You are on page 1of 8

Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15 (2), Desember 2014, 109-116

The Level of Farmer Household Food Security and the


Influence of the Raskin Policy
Indri January
Department of Agribusiness Universitas Sriwijaya, Jalan Raya Palembang-Prabumulih Km.32
Inderalaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia. E-mail: in_drykrenz@yahoo.co.id

Abstract
The purpose of this study was to (1) suspected the level of farmer household food security in the
village of Tanjung Pering, (2) to explore the factors that influence household food security of farmers
in the village of Tanjung Pering and (3) explore the influence policy giving rice to the poor (the rice)
to the household food security of farmers in the village of Tanjung Pering. The research was
conducted in the village of Tanjung Pering, District of North Inderalaya, Ogan Ilir. What research
purposely determined in consideration of the community in the village of Tanjung Pering largely
livelihood as farmers and rice for many distributed to the village. The results showed that the level
of household food security of farmers in the village of Tanjung Pering, District of North Inderalaya,
Ogan Ilir, which hold 53.33 percent food, 10 percent of food vulnerable and 36.67 percent less food.
Factors that significantly influence the level of household food security of farmers in the village of
Tanjung Pering, District of North Inderalaya, Ogan Ilir regency is the price of rice, the number of
family members and income.
Keywords: raskin, food security, farmer households, income
JEL Classification: Q18, I3

Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani dan


Pengaruh Kebijakan Raskin
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) menduga tingkat ketahanan pangan rumah tangga
petani di Desa Tanjung Pering, (2) menjajaki faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketahanan
pangan rumah tangga petani di Desa Tanjung Pering dan (3) menjajaki pengaruh kebijakan
pemberian beras untuk masyarakat miskin (RASKIN) terhadap ketahanan pangan rumah tangga
petani di Desa Tanjung Pering. Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Pering, Kecamatan
Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir. Lokasi penelitian ditentukan secara purposive dengan
pertimbangan masyarakat di desa Tanjung Pering sebagian besar bermata pencaharian sebagai
petani dan raskin banyak didistribusikan ke desa tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat ketahanan pangan rumah tangga petani di Desa Tanjung Pering, Kecamatan Inderalaya
Utara, Kabupaten Ogan Ilir, yaitu 53,33 persen tahan pangan, 10 persen rentan pangan dan 36,67
persen kurang pangan. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat ketahanan
pangan rumah tangga petani di Desa Tanjung Pering, Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten
Ogan Ilir adalah harga beras, jumlah anggota keluarga dan pendapatan.
Kata kunci: raskin, ketahanan pangan, rumah tangga petani, pendapatan
Klasifikasi JEL: Q18, I30

1. Pendahuluan tangga. Secara hierarki ketahanan pangan


dapat terjadi pada tingkat global, regional,
Salah satu tujuan pembangunan nasional nasional, lokal atau daerah, rumah tangga dan
adalah meningkatkan ketahanan pangan baik individu (Simatupang, 1999). Tingkat ketahan-
di tingkat nasional, regional maupun rumah

Jurnal Ekonomi Pembangunan, ISSN 1411-6081 109


Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15 (2), Desember 2014, 109-116

an pangan yang lebih tinggi merupakan syarat pangan, bagaimana mungkin akan menyokong
yang diperlukan bagi tingkat tingkat ketahan- terwujudnya ketahanan pangan di tingkat yang
an pangan yang lebih rendah, tetapi bukan lebih tinggi, yaitu tingkat desa, kabupaten,
syarat yang mencukupi. Hal tersebut disebab- propinsi maupun nasional.
kan karena tercapainya ketahanan pangan di Handayani dan Dewi menyatakan bahwa
tingkat wilayah tidak menjamin tercapainya petani miskin karena penguasaan sumberdaya
ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. alam dan kapital yang rendah, tidak mempu-
Ketahanan pangan di tingkat rumah tang- nyai akses terhadap informasi dan kurang
ga sangat berkaitan dengan faktor kemiskinan. bahkan tidak mempunyai akses terhadap
Hal tersebut disebabkan karena kemiskinan teknologi Novia (2012). Kondisi tersebut mem-
merupakan kondisi di saat seseorang atau bawa dampak terhadap kemampuannya menye-
kelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak diakan pangan menjadi terbatas untuk kebu-
mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk tuhan hidupnya, sehingga tidak memiliki
mempertahankan dan mengembangkan kehi- cadangan pangan yang cukup untuk menyam-
dupan yang bermartabat. Menurut Handayani bung hidupnya. Ketika suatu rumah tangga
dan Dewi, kemiskinan dan ketahanan pangan termasuk dalam kategori miskin, akan terken-
merupakan dua fenomena yang saling terkait, dala dalam pemenuhan kebutuhan pangan
bahkan dapat dipandang memiliki hubungan karena keterbatasan pendapatan yang ber-
sebab akibat Novia (2012). Dengan demikian muara pada kelaparan dan kerawanan pangan.
dapat dikatakan bahwa keadaan ketahanan Petani di Desa Tanjung Pering rata-rata
pangan yang rentan dapat menjadi sumber memiliki sumberdaya lahan yang sempit dan
kemiskinan, sebaliknya kemiskinan dapat kurang akses terhadap informasi dan teknologi.
menyebabkan seseorang tidak memiliki keta- Kondisi tersebut pada akhirnya memungkinkan
hanan pangan. berdampak pada sulitnya untuk mencapai
Berbagai kebijakan telah dilaksanakan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga
oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi petani. Apabila dalam tingkat rumah tangga
kemiskinan dan kerawanan pangan. Berdasar- petani itu saja tidak bisa terwujud ketahanan
kan Surat Kementerian Koordinator Kesejahte- pangan, bagaimana mungkin akan menyokong
raan Rakyat Nomor B-2143/KMK/Dep.II/XI/ terwujudnya ketahanan pangan di tingkat yang
2007, salah satu alternatif tindakan yang lebih tinggi. Untuk itu, perlu deteksi dini
dilakukan pemerintah dalam menanggulangi bagaimana tingkat ketahanan pangan di
kemiskinan ini diwujudkan dalam kebijakan tingkat rumah tangga petani.
beras untuk rumah tangga miskin (RASKIN), Sebagian petani di Desa Tanjung Pering
yaitu pendistribusian beras bersubsidi. juga telah menikmati kebijakan RASKIN. Kebi-
Uraian di atas menjelaskan bahwa kebijak- jakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan
an RASKIN merupakan salah satu instrumen ketahanan pangan di tingkat rumah tangga
penting dalam memecahkan masalah kemiskin- petani di desa tersebut sehingga pada akhirnya
an dan kerawanan pangan. Oleh karena itu, dapat tercapai ketahanan pangan di tingkat
setiap daerah yang banyak penduduk miskin yang lebih tinggi. Jumlah RASKIN yang didis-
dan diindikasikan rawan pangan diprioritaskan tribusikan ke desa tersebut sangat terbatas
untuk menerima banyak RASKIN. Salah satu karena terbatasnya jumlah anggaran yang
daerah yang penduduknya banyak menerima dimiliki oleh pemerintah. Untuk itu, diperlukan
RASKIN adalah desa Tanjung Pering, Keca- analisis mengenai dampak kebijakan RASKIN
matan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir. tersebut terhadap petani. Apabila kebijakan
Sebagian besar penduduk Desa Tanjung tersebut tidak efektif maka pemerintah bisa
Pering bermata pencaharian sebagai petani. mentransfernya menjadi bantuan yang lebih
Petani merupakan ujung tombak bagi terwu- produktif.
judnya ketahanan pangan, karena petani Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
merupakan penghasil pangan. Dengan demi- untuk (1) menduga tingkat ketahanan pangan
kian, apabila dalam tingkat rumah tangga rumah tangga petani di Desa Tanjung Pering,
petani itu saja tidak bisa terwujud ketahanan (2) menjajaki faktor-faktor apa saja yang mem-

110 Jurnal Ekonomi Pembangunan, ISSN 1411-6081


Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15 (2), Desember 2014, 109-116

pengaruhi ketahanan pangan rumah tangga berdasarkan golongan umur (kkal), diperoleh
petani di Desa Tanjung Pering dan (3) menja- dari daftar faktor unit konsumsi energi menu-
jaki pengaruh kebijakan pemberian beras rut umur yang diterbitkan oleh WNPG IX
untuk masyarakat miskin (RASKIN) terhadap tahun 2008.
ketahanan pangan rumah tangga petani di JKEA adalah jumlah kecukupan energi anjur-
Desa Tanjung Pering. an (kkal), yaitu sebesar 2.000 kkal, merupakan
anjuran sesuai dengan Pola Pangan Harapan
2. Metode Penelitian yang diterbitkan WNPG IX tahun 2008.

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian c. Konsumsi Energi per Ekuivalen Orang
ini adalah metode deskriptif analitis. Data yang Dewasa (KED)
digunakan dalam penelitian ini adalah data Perhitungan untuk konsumsi energi per ekui-
primer dan data sekunder. Sumber data valen orang dewasa dapat dihitung sebagai
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari berikut:
Badan Pusat Statistik (BPS) dan data mono-
grafi desa. KED = (3)
Tingkat ketahanan pangan rumah tangga
petani di daerah penelitian dapat ditentukan
di mana:
menggunakan Jonsson and Toole Model.
KErt adalah konsumsi energi riil rumah tangga
Namun, sebelum tingkat ketahanan rumah
(kkal), JUED adalah jumlah unit ekuivalen
tangga petani dikategorisasikan menggunakan
orang dewasa (jiwa), KED adalah konsumsi
model Jonsson and Toole, maka terlebih dahulu
energi per ekuivalen orang dewasa (kkal)
dihitung beberapa perhitungan konsumsi
rumah tangga petani, yaitu: d. Angka Kecukupan Energi (AKE)
a. Konsumsi Energi Riil Rumah Tangga (KErt) Untuk mengetahui Angka Kecukupan Energi
(AKE), maka dapat dihitung dari membanding-
Untuk mengukur konsumsi energi riil rumah
kan Konsumsi Energi per Unit Ekuivalen
tangga dirumuskan sebagai berikut:
Orang Dewasa dengan Jumlah Kecukupan
Energi Anjuran (JKEA), yaitu sebesar 2.000
KErt = x x KZGij (1) kkal.

AKE = x 100% (4)


di mana:
KErt adalah konsumsi energi riil rumah tangga
di mana:
(kkal), BMj adalah berat makanan – j yang
dikonsumsi (gram), BDj adalah bagian yang AKE adalah angka kecukupan energi (%), KED
dapat dimakan (dalam % atau gram dari 100 adalah konsumsi energi per ekuivalen orang
gram pangan atau makanan – j), KZGij adalah dewasa (kkal)
kandungan zat gizi tertentu (i) dari pangan Hasil persentase dari perhitungan tersebut
atau makanan yang dikonsumsi sesuai dengan kemudian dikategorisasikan dengan ketentuan
satuannya (kal) sebagai berikut:
Kategori Cukup = AKE > 80% dari syarat
b. Jumlah Unit Ekuivalen Orang Dewasa kecukupan energi
(JUED). Kategori Kurang = AKE < 80% dari syarat
Perhitungan untuk Jumlah Unit Ekuivalen kecukupan energi
Orang dewasa (JUED) adalah sebagai berikut:
e. Pangsa Pengeluaran Pangan (PPP)
JUED = (2) Untuk mengetahui Pangsa Pengeluaran
Pangan (PPP) rumah tangga petani digunakan
di mana: persamaan sebagai berikut:
JUED adalah jumlah unit equivalen orang
dewasa, JEAU adalah jumlah energi aktivitas

Jurnal Ekonomi Pembangunan, ISSN 1411-6081 111


Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15 (2), Desember 2014, 109-116

Tabel 1. Ketahanan Pangan: Pangsa Pengeluaran Pangan dan Angka Kecukupan Energi
Angka Kecukupan Konsumsi Energi Pangsa Pengeluaran Pangan (PPP)
(AKE) per unit ekuivalen dewasa RENDAH TINGGI
(< 60% pengeluaran total) (> 60% pengeluaran total)
CUKUP
> 80% syarat kecukupan energi Tahan Pangan Rentan Pangan

KURANG
< 80% syarat kecukupan energy Kurang Pangan Rawan Pangan
Sumber: Maxwell and Frankenberg (1992)

PPP = x 100% (5) pengeluaran rumah tangga) dan cukup dalam


mengkonsumsi energi (> 80% dari syarat kecu-
di mana: kupan gizi).
PPP adalah pangsa pengeluaran pangan (%), c. Rumah Tangga Kurang Pangan, hal ini
FE adalah pengeluaran untuk belanja kebu- apabila rumah tangga tersebut memiliki pro-
tuhan pangan (Rp/ tahun), TE adalah total porsi pengeluaran pangan yang rendah (< 60%
pengeluaran kebutuhan rumah tangga (Rp/ pengeluaran rumah tangga) dan kurang dalam
tahun) mengkonsumsi energi (< 80% dari syarat kecu-
Hasil dari perhitungan tersebut tentunya akan kupan gizi).
dihasilkan persentase yang dapat dikategori- d. Rumah Tangga Rawan Pangan, hal ini
sasikan dengan ketentuan sebagai berikut: apabila rumah tangga tersebut memiliki pro-
Kategori pengeluaran total rendah, apabila PPP porsi pengeluaran pangan yang tinggi (> 60%
< 60 % dari pengeluaran total pengeluaran rumah tangga) dan kurang dalam
mengkonsumsi energi (< 80% dari syarat kecu-
Kategori pengeluaran total tinggi, apabila PPP kupan gizi).
> 60% dari pengeluaran total Sedangkan alat analisis yang digunakan
Setelah rumah tangga petani dapat diklasi- untuk menganalisis faktor-faktor yang mempe-
fikasikan berdasarkan nilai Pangsa Pengeluar- ngaruhi ketahanan pangan rumah tangga
an Pangan dan Angka Kecukupan Energi [3], petani adalah regresi berganda yang disele-
maka model Jonsson and Toole dapat diperoleh saikan dengan teknik ordinary least square
dengan melakukan klasifikasi silang antara (OLS). Adapun model yang digunakan untuk
Pangsa Pengeluaran Pangan (PPP) dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Angka Kecukupan Energi (AKE), seperti yang tingkat ketahanan pangan rumah tangga
ditunjukkan oleh tabel 1. petani adalah sebagai berikut:
Setelah kita mengklasifikasikan silang
antara Pangsa Pengeluaran Pangan dengan Z = a0 + a1 Pb + a2 Pg + a3 Pm + a4 Pt + a5
Angka Kecukupan Energi, maka setelah itu Um + a6 PD + a7 JK + a8 Y + a9 D + e
kita dapat mengkategorikan sebuah rumah (6)
tangga petani akan masuk ke dalam kategori
tahan pangan, rentan pangan, kurang pangan di mana:
atau rawan pangan. Z adalah ketahanan pangan (menggunakan
a. Rumah Tangga Tahan Pangan, hal ini angka indeks), Pb adalah harga beras (Rp/kg),
apabila rumah tangga tersebut memiliki Pm adalah harga minyak goreng (Rp/kg), Pt
proporsi pengeluaran pangan yang rendah (< adalah harga telur (Rp/kg), Um adalah umur
60% pengeluaran rumah tangga) dan cukup petani (tahun), PD adalah pendidikan (tahun)
dalam mengkonsumsi energi (> 80% dari syarat JK adalah jumlah anggota keluarga (jiwa), Y
kecukupan gizi). adalah pendapatan (Rp/tahun), D adalah
b. Rumah Tangga Rentan Pangan, hal ini dummy Kebijakan Raskin, bernilai 1 = jika
apabila rumah tangga tersebut memiliki pro- menerima raskin dan 0 = jika tidak menerima
porsi pengeluaran pangan yang tinggi (> 60% raskin

112 Jurnal Ekonomi Pembangunan, ISSN 1411-6081


Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15 (2), Desember 2014, 109-116

3. Hasil dan Pembahasan sebanyak 3 persen rumah tangga petani.

3.1. Ketahanan Pangan Rumah Tangga 3.3. Angka Kecukupan Energi


Petani
Angka kecukupan energi (AKE) merupakan
Analisis ketahanan pangan memperlihatkan
rata-rata tingkat kecukupan energi pada kelom-
hasil pangsa pengeluaran pangan (PPP) dan
pok umur, jenis kelamin dan tingkat kegiatan
angka kecukupan energi (AKE) rumah tangga.
fisik agar hidup sehat dan produktif. Angka
Variabel-variabel yang ditanyakan pada Pangsa
kecukupan energi menjadi acuan untuk
Pengeluaran Pangan maupun Angka Kecukup-
menghitung jumlah energi yang dibutuhkan
an Energi terbatas pada pengeluaran-penge-
oleh tubuh setiap hari yang diperoleh dari
luaran yang relatif rutin dan sering dikeluar-
asupan bahan makanan. Pada tabel 3 dapat
kan oleh rumah tangga petani.
dilihat distribusi angka kecukupan energi
rumah tangga petani di Desa Tanjung Pering.
3.2. Pangsa Pengeluaran Pangan
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa
Pangsa pengeluaran pangan merupakan per- terdapat 36,67 persen rumah tangga petani di
bandingan antara pengeluaran untuk membeli Desa Tanjung pering yang termasuk ke dalam
pangan rumah tangga dengan pengeluaran kategori kurang dalam kecukupan energi.
rumah tangga total. Pangsa pengeluaran Sedangkan pada kategori cukup dalam peme-
pangan (PPP) dan tingkat ketahanan pangan nuhan energi terdapat 16,67 persen rumah
berhubungan terbalik, artinya semakin besar tangga yang memiliki kecukupan energi antara
pangsa pengeluaran pangan suatu rumah 81 sampai dengan 100 persen dan sebanyak
tangga, maka ketahanan pangan rumah tangga 46,67 persen rumah tangga yang memiliki
tersebut semakin rendah, begitu juga sebalik- kecukupan energi lebih dari 100 persen.
nya. Pada tabel 2 dapat dilihat distribusi
rumah tangga petani berdasarkan pangsa 3.4. Tingkat Ketahanan Pangan
pengeluaran pangan.
Setelah diketahui pangsa pengeluaran pangan
Tabel 2 memperlihatkan sebagian besar
(PPP) dan angka kecukupan energi (AKE) dari
rumah tangga petani di Desa Tanjung Pering
rumah tangga petani di Desa Tanjung Pering,
termasuk dalam pangsa pengeluaran pangan
kemudian dengan mengklasifikasi-silangkan
dengan kategori rendah atau kurang dari 60
kedua perhitungan tersebut akan didapatkan
persen. Sebanyak 56,67 persen rumah tangga
tingkat ketahanan pangan setiap rumah tangga
petani responden berada pada persentase
petani. AKE berbanding lurus dengan ketahan-
pangsa pengeluaran pangan antara 40 sampai
an pangan, sedangkan PPP berbanding terba-
dengan 59 persen dan sebanyak 33,33 persen
lik. Dengan demikian, sebuah rumah tangga
rumah tangga petani responden berada pada
akan lebih baik tingkat ketahanan pangannya
pangsa pengeluaran pangan antara 20 sampai
apabila AKE-nya tinggi (lebih dari 80 persen
dengan 39 persen. Sedangkan untuk rumah
dari 2000 kal/kapita batas minimalnya) dan
tangga petani responden dengan kategori
PPP-nya rendah (kurang dari 60 persen penge-
pangsa pengeluaran pangan yang tinggi, yaitu

Tabel 2. Distribusi Pangsa Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Petani di Desa Tanjung Pering,
Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Tahun 2012
Kategori Pangsa Pengeluaran Pangan (PPP) Jumlah (rumah tangga Persentase
petani) (%)
Rendah 20% - 39% 10 33,33
40% - 59% 17 56,67
Tinggi 60% - 79% 3 10,00
80% - 99% 0 0
TOTAL 30 100,00
Sumber: Analisis Data Primer, 2012

Jurnal Ekonomi Pembangunan, ISSN 1411-6081 113


Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15 (2), Desember 2014, 109-116

Tabel 3. Distribusi Angka Kecukupan Energi Rumah Tangga Petani di Desa Tanjung Pering,
Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Tahun 2012
Kategori Angka Kecukupan Energi (AKE) Jumlah (rumah Persentase
tangga petani) (%)
Kurang < 60% 2 6,67
60% - 80% 9 30,00
Cukup 81% - 100% 5 16,67
> 100% 14 46,67
TOTAL 30 100,00
Sumber: Analisis Data Primer, 2012

luaran total rumah tangga). Tingkat ketahanan apabila pangsa pengeluaran pangan semakin
pangan rumah tangga petani di Desa Tanjung kecil dan angka kecukupan energi semakin
Pering dapat dilihat pada gambar 1. besar. Angka indeks akan semakin sedikit
Gambar 1 memperlihatkan bahwa rumah apabila pangsa pengeluaran pangan semakin
tangga petani di Desa Tanjung Pering umum- besar dan angka kecukupan energi semakin
nya termasuk ke dalam kategori tahan pangan kecil. Pada tabel 3 dapat dilihat faktor-faktor
sebanyak 53,33 persen. Rumah tangga yang yang mempengaruhi tingkat ketahanan pangan
tergolong ke dalam rumah tangga kurang rumah tangga petani di Desa Tanjung Pering,
pangan menempati urutan yang kedua, yaitu kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan
sebesar 36,67 persen. Untuk rumah tangga Ilir.
yang tergolong ke dalam rumah rentan pangan Berdasarkan hasil analisis fungsi ketahan-
sebanyak 10 persen sedangkan rumah tangga an pangan yang ada di tabel 3 dapat diketahui
yang tergolong ke dalam rumah tangga yang bahwa harga beras, jumlah anggota keluarga
rawan pangan tidak ada. dan pendapatan secara signifikan mempenga-
ruhi tingkat ketahanan pangan rumah tangga
3.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi petani di Desa Tanjung Pering, Kecamatan
Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir.
Tangga Petani Sedangkan variabel harga minyak goreng,
harga telur, umur dan pendidikan tidak berpe-
Penilaian tingkat ketahanan pangan menggu-
ngaruh secara signifikan terhadap tingkat
nakan penjumlahan angka indeks dari dua
ketahanan pangan rumah tangga petani di
indikator ketahanan pangan, yaitu pangsa
Desa Tanjung Pering.
pengeluaran pangan dan angka kecukupan
energi. Angka indeks akan semakin banyak

Sumber: Analisis Data Primer, 2012


Gambar 1. Tingkat Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani di Desa Tanjung Pering,
Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Tahun 2012

114 Jurnal Ekonomi Pembangunan, ISSN 1411-6081


Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15 (2), Desember 2014, 109-116

Tabel 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Ketahanan Rumah Tangga Petani di Desa
Tanjung Pering, Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Tahun 2012
Variabel Notasi Koefisien t-hitung Prob
Konstanta 12,76266 2,918080 0,0082 s
Harga Beras PB -0,000814 -1,878196 0,0743 s
Harga Minyak Goreng PM -9,71E-05 -0,606412 0,5507 ns
Harga Telur PT 3,41E-05 0,314000 0,7566 ns
Umur UM 0,021044 0,961609 0,3472 ns
Pendidikan PD -0,052075 -0,932310 0,3618 ns
Jumlah Anggota Keluarga JK -0,412786 -1,949725 0,0647 s
Pendapatan Y 5,04E-08 2,331400 0,0298 s
Dummy Kebijakan Raskin D -0,417078 -0,998342 0,3295 ns
R-squared 0,6149
F-hitung 1,8768
Sumber: Analisis Data Primer, 2012

3.6. Dampak atau Pengaruh Kebijakan Saran


Raskin Terhadap Tingkat Ketahan- Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disaran-
an Pangan Rumah tangga Petani kan beberapa hal sebagai berikut:
1) Adanya stabilisasi harga bahan makanan,
Hasil analisis data pada tabel 4 menjelaskan
terutama beras, dalam mendukung ketahanan
bahwa kebijakan raskin tidak berdampak atau
pangan rumah tangga petani.
berpengaruh terhadap tingkat ketahanan
2) Kebijakan raskin tidak berpengaruh terha-
pangan petani di Desa Tanjung Pering. Hal ini
dap tingkat ketahanan pangan, maka anggaran
disebabkan karena terlalu sedikitnya jumlah
yang dikeluarkan untuk kebijakan tersebut
beras yang dibagikan ke petani dalam program
sebaiknya dialokasikan untuk kebijakan atau
atau kebijakan pemerintah tersebut. Jatah
kegiatan lainnya yang lebih produktif, misalnya
beras raskin yang diterima petani hanya 4 kg
kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan
sampai 15 kg per tahun dengan harga berkisar
usahatani.
Rp2.000,00 sampai dengan Rp2.750,00.

5. Daftar Pustaka
4. Simpulan
Dewi, Windu U.S. 2011. Analisis Ketahanan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disim-
Pangan Tingkat Rumah Tangga Petani di
pulkan beberapa hal sebagai berikut: Kabupaten Bantul. Tesis Ekonomi Perta-
1) Tingkat ketahanan pangan rumah tangga nian, Universitas Gadjah Mada. Yogya-
petani di Desa Tanjung Pering, Kecamatan karta.
Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, yaitu
Irawan, N.C. 2010. Ketahanan Pangan dan
53,33 persen tahan pangan, 10 persen rentan
Kesejahteraan Rumah Tangga Tani di
pangan dan 36,67 persen kurang pangan.
Kabupaten Sleman, Bantul dan Kulon-
2) Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan progo. Tesis Ekonomi Pertanian, Univer-
terhadap tingkat ketahanan pangan rumah sitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
tangga petani di Desa Tanjung Pering, Keca-
Novia, Rifki A. 2012. Analisis Produksi, Penda-
matan Inderalaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir
patan dan Ketahanan Pangan Rumah
adalah harga beras, jumlah anggota keluarga
Tangga Tani Padi di Kabupaten Banyu-
dan pendapatan.
mas. Tesis Ekonomi Pertanian, Univer-
3) Kebijakan beras raskin tidak berdampak sitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
atau berpengaruh terhadap tingkat ketahanan
pangan rumah tangga petani di Desa Tanjung Pankomera, P., Houssou N., and Zeller M. 2009.
Household Food Security in Malawi:
Pering, Kecamatan Inderalaya Utara, Kabupa-
Measurement, Determinant, and Policy
ten Ogan Ilir.
Review. Conference on International Re-

Jurnal Ekonomi Pembangunan, ISSN 1411-6081 115


Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15 (2), Desember 2014, 109-116

search on Food Security, Natural Resour- Simatupang, P. 1999. Toward Sustainable Food
ces Management and Rural Development. Security: The Need For A New Paradigm.
In: Indonesia’s Economic Crisis: Effects
Purwaningsih, Y. 2010. Analisis Permintaan
on Agriculture and Policy Response. P.
dan Ketahanan Pangan Tingkat Rumah
Simatupang, S. Pasaribu, S. Bahri and R.
Tangga di Provinsi Jawa Tengah. Diser-
Stringer (Editors). Published for CASER
tasi Ilmu Pertanian Universitas Gadjah
by Centre for International Economic
Mada. Yogyakarta.
Studies, University of Adelaide.

116 Jurnal Ekonomi Pembangunan, ISSN 1411-6081

You might also like