You are on page 1of 4

LAPSUS

MEDICINA 2019, Volume 50, Number 2: 226-229


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321

Penatalaksanaan mobilitas gigi dengan splinting


fiber komposit

I Gusti Agung Dyah Ambarawati*


CrossMark
ABSTRACT

Management of tooth mobility with composite fiber splinting case 1st degree is a slightly larger gait than normal. The second degree
report. Tooth mobility occurs due to trauma to the periodontal tissue is about 1 mm slump, and the degre third degree is jiggle> 1 mm
by accident. Periodontal tissue trauma occurs in the teeth 12,11 in all directions and / or teeth can be pushed toward apical. One of
with third degrees. The mobility of teeth is one of the periodontal the treatments for stabilizing tooth agitation is splinting. Splint is a
diseases caused by bone damage that supports the teeth, the trauma stabilizing tool and immobilization of wobbly teeth due to a lesion,
of occlusion, and the expansion of inflammation of the gingiva trauma, or periodontal disease. Splinting composite fibers are used
into the deeper supportive tissues and the process of frequent jaw because they are easy to apply with minimal tooth preparation with
pathology occurs in patients with trauma due to occlusion with good results. In this case an evaluation was performed for 2 weeks
chronic periodontitis. Tooth shake is classified into three degrees. The after treatment and showed good results.

Keywords: Splinting fiber composite, periodontal treatment, tooth mobility.


Cite This Article: Ambarawati, I.G.A.D. 2019. Penatalaksanaan mobilitas gigi dengan splinting fiber komposit. Medicina 50(2): 226-229.
DOI:10.15562/Medicina.v50i2.235

ABSTRAK

Penatalaksanaan mobilitas gigi dengan splinting fiber komposit 1 yaitu kegoyangan sedikit lebih besar dari normal. Derajat 2 yaitu
laporan kasus. Mobilitas gigi terjadi karena trauma pada jaringan kegoyangan sekitar 1 mm, dan derajat 3 yaitu kegoyangan >1 mm
periodontal akibat kecelakaan. Trauma jaringan periodontal terjadi pada segala arah dan/atau gigi dapat ditekan ke arah apikal. Salah
pada gigi 12, 11 dengan kegoyangan derajat 3. Mobilitas gigi satu perawatan untuk stabilisasi kegoyangan gigi adalah splinting.
merupakan salah satu penyakit periodontal yang disebabkan oleh Splint merupakan alat stabilisasi dan immobilisasi gigi goyang
adanya kerusakan tulang yang mendukung gigi, trauma oklusi, dan karena suatu lesi, trauma, atau penyakit periodontal. Splinting fiber
adanya perluasan peradangan dari gingiva ke jaringan pendukung komposit digunakan karena mudah diaplikasikan dengan preparasi
yang lebih dalam serta proses patologi rahang seringkali terjadi gigi yang minimal dengan hasil yang baik. Pada kasus ini dilakukan
pada pasien dengan trauma karena oklusi disertai periodontitis evaluasi selama 2 minggu setelah perawatan dan menunjukkan hasil
kronis. Kegoyangan gigi diklasifikasikan menjadi tiga derajat. Derajat yang baik.

Kata kunci : Splinting fiber komposit, perawatan periodontal, mobilitas gigi.


Cite Pasal Ini: Ambarawati, I.G.A.D. 2019. Penatalaksanaan mobilitas gigi dengan splinting fiber komposit. Medicina 50(2): 226-229.
DOI:10.15562/Medicina.v50i2.235
Program Studi Pendidikan
Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
PENDAHULUAN
Gigi mobiliti (goyang) adalah masalah yang sering oklusi merupakan faktor penyebab yang paling
terjadi pada gigi yang dapat berakibat hilang- sering terlibat sebagai penyebab terjadinya gigi
*
Correspondence to: nya gigi dikarenakan penyakit ataupun cedera mobiliti (goyang).
I Gusti Agung Dyah Ambarawati,
Program Studi Pendidikan Dokter
pada gingiva atau tulang yang mendukung gigi. Kegoyangan gigi merupakan salah satu penyakit
Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Mobiliti pada gigi dapat bersifat fisiologis atau- periodontal yang disebabkan oleh adanya keru-
Udayana pun patologis. Secara klinis gigi mobiliti juga sakan tulang yang mendukung gigi, trauma oklusi,
agungdyah81@gmail.com dapat dibedakan atas mobiliti reversibel ataupun dan adanya perluasan peradangan dari gingiva ke
mobiliti irreversibel. Terjadinya peningkatan gigi jaringan pendukung yang lebih dalam serta proses
Diterima: 2017-11-12
mobiliti dapat disebabkan oleh banyak faktor. patologi rahang seringkali terjadi pada pasien
Disetujui: 2019-05-06 Namun terjadinya inflamasi yang diakibatkan dengan trauma karena oklusi disertai periodontitis
Diterbitkan: 2019-08-01 oleh akumulasi plak dan adanya trauma karena kronis.1

226
LAPSUS

Perawatan terhadap kasus gigi mobiliti (gigi incisal dan terjadi inflamasi gingiva pada gigi
goyang) harus dilakukan dengan baik, diagnosa 12, 11 dan 21. Pada mukosa bibir bagian labial
yang tepat terhadap faktor penyebab terjadinya mengalami ulcerasi akibat trauma yang terjadi
gigi mobiliti sangat dibutuhkan untuk keberhasilan pada gigi 12, 11 ,dan 21. Pemeriksaan radiografi
perawatan.2 Terdapat berbagai bentuk perawatan menunjukkan tidak adanya kelainan pada apikal
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah gigi, tulang alveolar normal, laminadura melebar
gigi mobiliti. Untuk kasus gigi mobiliti yang dise- pada gigi 12, 11dan 21, fraktur sepertiga incisal
babkan inflamasi maka dapat dilakukan penyin- pada gigi 21.
gkiran terhadap faktor penyebab inflamasi seperti
scalling dan root planning, penggunaan obat lokal Laporan penatalaksanaan mobilitas gigi
dan sistemik serta terapi pembedahan.3 dengan splinting fiber komposit Prosedur
Pada kasus gigi mobiliti yang disebabkan Splinting komposit:
karena adanya trauma oklusi maka harus dihilan- Persiapan alat dan bahan: 1 set  alat diagnostik,
gkan terhadap faktor penyebab terjadinya trauma gunting, fiber, etsa, bonding, flowable compos-
karena oklusi. Perawatan seperti oklusal grinding, ite, light curing. Pasien duduk di dental chair.
perbaikan terhadap kebiasaan parafungsi, stabil- Operator mengatur posisi kerja dibelah kanan
isasi gigi dengan menggunakan splint, pemakaian pasien. Mukosa bibir bagian labial yang mengalami
alat ortodonti dan rekonstruksi oklusal merupakan ulcerasi di bersihkan. Gigi yang akan displinting
pilihan perawatan.3,5 Ekstraksi terhadap gigi mobil- dibersihkan. Fiber yang akan digunakan diukur
iti (gigi goyang) merupakan pilihan terakhir apabila dari gigi 13,12,11,21,22 dan 23 (sepanjang gigi
dukungan terhadap gigi mobiliti tidak diperoleh yang akan displinting). Letakkan fiber diatas glass
meskipun telah dilakukan perawatan.3 plate. Daerah kerja dietsa dengan asam fosforik
Kegoyangan gigi diklasifikasikan menjadi tiga 30%, diamkan selama 30 detik, dan bilas dengan
derajat. Derajat 1 yaitu kegoyangan sedikit lebih air. Keringkan daerah kerja kemudian isolasi
besar dari normal. Derajat 2 yaitu kegoyangan seki- dengan cotton roll. Aplikasikan bonding dibagian
tar 1 mm, dan derajat 3 yaitu kegoyangan > 1 mm palatal gigi yang akan displint dan disinar selama
pada segala arah dan/atau gigi dapat ditekan ke 10 detik. Fiber diatas glass plate juga dibasahi
arah apikal. Salah satu perawatan untuk stabilisasi dengan bonding. Aplikasikan selapis tipis flowable
kegoyangan gigi adalah splinting.3 composite dibagian palatal gigi 13, 12, 11, 21, 22,
Splinting diindikasikan pada keadaan kegoyan- dan 23 letakkan fiber diatasnya, kemudian ditekan-
gan gigi derajat 3 dengan kerusakan tulang berat.3 tekan sampai fiber benar-benar melekat. Lakukan
Adapun indikasi utama penggunaan  splint  dalam penyinaran selama 20 detik.
mengontrol kegoyangan yaitu imobilisasi kegoyan-
gan yang menyebabkan ketidaknyamanan pasien
DISKUSI
serta menstabilkan gigi pada tingkat kegoyangan
yang makin bertambah.6 Mobilitas gigi sebenarnya normal bila masih dalam
Splint pada gigi merupakan salah satu perawatan batas tertentu misalnya sewaktu bangun tidur
terhadap gigi mobiliti memiliki berbagai bentuk. yang disebabkan gigi sedikit ekstrusi akibat tidak
Splint dalam bentuk lepasan ataupun cekat yang berfungsi selama tidur. Apabila mobilitas diluar
dapat dibuat dari bahan tambalan komposit, akri- batas fisiologis maka mobilitas tersebut telah patol-
lik, kawat, ataupun kombinasi bahan komposit ogis. Mobilitas patologis disebabkan oleh inflamasi
dengan fiber memiliki keuntungan dan kerugian gingival dan jaringan periodontal, kebiasaan para-
yang berbeda serta di indikasikan untuk tujuan fungsi oklusal, oklusi premature, kehilangan tulang
yang berbeda.1 pendukung, gaya torsi yang menyebabkan trauma
pada gigi yang dijadikan pegangan cengkraman gigi
tiruan lepasan, erapi periodontal, terapi endodon-
ILLUSTRASI KASUS
tik, dan trauma dapat menyebabkan kegoyangan
Seorang pria berumur 20 tahun datang ke dokter gigi sementara.6
gigi dengan keluhan gigi atas bagian depan goyang Pemeriksaan mobilitas dapat dilakukan dengan
dan patah pada bagian mahkota setelah mengalami menekan salah satu sisi gigi yang bersangkutan
kecelakaan lalu lintas 1 hari yang lalu. Hasil pemer- dengan alat atau ujung jari dengan jari lain-
iksaan subjektif pasien tidak menderita kelainan nya terletak pada sisi yang berseberangan dan
sistemik dan tidak ada alergi. Hasil pemeriksaan gigi tetangganya yang digunakan sebagai titik
klinis menunjukkan gigi 12,11 mengalami goyang pedoman. Cara lain untuk memeriksa mobilitas
derajat 3, gigi 21 mengalami fraktur sepertiga adalah menempatkan jari pada permukaan fasial

Medicina 2019; 50(2): 226-229 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.235 227


LAPSUS

gigi dengan pasien mengoklusikan gigi-geliginya. proksimal stabil, mencegah impaksi makanan, dan
Derajat mobilitas gigi dikelompokkan sebagai mencegah migrasi gigi.
berikut: Indikasi dan kontraindikasi dari splinting adalah
a. Derajat 1. Hanya dirasakan mobilitas gigi yang semakin parah, mobilitas gigi
b. Derajat 2. Mudah dirasakan, pergeseran yang menggangu kenyamanan pasien, migrasi gigi,
labiolingual 1 mm dan prostetik yang memerlukan gigi abutmen.
c.  Derajat 3. Pergeseran labiolingual lebih Menurut Tarnow dan Fletcher, indikasi dan
dari 1 mm, mobilitas gigi ke atas dan ke kontraindikasi splinting meliputi keparahan keru-
bawah (aksial) sakan jaringan periodontal yang dinilai dari besar
Mobilitas gigi dinilai dari sisi statis dan dina- kehilangan tulang secara radiograf dan/atau derajat
mis. Tekanan diberikan ke gigi dengan meng- mobilitas gigi. Literatur menyatakan bahwa alasan
gunakan benda keras menunjukkan pergerakan untuk suatu gigi dapat dirawat dengan splinting
dengan evaluasi visual dan taktil. Penyebab mobil- adalah 1. Trauma oklusi primer, 2. Trauma oklusi
itas gigi meliputi dukungan jaringan periodontal sekunder, 3. Mobilitas gigi yang progresif, migrasi,
yang inadekuat, inflamasi periodonsium, dan dan sakit saat mengunyah. Sebelumnya, hal terse-
beban oklusi yang terlalu berat untuk gigi, meng- but diasumsikan bahwa splinting dilakukan untuk
hasilkan mobilitas adaptif. Evaluasi bentuk gigi mengontrol mobilitas gigi, inflamasi gingiva,
dan restorasi dapat menunjukkan sejarah trauma pembentukan poket periodontal, karena pening-
atau penggunaanya. Observasi visual, menandai katan mobilitas gigi adalah akibat langsung trauma
dengan articulating paper atau wax, dan penilaian oklusi, bruxism, dan clenching.2
kontak gigi dengan menggunakan alat elektronik
mungkin menunjukkan disharmoni yang cukup Teknik Splint dengan Fiber-Resin Komposit
untuk menyebabkan instabilitas ortopedik kedua Kapasitas menguatkan fiber tergantung pada
TMJ.3,6 adhesi dengan resin, orientasi fiber, dan penyatu-
annya dengan resin. Sifat fisik lain yang diharapkan
Splinting dalam suatu fiber adalah kekuatan fleksibel yang
Definisi splint adalah alat yang digunakan untuk baik dan tidak memerlukan retensi mekanis pada
imobilisasi atau menstabilisasi bagian gigi yang gigi abutmen ketika dibandingkan dengan protesa
terkena trauma atau penyakit. Apabila jaringan cekat dengan struktur metalik konvensional.1
periodontal rusak akibat penyakit, gigi dapat Sistempre-impregnasi baik diindikasikan untuk
di splint untuk mendistribusikan daya oklusal aplikasi langsung, seperti splinting atau direct adhe-
sehingga daya tersebut tidak melebihi kapasitas sive bridges. Pada aplikasi klinis ini, sifat fisik dan
yang bisa diterima struktur pendukung.5 mekanik bahan komposit dipengaruhi dengan kuat
Splint merupakan alat stabilisasi dan immobil- oleh struktur dan sifat penghubung fiber-matriks,
isasi gigi goyang karena suatu lesi, trauma, atau dan perbedaan antara sifat elastis matriks dan fiber
penyakit periodontal. Prinsip dari pembuatan splint yang mungkin mengubah transmisi gaya melalui
yaitu dengan mengikat beberapa gigi menjadi satu penghubung tersebut.2
kesatuan sehingga tekanan dapat didistribusikan Keuntungan splinting periodontal pada kasus
kesemua gigi yang diikat. Perawatan mengunankan ini dengan menggunakan fiber-resin komposit
alat splint disebut splinting. Splinting tidak bisa adalah (a) mudah diaplikasikan dengan preparasi
membuat gigi yang goyang kembali kencang, hanya gigi yang minimal, (b) biaya yang rendah sampai
dapat mengontrol mobilitas bila splint tetap terpas- menengah jika dibandingkan dengan stabil-
ang pada tempatnya. Oleh karena itu, bila splint isasi dengan mahkota dan bridge, (c) reversibel:
dilepas, gigi akan goyang kembali. Hanya dengan mudah dilepas ketika splint tidak lagi diperlukan,
menghilangkan penyakitnya dan dengan proses (d) mudah diperbaiki jika terdapat kesalahan
regenerasi jaringan pendukung gigi dapat diper- saat bonding ulang atau aplikasi bahan baru,
oleh reduksi sesungguhnya dari mobilitas gigi.6 (e) mendukung perawatan yang lebih agresif yang
Splint tidak dapat membuat gigi kembali cekat dilakuka pada gigi geligi dengan prognosis yang
seperti semula. Hanya menghilangkan faktor diragukan berdasarkan stabilisasi jangka panjang,
penyebab dan penyembuhan yang dapat mengu- (f) nilai estetik yang tinggi, (g) mudah dibersihkan
rangi mobilitas gigi.2 adapun tujuan dari splinting sendiri oleh pasien dirumah sehari-hari.4
adalah sandaran terbentuk pada jaringan periodon-
sium, membantu perbaikan akibat trauma, mengu-
SIMPULAN
rangi mobilitas secara cepat dan diharapkan secara
permanen, beban yang diterima oleh salah satu gigi Splinting adalah suatu jenis perawatan untuk
dapat disalurkan ke beberapa gigi lainnya, kontak menstabilkan atau mengencangkan gigi-gigi yang

228 Medicina 2019; 50(2): 226-229 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.235


LAPSUS

goyang akibat suatu injuri atau penyakit periodon- 3. Newman, Michael G., Takei, Henry H., and Carranza,
Fermin A. Carranza’s Clinical Periodontology 9th Edition.
tal. Prinsip dari pembuatan splint yaitu dengan W.B. Saunders Company. Philadelphia, USA. 2002.
menyatukan beberapa gigi dengan menggunakan 4. Kini, Vineet, Patil, Sanjiv M., dan Jagtap, Rasika. Bonded
fiber yang direkatkan dengan resin komposit Reinforcing Materials for Esthetic Anterior Periodontal
Tooth Stabilization: A Case Report. International Journal
sehingga tekanan dapat didistribusikan kesemua of Dental Clinics 2011:3(1): 90-91
gigi yang digabung. 5. Aprillia A. Peranan gigi tiriuan sebagai splin periodontal.
Fakultas Kedokteran Gigi Padjadjaran, Bandung. 2011.
6. Marselly L. Splinting pada periodontitis kronik genera-
DAFTAR PUSTAKA lis. Program Study Kedokteran gigi Fakultas Kedokteran
Sriwijawa, Palembang, 2012
1. Shekar, L Chandra, Koganti, Vijay Prasad, Shankar, B Ravi,
Gopinath A. A comparative study of temporary splints:
bonded polyethylene fiber reinforcement ribbon and stain-
less steel wire + composite resin splint in the treatment of
chronic periodontitis. The journal of contemporary dental
practice, September-October 2011; 12 (5): 343-349. This work is licensed under a Creative Commons Attribution
2. Paddmanabhan, P. Preethe, Chandrasekaran S.C.,
Ramya,  V., Manisundar. Tooth Splinting Using Fiber
Reinforced Composite & Metal – A Comparison. Indian
Journal of Multidisciplinary Dentistry, 2012;2(4): 592-7

Medicina 2019; 50(2): 226-229 | doi: 10.15562/Medicina.v50i2.235 229

You might also like