Professional Documents
Culture Documents
1 : 23-31
ISSN 1412-4424
ABSTRACT
Fruit leather is kind of processed food products derived from the dried pulp slurry until the water had 10-
15%. The criteria for manufactured of fruit leather was determined by the sugar, fiber and acid. The fruit had
used was red dragon fruit, which had a high fiber. The study was aimed to get the best combination of red
dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) and mango (Mangifera indica Linn). The research used a Complete
Randomized Design (CRD) with 5 treatments and 3 replications. The treatments were N4M0 (Red dragon fruit
100% : mango 0%), N3M1 (Red dragon fruit 75% : mango 25%), N2M2 (Red dragon fruit 50% : mango 50%),
N1M3 (Red dragon fruit 25% : mango 75%) and N0M4 (Red dragon fruit 0% : mango 100%). The data
obtained were analyzed statistically using Anova and DNMRT at 5%. The results show that ratio of red
dragon fruit and mango by affected the degree of acidity (pH), water, ash, crude fiber and total sugar contents
as well as organoleptic test. The best treatment of fruit leather from this research was N1M3 which had water
11,00%, ash 0,63%, degree of acidity (pH) 5,36, crude fiber 7,34%, total sugar 59,57%, reddish yellow color,
a little bit red dragon fruit flavour and mango flavour, sweetness taste, springy texture and overall assesment
of fruit leather was preferred by the panelist’.
ABSTRAK
Fruit leather adalah jenis olahan produk makanan yang berasal dari bubur daging buah yang dikeringkan sampai
kadar air berkisar 10-15%. Kriteria pembuatan fruit leather ditentukan oleh kandungan gula, kandungan serat dan
asam. Buah yang digunakan yaitu buah naga merah, yang tidak memiliki kandungan serat yang cukup dan harus
dikombinasikan dengan buah mangga yang memiliki kandungan serat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk
mendapatkan perlakuan yang tepat dari kombinasi buah naga merah dan buah mangga. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan terhadap fruit leather
adalah N4M0 (Buah naga merah 100%, buah mangga 0%), N3M1 (Buah naga merah 75%, Buah mangga 25%), N2M2
(Buah naga merah 50%, Buah mangga 50%), N1M3 (Buah naga merah 25%, buah mangga 75%) dan N0M4 (Buah naga
merah 0%, buah mangga 100%). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan Anova dan
DNMRT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan buah naga merah dan buah mangga
berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, derajat keasaman (pH), kadar serat, kadar gula total dan penilaian
organoleptik. Fruit leather terpilih dari hasil penelitian ini adalah fruit leather perlakuan N1M3 yang memiliki kadar air
(11,00%), kadar abu (0,63%), derajat keasaman (5,36), kadar serat (7,34%), kadar gula total (59,57%) warna merah
kekuningan, aroma agak beraroma buah naga dan beraroma buah mangga, rasa manis, tekstur kenyal dan penilaian
keseluruhan fruit leather disukai oleh panelis.
Kata kunci : Fruit leather, buah naga merah dan buah mangga.
* Korespondensi penulis:
E-mail: muhammadricky_ramadhan@yahoo.com
laboratorium bahwa kadar air yang terkandung kandungan mineral yang terdapat dalam suatu
pada buah naga merah sebesar 87,10% lebih bahan pangan. Menurut Winarno (2008) kadar
tinggi dari pada kadar air buah mangga 72,58%. abu adalah unsur mineral atau zat anorganik yang
Kadar air merupakan salah satu karakteristik tidak terbakar pada saat pembakaran. Hasil
yang sangat penting bagi bahan pangan, karena proses pembakaran atau pengabuan yang
kandungan air pada bahan pangan dapat dilakukan menyebabkan zat organik pada fruit
mempengaruhi penampakan, tekstur pada bahan leather terbakar, namun zat anorganik atau unsur
pangan (Winarno, 2008). Menurut Syarief dan mineral yang ada pada fruit leather seperti
Halid (1993) menyatakan bahwa tinggi kalsium, fosfor dan zat besi yang terdapat pada
rendahnya kadar air suatu bahan sangat fruit leather tidak terbakar. Kadar abu fruit
ditentukan oleh air terikat dan air bebas yang leather buah naga merah dan buah mangga pada
terdapat di dalam bahan. Berdasarkan hasil penelitian ini masih lebih rendah, yang berkisar
analisis kadar air fruit leather buah naga merah antara 0,40-1,02% dibandingkan dengan fruit
dan buah mangga yaitu 12,24%-10,63% hampir leather buah nenas dan rumput laut Asben
sama dengan fruit leather penelitian Asben (2007) yang mencapai 1,93%.
(2007) melakukan substitusi buah nenas dan
rumput laut (100%:0%); (92,7%:7,5%); Derajat Keasaman
(85%:15%); (77,5%:22,5%) dan (70%:30%) yang Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
mencapai kadar air sebesar 12,17%-10,08%. bahwa derajat keasaman fruit leather berbeda
Kadar air fruit leather pada penelitian ini masih nyata. Rata-rata derajat keasaman setiap
memenuhi batasan maksimal kadar air manisan perlakuan berkisar antara 5,23-5,70%. Derajat
kering buah-buahan menurut SNI 01-1718-1996 keasaman fruit leather yang dihasilkan
maksimal 25%. mengalami penurunan, hal tersebut disebabkan
kerana jumlah penggunaan bahan dasar yang
Kadar Abu berbeda. Semakin bertambahnya buah mangga
Berdasarkan data Tabel 1 menunjukkan dan berkurangnya buah naga merah yang
bahwa kadar abu pada penelitian ini berkisar dari digunakan maka derajat keasaman (pH) fruit
0,40-1,02%. Kadar abu fruit leather terendah leather akan semakin menurun. Perbedaan yang
yaitu pada perlakuan N0M4 dan N1M3 0,40%- nyata tersebut dikarenakan kandungan asam
0,63% dan yang tertinggi terdapat pada perlakuan yang ada pada buah naga merah dan buah mangga
N4M0 dan N3M1 yang berkisar 1,02%-0,98%. yang berbeda. Buah naga merah memiliki
Kadar abu fruit leather yang dihasilkan kandungan asam 9,40 g (Warisno dan Dahana,
mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena 2010) dan buah mangga menurut Mahmud, dkk.
jumlah penggunaan bahan dasar yang berbeda. (2009) memiliki kandungan asam sebesar 61,0
Semakin bertambahnya komposisi buah naga g.
merah dan berkurangnya komposisi buah Nilai pH berkisar antara 0-14, apabila
mangga yang digunakan maka kadar abu fruit suatu bahan memiliki nilai pH 7, bahan tergolong
leather meningkat. Perbedaan ini disebabkan netral, di bawah 7 tergolong asam dan di atas 7
oleh kandungan mineral yang terdapat pada buah tergolong basa. Nilai pH yang dihasilkan pada
naga merah lebih tinggi dibandingkan pada buah semua perlakuan fruit leather tergolong asam
mangga. Kandungan mineral pada buah naga dikarenakan berada pada pH di bawah 7 (Netral).
merah yaitu kalsium 134,mg; fosfor 8,7 mg dan Menurut Fardiaz (1992) menyatakan bahwa pH
magnesium 60,4 mg (Warisno dan Dahana, 2010) atau keasamaan makanan dipengaruhi oleh asam
sedangkan kandungan mineral buah mangga yang terdapat pada bahan makanan secara alami.
yaitu kalsium 20 mg; fosfor 23 mg; dan besi 1,0 Hal ini didukung oleh hasil analisis di laboratorium
mg (Mahmud, dkk., 2009). bahwa pada buah naga merah memiliki pH 5,43
Menurut Sudarmadji, dkk. (1997) dan buah mangga 5,41. Hasil penelitian Safitri
penentuan kadar abu berhubungan erat dengan (2012) melakukan substitusi buah mangga
dengan kelopak bunga rosela (35% : 25%) yang perlakuan N 4 M 0 dengan nilai 49,94%.
mencapai pH sebesar 3,45 lebih rendah Perbandingan daging buah naga merah dengan
dibandingkan dengan derajat keasaman fruit buah mangga yang ditambahkan dalam
leather buah naga merah kombinasi buah pembuatan fruit leather berpengaruh nyata
mangga. Hal ini disebabkan oleh bahan baku terhadap peningkatan kadar gula. Semakin
yang digunakan. Buah naga merah dan mangga meningkat penggunaan buah mangga maka akan
menyumbangkan pH lebih tinggi dibandingkan semakin meningkat kadar gula total fruit leather.
buah mangga dan kelopak bunga rosela pada Hal ini karena buah mangga memiliki kandungan
penelitian safitri yang menyumbangkan pH lebih karbohidrat lebih tinggi dibandingkan dengan
rendah. buah naga merah. Kandungan karbohidrat pada
buah mangga mencapai 32,1 g pada saat buah
Kadar Serat Kasar matang (Mahmud, dkk., 2009) sedangkan
Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar serat menurut Warisno dan Dahana (2010) buah naga
kasar fruit leather berbeda nyata untuk masing- merah hanya memiliki 11,5 g pada saat buah
masing perlakuan. Kadar serat fruit leather matang.
umumnya mengalami peningkatan dari masing- Menurut Winarno (2008) selama proses
masing perlakuan, hal ini menunjukkan bahwa pematangan buah kandungan pati pada buah-
semakin bertambahnya buah mangga dan buahan seperti buah naga merah dan buah
berkurangnya buah naga merah pada perlakuan mangga akan berubah menjadi gula-gula
fruit leather maka kadar serat yang dihasilkan pereduksi yang akan menimbulkan rasa manis.
semakin tinggi. Perbedaan ini dipengaruhi oleh Gula adalah faktor penting dalam sebuah produk
kadar serat masing-masing bahan dasar. Buah pangan, kandungan gula pada setiap produk
mangga memiliki kandungan serat sebanyak 11,8 pangan dapat memberikan kesan bagus terhadap
g (Mahmud dkk., 2009), sedangkan buah naga penilaian konsumen. Kadar gula total fruit
merah memiliki serat sebanyak 0,710 g Warisno leather daging buah naga merah dan daging buah
dan Dahana (2010). Kadar serat kasar terendah mangga pada penelitian ini lebih tinggi
pada perlakuan N 4 M 0 dikarenakan pada dibandingkan dengan fruit leather Asben (2007)
perlakuan N4M0 tidak menggunakan campuran yang mencapai 59,99%. Kadar sukrosa hasil
buah mangga sehingga serat kasar yang penelitian Asben (2007) lebih rendah dikarenakan
dihasilkan hanya berasal dari bahan baku yaitu menggunakan penambahan gula sebanyak 0%
buah naga merah. Kadar serat kasar fruit (Aa); 10% (Bb); 20% (Cc) dan 30% (Dd).
leather pada penelitian ini berkisar antara 0,71- Kadar gula total fruit leather pada penelitian ini
9,35% lebih tinggi dibandingkan dengan hasil masih memenuhi batasan minimal 40% kadar
penelitian Asben (2007) yang mencapai 0,95- gula manisan kering buah-buahan menurut SNI
4,05%. Kadar serat kasar fruit leather hasil 01-1718-1996.
penelitian Asben (2007) lebih rendah dikarenakan
menggunakan rumput laut substitusi buah nanas Penilaian Sensori
sebanyak 0% : 100% (Aa); 7,5% : 92,5% (Bb); Hasil sidik ragam uji sensori terhadap
15% : 85% (Cc); 22,5% : 77,5 (Dd) dan 30% : warna, aroma, rasa, tekstur, dan penilaian
70% (Ee). keseluruhan fruit leather dengan perlakuan
perbandingan buah naga merah dan buah
Kadar Gula Total mangga berbeda nyata. Hasil penilaian terhadap
Tabel 1 menunjukkan bahwa kadar gula seluruh parameter atribut sensori fruit leather
fruit leather pada penelitian ini berkisar antara dapat dilihat pada Tabel 2.
49,94-61,17%. Perlakuan N 0M 4 dan N 1M 3
merupakan perlakuan dengan kadar gula
tertinggi dengan nilai 61,17% dan 59,57%
sedangkan kadar gula terendah berada pada
asam dan berasa manis). Hal ini disebabkan proses pengeringan yang terjadi, serat pada buah
karena pada perlakuan daging buah naga merah mangga akan menyerap air sehingga pada saat
dan daging buah mangga pada penelitian ini dilakukan proses pengeringan, air yang terikat
berbeda-beda. Perlakuan N4M0 berbeda nyata membuat tekstur pada fruit leather menjadi agak
dengan perlakuan N3M1, N2M2, N1M3 dan N0M4, kenyal. Kadar air merupakan salah satu
hal ini dikarenakan semakin banyaknya buah karakteristik yang sangat penting bagi bahan
naga merah yang digunakan maka rasa fruit pangan, karena kandungan air pada bahan
leather yang dihasilkan berasa manis dan sedikit pangan dapat mempengaruhi penampakan
asam. Perlakuan N 3M1 berbeda tidak nyata tekstur pada bahan pangan (Winarno, 2008).
terhadap perlakuan N2M2, N1M3 dan perlakuan
N2M2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan Penilaian Keseluruhan
N1M3, N0M4 dikarenakan adanya pencampuran Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai rata-
bahan baku buah naga merah dan buah mangga rata uji hedonik secara keseluruhan fruit leather
sehingga panelis merasakan manis pada fruit buah naga merah dan buah mangga berkisar
leather yang dihasilkan. Hal ini disebabkan antara suka hingga agak suka dengan skor 3,42-
karena rasa manis diperoleh dari kandungan 4,02. Fruit leather yang paling disukai panelis
karbohidrat buah mangga 32,1 g dan buah naga adalah perlakuan daging buah naga merah 25%
merah 11,5 g, dimana selama proses pematangan, kombinasi daging buah mangga 75% dengan skor
kandungan pati dalam buah naga merah dan buah 4,02 yang berbeda nyata pada semua perlakuan.
mangga berubah menjadi gula-gula pereduksi Fruit leather yang disukai panelis yaitu fruit
yang akan menimbulkan rasa manis (Winarno, leather dengan 3,88 (rasa manis), 3,40 (warna
2008) serta kandungan asam yang terdapat pada merah kekuningan), 3,84 (tekstur kenyal) dan 3,17
buah naga merah dan buah mangga hampir sama. (agak beraroma buah naga dan mangga).
Hal ini didukung oleh hasil analisis kadar gula Perbedaan rasa suka ataupun tidak suka oleh
total yang diperoleh semakin banyak penambahan panelis adalah tergantung kesukaan panelis
buah mangga maka semakin meningkat kadar terhadap masing-masing perlakuan.
gula total yang diperoleh sehingga fruit leather Penilaian secara keseluruhan dapat
berasa manis. dikatakan gabungan dari yang dilihat, dirasa dan
dicium seperti warna, aroma, rasa dan tekstur.
Tekstur Penilaian panelis kurang suka disebabkan karena
Berdasarkan data pada Tabel 2 terlihat panelis masih merasa asing dan belum terbiasa
bahwa rata-rata penilaian deskriptif tekstur fruit mengkonsumsi fruit leather yang terbuat dari
leather berkisar 3,06-4,04 (agak kenyal dan buah naga merah kombinasi buah mangga. Hal
kenyal). Perbedaan yang nyata tersebut ini terlihat pada warna yang dihasilkan dari fruit
disebabkan karena adanya perbedaan leather yang kurang menarik pada perlakuan
perbandingan jumlah daging buah naga merah 100% daging buah naga merah kombinasi 0%
dan daging buah mangga. Semakin banyak daging daging buah mangga kelihatan sangat merah yang
buah naga merah maka tekstur pada fruit leather disebabkan warna dominan dari buah naga merah
menjadi kenyal sebaliknya semakin banyak sehingga agak disukai panelis.
daging buah mangga maka tekstur pada fruit
leather menjadi agak kenyal yang dipengaruhi Rekapitulasi Hasil Analisis dan Pemilihan
oleh kadar air fruit leather. Fruit Leather Perlakuan Terbaik
Kadar air fruit leather yang dihasilkan Rekapitulasi hasil penilaian terhadap
sebesar 10,63-12,24%. Kadar air pada fruit leather dapat dilihat pada Tabel 3.
perlakuan N0M4 10,63% menghasilkan tekstur
agak kenyal, Hal tersebut dikarenakan selama
Berdasarkan analisis kimia atau buah mangga berpengaruh terhadap mutu dan
proksimat fruit leather terbaik yaitu fruit leather tingkat kesukaan panelis yang telah memenuhi
pada perlakuan N1M3 (Fruit leather 25% daging SNI 01-1718-1996. Perlakuan N1M3 menjadi
buah naga merah kombinasi 75% daging buah perlakuan terbaik dari parameter yang telah diuji
mangga). Perlakuan N1M3 dikatakan terbaik dengan kandungan air sebesar 11,00%, kadar abu
karena dari hasil analisis proksimat yaitu kadar 0,63%, derajat keasaman 5,36, kadar serat kasar
air dan kadar gula total telah memenuhi Standar 7,34% dan penilaian sensori yang dihasilkan
Nasioanal Indonesia manisan kering buah- dengan warna merah kekuningan, beraroma agak
buahan. Penambahan buah naga merah dan buah beraroma buah naga merah dan mangga, berasa
mangga memberikan pengaruh yang nyata manis, dan bertekstur kenyal.
terhadap kadar serat 7,34%, kadar abu 0,63%
dan derajat keasaman (pH) 5,36 pada fruit DAFTAR PUSTAKA
leather yang dihasilkan. Sementara penilaian Asben, A. 2007. Peningkatan kadar iodium dan
organoleptik secara hedonik pada perlakuan serat pangan dalam pembuatan fruit
N1M3 mendapat penilaian suka pada penilaian leathers nenas (Ananas comosus Merr)
keseluruhan dengan deskriptif 3,88 (rasa manis), dengan penambahan rumput laut. Artikel
3,40 (warna merah kekuningan), 3,84 (tekstur Ilmiah Penelitian Dosen Muda. Fakultas
kenyal) dan 3,17 (agak beraroma buah naga dan Pertanian. Universitas Andalas. Padang.
mangga). Berdasarkan hasil pengamatan secara Cahyono, B. 2009. Sukses Bertanam Buah
keseluruhan, berdasarkan analisis proksimat Naga. Pustaka Mina. Jakarta.
maupun penilaian organoleptik dapat ditarik Deman J.M. 1997. Kimia Makanan. Institut
kesimpulan bahwasannya perlakuan terbaik dari Teknologi Bandung. Bandung.
fruit leather yang dihasilkan yaitu pada Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pengolahan
perlakuan N1M3 karena telah memenuhi SNI 01- Pangan. Departemen Pendidikan dan
1718-1996 dapat diterima / disukai oleh panelis. Kebudayaan. Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas
KESIMPULAN Pangan dan Gizi. IPB. Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Jumri. 2014. Mutu permen jelly buah naga
disimpulkan perbandingan buah naga merah dan merah (Hylocereus polyrhizus) dengan
penambahan karagenan dan gum arab. Safitri, A. A. 2012. Studi pembuatan fruit leather
Skripsi. Jurusan Teknologi Pertanian. mangga - rosella. Skripsi. Jurusan
Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian.
Pekanbaru. Universitas Hasanuddin. Makasar.
Mahmud M.K., Hermana, N.A. Zulfianto, R.R. Setyaningsih, D., A. Apriyantono dan M. P. Sari.
Apriyantono, I. Ngadiarti, B. Hartati, 2010. Analisis Sensori untuk Industri
Bernadus, dan Tinexcelly. 2009. Tabel Pangan dan Agro. IPB Press. Bogor.
Komposisi Pangan Indonesia. PT. Elex Soekarto, S. T. 1990. Penilaian Organoleptik
Media Komputindo. Jakarta. untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian.
Maya, F. S. 2012. Pembuatan manisan mangga IPB Press. Bogor.
(Mangifera indica l.) dengan Standar Nasional Indonesia. 1992. Cara Uji Gula.
memanfaatkan sirup glukosa hasil SNI 01-2892-1992. Badan Standarisasi
hidrolisis selulosa kulit buah kuini Nasional. Jakarta.
(Mangifera odorata g.) menggunakan Standar Nasional Indonesia. 1996. Syarat Mutu
HCL 30%. Skripsi. Jurusan Kimia. Fakultas Manisan Kering Buah-buahan. Dewan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Standarisasi Nasional. Jakarta.
Universitas Sumatera Utara. Medan. Sudarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi. 1997.
Nurlaely, E. 2002. Pemanfaatan buah jambu Prosedur Analisa Bahan Makanan dan
mete untuk pembuatan leather kajian dari Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
proporsi buah pencampur. Skripsi. Jurusan Syarief dan Halid. 1993. Teknologi Penyimpanan
Teknologi Hasil Pertanian. Universitas Pangan. Arcan. Jakarta.
Brawaijaya. Malang. Warisno dan K. Dahana. 2010. Bertanam Buah
Naga. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi.
Gramedia Pustaka Umum. Jakarta.