You are on page 1of 14

Jurnal Warta LPM

Vol. 24, No. 1, Januari 2021, hlm. 145-158


p-ISSN: 1410-9344; e-ISSN: 2549-5631
homepage: http://journals.ums.ac.id/index.php/warta

Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui Produk Ecoprint Melalui


Pemanfaatan Potensi Alam di Dukuh Glugo Bantul

Endah Saptutyningsih, Berli Paripurna Kamiel


Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: endahsaptuty@umy.ac.id

Article Info Abstract


In order to support government programs to encourage the creative
Submitted: 8 June 2020 economy, it is necessary to have creativity and increase community
Revised: 17 November 2020 capacity by utilizing the potential that exists in the surrounding
Accepted: 10 December 2020 environment. The natural potential in Sorowajan, Dukuh Glugo which
Published: 30 December 2020 has not been utilized properly and the lack of knowledge and skills to
manage this potential has led to the implementation of the Community
Keywords: creative economy; Partnership Program (PKM). The contribution of PKM is to hold an
ecoprint; community
ecoprint making training that utilizes the natural potential that
development; online marketing
exists in the Sorowajan environment, Dukuh Glugo. This is expected to
provide direct benefits by increasing the quality of resources through
empowerment among the mothers of Dasawisma Lili and Dasawisma
Kenanga in Sorowajan, Dukuh Glugo, Panggungharjo Village, Sewon
for improving the standard of living of the people through the creative
economy. The output of PKM is to increase the capacity of the Dasawisma
Lili and Kenanga in Dukuh Glugo to create a group ecoprint; video of
making ecoprint techniques that can be enjoyed by public. This PKM
activity was also published in ISSN national journal that was expected
to be a reference for other community groups in boosting the creative
economy through increasing the capacity of the community by utilizing
the potential of the village for improving the welfare of the community.

Kata kunci : ekonomi kreatif; Abstrak


ecoprint; pemberdayaan Dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mendorong
masyarakat; pemasaran online ekonomi kreatif, perlu adanya kreativitas dan peningkatan kapasitas
masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan
sekitar. Tujuan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini adalah
untuk memanfaatkan potensi alami yang belum dimanfaatkan
dengan baik dan masih rendahnya pengetahuan dan ketrampilan
untuk mengelola potensi tersebut di Sorowajan, Dukuh Glugo, Desa
Panggungharjo Sewon Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kontribusi
PKM ini adalah dengan mengadakan pelatihan pembuatan ecoprint
yang memanfaatkan potensi alam yang ada di lingkungan Sorowajan,

145
Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

Dukuh Glugo. Objek PKM ini adalah ibu-ibu Kelompok Dasawisma Lili
dan Dasawisma Kenanga di Sorowajan, Dukuh Glugo sehingga mereka
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan
ekonomi kreatif. Metode PKM berupa pelatihan pembuatan ecoprint
dengan bahan pewarna alam dan pelatihan pemasaran agar ecoprint
yang dihasilkan dapat dipasarkan ke masyarakat luas. Kegiatan ini
dapat berjalan dengan baik dan meningkatkan pengetahuan Kelompok
Dasawisma Lili dan Dasawisma Kenanga tentang ecoprint dari 34,3%
menjadi 97,2%. Seluruh peserta merasakan manfaat pelatihan ecoprint
tersebut. Demikian juga terjadi peningkatan pengetahuan tentang
pemasaran online, dan sebanyak 68% ingin memasarkan produk
ecoprintnya melalui media online. Luaran PKM ini adalah peningkatan
kapasitas Kelompok Dasawisma Lili dan Dasawisma Kenanga di Dukuh
Glugo dalam membuat ecoprint kelompok; video teknik pembuatan
ecoprint yang bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Kegiatan PKM ini
juga dipublikasikan di jurnal nasional ber-ISSN yang diharapkan dapat
menjadi acuan bagi kelompok masyarakat lain dalam mendorong
ekonomi kreatif melalui peningkatan kapasitas masyarakat dengan
memanfaatkan potensi desa sehingga meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

1. PENDAHULUAN kreatif sehingga dapat meningkatkan taraf hidup


Ekonomi kreatif adalah konsep yang masyarakat; 2) Masih rendahnya pemberdayaan
menggabungkan antara kreativitas yang kelompok Dasawisma yang dapat dijadikan
mengandalkan ide dan pengetahuan dari alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat
sumber daya manusia dengan informasi Dukuh Glugo, Desa Panggunggungharjo dengan
(Arjana, 2016). Pada dasarnya ekonomi kreatif menghasilkan suatu produk yang memanfaatkan
menggunakan potensi yang dimilikinya untuk potensi desanya,
mencari sesuatu dalam rangka mengentaskan Berdasarkan permasalahan tersebut,
diri sehingga mencapai kemandirian, karena maka perlu adanya pemberdayaan kelompok-
adanya keterbatasan ekonomi. Kehidupan kelompok masyarakat khususnya kelompok
masyarakat di Dukuh Glugo, masih tergantung Dasawisma agar tidak hanya tergantung
pada kepala keluarga yang bermata pencaharian penghasilan kepala rumah tangga. Oleh karena itu,
mayoritas buruuh lepas. Sedangkan sebagian kegiatan PKM ini bertujuan untuk meningkatkan
besar ibu rumah tangga yang tergabung ketrampilan kelompok dasawisma di Dukuh
dalam PKK tidak memiliki ketrampilan untuk Glugo yang memberikan manfaat ekonomi dan
meningkatkan penghasilan keluarga, sehingga sosial bagi masyarakat dengan memanfaatkan
dibutuhkan pelatihan tertentu agar keluarga potensi alami desanya melalui ekonomi kreatif.
tidak tergantung sepenuhnya dari kepala rumah Melalui peningkatan ketrampilan ibu-ibu
tangga. kelompok dasawisma secara tidak langsung
Berdasarkan observasi yang dilakukan Tim dapat meningkatkan kegiatan ekonomi lokal
PKM ditemukan beberapa permasalahan yang sehingga kesejahteraan masyarakat Dukuh
dialami oleh masyarakat Dukuh Glugo yaitu: 1) Glugo Desa Panggungharjo meningkat. Dengan
Melimpahnya potensi tanaman di sekitar yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan
bisa dijadikan bahan ecoprint Dukuh Glugo, lingkungan yang ada di sekitar masyarakat yang
Desa Panggungharjo yang belum dimanfaatkan berbasis kearifan lokal yang mendukung program
dengan baik. Oleh karena itu, perlu adanya pemerintah untuk mengelola sumber daya alam
inovasi baru untuk memanfaatkan potensi dan lingkungan secara baik dan berkelanjutan
tersebut dalam rangka meningkatkan ekonomi (Fadhil, n.d.). Dengan memanfaatkan potensi

146 Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

alam diupayakan dapat meningkatkan taraf mendorong ekonomi kreatif guna meningkatkan
hidup masyarakat. Peluang pekerjaan bagi taraf hidup masyarakat. Kegiatan ini diikuti oleh
masyarakat perlu diidentifikasi dan pendapatan sebanyak 35 peserta yang berasal dari kelompok
masyarakat ditingkatkan, serta munculnya Dasawisma Lili dan Kenanga, Dukuh Glugo, Desa
ide-ide inovatif untuk usaha baru dan peluang Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten
kerja bagi masyarakat (International Labour Bantul.
Organization, 2017). Oleh karena itu, adanya Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam
pemberdayaan kelompok-kelompok masyarakat PKM ini adalah: 1) Berbasis kelompok. Kelompok
perlu dilakukan. masyarakat akan digunakan sebagai media
Observasi yang telah dilakukan di lokasi pembelajaran dan pendampingan, perencanaan,
PKM ini menemukan bahwa potensi alam Dukuh pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Adapun
Glugo Desa Panggungharjo cukup melimpah, kelompok masyarakat sebagai mitra PKM ini
tetapi belum didukung dengan keterampilan adalah Dasawisma Lili dan Kenanga, Dukuh
masyarakat untuk memanfaatkannya masih Glugo, Panggungharjo; 2) Komprehensif.
rendah, sehingga mendorong adanya rencana Kegiatan PKM ini meliputi seluruh aspek dalam
kegiatan sebagai berikut: 1) Pelatihan ecoprint meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
bagi dua kelompok masyarakat (Kelompok dalam membuat ecoprint melalui pelatihan
Dasawisma Lili dan Dasawisma Kenanga) pembuatan ecoprint beserta pemasarannya,
Dukuh Glugo, Kecamatan Sewon, Kabupaten serta adanya pendampingan untuk memperkuat
Bantul; 2) Pembuatan video tutorial pembuatan kelompok dasawisma sebagai wadah kegiatan;
ecoprint yang diupload di media sosial; 3) 3) Berbasis potensi lokal. Kegiatan PKM ini akan
Pelatihan pemasaran online produk ecoprint menggunakan potensi lokal yang dimiliki Dukuh
bagi kelompok-kelompok dasawisma tersebut. Glugo yang berupa daun pohon jenitri, daun
Pelatihan teknik pembuatan ecoprint ditujukan jarak, daun ketepeng, daun jati, daun mahoni,
untuk memanfaatkan tanaman-tanaman yang daun jambu, daun mangga, dan sebagainya.
ada di sekitar Dukuh Glugo agar memiliki nilai Kegiatan PKM ini terdiri dari tiga tahapan
ekonomi yang tinggi. Teknik ecoprint merupakan yaitu pelatihan ecoprint, pembuatan video
proses untuk mentransfer warna dan bentuk tutorial teknik pembuatan ecoprint, dan
ke kain dengan cara menempelkan tanaman pelatihan pemasaran online yang ditunjukkan
yang memiliki pigmen warna di kain yang dalam Gambar 1.
kemudian direbus. Tanaman tersebut harus
mempunyai sensitifitas tinggi terhadap panas,
karena hal tersebut merupakan faktor penting
dalam mengekstraksi pigmen warna (Nissa &
Widiawati, 2008). Produk ecoprint tersebut
nantinya akan dipasarkan melalui media online
agar menjangkau masyarakat luas. Penggunaan
media online saat ini merupakan sarana yang
efektif dalam memasarkan produk sehingga
dapat mendorong peningkatan pendapatan per
kapita masyarakat di negara-negara sedang
berkembang (Swatman, 1996; Humphrey et.al.,
2003).

2. METODE
Kegiatan PKM ini berusaha untuk
memecahkan permasalahan rendahnya
keterampilan masyarakat untuk memanfaatkan
Gambar 1. Tahapan kegiatan PKM
potensi alam di lingkungan sekitar sehingga bisa

Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021 147


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

Setiap tahapan kegiatan PKM dilaksanakan ketepeng kebo, jarak kepyar, jarak wulung,
pada waktu yang berbeda. Serah terima hibah kesumba, ekor kucing, mahoni, kelengkeng,
barang yang berupa mesin kukus untuk digunakan biksa, kersen/talok direndam air hangat
oleh kelompok masyarakat tersebut pada saat selama 10 menit, kemudian ditiriskan,
pelatihan dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus lalu diolesi larutan tunjung dengan
2019. Pelatihan ecoprint diselenggarakan pada menggunakan kuas, didiamkan selama 10
tanggal 4 Agustus 2019. Sedangkan pelatihan menit, lalu dilap dan akhirnya daun siap
pemasaran online dilaksanakan terlebih dahulu untuk digunakan.
karena menyesuaikan dengan kegiatan kelompok
Apabila kain dan daun siap, maka langkah
masyarakat tersebut yaitu pada tanggal 30 April
berikutnya membentangkan plastik. Kain yang
2019.
sudah di-mordant in kemudian letakkan di
Pelatihan Ecoprint atas plastik. Daun yang sudah dipersiapkan
diletakkan di atas kain sesuai selera masing-
Sebelum dilakukan pelatihan ecoprint,
masing peserta. Tahap selanjutnya mencelupkan
terlebih dahulu kelompok Dasawisma Lili dan
kain ke pewarna alam yang akan digunakan
Kenanga diminta untuk menyiapkan daun
sebagai penutup kain yang sudah ditempeli
sebagai bahan pembuatan ecoprint. Berbagai
daun. Kain penutup yang sudah dicelupkan
macam daun tanaman yang mempunyai pigmen
ke dalam pewarna alam, diperas dan ditaruh
warna seperti daun manga, jati, eucalyptus,
di atas kain yang sudah di-mordan, kemudian
ketepeng, jambu, dan sebagainya dibawa pada
ditutup plastik. Kain kemudian dilipat dua dan
saat pelatihan dalam jumlah secukupnya. Bahan
digulung dengan kayu. Gulungan kain tersebut
dan peralatan sudah dipersiapkan oleh Tim
diikat menggunakan benang kasur atau rafia dan
PKM yang meliputi: satu lembar kain polos
kemudian dikukus menggunakan mesin kukus
berwarna putih (bisa menggunakan kain sutera
selama 1 sampai 1,5 jam. Gulungan yang sudah
atau kain mori/katun), kayu atau pipa logam
dikukus dikeluarkan dari mesin kukus setelah
untuk menggulung kain, tali atau benang untuk
1,5 jam dan dilepas tali ikatannya dan daun-
mengikat gulungan kain, gunting, steamer
daunnya, dan kemudian kain tersebut dijemur
(mesin pengukus) yang sudah dihibahkan oleh
di tempat yang teduh. Langkah terakhir teknik
Tim PKM kepada kedua dasawisma dan kompor
ecoprint ini adalah fiksasi yang dilakukan setelah
portable, cuka, pewarna alami, dan ember.
3-7 hari. Fiksasi bertujuan untuk mengunci zat
Tahapan yang harus dilakukan dalam warna alam golongan mordan dan juga berguna
membuat ecoprint sebagai berikut: untuk memberikan efek warna yang berbeda-
a. Persiapan media beda menurut zat fiksasi yang dipergunakan
Bahan pembuatan ecoprint yang perlu (Sardjono, 2010). Cara Fiksasi adalah dengan
dipersiapkan sebagai media yaitu: 1) melarutkan 14 gram tawas dalam 1 liter air
Mordant, scouring yang dimaksudkan agar panas. Kemudian ditunggu sampai dingin. Kain
bahan kimia pada kain hilang; 2) Mordant in direndam selama 5-10 menit, lalu diangkat dan
b. Persiapan daun diperas, kemudian kain dibilas dengan air bersih.
Setelah itu diangin-anginkan. Penggunaan bahan
Faktor penting dalam teknik pembuatan
yang ramah terhadap lingkungan dan bersifat
ecoprint adalah tanaman yang dipilih
non-toksik untuk fiksasi dapat mengurangi risiko
hendaknya memiliki sensitivitas tinggi
kerusakan lingkungan (Kuniasari & Maharani,
terhadap panas, agar mempermudah untuk
2015 dalam Pujilestari, 2015). Akhirnya kain
mengekstraksi pigmen warna (Nissa, 2008).
ecoprint siap untuk dipergunakan atau dijual
Dalam pembuatan ecoprint terdapat dua
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
perlakuan untuk jenis daun yang berbeda
yaitu: daun yang pasti mengeluarkan pigmen Pembuatan video tutorial ecoprint
misalnya daun jati, jenitri, eucalyptus, daun Salah satu luaran PKM ini adalah video
lanang/pedang-pedangan dibersihkan dan tutorial teknik pembuatan ecoprint. Video ini
dicuci; daun yang perlu di-treatment agar dibuat dengan tujuan agar kelompok masyarakat
mengeluarkan pigmen warna misalnya yang mengikuti pelatihan bisa lebih paham dan
148 Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021
Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

memproduksinya sendiri. Selain itu, masyarakat Tabel 1. Komposisi Peserta Berdasarkan Jenis
luas juga dapat mencoba untuk membuat Kelamin
ecoprint baik untuk kebutuhan sendiri maupun Jenis Kelamin Jumlah Persentase
untuk dijual untuk meningkatkan pendapatan Laki 0 0
mereka. Hal ini didukung oleh studi Nurfathiyah
Perempuan 35 100
dkk. (2011) yang menyimpulkan bahwa video
merupakan salah satu media elektronik yang
Tabel 2. Komposisi Peserta Berdasarkan Status
mampu memadukan teknologi audio dan visual
Perkawinan
sehingga menghasilkan suatu tayangan yang
dinamis dan menarik. Video ini diupload di Status Jumlah Persentase
media sosial agar bisa dilihat oleh masyarakat Menikah 31 88,6
luas. Belum/Tidak Menikah 4 11,4

Pelatihan pemasaran online produk ecoprint


Tabel 3. Komposisi Peserta Berdasarkan Tingkat
Untuk keberlanjutan pelatihan ecoprint Pendidikan
dan mendukung tercapainya tujuan pelatihan
Tingkat pendidikan Jumlah Persentase
ecoprint yaitu peningkatan pendapatan
Tamatan SD 4 11,4
masyarakat melalui ekonomi kreatif, maka perlu
diadakannya pelatihan pemasaran online agar Tamatan SMP 4 11,4
produk yang dihasilkan masyarakat sebagai Tamatan SMU atau sederajat 15 42,9
output dari pelatihan dapat dijual sehingga Tamatan D3 atau sederajat 11 31,4
memberi tambahan pendapatan masyarakat. Tamatan S1 atau sederajat 1 2,9
Menurut Sanjaya & Tarigan (2009), yang
Tamatan S2 atau sederajat 0 0
dimaksud pemasaran online adalah aktivitas
Lainnya 0 0
pemasaran yang meliputi branding yang
menggunakan berbagai media online seperti
Pelatihan ecoprint diikuti oleh sebanyak 35
blog, email, website, atau sosial media.Pelatihan
peserta yang berasal dari kelompok Dasawisma
ini diadakan dalam rangkaian pelatihan
Lili dan Kenanga, Dukuh Glugo, Panggungharjo,
pembuatan ecoprint, sehingga masyarakat
Bantul.
tidak hanya bisa menghasilkan barang yang
bernilai jual tinggi tetapi harapannya mereka Berdasarkan jenis kelamin, hampir seluruh
juga bisa memasarkannya sehingga memperoleh peserta pelatihan ecoprint berjenis kelamin
pendapatan. perempuan. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 2 menunjukkan terdapat sebanyak
88,6 persen dari seluruh peserta pelatihan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
ecoprint sudah menikah, sedangkan 11,4 persen
Karakteristik Peserta Pelatihan Ecoprint sisanya belum atau tidak menikah.
Pembuatan ecoprint sangat tergantung Berdasarkan tingkat pendidikan, sebanyak
pada ketersediaan bahan alami yang digunakan 42,9 persen dari seluruh peserta berpendidikan
sebagai bahan baku utama ecoprint. Bahan baku Sekolah Menengah Atas (SMA). Terdapat 31,4
utama pembuatan ecoprint adalah dedaunan persen peserta berpendidikan D3 atau sederajat.
dan pewarna alami yang tidak dimanfaatkan Hanya sebanyak 11,4 persen masing-masing
oleh masyarakat di sekitarnya. Oleh karena yang berpendidikan SD dan SMP atau sederajat
itu, sebelum melaksanakan pelatihan, tim (ditunjukkan dalam Tabel 3).
pelaksana Pengabdian Kemitraan Masyarakat Terdapat sebanyak 65,7 persen dari seluruh
(PKM) melakukan observasi terlebih dahulu ke peserta pelatihan ecoprint tidak memiliki
lokasi yaitu di Sorowajan, Dukuh Glugo, Desa bekal ketrampilan tertentu. Sedangkan 34,3
Panggungharjo Sewon, Kabupaten Bantul untuk persen peserta memiliki keterampilan tertentu,
mengidentifikasi potensi alam untuk dijadikan diantaranya keterampilan membuat kalung
bahan utama ecoprint. batik, membuat kue, membuat sibori, dan
menjahit. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel 4.
Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021 149
Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

Tabel 4. Komposisi Peserta Berdasarkan Tabel 7. Komposisi Peserta Berdasarkan


Ketrampilan Tertentu Keterlibatan dengan Pelatihan Pemasaran
Jenis ketrampilan/ Keterlibatan dalam
Jumlah Persentase
keahlian tertentu pelatihan pemasaran Jumlah Persentase
Membuat batik 12 34,3 (termasuk online)
Membuat kue Pernah 30 85.7
Membuat sibori Tidak Pernah 5 14.3
Menjahit
Tabel 8. Komposisi peserta berdasarkan
Tidak memiliki 23 65,7
pembelian produk dari media online
Pernah tidaknya
Tabel 5. Komposisi Peserta Berdasarkan
membeli produk Jumlah Persentase
Keterlibatan dengan Pelatihan Tertentu melalui media online
Keterlibatan Jumlah Persentase Tidak 9 25.7
Pernah mengikuti 10 28,6 Ya 26 74.3
pelatihan tertentu
Tidak Pernah 25 71,4
Pelaksanaan Pelatihan Pembuatan Ecoprint
Tabel 6. Komposisi Peserta Berdasarkan Kualitas ecoprint sangat tergantung pada
Keterlibatan dengan Usaha bahan alami yang digunakan sebagai bahan
Jenis usaha Jumlah Persentase baku utama ecoprint dan proses pembuatannya.
Usaha formal 0 0
Bahan baku utama pembuatan ecoprint adalah
berbagai jenis daun-daunan yang tersedia
Usaha informal 10 28,6
di sekitarnya. Oleh karena itu, sebelum
Tidak terlibat 25 71,4 melaksanakan pelatihan, tim pelaksana
pemberdayaan masyarakat melakukan
Berdasarkan keterlibatan dengan pelatihan observasi terlebih dahulu ke lokasi yaitu di
tertentu, tabel 5 menunjukkan terdapat 28,6 Sorowajan, Dukuh Glugo, Desa Panggungharjo.
persen dari seluruh peserta pernah mengikuti Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul untuk
pelatihan tertentu, sedangkan 71,4 persen mengidentifikasi jenis daun yang dapat
sisanya tidak pernah mengikuti pelatihan dijadikan bahan utama ecoprint.
tertentu. Alat utama pembuatan ecoprint adalah
Seluruh peserta pelatihan ecoprint belum alat kukus kain yang sudah ditempeli daun
terlibat dalam usaha formal sampai saat ini. nantinya. Semakin baik kualitas alat kukus
Terdapat 71,4 persen dari seluruh peserta juga yang ditunjukkan dengan panas yang merata,
tidak terlibat dalam usaha formal maupun sehingga menghasilkan ecoprint yang
informal. Sedangkan sebanyak 28,6 persen dari berkualitas baik. Oleh karena itu, pada tanggal
seluruh peserta terlibat dalam usaha informal 3 Agustus 2019 dilakukan serah terima hibah
(ditunjukkan dalam Tabel 6). barang yang berupa mesin kukus berisi 10 tray
Tabel 7 menunjukkan bahwa berdasarkan untuk kelompok masyarakat yang terasuk dalam
keterlibatan dalam pelatihan pemasaran Dasawisma Lili dan Kenanga di Sorowajan,
(termasuk pemasaran online), sebanyak 85,7 Dukuh Glugo, Panggungharjo Sewon Bantul.
persen peserta pernah mengikuti pelatihan Jumlah tray yang banyak ditujukan agar dapat
pemasaran, sedangkan sisanya 14,3 persen tidak memuat gulungan kain dalam jumlah banyak.
pernah mengikuti pelatihan pemasaran. Serah terima hibah barang ini dihadiri sekitar
Sebanyak 74,3 persen peserta menyatakan 20 orang wakil dari masing-masing dasawisma
pernah belanja melalui media online, sedangkan dan dihadiri oleh kepala Dukuh Glugo, Ketua
sisanya sebanyak 25,7 persen menyatakan tidak RT 12 Sorowajan, ketua Dasawisma Lili, dan
pernah belanja melalui media online. Hal ini Kenanga. Dalam acara ini ditandatangani
ditunjukkan dalam Tabel 8. berita acara serah terima hibah barang yang

150 Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

didanai oleh Kemenristek DIKTI dalam rangka Penjelasan mengenai tata cara pembuatan
pelaksanaan Program Kemitraan Masyarakat ecoprint dengan pewarna alam disampaikan
ini. sebelum melakukan praktik pembuatan
Pelatihan pembuatan ecoprint dilakukan ecoprint. Masing-masing peserta dibagikan alat
di rumah salah satu warga pada tanggal 4 dan bahan yang telas disiapkan sebelumnya
Agustus 2019 pukul 09.00. Adapun pelaksanaan yang meliputi berbagai macam daun yang telah
pelatihan pembuatan ecoprint di Sorowajan, disediakan dan dibawa oleh peserta, cairan
Dukuh Glugo, Kecamatan Sewon, Kabupaten tunjung, dan kain untuk mengelap daun. Para
Bantul adalah sebagai berikut: Di awal pelatihan, peserta mulai melakukan langkah demi langkah
peserta yang sudah diminta untuk membawa pembuatan ecoprint dengan bantuan instruktur
beberapa lembar daun dan menyiapkan alat yang dan Tim PKM (ditunjukkan dalam Gambar 2).
dibutuhkan untuk membuat ecoprint. Masing- Langkah awal yang harus dilakukan peserta
masing peserta sudah membawa beberapa adalah mencelupkan beberapa jenis daun dalam
lembar daun seperti daun jati, daun jenitri, daun cairan tunjung. Seluruh permukaan daun harus
jarak, daun ketapang, daun jati, daun mahoni, basah sampai merata di kedua sisinya (dapat
daun jambu, daun mangga, dan sebagainya dilihat pada Gambar 3).
untuk dijadikan motif di atas kain.

Gambar 2: Pengantar pembuatan ecoprint oleh instruktur dan pemilahan daun

Gambar 3. Peserta Mencelupkan Beberapa Jenis Daun dalam Cairan Tunjung dan Mencelupkan Kain
Sutra dalam Cairan Pewarna Alam

Gambar 4. Peserta Menggelar Kain yang Sudah Dicelup Pewarna Alami di Atas Plastik dan Menata
Daun di Atas Kain Tersebut

Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021 151


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

Daun yang sudah basah secara merata, Gambar 6). Setelah mereka selesai mengisi,
dilap dengan kain agar tidak terlalu basah saat mereka dipersilakan untuk istirahat menikmati
diletakkan di atas kain nantinya. Sementara itu hidangan yang telah disediakan sambil mereka
beberapa peserta lain mencelupkan kain sutra berkonsultasi dengan instruktur terkait dengan
dalam pewarna alami. Gambar 4 menunjukkan cara, alat, dan bahan pembuatan ecoprint.
tahapan berikutnya adalah menggelar plastik Respon peserta menunjukkan bahwa sebagian
untuk melapisi kain yang sudah dicelup besar tertarik untuk menjadikan produk ecoprint
sebelumnya dalam cairan pewarna alami. Dengan sebagai tambahan penghasilan bagi mereka.
bantuan instruktur dan Tim PKM, peserta Mereka dengan antusias bertanya dan ingin
menata daun-daun di kain yang ditunjukkan mencobanya kembali sebelum nantinya dijual
dalam Gambar 4. Apabila daun telah tertata melalui kelompok usaha mereka. Setelah 1,5
dengan rapi, maka kain dibagi dilipat menjadi jam dikukus, gulungan kain diambil dari mesin
dua sama besar dan dilapisi plastik kembali. Kain kukus dan kemudian dilepas rafia dan kayu
beserta plastik kembali dilipat menjadi 4 bagian gulungannya. Mereka kemudian mengambil
sama besar lalu digulung dengan bantuan kayu daun-daun dari kainnya dan kain siap untuk
bulat lalu diikat dengan menggunakan rafia. diangin-anginkan atau dijemur di tempat yang
Gambar 5 menunjukkan gulungan kain yang teduh (ditunjukkan dalam Gambar 6).
diikat dengan menggunakan rafia dengan merata Apabila semua daun sudah dilepas dari
dan ketat, lalu dimasukkan ke dalam mesin kukus kain, maka kain akan menjadi bermotif daun
yang sudah dihibahkan oleh Tim PKM kepada dengan warna yang beraneka ragam tergantung
Dasawisma Lili dan Kenanga sebagai mitra dari jenis daun. Pigmen warna pada tanaman
PKM pada hari sebelumnya. Proses pengukusan dapat mempengaruhi hasil eksplorasi (Husna,
tersebut membutuhkan waktu 1,5 jam. 2016). Setelah melihat hasil pelatihan ecoprint,
Proses pengukusan membutuhkan waktu hampir semua peserta merasa puas dengan hasil
1,5 jam, sehingga sambal menunggu hasil karyanya (ditunjukkan dalam Gambar 7). Untuk
pengukusan, peserta diminta untuk mengisi selanjutnya akan diadakan pendampingan
kuesioner yang berisi tentang data sosial kembali agar kualitas hasil ecoprintnya menjadi
ekonomi dan motivasi serta pengetahuan semakin baik dan layak jual dengan harga yang
mereka tentang ecoprint (ditunjukkan pada cukup tinggi

Gambar 5: Kain Digulung dan Diikat Tali lalu Dimasukkan ke dalam Mesin Kukus

Gambar 6: Peserta Menunggu Hasil Pengukusan Sambal Mengisi Kuesioner dan Setelah 1,5 Jam
Gulungan Dibuka dan Daun Dilepaskan Dari Kain

152 Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

Gambar 7: Peserta menjemur dan memamerkan hasil pelatihan ecoprint mereka

Pembuatan Video Tutorial Pembuatan Pelatihan Pemasaran


Ecoprint Pelatihan pemasaran ini merupakan
Salah satu luaran kegiatan PKM ini adalah rangkaian kegiatan PKM yang bertujuan untuk
video tutorial pembuatan ecoprint. Video mendukung kegiatan pelatihan ecoprint.
ini ditujukan agar masyarakat luas dapat Pelatihan pemasaran ini bertujuan untuk
membuat produk ecoprint dengan mudah mempermudah kelompok usaha yang terbentuk
dengan menggunakan tanaman di sekitarnya dalam memasarkan produk ecoprintnya. Hal
sehingga mereka dapat memproduksi sendiri ini secara tidak langsung agar pendapatan
setelah menyaksikan video tersebut dan masyarakat meningkat melalui ekonomi kreatif.
mempraktekkannya melalui pelatihan. Gambar 8 Pelatihan pemasaran online ini diadakan pada
menunjukkan video tutorial pembuatan ecoprint tanggal 30 April 2019 dengan dihadiri anggota
ini bisa dibuka di website berikut: https://www. Dasawisma Lili dan Kenanga Dukuh Glugo, Sewon
youtube.com/watch?v=ZBSkXbdANfY Bantul. Selama acara berlangsung, para peserta
Dengan berbagai rangkaian kegiatan antusias mengikuti dan bertanya berbagai
pemberdayaan masyarakat yang berupa hal terkait dengan pemasaran online. Pada
pelatihan ecoprint beserta pelatihan pemasaran kesempatan yang sama, dibentuklah kelompok
diharapkan dapat meningkatkan kapasitas Usaha UMKM dengan nama Liken Ecoprint dan
masyarakat terutama ibu-ibu Dasawisma Lili disetujui beberapa aturan dan Rencana Anggaran
dan Kenanga di Dukuh Glugo dalam mendorong Belanja (RAB) dalam kelompok usaha tersebut.
ekonomi kreatif melalui pemanfaatan potensi di Pembuatan Instagram “uniqueecoprint”
sekitarnya sehingga dapat meningkatkan nilai dilakukan agar menjadi media pemasaran online
tambah suatu produk yang layak jual dengan sebagai media untuk memasarkan produk
harga yang cukup tinggi di pasaran. Hal ini ecoprint para anggota Dasawisma Lili Kenanga
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat (dapat dilihat pada Gambar 9).
khususnya di Dukuh Glugo sebagai mitra PKM
yang didanai oleh DRPM DIKTI.

Gambar 8: Video Tutorial Pembuatan Ecoprint Gambar 9: Pelatihan Pemasaran dan Instagram
Uniqueecoprint

Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021 153


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

Evaluasi Pasca Pelatihan dan sudah mengetahui dan memanfaatkan apa


Untuk mengetahui apakah pelatihan yang ada di sekitar tempat tinggal mereka dalam
ecoprint dan pemasaran bermanfaat bagi peserta kegiatan ekonomi. Sisanya sebesar 22,9 persen
pelatihan, maka dilakukan evaluasi sebelum dan dari seluruh peserta sudah mengetahui, tetapi
sesudah adanya pelatihan terkait pengetahuan tidak memanfaatkan lingkungan sekitar tempat
tentang manfaat lingkungan, ecoprint, motivasi, tinggal mereka. Setelah dilakukan pelatihan,
manfaat ecoprint, pemasaran, pemasaran online, sebanyak 5,7 persen peserta hanya mendengar
efektivitas media online, dan kemanfaatan media tetapi belum tahu apa yang bisa dimanfaatkan.
online. Sebanyak 8,6 persen sudah tahu tapi tidak
memanfaatkannya, dan sebanyak 85,7 persen
Berdasarkan pengetahuan tentang
sudah mengetahui dan sudah memanfaatkannya
pemanfaatan lingkungan, sebelum adanya
dalam kegiatan ekonomi. Dengan demikian
pelatihan terdapat 40,0 persen dari seluruh
dapat disimpulkan bahwa dengan adanya
peserta pelatihan ecoprint hanya mendengar
pelatihan memberi wawasan kepada peserta
tetapi belum mengetahui apa yang bisa
bahwa lingkungan di sekitar dapat dimanfaatkan
dimanfaatkan dari lingkungan di sekitar tempat
untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
tinggal mereka. Masing-masing 5,7 persen belum
(dapat dilihat pada Tabel 9).
mengetahui tentang pemanfaatan lingkungan

Tabel 9. Komposisi Peserta Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pemanfaatan Lingkungan


Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
Pengetahuan tentang pemanfaatan lingkungan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Belum tahu 2 5,7 0 0
Hanya mendengar tetapi belum tahu apa yang bisa 14 40,0 2 5,7
dimanfaatkan
Sudah tahu tapi tidak memanfaatkannya 8 22,9 3 8.6
Sudah mengetahui dan sudah memanfaatkannya 11 31,4 30 85,7
dalam kegiatan ekonomi

Tabel 10. Komposisi Peserta Berdasarkan Pengetahuan Tentang Ecoprint


Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
Pengetahuan tentang ecoprint
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Belum tahu 3 8,6 0 0
Hanya mendengar tetapi belum tahu seperti apa 5 14,3 0 0
Sudah tahu tapi tidak mengetahui cara pembuatannya 15 42,9 1 2,8
Sudah mengetahui cara pembuatan ecoprint 12 34,3 34 97,2

Tabel 11. Komposisi Peserta Berdasarkan Motivasi Mengikuti Pelatihan


Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
Motivasi
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Hanya ingin tau saja 1 2,8 0 0
Ingin mempraktekkan agar bisa memproduksi untuk 5 14,3 3 8,6
diri sendiri atau keluarga
Ingin mempraktekkan dan nantinya bisa dijual 25 71,4 29 82,9
Ingin mempraktekkan dan nantinya bisa memproduksi 3 8,6 2 5,7
masal
Ingin mempraktekkan dan nantinya mempekerjakan 1 2,8 1 2,8
orang untuk memproduksinya

154 Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

dan nantinya akan mempekerjakan orang


Tabel 10 menunjukkan bahwa berdasarkan untuk memproduksinya. Sedangkan tadinya
pengetahuan tentang ecoprint, dengan adanya terdapat 2,9 persen dari seluruh responden
pelatihan ecoprint menjadikan peserta yang hanya ingin tau saja, tetapi setelah mengikuti
tadinya belum mengetahui tentang ecoprint pelatihan mereka lebih ingin memproduksi dan
sebanyak 8,6 persen menjadi paham tentang menjualnya (ditunjukkan dalam Tabel 11).
ecoprint. Sebanyak 14,3 persen dari seluruh Berdasarkan persepsi peserta tenteng
peserta hanya mendengar, tetapi belum manfaat pelatihan ecoprint, sebelum mengikuti
mengetahui apa yang dimaksud dengan ecoprint pelatihan sebanyak 85,7 persen dari seluruh
sebelum ada pelatihan. Sebanyak 42,9 persen peserta berpendapat bahwa pelatihan tersebut
dari peserta sudah tahu tapi tidak mengetahui bermanfaat bagi mereka. Setelah mengikuti
cara pembuatannya menjadi mengetahui cara pelatihan tersebut, seluruh peserta beranggapan
pembuatan ecoprint yaitu sebanyak 97,2. bahwa pelatihan tersebut sangat bermanfaat.
Dilihat dari komposisi peserta berdasarkan Dengan mengikuti pelatihan mereka dapat
motivasi mereka mengikuti pelatihan ecoprint, menambah pengetahuan serta ketrampilan
semula 71,4 persen menjadi 82,9 persen dari karena mereka belum pernah mendapatkan
seluruh peserta termotivasi karena mereka pelatihan ecoprint sebelumnya (dapat dilihat
ingin mempraktikkan dan nantinya mereka akan pada Tabel 12).
menjual produk ecoprint mereka jika hasil mereka Berdasarkan pengetahuan peserta tentang
sudah cukup bagus dan layak jual. Sebanyak 14,3 pemasaran, sebanyak 25,7 persen sudah
persen peserta ingin mempraktekkan sendiri mengetahui, tetapi tidak mengetahui cara
dalam membuat ecoprint agar bisa memproduksi pemasarannya sebelum mereka mengikuti
untuk diri sendiri ataupun untuk keluarga pelatihan pemasaran. Setelah mengikuti
mereka. Proporsi ini berkurang setelah adanya pemasaran, mereka ingin mempraktikkan
pelatihan, hal ini dimungkinkan karena setelah dan nantinya bisa dipasarkan yaitu sebanyak
melihat hasil pelatihan yang mereka lakukan 68,7 persen jauh berbeda dengan sebelum
mereka menjadi ingin menjualnya. Terdapat diadakannya pelatihan pemasaran (ditunjukkan
2,8 persen peserta ingin mempraktekkan pada Tabel 13),

Tabel 12. Persepsi Peserta Tentang Manfaat Pelatihan Ecoprint


Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
Persepsi Peserta
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Bermanfaat 30 85,7 35 100
Tidak Bermanfaat 5 14,3 0 0

Tabel 13. Komposisi Peserta Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pemasaran


Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
Pengetahuan tentang pemasaran
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Belum tahu 4 11.4 0 0
Hanya mendengar tetapi belum tahu seperti apa 8 22.9 0 0
Sudah tahu tapi tidak mengetahui cara pemasarannya 9 25.7 2 5,7
Sudah mengetahui cara pemasaran 5 14.3 6 17,1
Ingin mempraktekkan dan nantinya bisa dipasarkan 4 11.4 24 68,7
Ingin mempraktekkan dan nantinya bisa memasarkan 5 14.3 2 5,7
masal
Ingin mempraktekkan dan nantinya mempekerjakan 4 11.4 1 2,8
orang untuk memasarkan

Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021 155


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

Tabel 14. Komposisi Peserta Berdasarkan Pengetahuan Tentang Pemasaran Online


Pengetahuan tentang pemasaran Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Belum tahu 11 31.4 0 0
Hanya mendengar tetapi belum tahu seperti apa 7 20.0 1 2,8
Sudah tahu tapi tidak mengetahui cara pemasarannya 7 20.0 1 2,8
Sudah mengetahui cara pemasaran 3 8.6 5 14,4
Ingin mempraktekkan dan nantinya bisa dipasarkan 5 14.3 23 65,7
Ingin mempraktekkan dan nantinya bisa memasarkan 1 2.9 3 8,6
masal
Ingin mempraktekkan dan nantinya mempekerjakan 1 2.9 2 5,7
orang untuk memasarkan

Tabel 15. Komposisi Peserta Berdasarkan Penggunaan Media Online


Pengetahuan tentang Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
pemasaran Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Facebook 8 22.9 8 22,9
Instagram 18 51.4 23 65,7
Line 3 8.6 3 8,6
Lainnya 6 17.1 1 2,8

Tabel 16. Komposisi Peserta Berdasarkan Persepsi Tentang Efektivitas Media Online
Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
Efektivitas media online
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Tidak 4 11.4 0 0
Ya 31 88.6 35 100

Tabel 17. Komposisi Peserta Berdasarkan Kemanfaatan Media Online


Merasa mendapatkan Sebelum Pelatihan Sesudah Pelatihan
manfaat dari media online Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Tidak 1 2.9 0 0
Ya 34 97.1 35 100

Berdasarkan pengetahuan peserta tentang pemasaran sebanyak 51,4 persen menggunakan


pemasaran, sebelum mengikuti pelatihan Instagram, meningkat menjadi 65, 7 persen yang
sebanyak 20,0 persen sudah mengetahui tapi menggunakan Instagram dikarenakan dalam
tidak mengetahui cara pemasarannya dan memasarkan ecoprint akan digunakan Instagram
hanya mendengar tetapi belum tahu seperti apa. sebagai media pemasarannya (ditunjukkan pada
Setelah mengikuti pelatihan pemasaran, semula Tabel 15),
terdapat 14,3 persen menjadi 65,7 persen Sebelum mengikuti pelatihan pemasaran,
peserta ingin mempraktikkan dan nantinya sebanyak 88,6 persen peserta menyatakan
bisa dipasarkan. Sebanyak 31,4 persen belum bahwa media online efektif untuk memasarkan
mengetahui tentang pemasaran (ditunjukkan produk, sedangkan sisanya sebanyak 11,4
pada Tabel 14),. persen menyatakan media online tidak efektif.
Berdasarkan penggunaan media online, Akan tetapi setelah mengikuti pelatihan, seluruh
jenis media online yang digunakan sebagai media peserta menyadari bahwa media online cukup

156 Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

efektif untuk memasarkan produk (dapat dilihat pembuatan video tersebut adalah terwujudnya
pada Tabel 16). pembelajaran online tentang pembuatan
Sebanyak 97,1 persen peserta menyatakan ecoprint. Selain ditujukan bagi warga masyarakat
mendapatkan manfaat dari media online, sedang- Dukuh Glugo, video ini juga bisa dimanfaatkan
kan sisanya sebanyak 2,9 persen menyatakan tidak oleh masyarakat luas pengguna media sosial agar
mendapatkan manfaat dari media online sebelum dapat membuat ecoprint sendiri dengan bahan
adanya pelatihan. Akan tetapi setelah ada pela- alami di sekitarnya. Dengan adanya program
tihan, seluru peserta merasakan manfaat media PKM ini, masyarakat luas khususnya masyarakat
online. Mereka beranggapan bahwa pelatihan Dukuh Glugo, Panggungungharjo, Sewon dapat
tersebut dapat menambah pengetahuan serta ket- membuat ecoprint dan memproduksinya dalam
erampilan bagi mereka dikarenakan mereka belum jumlah yang besar. Hal ini ditunjang dengan
pernah mendapatkan pelatihan pemasaran online
kegiatan pelatihan pemasaran online sehingga
sebelumnya (ditunjukkan pada Tabel 17).
masyarakat dapat menjual produk ecoprintnya
melalui media sosial sehingga meningkatkan
4. SIMPULAN kesejahteraan rumah tangganya. Dengan
Potensi alam di lingkungan sekitar Dukuh serangkaian kegiatan PKM ini diharapkan
Glugo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul dapat mendorong ekonomi kreatif dengan
yang belum dimanfaatkan dan dalam rangka memanfaatkan potensi alam di sekitarnya, yang
mendorong ekonomi kreatif, maka dilaksanakan secara langsung dapat meningkatkan taraf hidup
pelatihan pembuatan ecoprint. Pelatihan ini masyarakat.
bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
kelompok Dasawisma Lili dan Kenanga di Dukuh 5. UCAPAN TERIMA KASIH
Glugo yang secara tidak langsung memberikan
Ucapan terima kasih diucapkan kepada
manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
DRPM Dikti yang telah memberikan dana
Dengan meningkatnya keterampilan ibu-ibu
Hibah Program Kemitraan Masyarakat ini,
dasawisma dalam membuat produk ecoprint
sehingga kegiatan ini dapat berjalan dengan
dapat meningkatkan nilai tambah produk yang
lancar. Demikian juga ucapan terimakasih
dibuat dengan menggunakan potensi desa dan
dihaturkan kepada Pemerintah Daerah Desa
kearifan lokal sehingga masyarakat tidak hanya
Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten
tergantung dari penghasilan kepala rumah
Bantul yang telah mendukung terselenggaranya
tangga. Hasil dari kegiatan pemberdayaan
program ini, sehingga masyarakat di Dukuh
masyarakat ini adalah meningkatnya kapasitas
Glugo dapat meningkatkan keterampilan dengan
masyarakat dalam memproduksi ecoprint.
memanfaatkan potensi alam di sekitarnya,
Pelatihan ecoprint ini juga didukung dengan sehingga mendorong ekonomi kreatif di
pembuatan video tutorial ecoprint. Hasil dari daerahnya.

DAFTAR PUSTAKA
Arjana, G.B., (2016). Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Desa Panggungharjo (2017). Data Monografi Desa Paggungharjo Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
DIY.
Fadhil, S. (n.d.). Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan Berbasis Pengetahuan dan Kearifan
Lokal (Local Wisdom) di Kalimantan, 72–92. Retrieved from https://media.neliti.com/media/
publications/196010-ID-pengelolaan-sumber-daya-alam-dan-lingkun.pdf
Humphrey J, Mansell R, Paré D, Schmitz H (2003). Reality of E-Commerce with Developing Countries.
London School of Economics, London, UK.
Husna, F. (2016). Eksplorasi Teknik Eco Dyeing dengan Tanaman sebagai Pewarna. In e-Proceeding of
Art & Design (Vol. 3, pp. 280–293).

Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021 157


Saptutyningsih dan Wardani - Mendorong Ekonomi Kreatif Melalui ...

International Labour Organization (2017). Pelatihan Keterampilan Pedesaan: Manual Generik


Pelatihan untuk Pemberdayaan Ekonomi Pedesaan (TREE).
Nissa, R. & Widiawati, D. (2008). Pewarna Alami untuk Produk Fashion. Jurnal Tingkat Sarjana Bidang
Senirupa Dan Desain, 1–7. Diakses dari http://jurnal-s1.fsrd.itb.ac.id/index.php/craft/article/
view/479/415
Nurfathiyah, P., Mara, A., Siata, R., & Farida, A. (2011). Pemanfaatan Video sebagai Media Penyebaran
Inovasi Pertanian. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, (52), 30–36.
Pujilestari, T. (2015). Review: Sumber dan Pemanfaatan Zat Warna Alam untuk Keperluan Industri.
Jurnal Dinamika Kerajinan dan Batik, 32(2), 93-106. Yogyakarta.
Sardjono (2010). Teknologi Pewarnaan Batik Zat Warna Alam. Yogyakarta: Balai Besar Kerajinan dan
Batik.
Sanjaya, Ridwan dan Josua Tarigan. (2009). Creative Digital Marketing. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Swatman PMC (1996). Electronic Commerce: Origins and Future Directions, 1st Australian DAMA
Conference, Melbourne, Australia.

158 Warta LPM, Vol. 24, No. 1, Januari 2021

You might also like