Professional Documents
Culture Documents
Neviaty P. Zamani1
1
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
Fakulltas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Korespondensi : np_zamani@yahoo.com
ABSTRACT
Coral reef constitute extremely uniquely ecosystem with various of life forms. A lot of sea star Linckia laevigata were
found to associate with coral reef in Tunda Island, Serang Regency, Banten. This research was conducted on January-
February 2014 that located in Tunda Island, Serang Regency, Banten. Determination of observatory station was using
time swimming (snorkeling) with observing the existence of coral reef and sea star that associated with coral reef.
Assessment of coral reef condition was determined by Line Intercept Transect method and abundance of sea star
determined by belt transect method. The parameter of water quality were found in entire sites of sampling were still
appropriated with coral reef life and sea star. The result showed that coral cover were between 54.95-73.00%. Life
form was dominated by massive and foliose coral. Abundance of Linckia laevigata that found in Tunda Island water was
8-45 ind/100 m2. This association occurred between coral reef and Linckia laevigata that constitute association of the
mutualistic symbiosis.
ABSTRAK
Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat unik dengan berbagai macam bentuk pertumbuhan. Banyak
bintang laut jenis Linckia laevigata ditemukan berasosiasi dengan terumbu karang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Januari-Februari tahun 2014 berlokasi di perairan Pulau Tunda, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Penilaian kondisi
terumbu karang dan bintang laut ditentukan dengan metode Line Intercept Transect dan kelimpahan bintang laut yang
diterumbu karang ditentukan dengan metode Belt Transect. Parameter kualitas perairan pada seluruh lokasi pengambilan
sampel masih sesuai dengan kehidupan terumbu karang dan bintang laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi
terumbu karang pada perairan Pulau Tunda tergolong kategori baik, dengan tutupan karang hidup antara 54.95-73.00%.
Bentuk pertumbuhan didominasi oleh kelompok coral massif dan coral foliose. Kelimpahan bintang laut biru jenis Linnckia
laevigata yang ditemukan di perairan Pulau Tunda adalah 8-45 ind/100 m2. Asosiasi ini terjadi antara terumbu karang
dan bintang laut jenis Linckia laevigata yang merupakan asosiasi saling menguntungkan (mutualisme).
2 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 1-10
ISSN 2087-4871
4 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 1-10
ISSN 2087-4871
dalam pembentukan kerangka kapur. perairan tersebut cukup baik. Adanya karang
Melalui hasil fotosintesisnya, simbion karang mati pada Stasiun III dan IV diduga akibat
ini memungkinkan karang menggunakan aktivitas perkapalan seperti pembuangan
cahaya matahari untuk tumbuh dengan jangkar kapal dan aktivitas wisata berupa
baik seperti tumbuhan.Menurut Suharsono penginjakan karang oleh manusia. Karang
(2010) terumbu karang tumbuh oleh karena mati yang telah ditumbuhi alga diduga
faktor alam yang sangat mendukung seperti akibat tekanan dari aktivitas manusia dan
adanya pola arus, air yang jernih, dan faktor lingkungan yang sudah berlangsung
tidak banyak sungai besar. Pola arus yang lama. Bahartan et al. (2010) menjelaskan,
mengalir secara terus-menerus menjamin sejak masa lampau, penyebab utama
tersedianya makanan bagi karang, air yang kerusakan terumbu karang adalah akibat
jernih, substrat dasar keras dan lekuk- tekanan lingkungan dan antropogenik atau
lekuk pantai yang dalam serta sedikitnya tekanan manusia. Terumbu karang dunia
sedimentasi yang dibawa oleh sungai telah rusak akibat tekanan manusia sebesar
merupakan jaminan bagi pertumbuhan 20%. Menurut Smith et al. (2008) tekanan-
karang yang ideal.Secara keseluruhan, tekanan seperti tekanan lingkungan dan
lokasi pengamatan pada seluruh stasiun manusia dapat menyebabkan penurunan
memiliki arus yang cukup tinggi sehingga tutupan karang secara langsung melalui
bentuk pertumbuhan karang yang peningkatan angka kematian karang, atau
mendominasi pada perairan ini adalah coral secara tidak langsung melalui peningkatan
massive antara 14.77%-22.78% (Tabel 2) penyakit karang dan penurunan peremajaan
dan coral foliose antara 14.73%-20.17% karang untuk dapat pulih kembali dari
(Tabel 2). Hal ini disebabkan karena kedua tekanan tersebut.
bentuk pertumbuhan tersebut cukup Komponen biotik lain yang ditemukan
survive untuk mampu bertahan hidup pada pada stasiun pengambilan sampel terdiri
kondisi arus yang cukup tinggi. atas soft coral, sponge, dan other (bulu
Kondisi arus ini dapat memberikan babi, bintang laut, dan lili laut), sedangkan
suplai oksigen dan makanan seperti komponen abiotok yang ditemukan terdiri
plankton yang dibutuhkan terumbu karang, atas sand (pasir) dan rubble (patahan karang).
serta dapat membantu terumbu karang Rendahnya tutupan abiotik, khususnya
dalam membersihkan endapan-endapan sand pada seluruh lokasi pengamatan yaitu
yang dapat menganggu pertumbuhannya. 1.82-10.87% (Tabel 3) menunjukkan bahwa
Menurut Nybakken (1992) pada umumnya distribusi terumbu karang pada daerah ini
terumbu karang lebih berkembang pada cukup merata dan formasi penyebarannya
daerah-daerah yang mengalami gelombang cukup padat. Persen tutupan rubble
yang besar. Johan (2003) menjelaskan, tertinggi ditemukan pada Stasiun IV sebesar
karang masif lebih banyak tumbuh di 12.30% (Tabel 3). Hal ini disebabkan karena
terumbu terluar dengan perairan berarus pada stasiun ini dekat dengan dermaga
sedangkan bentuk bercabang banyak dan rumah penginapan wisatawan yang
terdapat di sepanjang tepi terumbu dan berwisata di Pulau Tunda, sehingga dampak
bagian atas lereng, terutama yang terlindungi pembuangan jangkar kapal dan penginjakan
atau setengah terbuka. Suharsono (2010) karang merupakan kontribusi terbesar
juga menjelaskan coral foliose seperti jenis penyebab banyaknya patahan karang. Hasil
Montipora tuberculosa banyak tumbuh pada penelitian menunjukkan bahwa Pulau Tunda
perairan yang berarus. Berdasarkan Tabel sangat cocok untuk dijadikan wisata selam
3, komponen karang mati terdiri dari death karena keindahan dan keragaman terumbu
coral (karang mati) dan death coral with karangnya, namun tidak dianjurkan bagi
alga (karang mati yang telah ditumbuhi penyelam pemula karena perairan Pulau
alga). Pada Stasiun I dan II tidak ditemukan Tunda memiliki arus yang cukup keras.
karang mati. Hal ini menunjukkan bahwa
kondisi terumbu karang pada kedua wilayah
Tabel 2. Bentuk pertumbuhan dan persen tutupan karang hidup pada tiap stasiun pengamatan
Stasiun
Bentuk Pertumbuhan
I II III IV
Acropora
Acropora branching (ACB) 14.05 17.80 5.08 4.37
Acropora digitate (ACD) 0.00 1.87 5.42 1.78
Acropora submassive (ACS) 1.15 1.47 0.00 0.00
Acropora tabulate (ACT) 9.23 7.07 4.75 6.85
Sub Total 24.43 28.20 15.25 13.00
Non Acropora
Coral branching (CB) 2.83 1.82 2.50 3.17
Coral encrusting (CE) 7.17 4.17 2.33 2.33
Coral foliose (CF) 18.60 14.73 20.17 15.92
Coral massive (CM) 14.77 22.78 18.67 18.62
Coral submassive (CS) 4.60 2.17 9.42 1.50
Coral mushroom (CMR) 1.90 0.50 5.67 1.38
Sub Total 47,87 40,38 57,75 41.95
Total 72.30 68.58 73.00 54.95
Kriteria Tutupan Baik Baik Baik Baik
Tabel 3. Persen tutupan karang mati, biotik lain, dan abiotik pada tiap stasiun pengamatan
Stasiun
Persen Tutupan
I II III IV
Karang Mati
Death Coral (DC) 0 0 1.00 4.22
Death Coral with Alga (DCA) 0 0 0 2.12
BIOTIK LAIN
Soft Coral (SC) 3.05 11.20 7.42 6.78
Sponge (SP) 3.42 0 2.92 2.75
Others (OT) 15.35 14.10 5.75 6.02
ABIOTIK
Sand (SD) 2.87 1.82 3.17 10.87
Rubble (RB) 3.02 2.93 6.75 12.30
6 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 1-10
ISSN 2087-4871
Gambar 3. Bintang laut biru jenis Linckia laevigata yang ditemukan pada lokasi
pengamatan
Asosiasi antara terumbu karang dan yang saling berasosiasi atau berinteraksi.
bintang laut Penyebab utama adanya interaksi
diantaranya adalah ketersediaan makanan.
Suatu organisme melakukan Terumbu karang merupakan ekosistem
asosiasi kemungkinan karena ingin yang subur dan kaya akan makanan,
mendapatkan keuntungan dari asosiasi sehingga berbagai jenis biota laut tertarik
yang dilakukannya. Ada yang sifatnya untuk hidup pada ekosistem tersebut. Salah
saling menguntungkan (mutualisme), saling satu biota laut yang hidup dan berasosiasi
merugikan (parasitisme), dan yang satu dengan terumbu karang adalah dari filum
diuntungkan sedangkan yang lain tidak echinodermata. Hampir sebagian besar
mendapatkan keuntungan (komensalisme) hewan anggota filum echinodermata hidup di
dari asosiasinya terhadap simbionnya. perairan laut, sebagian kecil lainnya hidup
Sebagian besar wilayah perairan di perairan payau tetapi tidak ada yang
terdapat banyak sekali jenis makhluk hidup hidup di perairan tawar. Penyebaran hewan
8 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 1-10
ISSN 2087-4871
echinodermata cukup luas dimana tidak materi organik. Dari sifat makan ini, Linckia
hanya ditemukan pada ekosistem terumbu Laevigata berperan dalam menjernihkan laut
karang, tetapi juga dapat ditemukan pada sehingga dapat memberikan keuntungan
ekosistem mangrove dan lamun, namun dari bagi terumbu karang karena salah satu
segi keanekaragaman, keanekaragaman faktor pembatas kehidupan terumbu
echinodermata lebih tinggi di ekosistem karang adalah kecerahan atau kekeruhan.
terumbu karang. Makin jernih suatu perairan maka semakin
Lima kelompok besar hewan baik pertumbuhan terumbu karang,
echinodermata yang biasa ditemui di begitupun sebaliknya makin keruh suatu
terumbu karang adalah bintang laut, perairan, maka pertumbuhan terumbu
bintang ular, bulu babi, teripang, dan lili karang akan terganggu atau terhambat,
laut. Di antara kelima organisme tersebut, dan jika kekeruhan tersebut berlangsung
Linckia laevigata merupakan yang paling dalam waktu yang lama dan melebihi batas
umum ditemui pada ekosistem terumbu toleransi terumbu karang untuk bertahan
karang karena warnanya yang cukup terang hidup, maka dapat meyebabkan kematian
dan mencolok. Selain itu, dari segi ukuran terhadap terumbu karang. Makanan
bintang ular dan lili laut, lebih kecil dari lain Linckia laevigata adalah alga. Selain
Linckia Laevigata, adapun dari segi habitat, zoohanthella, juga terdapat jenis alga lain
bintang ular dan lili laut biasa hidup dan yang hidup di sekitar terumbu karang dan
bersembunyi di antara celah-celah terumbu bersifat parasit bagi terumbu karang. Alga
karang bercabang, sedangkan Linckia yang terlihat pada lokasi pengamatan adalah
laevigata biasanya hidup di atas terumbu alga hijau (chlorophyta). Hal ini karena
karang. alga jenis ini biasnya hidup pada perairan
Bintang laut biru jenis Linckia dekat permukaan dengan intensitas cahaya
laevigata merupakan jenis bintang laut matahari yang tinggi, sedangkan alga jenis
yang asosiasinya tidak berbahaya bagi lain yaitu alga cokelat dan merah biasanya
terumbu karang. Berbeda dengan bintang hidup pada daerah perairan yang lebih
laut mahkota duri (Acanthaster planci) yang dalam dengan intensitas cahaya matahari
asosiasinya dengan terumbu karang dapat yang cukup rendah.
merugikan terumbu karang karena hewan Alga merupakan salah satu pesaing
ini merupakan predator utama terumbu terumbu karang dalam mendapatkan
karang karena makanan utamanya ruang untuk bertahan hidup. Pertumbuhan
adalah polip karang. Linckia laevigata terumbu karang akan terganggu dengan
memanfaatkan terumbu karang sebagai banyaknya alga dalam suatu perairan.
area untuk mendapatkan makanan yang Semakin banyak alga, maka dominasi
cukup dari organisme lain yang hidup di terumbu karang semakin berkurang.
sekitar terumbu karang, sehingga tidak Sebelum mengalami kematian, terlebih
jarang dalam ekosistem terumbu karang dahulu terumbu karang akan terkena
sering kita jumpai bintang laut khusunya penyakit baik yang berasal dari dari faktor
bintang laut biru jenis Linckia laevigata. alam maupun lingkungan. Terumbu karang
Menurut Aziz (1996) berdasarkan jenis dapat memulihkan diri ketika terserang
makanannya, biota ini termasuk pemakan penyakit, tapi membutuhkan waktu yang
sisa-sisa organisme lain (scavenger), lama. Ketika terumbu karang sakit, maka
kemungkinan juga pemakan jamur alga akan tumbuh di atas terumbu karang.
(saprofit), bahkan juga bisa disebut sebagai Ketika alga tersebut teluh mendominasi
pemakan mikroalga (grazer). Bintang laut individu terumbu karang, maka terumbu
tergolong hewan omnivor. Interaksi yang karang akan sulit untuk memulihkan
terjadi antara terumbu karang dan bintang diri dari penyakit. Dengan adanya Linckia
laut adalah interaksi (asosiasi) mutualisme. laevigata sebagai pemakan alga, dapat
Linckia Laevigata mendapatkan makanan mengendalikan populasi alga dalam suatu
dari hewan-hewan yang hidup di sekitar perairan sehingga terumbu karang dapat
terumbu karang seperti alga, sepon, keong, tumbuh dan berkembang dengan baik.
kerang, bulu babi dan endapan bahan
organik yang terperangkap di terumbu KESIMPULAN
karang, sedangkan terumbu karang juga
mendapatkan keuntungan dari sifat makan Kesimpulan dari penelitian ini adalah
Linckia laevigata. Makanan Linckia laevigata kondisi terumbu karang pada perairan
adalah kotoran dan bangkai laut atau Pulau Tunda tergolong kategori baik, dengan
disebut juga sebagai detrivor yaitu pemakan tutupan karang hidup antara 54.95-73.00%,
10 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 1 Mei 2015: 1-10