Professional Documents
Culture Documents
Email: Chairil.Kasdi@gmail.com
ABSTRACT
Arboretum as a conservation area that aims to maintain the tree species and ecological benefits of
having a variety of plants or trees that have high economic value. One of the plants or trees that have
high economic value is balam (Palaqium burchii HJL). The Natural regeneration in a forest area has
a very important role to sustain the kind of quantity and quality of balam in the future. Balam
(Palaqium burchii HJL) entered in the family Saportaceae. Balam (Palaquium burchii HJL) is a
native plant of Indonesia that spread throughout in mainland Indonesia and found most widely in the
areas of Borneo. Wood types of balam (Palaqium burchii HJL) has class IV in durability and class II
in powers. This study was conducted in Arboretum of University of Riau. Bina Widya Street KM12,5
Panam, District Tampan, Pekanbaru, Riau Province. Arboretum has an area of ± 10 Ha. The research
was conducted in March until June 2015. Based on the results of the study showed that the entire
swath of the observations which the regeneration of balam only 1.07%, it can be stated that the
regeneration of balam in Arboretum area of University of Riau is still relatively low.
1
Mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian Universitas Riau.
2
Dosen Pembimbing Program Studi Kehutanan , Fakultas Pertanian Universitas Riau.
35
Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 1 (1): 2017
PENDAHULUAN
Permudaan alami dalam suatu kawas- memerlukan naungan pada awal pertum-
an hutan memiliki peranan yang sangat penting buhannya, walaupun dengan bertambahnya
untuk menjaga kelangsungan kuantitas jenis umur naungan dapat dikurangi secara bertahap.
penyusunannya dan kualitas tegakan pada Beberapa spesies yang berbeda mungkin hanya
waktu mendatang. Apabila suatu kawasan dapat tumbuh baik pada tempat yang
hutan diusahakan atau dieksploitasi, maka terlindung dan yang lain mungkin membu-
terjadi perubahan struktur dan komposisi tuhkan banyak cahaya bagi kehidupannya.
tegakan mulai dari permudaan tingkat semai, Balam (Palaqium burchii H.J.L)
pancang, tiang dan pohon inti. Oleh karena itu, masuk dalam famili Saportaceae. Balam
dalam rangka pengusahaan hutan, telah merupakan tumbuhan asli nusantara yang
dilakukan pengaturan tentang jenis dan jumlah tersebar diseluruh dataran Indonesia dan
permudaan hutan guna menjamin kelang- ditemukan paling banyak di daerah
sungan produksi dan kelestarian hutan. Kalimantan. Kayu jenis balam memiliki kelas
Pengaturan tersebut tercantum dalam Surat keawetan IV dan kelas kekuatan II. Dilihat dari
Keputusan Direktorat Jendral Pengusahaan kegunaannya, kayu balam dapat digunakan
Hutan Nomor 200/Kpts-IV/1994 tentang sebagai bahan pertukangan dan perindustrian.
Kriteria Hutan Produksi Alam yang tidak Selain menghasilkan kayu, pohon balam juga
produktif. menghasilkan getah, yang dapat disadap dan
Kemampuan regenerasi jenis pohon digunakan sebagai bahan baku mainan.
hutan sangat bergantung pada keberhasilan Arboretum sebagai kawasan
dalam melaksanakan suatu siklus reproduksi konservasi yang bertujuan untuk memper-
secara utuh sejak dari peristiwa pembentukan tahankan jenis-jenis pohon dan manfaat
kuncup bunga hingga berakhir pada ekologi tentu memiliki berbagai tanaman atau
perkembangan semai. Smith (1986) dalam pohon yang memiliki nilai yang ekonomi
Asthon (1998) menjelaskan bahwa kegagalan tinggi. Salah satu tanaman atau pohon yang
dari suatu tahapan siklus reproduksi dapat memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah
berakibat fatal untuk regenerasi atau kayu balam. Menurut kamus besar bahasa
pembentukan tegakan baru. indonesia (Depdikbud, 1989 dalam Noer,
Kemampuan regenerasi alam yang ada 2013), Arboretum merupakan tempat berbagai
sangat mempengaruhi jalannya suksesi. Bila pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk
potensi regenerasi yang ada habis atau rusak, tujuan penelitian dan pendidikan. Dengan
maka permudaan alam menjadi sangat tujuan penelitian, tumbuhan didalam
dinamika dan pertumbuhan hutan sekunder arboretum dipelihara dan diberi keterangan
penting. Dalam hal ini jarak, struktur dan nama serta beberapa informasi lainnya yang
keanekaragaman jenis dari hutan primer dan berguna bagi pengunjung. Sehingga keber-
sekunder yang lebih tua yang letaknya adaan arboretum bukan hanya sebagai lahan
berdekatan memiliki peranan yang sangat terbuka hijau yang berfungsi sebagai penjaga
penting. Selain itu, fauna yang masih ada keseimbangan lingkungan, tetapi juga meru-
(sebagai media terpenting dalam penyebaran pakan lahan tempat menambah ilmu penge-
benih-benih dari jenis-jenis pohon klimaks) tahuan bagi para pengunjung.
juga memiliki peranan yang sangat penting.
Jika biji atau benih tidak dapat disebarkan Balam (Palaquium burchii H.J.L)
melalui binatang-binatang, maka permudaan Kayu balam (Palaqium burchii H.J.L)
dari jenis-jenis klimaks yang memiliki biji-biji termasuk kedalam famili Sapotaceae. Dua
yang berat hanya dapat berlangsung disekitar belas genus dari famili Sapotaceae dan 40 jenis
pohon-pohon induk (Irwanto, 2006). dari genus Palaquium dilaporkan dijumpai di
Permudaan alam yang baik dalam Kalimantan, dan tersebar di Semenanjung
hutan dapat terjadi setelah ada cahaya yang Malaya, dan Sumatera (Kebler dan Sidiyasa,
masuk ke permukaan tanah. Intensitas cahaya 1999).
yang dipilih tanaman merupakan situasi Kerajaan : Plantae
dimana tanaman itu hidup yang responnya Divisi : Magnoliophyta
terhadap selang batas nilai cahaya tertentu Kelas : Magnoliopsida
(Wirakusuma, 2003). Banyak spesies Ordo : Ericales
36
Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 1 (1): 2017
38
Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 1 (1): 2017
maupun manfaat tidak langsung seperti telah dilaksanakan pada Bulan Maret hingga
mempertahankan kondisi ekologi dan Bulan Juni 2015.
lingkungan. Keberadaan arboretum akan
Pengambilan Data
memberikan peranan yang sangat penting
Teknik pengambilan data dilakukan
dalam mempertahankan kelestarian jenis-jenis
secara sensus yaitu metode pengumpulan data
pohon terutama dalam mempertahankan
dimana seluruh populasi diselidiki tanpa
kondisi ekologi. Hal yang perlu dilakukan
terkecuali. Metode ini digunakan karena
untuk mempertahankan keadaan tersebut
jumlah populasi dalam penelitian ini sedikit
dengan mengoleksi berbagai jenis tumbuhan
sehingga peneliti mengambil jumlah sampel
baik secara permudaan alami maupun
sama dengan jumlah populasi. Tingkat
permudaan buatan. Kegiatan inventarisasi akan
permudaan yang diambil terdiri dari semai
memperoleh data atau informasi tentang
(ukuran plot 2 m x 2 m), pancang (ukuran plot
potensi kayu balam tersebut pada kawasan
5 m x 5 m), tiang (ukuran plot 10 m x 10 m)
Arboretum Universitas Riau.
dan pohon (ukuran plot 20 m x 20 m).
Kriteria yang digunakan dalam
Tujuan Penelitian
mengumpulkan data (Soerianegara dan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Indrawan, 1983 dalam Saa, 2009), dibedakan
mengetahui potensi ataupun ketersedian,
menurut stadium permudaan yaitu :
dominasi, dan jumlah permudaan Balam
1. Semai : dari kecambah sampai tum-
(Palaquium burchii H.J.L).
buh mencapai tinggi kurang dari 1,5 m.
2. Pancang : tinggi > 1,5 m Ø < 10 cm
Manfaat Penelitian 3. Tiang : Ǿ10 – 35 cm
4. Pohon : Ǿ> 35 cm
Penelitian ini diharapkan menghasil-
kan infornasi awal tentang ketersedian, jumlah,
Pada tingkat semai dan pancang, data
dominasi permudaan balam pada kawasan
yang dikumpulkan meliputi jumlah, nama
arboretum Universitas Riau. Informasi awal
lokal dan nama ilmiah individu sedangkan
tentang balam pada arboretum kawasan
untuk tingkat tiang dan pohon data yang
Universitas Riau ini diharapkan menjadi dasar
dikumpulkan yaitu nama lokal, nama ilmiah,
untuk melanjutkan penelitian-penelitian yang
diameter, tinggi bebas cabang dan tinggi total
mungkin dapat dikembangkan dimasa yang
pohon. Contoh tally sheet analisis vegetasi
akan datang. Dengan demikian, dapat diten-
untuk tingkat semai dan tingkat pancang dapat
tukan tindakan selanjutnya untuk menjamin
dilihat pada lampiran 1 sedangkan contoh tally
kelangsungan hidup kayu balam pada kawasan
sheet analisis vegetasi untuk tingkat tiang dan
arboretum Universitas Riau.
tingkat pohon dapat dilihat pada lampiran 2.
Pengumpulan data untuk pengenalan jenis
BAHAN DAN METODE (nama lokal dan nama ilmiah) dilakukan
Bahan yang digunakan dalam dengan bantuan seorang pengenal jenis.
penelitian ini adalah semua jenis permudaan
yang ada di dalam petak ukur pengamatan
Analisis Data
mulai dari tingkat semai, tingkat pancang,
Indeks nilai penting (Importance
tingkat tiang dan tingkat pohon pada
Value Index) adalah parameter kuantitatif yang
Arboretum Universitas Riau. Alat-alat yang
dapat dipakai untuk menyatakan tingkat
diperlukan adalah GPS, haga meter, roll meter,
dominansi (tingkat penguasaan) spesies-
phi band, hygrometer, cat, parang, tali/tam-
spesies dalam suatu komunitas tumbuhan
bang, tally sheet, kertas milimeter blok, kunci
(Soegianto, 1994 dalam Indriyanto, 2008).
determinasi/identifikasi dan peralatan pendu-
Menurut Arief (1994), bahwa untuk
kung lainnya.
mengetahui INP suatu jenis digunakan rumus
Penelitian ini dilaksanakan di Arbore-
sebagai berikut :
tum Universitas Riau Jalan Bina Widya
KM12,5 Simpang Baru Panam, Kecamatan
Tampan, Kota Pekanbaru Provinsi Riau.
Arboretum memiliki luas ± 10 Ha. Penelitian
39
Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 1 (1): 2017
40
Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 1 (1): 2017
keberhasilan berkembang menjadi pohon lebih rendah. Rendahnya jumlah tanaman Balam
rendah. Menurut Hani dan Effendi (2009) pada tingkat tiang ini dipengaruhi oleh
anakan yang tumbuh di bawah tegakan akan permudaan tanaman Balam tidak efektif di
mengalami pertumbuhan yang kurang optimal. kawasan Arboretum UR. Berdasarkan data
pada tingkat semai dan tingkat pancang,
Tingkat Pancang tanaman Balam yang tumbuh di kawasan
Hasil pengamatan terhadap permudaan Arboretum UR tergolong rendah. Hal ini
tingkat pancang dapat dilihat pada Tabel 3. didukung oleh tanaman Balam yang bersifat
intoleran. hasil pengamatan dilapangan,
Tabel 3. Persentase permudaan tingkat pancang menunjukkan vegetasi yang terdapat pada plot
pengamatan tergolong rapat. Sehingga
Jenis Persentase intensitas cahaya matahari sangat sedikit.
No. Jumlah (Σ)
permudaan (%)
1 Balam 1 0,29 Tingkat Pohon
2 Non balam 343 99,71 Hasil pengamatan terhadap permudaan
tingkat pohon dapat dilihat pada Tabel 5.
Jumlah 344 100
Tabel 5. Persentase permudaan tingkat pohon
41
Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 1 (1): 2017
lampiran 5, maka diperoleh INP Balam untuk Tabel 8. Nilai indeks penting kayu Balam tingkat
tingkat semai yaitu 7,737%. Hasil INP yang tiang pada Arboretum Universitas Riau
diperoleh dibawah 10% sehingga permudaan
Balam pada tingkat semai belum bisa berperan
dalam kawasan Arboretum UR. Hasil
pengamatan nilai indeks penting Balam dapat
dilihat pada Tabel 6.
No Jenis KR FR INP
permudaan (%) (%) (%)
No Jenis KR FR INP
permudaan (%) (%) (%)
42
Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 1 (1): 2017
43
Jurnal Ilmu-Ilmu Kehutanan 1 (1): 2017
44