You are on page 1of 7

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.

Analisis Proksimat Briket Biobatubara Campuran Batubara


Seam 1 CV. Bara Mitra Kencana dengan Arang Tempurung
Kelapa
Wina Partiwi1*, and Heri Prabowoi2**
1Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

*winapartiwi07@gmail.com
**heri.19782000@gmail.com

Abstract. Biocoal briquettes are a type of briquette product that uses coal and biomass as raw
materials, either with or without binders or other additives. Many studies have been conducted to
utilize coal with low calorific value, especially research in the manufacture of briquettes because
it is simple, practical, economical and effective and efficient to use. Departing from the above
thoughts, several ideas emerged to improve the quality of local coal. The business is by mixing
local coal from CV. Bara Mitra Kencana which is Seam 1 coal which has a calorie of 4800 Kcal/Kg
with coconut shell using an adhesive/binder, while the adhesive used is tapioca flour, with a mixed
composition of 50%, 65% and 80% coal. , 35%, 25% and 15% biomass, 15%, 10% and 5% binders.
From the three compositions of the mixture obtained the value of proximate analysis and
combustion test. The study concluded that the proximate analysis of B1 briquettes has a calorific
value of 5,617.52 Kcal/Kg, ash content 23.65%, inherent moisture 6.13%, total moisture 5.49%,
volatile matter 28.41% and fixed carbon 41. ,81%, B2 briquettes have a calorific value of 5,236.26
Kcal/Kg, ash content 27,88%, inherent moisture 5.43%, total moisture 5.28%, volatile matter
28.88% and fixed carbon 37.81%, and B3 briquettes have a calorific value of 5.107.75 Kcal/Kg,
ash content 31.76%, inherent moisture 4.57%, total moisture 4.6%, volatile matter 30.61% and
fixed carbon 33 0.06%.

Keywords: Biocoal briquettes, Proximate analysis. Calorific Value

1 Pendahuluan maupun bahan imbuh lainnya.

Berdasarkaan data dari Badan Geologi, Berangkat dari pemikiran diatas, maka
Kementerian ESDM tahun 2019, cadangan muncul beberapa pemikiran untuk meningkatkan
batubara di Indonesia berjumlah 60 miliar ton, kualitas dari batubara lokal. Usaha tersebut yaitu
dan 85% diantaranya merupakan batubara muda dengan mencampur batubara lokal dari CV. Bara
dengan kualitas rendah. Oleh sebab itu, Mitra Kencana yang merupakan batubara Seam
dibutuhkan suatu teknologi pemanfaatan 1 yang memiliki kalori sebesar 4800 an Kcal/Kg
batubara kualitas rendah sehingga dapat dengan tempurung kelapa yang menggunakan
dijadikan sebagai salah satu sumber energi yang bahan perekat/binder, sedangkan bahan perekat
tidak hanya murah tetapi juga ramah lingkungan. yang digunakan adalah menggunakan tepung
tapioka, dengan komposisi campurannya adalah
Salah satu potensi energi alternatif di batubara 50%, 65% dan 80%, biomas 35%, 25%
Indonesia adalah briket. Briket (briquette) dan 15%, bahan pengikat 15%, 10% dan 5%.
diartikan sebagai bahan bakar yang berwujud Dari ketiga briket tersebut diuji nilai
padat dan dibuat dari berbagai bahan dasar dari proksimatnya.
sisa-sisa bahan organik yang telah mengalami
proses pemampatan dengan daya tekan tertentu 2 Tinjauan Pustaka
[5]. Menurut Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral, No. 47 Tahun 2006, 2.1 Lokasi Penelitian
briket biobatubara adalah jenis produk briket
yang menggunakan bahan baku batubara dan CV. Bara Mitra Kencana merupakan
biomassa, baik dengan atau tanpa bahan pengikat perusahaan bergerak dibidang pertambangan dan

267
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.

perdagangan batubara. CV. Bara Mitra Kencana 2.3 Batubara


berdiri pada hari selasa tanggal 19 Januari 2007 di
Kota Sawahlunto atas surat Keputusan Gubernur Menurut Wolf (1984) Batubara adalah batuan
Sumatera Barat Nomor : 544-81-2017 tentang sedimen organik, yang dapat terbakar sehingga dapat
Persetujuan Perpanjangan Kedua dan Penciutan digunakan sebagai sumber energi. Batubara terbentuk
Wilayah Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dari sisa tumbuhan yang terhumifikasi, berwarna
Batubara. coklat sampai hitam yang selanjutnya terkena proses
fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun
hingga mengakibatkan pengkayaan kandungan C [1].
menerangkan bahwa batubara berasal dari sisa
tumbuhan yang terakumulasi menjadi gambut yang
kemudian tertimbun oleh sedimen, setelah
pengendapan terjadi peningkatan temperatur dan
tekanan yang nantinya mengontrol kualitas batubara.
Lingkungan pembentukan batubara sendiri harus
merupakan cekungan anaerob, yaitu tidak ada oksigen
yang terlibat dalam proses pembentukannya.

2.4 Proses Pembentukan Batubara

Gambar 2. Model Peta Geologi Lokasi IUP CV. 2.4.1 Gambut


Bara Mitra Kencana.
2.2 Briket Biobatubara Gambut atau Peat Ciri-ciri batubara jenis
gambut antara lain berwarna coklat kemerahan,
Briket biobatubara adalah jenis produk kandungan karbon dan nilai kalornya rendah,
pembriketan yang menggunakan bahan baku partikel kandungan air tinggi. Apabila dibakar batubara ini
batubara, biomas, baik dengan/tanpa bahan pengikat akan menghasilkan nilai kalor sebesar 1700- 3000
(binder) maupun bahan imbuh lainnya [6]. kkal/kg.
Bahan baku briket bio-batubara terdiri dari:
batubara, biomas, bahan pengikat dan kapur. 2.4.2 Lignite
Komposisi campurannya adalah batubara 50% - 80%,
biomas 10% - 40%, bahan pengikat 5%- 10%, bahan Lignite atau juga dikenal dengan sebutan
imbuh (kapur) 0%-5% [6]. batubara coklat, adalah jenis batubara yang paling
rendah kualitasnya. Salah satu dimana endapan
Tabel 1. Standar kualitas briket batubara bagian kayu dari tanaman di air diselesaikan dan
ditransmisikan secara biokimia oleh jamur. Tidak
seperti bagian yang dikubur kemudian dibentuk oleh
panas bumi dan tekanan bumi untuk waktu yang
lama. Begitulah penguraian lignin dan selulosa di
permukaan bumi yang merupakan bahan utama
bahan nabati. Batubara ini berwarna coklat yang
berkualitas rendah karena tingkat karbonosasi
rendah juga disebut bown lignit secara akademis.
Lignit merupakan batubara bitumen kering dengan
nilai kalor 3000 – 4000 Kcal / kg yang digunakan
sebagai bahan bakar di beberapa wilayah.

2.4.3 Sub-bituminous

Sub bituminous adalah jenis batubara sedang di


antara jenis lignite dan jenis bituminous. Secara fisik
memiliki ciri-ciri berwarna coklat gelap cenderung
hitam. Sub-bituminous juga merupakan kelas
batubara yang mengandung sedikit karbon dan
banyak air serta dengan kandungan kalori yang lebih

268
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.

rendah rendah yaitu antara 4611 kcal/kg – 5833 tetes tebu, hasilnya menunjukkan briket
kcal/kg, oleh karenanya menjadi sumber panas yang menggunakan bahan perekat tapioka relatif lebih
kurang efisien dibandingkan dengan bituminous. baik. Pembuatan “adonan perekat” dari tepung
tapioka dengan air juga harus diperhatikan sehingga
2.4.4 Bituminous benar-benar matang dan kental.

Bituminous adalah jenis batubara yang lebih 3. Metodologi Penelitian


tinggi tingkatan kualitasnya. Mayoritas berwarna
hitam, namun kadang masih ada yang berwarna Metode penelitian yang digunakan adalah
coklat tua. Dinamakan bituminous dikarenakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
adanya kandungan bitumen/aspal. Bituminous juga kuantitatif [11]. Menurut Sudjana dan Ibrahim
merupakan kelas batubara yang memiliki kandungan (2004:64) penelitian deskriptif adalah “penelitian yang
kalori antara 5833 kcal/kg – 7777 kcal/kg, dengan berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
unsur karbon (C) 68% – 86% dan kadar air 8% – kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Untuk
10% dari beratnya. Bituminous paling banyak pendekatan kuantitatif dijelaskan oleh Arikunto
ditambang di Australia. (2013:12) bahwa pendekatan dengan menggunakan
kuantitatif karena menggunakan angka, mulai dari
2.4.5 Anthracite pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut,
serta penampilan dari hasilnya. Berdasarkan
Anthracite adalah jenis batubara yang paling pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
baik kualitasnya. Penggunaan batubara anthracite penelitian deskriptif dilakukan dengan cara mencari
pada pembangkit listrik tenaga uap, masuk ke dalam informasi berkaitan dengan gejala yang ada, dijelaskan
jenis batubara High Grade dan Ultra High Grade. dengan jelas tujuan yang akan diraih, merencanakan
Namun persediaannya masih sangat terbatas, yaitu bagaimana melakukan pendekatannya, dan
sebanyak 1% dari total penambangan batubara. mengumpulkan berbagai macam data sebagai bahan
adalah kelas batubara tertinggi dengan warna hitam untuk membuat laporan.
berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86%
– 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari Adapun yang menjadi objek penelitian adalah
8%. Antarsit memiliki kandungan kalori yang paling briket biobatubara campuran batubara seam 1 di CV.
tinggi yaitu diatas 7777 kcal/kg. Bara Mitra Kencana yang di campur dengan arang
tempurung kelapa, menggunakan perekat dari tepung
2.5 Tempurung Kelapa tapioka dengan komposisi campuran briket B1
(Batubara 50%, arang tempurung kelapa 35% dan
Salah satu bagian yang terpenting dari tanaman perekat 15%), briket B2 (Batubara 65%, arang
kelapa adalah buah kelapa.Buah kelapa terdiri dari tempurung kelapa 25% dan perekat 10%) dan briket
beberapa bagian, yaitu epicarp, mesocarp, endocarp, B3 (Batubara 80%, arang tempurung kelapa 15% dan
danendosperm. Epicarp yaitu kulit bagian luar yang perekat 5%) mengacu pada standar dari komposisi
permukaannya licin agak keras dan tebalnya ± 1⁄7 Kementrian ESDM No 47 tahun 2006.
mm. Mesocarp yaitu kulit bagian tengah yang
disebut sabut.Bagian ini terdiri dari serat-serat yang 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
keras, tebalnya 3-5 cm. Endocarp yaitu bagian
tempurung yang sangat keras. Tebalnya 3-6 mm. 4.1 Hasil Pengujian Sampel Sebelum Dijadikan Briket
Bagian dalam melekat pada kulit luar dari Biobatubara
endosperm yang tebalnya 8-10 mm.Buah kelapa
yang telah tua terdiri dari 35% sabut, 12% 4.1.1 Pengujian Free Moisture
tempurung, 28% endosperm, dan 25% air[13].
Pengujian ini dilakukan dengan cara sampel batubara,
2.6 Perekat Tepung Tapioka arang tempurung kelapa dan biobriket batubara yang
masih berupa bongkahan, lalu ditimbang dan
Pemilihan tepung tapioka yang baik juga dipanaskan hingga konstan menggunakan oven suhu
diperlukan untuk mendapatkan daya rekat yang kuat 40ᶱC. Penulis melakukan uji selama 8 jam hingga
dan tidak mudah hancur. Sutiyono (2010) konstan.
melakukan penelitian dengan membandingkan dua
jenis perekat dalam pembuatan briket tempurung
kelapa terhadap nilai kalor yaitu perekat tapioka dan

269
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.

Tabel 2. Data Pengujian Free Moisture Sampel Dari hasil pengujian proksimat dan kalori pada
Batubara dan Arang Yempurung Kelapa batubara seam 1 didapatkan hasil kualitas seperti pada
tabel 7. Nilai Kalori dari batubara seam 1 sebesar
4.881,71 Kcal/Kg, kandungan abu sebesar 37,86%, ini
cukup besar dikarenakan batubara seam 1 merupakan
batubara kualitas rendah dan banyak mengandung
pengotor, inheren moisture sebanyak 2,8%, total
moisture 2,62%, volatile matter 30,54%, dan fixed
carbon sebesar 28,8%. Sedangkan arang tempurung
kelapa memiliki kalori 7.059,62 Kcal/Kg, kandungan
4.1.2 Pengujiam Residual Moisture abu sebesar 5,14%, inheren moisture 4,02%, total
moisture 20,07%, volatile matter 26,02%, dan fixed
Pengujian ini dilakukan dengan cara sampel batubara, carbon 64,82%.
arang tempurung kelapa dan biobriket batubara yang
berukuran ≤ 2,34 mm (60 mess), dipanaskan 4.2 Hasil Pengujian Kualitas Briket Biobatubara
menggunakan oven hingga berat sampel menjadi
konstan dengan suhu 105 ᶱC. 4.2.1 Pengujian free moisture
Tabel 7. Data Pengujian Free Moisture Briket
Tabel 3. Data Pengujian Residual Moisture Sampel Biobatubara
Batubara dan Arang Yempurung Kelapa

4.1.3 Total Moisture 4.2.2 Pengujian Residual Moisture


Dari hasil pengujian free moisture dan residual Tabel 8. Pengujian Residual Moisture Briket
moisture diatas, didapatkan nilai total moisture Biobatubara
sebagai berikut:
Tabel 5. Pengujian Total Moisture Sampel Batubara
dan Arang Tempurung Kelapa

4.2.3 Pengujian Total Moisture

4.1.4 Pengujian Proksimat Tabel 9. Hasil Pengujian Total Moisture Briket


Biobatubara
Tabel 6. Pengujian Kualitas Sampel Batubara dan
Arang Tempurung Kelapa

270
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.

4.2.5 Pengujian Ash Content

Gambar 8. Grafik Total Moisture Briket Biobatubara

Total moisture pada briket B1, B2 dan B3 sudah


memenuhi standar briket biobatubara menurut Gambar 10. Grafik Ash Content Briket Biobatubara
kementrian ESDM No. 47 tahun 2006 yaitu maksimal
15%, briket B1 memiliki total moisture sebesar 5,49%, Ash Content pada briket B1, B2 dan B3 juga
B2 sebesar 5,28% dan B3 sebesar 4,59%. Briket B1 sudah memenuhi standar briket biobatubara menurut
memiliki kelembapan yang lebih tinggi dan briket B3 kementrian ESDM No. 47 tahun 2006 dengan
memiliki kelembapan yang lebih rendah, hal ini terjadi menyesuaikan bahan baku yag dipakai. Dapat kita
karena briket B1 memiliki persen perekat yang lihat bahwa briket B3 memiliki kadar abu paling tinggi
mengandung air lebih tinggi dari briket B3 dan briket dan briket B1 memiliki kadar abu paling rendah, hal
B1 memiliki komposisi arang tempurung kelapa lebih ini terjadi karena, dari hasil pengujian batubara
banyak dibanding dengan briket B3, dikarenakan memiliki kadar abu yang lebih tinggi daripada arang
tempurung kelapa memiliki kelembapan yang lebih tempurung kelapa, sehingga menyebabkan briket B3
tinggi dari batubara yaitu sebesar 4,02%. yang memiliki persen batubara yang lebih tinggi
mempunyai kadar abu yang lebih tinggi dari briket B1
4.2.4 Pengujian Inheren Moisture dan B2.

4.2.6 Pengujian Calorific Value

Gambar 9. Grafik Inherent Moisture Briket


Biobatubara Gambar 11. Grafik Nilai Calorific Value Briket
Biobatubara
Dari hasil pengujian didapatkan nilai inherent Mengacu kepada standar briket biobatubara
moisture pada ketiga jenis briket tersebut, sampel menurut kementrian ESDM No. 47 tahun 2006 hasil
briket B1 memiliki nilai inheren moisture yang paling kalori dari briket B1, B2 dan B3 sudah memenuhi
tinggi dan briket B3 memiliki nilai yang paling rendah, standar yaitu diatas 4400 Kcal/Kg, briket B1 memiliki
hal ini terjadi karena briket B1 memiliki persen kalori paling tinggi sebesar 5.617,52 Kcal/Kg, briket
perekat yang mengandung air lebih tinggi dari briket B2 memiliki kalori sebesar 5.236,26 Kcal/Kg dan
B3 dan briket B1 memiliki komposisi arang briket B3 memiliki kalori paling rendah sebesar
tempurung kelapa lebih banyak dibanding dengan 5.107,75 Kcal/Kg. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
briket B3, dikarenakan tempurung kelapa memiliki briket B1 memiliki jumlah persen arang tempurung
nilai inheren moisture yang lebih tinggi dari batubara kelapa yang lebih besar dibandingkan batubara, dari
yaitu sebesar 4,02%. hasil pengujian arang tempurung kelapa memiliki
kalori yang lebih tinggi dibandingkan batubara,

271
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.

sedangkan briket B3 memiliki jumlah arang briket dengan komposisi batubara terbanyak akan
tempurung kelapa lebih sedikit, sehingga nilai kalori memiliki volatile matter paling tinggi juga dibanding
yang bertambah pun sedikit. briket lainnya.

4.2.7 Pengujian Volatile Matter 4.2.8 Pengujian Fixed Carbon

Gambar 12. Grafik Pengujian Volatile Matter Briket Gambar 13. Grafik Pengujian Fixed Carbon Briket
Biobatubara Biobatubara

Dari hasil pengujian didapatkan briket B1 Dari hasil pengolahan untuk mencari nilai fixed
memiliki zat terbang paling sedikit yaitu 28,41% dan carbon didapatkan briket B1 memiliki fixed carbon
briket B3 memiliki zat terbang paling banyak yaitu paling tinggi dikarenakan briket B1 memiliki kalori
30,61%, hal ini terjadi karena briket B1 memiliki paling tinggi dan briket B3 memiliki fixed carbon
komposisi batubara dengan persentase paling sedikit paling rendah dikarenakan briket B3 memiliki kalori
dibanding dengan briket lainnya yaitu sebanyak 50% paling rendah.
saja, sedangkan briket B3 memiliki komposisi
batubara paling banyak yaitu sebanyak 80% , bisa
dilihat dari hasil volatile matter dari batubara sangat
tinggi yaitu sebanyak 30,54% yang mengakibatkan

Tabel 10. Hasil Data Pengujian Kualitas Briket Biobatubara

inheren moisture sebanyak 5,43%, total moisture


5. Kesimpulan sebanyak 5,28%, volatile matter sebanyak 28,88% dan
fixed carbon sebanyak 37,81%, dan briket B3
Hasil analisis Proksimat briket B1 memiliki nilai memiliki nilai calorific value sebesar 5.107,75
calorific value sebesar 5.617,52 Kcal/Kg, ash content Kcal/Kg, ash content sebanyak 31,76%, inheren
sebanyak 23,65%, inheren moisture sebanyak 6,13%, moisture sebanyak 4,57%, total moisture sebanyak
total moisture sebanyak 5,49%, volatile matter 4,6%, volatile matter sebanyak 30,61% dan fixed
sebanyak 28,41% dan fixed carbon sebanyak 41,81%, carbon sebanyak 33,06%.
briket B2 memiliki nilai calorific value sebesar
5.236,26 Kcal/Kg, ash content sebanyak 27,88%,

272
ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 5.

6. Saran [10] Nashra, Mustaqim dan Fadhilah. (2020). Analisis


Proximate Campuran Batubara Dengan Arang
1. Pada saat pencetakan briket biobatubara, berikan Tempurung Kelapa Terhadap Nilai Parameter
tekanan melebihi 1,75 ton, agar briket menjadi Kualitas Batubara. : Jurusan Teknik
lebih kompak dan tidak mudah hancur. Pertambangan, Fakultas Teknik, Universitas
2. Lakukan penelitian serupa dengan menggunakan Negeri Padang.
kadar kalori yang lebih rendah.
[11] Pribadyo. (2016). Pengaruh Ukuran Mesh
7. Daftar Pustaka Terhadap Kualitas Briket Batu Bara Campur
Biomassa Kulit Kacang Tanah Dan Tepung
[1] Cook, A.C. 1999. Coal Geology and Coal Kanji Sebagai Perekat Dengan Tekanan 8,43
Properties. Australia: Keiraville consultant. kg/cm2: Jurusan Mesin, Fakultas Teknik,
Universitas Teuku Umar, Meulaboh.
[2] Dian, Jonathan (2020) Penentuan Titik Optimum
Komposisi Kalori Bahan Bakar dalam [12] Retno M, Reny Dyah dan Denies Priantinah.
Menghasilkan Energi Listrik di PLTU 2012. Pengaruh Good Corporate Governance
Batubara. Masters thesis, Institut Teknologi dan Pengungkapan Corporate Social
Sepuluh Nopember Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar
[3] Febijanto, Irhan. (2020). Co-Firing PLTU di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010),
Batubara dan Permasalahan yang Dihadapi, : Jurnal Nominal, Vol. 1 No. 1.
Pusat Pengkajian Industri Proses dan Energi.
[13] Setiawan, I. F., & Prabowo, H. (2021). Analisis
[4] Gantina, T. M. (2019). Pengaruh penambahan Pengaruh Pemberian Cangkang Kemiri
arang tempurung kelapa terhadap peningkatan Terhadap Nilai Parameter Batubara di CV. Bara
nilai kalor dan proses pembakaran briket Mitra Kencana, Sawahlunto. Bina Tambang,
biobatubara.: Jurusan Teknik Konversi Energi 6(1), 15-23.
Politeknik Negeri Bandung.
[14] Sepfitrah. (2016). “Analisis Proximate Kualitas
[5] H Prabowo, I. P. (2020). Decreasing the ash coal Batubara Hasil Tambang Di Riau (Studi Kasus
and sulfur contents of sawahlunto subbituminous Logas, Selensen Dan Pangkalan Lesung)”.
coal by using “minyak jelantah”. IOP Jurnal Sainstek STT Pekanbaru, Vol. 4 No. 1.
Conference Series: Earth and Environmental
Science, 413, 012002. [15] Speight, J. G. (2005). Handbook Of Coal
Analysis. Amerika: John Wiley & Sons, Inc.
[6] Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral No. 047/Tahun 2006 [16] Sutiyono. (2010). Pembuatan Briket Arang dari
tempurung Kelapa dengan Bahan Pengikat Tetes
[7] Kementerian ESDM. Kepala Badan Geologi. Tebu dan Tapioka. Surabaya: Universitas
(2019). Data Cadangan Batubara di Indonesia Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
tahun 2019, Jakarta. Jurnal Kimia dan Teknologi ISSN 0216-163.

[8] Kasim, T., & Prabowo, H. (2007). Peningkatan [17] Umar, Husein. 1998. Riset Sumber Daya
Nilai Kalori Brown Coal Menggunakan Katalis Manusia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Minyak Pelumas Bekas Pada Batubata Low
Calorie, Daerah Tanjung Belit, Kecamatan [18] Wolfe, M., 1984. Coal-Bearing Depositional
Jujuhan, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Systems, Springer, Houston-USA.
Jurnal Sains dan Teknologi: 12 (2), 78-86.
[19] Yusra, R. A., & Prabowo, H. (2021). Optimasi
[9] Manalu, R., 2010, Pengaruh Jumlah Bahan Pencampuran Batubara dengan Menggunakan
Perekat Terhadap Kualitas Briket Bioarang Dari Metode Trial and Error Untuk Memenuhi
Tongkol Jagung. Departemen Teknologi Standar Batubara PLTU Sawahlunto Studi
Pertanian. Sumatera Utara. Kasus PT. Cahaya Bumi Perdana. Bina
Tambang, 6 (1), 100-109.

273

You might also like