You are on page 1of 7

CASE REPORT

Intisari Sains Medis 2021, Volume 12, Number 1: 76-82


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Kondiloma akuminata perianal pada seorang


laki-laki biseksual disertai infeksi HIV stadium III
yang diterapi dengan kombinasi
asam trikloroasetat 80% dan seng oral
Published by Intisari Sains Medis

Rahel Lisana Debora Hutagalung1*, Anak Agung Gde Putra Wiraguna1

ABSTRACT
Background: Condyloma acuminata in the a positive acetowhite test that concluded as perianal
homosexual population caused by anogenital sexual condyloma acuminata. It was decided to give tricolor
behavior causes more microabrasion to occur which acetate (TCA) 80% spotted therapy and oral zinc sulfate
increases the risk of infection with human papilloma 100mg/day. Up to 2 TCA session therapy and oral zinc
virus (HPV) and HIV. This case report aims to provide administration in approximately three weeks, the
an overview of the clinical outcome of condyloma lesion was getting better with efflorescence in the form
acuminata in homosexual patients with HIV grade III. of multiple papules, color of the mucosa that confluent
Case: Male, 26 years old with an itchy and painless to form a tumor, geographic shape, size 3x2cm - 3x3cm,
lump around the genitals and anal canal since two smooth surface, solid consistency.
months ago. The new patient was diagnosed with Conclusion: The response to treatment with TCA 80%
HIV since two weeks before the visit to the Sanglah for 2 times and oral zinc for 3 weeks was quite good,
Hospital polyclinic. It was found that the patient was the number of lesions was reduced and the size of
a homosexual with a history of multiple partners and the lesions was reduced. The prognosis of the patient
had been going on for five years. Physical examination is dubious because even if the condyloma acuminata
of the perianal region revealed multiple skin-colored lesion has been repaired, the presence of HIV infection
tumors, geographic shape, 3x5cm - 3x5.5cm in size, can lead to the risk of recurrence and the risk of
with a verrucous surface, and solid consistency with progression to malignancy.

Keywords: zinc, condyloma acuminata, therapy, homosexual.


Cite This Article: Hutagalung, R.L.D., Wiraguna, A.A.G.P. 2021. Kondiloma akuminata perianal pada seorang laki-
laki biseksual disertai infeksi HIV stadium III yang diterapi dengan kombinasi asam trikloroasetat 80% dan seng
oral. Intisari Sains Medis 12(1): 76-82. DOI: 10.15562/ism.v12i1.869

ABSTRAK
Latar belakang: Kondiloma akuminata pada populasi Pemeriksaan fisik region perianal menunjukkan tumor
homoseksual diakibatkan oleh perilaku seksual secara sewarna kulit multipel, bentuk geografika, ukuran
1
Departemen/KSM Kulit dan Kelamin, Fakultas anogenital menyebabkan lebih banyak mikroabrasi 3x5cm – 3x5,5cm, dengan permukaan verukosa, dan
Kedokteran, Universitas Udayana-RSUP Sanglah
yang terjadi yang menyebabkan peningkatan risiko konsistensi padat dengan hasil tes acetowhite positif
Denpasar, Bali-Indonesia
infeksi human papilloma virus (HPV) dan HIV. Laporan yang disimpulkan sebagai suatu kondiloma akuminata
kasus ini bertujuan untuk memberikan suatu gambaran perianal. Diputuskan untuk memberikan terapi tutul
*Korespondensi: luaran klinis dari kondiloma akuminata pada pasien tricolor acetat 80% dan seng sulfat oral 100mg/
Rahel Lisana Debra Hutagalung; homoseksual dengan HIV derajat III. hari. Hingga terapi 2 kali tutul dan pemeberian seng
Departemen/KSM Kulit dan Kelamin, Fakultas Kasus: Laki-laki, 26 tahun dengan benjolan risakan oral dalam jangka waktu kurang lebih tiga minggu
Kedokteran, Universitas Udayana-RSUP Sanglah gatal dan tidak nyeri pada sekitar kelamin dan terjadi perbaikan lesi dengan efloresensi berupa
Denpasar, Bali-Indonesia; lubang anus sejak dua bulan yang lalu. Pasien baru papul multipel sewarna mukosa yang berkonfluen
debzhuga15@gmail.com terdiagnosa HIV sejak dua minggu sebelum kunjungan membentuk tumor, bentuk geografika, ukuran 3x2cm
poliklinik RSUP Sanglah. Diketahui pasien merupakan – 3x3cm, permukaan licin, konsistensi padat.
seorang homoseksual dengan riwayat berganti-ganti Simpulan: Respon pengobatan dengan TCA 80%
Diterima: 28-11-2020
Disetujui: 17-03-2021
pasangan dan sudah berlangsung selama lima tahun. selama 2 kali dan seng oral selama 3 minggu cukup
Diterbitkan: 01-04-2021

76 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 76-82
Open |access:
doi: 10.15562/ism.v12i1.869
http://isainsmedis.id/
CASE REPORT

baik, jumlah lesi berkurang dan ukuran lesi mengecil. adanya infeksi HIV dapat menyebabkan risiko
Prognosis dari pasien adalah dubius karena walaupun terjadinya rekurensi dan risiko perkembangan ke arah
telah terjadi perbaikan lesi kondiloma akuminata, keganasan.

Kata kunci: seng, kondiloma akuminata, terapi, homoseksual.


Sitasi Artikel ini: Hutagalung, R.L.D., Wiraguna, A.A.G.P. 2021. Kondiloma akuminata perianal pada seorang laki-
laki biseksual disertai infeksi HIV stadium III yang diterapi dengan kombinasi asam trikloroasetat 80% dan seng
oral. Intisari Sains Medis 12(1): 76-82. DOI: 10.15562/ism.v12i1.869

PENDAHULUAN 2019 hingga maret 2020 terdapat 156 kasus penunjang dan pemberian tatalaksana
kunjungan kondiloma akuminata, 52 yang sesuai.
Kondiloma akuminata (KA) merupakan kasus baru KA, tercatat sebanyak 42 kasus
infeksi menular seksual yang disebabkan terjadi pada laki-laki,10 kasus terjadi pada LAPORAN KASUS
oleh Human Papilloma Virus (HPV) yang perempuan, dan 45 kasus dengan Human
mengenai mukosa dan kulit anorektal Pasien laki-laki, usia 26 tahun, suku
Immunodeficiency Virus (HIV).6
dan genitalia melalui hubungan seksual, Bali, warga negara Indonesia, datang
Heteroseksual, homoseksual dan
baik genito- genital, oro-genital maupun ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP
biseksual merupakan istilah yang sering
ano-genital. Inokulasi virus lebih mudah Sanglah pada tanggal 5 Maret 2020. Pasien
digunakan yang mengarah kepada
terjadi pada permukaan mukosa karena datang dengan keluhan muncul benjolan
orientasi seksual. Biseksual adalah suatu
permukaan mukosa lebih tipis dan mudah pada kelamin yang kasar sejak 2 bulan yang
perilaku ketertarikan seseorang baik laki-
terjadi mikroabrasi.1 Penyakit ini sangat lalu, awalnya muncul benjolan seperti kutil
laki maupun perempuan terhadap sesama
umum terjadi pada dewasa muda baik pria berukuran kecil yang kemudian semakin
dan lawan jenis. Perilaku seksual pada
maupun wanita, terutama mereka yang bertambah besar. Pada benjolan dirasakan
kelompok Heteroseksual, homoseksual
telah aktif melakukan hubungan seksual gatal dan tidak nyeri. Riwayat pendarahan
dan biseksual memiliki risiko tinggi untuk
dan memiliki banyak pasangan seksual. dari benjolan tidak ada. Riwayat keluhan
penularan human immunodeficiency
Saat ini terdapat 130 tipe HPV dan 40 yang sama sebelumnya disangkal.
syndrome (HIV) dan IMS lainnya
tipe diantaranya berhubungan dengan Pasien baru terdiagnosis infeksi HIV
termasuk KA.7
infeksi anogenital. Tipe HPV 6, 11, 42, 43 sejak 2 minggu yang lalu di puskesmas
Infeksi HIV merupakan infeksi yang
dan 44 termasuk ke dalam risiko rendah Denpasar barat. Pasien saat ini sedang
menyebabkan penurunan sistem kekebalan
dan berhubungan dengan kutil genital pengobatan antiretroviral (ARV)
tubuh dan menyebabkan kumpulan gejala
(tipe 6 dan 11 menyebabkan HPV pada berupa tenofovir/ lamivudin/ efavirenz
yang dikenal dengan Acquired Immune
90% kasus) sementara itu HPV tipe 16, 300/300/600 mg bulan ke – 1. Berat badan
Deficiency Syndrome (AIDS).5 Di Asia,
18, 31, 33, 35, 39, 45, 51 dan 52 termasuk dikatakan menurun sejak 4 bulan terakhir
Laki-laki yang berhubungan Seksual
ke dalam risiko tinggi dan berhubungan (sekitar 5 kg) tanpa disertai demam, mudah
dengan Laki-laki (LSL) maupu biseksual
dengan low grade dan high grade squamous lelah, dan batuk lama. Riwayat diare lama
memiliki risiko 18,7 kali lipat untuk
intraepithelial lesion (LSIL dan HSIL) serta 3 bulan yang lalu. Riwayat penyakit
terinfeksi HIV dibandingkan dengan
kanker invasive.2,3 sistemik lainnya seperti jantung, kencing
populasi umum. Selain berhubungan
Angka kejadian kondiloma akuminata manis, asma, dan tekanan darah tinggi
dengan infeksi HIV, perilaku seksual pada
tidak berbeda pada laki-laki dan disangkal. Pasien juga sudah diperiksaan
kelompok LSL dan biseksual juga berisiko
perempuan dan antar ras. Kelompok usia untuk test Venereal Disease Research
tinggi dalam mentransmisikan berbagai
yang paling banyak terkena adalah usia Laboratory (VDRL) dan Treponema
agen infeksi menular seksual lainnya,
dewasa muda yang aktif secara seksual, pallidum Haemaglutination Assay (TPHA)
salah satunya infeksi HPV yang muncul
tercatat tertinggi pada wanita usia 20-24 dengan hasil yang non reaktif.
paling sering sebagai KA.7
tahun dan laki-laki usia 25-29 tahun.1,2 Riwayat pengobatan untuk keluhan
Berikut dilaporkan kasus kondiloma
Terdapat 500 ribu sampai 1 juta kasus baru benjolan di kelamin belum pernah
akuminata perianal pada seorang laki-laki
KA di Amerika Serikat setiap tahunnya, dilakukan. Riwayat alergi obat disangkal.
biseksual disertai infeksi HIV stadium
dengan angka kejadian 3,4% (0,87 kasus Riwayat keluhan benjolan/kutil pada
III yang diterapi dengan kombinasi asam
per 100 orang).4 Di Indonesia, prevalensi pacar perempuan maupun laki-laki pasien
trikloroasetat 80% dan seng oral. Kasus
KA di masyarakat berkisar antara 5-19%.5 disangkal.
ini dilaporkan dengan tujuan untuk
Berdasarkan data di poliklinik kulit Riwayat sosial pasien bekerja sebagai
meningkatkan pemahaman mengenai
dan kelamin Rumah Sakit Umum Pusat pegawai di pabrik roti. Pasien belum
KA pada kondisi imunokompromais
(RSUP) Sanglah Denpasar divisi Infeksi menikah. Riwayat berhubungan seksual
khususnya pada infeksi HIV, langkah
Menular Seksual (IMS) periode Januari pertama kali dengan perempuan 8 tahun
penegakkan diagnosis, pemeriksaan

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 76-82 | doi: 10.15562/ism.v12i1.869 77
CASE REPORT

yang lalu saat berusia 18 tahun, kemudian 2). Pada pemeriksaan fisik didapatkan
berhubungan seksual dengan laki-laki Diagnosis kerja pada pasien keadaan umum baik, status present dan
sejak 5 tahun yang lalu. Pasien hingga saat adalah kondiloma akuminata perianal status generalis dalam batas normal.
ini telah berhubungan seksual dengan 1 yang disertai infeksi HIV stadium Status venereologis pada lokasi perianal
orang perempuan dan 1 orang laki-laki. III. Penatalaksanaan yang diberikan didapatkan efloresensi berupa tumor
Hubungan seksual dengan perempuan adalah dilakukan tutul TCA 80% (tutul
dilakukan dalam hubungan tetap atau pertama) pada lesi kondiloma akuminata
pacaran selama 1,5 tahun terakhir. yang akan dilakukan setiap minggu
Sedangkan hubungan seksual dengan sampai lesi menghilang dan pemberian
laki-laki dilakukan sejak 5 tahun yang lalu imunomodulator sistemik berupa seng
dengan berganti-ganti pasangan sebanyak sulfat oral 2,5 mg/kg/hari (100 mg/ hari)
8 kali. Pasien melakukan aktivitas seksual selama 8 minggu.
ano-genital dan oro-genital dengan pacar Pasien direncanakan pemeriksaan
laki-laki tanpa menggunakan kondom. darah lengkap dan kimia darah sebelum
Pasien berlaku sebagai insertif maupun pemberian terapi seng oral. Pasien diberi
reseptif. Riwayat menggunakan narkotika komunikasi, informasi dan edukasi
dan obat-obatan terlarang serta sering (KIE) mengenai penyakit, efek samping
menggunakan jarum suntik bergantian terapi, dan kemungkinan rekurensi lesi
disangkal. Riwayat tattoo, transfusi darah kondiloma, pentingnya abstinensia selama Gambar 1. Pada lokasi perianal,
disangkal. pengobatan. Selain itu pasien ditekankan tampak papul sewarna kulit
Pada pemeriksaan fisik didapatkan mengenai perlunya mengkonsumsi ARV multipel (lingkaran hitam)
keadaan umum pasien baik, kesadaran secara teratur, pemakaian kondom yang dengan ukuran bervariasi
kompos mentis. Tekanan darah 120/80 rutin dan tidak berganti pasangan seksual, dan tumor multipel
mmHg, denyut nadi 80 kali per menit, serta untuk kontrol 1 minggu kemudian. bentuk akuminata dengan
frekuensi nafas 22 kali per menit, suhu Selanjutnya atas persetujuan, pasien permukaan verukosa (tanda
aksila 36,5ºC, berat badan 50 kg serta disarankan kontrol ke bagian voluntary panah hitam).
tinggi badan 165 cm, IMT 16,13 kg/m2. counseling and testing (VCT) RSUP
Pada status generalis didapatkan kepala Sanglah untuk penanganan rutin terhadap
normosefali, pada pemeriksaan mata penyakit HIV yang dideritanya.
tidak tampak ikterus maupun tanda-tanda
anemia. Mukosa bibir tampak normal. PENGAMATAN LANJUTAN
Pada pemeriksaan telinga, hidung, dan PERTAMA
tenggorokan tidak ditemukan adanya
Pasien datang kembali untuk kontrol
kelainan. Pemeriksaan jantung didapatkan
setelah terapi tutul TCA sebanyak 1x dan
suara jantung (S1 dan S2) tunggal,
seng oral selama 1 minggu. Dari anamnesis
reguler, tidak terdapat murmur. Suara
tidak didapatkan benjolan baru, benjolan
nafas vesikuler, tidak terdengar ronkhi
di anus dirasakan mengecil, namun
atau wheezing. Pemeriksaan abdomen
kadang terasa gatal. Tidak ada keluhan
didapatkan bising usus dalam batas
nyeri maupun luka setelah pengobatan,
normal, tidak ada distensi abdomen. Pada Gambar 2. Pemeriksaan acetowhite
tidak ada keluhan sulit BAB maupun BAB
pemeriksaan ekstremitas teraba hangat, yang positif pada lesi di
darah. Riwayat kontak seksual selama
tidak dijumpai adanya edema. Tidak perianal
pengobatan kutil disangkal.
terdapat pembesaran kelenjar limfe leher,
aksila dan inguinal.
Status venereologis pada lokasi perianal
didapatkan efloresensi berupa tumor
sewarna kulit multipel, bentuk geografika,
ukuran 3x5cm – 3x5,5cm, dengan
permukaan verukosa, dan konsistensi
padat (Gambar 1).
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik,
lesi perianal didiagnosis banding dengan
kondiloma akuminata dan kondiloma lata.
Pemeriksaan acetowhite menggunakan
asam asetat 4% pada lesi tumor di perianal Gambar 3. (a) Lesi KA perianal sebelum dilakuan terapi tutul TCA 80% dan seng
didapatkan pemutihan pada lesi (Gambar oral 100 mg/hari; (b) Lesi KA perianal yang tampak mengecil setelah 2
kali terapi TCA 80% dan seng oral 100 mg/hari selama 1 minggu.

78 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 76-82 | doi: 10.15562/ism.v12i1.869
CASE REPORT

tutul TCA 80% (tutul ketiga) sekali setiap


minggu sampai lesi menghilang dan seng
sulfat oral 20 mg tiap 4,5 jam per oral
selama 8 minggu. Pasien disarankan agar
tidak kontak seksual selama pengobatan,
pasien juga diberikan KIE untuk rutin
kontrol.

PEMBAHASAN
Kondiloma akuminata (KA) adalah salah
satu bentuk infeksi menular seksual
dengan manifestasi klinis genital warts
yang disebabkan oleh HPV dengan
perubahan hiperplasia mukosa dan kulit,
terutama pada area anogenital.1,2,3
Penularan KA terutama melalui
kontak seksual baik genito-genital,
oro-genital maupun anogenital. Waktu
yang dibutuhkan mulai dari inokulasi
HPV sampai terjadi manifestasi klinis,
bervariasi antara 3 minggu sampai 8
Gambar 4. (a) Lesi Kondiloma akuminata sebelum terapi TCA 80% pertama, ukuran bulan. Permukaan mukosa yang lebih
3x5cm – 3x5,5cm; (b)Lesi Kondiloma akuminata post TCA 80% pertama, tipis lebih rentan terhadap inokulasi
ukuran 3x4cm – 3x5cm; (c) Lesi Kondiloma akuminata post TCA 80% virus dibandingkan dengan kulit yang
kedua, ukuran 3x2cm – 3x3cm. berkeratin tebal, sehingga mikroabrasi
pada permukaan epitel memungkinkan
multiple sewarna kulit, bentuk geografika, Dari bagian VCT, pasien didiagnosis virus dari pasangan seksual yang terinfeksi
ukuran 3x4cm – 3x5cm, dengan dengan infeksi HIV stadium III dan masuk ke dalam lapisan sel basal pasangan
permukaan licin, dan konsistensi padat kondiloma akuminata genital. Pasien yang tidak terinfeksi.1,5
(Gambar 3a dan 3b). disarankan untuk melanjutkan terapi Orientasi seksual pada manusia secara
Hasil pemeriksaan laboratorium ARV tenofovir/ lamivudin/ efavirenz garis besar dapat diklasifikasikan menjadi
darah lengkap pada tanggal 6 Maret 300/300/600 mg, dan dianjurkan kontrol tiga, yaitu heteroseksual, homoseksual
2020, didapatkan eritrosit 4,53 K/μL (4.0- kembali setiap bulan. dan biseksual. Biseksual merupakan
5,20); hemoglobin 12,16 g/dL (12,0-16,0); orientasi seksual yang mempunyai
hematokrit 43,95% (36-46); platelet 285,10 PENGAMATAN LANJUTAN ciri-ciri berupa ketertarikan estetis,
K/uL (140-440); leukosit 8,7 K/μL (4,1- 11) KEDUA psikologis, emosional dan seksual kepada
neutrofil 5,71 K/μL (2,5-7,5); limfosit 2,47 laki-laki dan perempuan.7,8 Prevalensi
Pasien datang kembali untuk kontrol. biseksual dalam kelompok LSL bervariasi,
K/μL (1-4); monosit 0,59 K/μL (0,1- 1,2);
Dari anamnesis tidak didapatkan lesi dipengaruhi oleh budaya lokal serta
eosinofil 0,14 K/μL (0-0,5); basofil 0,08 K/
baru, benjolan pada genital yang teraba penerimaan penduduk akan kelompok
μL (0-0,1). Pada pemeriksaan kimia darah
kasar masih ada, beberapa sudah rontok LSL. Pada banyak negara, keberadaan
didapatkan SGOT 20,9 IU/L (11,0-27,0);
dan dirasakan mengecil. Riwayat kontak kelompok LSL sangat ditentang serta
SGPT 19,0 IU/L (11-34); BUN 11,0 mg/
seksual selama pengobatan kutil disangkal. mendapatkan tekanan sosial yang tinggi.
dL (8,0-23,0); kreatinin 0,83 mg/dL (0,7-
Pada pemeriksaan fisik didapatkan Hal ini menyebabkan kelompok LSL
1,2); Hasil serologi VDRL dan TPHA
keadaan umum baik, status present dan menyembunyikan orientasi seksual
didapatkan non-reaktif.
status generalis dalam batas normal. Status mereka dan terlibat dalam hubungan
Diagnosis kerja pada pasien adalah
venereologis pada perianal didapatkan heteroseksual.9 Dilihat dari pasangan
follow up kondiloma akuminata genital
efloresensi berupa papul multipel sewarna seksualnya, kelompok biseksual dikatakan
dan disertai dengan infeksi HIV stadium
mukosa yang berkonfluen membentuk cenderung memiliki banyak pasangan,
III. Penatalaksanaan yang diberikan
tumor, bentuk geografika, ukuran 3x2cm– diantaranya pasangan laki-laki tetap,
adalah tutul TCA 80% (tutul kedua)
3x3cm, permukaan licin, konsistensi padat pasangan laki-laki tidak tetap, penjaja seks
setiap minggu sampai lesi menghilang
(Gambar 4a, 4b, dan 4c). laki-laki, penjaja seks wanita, pasangan
dan seng sulfat 100 mg/ hari (20 mg tiap
Diagnosis kerja pada pasien adalah wanita tetap dan pasangan wanita tidak
4,5 jam) peroral selama 8 minggu. Pasien
follow up kondiloma akuminata yang tetap.1 Hal ini memiliki dampak yang besar
disarankan agar tidak kontak seksual
disertai infeksi HIV stadium III. dalam hal transmisi HIV dan IMS lainnya,
selama pengobatan.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah dimana kelompok biseksual menjembatani

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 76-82 | doi: 10.15562/ism.v12i1.869 79
CASE REPORT

penyebaran HIV dan IMS dari kelompok LSL yang berperan sebagai reseptif dalam sedangkan kondiloma lata cenderung
LSL ke populasi umum (pasangan wanita hubungan seksualnya. Penelitian saat ini pipih. Apabila secara klinis juga sulit
tetap).5,9 Lau dkk dalam sebuah penelitian menunjukkan hubungan yang kuat dan dibedakan, dapat dilakukan pemeriksaan
pada kelompok biseksual di Cina konsisten antara peningkatan jumlah penunjang berupa pemeriksaan DFM
mendapatkan angka penggunaan kondom pasangan seksual dengan peningkatan pada lesi kondiloma lata.11,15
yang rendah baik saat berhubungan infeksi HPV. Faktor risiko lainnya yaitu Selain kondiloma akuminata, pasien
seksual dengan laki-laki maupun wanita.9 hubungan seksual pada usia dini, adanya juga disertai dengan infeksi HIV.
Sementara itu, faktor risiko lainnya yang kanker serviks pada pasangan seksual Berdasarkan klinis pada kasus, meskipun
meningkatkan risiko terkena IMS pada wanita, hubungan seksual dengan pasien tidak memiliki riwayat pembesaran
kelompok biseksual diantaranya adalah: pasangan yang kurang dikenal, keadaan kelenjar getah bening, namun adanya
menurunnya ketakutan akan infeksi HIV imunosupresi dan pada kehamilan.2,13 penurunan berat badan >10% dan riwayat
karena meningkatnya penanganan akan Diagnosis KA dapat ditegakkan diare kronik > 1 bulan maka pasien
infeksi ini, meningkatnya penggunaan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik didiagnosis dengan infeksi HIV stadium
akses internet dan media sosial untuk dan pemeriksaan penunjang. Salah III. Kadar CD4 pasien adalah 254 sel/mm3,
mendapatkan pasangan seksual, satu pemeriksaan penunjang yang sehingga pasien memiliki indikasi untuk
meningkatnya penggunaan agen-agen cukup mudah untuk dikerjakan adalah pemberian terapi ARV berupa kombinasi
disfungsi ereksi, serta meningkatnya pemeriksaan acetowhite. Pemeriksaan tenofovir/ lamivudin/ efavirenz dan
penggunaan alkohol dan obat-obat ini dilakukan dengan mengoleskan asam pasien tidak membutuhkan pemberian
terlarang.10 asetat 3-5% pada lesi yang dicurigai dan terapi profilaksis.
Pada kelompok LSL ini, perilaku ditunggu dalam sepuluh menit. Bila Penatalaksanaan KA umumnya
seksual secara anogenital menyebabkan positif akan tampak berwarna keputihan bertujuan untuk menghilangkan gejala
lebih banyak mikroabrasi yang terjadi pada lesi yang dioleskan. Pemeriksaan klinis atau lesi yang tampak, sehingga
yang menyebabkan peningkatan risiko acetowhite juga dapat mendeteksi lesi dapat mencegah transformasi ke arah
infeksi HPV dan HIV.1,11 Risiko ini KA yang subklinis dan menentukan keganasan. Tanpa pengobatan, KA dapat
didapatkan lebih besar pada peran reseptif batas pada lesi yang datar. Namun mengalami regresi, menetap, bertambah
dibandingkan insertif, dengan risiko 8,2 pemeriksaan ini memiliki spesifisitas besar atau bertambah jumlahnya.
per 1000 kontak untuk hubungan seksual yang rendah yaitu sekitar 50-60%. Apabila Dibutuhkan beberapa kali waktu
secara anal reseptif tanpa proteksi dan 0,6 dengan pemeriksaan acetowhite masih pengobatan untuk menghilangkan lesi
per 1000 kontak untuk hubungan seksual meragukan dapat dilakukan pemeriksaan kondiloma tersebut. Dengan demikian
secara anal insertif tanpa proteksi dengan histopatologi. Pemeriksaan histopatologis perlu diberikan penjelasan kepada pasien
pasangan yang mengidap HIV.1,12 diindikasikan pada keadaan berikut, mengenai pengobatan yang diberikan
Pada kasus, pasien adalah seorang laki- meliputi saat diagnosis tidak pasti, ketika dan kemungkinan untuk terjadinya
laki biseksual yang berhubungan seksual lesi gagal memberikan respon atau menjadi rekurensi.16,17 Modalitas terapi KA yang
pertama kali dengan perempuan 8 tahun lebih parah selama terapi, atau ketika direkomendasikan oleh Centers for
yang lalu saat berusia 18 tahun, kemudian kondiloma memiliki gambaran yang tidak Disease Control (CDC) dibagi menjadi
berhubungan seksual dengan laki-laki biasa. Pada pemeriksaan histopatologis 2 kelompok: (1) modalitas terapi yang
sejak 5 tahun yang lalu. Pasien hingga saat akan terlihat gambaran papilomatosis, diaplikasikan sendiri oleh pasien, antara
ini telah berhubungan seksual dengan 1 akantosis, rete ridges yang memanjang dan lain imiquimod 3,75% atau 5% krim,
orang perempuan dan 1 orang laki-laki. menebal, parakeratosis dan vakuolisasi atau podofilox 0,5% larutan atau gel, atau
Hubungan seksual dengan perempuan pada sitoplasma (koilositosis).1,4,14 sinecatechins 15% salep; dan (2) modalitas
dilakukan dalam hubungan tetap atau Meskipun secara klinis lesi KA mudah terapi yang harus diaplikasikan oleh
pacaran selama 1,5 tahun terakhir. untuk dikenali, pada beberapa lesi sulit dokter, antara lain larutan TCA 80-90%,
Sedangkan hubungan seksual dengan untuk dibedakan dengan lesi kondiloma atau Bichloroacetic acid (BCA) 80-90%,
laki-laki dilakukan sejak 5 tahun yang lalu lata. Kondiloma lata merupakan salah atau krioterapi dengan nitrogen cair, atau
dengan berganti-ganti pasangan sebanyak satu dari bentuk klinis sifilis sekunder bedah eksisi, bedah listrik, maupun laser.18
8 kali. Pasien melakukan aktivitas seksual yang ditandai dengan papul atau plak Asam triklorosetat (TCA) mempunyai
ano-genital dan oro-genital dengan pacar yang tampak lembab, hipopigmentasi konsentrasi yang bervariasi antara 80-
laki-laki tanpa menggunakan kondom. dan maserasi dengan permukaan yang 90%. Bahan ini mampu berpenetrasi
Pasien berlaku sebagai insertif maupun licin. Kondiloma lata memiliki kemiripan cepat dan memiliki efek kaustik dengan
reseptif. Selain itu, pasien juga baru dengan kondiloma akuminata sebagai lesi menimbulkan koagulasi dan nekrosis
diketahui menderita infeksi HIV 2 minggu yang meninggi, namun terdapat beberapa pada jaringan superfisial. Keuntungan
yang lalu, sehingga terdapat kerentanan perbedaan, yaitu: 1) KA tampak seperti dari TCA adalah sangat efektif untuk lesi
terhadap infeksi HPV berupa keadaan kembang kol yang berlapis sedangkan yang kecil, bersifat iritasi lokal dan jarang
imunokompromais. kondiloma lata tampak licin, 2) KA tampak menimbulkan toksisitas sistemik sehingga
Kondiloma akuminata anal maupun kering sedangkan kondiloma lata tampak aman digunakan pada lesi mukosa (vagina,
intraanal sering terjadi pada kelompok lembab, dan 3) KA tampak berdungkul anal, serviks) dan lesi yang banyak dan

80 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 76-82 | doi: 10.15562/ism.v12i1.869
CASE REPORT

luas.11,14 Asam trikloroasetat diaplikasikan mengalami kekambuhan dan hanya 26,8% diberikan pada pasien yang sedang
secara hati-hati pada lesi hingga menjadi pada pasien kondiloma tanpa HIV.21 mengkonsumsi obat-obatan tersebut.21-25
bentukan gambaran bekuan putih Pasien pada laporan kasus ini, selain Efek samping pemberian suplemen seng
(frosting), dioleskan setiap minggu dan agen topikal, diberikan pula terapi oral sebagai imunomodulator yang pernah
dapat diulang hingga mencapai 6 minggu. kombinasi dengan imunomodulator dilaporkan antara lain mual, muntah, nyeri
Angka keberhasilan terapi berkisar antara sistemik, dengan pertimbangan karena ulu hati, anemia hipokromik mikrositer,
70 hingga 80% dengan risiko kekambuhan pasien menderita infeksi HPV yang serta defisiensi copper. Namun efek
sebesar 35%.17 disertai dengan infeksi HIV, yang samping ini belum pernah diamati pada
Pada laporan kasus ini, pasien merupakan kelompok yang memiliki beberapa penelitian yang memberikan
mendapatkan tutul TCA 80% sebanyak faktor risiko mengalami defisiensi seng, terapi suplemen seng dengan dosis sebagai
3 kali dan telah menunjukkan adanya sehingga mendasari terapi suplementasi imunomodulator dalam periode waktu 2
perbaikan klinis dengan berkurangnya seng pada pasien ini. bulan.21-25
ukuran dan jumlah lesi di perianal. Tidak Mekanisme kerja seng sebagai Pasien pada laporan kasus ini
didapatkan adanya efek samping yang imunomodulator adalah memediasi respon mendapatkan terapi seng sulfat oral
diamati pada kasus. imunitas alamiah dari neutrofil dan sel NK dengan dosis 100 mg/hari (2,5 mg/kg/
Selain agen topikal dan bedah, kemudian selanjutnya memediasi respon hari) yang rencana akan diberikan selama
imunomodulator dapat digunakan sebagai imunitas selular. Penelitian pada hewan 8 minggu. Pada pengamatan 3 minggu
terapi tambahan pada kasus infeksi HPV coba menunjukkan bahwa defisiensi seng pemberian terapi, didapatkan perbaikan
yang persisten, rekuren, serta mengenai dapat menyebabkan penurunan maturasi klinis yang tampak dengan berkurangnya
area yang luas. Imunomodulator dikenal sel T yang selanjutnya akan menurunkan ukuran dan jumlah lesi kondiloma
juga dengan nama biological respons produksi IL-2 dan INF-γ oleh sel Th1.23 akuminata. Tidak didapatkan adanya
modifier/ imunoaugmentor, merupakan Protein E6 dan E7 HPV berperan penting kontraindikasi maupun efek samping
senyawa/ zat, baik topikal maupun terhadap patogenesis infeksi HPV yang pemberian seng sebagai imunomodulator
sistemik, yang dapat mengembalikan persisten. Protein E6 dan E7 dapat pada kasus ini.
keseimbangan sistem imun.19 Salah satu menghambat tumor supresor gen (p53 Setelah lesi kondiloma akuminata
imunomodulator sistemik yang cukup dan pRB) pada host, sehingga HPV dapat hilang, kunjungan follow up 3
sering digunakan adalah seng. Seng terus mengalami replikasi dan transkripsi bulan berikutnya diperlukan untuk
merupakan salah satu mineral sangat untuk mempertahankan genom virus.24 mengidentifikasi rekurensi. Kekambuhan
diperlukan oleh sistem imunitas seluler. Seng memiliki efek apoptosis yang dapat dilaporkan lebih sering pada pasien
Menurut penelitian Raza N, Al-Guinairi, menghambat protein E6 dan E7 HPV dengan keadaan imunosupresi, dimana
dan Kalio dkk, defisiensi seng ditemukan dan dapat menghambat pembentukan 66,4% pasien kondiloma dengan HIV
meningkat pada subjek dengan infeksi Reactive Oxygen Species (ROS). Apabila mengalami kekambuhan dan hanya 26,8%
virus yang kronis, seperti infeksi HPV dan ROS dihambat, maka tidak akan terjadi pada pasien kondiloma tanpa HIV. Risiko
infeksi HIV, keganasan maupun penyakit aktivasi NF-κB, yang mengakibatkan kekambuhan dilaporkan 2 kali lipat lebih
autoimunitas.20-22 Penggunaan seng oral tidak terjadinya aktivasi transkipsi faktor tinggi pada pasien HIV dengan CD4
sebagai imunomodulator diharapkan dapat pertumbuhan (VEGF, cyclin D1, EGFR) kurang dari 200 sel/mm3. Namun risiko
meningkatkan respon imunitas selular dan molekul antiapoptosis (Bcl2, BclXL, kekambuhan ini dapat dikurangi dengan
sehingga dapat digunakan sebagai pilihan cIAP-2) yang berperan penting pada pemberian terapi antiretroviral.17
terapi tambahan untuk menyembuhkan proliferasi sel kanker.25 Prognosis kondiloma akuminata pada
infeksi HPV persisten yang disertai dengan Dosis suplementasi seng sulfat oral kasus adalah dubius ad bonam karena
kondisi imunokompromais. Insiden untuk imunomodulator diberikan mulai didapatkan adanya respon pengobatan
defisiensi seng juga ditemukan menurun dari 2,5mg/kg/hari sampai dengan 10 yang baik setelah 2 kali tutul TCA dan
pada subjek dengan infeksi HIV. Penelitian mg/kg/hari selama 2 bulan. Perbaikan pemberian seng oral selama 3 minggu.
yang dilakukan oleh Koch dkk, pada klinis sempurna dilaporkan terjadi pada Namun adanya kondisi imunokompromais
pasien AIDS, sebanyak 29% mengalami 84-87% subjek dengan infeksi HPV, berupa infeksi HIV stadium III, sehingga
defisiensi seng dan sebanyak 21% memiliki dan tidak ditemukan adanya rekurensi risiko rekurensi lebih tinggi. Demikian
kadar seng pada nilai ambang terendah. paska terapi dalam kurun waktu 1 pula risiko keganasan meningkat pada
Penelitian yang dilakukan oleh Kalio dkk, tahun.26 Kontraindikasi pemberian terapi keadaan imunokompramais.
yang membandingkan kadar seng plasma seng sebagai imunomodulator adalah
pada subjek HIV positif dengan subjek kondisi hamil, menyusui, penyakit SIMPULAN
HIV negatif didapatkan rata-rata kadar jaringan ikat, pasien dengan pengobatan
Telah dilaporkan satu kasus kondiloma
seng lebih rendah pada subjek HIV positif imunosupresan, dan sedang konsumsi
akuminata perianal pada seorang laki-laki
dibandingkan HIV negatif.22 Kekambuhan obat antihistamin antagonis H2. Selain
biseksual disertai infeksi HIV stadium
dilaporkan lebih sering pada pasien itu, seng juga dapat menghambat
III yang diterapi dengan kombinasi
dengan keadaan imunosupresi, dimana penyerapan obat pencillamide, tetrasiklin,
asam trikloroasetat 80% dan seng oral.
66,4% pasien kondiloma dengan HIV dan kuinolon, sehingga sebaiknya tidak
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis,

Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 76-82 | doi: 10.15562/ism.v12i1.869 81
CASE REPORT

pemeriksaan fisik, dan penunjang. Dari DAFTAR PUSTAKA 14. Murtiastutik, D. Penatalaksanaan Kondiloma
anamnesis, pasien mengeluh muncul Akuiminata. In: Barakbah J, Lumintang H,
1. Winer RL, Koutsky LA. Genital Human Martodiharjo S, eds. Buku Ajar Infeksi Menular
benjolan di sekitar anus yang muncul Papillomavirus Infection. In: Holmes KK, Seksual. First Edition. Surabaya: Airlangga
sejak 2 bulan lalu, dikeluhkan makin lama Sparlingman PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit University Press;2007; p.170-80.
makin bertambah besar, serta kasar pada JN, Corey L, Cohen MS, Watts DH. Sexually 15. Desphande DJ, Nayak CS, Mishra SN,
perabaan. Pada pemeriksaan fisik daerah Transmitted Disease. 4th edition. New York: Dhurat RS. Verrucous condyloma lata
McGraw Hill; 2008; p. 490-501. mimicking condyloma acuminata: An unusual
perianal didapatkan Tumor sewarna kulit 2. Androphy EJ, Welton ML. Human Papilloma presentation. J Sex Transm Dis. 2009;30:100-
multipel, bentuk bulat dengan permukaan Virus Infections. In : Wolff K, Goldsmith LA, 102.
licin, dan tumor multipel, bentuk Katz S, Gilchrest BA, Pallen AS, Leffell DJ, eds. 16. Doorbar J, Egawa N, Griffin H, Murakami I.
akuminata, dengan permukaan verukosa, Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. Human papillomavirus molecular biology and
8th edition. New York: MacGraw-Hill; 2012; disease association. Rev Med Virol. 2016;25:2-
serta pada pemeriksaan HRA didapatkan p.2421-33. 23.
lesi acetowhite (+) di perianal. Respon 3. Dhumale SB, Sharma S, Gulbake A. Ano-genital 17. Fathi R, Tsoukas MM. Genital warts and
pengobatan dengan TCA 80% selama 2 warts and HIV status- a clinical study. J of Clin other HPV infections: Established and novel
kali dan seng oral selama 3 minggu cukup Diagnostic Res. 2017;11(1);1-4. therapies. Clinics in Dermatology. 2014;32:299-
4. Gormley RH, Kovarik CL. Human 306.
baik, jumlah lesi berkurang dan ukuran
papilloma virus-related genital disease in the 18. Egelkrout EM, Galloway DA. The Biology of
lesi mengecil. Prognosis dari pasien adalah immunocompromised host: part I. J Am Acad Genital Human Papillomaviruses. In: Holmes
dubius karena walaupun telah terjadi Dermatol. 2012;66(6):867.e1-e17 KK, Sparling PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit
perbaikan lesi kondiloma akuminata, 5. Wang HY, Xu JJ, Zou HC, Reilly KH. Sexual JN, Corey L, Cohen MS, Watts DH, editors.
adanya infeksi HIV dapat menyebabkan Risk Behaviour and HIV Infection among Sexually Transmitted Diseases. 4th ed. New
Men and Women in China: evidence From A York: McGrawHill. 2008; p. 463-488.
risiko terjadinya rekurensi dan risiko Systematic Review and Meta- Analysis. BioMed 19. Wulan IGAK, Agusni I. Penggunaan
perkembangan ke arah keganasan. Research International. 2015;6:1-12. Imunomodulator Untuk Berbagai Infeksi Virus
6. Anonim. Register pasien poliklinik Kulit dan Pada Kulit (Immunomodulators for a Variety
PENDANAAN Kelamin Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah of Viral Infections of The Skin). Berkala Ilmu
Denpasar. Januari 2019-maret 2020. Tidak Kesehatan Kulit dan Kelamin (Periodical of
Penulis menyatakan tidak melibatkan dipublikasikan. Dermatology and Venerology). 2015; 27(1):63-
pihak kedua maupun ketiga dalam 7. Mayer KH, Carballo-Dieguez A. Homosexual 69.
and Bisexual Behavior in Men in Relation 20. Raza N, Khan DA. Zinc Deficiency in Patients
pembuatan laporan kasus ini.
to STDs and HIV Infection. In: Holmes KK, with Persistent Viral Warts. Journal of The
Sparling PF, Stamm WE, Piot P, Wasserheit JN, College of Physicians and Surgeons Pakistan.
KONFLIK KEPENTINGAN Corey L, Cohen MS, Watts DH, eds. Sexually 2010;20(2):83-86.
Transmitted Diseases. Fourth edition. New 21. Naseri M, Shahbaz S, Handjani F, Ghariheh
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik York: McGraw-Hill; 2008:203-218. A. Serum Zinc Level in Patients with Multiple
kepentingan terkait publikasi dari laporan 8. Sianturi Hanami E. Gambaran psychological Warts. Journal of Pakistan Association of
kasus ini. well-being pada individu biseksual yang Dermatologist. 2009;19:4-8.
berpacaran. Universitas Sumatera Utara 22. Kalio IS, Adjugah OGE. Immunomodulatory
Institusional Repository; 2011:19-31. Trace Element (Zinc) in HIV Sero Positive
ETIKA DALAM PUBLIKASI 9. Lau JTF, Wang M, Wong HN, Tsui HY. Individuals. IOSR Journal of Nursing and
Prevalence of Biseksual Behaviors Among Men Health Service. 2014;55-57.
Pasien telah menandatangani lembar
Who Have Sex With Men (MSM) in China 23. Shanmugasundaram S, You J. Review Targeting
persetujuan bahwa terdapat fotografi dan and Associations Between Condom Use in Persistent Human Papillomavirus Infection.
data medis yang dipublikasikan dengan MSM and Heterosexual Behaviors. Sexually Viruses. 2017;229(9):1-14.
tetap merahasikan identitas pribadi dari Transmitted Diseases. 2008;35(4):406-413. 24. Shabaka FH, et all. Zinc Deficiency and
pasien saat melakukan publikasi pada 10. Mayer KH. Sexually Transmitted Disease Oral Zinc Sulphate Treatment in Patients
in Men Who Have Sex With Men. CID. With Persistent Viral Wart. World Journal
jurnal ilmiah kedokteran. 2011;53(3):S79-S83. of Pharmaceutical and Medical Research.
11. Fernandes JV, Fernandes TAA. Human 2017;2(6):221-225.
KONTRIBUSI PENULIS Papillomavirus: Biology and Pathogenesis. In: 25. Prasad AS. Zinc: Role in Immunity, Oxidative
Broeck DV, editors. Human Papillomavirus and Stress, and Chronic Inflammation. Curr Opin
Rahel Lisana Debora Hutagalung Related Diseases-From Bench to Bedside-A Clin Nutr Metab Care. 2009;12:646-652.
bertanggung jawab terhadap penelusuran Clinical Perspective. InTech;2012:3-41. 26. Gracia L, et al. Oral Zinc Sulfate for
kasus, monitoring, terapi dan penulisan 12. Pitts MK, Couch MA, Smith AM. Men who Unresponsive Cutaneous Viral Warts: Too Good
have sex with men (MSM); How much to To Be True? A Double-Blind Randomized,
naskah publikasi. Anak Agung Gde Putra
assume and how to ask?. eMJ. 2006;185(8):450- Placebo-Controlled Trial. British Association of
Wiraguna bertanggung jawab terhadap 2. Dermatologist. 2009;34:e984-e985.
supervisi, dan penulisan naskah publikasi. 13. WHO. Rapid Assessment and Response
Seluruh penulis telah menyetujui bentu Adaptation Guide on HIV and Men Who Have
kahir dari publikasi laporan kasus ini. Sex with Men. WHO, Geneva. 2004:1-61.

82 Published by Intisari Sains Medis | Intisari Sains Medis 2021; 12(1): 76-82 | doi: 10.15562/ism.v12i1.869

You might also like