You are on page 1of 7

DAMPAK POLA IBADAH VIRTUAL DI MASA PANDEMI COVID-19 BAGI GEREJA

TORAJA JEMAAT SION SANGKOMBONG

Siska Situru’
Institut Agama Kristen Negeri Toraja
siskapasande@gmail.com

Abstract : One of the problems that has always been a topic of discussion in today’s world is the issue of
worship which is carried out virtually/online, due to the problem which is at the center of the implementation of
this virtual worship, namely the Covid-19 pandemic. The understanding of the congregation, congregation
leaders, and community communities in a local church in general, is busy discussing the assistance of worship in
virtual form. The issue of online worship procedures is found in many congregational groups in Indonesia and
even occurs in North Toraja, precisely in the Rantepao class. And one of them was carried out at the Toraja
Church of the Sion Sangkombong Klasis Rantepao Congregation. In the Sion Sangkombong Klasis Rantepao
Congregation, during the Covid-19 pandemic, activities at OIG in each congregation were carried out online and
some were not even done, especially in the Sion Sangkombong Congregation where activities such as houswhold
worship, youth worship and other activities are temporarily not being held due to the current conditions and
situation. For this reason, the church and even the church leaders must really give understanding to the
members of the congregation so that implementation of worship continues to run as it should, even though it is
held in their respective homes in virtual/live streaming.

Keywords : Church, Pandemic, Covid-19, Worship.

Abstrak : Salah satu masalah yang selalu menjadi topik pembicaraan dalam lingkup dunia pada era sekarang
ialah persoalan ibadah yang dilakukan secara virtual/online, akibat masalah yang menjadi pusat dari
pelaksanaan ibadah yang dilaksanakan secara virtual ini, yakni pandemic Covid-19. Pemahaman jemaat,
pemimpin jemaat maupun komunitas-komunitas dalam sebuah gereja lokal pada umumnya, ramai
memperbincangkan mengenai persolanan ibadah dalam bentuk virtual. Persoalan mengenai tata cara ibadah
secara daring ini, banyak ditemukan dalam kelompok jemaat di Indonesia dan bahkan terjadi pula di Toraja
Utara tepatnya di klasis Rantepao dan salah satunya dilakukan di Gereja Toraja Jemaat Sion Sangkombong
Klasis Rantepao. Di Jemaat Sion Sangkombong Klasis Rantepao, selama masa pandemi Covid-19 ini kegiatan di
OIG di masing-masing jemaat dilakukan secara daring dan bahkan ada yang sama sekali tidak dilakukan,
terkhusus di Jemaat Sion Sangkombong yang mana kegiatan-kegiatan seperti ibadah rumah tangga, ibadah
pemuda dan kegiatan lainnya untuk sementara waktu tidak di adakan karena melihat kondisi dan situasi
sekarang ini. Untuk itu, gereja dan bahkan pemimpin jemaat harus benar-benar memberikan pengertian kepada
anggota jemaat agar pelaksanaan ibadah tetap berjalan sebagaimana mestinya walaupun dilakanakan dirumah
masing-masing secara virtual/live streaming.

Kata Kunci : Gereja, Pandemi, covid-19, ibadah.

1. Pendahuluan
Pandemi virus covid-19 atau yang sering didengar dalam kalangan masyarakat ialah pandemi
virus corona yang saat ini sangat ramai di perbincangkan dalam lingkungan masyarakat dan
bahkan di dunia. Penyakit ini membuat ramai di seluruh dunia, sehingga berbagai cara untuk
memutus mata rantai penularan secara luas dan banyak negara yang melakukan lockdown atau
melakukan penutupan akses keluar dan masuk wilayah tertentu. Sementara di Indonesia
pemerintah mencoba menerapkan Social Distancing , sehingga sekolah-sekolah terpaksa harus non
aktif dan tidak ada kegiatan pembelajaran yang dilakukan di ruangan kelas melainkan para siswa
belajar dari rumah masing-masing. Tempat-tempat yang ramai juga mengalami pembatasan
seperti pasar, objek wisata dan tempat lainnya. Hal ini dilakukan untuk memberhentikan
penyebaran covid-19.
Bukan hanya kegiatan pembelajaran yang tidak di lakukan di sekolah, pasar dan tempat wisata
yang tidak ramai lagi di kunjungi oleh masyarakat, pembatasan kegiatan juga dilakukan pada
lingkup keagamaan, yakni kegiatan peribadatan juga dilakukan di rumah masing-masing dan tidak
dilakukan di gereja atau tempat ibadah. Beberapa pemimpin jemaat menyikapi hal ini dengan
menganggap bahwa tindakan ini yaitu beribadah di rumah atau mengikuti ibadah live streaming
merupakan sebuah tindakan yang dapat mengurangi rasa kepercayaan kita kepada Tuhan.
Pada salah satu artikel yang menanyakan tentang sikap gereja terhadap dampak dari covid-19
ini, dengan melihat tantangan-tantangan yang di hadapi gereja harus bisa menyikapi penyebaran
covid-19 ini yang memberikan dampak yang cukup besar bagi gereja. Dalam penulisan ini, dengan
melihat pandangan yang di ungkapkan oleh Gustavo Guitierrez yakni dengan menggunakan
pendekatan secara teologis dalam menghadapi persoalan sosial gereja 1. Pandangan yang di
bangun oleh penulisan Gustavo ini dibangun secara realistis apabila dihubungkan dengan situasi
gereja di Indonesia saat ini, karena hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah refleksi iman Kristen
yang baik untuk di kaji dalam lingkup gereja.
Pembahasan dalam penulisan ini, menekankan pada sikap teologis gereja dalam menyikapi
sebuah tantangan yakni melakukan peribadatan secara virtual dalam masa pandemic covid-19
yang mana jemaat mengalami pembatasan dalam melakukan ibadah di gereja. Pemerintah baik
secara langsung ataupun melalui Bimas Kristen Prostestan Kementrian Agama Republik Indonesia,
agar ibadah tidak lagi di lakukan di gereja, melainkan di lakukan secara online dengan teknologi
yang menjangkau untuk live streaming. Pola ibadah yang dilakukan secara virtual/daring ini,

1
Jabin J. Deguma et al., “Where is the Time of COVID-19 Pandemic : Preferring the Poor via G. Guitierrez’ Liberation’ and the
Chatolic Church’s Social Teaching in the Philippine Setting, Journal of Social and Political Sciences, vol 3 no. 2 (2020): 365-374.
pemimpin jemaat bahkan jemaat harus tetap melaksanakannya karena ini merupakan sebuah
kewajiban sebagai umat Kristiani walaupun tempat dan caranya yang berbeda.

2. Tujuan dan Manfaat


Pada penulisan ini, tujuan yang hendak dicapai ialah bagaimana gereja menyikapi mengenai
peribadatan yang dilakukan dirumah masing-masing yang terjadi akibat pandemi covid-19 melalui
live streaming dan bagaimana pemimpin jemaat memberikan tanggapan agar dapat membantu dan
memberikan pemahaman kepada anggota jemaat mengenai kegiatan yang dilakukan ini yakni
melakukan ibadah secara virtual. Sehingga dari dalamnya, jemaat boleh mengikuti kegiatan ini
walaupun dilakukan secara daring dan diharapkan agar seluruh OIG dalam jemaat terkhusus di
jemaat Sion Sangkombong boleh mengerti dan menerima hal tersebut.

3. Pembahasan
Gereja di Rumah Menurut PB
Dalam Alkitab Perjanjian Baru kata “rumah” sangat banyak digunakan yang mencapai 274 ayat,
baik dalam arti harafiah maupun metafora. Sedangkan, kata “rumah” dalam Bahasa Yunani ialah
oikos atau oikia. Banyaknya penggunaan kata oikos dan oikia menunjukkan bahwa penulisan teks
PB mempunyai latar belakang para pembaca gereja rumah 2. Dalam Kisah Para Rasul pasal 10, yang
mana Paulus menulis dengan pelayanan Petrus di rumah seorang yang bernama Kornelius.
Kornelius dan bahkan seisi rumahnya dalam Kisah Para Rasul ini dikatakan sebagai orang yang
takut akan Allah, tepatnya dalam Kis.10:23. Djeffry Hidayat memberikan penjelasan mengenai
gereja bahwa dalam Perjanjian Baru dikatakan gereja rumah, yang mana rumah merupakan unit
sosial, ekonomi dan juga religius 4. Oleh karena itu, pelayanan para rasul dalam kitab Kisah Para
Rasul dalam kegiatan peribadatan, pengajaran-pengajaran dan pelayanan rohani lainnya yang
dilakukan mengenai iman Kristen dapat dilakukan dirumah-rumah.
Dalam pelayanan Paulus dalam kitab Kisah Para Rasul sendiri awalnya ia mulai dari rumah ke
rumah. Rumah merupakan sebuah pusat pelayanan awal yang dilakukan oleh Paulus untuk
2
Fransiskus Irwan Widjaja, Candra Gunawan Marisi, T. Mangiring Tua Tongatorop, Handreas Hartono, “Menstimulasi Praktik
Gereja Rumah di tengah Pandemi Covid-19,” Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Indonesia, Vol 6 No. 1 (April 2020):
132.
3
Lembaga Alkitab Indonesia, (Jakarta: LAI 2017)
4
Djeffry Hidajat, “Gereja di Rumah : Kontekstualiasasi Fungsi-fungsi Rumah Dalam Masa Perjanjian Baru Untuk Pekabaran Injil,
“Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan 17, no 2 (Desember 2018) : 107-117.
memberitakan injil dan membina orang yang percaya kepada Yesus. Banyak rumah-rumah yang
rasul Paulus tempati untuk memberitakan injil yaitu Firman Tuhan yakni di rumah Lidia (Kis.
16:115-16a), rumah Yason (Kis. 17:7), rumah Akwila di Korintus (Kis. 18:1), ruang atas di Troas
(Kis. 20:8, 11), rumah Filipus di Kaisarea (Kis. 21:8). Hasil dari pelayanan rasul Paulus yang di
lakukan dari rumah ke rumah itu, juga dilakukan dan di tuntaskan dirumah. Oleh karena itu, dari
hal ini dapat diketahui bahwa dalam Perjanjian Baru terdapat banyak baptisan yang dilakukan di
rumah dan baptisan serumah, misalnya Kornelius (Kis. 10:2), Lidia di Filipi (Kis. 16:15), dan
kepala penjara (Kis. 16:33), keluarga Stefanus di Korintus (1 Kor. 1:16; 16:5) 5.

Pandemi Covid-19
Pada akhir tahun 2019 yang tepatnya pada bulan Desember, dunia sangat dikejutkan dengan
sebuah kejadian yang membuat semua masyarakat bertanya-tanya yaitu munculnya sebuah
wabah yang di kenal dengan virus corona (Covid-19). Virus ini menyebar secara cepat di seluruh
dunia yang awal penyebarannya di mulai dari Wuhan, China yang pada awalnya virus ini diduga
dari penjualan makanan laut yang diketahui masih tergolong spesies hewan hidup. Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) merupakan sebuah penyakit jenis baru yang belum diidentifikasi
sebelumnya pada diri manusia. Virus ini adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Sejauh ini, hewan yang menjadi sumber penularan Covid-19 ini masih belum diketahui, namu
berdasarkan bukti ilmiah yang didapatkan, virus ini dapat menular secara cepat ke manusia
melalui batuk/bersin. Gejala dan tanda-tanda yang terinfeksi virus ini termasuk gangguan
pernapasan seperti demam, batuk dan sesak napas 6.
Penjelasan mengenai pandemic covid-19 ini, tidak terlalu ditekankan secara detail dalam
penulisan ini, karena hal ini merupakan sebuah hal yang aktual yang terjadi dan bahkan dialami
oleh masyarakat Indonesia, khususnya umat Kristen. Penulisan ini mengarah kepada hal teologis
yang mana dari dalamnya setiap umat Kristen diharapkan tetap menjalankan serta menunjukkan
sikap dari pergumulan yang dialami ini dengan refleksi iman Kristen yang dimiliki, sehingga isu-
isu dari pandemic covid-19 ini tidak perlu dibahas secara meluas dalam bagian ini, kecuali yang
telah di publikasikan oleh akses sosial yang ada. Sehingga diharapkan kepada seluruh umat
Kristen untuk tetap memiliki pemahaman yang sederhana tentang penyebaran covid-19 ini
5
Lembaga Alkitab Indonesia, (Jakarta: LAI 2017)
6
Ririn Novianti Putri, “Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”, Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol 20 no. 2
(Juli 2020): 705.
sebagai penyakit yang memiliki daya tular yang cepat dan dapat menyebabkan kematian. Oleh
karena itu, sebagai orang yang percaya akan kehadiran Tuhan dalam kehidupannya, diharapkan
tetap waspada dan tetap mengikuti anjuran dan semua himbauan dari pemerintah agar
pemutusan rantai covid-19 ini dapat terlaksa dengan baik.

Pola Ibadah Virtual


Dalam situasi yang marak diperpincangkan dalam dunia sekarang ini, bahkan di negara Indonesia
secara khusus, kejadian yang terjadi ini banyak membuat peraturan baru yang muncul dengan
adanya pergumulan yang diresahkan orang yakni penyebaran virus covid-19. Keadaan ini memicu
pada semua orang yang mana dalam situasi ini, orang-orang dilarang untuk berkumpul dalam
jumlah banyak dan bahkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan di berhentikan untuk sementara,
juga terjadi dalam dunia pendidikan dan keagamaan yakni semua civitas pendidikan, pengurusan
dan kegiatan pembelajaran dilakukan dari rumah masing-masing secara daring, bahkan kegiatan
keagamaan yakni ibadah juga mengalami pembatasan yang mana tidak dilakukan di gereja
melainkan dilakukan dari rumah melalui ibadah virtual dan live streaming.
Pola ibadah virtual dalam gereja-gereja baik di Indonesia maupun diluar negeri, tidak lagi
mengadakan pertemuan atau kegiatan-kegiatan yang secara langsung dilakukan dalam Gereja.
Pertemuan-pertemuan ini di batasi dalam rangka memutus mata rantai penyabaran covid-19 yang
sudah menyebar ke penjuru dunia. Penanggulangan wabah covid-19 ini, dilakukan oleh seluruh
umat Kristen di dunia dengan melaksanakan ibadah secara virtual, bahkan setiap kegiatan-
kegiatan seluruh OIG dalam lingkup Gereja Toraja khususnya, banyak yang diberhentikan untuk
sementara dan ada yang tidak dilaksanakan sama sekali. Kegiatan seperti ibadah rumah tangga,
ibadah pemuda dan bahkan Sekolah Minggu juga dilakukan secara berkelompok-kelompok demi
tercapainya tujuan yakni memutus mata rantai penyebaran covid-19. Namun dengan melihat
situasi yang terjadi sekarang ini, banyak dari warga gereja yang mengeluh dan bahkan perpotensi
pada kemalasan akibat ibadah yang dilakukan secara daring ini.
Pola gereja yang dilakukan di rumah ini, tidak memicu pada penggunaan teknologi yang dapat
menghilangkan keseriusan dalam beribadah, karena pada dasarnya gereja merupakan sebuah
perekutuan yang dilakukan atas dasar iman kita kepada Yesus Kristus. Gereja rumah pada masa
rasul-rasul dapat diimplikasikan dalam bentuk gereja digital masa kini 7. Sehingga kembali pada
situasi ibadah yang ingin dibangun yaitu pertumbuhan iman dalam pengenalan secara pribadi
akan Yesus Kristus, ibadah yang dilakukan akan menghasilkan buah-buah iman baik dalam bentuk
kedewasaan jiwa maupun kedewasaan dalam bersikap dalam pola ibadah yang dilakukan dalam
situasi ini yakni ibadah rumah secara online.

4. Kesimpulan
Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang sangat banyak dikalangan masyarakat baik sosial,
politik, ekonomi dan bahkan keagaamaan. Peristiwa yang terjadi yakni pandemi covid-19 ini
menjadi momen yang dapat membangkitkan gereja di rumah, karena dengan adanya larangan dari
pemerintah usaha untuk memutus penyebaran covid-19 ini akan terlaksana dengan baik, sehingga
kegiatan yakni gereja juga boleh tetap terlaksana. Dalam menanggulangi penyebaran covid-19 ini,
perlu adanya kesadaran dalam diri masing-masing individu untuk tetap mengikuti protokol
kesehatan dan mengikuti larangan dari pemerintah. Dengan adanya himbauan dari pemerintah ini,
gereja dapat saling belajar antara satu dengan yang lainnya mengenai praktek yang baik dan
efektif untuk tetap menjalankan kewajiban dalam beribadah walaupun dilakukan di tempat dan
situasi yang berbeda, yakni melakukan kegiatan peribadatan dirumah secara virtual/live
streaming.

Referensi
7
Fransiskus Irwan Widjaja, Candra Gunawan Marisi, T. Mangiring Tua Tongatorop, Handreas Hartono, “Menstimulasi Praktik
Gereja Rumah di tengah Pandemi Covid-19,” Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Indonesia, Vol 6 No. 1 (April 2020):
135-136.
Deguma, Jabin J et al. “Where is the Time of COVID-19 Pandemic : Preferring the Poor via G. Guitierrez’
Liberation’ and the Chatolic Church’s Social Teaching in the Philippine Setting, Journal of Social and Political
Sciences, 3 no. 2 (2020): 365-374.
Widjaja, Fransiskus Irwan, et al. “Menstimulasi Praktik Gereja Rumah di tengah Pandemi Covid-19,” Jurnal
Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, Indonesia, Vol 6 No. 1 (April 2020): 132.
Lembaga Alkitab Indonesia, (Jakarta: LAI 2017)
Hidajat, Djeffry ,“Gereja di Rumah : Kontekstualiasasi Fungsi-fungsi Rumah Dalam Masa Perjanjian Baru
Untuk Pekabaran Injil, “Veritas : Jurnal Teologi dan Pelayanan 17, no 2 (Desember 2018) : 107-117.
Ririn Novianti Putri, “Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19”, Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi, Vol 20 no. 2 (Juli 2020): 705.

You might also like