You are on page 1of 14

ANALYSIS OF THE EFFECT OF ECONOMIC GROWTH ON THE OPEN UNEMPLOYMENT RATE IN NORTH

SUMATRA PROVINCE

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the effect of economic growth on the level of open
unemployment in North Sumatra Province. The information used is secondary information that comes
from the Central Statistics Agency (BPS) of North Sumatra Province in 2014 - 2020 and adrift institutions
that have relevance to the subject of research. The procedure in this research uses quantitative analysis
procedures, namely the analysis of information in the form of numbers after which it is processed using
statistical programs with correlation analysis procedures and simple linear regression analysis models.
The variables used are the Open Unemployment Rate (Y) as the dependent variable and Economic
Growth (X) as the independent variable. The results showed that economic development affects the
shrinkage of the open unemployment rate in North Sumatra Province. Sourced on the t test, economic
growth displays that t calculates > t table (-5,438 > 2.57). So the result obtained is Ho rejected and Ha
accepted. Based on the calculation of correlation coefficients and determination can be explained that
85% is influenced by the variable of economic growth (X). In contrast, the remaining 15% is influenced by
other variables. The result of a linear regression equation can be seen that the positive value constant is
equal to 22,888. This value explains that if the independent variable (economic growth) is equal to zero
then the open unemployment rate in North Sumatra Province decreases by 22, 888 people.

Keywords: Economic Growth, Open Unemployment, North Sumatra Province

ABSTRAK

Tujuan dilakukan riset ini adalah untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap
tingkatan pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara. Informasi yang digunakan merupakan
informasi sekunder yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara pada tahun
2014 - 2020 serta lembaga terpaut yang mempunyai relevansi dengan pokok bahasan riset. Tata cara
pada riset ini memakai tata cara analisis yang berbentuk kuantitatif yakni analisis informasi yang berupa
angka setelah itu diolah memakai program statistik dengan tata cara analisis korelasi serta model
analisis regresi linier sederhana. Variabel yang digunakan merupakan Tingkatan Pengangguran Terbuka
(Y) sebagai variabel terikat serta Pertumbuhan Ekonomi (X) sebagai variabel bebas. Hasil riset
menampilkan kalau perkembangan ekonomi mempengaruhi terhadap penyusutan tingkatan
pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara. Bersumber pada uji t, pertumbuhan ekonomi
menampilkan bahwa t hitung > t tabel (-5,438 > 2,57). Hingga hasil yang didapat adalah Ho ditolak serta
Ha diterima. Bersumber pada perhitungan korelasi koefisien serta determinasi bisa dipaparkan bahwa
85% dipengaruhi oleh variabel pertumbuhan ekonomi ( X). Sebaliknya sisanya sebesar 15% dipengaruhi
variabel lain. Hasil persamaan regresi linier bisa dilihat kalau konstanta bernilai positif sama dengan
22.888. Nilai ini menjelaskan bahwa bila variabel bebas (pertumbuhan ekonomi) sama dengan nol maka
tingkatan pengangguran terbuka di Provinsi Sumatera Utara menurun sebanyak 22. 888 jiwa.

Kata Kunci: Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Terbuka, Provinsi Sumatera Utara

PENDAHULUAN

Pada dasarnya, para pakar ekonomi telah meyakini bahwasanya untuk menilai kemajuan
suatu Wilayah ataupun Negara khususnya pada sektor perekonomian itu didasarkan pada
beberapa indikator, salah satunya adalah pertumbuhan ekonomi . Dengan berbagai cara banyak
Negara ataupun Wilayah saling berlomba-lomba untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya,
salah satunya adalah dengan menggunakan aspek faktor produksi selaku kekuatan utama dalam
upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain dengan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, keberhasilan perekonomian suatu negara juga ditentukan dengan tingkat pengangguran
yang ada pada suatu negara atau wilayah. Pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran
merupakan dua indikator penting diantara indikator-indikator lainnya yang sudah merupakan
tanggung jawab suatu negara ataupun wilayah untuk dapat menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi tersebut sebagai bentuk usaha untuk mensejahterakan masyarakat
didalamnya.
Pengangguran sebagai satu dari banyaknya permasalahan makro ekonomi akan menjadi
suatu penghambat dalam hal pembangunan daerah sebab hal tersebut akan memunculkan
masalah-masalah sosial yang lain (Yehosua, dkk, 2019). Di negara Indonesia, pertumbuhan
ekonominya juga diiringi dengan naiknya jumlah penduduk yang tinggi. Dengan adanya
kenaikan jumlah penduduk secara terus menerus tentunya juga diikuti dengan jumlah tenaga
kerja yang meningkat pula. Namun jumlah tenaga kerja yang meningkat secara terus menerus
apabila tidak sebanding atau lebih besar dari jumlah lapangan kerja yang ada berakibat pada
meningkatnya angka pengangguran, hal ini menjadi permasalahan yang serius bagi Indpnesia.
Indikator pertumbuhan ekonomi dan tingkat pengangguran adalah dua hal yang saling
berkaitan. Sebab pada dasarnya, bentuk upaya pemerintah dalam mengurangi mengurangi
pengangguran yaitu dengan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ada berbagai cara
yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengurangi pengangguran (Movanita, 2018)
dengan cara melakukan peningkatan keahlian kerja, menggalakkan investasi serta ekspor untuk
menghasilkan lapangan kerja, terbentuknya ikatan industrial yang baik antara pemberi kerja
serta pekerja itu sendiri. Dan yang terakhir yaitu berupaya untuk meningkatkan pertumbuhan
ekonomi. sebab kualitas pertumbuhan ekonomi yang suatu daerah bisa dicerminkan dari
saadanya tingkat ukur suatu tekanan terhadap tenaga kerja (misalnya dalam hal ini minimnya
pengangguran). Apabila pengangguran dapat ditekan sedemikian rupa di suatu daerah, berarti
pertumbuhan ekonomi suatu daerah tersebut sudah baik.

Tabel 1
Tingkat Pengangguran dan Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Sumatera Utara
Tahun 2014-2020
No Tahun Jumlah Pertumbuhan

Pengangguran (jiwa) Ekonomi (%)

1 2014 390.714 5,23

2 2015 428.794 5,10

3 2016 372.000 5,18

4 2017 377.288 5,12

5 2018 396.027 5,18

6 2019 382.438 5,22

7 2020 507.805 -1,07

Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara (2020)

Berdasarkan data yang termuat dari Badan Pusat Statistik, pertumbuhan ekonomi
Sumatera Utara selama periode 2014-2019 positif. Namun, pada tahun 2020, pertumbuhan
ekonomi Sumatera Utara melambat dan menunjukkan angka negatif. Penurunan ini
kemungkinan disebabkan oleh kebijakan pembatasan aktivitas usaha akibat pandemi Covid-19.
Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara meningkat sebesar 5,23% pada tahun
2014. Sedangkan Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara melambat sebesar
5,10%, dibarengi dengan meningkatnya jumlah pengangguran pada saat itu. Tapi setelah itu,
perekonomian Sumatera Utara kembali tumbuh pesat, dengan pertumbuhan ekonomi Sumut
sebesar 5,18% pada tahun 2016. Pertumbuhan ekonomi turun lagi sebesar 5,12% pada tahun
2017 dan akhirnya naik sebesar 5,18% pada tahun 2018. Pada tahun 2019, Sumut mengalami
peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan, dengan tingkat pertumbuhan sebesar
5,22%. Tapi di tahun 2020 Pertumbuhan ekonomi di Sumut turun kembali secara drastis ke nilai
-1,07%. Ini merupakan kondisi pertumbuhan ekonomi terlemah dalam 10 tahun terakhir.

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi dimaknai sebagai proses peningkatan pendapatan per kapita.


Pertumbuhan ekonomi diartikan dengan peningkatan kegiatan di bidang perekonomian yaitu
barang dan jasa yang diproduksi dari masyarakat.

Dengan mengikuti teori keinesian, ada empat faktor positif yang mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Diantaranya adalah pengeluaran pemerintah, ekspor neto, konsumsi, dan
infesrasi. Keempat faktor tersebut dipengaruhi lagi dengan beberapa faktor seperti suku
bunga ,inflasi, tingkat harga, jumlah uang beredar, pertukaran nilai, dll.

Dari data yang di catat pertumbuhan ekonomi bisa meningkat di wilayah yang cukup jauh
dari Kota tetapi hal ini menjadi nilai plus yang di dapat dari daerah tersebut. Faktor ini di
sebabkan oleh beberapa hal yang menunjang pertumbuhan ekonomi yaitu dari salah satunya
sektor pertambangan yang memberikan kenaikan yang cukup signifikan. Begitupun dengan
sektor perikanan, pertanian, dan kehutanan yang merupakan sebagai sektor mata pencaharian, hal
ini akan menjadi faktor unggulan dalam menaikkan pertumbuhan ekonomi tetapi pasalnya sektor
itu masih di olah dengan cara yang tradisional karena keadaan ekonomi masih tergolong rendah
dalam bersaing dengan sektor lain, Oleh karena itu, dengan perkembangan penggunaan teknologi
saat ini, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan hanya tergolong kelompok potensial yang
mendapat banyak tekanan.

Pertumbuhan ekonomi merupakan komponen dari pembangunan ekonomi yang


dipandang Islam dari berbagai sumber. Pertumbuhan ekonomi bisa ditinjau dari pembuatan
produksi oleh banyaknya sektor di wilayah yang terletak dalam Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) baik secara harga yang berlaku maupun harga yang konsisten. Tetapi PDRB harga yang
konsisten memiliki perhitungan yang mendekati pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
perkembangan produksi riil suatu daerah tertentu.

Yang termasuk faktor penunjang pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah


pengembangan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), salah satu cara untuk
mengembangkannya adalah melalui pendidikan, yang mana dengan pendidikannya seseorang
akan mengubah pola fikirnya, melalui pendidikan juga seseorang akan mendapatkan banyak
informasi dan ilmu untuk berkembang. Dengan demikian pergerakan untuk menumbuhkan
ekonomi akan semakin cepat, karena dibantu oleh indikator yang paling berdampak besar.

Pengangguran

Menurut Sadono Sukirno, Pengangguran adalah kondisi tertentu dimana seseorang yang
ingin mencari pekerjaan tapi belum dapat memperoleh pekerjaan tersebut. Pengangguran
merupakan salah satu permasalahan utama yang paling sering dialami dalam sebuah negara.
Membahas mengenai pengangguran tidak selalu berhubungan dengan permasalahan
soasialmelainkan juga tentang permasalahan ekonomi, karena selain menimbulkan permasalahan
sosial pengangguran juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara terutama negara
yang berkembang salah satunya Indonesia.

Menurut Bapak Kwik Kian Gie, Menteri PPN/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Kepala Badan Bappenas) mengatakan, adapun tantangan yang dihadapi pemerintah
adalah jumlah pengangguran yang selalu meningkat. Angka penggangguran di Indonesia
semakin meningkat. Pengangguran ini menyebabkan banyak orang tidak memiliki pendapatan
dan mendorong ke lingkaran kemiskinan. Umumnya pemerintah dalam mengatasi pengangguran
dapat melakukan perluasan lapangan pekerjaan, baik di bidang pemerintahan maupun bidang
swasta.

Di setiap negara masalah yang paling sulit terpecahkan adalah masalah pengangguran,
yang di sebabkan oleh jumlah penduduk yang semakin bertambah banyak tiap tahunnya, dan
mengakibatkan peningkatan masyarakat yang mencari pekerjaan. Jika tenaga kerja tidak
mendapatkan lapangan pekerjaan maka akan termasuk ke dalam orang yang menganggur atau
biasa disebut sebagai pengangguran.

Jenis Pengangguran

Pengangguran secara umum didefinisikan sebagai orang yang ingin bekerja tetapi tidak
memiliki pekerjaan. Ada 3 jenis pengangguran:

1. Pengangguran terselubung adalah pekerja yang tidak mencapai efisiensi optimal


karena alasan tertentu.
2. Setengah menganggur adalah pekerja yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu.
3. Pengangguran terbuka adalah pekerja yang sama sekali tidak mempunyai pekerjaan.

Sumber daya Indonesia mencakup banyak sumber daya, namun sumber daya tersebut tidak
menjamin menghasilkan sumber daya manusia yang handal,faktor penyebab tingginya tingkat
pengangguran adalah kurangnya sumber daya manusia yang terampil. Budaya malas di
masyarakat juga sebagai salah satu fakto yang menyebabkan pengangguran di Indonesia
semakin meningkat.

Dibawah ini merupakan faktor-faktor penyebab pengangguran:

1. Minimnya lapangan pekerjaan yang dimiliki oleh Indonesia, sehingga tidak sebanding
dengan para pencari kerja yang sangat banyak.
2. Tidak memiliki keahlian atau keterampilan oleh pencari kerja juga yang termasuk salah
satu faktor meningkatkannya angka pengangguran.
3. Kurangnya dalam mencari informasi, yang mana para pencari kerja kurang memiliki
jangkauan untuk mencari informasi mengenai perusahaan-perusahaan apa saja yang
sedang kekurangan tenaga kerja.
4. Lapangan pekerjaan yang tidak merata, karena terlalu banyaknya lapangan pekerjaan di
kota, sementara masih sedikitnya perataan lapangan pekerjaan.
5. Pemerintah yang masih kurang berupaya dalam memberikan pelatihan guna
meningkatkan kemampuan yang dimiliki masyarakat Indonesia, agar mereka tidak
bermalas-malasan.
Dampak dari pengangguran yaitu mengakibatkan ketidakstabilan politik, para investor, pada
sosial dan mental, dan menurunnya tingkat perekenomian Negara. Selain itu, ada beberapa
dampak yang ditimbulkan oleh pengangguran, antara lain :

a. Dalam hal ekonomi, pengangguran menambah jumlah penduduk miskin. Dikarenakan


semakin banyak orang yang menganggur maka akan berpengaruh pada rendahnya
pendapatan ekonomi. Karena biaya hidup yang terus meningkat, itu menjadi semakin
mahal. Hal ini yang memungkin mereka menghasilkan keuangan secara mandiri serta
kebutuhan dasar hidup para penganggur.
b. Dalam hal sosial, dengan bertambahnya jumlah pengangguran, jumlah orang miskin
akan bertambah dan jumlah pengemis, gelandangan, dan pengamen jalanan akan
meningkat. Hal ini mempengaruhi tingkat kejahatan, dikarenakan kesulitan mencari
pekerjaan maka mereka melakukan kejahatan seperti pencurian, pembobolan dan lain-
lain untuk melengkapi hidup mereka.
c. Dalam hal mental, semakin banyak penganguran maka timbul di dalam diri mereka
kehilangan kepercayaan diri, putus asa dan juga bisa menyebabkan depresi.
d. Dalam hal politik, akan banyak demonstrasi. Yang membuat dunia politik tidak stabil,
jumlah serikat pekerja yang berdemontrasi karena tingkat pengangguran tinggi.
e. Dalam hal keamanan, tingginya tingkat pengangguran menyebabkan para penganggur
melakukan kejahatan untuk menunjang perekonomian, seperti perampokan, pencurian,
peredaran narkoba, dan penipuan
f. Tingginya tingkat pengangguranjuga dapat meningkatkan jumlah anak muda yang
mencari pekerjaan buruk, termasuk PSK, karena untuk menunjang perekonomian

METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup dan Objek Penelitian
Ruang lingkup pada penelitian ini yaitu analisis impak pertumbuhan ekonomi terhadap
taraf pengangguran pada provinsi sumatera utara tahun 2014-2020
Lokasi penelitian
Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik
Dinas Sumut,serta instansi terkait lainnya dan terkait dengan pokok bahasan diatas.
Model Analisis
Pada penelitian ini penulis melakukan analisis dengan penggunaan metode analisis data
numerik yang merupakan salah satu metode analisis kuantitatif, kemudian mengolahnya
dengan menggunakan metode analisis statistik regresi linier sederhana dan korelasi.
Untuk menganalisis, model analisis yang dipakai dalam penelitian ini yaitu persamaan
regresi linier sederhana (Husaini dan Purnomo 2006, h. 22) sebagai berikut:

Y = f(x)......................................(1)
Log Y = a bX е
Dimana:
Y = Pengangguran
a = Tidak ada perubahan
X = Pertumbuhan ekonomi
b… = Koefisien regresi
e = Standar error

Uji statistik (uji t)

Untuk melihat signifikan atau tidaknya pertumbuhan ekonomi berpengaruh dalam tingkat
pengangguran di Provinsi Sumatera Utara yang akan diuji dengan membandingkan nilai t
(terlapor) perhitungan) dengan nilai t (tabel).

Uji hipotesis untuk uji-t adalah sebagai berikut:

Ho: β = 0 artinya tidak terdapat pengaruh variabel pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat
pengangguran di Provinsi Sumatera Utara, sebagian Ha : 0 artinya ada pengaruh variabel
pertumbuhan terhadap tingkat pengangguran di Provinsi Sumatera Utara pada Kriteria Evaluasi :
Jika t tabel adalah dihitung maka Ho dihilangkan dan Ha diterima Jika t tabel diterima maka Ho
diterima dan Ha diabaikan Uji R2 (faktor determinasi) Periksa koefisien determinasi sesuai
dengan rumus : R2 = Koefisien determinasi ei 2 = kuadrat dari nilai yang tersisa 2 = kuadrat dari
nilai variabel. l Koefisien determinasi (R²) diambil untuk mencermati ada tidaknya hubungan
yang sempurna, dan juga menunjukkan apakah dengan adanya variabel bebas yang berubah akan
diikuti oleh variabel terikat dalam proporsi yang sama. Pengecekannya dilakukan dengan melihat
nilai dari R Square (R2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dengan menggunakan analisis hasil regresi linear sederhana diperoleh hasilnya sebagai
berikut:

Rata – rata Standar Deviasi

VARIABEL RATA - RATA STD. DEVIATION N

Pengangguran Terbuka (Y) 407.866,57143 441.449,84615 7


Pertumbuhan Ekonomi (X) 4.28 2,35961155 7

Pada Tabel diatas, bisa dilihat bahwa rata-rata variabel pertumbuhan ekonomi untuk
pengangguran terbuka di Sumatera Utara ialah 407.866,57143, standar deviasinya
441.449,84615, dan rata – rata pengangguran terbuka terhadap pertumbuhan ekonomi di
Sumatera Utara yakni 4.28 dengan standar Deviasi 2,35961155. Artinya kombinasi pertumbuhan
ekonomi akan mempengaruhi pengangguran terbuka di Sumatera Utara.

Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

MODEL R R Square Adjusted R Square

1 0.921a 0.849 0.819

Dengan menggunakan tabel di atas, kita dengan jelas mengatakan bahwasanya koefisien
korelasi variabel yang didapat adalah R = 0.921a atau (92,1 persen) dan terdapat keterkaitan
diantara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) memberikan hubungan erat sebesar 92.1
persen. Hal ini karena seiring dengan pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka di
Sumatera Utara akan berkurang. Sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara
menurun maknanya pengangguran terbuka akan semakin meningkat di Provinsi Sumatera
Utara.
Dengan didasarkan hasil uji yang dilakukan, dapat disimpulkan maknanya variabel
pengangguran terbuka berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara.
Efisien determinasi dalam penelitian ini dapat diketahui dengan penggunaan rumus perhitungan
sebagaimana sesuai yang tertulis dibawah ini:
Koefisien determinasi = R2 x 100%
Koefisien determinasi = (0.849)2 x 100%
Koefisien determinasi = 85,0%

Berdasarkan perhitungan analitik dan koefisien determinasi dapat dijelaskan bahwa nilai
koefisien determinasi adalah 0,89, yaitu 85 dijelaskan oleh variabel pertumbuhan ekonomi (X),
dan sisanya 15% dapat dijelaskan oleh faktor atau variabel yang lain di luar model penelitian.

Uji Regresi Linier Sederhana

Berdasarkan hasil analisis penelitian, maka diperolehlah persamaan regresi linier


sederhana akhir estimasi sebagai berikut :
LogPT = a + biLogP.E + Ui
LogPT = 22,888 – 0,4,562E-5
a. Konstanta (Pengangguran Terbuka)
Mengikuti persamaan diatas bahwasanya nilai konstanta bernilai positif dengan nilai 22,888.
Nilai konstanta juga menunjukan bahwa apabila variabel independent (pertumbuhan
ekonomi) sama dengan nol maka tingkat pengangguran terbuka di Kota Medan sebanyak
22,888 jiwa.
b. Koefisien Regresi dari Variabel Indepen X
Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa nilai koefisien variable independent
(pertumbuhan ekonomi) di Kota Medan diperoleh hasil negatif yaitu untuk setiap kenaikan
1% variabel Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Medan. Kota Medan, variabel
pertumbuhan ekonomi akan meningkat sebesar -0,4,562E-5 persen.

Uji t (parsial atau individu)

Uji t dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar variabel pertumbuhan
ekonomi (X) terhadap pengangguran terbuka (Y) secara individual dengan tingkat kepercayaan
(level of confidence 95%) yaitu :

Uji Parsial (Uji t)

No Uraian thitung ttabel

1 Pertumbuhan ekonomi X -5,438 2,570

Berdasarkan Tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki nilai thitung
< ttabel (-5,438 > 2,570). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Maknanya variabel pertumbuhan
ekonomi memiliki pengaruh secara positif terhadap tingkat pengangguran di Sumatera Utara, hal
ini disebabkan oleh tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi dan dengan pemerataan hasil
pertumbuhan antar perusahaan untuk mengurangi pengangguran.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pengangguran adalah masalah dalam perekonomian, pertumbuhan ekonomi di suatu


wilayah akan berdampak pada naiknya tingkat pengangguran terbuka. Ukuran dari kuantitatif
yang mempresentasikan perkembangan suatu perekonomian tahun tertentu dengan tahun
sebelumnya yaitu dengan melihat tingkat pertumbuhan ekonomi. Hasil perkembangannya
disajikan dalam bentuk persentase perubahan pendapatan nasional ke tahun tertentu dengan
tahun sebelumnya.

Dengan didasarkan hasil penelitian, variabel pertumbuhan ekonomi berhubungan positif


dengan penurunan tingkat pengangguran di Provinsi Sumatera Utara. Hasil kajian menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi ternyata memiliki dampak signifikan terhadap penurunan jumlah
pengangguran yang dinyatakan, meskipun dalam skala yang relatif kecil seperti kependudukan,
sektor pertanian, sektor publik dan inflasi. Adapun variabel yang relatif penting dan mempunyai
pengaruh besar terhadap pengurangan jumlah pengangguran adalah sektor pendidikan. Atas
dasar hasil tersebut, kebijakan yang akan dilaksanakan untuk mengurangi jumlah pengangguran
diumumkan sebagai kualitas dan pertumbuhan. Selain itu, kebutuhan yang cukup juga diperlukan
dengan mempercepat agroindustri pedesaan, mengakumulasi sumber daya manusia,
mengendalikan pertumbuhan penduduk secara efektif serta pengendalian inflasi untuk menjaga
daya beli masyarakat

Kesimpulan

Berdasarkan pengujian uji t, dapat dilihat bahwasanya hasil akhir menunjukkan nilai t hitung > t
tabel dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu (-5.438 > 2.570) yang diartikan dengan Ho ditolak dan
Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pengaruh satu variabel bebas terhadap
variabel terikat adalah signifikan.

Kemudian penulis dapat menjelaskan bahwa nilai koefisien determinasi adalah 0,849
berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi dan  koefisien determinasi  yang berarti 85,0%
dapat dijelaskan oleh variabel pertumbuhan ekonomi (X). Pada hasil persamaan regresi linier
konstanta bernilai positif atau 22,888 yang menunjukkan bahwa jika variabel bebas
(pertumbuhan ekonomi)  nol maka tingkat pengangguran terbuka di  Sumatera Utara  menurun
sebesar 22,888.

Saran

Pendapatan daerah di Sumatera Utara dapat menurun apabila pertumbuhan ekonomi berdampak
signifikan terhadap tingkat pengangguran, hal tersebut dikarenakan kualitas pertumbuhan
ekonomi yang banyak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran itu sendiri. Karenanya,
pemerintah Sumatera Utara diharapkan untuk memanfaatkan sumber daya ekonomi dengan baik
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi seperti peningkatan UMKM, melakukan sosialisasi
tentang bagaimana strategi menjalankan UMKM dengan baik, sehingga dapat menjadi sumber
penghasilan bagi masyarakat di Provinsi Sumaterra Utara, dan lebih banyak lagi menciptakan
lapangan pekerjaan, agar tingkat pengangguran semakin berkurang serta mendorong peningkatan
pertumbuhan ekonomi daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Yehosua, Susan A, Rotinsulu, Tri O, dan Niode, Audie O. 2019. Pengaruh Inflasi Dan Suku
Bunga Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kota Manado. Jurnal Berkala Ilmiah
Efisiensi Volume 19 No. 01 Hal 20-31

Movanita, Ambaranie Nadia Kemata. 2018. Ini Jurus Pemerintah agar Pengangguran Turun Pada
2019. Diakses melalui https://ekonomi.kompas.com/read/2018/09/12/070600926/ini-
jurus-pemerintah-agar-pengangguran-turun-pada-2019?page=all. (diakses pada 29
November 2021)

Widiaty, Eny. 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Perspektif Ekonomi Islam: Peran Inflasi,
Pengeluaran Pemerintah, Hutang Luar Negeri dan Pembiayaan Syariah. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam. Hal 1-16. Vol. 6. No. 02

Fau, Jhon Firman. Analisis Potensi Sektoral Ekonomi Kabupaten Nias Selatan Metode Analisis
Shift-Share dan Location Quotient. Jurnal Education and Development. Hal. 26-30.
Vol. 5. No. 1

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. 2021. Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar
Harga Konstan 2010 Menurut Kabupaten/Kota. Bps.go.id (diakses pada 29 November
2021)

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara. 2021.  Jumlah Pengangguran Berumur 15
Tahun Keatas Menurut Kab/Kota. Bps.go.id (diakses pada 29 November 2021)

You might also like