You are on page 1of 16

ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN

KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT


JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN


DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR
WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU,
SUMATERA BARAT, DAN KEPULAUAN RIAU

Hartanto1)
Susi Hendriani2)
Yusni Maulida3)
1)
Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Riau
2),3)
Dosen Program Pascasarjana Universitas Riau

Abstract.This research is aims to know and analyze the influence amongs of work
condition (X1), work motivation (X2), work discipline (X3) as independent
variables either partially or simultaneously toward employee’s work performance
(Y) as dependent variable at The Regional Office of Directorate General of State
Asset Management in Riau, Sumatera Barat, and Kepulauan Riau during 2017.
Methode of research used is questionnaire with population as 55
employees on The Regional Office of Directorate General of State Asset
Management in Riau, Sumatera Barat, and Kepulauan Riau and it has been
selected all as the population. The variables measurement uses Likert Scale
Technique with weighting scale from 1 to 5. To find out the correlation among
variables X1, X2, X3 towards Y uses statistical technique of correlation anaysis,
simple linear regression and multiple linear regression, and to test the
significance rate uses F test and t test processed with Statistical Product and
Service Solution (SPSS).
The result of research concludes that there is a significant influence from
each independent variables toward the dependent variable. From the three
independent variables, the highest percentage is the work condition (X1) towards
the variable of employee’s work performance (Y) as 43,7% as compared with the
two other independent variables. Then it is recommended to The Regional Office
of Directorate General of State Asset Management in Riau, Sumatera Barat, and
Kepulauan Riau to pay attention for the work condition by giving completed work
condition and make it better ahead, because work condition significantly
influences toward the employee’s work performance.

Key words : work condition,work motivations, work discipline , and the


employee’s work performance
ketat sehingga menghadapkan
PENDAHULUAN organisasi pada efisiensi dan daya
Latar Belakang saing yang kuat. Reformasi birokrasi
Kondisi era globalisasi saat ini yang terus berjalan diharapkan mampu
dipengaruhi oleh perkembangan yang meningkatkan daya saing pemerintah
semakin cepat dalam berbagai bidang dalam rangka memajukan
kegiatan, termasuk di dalamnya perekonomian. Pemerintah wajib
persaingan dunia kerja yang sangat berbenah untuk mengembangkan
sistem penyelenggaraan negara dan

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 226


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

pengelolaan pembangunan yang baik sehingga kinerja pegawai kurang


menjunjung tinggi prinsip- memuaskan.
prinsip good governance. Mencermati permasalahan di
Upaya reformasi birokrasi tidak atas dan mempertimbangkan berbagai
bisa dipisahkan dengan peran strategis keterbatasan seperti waktu, tenaga, dan
keberadaan sumber daya manusia biaya yang tersedia maupun segi non
(SDM). SDM dalam suatu organisasi teknis seperti variabel yang sulit
merupakan aset atau aktiva penting diukur, maka penulis membatasi pada
karena mampu atau tidaknya suatu variabel kondisi kerja, motivasi kerja,
organisasi dalam upaya mencapai dan disiplin kerja baik secara sendiri-
tujuannya tergantung kepada kinerja sendiri maupun bersama-sama
pegawainya. Kondisi kerja, motivasi terhadap kinerja pegawai.
kerja, dan disiplin kerja menjadi bagian Penelitian ini bertujuan untuk
yang perlu diperhatikan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
mendorong SDM atau pegawai kondisi kerja, motivasi kerja, dan
berkinerja tinggi. disiplin kerja terhadap kinerja pegawai
Dalam penelitian yang Kantor Wilayah DJKN Riau, Sumatera
dilakukan oleh Suryanto (2012:78) Barat, dan Kepulauan Riau.
menjelaskan tentang pengaruh disiplin,
motivasi, dan komitmen organisasi TINJAUAN PUSTAKA
terhadap kinerja karyawan outsourcing Kondisi Kerja
PT. Delta Metro Guard Security Martinus (2001:304)
Pekanbaru menunjukkan bahwa mengartikan kondisi kerja secara
variabel disiplin mempunyai pengaruh umum sebagai keadaan. Sementara
positif terhadap kinerja karyawan PT. menurut Widodo (2000:416), kondisi
Delta Metro Guard Security Pekanbaru, kerja adalah faktor-faktor fisik, sosial
variabel motivasi kerja juga serta pengelolaan yang mempengaruhi
berpengaruh positif terhadap kinerja lingkungan kerja bagi para pekerja.
karyawan. Demikian pula komitmen Jadi kondisi kerja dapat disimpulkan
organisasi berpengaruh positif terhadap sebagai keadaan pegawai ditempat
kinerja karyawan. Variabel disiplin, kerja ketika melaksanakan
motivasi kerja, dan komitmen pekerjaannya baik secara fisik,
organisasi memiliki pengaruh positif, psikologis maupun tempat dan
langsung, dan signifikan secara hubungan sosialnya.
bersama-sama terhadap kinerja Berkaitan dengan masalah
karyawan. kondisi kerja, Joseph (2000:225)
Fakta yang ada berdasarkan memberikan pendapatnya bahwa
data denah ruang kerja, pembagian kondisi kerja erat hubungannya dengan
tunjangan kinerja, rekapitulasi hasil lingkungan fisik seperti kondisi
pemantauan tingkat disiplin pegawai, penerangan, suara, udara dan
dan rekapitulasi hasil kinerja sebagainya. Indikator yang dapat
menunjukkan adanya permasalahan digunakan untuk mencapai kondisi
kondisi kerja yang kurang memadai, kerja yang baik meliputi ruang kerja,
motivasi pegawai yang masih perlu kerjasama pegawai, beban kerja,
ditingkatkan, dan disiplin pegawai jumlah pegawai, dan sarana kerja.
belum sepenuhnya ditegakkan dengan

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 227


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

Motivasi Kerja a) Physiological Needs / kebutuhan


B.Flippo (2006 : 143) fisik
menerangkan bahwa Direction or b) Safety and Security Needs /
motivation is essence, it is a skill in kebutuhan keamanan dan
aligning employee and organization keselamatan
interest so that behavior result in c) Affilitiation or Acceptance Needs /
achievement of employee wants kebutuhan sosial
simultaneously with attainment of d) Esteem or Status Needs /
organization objective (Motivasi kebutuhan akan penghargaan
adalah suatu keahlian dalam e) Self Actualization / kebutuhan
mengarahkan pegawai dan organisasi aktualisasi diri.
agar mau bekerja secara berhasil, Teori X dan Teory Y Mc
sehingga dapat tercapai segala Gregor. Teori X menggambarkan
keinginan para pegawai sekaligus bahwa untuk memotivasi pegawai
tercapai tujuan organisasi). harus dilakukan dengan cara
Hasibuan (2001:205) pengawasan yang ketat, dipaksa, dan
mendefinisikan bahwa motivasi diarahkan supaya mereka bekerja
berasal dari kata latin “movere” yang dengan sungguh-sungguh. Hal ini
berarti “dorongan atau daya disebabkan karena pegawai tersebut
penggerak”. Motivasi ini diberikan malas dan tidak mau bekerja,
kepada manusia, khususnya kepada umumnya pegawai tidak berambisi
para bawahan atau pengikut. Adapun untuk mencapai prestasi yang optimal,
kerja adalah sejumlah aktivitas fisik pegawai lebih suka diperintah,
dan mental untuk mengerjakan sesuatu dibimbing dan diawasi dalam
pekerjaan. Terkait dengan hal tersebut, melaksanakan pekerjaan, pegawai
maka yang dimaksud dengan motivasi lebih mementingkan diri sendiri dari
adalah mempersoalkan bagaimana pada kepentingan perusahaan /
caranya mendorong gairah kerja organisasi.
bawahan, agar mereka mau bekerja Sedangkan Teori Y bahwa
keras dengan memberikan semua untuk memotivasi pegawai hendaknya
kemampuan dan ketrampilannya untuk dilakukan dengan cara peningkatan
mewujudkan tujuan organisasi. partisipasi pegawai, kerjasama dan
keterikatan pada keputusan. Menurut
Teori-Teori Motivasi teori ini untuk memotivasi pegawai
Teori Hirarki Maslow. hendaknya dilakukan dengan cara
Maslow berpendapat bahwa hirarki peningkatan partisipasi pegawai,
kebutuhan manusia dapat dipakai kerjasama dan keterikatan pada
untuk melukiskan dan meramalkan keputusan.
motivasinya. Teori tentang motivasi
didasarkan atas dua asumsi, yang Indikator-Indikator Motivasi
pertama yaitu kebutuhan seseorang Motivasi seorang karyawan untuk
tergantung dari apa yang telah bekerja biasanya merupakan hal yang
dipunyainya, dan yang kedua yaitu rumit, karena motivasi itu melibatkan
kebutuhan merupakan hirarki dilihat indikator-indikator individual dan
dari pentingnya. Dasar hirarki indikator-indikator organisasional.
kebutuhan tersebut adalah : Yang tergolong indikator-indikator
individual adalah kebutuhan-kebutuhan

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 228


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

(needs), tujuan-tujuan (goals), sikap menguntungkan suatu


(attitudes), dan kemampuan (abilities). instansi/perusahaan serta para pegawai.
Sedangkan yang tergolong pada Indikatornya adalah ketepatan waktu,
indikator-indikator yang berasal dari tata tertib, tingkat kehadiran,
organisasi meliputi pembayaran atau pemakaian atribut, dan keberadaan
gaji (pay), keamanan pekerjaan (job pada jam kerja.
security), sesama pekerja (co-worker),
pengawasan (supervision), pujian Kinerja
(praise) dan pekerjaan itu sendiri (job Menurut Hasibuan (2000 : 93),
it self). kinerja adalah suatu hasil kerja yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan
Disiplin Kerja tugas-tugas yang dibebankan
Menurut asal kerjanya, istilah kepadanya, yang didasarkan atas
disiplin berasal dari kata discipte yang kecakapan, pengalaman, kesungguhan,
berarti murid, disciplimay yang berarti dan waktu. Kinerja ini adalah
mengenai kebutuhan, kata ini gabungan dari tiga faktor penting, yaitu
kemudian berubah menjadi discipline kemampuan dan minat seorang pekerja,
yang mempunyai arti kepatuhan atau kemampuan dan penerimaan atas
hal-hal yang menyangkut tata tertib. penjelasan delegasi tugas, dan peran,
Dengan demikian makna disiplin serta tingkat motivasi seorang pekerja.
adalah suatu kepatuhan kepada aturan- Menurut Simamora (1995 :
aturan, norma-norma, patokan-patokan, 327) Kinerja karyawan adalah tingkat
hukum, dan tata tertib yang berlaku terhadap mana pegawai mencapai
dalam suatu organisasi. persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Terdapat beberapa pendapat Kinerja dapat diartikan sebagai hasil
yang mengemuka terkait pengertian kerja yang diciptakan individu atau
disiplin kerja. Berikut ini beberapa kelompok berdasarkan kemampuan
pengertian disiplin kerja atau disiplin yang dimilikinya untuk menghasilkan
yang dikemukakan oleh beberapa barang atau jasa sesuai dengan
ahli atau penulis sebagai berikut : persyaratan-persyaratan pekerjaan.
1. Desler (2002:275)
Mendefinisikan disiplin kerja Penilaian Atau Pengukuran Kinerja
sebagai suatu prosedur yang Menurut Mangkuprawira
mengoreksi atau menghukum (2002 : 141) “Penilaian kinerja adalah
seorang bawahan karena melanggar pengukuran yang akurat untuk menilai
aturan atau prosedur. seseorang dalam melaksanakan tugas
2. Hasibuan (2001:193) pekerjaannya”. Kegiatan organisasi
Mendefinisikan kedisiplinan adalah perusahaan dalam hal penilaian kinerja
kesadaran dan kesediaan seseorang dapat memperbaiki keputusan -
menaati semua peraturan keputusan perusahaan / organisasi dan
perusahaan dan norma sosial yang memberikan umpan balik kepada para
berlaku. karyawan mengenai pelaksanaan tugas
Disiplin bagi suatu organisasi atau kerja mereka.
mempunyai tujuan antara lain Indikator yang dapat digunakan
menciptakan suasana kerja yang teratur, untuk menilai kinerja meliputi tugas
lancar, serasi, harmonis, tertib dan pekerjaan, perilaku, karakter, persiapan
mempunyai hasil yang baik agar dapat

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 229


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

penilaian kinerja, dan mempersiapkan 2) Terdapat pengaruh kondisi kerja


penilai. terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Wilayah DJKN Riau,
KERANGKA PEMIKIRAN Sumatera Barat, dan Kepulauan
Salah satu usaha untuk Riau.
mengoptimalkan kinerja organisasi 3) Terdapat pengaruh motivasi kerja
adalah melalui pengukuran kinerja. terhadap kinerja pegawai pada
Dengan pengukuran kinerja akan Kantor Wilayah DJKN Riau,
diketahui tingkat efisiensi dan Sumatera Barat, dan Kepulauan
efektifitas yang dilakukan oleh Riau.
pegawai di sebuah organisasi. 4) Terdapat pengaruh disiplin kerja
Beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap kinerja pegawai pada
kinerja pada penelitian tesis ini ada 3 Kantor Wilayah DJKN Riau,
(tiga) faktor yaitu kondisi kerja, Sumatera Barat, dan Kepulauan
motivasi kerja, dan disiplin kerja. Riau.
Berdasarkan teori dalam
tinjauan pustaka di atas, 3 (tiga) faktor METODE PENELITIAN
yang menjadi komponen penelitian Desain Penelitian
yakni kondisi kerja, motivasi kerja, dan Penelitian ini menggunakan
disiplin kerja. metode deskriptif dengan pendekatan
dapat dibuat suatu kerangka pemikiran kuantitatif. Penelitian deskriptif
sebagai berikut : menurut Aditya (2009;1) adalah
Gambar 1 Model Penelitian penelitian yang dimaksudkan untuk
menjelaskan fenomena atau
karakteristik individual, situasi atau
1
kelompok tertentu secara akurat.
Kondisi
7
Metode kuantitatif dimulai dengan
Kerja 2
(X1)
asumsi deduktif, dilanjutkan dengan
Kinerja teori masalah, hipotesis sementara,
Motivasi 3 (Y) desain penelitian, dan pengumpulan
Kerja (X2)
data dalam angka. Penelitian ini
4 dilakukan untuk menganalisa pengaruh
Disiplin kondisi kerja, motivasi kerja, dan
Kerja
(X3) disiplin kerja terhadap kinerja
Sumber: Diadopsi dari Yuniar, Farida, pegawai melalui pengujian hipotesis.
Widiartanto (2013), Wibowo (2015),
Ambarwati (2016), dan dikembangkan
dalam penelitian ini. Populasi dan Sampel
Hipotesis Arikuntoro (1996:107)
Hipotesis penelitian yang mengemukakan bahwa apabila subjek
diajukan adalah sebagai berikut: kurang dari 100, maka lebih baik
1) Terdapat pengaruh antara kondisi diambil semua, sehingga penelitiannya
kerja, motivasi kerja dan disiplin merupakan penelitian populasi.
kerja terhadap kinerja pegawai pada Selanjutnya jika subjeknya besar, dapat
Kantor Wilayah DJKN Riau, diambil antara 10%-15% atau 20%-
Sumatera Barat, dan Kepulauan 25% atau lebih sebagai sampel.
Riau. Populasi dari penelitian ini terfokus

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 230


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

pada seluruh pegawai Kanwil DJKN hitung < r tabel maka item tersebut
Riau, Sumatera Barat, dan Kepulauan tidak valid, Sugiyono (2006, 24).
Riau sebanyak 55 orang. Untuk mengetahui kuat
lemahnya hubungan, digunakan rumus
Teknik Pengumpulan Data korelasi produk moment yaitu:
Teknik pengumpulan data yang Tabel 1 Pedoman Interpretasi
dipergunakan dalam penelitian ini Koefisien Korelasi
adalah riset lapangan (Field Research) Interval Koefisien Tingkat Hubungan
melalui wawancara dan kuesioner serta 0,00-0,199 Sangat Rendah
dokumentasi data sekunder yang 0,20 – 0,399 Rendah
tersedia di Kanwil DJKN Riau, 0,40 – 0,599 Sedang
Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau. 0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Teknik Analisis Data Sumber : Sugiyono, 2004 : 214
Analisis data dan pengujian Setelah melakukan uji validitas,
hipotesis dilaksanakan dengan metode selanjutnya dilakukan uji reliabilitas
korelasi dan regresi dengan uji untuk mengetahui sejauh mana suatu
persyaratan validitas/reliabilitas dan instrumen dapat dipercaya. Suatu
statistik deskriptif. instrumen akan reliabel apabila
instrumen tersebut dipakai dua kali
Uji Validitas dan Reliabilitas untuk mengukur gejala yang sama dan
Validitas sebuah tes hasil pengukuran yang diperoleh relatif
menunjukkan sejauh mana instrumen konsisten. Pengujiannya dilakukan
dapat digunakan untuk mengukur apa dengan uji Alpha Cronbach,
yang seharusnya diukur, Sugiyono Nurgiantoro (2002, 330) sebagai
(2006, 109). Uji validitas terhadap berikut :
responden menggunakan korelasi
Product Moment yang rumusnya k ∑σi²
adalah sebagai berikut : r = 1-
n∑Xyi – (∑Xi) (∑Yi) k–1 σ²
rxy = dimana :
[n∑Xi² - (∑Xi)²] [n∑Yi² - r = Koefisien reliabilitas yang
(∑Yi)²] dicari
dimana X = Skor tiap item; Y = Skor k = Jumlah butir peryataan
total tiap item, n = Jumlah responden σi² = Varian butir-butir
Pengujian validitas diperoleh pertanyaan
dengan cara mengkorelasikan skor σ² = Varian skor tes
setiap item dengan skor total yang Variabel dikatakan reliabel jika
merupakan jumlah tiap skor item. Hasil nilai hitung atau Alpha Cronbach ≥ 0,6
korelasi bagian total inilah yang diuji dan dikatakan tidak reliabel bila nilai
signifikansinya untuk menentukan hitung atau Alpha Cronbach ≤ 0,6
valid tidaknya item tersebut terhadap Nurgiantoro (2002, 332)
faktornya. Item yang mempunyai Uji Normalitas
korelasi positif di atas nilai r kritis Uji ini biasa dilakukan sebelum
tabel, dengan kata lain bahwa r hitung analisa regresi dan korelasi yang
> r tabel menunjukkan bahwa item bertujuan untuk menguji apakah dalam
tersebut valid, dan sebaliknya bila r suatu regresi variabel terikat dan

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 231


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

variabel bebas keduanya memiliki Mengukur autokorelasi dilihat dari


distribusi normal atau tidak. Model Durbin Watson Test (DW). Untuk uji
regresi yang baik adalah distribusi data Durbin-Watson dengan
normal dan regresi juga memenuhi membandingkan hasil DW statistic dan
normalitas regresi atau mendekati DW tabel. Jika DW statistik > DW
normal. Dengan program SPSS, uji ini tabel, maka dapat disimpulkan bahwa
dapat dilakukan dengan menggunakan data tidak terdapat problem
metode Normal Probability Plot (NPP). autokorelasi (Latan, Temalagi,
2013:73)..
Uji Multikolenioritas
Uji asumsi klasik Koefisien Determinasi
multikolonieritas bertujuan untuk Determinasi dilambangkan
2
mengetahui apakah ada atau tidaknya dengan r . Nilai ini menyatakan
korelasi antar variabel independen proporsi variasi keseluruhan dalam
dalam model regresi (Ghozali, 2005). nilai variabel dependen yang dapat
Uji ini hanya dapat dilakukan jika diterangkan atau diakibatkan oleh
terdapat lebih dari satu variabel hubungan linier dengan nilai variabel
independen dalam model regresi. Cara independen. Selain itu diterangkan
umum yang digunakan untuk oleh peubah yang lain, misalkan nilai
mendeteksi ada tidaknya problem r2 =96%, maka nilai variabel dependen
multikolonieritas adalah nilai yang dapat diterangkan oleh variabel
Tolerance harus > 0.10 dan nilai VIF < independen adalah sebesar 96%,
10 (Hair et al. 2010). sedangkan 4% sisanya diterangkan
oleh pengaruh variabel yang lainnya.
Uji Heteroskedastisitas Untuk analisis korelasi dengan
Heteroskedastisitas yaitu jumlah variabel dependen lebih dari
ketidaksamaan varians dalam analisis satu (majemuk), terdapat koefisien
regresi. Pengujian ini digunakan untuk determinasi penyesuaian (adjustmen)
mengecek apakah sebaran data Y yang sangat sensitif dengan jumlah
bersifat random untuk setiap nilai variabel. Maka, biasanya untuk analisis
variabel X. Cara mendeteksinya korelasi majemuk yang sering dipakai
dengan melihat Scatterplot. Jika tidak adalah koefisien determinasi
membentuk pola atau titiknya penyesuaian (tidak memperhatikan
menyebar baik di daerah positif (+) jumlah variabel independen). Rumus
maupun negatif (-), maka tidak ada yang dipakai adalah:
masalah heteroskedastisiitas. n-1
R² adjusted = 1 -
Uji Autokorelasi (1-R²)
Pengujian ini digunakan untuk n-(k+1)
mengetahui sejauh mana pengaruh dimana; n (jumlah sampel), k (jumlah
variabel bebas terhadap variabel terikat variable independen), dan R2 (nilai
atau untuk mengetahui apakah ada koefisiensi determinasi.
korelasi antara kesalahan pengganggu
pada data observasi satu pengamatan Uji Hipotesis
ke pengamatan lainnya dalam model a. Analisis Regresi Linear Berganda
regresi linear. Model regresi yang baik Formulasi masalah menggunakan
adalah yang tidak terjadi korelasi. model regresi linear berganda. Analisis

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 232


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

linear berganda adalah suatu alat sebaliknya jika t hitung lebih besar dari
analisis peramalan nilai pengaruh dua t tabel maka H0 ditolak dan Ha
variabel bebas atau lebih terhadap diterima.
variabel terikat, untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsi c. Uji F
atau hubungan kausal antara dua Untuk mengetahui ada
variabel bebas atau lebih dengan satu tidaknya pengaruh secara bersama-
variabel terikat (Riduwan, 2010). sama variabel bebas terhadap variabel
Berdasarkan pengaruh antar variabel terikat dilakukan uji F. Bila nilai F
pada hipotesis, digunakan model hitung lebih besar dari F tabelnya,
analisis regresi linier berganda sebagai maka dinyatakan bahwa paling tidak
berikut : ada satu variabel bebasnya yang
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 memberikan sumbangan memprediksi
Dimana : nilai variabel independennya atau
Y = Kinerja Pegawai sebaliknya. Nilai F hitung diperoleh
X1 = Kondisi Kerja dari :
R² / (k-1)
X2 = Motivasi
F hitung =
X3 = Disiplin Kerja (1-R²) / (n-k)
a = Konstanta Dimana :
b1,b2,b3 = Koefisien regresi R² = Koefisien Determinasi
. K = Jumlah variabel
b. Uji t (t-tes) N = Jumlah pengamatan
Untuk menguji signifikansi Nilai F tabel dapat dilihat
pengaruh X1, X2, dan X3 secara dalam tabel sesuai dengan tingkat
parsial digunakan uji t, yaitu : signifikansinya dan tingkat df (degree
bjt of freedom). Langkah-langkah
t hitung = pengujian tersebut dapat dilakukan
sbj sebagai berikut :
dimana : H0 : b1,b2,b3 = 0 variabel bebas tidak
t hitung = Nilai t berpengaruh terhadap variabel terikat.
bjt = Nilai koefisien regresi H1 : b1,b2,b3 ≠ 0 variabel bebas
sbj = Standar error koefisien regresi berpengaruh terhadap variabel terikat.
Sedangkan besarnya nilai kritis Bila t hitung lebih kecil dari t tabelnya
(t tabel) dapat dilihat dalam tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak,
statistik t, sesuai dengan tingkat sebaliknya jika t hitung lebih besar dari
signifikansinya dengan nilai df (degree t tabel maka H0 ditolak dan H1
of freedom). Langkah-langkah diterima.
pengujian tersebut dapat dilakukan
sebagai berikut : ANALISIS DATA DAN
H0 : bi = 0 variabel bebas tidak PEMBAHASAN
berpengaruh terhadap variabel Analisa Validitas dan Reliabilitas
terikat Dalam penelitian ini analisis
Ha : bi ≠ 0 variabel bebas berpengaruh validitas dan reliabilitas dilakukan
terhadap variabel terikat terhadap instrumen penelitian variabel
Bila t hitung lebih kecil dari t tabelnya sebagai berikut :
maka H0 diterima dan Ha ditolak, dan a. Variabel Kondisi Kerja

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 233


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

1) Uji Validitas r-
N PERNYATAAN KETERANGAN
Setelah dilakukan uji validitas, dari 14 hasil
butir yang valid diperoleh hasil uji 1 Butir – 1 0,803 Valid
sebagai berikut : 2 Butir – 2 0,757 Valid
Tabel 2 Uji Validitas untuk variabel 3 Butir – 3 0,462 Valid
Kondisi Kerja (X1) 4 Butir – 4 0,658 Valid
5 Butir – 5 0,835 Valid
r- 6 Butir – 6 0,782 Valid
N PERNYATAAN KETERANGAN
hasil 7 Butir – 7 0,709 Valid
1 Butir – 2 0,701 Valid 8 Butir - 8 0,537 Valid
2 Butir – 4 0,560 Valid 9 Butir – 9 0,565 Valid
3 Butir – 6 0,457 Valid 10 Butir – 10 0,684 Valid
4 Butir – 7 0,605 Valid 11 Butir – 11 0,419 Valid
5 Butir – 8 0,756 Valid 12 Butir – 12 0,487 Valid
6 Butir - 9 0,547 Valid 13 Butir – 13 0,777 Valid
7 Butir – 10 0,739 Valid 14 Butir – 14 0,788 Valid
8 Butir – 11 0,461 Valid 15 Butir – 15 0,756 Valid
9 Butir – 12 0,585 Valid 16 Butir – 16 0,496 Valid
10 Butir – 14 0,495 Valid 17 Butir – 17 0,518 Valid
11 Butir – 15 0,464 Valid 18 Butir – 19 0,388 Valid
12 Butir – 16 0,419 Valid 19 Butir – 20 0,495 Valid
13 Butir – 18 0,585 Valid Alpha = 0.907
14 Butir – 20 0,413 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Alpha = 0.825
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 2) Uji Reliabilitas
17.00 Jika r Alpha (+) dan > r-0,6
maka pernyataan reliabel. Jika r Alpha
2) Uji Reliabilitas < r-0,6 maka pernyataan tidak reliabel.
Jika r Alpha (+) dan > r-0,6 Nilai r-tabel = 0.361 dan r Alpha =
maka pernyataan reliabel. Jika r Alpha 0.907, dengan demikian dari r Alpha >
< r-0,6 maka pernyataan tidak reliabel. r-tabel (0.907>0.361) dapat diambil
Nilai r-tabel = 0.361 dan r Alpha = kesimpulan bahwa pernyataan reliabel.
0.825, dengan demikian dari r Alpha >
r-tabel (0.825>0.361) dapat diambil c. Variabel Disiplin Kerja
kesimpulan bahwa pernyataan terbukti 1) Uji Validitas
reliabel. Setelah dilakukan uji validitas,
diperoleh 20 pernyataan yang valid
b. Variabel Motivasi sebagai berikut:
1) Uji Validitas Tabel 4 Uji Validitas untuk Variabel
Setelah dilakukan uji validitas, Disiplin Kerja (X3)
diperoleh 19 pernyataan yang valid
yaitu:
Tabel 3 Uji Validitas untuk Variabel
Motivasi Kerja (X2)

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 234


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

r- r-
N PERNYATAAN KETERANGAN ` PERNYATAAN KETERANGAN
hasil hasil
1 Butir – 1 0,443 Valid 1 Butir – 1 0,641 Valid
2 Butir – 2 0,610 Valid 2 Butir – 2 0,791 Valid
3 Butir – 3 0,383 Valid 3 Butir – 3 0,634 Valid
4 Butir – 4 0,606 Valid 4 Butir – 4 0,706 Valid
5 Butir – 5 0,687 Valid 5 Butir – 5 0,615 Valid
6 Butir – 6 0,650 Valid 6 Butir – 6 0,662 Valid
7 Butir – 7 0,561 Valid 7 Butir – 7 0,715 Valid
8 Butir – 8 0,865 Valid 8 Butir – 8 0,715 Valid
9 Butir - 9 0,489 Valid 9 Butir - 9 0,635 Valid
10 Butir – 10 0,448 Valid 10 Butir – 10 0,713 Valid
11 Butir – 11 0,676 Valid 11 Butir – 11 0,541 Valid
12 Butir – 12 0,802 Valid 12 Butir – 12 0,816 Valid
13 Butir – 13 0,471 Valid 13 Butir – 13 0,717 Valid
14 Butir – 14 0,779 Valid 14 Butir – 14 0,570 Valid
15 Butir – 15 0,667 Valid 15 Butir – 15 0,702 Valid
16 Butir – 16 0,638 Valid 16 Butir – 16 0,794 Valid
17 Butir – 17 0,637 Valid 17 Butir – 17 0,590 Valid
18 Butir – 18 0,815 Valid 18 Butir – 18 0,757 Valid
19 Butir – 19 0,653 Valid 19 Butir – 19 0,638 Valid
20 Butir – 20 0,741 Valid Alpha = 0.919
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
Alpha = 0,913
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 2) Uji Reliabilitas
2) Uji Reliabilitas Jika r Alpha (+) dan > r-0,6
Jika r Alpha (+) dan > r-0,6 maka pernyataan reliabel. Jika r Alpha
maka pernyataan reliabel. Jika r Alpha < r-0,6 maka pernyataan tidak reliabel.
< r-0,6 maka pernyataan tidak reliabel. Nilai r-tabel = 0.361 dan r Alpha =
r-tabel = 0.361 dan r Alpha = 0,913, 0.919, dengan demikian dari r Alpha >
dengan demikian dari r Alpha > r-tabel r-tabel (0.919>0.361) dapat diambil
(0,913>0.361) dapat diambil kesimpulan bahwa pernyataan reliabel.
kesimpulan bahwa pernyataan reliabel.
Analisis dan Pengujian Hipotesis
d. Variabel Kinerja Pegawai Analisis Regresi Variabel Kondisi
1) Uji Validitas Kerja (X1) Terhadap Variabel
Tabel 5 Uji Validitas untuk Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Kinerja Pegawai (Y) 1. Uji Normalitas
Uji ini biasa dilakukan sebelum
analisa regresi yang bertujuan untuk
menguji apakah dalam suatu regresi
variabel terikat dan variabel bebas
keduanya memiliki distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik
adalah distribusi data normal dan
memenuhi normalitas regresi. Dengan

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 235


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

program SPSS, uji ini dapat dilakukan oleh variabel Kondisi Kerja (X1),
dengan menggunakan metode Normal sedangkan sisanya 100% - 43,7% =
Probability Plot (NPP) yang 56,3% dijelaskan oleh variabel lain
membandingkan distribusi kumulatif yang tidak dimasukkan dalam model
dengan distribusi normal. regresi.
Gambar 2. Normal P-P Plot
Regression Standardized 3. Uji Statistik t
Residual Dari Software SPSS diperoleh nilai t
hitung dan signifikansinya sebagai
berikut:
Tabel 7 Nilai t-hitung dan Signifikansi
Coefficientsa
Standardi
Unstandardi zed
zed Coefficie
Coefficients nts
Std. Sig
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Model B Error Beta T .
Dari grafik P-P Plot di atas
terlihat bahwa data (titik-titik) diplot 1 (Consta 40.8 4.887 9.2 .00
menyebar di sekitar garis diagonal nt) 17 67 0
serta penyebarannya searah atau X1 .456 .067 .670 6.1 .00
mengikuti arah diagonal, berarti model (Kondis 90 0
regresi memenuhi asumsi normalitas i Kerja)
dan layak digunakan untuk a. Dependent Variable: Y (Kinerja
memprediksi variabel terikat (Kinerja Pegawai)
Pegawai) berdasarkan masukan Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
variabel Kondisi Kerja. Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa nilai t hitung untuk variabel
2. Koefisien Determinasi Kondisi Kerja (X1) untuk df = n-2 =
Tabel 6 Koefisien Determinasi 53 dengan taraf nyata (signifikansi) α
Variabel Kondisi Kerja sebesar 0,05 dan uji dua sisi diperoleh
Model Summaryb nilai t tabel = 2,005. Terlihat bahwa
Std. nilai t hitung untuk variabel Kondisi
Adjusted
R Error of Kerja (X1) sebesar 6,190 > nilai t tabel,
Model R R
Square the maka Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa
Square
Estimate variabel Kondisi Kerja (X1)
a memberikan pengaruh yang signifikan
1 .670 0.437 0.421 2.034
a. Predictors: (Constant), X1 (Kondisi Kerja) terhadap Kinerja Pegawai atau Ha
diterima.
b. Dependent Variable: Y (Kinerja Pegawai)
Dari hasil analisa dan uji t,
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS maka dapat diprediksi besarnya nilai
Angka R square atau koefisien variabel terikat (Kinerja Pegawai)
determinasi sebesar 0,437. Hal ini dengan menggunakan persamaan
berarti bahwa 43,7% variasi/perubahan regresi yaitu:
dari Kinerja Pegawai (Y) dijelaskan Y = 40,817 + 0,456 X1

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 236


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

Angka konstanta sebesar 40,817 Analisis Persamaan Regresi


menyatakan bahwa apabila tidak ada 1. Pengaruh kondisi kerja terhadap
pengaruh dari variabel Kondisi Kerja kinerja pegawai
(X1), pada dasarnya Kinerja Pegawai Dari hasil penelitian dapat
(Y) telah memiliki nilai sebesar 40,817 dilihat bahwa terdapat pengaruh yang
dan angka koefisien regresi sebesar signifikan antara kondisi kerja terhadap
0,456 menjelaskan bahwa setiap kinerja pegawai yang dibuktikan dari
penambahan satu nilai variabel Kondisi nilai t hitung > t tabel yaitu 6,190 >
Kerja (X1) akan meningkatkan nilai 2,005 dan dari hasil koefisien regresi
Kinerja Pegawai (Y) sebesar 0.456 kali. menunjukkan bahwa setiap
Dari penelitian terkait, Haryono peningkatan satu nilai kondisi kerja
(2008) menyimpulkan bahwa kondisi akan meningkatkan kinerja pegawai
kerja berpengaruh terhadap kinerja sebesar 0,456 kali. Hal ini artinya
pegawai, dan teori yang dikemukakan bahwa apabila kondisi kerja meningkat
Nitisemito yang mendefinisikan maka akan berpengaruh terhadap
kondisi kerja sebagai keadaan peningkatan kinerja pegawai Kanwil
lingkungan atau tempat seseorang DJKN Riau, Sumatera Barat, dan
karyawan dalam bekerja yang dapat Kepulauan Riau.
mempengaruhi dalam semangat kerja.
Dengan demikian dapat disimpulkan 2. Pengaruh motivasi kerja
bahwa apabila kondisi kerja meningkat terhadap kinerja pegawai
maka akan memberikan pengaruh Dari hasil penelitian dapat
terhadap peningkatan kinerja pegawai. dilihat bahwa terdapat pengaruh yang
Selanjutnya hasil persamaan signifikan antara motivasi terhadap
regresi variabel motivasi kerja, dan kinerja pegawai yang dibuktikan dari
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai nilai t hitung > t tabel yaitu 4,034 >
secara parsial dan secara simultan 2,005 dan dari hasil koefisien regresi
dilakukan dengan skema perhitungan menunjukkan bahwa setiap
yang sama dengan analisis regresi peningkatan satu nilai motivasi akan
variabel kondisi kerja terhadap kinerja meningkatkan kinerja pegawai sebesar
pegawai di atas maka diperoleh hasil 0,382 kali atau diartikan bahwa apabila
sebagai berikut: motivasi meningkat maka akan
Tabel 8 Persamaan Regresi Antar berpengaruh terhadap peningkatan
Variabel Bebas dengan kinerja para pegawai.
Variabel Terikat Dari penelitian terkait,
Hubungan Antar Setiyawati (2008) menyimpulkan
Persamaan Regresi
Variabel bahwa motivasi berpengaruh terhadap
Y = 14,260 + 0,247 kinerja pegawai, dan teori yang
X1, X2, X3  Y X1+ 0,214X2+ dikemukakan oleh Hasibuan (2006)
0,195 X3 memberikan pengertian bahwa
Y = 40,817 + 0,456 motivasi adalah adalah mempersoalkan
X1  Y bagaimana caranya mendorong gairah
X1
Y = 38,564 + 0,382 kerja bawahan, agar mereka mau
X2  Y bekerja keras dengan memberikan
X2
Y = 26,870 + 0,660 semua kemampuan dan
X3  Y ketrampilannya untuk mewujudkan
X3
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS tujuan organisasi. Dengan demikian

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 237


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

dapat disimpulkan bahwa apabila Dari penelitian terkait, Haryono


motivasi meningkat maka akan (2008) menyimpulkan bahwa kondisi
berpengaruh terhadap peningkatan kerja dan disiplin kerja secara
kinerja pegawai. bersama-sama dapat meningkatkan
kinerja pegawai. Dengan demikian
3. Pengaruh disiplin kerja terhadap dapat disimpulkan bahwa kondisi kerja,
kinerja pegawai motivasi, dan disiplin kerja secara
Dari hasil penelitian dapat bersama-sama dapat meningkatkan
dilihat bahwa terdapat pengaruh yang kinerja pegawai Kantor Wilayah DJKN
signifikan antara disiplin kerja Riau, Sumatera Barat, dan Kepulauan
terhadap kinerja pegawai yang Riau.
dibuktikan dari nilai t hitung > t tabel
yaitu 5,006 > 2,005 dan dari hasil Koefisien Determinasi (R² dan
koefisien regresi menunjukkan bahwa Adjusted R2)
setiap peningkatan satu nilai disiplin Koefisien determinasi
kerja akan meningkatkan kinerja dimaksudkan untuk mengetahui
pegawai sebesar 0,660 kali atau dapat seberapa besar proporsi atau persentase
disimpulkan bahwa apabila disiplin pengaruh variabel bebas terhadap
kerja meningkat maka akan variabel terikat. Untuk pengaruh satu
berpengaruh terhadap peningkatan atau dua variabel bebas terhadap
kinerja pegawai. variabel terikat, koefisien determinasi
Dari penelitian terkait, Listianto yang digunakan adalah R2 (R kuadrat)
(2004) menyimpulkan bahwa disiplin yang merupakan hasil pengkuadratan
kerja berpengaruh terhadap kinerja dari nilai R. Sedangkan untuk
karyawan, dan teori yang dikemukakan pengaruh lebih dari dua variabel bebas
oleh Hasibuan (2006) memberikan terhadap variabel terikat, koefisien
pengertian bahwa disiplin kerja adalah determinasi yang digunakan adalah
adalah kesadaran dan kesediaan Adjusted R2 , dimana nilai Adjusted R2
seseorang menaati semua peraturan selalu lebih kecil dari R2 (Santoso,
perusahaan dan norma sosial yang 2000).
berlaku. Dengan demikian dapat Kuatnya hubungan antar
disimpulkan bahwa apabila disiplin variabel bebas baik dalam hubungan
kerja meningkat maka akan secara individu maupun secara
berpengaruh terhadap peningkatan bersama-sama (tiga variabel bebas)
kinerja pegawai. terhadap variabel terikat (Y) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini, dimana
4. Pengaruh kondisi kerja, motivasi, hubungan yang paling kuat yaitu
dan disiplin kerja secara hubungan antara variabel bebas (X1,
bersama-sama terhadap kinerja X2 dan X3) secara bersama-sama
pegawai terhadap variabel terikat (Y).
Dari hasil penelitian dapat Tabel 9 Koefisien Korelasi (R) dan
dilihat bahwa terdapat pengaruh yang Koefisien Determinasi (R2 dan
signifikan antara kondisi kerja, Adjusted R2) Antar Variabel Bebas
motivasi, dan disiplin kerja secara dengan Variabel Terikat, Uji t dan Uji
bersama-sama terhadap kinerja F
pegawai yang dibuktikan dari nilai F
hitung > F tabel yaitu 31,264 > 2,779.

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 238


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

Peng Kepulauan Riau dengan nilai R² =


aruh t F F 43,7%.
t
Anta Adj Hit Hit ta 2. Hasil pengujian menunjukkan
R R2 Ta
r R2 un un b bahwa variabel motivasi
bel
Vari g g el mempunyai pengaruh yang
abel signifikan terhadap kinerja
X1, 2, pegawai Kantor Wilayah DJKN
31, Riau, Sumatera Barat, dan
X2, 0,8 0,6 0,6 7
- - 26 Kepulauan Riau dengan nilai R² =
X3 31 99 63 7
4
Y 9 37,2%.
X1 0,6 0,4 6,1 2,0 3. Hasil pengujian dapat disimpulkan
-
Y 70 37 90 05 bahwa variabel disiplin kerja
X2 0,5 0,3 4,0 2,0 mempunyai pengaruh yang
- - - signifikan terhadap kinerja
Y 65 72 34 05
X3 0,5 0,3 5,0 2,0 pegawai Kantor Wilayah DJKN
- - - Riau, Sumatera Barat, dan
Y 67 21 06 05
Kepulauan Riau dengan nilai R² =
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS
32,1%
Hasil ini berarti bahwa variabel
4. Terdapat pengaruh antara kondisi
terikat (Kinerja Pegawai) ditentukan
kerja, motivasi, dan disiplin kerja
oleh variabel bebas secara bersama-
secara bersama-sama terhadap
sama sebesar 66,3%. Selanjutnya,
kinerja pegawai Kantor Wilayah
pengaruh secara parsial dari variabel
DJKN Riau, Sumatera Barat, dan
bebas terhadap variabel terikat, yaitu
Kepulauan Riau dengan nilai
pengaruh variabel kondisi kerja (X1)
Adjusted R² = 66,3%.
terhadap variabel terikat sebesar 43,7%
Saran
menempati posisi yang paling
1. Mengingat kondisi kerja pada
berpengaruh diantara ketiga variabel
simpulan di atas ternyata
bebas yang ada, variabel motivasi (X2)
menempati posisi yang dominan
sebesar 37,2% merupakan faktor kedua
dalam mempengaruhi kinerja
yang paling berpengaruh diantara
pegawai, maka hal yang perlu
ketiga variabel bebas, sedangkan
menjadi perhatian lebih adalah
variabel disiplin kerja (X3) sebesar
penataan ruang kerja yang nyaman
32,1% menjadi variabel ketiga yang
dan penciptaan suasana kerja yang
berpengaruh terhadap kinerja pegawai.
harmonis sehingga dapat
meningkatkan kinerja para
KESIMPULAN DAN SARAN
pegawainya serta dapat
Kesimpulan
menyelesaikan pekerjaan dengan
Dari hasil pengujian hipotesis
lebih efektif dan efisien.
dan analisis pada bab sebelumnya,
2. Sehubungan dengan
dapat diambil kesimpulan sebagai
berpengaruhnya motivasi terhadap
berikut :
kinerja pegawai, sebaiknya
1. Hasil penelitian ini berhasil
pimpinan dapat mengevaluasi
mendukung hipotesis penelitian
motivasi kerja pegawai sehingga
yaitu kondisi kerja mempunyai
perubahan perilaku akibat
pengaruh yang signifikan terhadap
motivasi kerja tidak sampai
kinerja pegawai Kantor Wilayah
DJKN Riau, Sumatera Barat, dan

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 239


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

menurunkan kinerja pegawai yang Harsojo, Hudiyanto, (2001) Perilaku


bersangkutan. Organisasi, Ghalia Indonesia,
3. Kemudian variabel disiplin kerja Jakarta.
sebaiknya dapat dievaluasi secara Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu,
tepat karena bila penerapannya (2004) Manajemen Sumber Daya
terlalu ketat, kaku, dan kurang Manusia Dalam Organisasi, PT.
fleksibel akan menimbulkan sikap Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
kontra produktif terhadap kinerja Mas’ud, Fuad, (2004) Survei Diagnosis
pegawai Kantor Wilayah DJKN Organisasional (Konsep dan
Riau, Sumatera Barat, dan Aplikasi), BP Universitas
Kepulauan Riau. Diponegoro, Semarang.
Maginson, Leon C., (2002)
Daftar Pustaka Supervisory Management : the art
Buchari, Alma, (2002) Strategi of inspiring, empowering, and
Organisasi, Amara Books, developing people, South-Western,
Yogyakarta. Australia.
Bernadie, 2005, Manajemen Sumber Mangkuprawira, Sjafri, (2002)
Daya Manusia, Cetakan Ketiga, Manajemen Sumber Daya, Ghalia
Jakarta, PT. Pustaka Binaman Indonesia, Jakarta.
Presindo. 1993. Ndraha, Taliziduhu , (2002) Budaya
Baron Green Berg, 2000, Management, Organisasi, PT. Asdi Mahastya,
6th Edition, Prentice Hall Jakarta.
International. Nitisemito, Alex S, (2000)
Dessler, Garry, (2002) Manajemen Menimbulkan Semangat Dan
Personalia, Prenhalindo, Jakarta. Kegairahan Kerja Karyawan; Seri
Davis, Keith, (2001) Perilaku perusahaan praktis, Ghalia
Organisasi, Penerjemah Erly Indonesia, Jakarta.
Suandy, Salemba Empat, Jakarta. Riduwan, DR., M.B.A., (2003) Skala
Flippo, Edwin B., (2006) Berbagai Pengukuran Variabel-Variabel
Macam Teknik Pembinaan Tenaga Penelitian, CV. Alfabeta, Bandung.
Kerja, Bratara Karya Aksara, ___________________, (2013)
Jakarta. Metode dan Teknik Menyusun
Green Berg, Baron, (2000) Proposal Penelitian, Penerbit
Management, Prentice Hall Alfabeta, Bandung
International. Rumengan, RJ, (2002) Budaya
Gibson, 2002, Perilaku Organisasi Organisasi: Paradigma
(Konsep, Kontroversi, dan Manajemen Yang Melejitkan
Aplikasi), edisi kedelapan, Kinerja, Usahawan, No. 06/th.
Prenhalindo, Jakarta XXXI/Juni, Jakarta.
Garry Dessler, 2002, Manajemen Supratikno, Hendrawan., Ihalau, John
Personalia, Prenhalindo, Jakarta Joi, (2006) Manajemen Kinerja
Hasibuan, Malayu. S.P, H, Drs, 2006, Untuk Menciptakan Keunggulan
Manajemen Sumber Daya Bersaing, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Manusia, Edisi Revisi, Penerbit Sondang P Siagian, 2004, Teori
Bumi Aksara, Jakarta Motivasi dan Aplikasinya, Rineke
Handoko, T. Hani, (2002) Manajemen Cipta, Jakarta
Personalia, BPFE, Yogyakarta.

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 240


ANALISIS PENGARUH KONDISI KERJA, MOTIVASI KERJA, DAN DISIPLIN
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT
JENDERAL KEKAYAAN NEGARA RIAU, SUMATERA BARAT, DAN
KEPULAUAN RIAU

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian


Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung
Suprapto J, 2001, Statistik (Teori dan
Aplikasi), edisi kelima, Erlangga,
Jakarta
Sianipar, J.P.G. Drs. MM.MBA, 2001,
Perencanaan Peningkatan Kinerja,
Lembaga Administrasi Negara,
Jakarta
Sjafri Mangkuprawira, Tb. Dr. Ir,
Manajemen Sumber Daya, 2002,
Ghalia Indonesia, Jakarta
T. Hani Handoko, 2002, Manajemen
Personalia, BPFE, Yogyakarta
Usmara A dan Lukas Dwiantara, 2004,
Strategi Organisasi, cetakan
kesatu, Amara Books, Yogyakarta
Werther J.R., William B. (2002)
Human Resources and Personnel
Management, Prenhalindo, Jakarta.
Rumengan, RJ, 2002, Budaya
Organisasi: “Paradigma
Manajemen Yang Melejitkan
Kinerja” Usahawan, No.
06/th.XXXI/Juni
Wijaya, Tony, (2009), Analisis Data
Penelitian Menggunakan SPSS,
Universitas Atmajaya, Yogyakarta
Usmara A dan Lukas Dwiantara, 2004,
Strategi Organisasi, cetakan
kesatu, Amara Books, Yogyakarta

Vol. X. No. 2. April 2018 JURNAL TEPAK MANAJEMEN BISNIS 241

You might also like