Professional Documents
Culture Documents
*winapartiwi07@gmail.com
**heri.19782000@gmail.com
Abstract. Biocoal briquettes are a type of briquette product that uses coal and biomass as raw
materials, either with or without binders or other additives. Many studies have been conducted to
utilize coal with low calorific value, especially research in the manufacture of briquettes because
it is simple, practical, economical and effective and efficient to use. Departing from the above
thoughts, several ideas emerged to improve the quality of local coal. The business is by mixing
local coal from CV. Bara Mitra Kencana which is Seam 1 coal which has a calorie of 4800 Kcal/Kg
with coconut shell using an adhesive/binder, while the adhesive used is tapioca flour, with a mixed
composition of 50%, 65% and 80% coal. , 35%, 25% and 15% biomass, 15%, 10% and 5% binders.
From the three compositions of the mixture obtained the value of proximate analysis and
combustion test. The study concluded that the proximate analysis of B1 briquettes has a calorific
value of 5,617.52 Kcal/Kg, ash content 23.65%, inherent moisture 6.13%, total moisture 5.49%,
volatile matter 28.41% and fixed carbon 41. ,81%, B2 briquettes have a calorific value of 5,236.26
Kcal/Kg, ash content 27,88%, inherent moisture 5.43%, total moisture 5.28%, volatile matter
28.88% and fixed carbon 37.81%, and B3 briquettes have a calorific value of 5.107.75 Kcal/Kg,
ash content 31.76%, inherent moisture 4.57%, total moisture 4.6%, volatile matter 30.61% and
fixed carbon 33 0.06%.
Berdasarkaan data dari Badan Geologi, Berangkat dari pemikiran diatas, maka
Kementerian ESDM tahun 2019, cadangan muncul beberapa pemikiran untuk meningkatkan
batubara di Indonesia berjumlah 60 miliar ton, kualitas dari batubara lokal. Usaha tersebut yaitu
dan 85% diantaranya merupakan batubara muda dengan mencampur batubara lokal dari CV. Bara
dengan kualitas rendah. Oleh sebab itu, Mitra Kencana yang merupakan batubara Seam
dibutuhkan suatu teknologi pemanfaatan 1 yang memiliki kalori sebesar 4800 an Kcal/Kg
batubara kualitas rendah sehingga dapat dengan tempurung kelapa yang menggunakan
dijadikan sebagai salah satu sumber energi yang bahan perekat/binder, sedangkan bahan perekat
tidak hanya murah tetapi juga ramah lingkungan. yang digunakan adalah menggunakan tepung
tapioka, dengan komposisi campurannya adalah
Salah satu potensi energi alternatif di batubara 50%, 65% dan 80%, biomas 35%, 25%
Indonesia adalah briket. Briket (briquette) dan 15%, bahan pengikat 15%, 10% dan 5%.
diartikan sebagai bahan bakar yang berwujud Dari ketiga briket tersebut diuji nilai
padat dan dibuat dari berbagai bahan dasar dari proksimatnya.
sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami
proses pemampatan dengan daya tekan tertentu 2 Tinjauan Pustaka
[5]. Menurut Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral, No. 47 Tahun 2006, 2.1 Lokasi Penelitian
briket biobatubara adalah jenis produk briket
yang menggunakan bahan baku batubara dan CV. Bara Mitra Kencana merupakan
biomassa, baik dengan atau tanpa bahan pengikat perusahaan bergerak dibidang pertambangan dan
267
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.
2.4.3 Sub-bituminous
268
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.
rendah rendah yaitu antara 4611 kcal/kg – 5833 tetes tebu, hasilnya menunjukkan briket
kcal/kg, oleh karenanya menjadi sumber panas yang menggunakan bahan perekat tapioka relatif lebih
kurang efisien dibandingkan dengan bituminous. baik. Pembuatan “adonan perekat” dari tepung
tapioka dengan air juga harus diperhatikan sehingga
2.4.4 Bituminous benar-benar matang dan kental.
269
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.
Tabel 2. Data Pengujian Free Moisture Sampel Dari hasil pengujian proksimat dan kalori pada
Batubara dan Arang Yempurung Kelapa batubara seam 1 didapatkan hasil kualitas seperti pada
tabel 7. Nilai Kalori dari batubara seam 1 sebesar
4.881,71 Kcal/Kg, kandungan abu sebesar 37,86%, ini
cukup besar dikarenakan batubara seam 1 merupakan
batubara kualitas rendah dan banyak mengandung
pengotor, inheren moisture sebanyak 2,8%, total
moisture 2,62%, volatile matter 30,54%, dan fixed
carbon sebesar 28,8%. Sedangkan arang tempurung
kelapa memiliki kalori 7.059,62 Kcal/Kg, kandungan
4.1.2 Pengujiam Residual Moisture abu sebesar 5,14%, inheren moisture 4,02%, total
moisture 20,07%, volatile matter 26,02%, dan fixed
Pengujian ini dilakukan dengan cara sampel batubara, carbon 64,82%.
arang tempurung kelapa dan biobriket batubara yang
berukuran ≤ 2,34 mm (60 mess), dipanaskan 4.2 Hasil Pengujian Kualitas Briket Biobatubara
menggunakan oven hingga berat sampel menjadi
konstan dengan suhu 105 ᶱC. 4.2.1 Pengujian free moisture
Tabel 7. Data Pengujian Free Moisture Briket
Tabel 3. Data Pengujian Residual Moisture Sampel Biobatubara
Batubara dan Arang Yempurung Kelapa
270
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.
271
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.
sedangkan briket B3 memiliki jumlah arang briket dengan komposisi batubara terbanyak akan
tempurung kelapa lebih sedikit, sehingga nilai kalori memiliki volatile matter paling tinggi juga dibanding
yang bertambah pun sedikit. briket lainnya.
Gambar 12. Grafik Pengujian Volatile Matter Briket Gambar 13. Grafik Pengujian Fixed Carbon Briket
Biobatubara Biobatubara
Dari hasil pengujian didapatkan briket B1 Dari hasil pengolahan untuk mencari nilai fixed
memiliki zat terbang paling sedikit yaitu 28,41% dan carbon didapatkan briket B1 memiliki fixed carbon
briket B3 memiliki zat terbang paling banyak yaitu paling tinggi dikarenakan briket B1 memiliki kalori
30,61%, hal ini terjadi karena briket B1 memiliki paling tinggi dan briket B3 memiliki fixed carbon
komposisi batubara dengan persentase paling sedikit paling rendah dikarenakan briket B3 memiliki kalori
dibanding dengan briket lainnya yaitu sebanyak 50% paling rendah.
saja, sedangkan briket B3 memiliki komposisi
batubara paling banyak yaitu sebanyak 80% , bisa
dilihat dari hasil volatile matter dari batubara sangat
tinggi yaitu sebanyak 30,54% yang mengakibatkan
272
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.
[8] Kasim, T., & Prabowo, H. (2007). Peningkatan [17] Umar, Husein. 1998. Riset Sumber Daya
Nilai Kalori Brown Coal Menggunakan Katalis Manusia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Minyak Pelumas Bekas Pada Batubata Low
Calorie, Daerah Tanjung Belit, Kecamatan [18] Wolfe, M., 1984. Coal-Bearing Depositional
Jujuhan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Systems, Springer, Houston-USA.
Jurnal Sains dan Teknologi: 12 (2), 78-86.
[19] Yusra, R. A., & Prabowo, H. (2021). Optimasi
[9] Manalu, R., 2010, Pengaruh Jumlah Bahan Pencampuran Batubara dengan Menggunakan
Perekat Terhadap Kualitas Briket Bioarang Dari Metode Trial and Error Untuk Memenuhi
Tongkol Jagung. Departemen Teknologi Standar Batubara PLTU Sawahlunto Studi
Pertanian. Sumatera Utara. Kasus PT. Cahaya Bumi Perdana. Bina
Tambang, 6 (1), 100-109.
273