < 55:42.20 %


1.708.367
(19,962 sekolah) Persentase yang belum
NR >85: 0.04 %
mencapai standar
masih tinggi

70< NR < 85: 10.61%


IPS: 844.910
55< NR < 70: 35.40%

Lainnya: 55.886 NR < 55: 53.95%


Dampak direleasenya IIUN th 2015 07

2015
35% >50-70,
31%
Terjadi Peningkatan IIUN 30%
25%
<=50,
23% >70-80,
35%
Direleasenya IIUN pada tahun 2015 19%
20%
mendorong sekolah makin jujur dalam >80, 15%
15% NA, 12%
ujian
10%
• Tahun lalu jenjang SMA UNBK,
5% 1%
dengan IIUN>70 hanya 35%, 0%
tahun ini meningkat menjadi NA <=50 >50-70 >70-80 >80 UNBK
61%

• IIUN mendorong sekolah


makin berintegritas dalam 2016
menyelenggarakan UN >70-80,
50%

40%
40% 61%
Catatan: IIUN mengukur kejujuran >50-70,
dalam penyelenggaraan UN, TIDAK 30% 28%
MENGUKUR KEJUJURAN SEKOLAH!!
20% <=50, UNBK,
Meski hasil kajian lapangan >80, 11% 10%
10%
diperoleh fakta: sekolah dengan IIUN 10%
tinggi memiliki budaya kejujuran NA, 1%
0%
yang tinggi pula [UAD, 2016]
NA <=50 >50-70 >70-80 >80 UNBK
08
UNBK
2015,
Siapa yang ikut UNBK 2016? NA,
12%

6% >80,
36%
<=50,
11% IPA
• Kelompok IPA: >50-
• 36% SMA dengan IIUN 2015 >80 70,
22%
>70-
80,
• 52% SMA dengan IIUN 2015 <80 25%
• 12% SMA yang tahun lalu sudah
UNBK

• Kelompok IPS:
• 30% SMA dengan IIUN 2015>80 UNBK
2015,
• 58% SMA dengan IIUN 2015 <80 12%
>80,
• 12% SMA yang tahun lalu sudah NA, 6%
30%
UNBK <=50,
12%
IPS

>50-70, >70-80,
28% 24%
09
Perubahan Capaian 2015-2016 SMA/MA
Validasi IIUN jurusan IPA dari PBT-CBT berdasar IIUN
Dengan UNBK dihasilkan pengukuran capaian
yang lebih benar 80

75 75.09
Sekolah UNKP dengan IIUN

Nilai UN Rerata Sekolah (2015 & 2016)



rendah di tahun 2015 yang
mengikuti UNBK tahun 2016 70 70.27
69.02
cenderung “terkoreksi” nilainya. 67.85
-7,3 -4.6
65
• Semakin rendah IIUN tahun 2015 62.93
64.4
62.53
semakin besar penurunan nilai -25,8
60 -7,8
setelah menggunakan UNBK -16,9

• Terbukti IIUN mengukur tingkat 55 54.75


integritas dalam pelaksanaan UN
50.96
50
• UNBK meningkatkan kejujuran 49.24

ujian Nilai 2015


45
nilai 2016

40
<=50 <=70 <=80 >80 UNBK
IIUN tahun 2015
Keragaman capaian SKL
tak terdeteksi kalau hanya berdasar Nilai Sekolah

Peta rerata nilai Ujian Sekolah

Keterangan
Pemekaran
6.00 - 7.00
7.00 - 8.00
8.00 - 9.00
9.00 - 10.00

62
Peta Keragaman capaian SKL
berdasar Nilai Rerata UN (murni) SMA

Peta rerata nilai Ujian Nasional

Keterangan
Pemekaran 6.00 - 7.00
< 4.00 7.00 - 8.00
4.00 - 5.00 8.00 - 9.00
5.00 - 6.00

63
Peta Indeks Integritas Ujian Nasioal
SMA – IPA

IIUN rendah mengindikasi besar kemungkinan terjadi kecurangan dalam


pelaksanaan UN
64
Validasi: Profil Level Kemampuan Siswa Indonesia
kurang cukup baik Sangat baik
Indonesia (UN) 27 38 32 3 Hasil UN 2015

share low performer share middle performer share high performer

Peru 74.6

Indonesia 75.7 Hasil PISA 2012

Qatar 69.6

Malaysia 51.8

Thailand 49.7

Finlandia 12.3

Jepang 11.1

Korea 9.1
Hongkong
8.5
China
Singapore 8.3

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Hasil PISA 2012


Validasi: Profil Level Kemampuan Siswa Indonesia
kurang cukup baik Sangat baik
Indonesia (UN) 27 38 32 3 Hasil UN 2015
share low performer share midde performer share high performer
Peru 58.8

Indonesia 56 Hasil PISA 2015

Qatar 49.8

Thailand 46.7

Malaysia 33.7

Korea 14.4

Finlandia 11.5

Singapura 9.6

Jepang 9.6
Hongkong
9.4
China
0% 20% 40% 60% 80% 100%
Korelasi PISA dan UN

Strata PISA Math Read Science UN IIUN


Good 470.05 477.29 455.88 71.95 72.61
Moderate 377.15 403.06 398.32 62.30 64.34
Poor 367.62 383.66 390.47 52.05 73.34

Hasil PISA 2015 menunjukkan capaian sekolah dengan rerata UN tinggi


dan IIUN baik secara signifikan lebih tinggi dibanding yang rerata UN
rendah
13

Perubahan Kisi-kisi UN 2015 dan 2016

Aspek Kisi-kisi 2015 Kisi-kisi 2016

Masa 2011-2015 Mulai 2016


berlaku
Komponen Terdiri dari 2 komponen: Dua dimensi: cakupan materi
kompetensi & indikator soal dan level kognitif yang diukur
(apa yang akan ditanyakan)
Bentuk Indikator spesifik merujuk soal Tidak ada indikator soal
yang akan diujikan
Leveling Belum secara eksplisit Dengan leveling yang lebih
mencerminkan leveling eksplisit:
kognitif, yang ada tingkat 40% memahami
kesukaran: 40% mengaplikasikan
40% mudah, 40% sedang, 20% 20% menalar (reasoning)
sulit. Ada 10% soal HOTS
13

Mengapa Kisi-kisi Diubah?

• Tujuan perubahan adalah agar guru-guru mengajar berdasar


kurikulum, siswa belajar berdasar kurikulum, bukan berdasar indikator
soal UN

• Orientasi pembelajaran pada ketuntasan belajar (mastery learning)

• Mendorong kompetensi abad 21 seperti kemampuan menyelesaikan


masalah (problem solving), berpikir kritis (critical thinking)

• Mengembalikan dari belajar merujuk pada “kurikulum Ujian Nasional”


menjadi kurikulum nasional jenjang SMA/MA/SMK
Proporsi soal High Order of Thinking
pada Ujian Nasional 2016 ditingkatkan...

Contoh Matematika – Materi Kesebangunan


UN 2015 UN 2016
Panjang bayangan sebuah Perhatikan gambar sketsa kebun berikut!
menara 15 m dan pada
saat yang sama sebuah D C
tiang pancang memiliki
panjang bayangan 3 m.
2m 2m
Jika tinggi tiang pancang 7
m, maka tinggi menara
A B
adalah .... E
A. 19 meter
Sebidang kebun berbentuk jajaran genjang. Bagian
B. 22 meter dalam kebun dibuat taman dengan panjang AB = 20
C. 25 meter m, dan panjang DE = 15 m.
D. 35 meter Di sekeliling taman akan dibuat jalan. Jika kebun dan
taman sebangun, luas jalan adalah …
A. 66 m2 C. 300 m2
B. 132 m2 D. 360 m2
Kesimpulan
• Pengukuran capaian siswa berdasar UN
ternyata selaras dengan capaian PISA maupun
TIMSS
• Siswa-siswa masih lemah dalam kecakapan
kognitif order tinggi (seperti
menalar/menganalisa/mengevaluasi)
• Penilaian kelas sehari-hari harus dibiasakan
dengan soal-soal HOTS agar anak terdorong
kemampuan berpikir kritisnya
• Peningkatan mutu pendidikan dapat didorong
melalui asesmen yang baik
Kebijakan tentang Ujian Nasional dan
Ujian Sekolah
• Tahun 2017 Ujian Nasional tetap dilaksanakan seperti tahun
2016, sesuai PP 19/2005, PP 32/2013, dan PP 13/2015.
• Hasil UN digunakan untuk pemetaan mutu, pertimbangan
seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan pembinaan
satuan pendidikan.
• UN tahun 2017 dilaksanakan dengan UNBK sebagai moda
utamanya.
• Pada tahun 2017 Ujian Sekolah ditingkatkan mutunya menjadi
Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) untuk beberapa
mata pelajaran.
• Soal USBN dibuat oleh guru melalui KKG/MGMP dengan
mengacu pada kisi-kisi yang dikeluarkan oleh BSNP.
• Pemerintah memberikan pelatihan bagi guru agar dapat
membuat ujian sekolah yang semakin berkualitas.
Persiapan Pelaksanaan UN 2017
• Untuk meningkatkan efisiensi, mutu, reliabilitas, integritas, dan
kehematan UN dilaksanakan dengan moda UNBK
• Jadwal UN jenjang SMK, SMA, dan SMP tidak bersamaan sehingga
komputer dapat digunakan bersama (resource sharing)
• Sekolah dengan jumlah komputer lebih dari 20 buah dan memiliki
server dapat ditetapkan menjadi penyelenggara USBN
• Siswa SMA dari sekolah yang belum memiliki infrastruktur UNBK
mengikuti ujian di SMK atau SMP penyelenggara UNBK, demikian
pula sebaliknya
• Dinas Provinsi menetapkan tempat ujian bagi siswa dari sekolah yang
belum memiliki fasilitas berdasar kedekatan jarak antar sekolah
• Sudah terdata 12.058 sekolah/madrasah siap menjadi
penyelenggara UNBK
Pelaksanaan USBN
• Mata pelajaran USBN:
– SMP: Agama, PPKN, IPS
– SMA: Agama, PPKN, Sejarah Umum
– SMK: Agama, PPKN, Keterampilan Komputer
• Pelaksanaan USBN:
– Guru inti diberikan pelatihan penulisan kisi-kisi/indikator soal,
penulisan soal, dan penskoran soal baik pilihan ganda maupun
yang bukan pilihan ganda
– Penulisan soal oleh guru yang tergabung dalam KKG/MGMP di
Kabupaten/Kota/Gugus dengan mengacu pada kisi-kisi USBN
– Master soal disimpan Kepala Sekolah
– Buku soal ujian dicetak dan disimpan di sekolah masing-masing
– Pelaksanaan USBN sepenuhnya menjadi tanggung jawab mutlak
Kepala Sekolah
– Penskoran hasil USBN dilakukan oleh guru secara silang antar
sekolah dalam gugus
ALUR PENYUSUNAN SOAL USBN
KKG/MGMP

1 BSNP
1 Standar &
Puspendik 2 Kisi-kisi
Menyu
25% sun
soal standar soal 3
bersa Paket soal
ma Digunakan untuk
1 ujian sekolah
berstandar nasional

Catatan:
• SMA/K dilaksanakan MGMP level Kabupaten/Kota ((bila terlalu besar dibagi dalam
beberapa gugus))
Skema Proses Ujian
Ujian Nasional dan Ujian Ujian Sekolah Berstandar
Sekolah Nasional
PELAKU UTAMA
Kemendik Kebijakan UN Kemendikbu
bud d
Balitbang Balitbang,
BSNP GTK, Kebijakan
&
Pergurua • Standar UN BSN Dikdasmen,
Dikdasm • POS UN
n Tinggi P PAUD
en • Kisi-kisi UN
• Penyeleng Standar Dikmas
• Memindai LJUN Pelaksana UN gara UN

• Monev UN
POS • Bank Soal à 20-25%
• Bank Soal UN Kisi-kisi Ujian/ soal sebagai anchor
• Instrumen UN Kompetensi Dasar • Fasilitasi
• Manajemen
Monev instrumen/sistem
UN
Dewan • Olah hasil UN • Pembinaan
Dinas • Konsolidasi hasil
Pend. LPMP
• Pelaksa
Provinsi Provinsi na UN di Dewan
Daerah Dinas LPM P4
Pend. TK
• Koordin
Provinsi P
Pengawasan UN asi Provinsi • Koordinasi USBN
Dinas Pelaksa

Menetapkan soal
naan • Pengawasan
Kab/Kota

Pengawasan
UN Pengawasan UN Dewan

Pembinaan
Kab/Kot
a Pend. Dinas
• Pengaw Kab/Kota
asan UN
Kab/Kota
• Pelaksana UN Pengawasan
Sekolah • Pengawas ujian secara
silang KKG/
• Pelaksana US Sekola
• Penyusunan soal US MGM
h
P
PELAKU UTAMA • Mengembangkan soal
• Pelaksana USBN
Sumber: USBN • Pengawas USBN • Pengolahan hasil
• Peraturan BSNP No. 0034/P/BSNP/XII/2015 secara silang
• Peraturan Kabalitbang Kemendikbud No.
045/H/HK/2015
AKSI
Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia
APAKAH AKSI/INAP?
AKSI/INAP adalah program pemetaan capaian
pendidikan untuk memantau mutu pendidikan MANFAAT AKSI/INAP
secara nasional/daerah yang menggambarkan
1. NERACA
pencapaian kemampuan siswa yang dilakukan
melalui survei yang sifatnya “longitudinal”. Ketercapaian, kekuatan, dan
kelemahan pendidikan sehingga
dapat dilakukan intervensi yang
SURVEI JENJANG SIFAT tepat

2. DIAGNOSA
Aspek kompetensi yang perlu
perbaikan faktor
Diikuti oleh Dilakukan Tidak ada
penunjang/penghambat
siswa seluruh pada kelas Lulus/Gagal
Mengukur keberhasilan
Provinsi 4, 8, 11
kompetensi
(sampling)
kognitif 3. KOMPETENSI
Dilengkapi survei
guru, siswa, ortu Mendorong ketercapaian
kompetensi, terutama literasi dan
numerasi
Kompetensi yang Sifat:
diukur: § Sampling 4. STANDAR PENDIDIKAN
§ Literasi § Low stake Anak tangga progresif untuk
§ Numerasi § Diagnostik untuk meningkatkan capaian standar
§ Sains perbaikan
pendidikan
78
Hasil AKSI – Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia
/INAP

• http://puspendik.kemdikbud.go.id/ina
p-sd
HASIL AKSI/INAP 2016 DAN PISA 2012
INAP 2016

INDONESIA

AKSI/INAP Indonesia

2016 PISA 2012


Programme for
Indonesia
International
National
Student
Assessment
Assessment
Programme

73,61% 75,7%
Low Performer Low Performer

25,38 % 24%
Middle Middle
Performer performer

80
HASIL AKSI/INAP 2016

Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
81
HASIL AKSI/INAP 2016
Contoh Perbandingan Capaian Literasi Membaca Antardaerah

NASIONAL

DKI JAKARTA

JAWA BARAT

JAWA TENGAH

DI YOGYAKARTA

NTB

NTT

PAPUA

Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/ 82
HASIL AKSI/INAP SD 2016

Meruj Interpreta Integrasi Evaluasi


uk si

Highlight:
• Dalam numerasi: Kemampuan menalar perlu
ditingkatkan
• Dalam literasi: kemampuan integrasi dan evaluasi
informasi masih lemah
83
PETA WILAYAH
Persentase Siswa dengan Kemampuan Literasi
Membaca Kurang

84
PETA WILAYAH
Persentase Siswa dengan Kemampuan Numerasi/Literasi
Matematika Kurang

85
PETA WILAYAH
Persentase Siswa dengan Kemampuan Literasi IPA Kurang

86
PETA JALAN INAP

2016 2017 2018 2019 2020

INAP INAP INAP INAP INAP


SD SMP SMA/K SD SMP
§ Gerakan § Pembin § Pembina § Tren § Tren capaian
Literasi aan SD an SD capaian SD SMP
Nasional dan SMP § Pembinaan § Pembinaan
(GLN) SMP SD
dicanang § Pembinaan § Pembinaan
kan SMA SMP
§ Pembinaan
SMA

87
Penilaian dan Umpan Balik
Seberapa efektifkah
umpan balik hasil
penilaian terhadap
peningkatan mutu?

Penilaian akan mampu


meningkatkan mutu, hanya jika
informasi hasil penilaian
dijadikan umpan balik.

Baik kepada siswa, guru,


sekolah, orang tua, maupun
pemangku kebijakan.
Penilaian Kelas
Assessment as learning
Classroom-based Assessment for learning External
assessment assessment
Assessment of learning
School-based
assessment
meaningful assessment &
• Membentuk siswa sbg pembelajar sejati (Q & P)
feedback for learning
• Assessment for & as learning improvement
• Formatif dan diqgnostik
• Pengembangan panduan penilaian
• Pengembangan modul pelatihan Rich & sound
• Pelatihan IN, IP, guru assessments
• Penulisan soal HOTS
• Sumber informasi penilaian (rumah penilaian)
[bersama program inovasi] Research &
• Pengembangan model [bersama program evidence
inovasi] based
• Uji coba/piloting [bersama program inovasi]
Penilaian kelas & umpan balik
• Penilaian kelas untuk menumbuhkembangkan
kompetensi dan daya nalar (critical thinking) • Kecakapan guru
• Authentic assessment untuk menguatkan untuk merancang
problem solving dan menggunakan
• Project-based assessment –lintas mapel- untuk berbagai
integrasi pengetahuan, collaboration skills model/bentuk
• Ilmu sosial: project dengan debat dan penilaian
argumentasi (communication skills)
• Peer tutoring: menguatkan pemahaman, • Rubrik penilaian
communication skills, collaboration skills
• ICT enhanced learning: ICT literasi
• Positive feedback • Umpan balik KI1-KI4
• Pada
– Membangun attitude siswa
siswa/ortu
– Belajar dari kesalahan • Pada
– Membantu siswa menyadari pembelajaran
kesalahan dan menguasai
pengetahuan
Jangan lupa!!

Howard Gardner, 1983


penilaian bermutu
kunci pendidikan
bermutu
2018
Lingkup
• Reading, math, science
• 2018: Reading sebagai domain utama
(major domain)
• Global competency
• Financial literacy
• CBT
Jangan lupa!!

Howard Gardner, 1983


PISA 2018
Reading Framework
Membaca di Era Digital (Jenis Wacana)
Membaca di Era Digital (Sumber Wacana)
Membaca di Era Digital (Media membaca)
Transformasi Framework PISA

PISA 2000- 2006 PISA 2009 – PISA 2015


Hal yang ditambahkan pada Framework PISA 2018
Definisi Literasi Membaca PISA 2018
Proses Kognitif pada Literasi Membaca PISA 2018
Sub Domain PISA 2018
Read Fluently

You might also like