You are on page 1of 18

Aspirasi: Jurnal Masalah-Masalah Sosial | Volume 9, No.

1 Juni 2018
ISSN: 2086-6305 (print) ISSN: 2614-5863 (electronic)
DOI: https://doi.org/10.22212/aspirasi.v7i1.1084
link online: http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/index

STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM


PENGEMBANGAN DESA WISATA NGLANGGERAN,
KABUPATEN GUNUNG KIDUL

Community Empowerment Strategy in Development of Nglanggeran Tourism Village,


Gunung Kidul Regency

Dinar Wahyuni
dinar.wahyuni@dpr.go.id
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI
Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta

Naskah Diterima: 28 Februari 2017 | Naskah direvisi: 2 Mei 2018 | Naskah diterbitkan: 30 Juni 2018

Abstract: Currently, tourism is growing rapidly. The problem is the progress of a tourist area
has not guaranteed an increase in the welfare of local community due to the low community
participation in tourism management. Based on result of a research, this writing would like
to study community empowerment strategy in development of Nglanggeran Tourism Village,
Gunung Kidul Regency. Through qualitative descriptive approach, it can be seen that
community empowerment in Nglanggeran Tourism Village is done through three strategies,
awareness, capacity building, and empowerment. Awareness is done through socialization
and innovation by the youth organization until finally Nglanggeran is defined as a tourist
village. Community capacity building is done through training and mentoring around tourism
village management. Society then put together in on organization of Kelompok Sadar Wisata
(Pokdarwis) Nglanggeran. The Statute and Bylaws are based on deliberation as a form of
value system capitation. The empowerment stage is given to people who have the capacity for
independence. Nglanggeran village get a lot of support for the development of tourism support
facilities and tourism business development from various parties. Community empowerment
strategy succeeded in improving the local community’s economy. In addition, the increasing
number of tourists each year has increased local revenue of Gunung Kidul Regency through
ticket charges.
Keywords: empowerment strategy, tourism village, Nglanggeran

Abstrak: Saat ini pariwisata berkembang pesat. Permasalahannya, kemajuan sebuah daerah
wisata belum menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal karena masih rendahnya
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan wisata. Tulisan ini merupakan hasil penelitian,
ingin mengkaji strategi pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan Desa Wisata
Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif terlihat
bahwa pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata Nglanggeran dilakukan melalui tiga strategi,
yaitu penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan. Penyadaran dilakukan melalui sosialisasi
dan inovasi oleh karang taruna desa sampai akhirnya Nglanggeran disepakati sebagai desa
wisata. Pengkapasitasan masyarakat dilakukan melalui pelatihan dan pendampingan seputar
manajemen desa wisata. Masyarakat kemudian disatukan dalam wadah organisasi, yakni
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran. Pokdarwis menyusun Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga berdasarkan musyawarah sebagai bentuk pengkapasitasan
sistem nilai. Tahap pendayaan diberikan kepada masyarakat yang telah mempunyai kapasitas

DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 83


sehingga tercapai kemandirian. Desa Nglanggeran banyak mendapat bantuan untuk pembangunan sarana
pendukung wisata maupun pengembangan usaha wisata dari berbagai pihak. Strategi pemberdayaan
masyarakat berhasil meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Selain itu, peningkatan jumlah
wisatawan setiap tahunnya telah meningkatkan PAD Gunung Kidul melalui retribusi tiket.
Kata kunci: strategi pemberdayaan, desa wisata, Nglanggeran

Pendahuluan bahwa tujuan penyelenggaraan wisata


Dewasa ini, pariwisata mengalami adalah memperkenalkan, mendayagunakan,
perkembangan pesat. Tahun 2015, pariwisata melestarikan dan meningkatkan mutu objek
di Indonesia tumbuh di atas pertumbuhan dan daya tarik wisata; memupuk rasa cinta
pariwisata dunia yang hanya 4,4% dan tanah air dan meningkatkan persahabatan
pertumbuhan pariwisata kawasan ASEAN antar bangsa; memperluas dan meratakan
sebesar 6%.1 Bahkan sektor ini menjadi kesempatan berusaha dan lapangan kerja;
salah satu sektor unggulan penghasil devisa meningkatkan pendapatan nasional dalam
dan penyerap tenaga kerja. Dalam Laporan rangka meningkatkan kesejahteraan dan
Akuntabillitas Kinerja Kementerian Pariwisata kemakmuran rakyat; serta mendorong
dinyatakan bahwa tahun 2015 sektor pariwisata pendayagunaan produksi nasional.
menciptakan devisa sebesar US$11,9 miliar Namun demikian, selama ini kemajuan
atau setara Rp163 trilliun (meningkat 113% sebuah daerah wisata belum menjamin
dibandingkan tahun 2014 yang mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
angka devisa sebesar US$11,17 miliar) dan Salah satu penyebabnya partisipasi masyarakat
menyerap tenaga kerja sebesar 12,16 juta lokal dalam pengelolaan wisata masih rendah
orang. Selain itu, Badan Pusat Statistik merilis baik karena kurangnya pengetahuan dan
angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ketrampilan dalam manajemen pengembangan
di Agustus 2016 mencapai 7,03 juta orang. pariwisata maupun peran stakeholders lain yang
Jumlah ini turun 530.000 orang dibandingkan mendominasi sehingga meminggirkan peran
periode yang sama tahun lalu. Menurut Menteri masyarakat lokal. Oleh karena itu, diperlukan
Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, berkurangnya konsep pembangunan pariwisata yang pada
angka pengangguran karena perkembangan gilirannya akan bermuara pada kesejahteraan
di sektor pariwisata. Perkembangan beberapa masyarakat khususnya masyarakat lokal.
destinasi wisata menyerap banyak tenaga Community based tourism (CBT)
kerja.2 muncul sebagai sebuah alternatif dari
Mengingat pentingnya peran pariwisata pengembangan pariwisata. Nicole Hausler
dalam pembangunan masyarakat, maka (2005) mendefinisikan CBT sebagai bentuk
Pemerintah menggalakkan pariwisata di pariwisata yang memberikan kesempatan
berbagai daerah sekaligus menempatkannya kepada masyarakat lokal untuk mengontrol dan
sebagai pendekatan pembangunan alternatif terlibat dalam manajemen dan pengembangan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. pariwisata. Fokus utama CBT menurut
Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Pookaiyaudom (1999 dalam Pookaiyaudom,
Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan. 2013: 2) adalah masyarakat lokal, bagaimana
Pasal 3 Undang-Undang tersebut menyebutkan mendorong keterlibatan, partisipasi, dan
1
Tantangan Pengembangan Pariwisata, http://www. manfaat bagi masyarakat dari kegiatan
republika.co.id/berita/koran/opini-koran/16/02/03/o1yjcu1- pariwisata, serta mendorong masyarakat menuju
tantangan-pengembangan-pariwisata, diakses 7 Maret 2017.
2
Pengangguran Turun 530.000, Menaker: Pariwisata pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Serap Tenaga Kerja, https://finance.detik.com/berita- Pantin dan Francis (2005: 2) berpendapat
ekonomi-bisnis/d-3340085/pengangguran-turun- bahwa CBT sebagai integrasi dan
530000-orang-menaker-pariwisata-serap-tenaga-
kerja, diakses 20 Februari 2017. kolaborasi antara pendekatan dan alat untuk

84 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018


pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui ada di Kulon Progo. 3 Tema desa-desa wisata
assessment, pengembangan, dan pemasaran tersebut beragam seperti desa wisata alam,
sumber daya alam dan budaya masyarakat. kerajinan maupun budaya.
Pengembangan CBT adalah pengembangan Salah satu desa wisata yang popular
pariwisata yang mensyaratkan adanya di Kabupaten Gunung Kidul adalah
akses, partisipasi, kontrol dan manfaat bagi Nglanggeran. Keistimewaan Nglanggeran
komunitas dalam aspek ekonomi, sosial, mengantarkan desa ini ke berbagai ajang
budaya, politik dan lingkungan (Nurhidayati penghargaan pariwisata. Tahun 2017, Desa
dan Fandeli, 2012: 3). Nglanggeran memperoleh penghargaan
Karakteristik CBT adalah proses yang sebagai Desa Wisata Terbaik I Indonesia dan
dihasilkan dari keterlibatan masyarakat menerima penghargaan ASEAN Community
untuk mengembangkan produk dan jasa Based Tourism Award 2017. Capaian yang
pariwisata atau membuat dan menerapkan diperoleh Desa Nglanggeran antara lain:
strategi pariwisata (Hall, 2000; Murphy, 1985 mampu memberikan kontribusi kesejahteraan
dalam Peter A. Johnson, 2010: 2). Penerapan sosial, melibatkan kepengurusan dari
konsep CBT pada pengembangan pariwisata masyarakat, menjaga dan meningkatkan
akan memberikan peluang sebesar-besarnya kualitas lingkungan, mendorong terjadinya
kepada masyarakat lokal untuk berpartisipasi partisipasi interaktif antara masyarakat
dalam kegiatan pariwisata. Ide kegiatan lokal dengan wisatawan, menyediakan jasa
muncul dari masyarakat berdasarkan kearifan perjalanan wisata dan pramuwisata yang
lokal yang ada. Demikian juga pengelolaan berkualitas. Selain itu, kualitas makanan,
dilakukan oleh masyarakat secara partisipatif, minuman, akomodasi dan kinerja friendly
dan manfaatnya langsung dirasakan oleh tour operator (FTO) ikut menunjang
masyarakat. Dengan demikian, dalam perolehan penghargaan tersebut. 4
CBT terkandung konsep pemberdayaan Berdasarkan uraian tersebut, maka
masyarakat. dirumuskan permasalahan sebagai
Desa wisata sebagai bentuk penerapan berikut: bagaimana strategi pemberdayaan
CBT menjadi pilihan wisata di Indonesia. masyarakat dalam pengembangan Desa
Kearifan lokal dan tradisi budaya masyarakat Wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung
menjadi penggerak utama kegiatan desa Kidul? Tulisan yang merupakan hasil
wisata. Selain itu, komunitas lokal yang penelitian tahun 2017 ini ingin mengkaji
tumbuh dan hidup berdampingan dengan strategi pemberdayaan masyarakat dalam
suatu objek wisata menjadi bagian dari pengembangan Desa Wisata Nglanggeran,
sistem ekologi yang saling terkait. Karena Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian bersifat
itu, keberhasilan pengembangan desa wisata deskriptif dan dilakukan dengan pendekatan
tergantung pada tingkat penerimaan dan desain kualitatif. Sesuai pendekatan yang
dukungan masyarakat lokal (Wearing, 2002). digunakan, pengumpulan data dilakukan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui wawancara mendalam, studi
merupakan salah satu provinsi yang dokumentasi, dan observasi. Observasi
mengembangkan desa wisata untuk menarik dilakukan selama proses pengumpulan
wisatawan. Pada awal tahun 2016, jumlah data, sedangkan wawancara di Desa
desa wisata terdaftar di lima kabupaten/kota Wisata Nglanggeran mengambil informan
berjumlah 122 desa, dengan sebaran 38 desa 3
Lebih baik Pertumbuhan Desa Wisata Daripada Mal, http://
wisata di Sleman, 14 desa wisata di Gunung www.pikiran-rakyat.com/wisata/2016/ 01/04/355728/lebih-
Kidul, 27 desa wisata di Kota Yogyakarta, baik-pertumbuhan-desa-wisata-daripada-mal, diakses 27
Februari 2017.
33 desa wisata di Bantul, dan 10 desa wisata 4
Desa Wisata Nglanggeran Terbaik ASEAN 2017, https://m.
tempo.co/read/news/ 2017/01/21/242838401/desa-wisata-
nglanggeran-terbaik-asean-2017, diakses 27 Februari 2017.

DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 85


dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gunung sangat cocok untuk pendakian dengan jalur
Kidul, Dinas Pemberdayaan Perempuan, menyusuri sungai, melewati hamparan
Perlindungan Anak, dan Keluarga sawah, naik turun tebing, dan melewati
Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan rindangnya berbagai jenis tanaman hutan,
Desa Kabupaten Gunung Kidul, Kelompok sedangkan Desa Wisata Srowolan dijadikan
Sadar Wisata Desa Nglanggeran, BUMDes alternatif model pengembangan desa wisata
Nglanggeran, Kepala Desa Nglanggeran, budaya. Keberadaan Pasar Perjuangan
dan masyarakat Desa Nglanggeran. Dari Srowolan dan Sanggar Budaya Sayuti Melik
data yang terkumpul dilakukan analisis sebagai objek wisata sejarah menjadikan
deskriptif sehingga didapatkan gambaran peluang pengembangan desa wisata budaya.
strategi pemberdayaan masyarakat dalam Terakhir adalah Desa Wisata Brayut yang
pengembangan Desa Wisata Nglanggeran, dijadikan alternatif model pengembangan
Kabupaten Gunung Kidul. desa wisata alam dan budaya. Di desa
Beberapa studi terkait pemberdayaan wisata ini, wisatawan dapat belajar tentang
masyarakat desa wisata telah dilakukan, di bagaimana bertani, belajar memelihara ikan,
antaranya penelitian Made Heny Urmila memasak makanan tradisional, memainkan
Dewi, Chafid Fandeli, dan M. Baiquni gamelan atau berlatih menari 8 dengan tarian
(2013: 129-139) yang mengkaji keterlibatan tradisional, serta membuat kerajinan. 5
masyarakat lokal dalam pengembangan Penelitian ini akan melengkapi
Desa Wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali. penelitian-penelitian terdahulu dengan
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa menitikberatkan pada strategi pemberdayaan
pengembangan desa wisata di Jatiluwih masyarakat dalam pengembangan Desa
belum melibatkan masyarakat lokal. Peranan Wisata Nglanggeran, Kabupaten Gunung
pemerintah terlihat dominan padahal dalam Kidul.
acuan pendekatan tata kelola pemerintah yang
bersih dan berkelanjutan, pemerintah hanya Pemberdayaan sebagai Pendekatan
sebagai fasilitator dengan memberikan peran Secara umum, pemberdayaan
yang lebih besar kepada masyarakat lokal. mengandung arti proses menuju berdaya.
Diperlukan kemauan politik pemerintah Pengertian “proses” menunjukkan pada
untuk mengurangi perannya dalam serangkaian langkah-langkah yang dilakukan
pengembangan desa wisata dengan membuka secara bertahap untuk mengubah masyarakat
ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi. yang kurang atau belum berdaya menjadi
Kemudian penelitian yang dilakukan Hastuti, berdaya. Senada dengan pengertian ini,
Suhadi Purwantara, dan Nurul Khotimah Prijono dan Pranarka (1996: 77) menyatakan
tentang model pengembangan desa wisata bahwa: pemberdayaan mengandung dua
berbasis kearifan lokal sebagai strategi arti, yakni: to give power or authority dan
pengentasan kemiskinan di Lereng Merapi to give ability to or enable. Pengertian
Kabupaten Sleman menemukan bahwa tiga pertama mengandung arti memberikan
wilayah lereng Merapi Kabupaten Sleman kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau
yang meliputi Desa Wisata Pentingsari, mendelegasikan otoritas kepada pihak yang
Srowolan, dan Brayut mempunyai model kurang atau belum berdaya. Pengertian
pengembangan desa wisata yang berbeda. Hal kedua adalah memberikan kemampuan atau
ini sesuai dengan kondisi dan potensi desa 5
Hastuti, Suhadi Purwantara, dan Nurul Khotimah.
masing-masing. Desa Wisata Pentingsari “Model Pengembangan Desa Wisata Berbasis Kearifan
dijadikan alternatif model pengembangan Lokal Sebagai Strategi Pengentasan Kemiskinan di
Lereng Merapi Kabupaten Sleman Daerah Istimewa
desa wisata alam karena kondisi alam yang
Yogyakarta”. Laporan Penelitian, http://lppm.uny.
diapit oleh Kali Pawon dan Kali Kuning ac.id/sites/lppm.uny. ac.id/ files/ abstrak%20lepas%20
desa%20 wisata.pdf, diakses 27 Februari 2017.

86 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018


keberdayaan serta memberikan peluang penelitian ini, subjek pemberdayaan adalah
kepada pihak lain untuk melakukan sesuatu. masyarakat desa wisata. Masyarakat
Ife memperkuat pengertian kedua dengan tersebut diberi pemahaman dan motivasi
mendefinisikan pemberdayaan adalah bahwa mereka harus berdaya dan proses
memberikan sumber daya, kesempatan, pemberdayaan itu dimulai dari dirinya
pengetahuan, dan keterampilan kepada warga sendiri. Dalam hal ini, orang lain hanya
untuk meningkatkan kemampuan mereka berperan sebagai fasilitator yang membantu
dalam menentukan masa depannya sendiri masyarakat mencapai kemandirian. Dengan
dan berpartisipasi dalam dan memengaruhi demikian dalam masyarakat akan tercipta
kehidupan dari masyarakatnya (Ife, 1995: iklim yang memungkinkan berkembangnya
182). potensi yang dimiliki masyarakat.
Sependapat dengan Ife, Winarni (1998: Tahap kedua adalah pengkapasitasan.
75-76) mengungkapkan bahwa inti dari Proses ini dapat dicapai apabila masyarakat
pemberdayaan meliputi tiga hal, yaitu: sudah mempunyai kemampuan untuk
pengembangan (enabling), memperkuat menerima daya. Tahap ini sering juga
potensi atau daya, dan terciptanya kemandirian. disebut dengan capacity building yang
Berdasarkan pendapat tersebut, maka meliputi manusia, organisasi, dan sistem
pemberdayaan tidak hanya ditujukan kepada nilai. Pengkapasitasan manusia berarti
masyarakat yang tidak memiliki daya, tetapi memampukan masyarakat desa wisata
dapat diberikan juga kepada masyarakat baik secara individu maupun kelompok
yang memiliki daya, namun masih terbatas melalui pemberian keterampilan dan
untuk men capai kemandi rian. Karena itu, pengetahuan seputar manajemen desa wisata.
daya dan potensi masyarakat harus digali Pengkapasitasan organisasi dilakukan dalam
dan dikembangkan. Pemberdayaan dilakukan bentuk restrukturisasi organisasi yang
dengan cara mendorong, memotivasi dan hendak menerima daya. Sebelum diberikan
membangkitkan kesadaran akan potensi peluang usaha, masyarakat dibuatkan wadah
yang dimiliki kemudian berupaya untuk organisasi lokal. Organisasi bersifat otonom
mengembangkannya. Namun, pemberdayaan dan berpola structure follow functions.
hendaknya tidak menimbulkan ketergantungan Sementara pengkapasitasan sistem nilai
masyarakat, sebaliknya pemberdayaan harus dilakukan dengan membantu masyarakat
mengantarkan pada proses kemandirian. menyusun aturan main. Misalnya, peraturan
Pemberdayaan memberikan tekanan pada usaha bersama, sistem dan prosedur usaha,
pengambilan keputusan dari suatu kelompok dan sebagainya. Sistem nilai ini harus
masyarakat. Penerapan aspek demokrasi dan dipatuhi semua pihak terkait.
partisipasi dengan titik fokus pada lokalitas Tahap ketiga adalah pemberian daya.
akan menjadi landasan bagi upaya penguatan Pada tahap ini masyarakat diberikan daya,
potensi lokal. Dengan demikian, pendekatan otoritas, atau peluang untuk berkembang
utama dalam konsep pemberdayaan adalah mencapai kemandirian. Pemberian daya
menempatkan masyarakat tidak sekedar disesuaikan dengan kualitas kecakapan
sebagai objek melainkan juga sebagai subjek. masing-masing orang. Misalnya, pemberian
Wrihatnolo dan Dwidjowijoto (2007: 2) kredit modal usaha kepada masyarakat di
membagi tiga tahapan pemberdayaan, yaitu: desa wisata sesuai dengan kemampuannya
penyadaran, pengkapasitasan, dan pendayaan. dalam mengelola usaha.
Pada tahap penyadaran, masyarakat yang Dengan demikian, pemberdayaan
menjadi subjek pemberdayaan diberi merupakan suatu proses dan tujuan.
penyadaran bahwa setiap manusia mempunyai Proses berarti serangkaian tahapan untuk
potensi yang dapat dikembangkan. Dalam mendayakan kelompok masyarakat yang

DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 87


tidak berdaya maupun masyarakat yang Suatu desa dapat dikembangkan sebagai
memiliki daya, namun masih terbatas untuk desa wisata apabila memiliki kriteria dan
men capai kemandi rian. Berbeda dengan faktor-faktor pendukung sebagai berikut:
tujuan yang menunjuk pada keadaan yang pertama, memiliki potensi produk atau
ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, daya tarik unik dan khas yang mampu
yaitu masyarakat yang mampu membangun dikembangkan sebagai daya tarik wisata.
dirinya dan memperbaiki kehidupannya Potensi-potensi tersebut dapat berupa
melalui potensi yang dimiliki. Oleh karena lingkungan alam maupun kehidupan sosial
itu, ukuran keberhasilan pemberdayaan budaya masyarakat. Kedua, memiliki
adalah seberapa besar partisipasi atau dukungan ketersediaan sumber daya manusia
keberdayaan yang dilakukan oleh individu (SDM) lokal yang cukup dan memadai untuk
atau masyarakat. mendukung pengelolaan desa wisata. Ketiga,
faktor peluang akses terhadap akses pasar.
Konsep Desa Wisata Faktor ini memegang peran kunci, karena
Desa wisata adalah sebuah kawasan suatu desa yang telah memiliki kesiapan
pedesaan yang memiliki beberapa untuk dikembangkan sebagai desa wisata
karakteristik khusus untuk menjadi daerah tidak ada artinya apabila tidak memiliki
tujuan wisata. Pariwisata Inti Rakyat (PIR) akses untuk berinteraksi dengan pasar atau
dalam Hadiwijoyo (2012: 68) mendefinisikan wisatawan. Keempat, potensi SDM lokal yang
desa wisata sebagai suatu kawasan pedesaan mendukung peluang akses terhadap pasar
yang menawarkan keseluruhan suasana yang wisatawan. Kelima, memiliki area untuk
mencerminkan keaslian perdesaan baik dari pengembangan fasilitas pendukung desa
kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, wisata, seperti: home stay, area pelayanan
adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur umum, area kesenian dan sebagainya (Dinas
bangunan dan struktur tata ruang desa yang Pariwisata DIY, 2014: 26-29).
khas, atau kegiatan perekonomian yang Berdasarkan tingkat perkembangannya,
unik dan menarik serta mempunyai potensi desa wisata dibagi menjadi tiga kategori
untuk dikembangkannya berbagai komponen sebagai berikut (Victoria br. Simanungkalit
kepariwisataan, misalnya atraksi, akomodasi, dkk. 2017: 20-21):
makanan-minuman dan kebutuhan wisata 1. Desa wisata embrio adalah desa yang
lainnya. Sementara itu, Nuryanti (Wiendu, mempunyai potensi wisata yang dapat
1993 dalam Chusmeru dan Agoeng Noegroho, dikembangkan menjadi desa wisata dan
2010: 17) mendefinisikan desa wisata sudah mulai ada gerakan masyarakat
untuk mengelolanya menjadi desa wisata.
sebagai suatu bentuk integrasi antara atraksi,
2. Desa wisata berkembang, yakni desa
akomodasi, dan fasilitas pendukung yang
wisata embrio yang sudah dikelola oleh
disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat dan pemerintah desa secara
masyarakat yang menyatu dengan tata cara swadaya, sudah mulai melaksanakan
dan tradisi yang berlaku. Ada dua komponen promosi dan sudah ada wisatawan yang
utama dalam desa wisata, yaitu: pertama, mulai tertarik untuk berkunjung.
akomodasi, yakni sebagian dari tempat 3. Desa wisata maju merupakan desa wisata
tinggal penduduk setempat dan atau/unit- yang sudah berkembang dengan adanya
unit yang berkembang sesuai dengan tempat kunjungan wisatawan secara kontinu
tinggal penduduk, dan kedua, atraksi, yakni dan dikelola secara profesional dengan
seluruh kehidupan sehari-hari penduduk terbentuknya forum pengelola, seperti
setempat beserta latar fisik lokasi desa yang koperasi atau Badan Usaha Milik Desa
memungkinkan berintegrasinya wisatawan (BUMDes). Desa wisata kategori ini
sebagai partisipan aktif. telah mampu melakukan promosi dan
pemasaran dengan baik.

88 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018


Sementara itu, berdasarkan karakteristik
ditemukan di Gunung Nglanggeran
sumber daya dan keunikan yang dimilikinya,
kenampakannya sangat ideal. Oleh karena
desa wisata dikelompokkan dalam empat
itu, satuan batuan yang ditemukan di gunung
kategori sebagai berikut (Dinas Pariwisata
tersebut menjadi lokasi tipe dan diberi nama
Provinsi DIY, 2014: 30):
Formasi Geologi Nglanggeran (wawancara
1. Desa wisata berbasis keunikan sumber
,tanggal 30 Agustus 2017).
daya budaya lokal sebagai daya tarik
wisata utama. Sebelum menjadi ekowisata, kawasan
2. Desa wisata berbasis keunikan sumber Gunung Api Purba seluas 48 ha dan ketinggian
daya alam sebagai daya tarik utama sekitar 700 meter di atas permukaan laut
seperti pegunungan, perkebunan dan termasuk kawasan yang gersang. Masyarakat
pertanian, pesisir. sering mengambil batu dan menebang pohon
3. Desa wisata berbasis perpaduan keunikan dari area tersebut untuk dijual. Aktivitas
sumber daya budaya dan alam sebagai tersebut berpotensi merusak lingkungan.
daya tarik utama. Karang Taruna Desa Nglanggeran (Karang
4. Desa wisata berbasis keunikan aktifitas Taruna Bukit Putra Mandiri) menyadari
ekonomi kreatif seperti industri kerajinan bahwa apabila kondisi tersebut terus
sebagai daya tarik wisata utama. berlanjut, akan terjadi kerusakan lingkungan
yang berdampak buruk bagi kehidupan
Strategi Pemberdayaan Masyarakat Dalam masyarakat. Berangkat dari kondisi tersebut,
Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Karang Taruna ingin mengubah kondisi
Penyadaran Masyarakat Akan Potensi Desa kawasan Gunung Api Purba menjadi
kawasan yang lebih menarik dan memberi
Nglanggeran merupakan desa yang secara
keuntungan bagi masyarakat tanpa merusak
administratif terletak di Kecamatan Patuk,
lingkungan. Kemudian dilakukan penelitian
Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah
oleh peneliti dari UPN Yogyakarta dan Dinas
Istimewa Yogyakarta. Desa Nglanggeran
Pariwisata Gunung Kidul tentang potensi
memiliki luas 762.099 ha dengan tata guna
Gunung Api Purba. Hasilnya Gunung Api
lahan sebagian besar digunakan untuk
Purba merupakan gunung api yang pernah
lahan pertanian, perkebunan, ladang dan
aktif jutaan tahun lalu, namun sekarang
pekarangan. Di Desa Nglanggeran terdapat
gunung tersebut dinyatakan sudah tidak
gunung yang saat ini berkembang menjadi
aktif lagi. Gunung Api Purba berbentuk
salah satu tujuan wisata. Menurut salah
bongkahan batu andesit raksasa membentang
satu pengurus Pokdarwis, Bapak Sugeng
sekitar 800 meter dan setinggi 300 meter ini
Handoko, Gunung Nglanggeran terletak di
ternyata menyimpan keindahan yang dapat
Zona Pegunungan Selatan Jawa Tengah-Jawa
dikembangkan.
Timur atau tepatnya di Subzona Pegunungan
Bersama sejumlah pemuda di tiga
Baturagung dengan ketinggian 700 meter dari
dusun di Nglanggeran, yakni Nglanggeran
permukaan laut dan kemiringan lerengnya
Kulon, Nglanggeran Wetan, dan Gunung
curam-terjal (>45%). Bentang alamnya
Butak, Bapak Sugeng Handoko (saat ini
memiliki keindahan dan secara geologi
pengurus Pokdarwis) merintis kegiatan
sangat unik dan bernilai ilmiah tinggi.
ekowisata berbasis masyarakat. Dengan
Berdasarkan sejarah geologinya, Gunung
menerapkan konsep tersebut, tidak
Nglanggeran merupakan gunung api purba
diharapkan adanya investasi dari pihak luar,
yang berumur tersier atau 0,6-70 juta tahun
sehingga keberlanjutan konservasi alam
yang lalu. Material batuan penyusun Gunung
dan keberlanjutan kesejahteraan masyarakat
Nglanggeran merupakan endapan vulkanik
dapat dipertahankan. Menurut Bapak
tua berjenis andesit (old andesite formation).
Sugeng, pengembangan konsep tersebut
Singkapan batuan vulkanik klastik yang
DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 89
membutuhkan komitmen dari semua pihak dari masyarakat, langkah selanjutnya
desa dan waktu yang tidak sebentar. SDM adalah memilih potensi desa yang akan
yang berkompeten juga diperlukan agar dikembangkan, meliputi: penggalian ide dan
mampu memanfaatkan potensi desa bagi gagasan di kelompok-kelompok masyarakat,
kesejahteraan masyarakat tanpa merusak memusyawarahkan ke forum lebih tinggi,
lingkungan. Selain itu, faktor yang juga memilih kegiatan yang paling mendekati
penting dalam pengembangan ekowisata kondisi existing (SDM, potensi, isu yang
berbasis masyarakat adalah swadaya baik berkembang), menentukan skala prioritas,
berupa tenaga maupun material dari semua menjadikan kesepakatan bersama, membuat
pihak. Kebetulan, saat itu Bapak Sugeng perencanaan dan membagi peran dalam
menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Bukit proses pengembangannya.
Putra Mandiri di Desa Nglanggeran sehingga Berdasarkan hasil kesepakatan
lebih mudah dalam mengorganisasi pemuda masyarakat, potensi alam desa yang
(wawancara, tanggal 30 Agustus 2017). dikembangkan meliputi Gunung Api Purba,
Berbagai kegiatan pelestarian lingkungan Embung Nglanggeran, dan Air Terjun
terus dilakukan oleh karang taruna. Atas Musiman. Panorama wisata yang ditawarkan
dasar itulah, Pemerintah Desa Nglanggeran Gunung Api Purba berupa sunrise, sunset,
memercayakan pengelolaan lahan seluas 48 bulan dan bintang pada malam hari, panjat
ha untuk dikelola Karang Taruna Bukit Putra tebing yang menantang, dan keindahan
Mandiri yang kemudian dituangkan dalam alam berupa deretan pegunungan dan
dalam SK Kepala Desa Nglanggeran No.05/ perkampungan penduduk yang menarik.
KPTS/1999 tertanggal 12 Mei 1999. Selain Selain itu, di kawasan ini dijumpai fauna dan
itu, sosialisasi terus dilakukan sebagai upaya flora langka seperti tanaman tremas (tanaman
menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang obat yang hanya hidup di kawasan ekowisata
potensi wisata kawasan tersebut. Gunung Api Purba) dan kera ekor panjang.
Memberi kesadaran masyarakat memang Gunung Api Purba juga mempunyai
bukan hal yang mudah. Sebagaimana beberapa kawasan yang bernilai sejarah
dinyatakan Bapak Sugeng Handoko seperti Gunung Kelir dengan bentuk kelir,
(wawancara, tanggal 30 Agustus 2017) bahwa diyakini sebagai tempat tinggal dari Ongko
bagi masyarakat yang tinggal turun temurun Wijoyo dan Punakawan, Tlogo Wungu
di Nglanggeran, kondisi alam Nglanggeran dipercaya sebagai tempat pemandian
dianggap tidak menarik. Hal ini menyebabkan bidadari, Sumber Air Comberan digunakan
tingkat urbanisasi di Desa Nglanggeran sangat sebagai tempat pemujaan dan pertapaan
tinggi. Karena peluang kerja sedikit, pemuda orang zaman dahulu, Gunung Gedhe, Gunung
desa itu memilih ke luar daerah bahkan ke Bongos, Gunung Blencong, Gunung Buchu,
luar negeri untuk mendapat penghasilan Tlogo Mardhido, Talang Kencono, dan
memadai. Persepsi itulah yang coba diubah Pamean Gadhung. Masing-masing kawasan
oleh Karang Taruna Bukit Putra Mandiri. tersebut menyimpan cerita sejarah yang dapat
Dalam setiap pertemuan desa, perwakilan dikembangkan sebagai daya tarik wisata.
karang taruna selalu mensosialisasikan ide Satu lagi legenda unik dari Gunung
pengembangan desa wisata dalam rangka Api Purba sebagai daya tarik wisata, yaitu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung Pitu. Menurut legenda yang
dengan mempertahankan budaya lokal dan dipercaya masyarakat, keluarga yang tinggal
menjaga kelestarian lingkungan alam. di puncak gunung itu harus berjumlah 7
Seiring berjalannya waktu, mulai kepala keluarga saja. Jika kepala keluarga
tumbuh kesadaran untuk mengembangkan yang tinggal di dusun ini kurang atau lebih
desanya. Setelah diperoleh kesepakatan maka akan terjadi hal-hal buruk yang tidak

90 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018


diinginkan. Oleh karena itu, jika anak-anak desa wisata. Dengan visi menjadikan Kawasan
mereka sudah berkeluarga maka keluarga Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran
baru tersebut harus meninggalkan Dusun menjadi kawasan wisata unggulan berwawasan
Tlogo Mardhido. lingkungan berbasis masyarakat, pengelola
Potensi alam kedua adalah embung. desa wisata terus berupaya mengajak
Embung atau telaga buatan dibangun di atas masyarakat berperan aktif dalam kegiatan
sultan ground. Embung diresmikan oleh pariwisata. Sedangkan misi dari pengelolaan
Sri Sultan Hamengkubuwono X tanggal 19 desa wisata Nglanggeran meliputi: a)
Februari 2013. Embung berjarak sekitar 1,5 meningkatkan sumber daya manusia (SDM)
km arah tenggara dari Pendopo Kalisong dan dan pengelolaan Kawasan Ekowisata Gunung
pintu gerbang masuk Kawasan Ekowisata Api Purba; b) membangun dan meningkatkan
Gunung Api Purba Nglanggeran. Fungsi kesadaran peduli lingkungan; c) menggalang
utama embung adalah mengairi Kebun Buah kemitraan dengan berbagai pihak yang
Nglanggeran dengan memanfaatkan sumber berkompeten dalam masalah kepariwisataan
air hujan sekaligus suplai dari sumber mata dan aktivis peduli lingkungan; d) melindungi
air yang ada di kawasan Nglanggeran, yakni lingkungan di Kawasan Ekowisata Gunung
Sumber Air Tujuh. Embung Nglanggeran Api Purba, baik kebudayaan, flora, fauna
menawarkan wisata yang unik karena tidak dan juga keunikan batuannya; e) melibatkan
berada pada daerah lembah seperti umumnya masyarakat dalam proses perencanaan,
telaga lain. Embung dibangun di atas bukit pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
berketinggian sekitar 500 mdpl, sehingga terhadap kinerja pengelolaan Kawasan
seolah kita menikmati suasana di atas awan. Ekowisata Gunung Api Purba; f) melakukan
Selain gunung dan embung, potensi promosi secara efektif dan intensif; dan g)
wisata alam lain di Nglanggeran adalah meningkatkan lama tinggal wisatawan di
Air Terjun Musiman (Talang Purba dan Air Kabupaten Gunung Kidul dan Provinsi DIY.
Terjun Kedung Kandang). Keunikan air
terjun ini adalah berada di tengah terasiring Pengkapasitasan Masyarakat
sawah dan berbentuk tangga batuan vulkanik. Setelah masyarakat menyadari potensi
Sedangkan di Air Terjun Kedung Kandang desanya, maka strategi pemberdayaan
terdapat tiga kedung dan enam tingkatan air selanjutnya adalah pengkapasitasan
terjun. Kedung kandang adalah kedung paling masyarakat. Pengkapasitasan meliputi
bawah dan paling besar, di atasnya terdapat peningkatan kapasitas manusia, organisasi,
Kedung Temanten dan Kedung Keris. dan sistem nilai. Pengkapasitasan manusia
Nglanggeran juga menyimpan potensi dilakukan melalui pemberian ketrampilan dan
wisata budaya yang dapat dikembangkan pengetahuan seputar manajemen desa wisata.
seperti wiwitan, kenduri, tayuban, atraksi Dalam hal ini, peran serta pemerintah sangat
kesenian jathilan, membatik topeng, dibutuhkan. Pemerintah harus mengajak,
karawitan, dan rasulan. Rasulan atau bersih memotivasi, dan mendorong masyarakat agar
desa merupakan syukuran atas berhasilnya mampu mengembangkan desanya sehingga
panen. Acara ini biasanya dilaksanakan kesejahteraan masyarakatnya meningkat tanpa
di bulan jawa, ruwah. Selain itu, tradisi merusak kelestarian lingkungan dan adat
masyarakat seperti bertani, membajak sawah, budaya setempat.
menangkap ikan di sungai, dan memasak Pengkapasitasan manusia dimulai
kuliner khas masyarakat lokal juga dapat dari menyiapkan Sumber Daya Manusia
dijadikan daya tarik bagi wisatawan yang (SDM) sebagai pelaku wisata. Para pelaku
berkunjung ke Nglanggeran. desa wisata banyak mengikuti pelatihan
Tahun 2009, Nglanggeran resmi menjadi seputar pengelolaan desa wisata yang

DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 91


diselenggarakan berbagai pihak. Misalnya, daya tarik wisata yang sudah terbentuk
pada bulan Juli tahun 2009, Dinas sebelumnya.
Kebudayaan dan Pariwisata (sekarang Dalam perkembangannya, Dinas
Dinas Pariwisata) Gunung Kidul bekerja Pariwisata Gunung Kidul terus melakukan
sama dengan Karang Taruna Bukit Putra pendampingan bagi pengelola Desa Wisata
Mandiri menyelenggarakan pelatihan panjat Nglanggeran. Promosi family tour terus
tebing bertempat di Pendopo Joglo Kalisong digalakkan. Akses untuk dikenal secara global
dengan mengundang Federasi Panjat Tebing semakin terbuka lebar. Hasilnya Nglanggeran
Indonesia (FTPI) cabang Gunung Kidul menjadi destinasi wisata baik domestik
sebagai instrukturnya. Kegiatan pelatihan maupun mancanegara. Semakin dikenalnya
bertujuan membekali peserta tentang teknik Nglanggeran sampai ke mancanegara,
panjat tebing serta pengenalan alat dan cara mendorong pengelola desa wisata untuk lebih
penggunaanya sesuai standar keamanan meningkatkan kemampuan bahasa asing.
pemanjatan. Tidak hanya Pemerintah Daerah, Beberapa mahasiswa dari Manajemen Kajian
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata UGM rutin datang ke Nglanggeran
Pariwisata juga memfasilitasi sertifikasi untuk melatih bahasa inggris para pengelola
pemandu. Tahun 2016, sebanyak 52 orang desa wisata (wawancara, dengan pengurus
pemandu mengikuti sertifikasi pemandu Pokdarwis, Triyanto tanggal 31 Agustus
ekowisata yang merupakan program dari 2017).
Kementerian Pariwisata berlokasi di Goa Seiring dengan semakin tingginya jumlah
Jomblang. wisatawan yang datang ke Nglanggeran,
Selain memfasilitasi sertifikasi pemandu, maka karang taruna dan Pemerintah Desa
Kementerian Pariwisata memberikan berinisiatif untuk membentuk kelompok
bantuan PNPM Pariwisata kepada Desa pengelola wisata. Kelompok tersebut
Wisata Nglanggeran melalui Pokdarwis. diberi nama Badan Pengelola Desa Wisata
Menurut Bapak Mursidi, Desa Nglanggeran (BPDW) Nglanggeran. BPDW melibatkan
mendapatkan program PNPM Pariwisata seluruh komponen masyarakat seperti
dua tahap, yaitu tahun 2011 dan tahun 2012. PKK, kelompok tani, Pemerintah Desa dan
Adapun program yang dilaksanakan di karang taruna. BPDW Nglanggeran terus
tahun pertama (2011) antara lain: pelatihan membenahi dan menata lokasi wisata dengan
pengelolaan home stay, pelatihan penataan membangun jalur pendakian, fasilitas MCK,
pedagang, pembuatan warung relokasi dan gubuk-gubuk peristirahatan pendakian.
pedagang, dan pembuatan arena flying fox. Selain penataan fisik, juga diperlukan
Selanjutnya tahap kedua (2012) digunakan pengembangan konsep gerakan sadar wisata
untuk pelatihan pemandu outbond, pelatihan untuk mendukung terciptanya iklim kondusif
kuliner, pelatihan manajemen objek daya di desa wisata. Gerakan sadar wisata
tarik wisata, pelatihan kesenian tradisional merupakan konsep yang mengembangkan
dan pengadaan seragam kesenian, serta partisipasi dan dukungan para pemangku
pembuatan fasilitas mandi, cuci, kakus kepentingan dalam mendorong iklim yang
(MCK) berstandar wisatawan mancanegara kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya
(wawancara, tanggal 31 Agustus 2018). wisata di suatu wilayah. 6
Program-program tersebut merupakan hasil Tahun 2013, BPDW ditunjuk sebagai
dari rembug warga sesuai dengan potensi organisasi yang secara resmi berhak mengelola
dan kebutuhan yang dimiliki. Diharapkan 48 hektar kawasan konservasi Gunung Api
dengan adanya program ini akan memperkuat Purba sekaligus menggunakannya sebagai
6
Apa itu Pokdarwis? https://travel.kompas.com/
read/2017/10/17/153900727/apa-itu-pokdarwis-, diakses 16
Maret 2018.

92 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018


Bagan 1. Susunan Pengurus Kelompok Sadar Wisata Desa Nglanggeran Tahun 2016-2021
Sumber: Mursidi, Ketua Kelompok Sadar Wisata, wawancara, 30 Agustus 2017

kawasan wisata dengan nama organisasi baru, Saat ini, jumlah pengurus inti dan anggota
yaitu Pokdarwis Desa Wisata Nglanggeran. Pokdarwis tercatat sebanyak 154 orang.
Keberadaan Pokdarwis merupakan cermin Dalam 1 minggu, satu orang akan bekerja
pengkapasitasan organisasi dalam konsep piket menjadi pemandu wisata, petugas
pemberdayaan masyarakat. Sebagaimana parkir atau menjaga kebersihan lingkungan
telah dijelaskan sebelumnya bahwa kawasan selama 4 hari. Adapun susunan
pengkapasitasan organisasi dilakukan dalam kepengurusan Pokdarwis akan ditunjukkan
bentuk restrukturisasi organisasi yang hendak dalam Bagan 1.
menerima daya. Dalam hal ini, Pokdarwis Struktur organisasi, tata kerja, Anggaran
berperan sebagai wadah organisasi lokal. Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART)
Pokdarwis harus mampu meningkatkan dan program kerja Pokdarwis ditetapkan
peran dan partisipasi masyarakat dalam melalui musyawarah anggota. Selain itu,
pengembangan desa wisata sekaligus Pokdarwis menyusun peraturan usaha
meningkatkan nilai manfaat wisata bagi bersama sesuai kesepakatan masyarakat
kesejahteraan masyarakat. pelaku wisata yang harus dipatuhi oleh
DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 93
semua pihak. Penyusunan AD/ART dan Kelima, kelompok pedagang yang memiliki
peraturan usaha bersama mencerminkan anggota 21 orang. Kelompok ini ada di
pengkapasitasan sistem nilai dalam konsep sekitar kawasan ekowisata Gunung Api
pemberdayaan. Purba. Keenam, Kelompok Ternak Purbaya
Seiring perkembangan Desa Wisata dengan ketua kelompok Bapak Pardiya.
Nglanggeran, dukungan dari pemerintah Lokasi ternaknya ada di Nglanggeran Kulon,
daerah semakin meningkat. Pendampingan Nglanggeran Wetan, dan Gunung Butak.
terus dilakukan baik pendampingan terhadap Ketujuh adalah kelompok pengelola kakao
pokdarwis maupun kelompok-kelompok yang diketuai Bapak Hadi Purwanto. Jumlah
masyarakat berkegiatan ekonomi produktif anggota 15 orang.
yang mendukung desa wisata. Setiap Kedelapan, kelompok TKI Purna dengan
kelompok mendapatkan pendampingan dari Bapak Triyana sebagai ketua. Kelompok
pihak terkait. Kelompok pertama adalah ini beranggotakan 50 orang. Pada tahun
penyedia kuliner. Penyedia kuliner di Desa 2014 Desa Nglanggeran resmi menjadi
Wisata Nglanggeran dikelola oleh PKK yang Sentra Usaha TKI Purna karena menurut
tergabung dalam kelompok Purba Rasa. kajian dari Badan Nasional Penempatan
Adapun ketua kelompok penyedia kuliner dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
adalah Ibu Surini dengan anggota berjumlah melalui Balai Pelayanan Penempatan
55 orang. Banyak kegiatan pelatihan dan dan Perlindungan TKI Yogyakarta, para
pendampingan untuk peningkatan kapasitas TKI Purna di desa ini sangat potensial
SDM kelompok kuliner ini. Standar dan kreatif dalam berwirausaha dengan
pelayanan pun disepakati masing-masing mendayagunakan potensi daerahnya.
kelompok sehingga sistem kontrol dilakukan Bentuk konkrit pemberdayaan dilakukan
oleh anggota sendiri dan juga dari Pokdarwis melalui program edukasi keuangan dan
Nglanggeran. edukasi kewirausahaan bagi para TKI
Kedua adalah kelompok home stay Purba Purna dan keluarganya. Dengan kegiatan
Wisma yang menjadi tempat menginap bagi itu diharapkan semakin banyak daerah
wisatawan di Desa Wisata Nglanggeran. lain yang terinspirasi dan termotivasi
Saat ini terdapat 80 home stay dengan untuk mengembangkan ekonomi produktif
berbagai kondisi yang menjadi keunikan sebagai sumber penghasilan berkelanjutan
dan keberagaman masyarakat. Penyesuaian di daerah asal.
pemilik home stay dan tamu yang akan Tahun 2017, Pokdarwis bekerja
menginap merupakan tugas dari Pokdarwis sama dengan Tim Putri Kedaton
untuk mengaturnya. Interaksi antara pimpinan Lastiyani Warih Wulandari
wisatawan dengan pemilik home stay adalah menyelenggarakan pelatihan terapis spa
syarat wajib setelah kebersihan rumah dan profesional untuk mendukung kegiatan spa
MCK yang dimiliki. di Desa Wisata Nglanggeran. Sebanyak
Ketiga adalah Kelompok Tani Kumpul 20 perempuan dari kelompok Purba Ayu
Makaryo yang diketuai oleh Bapak Hadi Spa dilatih oleh Tim Putri Kedaton. Para
Purnomo. Kelompok tani tersebar di lima perempuan yang akan menjadi terapis ini
dusun di Desa Nglanggeran. Saat ini dibekali metode pijat yang benar mulai dari
sebanyak 100 anggota aktif melakukan foot massage, hand massage, hingga back
kegiatan pertanian yang mendukung desa massage. Tidak hanya itu, kelompok ini
wisata. Keempat, kelompok pengrajin yang juga mendapat materi pembuatan produk
terdiri dari tiga kelompok pengrajin. Adapun lulur dan masker spa serta mempelajari
kelompok ini ada di Dusun Nglanggeran penyiapan makanan dan minuman spa.
Kulon, Nglanggeran Wetan, dan Gunungbatak. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

94 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018


juga ikut terlibat dalam pengembangan Desa Dalam perkembangannya, Pertamina
Wisata Nglanggeran. Bentuk pendampingan bekerja sama dengan Yayasan Obor Tani
masyarakat meliputi pendampingan terus melakukan pendampingan kepada
pembuatan rencana pengembangan desa petani dalam pengembangan agrowisata.
wisata oleh Indonesia Ecotourism Network Dampaknya, Agrowisata Patra Nglanggeran
(Indecon), pelatihan bahasa asing bagi berhasil menarik perhatian wisatawan yang
pelaku wisata khususnya pemandu wisata datang ke Desa Wisata Nglanggeran. Tidak
oleh Komunitas STORM, dan pelatihan hanya menikmati keindahan alam, wisatawan
pelatihan kapasitas pasca gempa oleh juga dapat menikmati buah kelengkeng dan
International Organization for Migration durian di atas bukit.
(IOM). Pada prinsipnya, semua kegiatan Dinas Pariwisata Provinsi DIY juga
peningkatan kapasitas diselenggarakan mendukung pemberdayaan masyarakat
dengan mengacu pada “sapta pesona” di Desa Wisata Nglanggeran melalui
(aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah pemberian bantuan hibah berupa 79 unit
dan kenangan). kloset duduk, lantai keramik, tempat
penampungan air, dan pipa penyambungan
Pemberian Daya air yang diserahkan kepada 79 pemilik home
Pada tahap ini, masyarakat diberikan stay pada akhir tahun 2014 (wawancara,
daya, otoritas, atau peluang untuk berkembang dengan Mursidi tanggal 31 Agustus 2018).
mencapai kemandirian. Tahun 2012, Saat ini, rata rata di setiap home stay
Pertamina memberikan dana Corporate Social terdapat dua MCK, yakni model jongkok dan
Resposibility (CSR) senilai Rp765.084.500 model duduk untuk kebutuhan wisatawan
kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) mancanegara. Diharapkan dari bantuan
Kumpul Makaryo untuk mengembangkan ini dapat memenuhi kebutuhan wisatawan
agrowisata di Nglanggeran dengan konsep terutama wisatawan mancanegara yang
Sentra Pemberdayaan Tani (SPT). akan menginap di home stay tersebut.
SPT Nglanggeran merupakan konsep Tahun 2015, Badan Penelitian dan
pertama SPT melalui pembuatan kebun Pengembangan Pertanian Kementerian
buah durian dan kelengkeng dengan jumlah Pertanian bekerja sama dengan Pemerintah
tanaman 3.100 pohon yang terdiri atas 2.800 Kabupaten Gunung Kidul dan Universitas
pohon durian monthong dan chanee, dan 300 Gadjah Mada mendirikan Taman Teknologi
pohon kelengkeng. Kebun buah berdiri di atas Pertanian (TTP) di atas lahan seluas 4.600
tanah seluas 20 ha. 11,5 ha merupakan tanah meter persegi. Lokasi TTP berada di kawasan
Sultan dan 8,5 ha merupakan tanah warga. Agrowisata Patra. Tujuan didirikannya TTP
Kebun buah ini dikelola oleh Kelompok Tani sebagai pusat diseminasi, pusat pengolahan
Kencono Mukti yang terdiri dari 80 orang kakao dan susu kambing etawa (pabrik
petani dari Desa Nglanggeran. mini), inovasi hidroponik sayuran, screen
Program pengembangan agrowisata field bunga krisan, dan inovasi teknologi
diawali dengan pembangunan waduk kecil lain khususnya pembibitan sayuran dan
yang biasa disebut embung di atas bukit buah-buahan.
Nglanggeran. Embung digunakan sebagai Perlu diketahui bahwa di Nglanggeran
tempat penampungan air hujan untuk terdapat dua tempat pengolahan coklat.
mengairi kebun buah di sekitarnya pada Selain TTP, ada juga Griya Cokelat. Griya
musim kemarau. Embung dapat menampung Cokelat merupakan home industry dengan
air hingga mencapai 12.000 meter kubik. Di alat sederhana untuk memproduksi cokelat,
sekitar lokasi embung ditanami bibit durian sedangkan TTP merupakan industri dengan
dan kelengkeng. skala besar. Kedua usaha ini berjalan sinergi

DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 95


(Sugeng Handoko, Sekretaris Pokdarwis, komoditas pariwisata yang dikemas dalam pola
wawancara, 31 Agustus 2017). agrowisata.8
Griya Cokelat Nglanggeran merupakan Pada awalnya, TTP direncanakan menjadi
salah satu inovasi yang digerakkan pusat pengembangan hilirisasi teknologi
oleh masyarakat lokal dalam rangka yang dijalankan oleh lima kelompok, yaitu
mengembangkan potensi kakao di pengembangan berbasis padi dan sapi di
Nglanggeran. Desa Nglanggeran merupakan Padukuhan Nglanggeran Wetan (kelompok
salah satu desa penghasil kakao terbesar Mugodadi) dan Padukuhan Doga (kelompok
di Gunung Kidul dengan luas lahan 101 Margodadi), pengembangan berbasis
ha. Hal ini menarik perhatian Lembaga kambing dan kakao di Padukuhan Gunung
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Butak (Ngudi Makmur) dan Padukuhan
melalui Balai Penelitian Teknologi Bahan Karangsari, sedangkan untuk pengolahan dan
Alam (BPTBA), Kantor Perwakilan Bank pemasaran hasil di Padukuhan Nglanggeran
Indonesia DIY, dan Dinas Perkebunan Kulon. Namun dalam praktiknya, masing-
dan Kehutanan Kabupaten Gunung Kidul masing padukuhan juga mengembangkan
untuk bekerja sama mengembangkan inovasi teknologi integrasi kambing dan
dan membantu budidaya kakao hingga kakao.
pengolahan pascapanen. Luasan tanaman kakao masyarakat setiap
Sinergi beberapa stakeholders bulannya mencapai 3-5 ton di mana 30
tersebut kemudian memberikan bantuan persen dari produksi kakao diolah di TTP
sarana dan prasarana berupa peralatan Nglanggeran. Masih minimnya produksi
dan pembangunan rumah produksi selain karena mesin yang terbatas, juga
atau showroom Griya Coklat Nglanggeran. pemilihan biji kakao kualitas A yang akan
Kegiatan yang ada di Griya Cokelat digunakan untuk memproduksi berbagai
Nglanggeran meliputi pengolahan buah olahan cokelat. Adapun produk-produk yang
kakao menjadi bubuk coklat hingga produk dihasilkan TTP diantaranya, coklat instan,
yang siap dimakan dan pelatihan pembuatan susu kambing etawa, susu kambing coklat,
dodol coklat dan pembuatan keripik pisang dan beberapa jenis permen coklat lainnya.
salut coklat yang terintegrasi dalam paket Belum lama ini merk produk coklat diberi
wisata Gunung Api Purba. Produksi kakao nama baru yakni SINcho (Science Innovation
kering 120 kg bisa menghasilkan 40 kg Network chocolate). Setelah berjalan kurang
bubuk cokelat. Sementara produk yang lebih tiga tahun, TTP diserahkan kembali ke
dihasilkan berupa 15 kg lemak cokelat, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul.
4.000 kemasan chocomix, 400 pack pisang Menurut penulis, TTP lebih pada
coklat, dan 300 pack dodol coklat dengan program pemerintah di desa wisata yang
berbagai varian. 7 sedang berkembang. Tujuan awalnya
Kepala BPTBA LIPI, Hardi Julendra untuk memberdayakan masyarakat. Namun
menyatakan bahwa Nglanggeran merupakan dalam praktiknya, skala usaha TTP besar
desa percontohan untuk mengelola ekonomi dan masyarakat dijadikan karyawan di
lokal dalam bentuk usaha berbasis komunitas. posisi tertentu. Akibatnya, TTP tidak bisa
Oleh karena itu, strategi pengembangan menampung masyarakat dalam jumlah besar
produksi kakao di Nglanggeran merupakan dan inovasi yang dikembangkan juga tidak
perpaduan antara potensi sektor agro dengan didasarkan pada potensi dan kebutuhan
berbagai komoditas yang ada, terutama Gunung masyarakat lokal. TTP tidak bersifat
Api Purba yang sangat potensial sebagai 8
“Diresmikan, Griya Cokelat Hasil Kerjasama LIPI dengan
BI dan Kabupaten Gunung Kidul,” http://lipi.go.id/
7
Inilah Produk Griya Cokelat Nglanggeran, http:// siaranpress/diresmikan-griya-cokelat-hasil-kerjasama-
gunungapipurba.com/posts/detail/inilah-produk-griya- lipi-dengan-bi-dan-kabupaten-Gunung Kidul/17088,
cokelat-nglanggeran, diakses 16 Maret 2018. diakses 16 Februari 2018.

96 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018


memberdayakan masyarakat. Berbeda wisatawan karena wisatawan bisa
dengan Griya Coklat. Griya Coklat dikelola berinteraksi langsung dengan penduduk
langsung masyarakat sehingga keuntungan dan belajar budaya masyarakat Desa
yang diperoleh kembali ke masyarakat. Nglanggeran seperti menanam padi dan
Pokdarwis Nglanggeran terus berinovasi membajak sawah, membuat kreasi kerajinan
untuk mengembangkan desanya. Tahun 2016 dari janur, belajar tari tradisional (Jathilan
dibangun Nglanggeran Mart, yaitu toko dan Reog), membatik topeng, ikut kenduri,
produk lokal masyarakat Desa Nglanggeran. menangkap dan melepas ikan di sungai,
Nglanggeran Mart menjual suvenir dan belajar memasak makanan khas Desa
produk olahan ibu-ibu PKK Desa Nglanggeran Nglanggeran, dan budidaya kakao. Pilihan
seperti keripik singkong, brownies singkong, wisata yang ditawarkan ternyata Pokdarwis
dan dodol kakao. Pokdarwis juga memberikan berhasil menarik perhatian wisatawan baik
pinjaman modal usaha kepada masyarakat Tabel 2. Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun
dengan bunga 1,5% yang diangsur selama 2012-2017
35 hari. Besarnya bunga merupakan hasil
Kunjungan Wisatawan
kesepakatan bersama masyarakat dan Tahun Total
Domestik Mancanegara
digunakan untuk penambahan pemupukan
2012 27675 200 27875
modal. Pada awalnya, besarnya pinjaman
2013 85424 234 85658
antara Rp300-500 ribu. Dengan berjalannya
2014 324827 476 325303
kegiatan ini dinilai efektif membantu
2015 255388 529 255917
masyarakat dalam peningkatan usaha
2016 171306 1557 172863
wisata seperti memperbaiki home stay atau
2017 149241 1794 151035
membuat MCK. Karena itu, besarnya waktu
pinjaman meningkat menjadi Rp2,5-3juta. Hal Sumber: Sugeng Handoko, Pengurus Pokdarwis, wawancara,
1 September 2017.
ini juga dipengaruhi perputaran uang yang
ada di Pokdarwis. Kegiatan simpan pinjam ini
dilakukan bersamaan dengan pertemuan warga domestik maupun mancanegara. Setiap tahun
setiap malam Selasa Kliwon. Selain sebagai terjadi peningkatan jumlah wisatawan yang
wadah kegiatan simpan pinjam, pertemuan berkunjung ke Desa Wisata Nglanggeran
malam Selasa Kliwon sebenarnya merupakan seperti ditunjukkan Tabel 2 berikut.
wadah untuk melakukan monitoring dan Selama kurun waktu 6 tahun, terus terjadi
evaluasi Desa Wisata Nglanggeran. kenaikan jumlah wisatawan baik domestik
Seiring berjalannya waktu, konsep mapupun mancanegara ke Desa Wisata
desa wisata yang tetap mempertahankan Nglanggeran. Bahkan pada tahun 2014 jumlah
masyarakat. Pengembangan Desa Wisata kunjungan wisatawan mencapai 325.303 orang.
Nglanggeran ternyata membawa berbagai Angka ini meningkat pesat dibandingkan tahun
dampak bagi kehidupan masyarakat setempat. sebelumnya 2013 yang hanya 85.658 orang.
Masyarakat Nglanggeran yang mayoritas Fenomena ini menunjukkan bahwa wisata
bermata pencaharian sebagai petani tidak minat khusus semakin diminati wisatawan.
perlu berganti profesi karena pertanian juga Namun demikian, perkembangan Desa Wisata
diintegrasikan sebagai salah satu bagian dari Nglanggeran yang sangat pesat menyisakan
wisata. Para pengelola desa wisata berusaha dampak buruk bagi lingkungan. Kondisi alam
menampilkan budaya lokal yang dikemas alam di sekitar objek wisata Nglanggeran rusak.
dalam sebuah paket wisata seperti home stay, Karena itu Pokdarwis berupaya memperbaiki
outbond, makrab, camping, Puncak Kampung kondisi Nglanggeran dengan menekan
Pitu, sunset dan sunrise, dan live in. jumlah wisatawan yang berkunjung demi
Paket live in paling banyak diminati keberlangsungan Desa Wisata Nglanggeran.

DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 97


Salah satunya dengan menaikkan harga tiket oleh, dan petugas parkir. Demikian juga
masuk dari Rp7.000 menjadi Rp15.000. terjadi transformasi kultural mata pencaharian
Hasilnya tahun 2017 jumlah wisatawan masyarakat dari pertanian ke pariwisata
mengalami penurunan menjadi 151.035 orang akibat berkembangnya desa wisata. Namun
dari 172.863 orang di tahun 2016. Penurunan demikian, transformasi mata pencaharian
jumlah wisawatan tidak menurunkan omzet tersebut tidak terjadi pada seluruh warga
Desa Wisata Nglanggeran. Tahun 2018, Nglanggeran. Kepala Desa Nglanggeran,
Tabel 3. Omzet Desa Wisata Nglanggeran Tahun Bapak Senen mengatakan bahwa warga yang
2012-2017 mengelola home stay dan jasa pariwisata
Retribusi lebih banyak berasal dari tiga dusun yang
Kas
Pemkab berdekatan dengan objek wisata, yakni Dusun
Omzet Desa dan
Tahun Gunung Nglanggeran Kulon, Nglanggeran Wetan, dan
(rupiah) BUMDes
Kidul
(rupiah) Gunung Butak. Sedangkan di dua dusun lain,
(rupiah)
yakni Dusun Karangsari dan Dusun Doga,
2012 81.225.000 2.400.000 -
kondisi tersebut tidak ditemukan (Senen,
2013 424.690.000 3.600.00 -
Kepala Desa Nglanggeran, wawancara, 2
2014 1.422.915.000 7.200.000 196.400.000
September 2017).
2015 1.541.990.000 8.400.000 369.200.000
Transformasi mata pencaharian
2016 1.081.710.500 12.000.000 345.726.000
masyarakat yang tidak merata menimbulkan
2017 1.963.455.000 71.030.500 304.068.000
kesenjangan ekonomi di Desa Nglanggeran.
Sumber: Sugeng Handoko, Pengurus Pokdarwis, wawancara, 1
September 2017. Masyarakat di sekitar objek wisata mempunyai
akses yang lebih besar dalam usaha wisata
omzet Desa Nglanggeran tetap naik sebesar dibandingkan dengan masyarakat yang
Rp1.963.455.000 dari Rp1.081.710.500 pada relatif jauh dari objek wisata. Akibatnya,
tahun 2017. Uraian lebih rinci akan dijelaskan pendapatan yang diperoleh juga berbeda.
dalam Tabel 3 berikut. Dengan demikian, semakin tinggi keterlibatan
Sejak diberlakukannya Peraturan Daerah masyarakat lokal dalam pengembangan desa
Kabupaten Gunung Kidul Nomor 17 Tahun wisata, maka peluang masyarakat untuk
2013 tentang Perubahan atas Peraturan mengambil manfaat ekonomi dari hasil
Daerah Kabupaten Gunung Kidul Nomor kegiatan desa wisata cenderung semakin
6 Tahun 2012 tentang Retribusi Tempat tinggi.
Rekreasi dan Olah Raga, pendapatan
Desa Wisata Nglanggeran berupa tiket
Penutup
masuk wisatawan terdistribusi ke beberapa
tempat. Tiket seharga Rp7.000 per lembar Simpulan
didistribusikan ke Pemerintah Kabupaten Pemberdayaan masyarakat di Desa Wisata
Gunung Kidul sebesar Rp2.000, Jasa Raharja Nglanggeran dilakukan melalui tiga strategi,
Rp500, Pemerintah Desa Rp2.000, sedangkan yaitu penyadaran, pengkapasitasan, dan
sisanya sebesar Rp2.500 masuk ke kas pendayaan. Penyadaran dilakukan melalui
Pokdarwis untuk kegiatan operasional dan sosialisasi dan inovasi oleh Karang Taruna
pengembangan Desa Wisata Nglanggeran. Putra Bukit Mandiri untuk menyadarkan
Dampak lain dari pengembangan desa masyarakat akan potensi desa Desa
wisata adalah penurunan tingkat migrasi Nglanggeran. Akhirnya masyarakat sepakat
karena kegiatan pariwisata mendorong menjadikan Nglanggeran sebagai desa wisata.
munculnya berbagai lapangan kerja bagi Masyarakat kemudian menentukan potensi
masyarakat setempat seperti pemandu wisata, Desa Nglanggeran yang akan dikembangkan
usaha home stay, warung makan, toko oleh- sebagai daya tarik wisata meliputi wisata

98 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018


alam, wisata budaya, wisata sejarah, dan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
wisata edukasi. Bahkan terjadi transformasi kultural mata
Setelah tumbuh kesadaran masyarakat pencaharian masyarakat dari pertanian ke
akan potensi desa, kemudian dilakukan pariwisata. Namun demikian, transformasi
pengkapasitasan. Pengkapasitasan pengelola mata pencaharian tersebut tidak terjadi pada
desa wisata dilakukan melalui pelatihan seluruh warga Nglanggeran. Akibatnya
seputar pengelolaan desa wisata. Sebagai muncul kesenjangan ekonomi masyarakat di
bentuk dukungan bagi pengembangan Desa Desa Nglanggeran. Selain itu, peningkatan
Wisata Nglanggeran, Dinas Pariwisata dan jumlah kunjungan wisatawan ke Desa
Kementerian Pariwisata aktif memberikan Wisata Nglanggeran setiap tahunnya akan
pelatihan dan pendampingan. Begitu juga meningkatkan PAD Gunung Kidul melalui
dengan BUMN, pihak swasta maupun retribusi tiket masuk wisatawan.
LSM. Mereka sangat mengapresiasi
ide pengembangan desa wisata. Untuk Saran
memudahkan koordinasi dan pengelolaan, Selama ini ada sebagian masyarakat di
para pengelola desa wisata disatukan desa wisata yang hanya menjadi multiplier
dalam wadah organisasi lokal yang disebut efek dari adanya kegiatan wisata. Karena itu,
Pokdarwis Nglanggeran. Pokdarwis pengelola desa wisata diharapkan mampu
merupakan wujud dari pengkapasitasan merangkul semua elemen masyarakat, sehingga
organisasi. Pokdarwis kemudian menyusun keterlibatan masyarakat dalam kegiatan desa
peraturan usaha bersama (AD dan ART) wisata dapat merata. Selain itu, perlu dilakukan
untuk mengatur sistem kerja organisasi dan regenerasi pengelola desa wisata agar seluruh
sistem administrasi berdasarkan musyawarah masyarakat kompeten dalam berorganisasi.
anggota.
Masyarakat yang telah mempunyai
kapasitas kemudian diberi daya untuk
mencapai kemandirian. Dari segi fisik, Desa DAFTAR PUSTAKA
Nglanggeran banyak mendapat bantuan dana
pembangunan sarana pendukung wisata Jurnal
dari berbagai pihak. Misalnya, Pemerintah Chusmeru dan Agoeng Noegroho. (2010). “Potensi
Kabupaten Gunung Kidul menganggarkan Ketengger Sebagai Desa Wisata di Kecamatan
dana pembangunan sarana pendukung wisata Baturraden, Kabupaten Banyumas”. Analisis
dari APBD. Dinas Pariwisata Provinsi DIY Pariwisata Vol. 10, No. 1, 2010: 16-23.
memberikan hibah untuk pengembangan Johnson, Peter A. (2010). “Realizing Rural
home stay. Kemudian untuk pengembangan Community Based Tourism Development:
objek wisata, Pertamina memberikan dana Prospects for Social-Economy Enterprises.”
CSR kepada kelompok tani untuk me ngem- Journal of Rural and Community Development
5, 1/2 (2010): 150-162.
bangkan wisata agro. Lembaga penelitian,
pihak perbankan, perguruan tinggi dan dinas Made Heny Urmila Dewi, Chafid Fandeli, dan M.
terkait juga bersinergi untuk pengembangan Baiquni. (2013). “Pengembangan Desa Wisata
Berbasis Partisipasi Masyarakat Lokal di Desa
budidaya kakao mengingat Desa Nglanggeran
Wisata Jatiluwih Tabanan, Bali”. Kawistara,
merupakan salah satu desa penghasil kakao Vol. 3, No. 2, Agustus 2013: 129-139.
terbesar di Gunung Kidul.
Nurhidayati, Sri Endah dan Chafid Fandeli. (2012).
Pengembangan Desa Wisata “Penerapan Prinsip Community Based Tourism
Nglanggeran membawa berbagai dampak. (CBT) Dalam Pengembangan Agrowisata Di
Tingkat migrasi menurun karena kegiatan Kota Batu, Jawa Timur.” Jejaring Administrasi
pariwisata mendorong munculnya berbagai Publik. Th IV. Nomor 1, Januari-Juni 2012: 36-
46.

DinarWahyuni Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran... 99


Pookaiyaudom, Gulapish. (2013). “The Integrated Laporan Penelitian
Learning of Community-Based in Thailand.” Hastuti, Suhadi Purwantara, dan Nurul Khotimah.
Procedia-Social and Behavioral Sciences,106 “Model Pengembangan Desa Wisata Berbasis
(2013): 2890-2898. Kearifan Lokal Sebagai Strategi Pengentasan
Wearing, S.L. and Mc Donald. (2002). “The Kemiskinan di Lereng Merapi Kabupaten
Development of Community Based Tourism: Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta”. Laporan
Re-Thinking The Relationship Between Penelitian. http://lppm.uny.ac.id/sites/lppm.uny.
Tour Operators and Development Agents As ac.id/files/abstrak%20lepas%20desa%20wisata.
Intermediaries in Rural and Isolated Area pdf, diakses 27 April 2017.
Communities.” Journal of Sustainable Tourism,
Vol. 10, No. 3, 2002.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang
Buku Kepariwisataan.
Dinas Pariwisata DIY. (2014). Kajian Pengembangan
Desa Wisata di DIY. Laporan Akhir. DIY: Dinas
Pariwisata DIY. Internet
Hadiwijoyo. (2012). Perencanaan Pariwisata Apa itu Pokdarwis? https://travel.kompas.com/
Perdesaan Berbasis Masyarakat. Yogyakarta: read/2017/10/17/153900727/apa-itu-pokdarwis-,
Graha Ilmu. diakses 16 Maret 2018.
Ife, Jim. (1995). Community Development, Creating Desa Wisata Nglanggeran Terbaik ASEAN
Community Alternatives-Vision, Analysis and 2017, https://m.tempo.co/read/news/
Practice. Melbourne: Addison Wesley Longman. 2017/01/21/242838401/desa-wisata-
nglanggeran-terbaik-asean-2017, diakses 27
O.S. Prijono, O.S. & A.M.W. Pranarka. (1996). Februari 2017.
Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan, dan
Implementasi. Jakarta: CSIS. Diresmikan, Griya Cokelat Hasil Kerjasama LIPI
dengan BI dan Kabupaten Gunung Kidul, http://
Pantin, D. and Francis, J. (2005). Community Based lipi.go.id/siaranpress/diresmikan-griya-cokelat-
Sustainable Tourism. UK: UWI-SEDU. hasil-kerjasama-lipi-dengan-bi-dan-kabupaten-
Tri Winarni. (1998). Memahami Pemberdayaan Gunung Kidul/17088, diakses 16 Maret 2018.
Masyarakat Desa Partisipatif dalam Orientasi Inilah Produk Griya Cokelat Nglanggeran, http://
Pembangunan Masyarakat Desa Menyongsong gunungapipurba.com/posts/detail/inilah-produk-
Abad 21: Menuju Pemberdayaan Pelayanan griya-cokelat-nglanggeran, diakses 16 Maret
Masyarakat. Yogyakarta: Adita Media. 2018.
Victoria br. Simanungkalit, dkk. (2017). Buku Lebih baik Pertumbuhan Desa Wisata Daripada Mal,
Panduan Pengembangan Desa Wisata Hijau. http://www.pikiran-rakyat.com/wisata/2016/
Jakarta: Asisten Deputi Urusan Ketenagalistrikan 01/04/355728/lebih-baik-pertumbuhan-desa-
dan Aneka Usaha Kementerian Koperasi dan wisata-daripada-mal, diakses 27 Februari 2017.
UKM Republik Indonesia.
Pengangguran Turun 530.000, Menaker: Pariwisata
Wrihatnolo, Randy R. dan Riant Nugroho Serap Tenaga Kerja, https://finance.detik.
Dwidjowijoto. (2007). Manajemen com/berita-ekonomi-bisnis/d-3340085/
Pemberdayaan: Sebuah Pengantar dan Panduan pengangguran-turun-530000-orang-menaker-
untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Elex pariwisata-serap-tenaga-kerja, diakses 20
Media Komputindo. Februari 2017.
Tantangan Pengembangan Pariwisata, http://
Artikel www.republika.co.id/berita/koran/opini-
koran/16/02/03/o1yjcu1-tantangan-
Hausler, N. (2005). Definition of Community Based
pengembangan-pariwisata, diakses 7 Februari
Tourism. Tourism Forum International at the
2017.
Reisepavillon. Hanover 6 Pebruari 2005.

100 Aspirasi Vol 9 No 1, Juni 2018

You might also like