You are on page 1of 10

Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.

1, 2020

GAMBARAN SERTA KESESUAIAN TERAPI DIARE PADA PASIEN DIARE AKUT


YANG MENJALANI RAWAT INAP DI RSUD SLEMAN

Imam Jayanto1*), Vitarani Dwi Ananda Ningrum2), Wahyuni2)


1)
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115
2)
Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Islam Indonesia

Korespondensi : jayimam@yahoo.co.id

ABSTRACT

Diarrhea defined as bowel movements that does not form or in a liquid consistency with in-
creasing frequency. According to the data of World Health Organization (WHO), diarrhea is
the number one cause of infant mortality in the world. This research aims to describe the
pharmacological use of antidiarrheal therapy and rehydration in the management hospitalized
diarrheal patients in Sleman District Hospital according with SPM in this case using the SPM
Sardjito Hospital, Yogyakarta. This research carried out with the observational analytic cross
sectional design (cross-sectional) and a prospective collecting data on patients hospitalized
diarrhea in Sleman District Hospital during June to September 2012. Sampling used purpos-
ive sampling techniques that meets inclusion criteria. Type of data in this research is second-
ary data and primary data taken from the demographic data and patient medical records as
well as interviews with relevant patients. Analysis the research data done in 2 ways, that is
using descriptive analysis to describe the demographic distribution of diarrhea in Sleman
District Hospital. Then continued with the inferential analysis using SPSS test a logistics
Binner and chi-square test. The results are was 34% the suitability treatment in the form of
antibiotic therapy for diarrhea; was 16.68% in the form of diarrhea rehydration therapy; was
100% in the form of antidiarrheal therapy.
Keywords : Acute diarrhea, therapeutic efficacy, binary logistic

ABSTRAK
Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak berbentuk atau dalam
konsistensi cair dengan frekuensi yang meningkat. Menurut data Badan Kesehatan Dunia
(WHO), diare adalah penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran terapi farmakologi penggunaan antidiare dan rehidrasi
dalam penanganan pasien diare rawat inap di RSUD Sleman dengan mengacu pada SPM
RSUP Sardjito, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan secara observasional dengan rancangan
analitik cross sectional (potong lintang) dan pengambilan data secara prospektif pada pasien
diare rawat inap di RSUD Sleman selama Juni – September 2012. Pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer yang diambil dari
data demografi dan data rekam medik pasien serta wawancara langsung dengan pasien
terkait. Analisis data hasil penelitian dilakukan dengan 2 cara, yaitu memakai analisis
deskriptif untuk mengetahui gambaran distribusi demografi pasien diare di RSUD Sleman.
Lalu dilanjutkan dengan analisis inferensial dengan memakai uji SPSS berupa logistik binner
dan uji chi-square. Hasilnya terdapat kesesuaian terapi sebesar 34% yang berupa terapi
antibiotik untuk diare; sebesar 16,68% yang berupa terapi rehidrasi diare; sebesar 100% yang
berupa terapi antidiare.
Kata Kunci : Diare akut, kemanjuran terapi, logistik biner

Imam Jayanto dkk…. 1


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

PENDAHULUAN kematian pada bayi (Rajamanickam


Diare didefinisikan sebagai dkk, 2010).
suatu perubahan kebiasaan buang air Pengobatan pada gastroenteritis
besar bagi individu yang biasanya ialah minum cairan yang
mengakibatkan tinja secara substansial cukup, termasuk pada penderita yang
lebih sering terjadi (Anonim, 2005). muntah, harus minum sedikit demi
Diare menyebabkan hilangnya air dan sedikit untuk mengatasi dehidrasi
mineral (elektrolit, seperti kalium) dan sehingga muntahnya terhenti. Jika
dapat menyebabkan dehidrasi. Anak- muntah berlangsung terus dan terjadi
anak, dan terutama bayi bisa mengalami dehidrasi berat, mungkin diperlukan
dehidrasi jauh lebih cepat dibandingkan infus cairan dan elektrolit. Untuk
orang dewasa, sehingga sangat penting pencegahan diare, biasakan mencuci
bahwa cairan diganti (Anonim, 2010). tangan dengan sabun sebelum makan
Diare adalah buang air besar dalam maupun sesudah buang air besar serta
bentuk cair lebih dari tiga kali dalam masaklah makanan dengan baik dan
sehari, biasanya disertai sakit dan benar (Anonim, 2011).
kejang perut. Diare yang terjadi Strategi terapi untuk diare ialah
biasanya bisa sembuh sendiri dan tidak tindakan preventif terlebih dahulu
berbahaya, tetapi diare yang berat bisa seperti penanganan makanan yang ketat,
menyebabkan dehidrasi dan bisa sanitasi, air, dan praktek-praktek
membahayakan jiwa. Dehidrasi adalah kebersihan lingkungan yang dapat
suatu keadaan dimana tubuh mencegah penularan. Jika diare
kekurangan cairan yang dapat berakibat menyebabkan penyakit lain, diperlukan
kematian, terutama pada anak / bayi jika pengendalian kondisi primer. Jika
tidak segera diatasi (Anonim, 2006). preventif tidak berhasil dan diare masih
Diare sampai saat ini masih terjadi, tujuan terapi selanjutnya ialah
merupakan masalah kesehatan, tidak mengelola diet, mencegah pengeluaran
saja di negara berkembang tetapi juga di air dan elektrolit juga gangguan asam-
negara maju. Di Inggris 1 dari 5 orang basa yang berlebihan, memberikan
menderita diare infeksi setiap tahunnya obat-obat simtomatik, mengobati
dan 1 dari 6 orang pasien yang berobat penyebab yang bisa disembuhkan serta
ke praktek umum menderita diare mengelola gangguan “sekunder”
infeksi. Di Amerika Serikat keluhan penyebab diare. Aneka obat telah
diare menempati peringkat ketiga dari digunakan untuk mengobati serangan
daftar keluhan pasien pada ruang diare. Obat-obat ini dikelompokkan
praktek dokter, sementara beberapa menjadi beberapa kategori, yaitu
rumah sakit di Indonesia data menun- antimotilitas, adsorben, senyawa
jukkan bahwa diare akut karena infeksi, antisekresi, antibiotik, enzim, dan
menempati peringkat pertama s/d mikroflora usus. Biasanya obat ini tidak
keempat (Prastowo, 2009). Penyakit untuk kuratif melainkan paliatif (Dipiro
diare adalah salah satu penyebab utama dkk, 2008).
morbiditas dan kematian di negara ber-
kembang dan bertanggung jawab atas METODE PENELITIAN
kematian jutaan orang setiap tahun. Ada Rancangan Penelitian
banyak bukti epidemiologi dan ekspe- Penelitian ini dilakukan secara
rimental yang berkaitan dengan penya- observasional dengan rancangan
kit diare akut di seluruh dunia, yang analitik cross sectional (potong lintang)
merupakan salah satu penyebab utama dan pengambilan data secara prospektif
pada pasien diare rawat inap di RSUD

Imam Jayanto dkk…. 2


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

Sleman, Yogyakarta. Pengambilan data 1. Analisis deskriptif


dilakukan dengan cara penelusuran data Analisis dilakukan agar mengetahui
rekam medik perawatan pasien serta gambaran distribusi demografi
mengunjungi bangsal-bangsal dimana pasien diare akut di RSUD Sleman,
pasien tersebut dirawat yang kemudian Yogyakarta dengan cara
digunakan sebagai alat untuk menghitung persentase jumlah
menelusuri demografi pasien dan masing-masing variabel, kemudian
riwayat pengobatan pasien. menyajikannya dalam bentuk
Tempat dan Waktu Penelitian diagram.
Penelitian ini dilaksanakan pada 2. Analisis inferensial
selang 4 bulan yaitu bulan Juni – Dalam hal ini, dibagi menjadi 2
September 2012, sedangkan tempat kategori dari hasil terapi yang
penelitian dilakukan di RSUD Sleman didapat yaitu berhasil dan tidak
dengan diagnosis pasien diare yang berhasil. Terapi berhasil terjadi jika
rawat inap memakai kuisioner serta data pasien mengalami penurunan
rekam medis pasien. frekuensi BAB yang bisa dilihat
Populasi dari rekam medik yaitu ≤ 3 kali
Populasi target ialah seluruh sehari, sedangkan terapi tidak
pasien diare yang rawat inap di RSUD berhasil jika pasien masih memiliki
Sleman, Yogyakarta. Populasi frekuensi BAB > 3 kali sehari atau
terjangkau adalah pasien diare yang tidak ada perubahan dan penurunan
rawat inap dengan umur minimal 1 gejala. Dalam analisis ini memakai
tahun di RSUD Sleman, Yogyakarta uji SPSS yang meliputi:
pada bulan Juni – September 2012. a. Analisis faktor-faktor yang
Pengambilan sampel menggunakan mempengaruhi keberhasilan
teknik purposive sampling yang telah terapi diare akut memakai
memenuhi kriteria inklusi serta analisis regresi Binner Logistic.
diharapkan dapat menjadi sampel b. Analisis hubungan antara
representative. Kriteria inklusi & tingkat keberhasilan terapi
eksklusi dari sampel meliputi : dengan faktor-faktor yang
1. Pasien dengan diagnosis diare. mempengaruhi keberhasilan
2. Mendapatkan terapi farmakologi. terapi diare akut memakai
3. Menjalani rawat inap minimal 2 analisis statistik nonparametrik
hari di RSUD Sleman. dengan model uji chi-square.
4. Mempunyai catatan rekam medis
lengkap Terapi Farmakologi Pasien Diare
Kriteria eksklusi terdiri dari : Akut
1. Umur < 1 tahun & tanpa terkait Terapi farmakologi dalam
penyakit tertentu. penyembuhan pasien diare akut di
2. Menjalani rawat inap tetapi pada RSUD Sleman terdiri dari terapi
saat penelitian dimulai, pasien rehidrasi dan terapi antidiare serta terapi
sudah sembuh atau meninggal pada antibiotik. Selain agen penyebab, terapi
rentang waktu penelitian inisial haruslah ada rehidrasi. Kecuali
jika pasien koma atau mengalami
HASIL DAN PEMBAHASAN dehidrasi, rehidrasi oral dengan larutan
Dianalisis data yang sudah didapat elektrolit berisi glukosa itu lebih baik.
berdasarkan kajian literatur dimana Formulasi standard yang
kemungkinan makna klinis bisa terjadi direkomendasikan oleh Organisasi
yang mana meliputi : Kesehatan Dunia (WHO), atau formula

Imam Jayanto dkk…. 3


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

yang otomatis bisa menurunkan kan oleh infeksi rotavirus. Menurut


osmolaritas untuk anak-anak bisa Saepulloh (2005) bahwa infeksi virus
dipakai untuk daerah yang miskin rota biasanya terjadi 1 hari sebelum
sumber daya alam dan ini bernilai timbul gejala klinis setelah 3 hari yang
dalam dunia industri untuk bayi, lansia, ditandai dengan demam, sakit perut, dan
pasien immunocompromized serta muntah-muntah diikuti dengan diare
semua orang dengan diare cairan yang berbau sangat tidak sedap selama
berlebih. Para orang dewasa yang 5-8 hari. Walaupun infeksi virus rota
memiliki diare akut di negara yang berdampak pada gangguan
berkembang, termasuk travelers, pencernaan, frekuensinya tidak banyak
seharusnya mendorong untuk minum menyerang orang dewasa. Di RSUD
cairan garam dalam sup dan Sleman, pengobatan demam pada diare
biskuit/kerupuk asin. Selain itu, pada diberikan terapi parasetamol, sedangkan
kejadian diare pasien akan diikuti menurut Saepulloh (2005) diberikan
dengan muntah ataupun demam dimana vaksin yang virus rota sesuai standard
merupakan kejadian yang mengikuti WHO. Tetapi pada SPM pengatasan
diare & sering terjadi pada pasien di panas sudah merupakan tatalaksana
RSUD Sleman. Kemungkinan, hal itu demam pada diare asalkan memeriksa
terjadi karena infeksi bakteri atau virus fisik, kadar elektrolit, KGD terlebih
& muntah biasanya sembuh dalam wak- dahulu. Sehingga terapi ini sesuai
tu 24 jam dari onset awal. Menurut dengan SPM.
Medical Advice and Treatment for Seperti yang diketahui, diare terjadi jika
Vomiting (2006) bahwa dalam ke- ada peningkatan kadar air, volume atau
banyakan kasus muntah dan diare, tidak frekuensi mekanisme usus. Diare akut
ada obat yang dibutuhkan karena bi- biasanya terjadi < 14 hari (Anonim,
asanya muntah dan diare bisa sembuh 2007). Diare akut dikelompokkan
sendiri (self limiting). Tetapi di RSUD berdasarkan :
Sleman, setiap pasien diare rawat inap 1. Diare Non Inflamasi
diberikan terapi antimuntah seperti Pengeluaran tinja yang cair dan
ondansetron atau domperidon menurut tubuh terasa mual, muntah, serta
dosis masing-masing. Padahal menurut nyeri diperut. Dalam hal ini,
SPM juga disebutkan bahwa kejadian antibiotik tidak selalu diperlukan.
muntah pada diare cukup “mengikuti” Pasien akan berangsur-angsur baik
terapi rehidrasi dan tidak boleh dalam beberapa hari (Anonim,
diberikan antiemetik sehingga 2007).
pengobatan muntah tersebut tidak 2. Diare Inflamasi
sesuai. Pengeluaran tinja sedikit
Dalam hal ini, diare juga diikuti mengandung darah dimana kondisi
kejadian demam pada pasiennya dan pasien demam dan mengalami sakit
sering terjadi di RSUD Sleman juga. perut yang parah. Hasil lab akan
Demam terjadi karena memang menunjukkan adanya darah dan sel-
merupakan gejala dalam diare & sel nanah serta terbukti tinja
disebabkan oleh kejadian dehidrasi mengandung bakteri seperti
pasien diare yang mana suhu tubuh Shigella, Salmonela, E. Coli, serta
akan susah turun serta reaksi melawan Campilobacter. Antibiotik diperlu-
penyakit akibat kuman atau virus yang kan untuk melawan bakteri tersebut
menyerang dimana diare akut sendiri (Anonim, 2007). Antibiotik “hanya
banyak diakibatkan oleh infeksi. Seba- diberikan” atas indikasi yang jelas
gian besar (sekitar 90%) diare disebab- seperti tabel dibawah ini

Imam Jayanto dkk…. 4


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

Tabel 1. Terapi Antibiotik Pada Pasien Diare Akut RSUD Sleman Bulan Juni –
September 2012
Jumlah Persentase
Jenis Antibiotik Keterangan
Terapi (%)
Amoksisilin 1 2 Kurang Sesuai
Ampisilin 1 2 Kurang Sesuai
Gentamisin 1 2 Kurang Sesuai
Kotrimoksazol (TMP-SMZ) 3 6 Sesuai
Metronidazol 13 28 Sesuai
Sefiksim 8 17 Kurang Sesuai
Sefotaksim 19 41 Kurang Sesuai
Sefriakson 1 2 Kurang Sesuai
Total 47 100 Kurang Sesuai
Sebagian besar jenis antibiotik yang liat dari antibiotik yang diapakai dan
diberikan kepada pasien diare akut di sesuai dg SPM yaitu Metronidazol dan
RSUD Sleman adalah Sefotaksim TMP-SMX. Dari SPM diatas, bisa
(40,42 %). Sefotaksim dan seftriakson, disimpulkan bahwa pemberian TMP-
keduanya merupakan Sefalosporin gen- SMX kepada pasien yang menderita
erasi III. Pemberian sefalosporin pada kolera (disentri) sedangkan pemberian
anak-anak harus dipantau karena fungsi metronidazol kepada pasien yang
ginjal yang belum sempurna dapat me- terkena infkesi amoeba.
nyebabkan efek nefrotoksik. Selain itu, Kedua, untuk pemberian antibiotik
masih banyak efek samping lain yang selain TMP-SMX & metronidazol,
membahayakan. Sefalosporin merupa- dikarenakan untuk menghindari infeksi
kan kelompok antibiotika yang mempu- nosokomial yang didapat selama pasien
nyai spektrum luas dan berkhasiat bak- dirawat di rumah sakit. Patogen yang
terisid dalam fase pertumbuhan kuman, sering terlibat berupa bakteri
menghambat sintesis dinding sel dan nosokomial yang resisten terhadap
mengaktifasi enzim autolitik pada dind- antibiotika yang beredar di rumah sakit.
ing sel, namun antibiotik jenis ini tidak Biasanya ialah bakteri enterik golongan
ada dalam SPM. gram batang negatif seperti E. Coli,
Terbanyak selanjutnya adalah jenis Klebsiella sp., Proteus sp. Pada pasien
antibiotik metronidazol (27,66 %). yang sudah dulu mendapat terapi
Walaupun jumlah pasien keseluruhan sefalosporin generasi ketiga, biasanya
hanya 36 orang, pemberian antibiotik dijumpai bakteri enterik yang lebih
bisa saja lebih dari 1 buah kepada 1 bandel seperti Citrobacter sp., Serratia
pasien. Hal ini bisa saja menimbulkan sp., Enterobacter sp. Pemilihan
keadaan interaksi obat. Misalnya ada antibiotik untuk pneumonia nosokomial
pasien yang mendapat injeksi memerlukan kejelian karena sangat
sefotaksim & injeksi sefiksim akan dipengaruhi pola resistensi antibiotika
menimbulkan efek berupa saling baik invitro maupun invivo di rumah
mendukung dimana mereka ialah sakit. Sehingga antibiotika yang dapat
antibiotik golongan betalaktam digunakan tidak heran bila berbeda
(sefalosporin generasi ketiga) dimana antara satu rumah sakit dengan rumah
sefalosposrin generasi ketiga bisa sakit yang lain (Anonim, 2005).
digunakan jika ada kecurigaan bakteri Evaluasi mikrobiologi pada pasien
batang gram negatif (Asih dkk, 2006) rumah sakit dengan paparan terbaru
contohnya E. Coli. Pertama, bisa kita antibiotik dalam perkembangan diare

Imam Jayanto dkk…. 5


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

siapapun, seharusnya fokus pada 3. Jika tidak dimungkinkan


diagnosis ketoksikan dari C. difficile, pemeriksaan laboratorium untuk
yang paling umum diketahui menentukan penyebab, maka
menyebabkan diare nosokomial. Uji adanya darah dalam tinja (bentuk
terhadap patogen lain pada pasien yang disentri) bisa dijadikan indikasi
dirawat di rumah sakit lebih dari 72 jam pemberian antibiotik (Anonim,
itu dianjurkan kecuali merebakna wabah 2000).
atau pada pasien berumur 65 tahun atau 4. Terdapat bukti infeksi akut.
lebih dengan kondisi kesehatan yang 5. Diare akut tersebut kemungkinan
sudah ada, pasien dengan infeksi HIV, mengancam nyawa.
pasien dengan neutropenia dan pasien 6. Perlunya mengurangi pembuangan
dengan dugaan penularan infeksi usus bakteri melalui tinja untuk
sistemik (Thielman dkk, 2004). mencegah infeksi tersebut menular
Misalnya amoksisilin yang mana kepada orang lain.
antibiotik ini digunakan untuk infeksi 7. Pasien mengalami diare kronik atau
oleh bakteri gram negatif seperti H. akut setelah bepergian ke luar
Influenza, E. Coli, P. Mirabilis, negeri akhir-akhir ini (Anonim,
Salmonella). Amoksisilin termasuk an- 2007).
tibiotik spektrum luas dalam kelompok Untuk menilai dehidrasi, perhatikan
penisilin (Anonim, 2006). Amoksisilin keadaan fisik dan kesadaran pasien,
harus digunakan dengan hati-hati bagi denyut nadi, tekanan darah, ada atau
yang memiliki penyakit saluran cerna, tidaknya hipotensi postural, selaput
terutama kolitis, karena efeknya ter- lendir dan air mata, mata cekung, turgor
hadap keseimbangan flora usus. Ke- kulit, pengisian kapiler, dan tekanan
banyakan efek samping cukup ringan, vena leher. Rehidrasi biasanya mungkin
namun meningkat menurut dosis dan dengan larutan rehidrasi oral yaitu 3,5
lama penggunaan. Kebanyakan reaksi gr natrium klorida; 2,5 gr natrium bi-
yang merugikan disebabkan oleh fakta karbonat; 1,5 gr kalium klorida, dan 20
bahwa amoksisilin tidak hanya mem- gr polimer glukosa atau glukosa (seperti
bunuh bakteri patogen tetapi juga bak- sukrosa) dalam 1 liter air yang
teri baik yang merupakan flora alami mengandung larutan dengan 90 mM
usus. Efek samping potensialnya meli- natrium, kalium 20mm, 80 klorida mM,
puti mual dan muntah, sakit perut, di- 30 mM bikarbonat, dan 111 mM glu-
are, gangguan pencernaan (dispep- kosa. Atau, satu sendok garam meja dan
sia), dubur gatal dan reaksi alergi delapan sendok teh gula per liter air
(Anonim, 2013). Jadi pemberian berisi 86 mM natrium untuk yang se-
amoksisilin pada pasien tersebut, bisa cangkir jus jeruk atau dua buah pisang
memperparah keadaan diarenya. dapat ditambahkan untuk kalium
Oleh karena hal itu, antibiotik (Thielman dkk, 2004).
disarankan untuk diare akut dengan Dehidrasi terjadi ketika seorang
catatan : anak atau bayi kehilangan dan tidak
1. Pemilihan antibiotik harus adanya replacing cairan dan elektrolit.
mengingat frekuensi resistensi Tingkat keparahan dehidrasi paling aku-
antibiotik setempat. rat dikaji dalam hal penurunan berat ba-
2. Antibiotik menjamin keberhasilan dan sebagai persentase dari total berat
terapi, tetapi dapat memperpendek badan (sebelum episode dehidrasi). Ba-
masa sakit dan emngeradikasi yi dan anak-anak dengan diare disertai
organisme pada kasus berat. atau tanpa muntah dan tidak segera
mengisi cairan secara memadai bisa

Imam Jayanto dkk…. 6


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

mengalami dehidrasi sangat cepat dan Dalam pengatasan dehidrasi,


konsekuensinya dapat berakibat serius dimana pembagian dehidrasi sesuai
bila dehidrasi tidak segera ditangani. tabel II, maka tatalaksananya dibedakan
Dalam sebuah sistematic review tentang menjadi tiga rencana yaitu rencana A
ketepatan gejala, tanda dan tes laborato- untuk pasien tanpa dehidras, rencana B
rium ialah dasar bagi penilaian kepara- untuk pasien dengan dehidrasi ringan
han dehidrasi pada anak-anak berusia dan dehidrasi sedang, rencana C untuk
antara 1 bulan sampai 5 tahun seperti pasien dengan dehidrasi berat (Anonim,
waktu pengisian kapiler, turgor kulit 1990).
dan pola pernapasan menjadi ukuran 1. Penderita diare akut tanpa dehidrasi
yang paling penting dari dehidrasi. (kelompok A) terapi bisa berupa
Ulasan ini menemukan juga bahwa rawat jalan dan diberikan cairan
meskipun laporan orangtua tentang berupa oralit atau larutan rumah
pengeluaran urin normal bisa tangga.
menurunkan kemungkinan terjadinya 2. Penderita diare akut dehidrasi
dehidrasi, riwayat pengeluaran urin ringan atau sedang (kelompok B) :
yang sedikit tidak memperbesar penderita diobservasi diruang
kemungkinan mengalami dehidrasi. Pa- Rehidrasi Oral selama ± 4 jam.
ra reviewer menemukan bahwa ada ku- Penderita diare akut dehidrasi berat
rangnya literatur berkualitas tinggi (kelompok C) : diberikan terapi cairan
untuk mengevaluasi indikator klinis dari i.v. berupa Ringer Laktat (RL) 100
dehidrasi pada anak-anak serta pen- mg/kg bb. Kalau tidak, bisa diberikan
gujian dehidrasi yang tidak akurat larutan D5-1/2 S (Anonim, 2000).
(Anonim, 2006).

Tabel 2. Pemberian Rehidrasi Untuk Pasien Diare Akut RSUD Sleman


Bulan Juni – September 2012
Derajat Dehidrasi Terapi Rehidrasi Jumlah Persentase Kesesuaian
Tanpa Tanpa 1 2,78% Sesuai
Oralit 2 5,56% Tidak Sesuai
Infus 12 33,33% Tidak Sesuai
Ringan Tanpa 0 0,00% -
Oralit 2 5,56% Sesuai
Infus 10 27,78% Tidak Sesuai
Sedang Tanpa 0 0,00% -
Oralit 1 2,78% Sesuai
Infus 6 16,67% Tidak Sesuai
Berat Tanpa 0 0,00% -
Oralit 0 0,00% -
Infus 2 5,56% Sesuai
Jumlah Pasien 36 100,00%

Temuan data menunjukkan bahwa infuse pada hari pertama. Terapi ini tid-
hampir seluruh pasien penderita diare ak sesuai dengan arahan dari Kementri-
akut di RSUD Sleman baik tanpa dehid- an Kesehatan Indonesia, dimana pasien
rasi maupun yang tergolong dehidrasi tanpa dehidrasi bisa diberikan terapi
berat diberikan cairan rehidrasi melalui cairan berupa oralit atau larutan rumah

Imam Jayanto dkk…. 7


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

tangga. Sedangkan untuk penderita di- obat antidiare, zinc dan probiotik untuk
are dengan dehidrasi ringan sampai se- mempersingkat lama diare. Berikut
dang, cairan rehidrasi diberikan secara jenis-jenis antidiare yang digunakan
oral. Terapi yang diberikan pada pasien dalam terapi pasien diare di RSUD
penderita diare akut diberikan beberapa Sleman :

Tabel 3. Pemberian Antidiare Untuk Pasien Diare Akut RSUD


Sleman Bulan Juni – September 2012
Jenis Antidiare Jumlah Terapi Persentase
Attapulgit 1 2%
Loperamid 3 7%
Oralit 1 2%
Probiotik (Lactobacillus) 11 26 %
Sukralfat 2 5%
Zinc 25 58 %
Total 43 100 %
inap di RSUD Sleman adalah anti-
Berdasarkan diagram di atas dapat biotic Sefotaksim (41%), diberikan
diketahui bahwa jenis antidare yang pal- cairan rehidrasi melalui infu s
ing banyak digunakan adalah Zinc dari tanpa derajat dehidrasi sampai
(58%), dan diikuti dengan pemberian derajat dehidrasi berat, dengan
probiotik (26%). Hasil ini sesuai dengan antidiare terbanyak ialah Zinc
penelitian Christie Manoppo (2010) (58%).
yang menyatakan bahwa lama diare pa- 2. Kesesuaian terapi diare di RSUD
da pasien yang mendapat pengobatan Sleman dengan SPM dari RSUP dr.
dengan zinc saja adalah 4,85 hari; Sardjito dalam penanganan pasien
dengan zinc dan probiotik hidup 4,16 diare rawat inap serta kondisi awal
hari; dengan zinc dan probiotik mati frekuensi BAB pasien per hari dan
ialah 5,77 hari; dengan probiotik mati kondisi dehidrasi pasien.
saja ialah 5,86 hari. Menurut Van Niel
(2002) bahwa suplementasi Lactobacil- DAFTAR PUSTAKA
lus selama diare akut telah didemonstra- Anonim. 1990. Buku Ajar Diare,
sikan memiliki dampak yang Pendidikan Medik Pemberantasan
menguntungkan baik pada durasi diare Diare, diterjemahkan oleh
maupun tingkat keparahan sakit. Sunoto. Jakarta : Ditjen PPM dan
Pada penelitian di Peru oleh Penny PLP Depkes RI., 21 – 23
ME. (2004) melaporkan bahwa tingkat Anonim, 2000, Komite Medik RSUP
kesakitan lebih tinggi dengan suplemen- Dr. Sardjito, Standar Pelayanan
tasi zinc yang ditambahkan multivita- Medis RSUP DR. Sardjito Buku 2,
min dan mineral dibandingkan hanya MEDIKA FK UGM, Yogyakarta.
suplementasi zinc. Anonim, 2005, Evidence-Based
Practice Guideline For The
KESIMPULAN Management Of Diarrhea With
Berdasarkan hasil pembahasan, Or Without Vomiting In Children
dapat diambil kesimpulan sebagai beri- : Ensuring Children With
kut: Diarrhea Receive The Best
1. Gambaran terapi farmakologi da- Possible Care, Southern Health :
lam penanganan pasien diare rawat Australia.

Imam Jayanto dkk…. 8


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

Anonim. 2005. Diarrhea Treatment Anonim, 2013, Amoksisilin : Kegunaan


Guidelines : Including New & Efek Sampingnya, Majalah
Recommendations For The Use Kesehatan, 28 Februari 2013
Of ORS and Zinc Supplementation (http://majalahkesehatan.com/amo
For Clinic-Based Healthcare ksisilin-kegunaan-dan-efek-
Workers. WHO : USA Sec 3:1. sampingnya/ diakses tanggal 3
Anonim, 2005, Phamraceutical Care Maret 2013)
Untuk Penyakit Saluran Asih S., Retno and Landia S., and
Pernafasan, Dirjen Bina Makmuri MS., 2006, Continuing
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan Education, Ilmu Kesehatan Anak
DEPKES RI : Jakarta, hal. 27-28. XXXVI, Kapita Selekta Ilmu
30-32. 33-39. Kesehatan Anak VI, Divisi
Anonim. 2006. Pedoman Penggunaan Respirologi Bagian Ilmu
Obat Bebas Dan Bebas Terbatas. Kesehatan Anak FK UNAIR RSU
Direktorat Bina Farmasi Dr. Soetomo : Surabaya.
Komunitas Dan Klinik, DITJEN Bellido-Blasco, JB & A. Amedo-Pena.
Bina Kefarmasian Dan Alat 2011. Epidemiology of Infectious
Kesehatan, Departemen Diarrhea, Elsevier B. V., Public
Kesehatan RI : Jakarta. Hal. 40- Health Center of Castello’n,
43. Spain.
Anonim, 2006, Amoksisilin, http : / / Binder, HJ, M.D. 1990.
dinkes. tasikmalayakota. go. Id / Pathophysiology of Acute
index. php/informasi-obat/211- Diarrhea, The American Journal
amoksisilin.html (diakses tanggal Of Medicine., 88 (6A) : 2S – 4S
3 Maret 2013) Dipiro, JT. et. al. 2008.
Anonim, 2007, Use Antibiotics In Pharmacotherapy :
Adults (Penggunaan Antibiotik Di Pathophysiologic Approach,
Kalangan Orang Dewasa) Edisi Seventh Edition. The McGraw-
1, Health Promotion Board, Hill Companies : USA. Page 617
Singapore. – 623.
Anonim. 2010. General Giannella, RA., et all. 1999. Acute
Recommendations Regarding Diarrhea : A Practical Review,
Diarrhea. California Childcare The American Journal Of
Health Program, University of Medicine., 106 : 670 – 676.
California. 1-2. Goulet O, Seidman EG. 2004. Gastroin-
Anonim. 2011. Gastroenteritis, testinal manifestation of immuno-
www.medicastore.com / deficiency. Primary immunodefi-
gastroenteritis.html acessed 31 ciency disease. In: Walker WA,
Oktober 2011. Goulet O, Kleinman RE, Sherman
Anonim, 2011, Buletin Jendela Data & PM, Shneider BL, Sanderson IR
Informasi Kesehatan Triwulan II : ed. Pediatric gastrointestinal dis-
Situaswi Diare Di Indonesia, ease pathophysiology diagnosis
Jakarta : Kementerian Kesehatan management vol 1, 4th ed. Ontar-
RI. io : Allan Walker, 707-41
Anonim, 2012, Koran Indonesia Sehat : Green Berger, NJ., et all. 2009. Current
Atasi Diare Pada Orang Dewasa Diagnosis & Treatment
Perlukah Obat?, Yudhasmara Gastroenterology, Hepatology,
Publisher, Jakarta Endoscopy. Mc Graw Hill : USA.

Imam Jayanto dkk…. 9


Pharmacy Medical Journal Vol.3 No.1, 2020

Grimwood, Keith & David A. Forbes. Kesehatan Un$iversitas


2009. Acute And Persistent Muhammadiyah Surakarta,
Diarrhea, Pediatr Clin N Am, Surakarta.
dipublikasikan by Elsevier Inc., Rajamanickam, V., et all., 2010. Anti-
56 : 1343 – 1361 diarrheal Activity Of Dodonea
Harianto. 2004. Penyuluhan viscosa Root Extracts.
Penggunaan Oralit Untuk International Journal of Pharma
Menanggulangi Diare Di and Biosciences. 1 : Ph 182 – Ph
Masyarakat. Majalah Ilmu 185.
Kefarmasian Vol. 1 No. 3 April Rosalina I. 2007. Efikasi pemberian
2004. zinc pada diare dalam Naskah
. 2010. Pharmacological Management lengkap Konggres nasional III
of Diarrhea, Gastroenterol Clin N Badan Koordinasi Gastroenter-
Am, Published by Elsevier Inc., 39 ologi Anak Indonesia. Pe-
: 495 – 507 nanganan optimal masalah salu-
Karuniawati, F. 2010. Pengaruh ran cerna dan hati pada anak. Su-
Suplementasi Seng Dan Probiotik rabaya : BKGAI.
Terhadap Durasi Diare Akut Cair Rossytyawati, S. 2011. Evaluasi
Anak, Thesis, Program Pengobatan Diare Pada Anak Di
Pascasarjana Magister Ilmu Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit
Biomedik, Program Pendidikan PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Dokter Spesialis I Ilmu Kesehatan Periode Januari – Desember 2009,
Anak, Fakultas Kedokteran, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada,
Semarang. Yogyakarta.
Ma’arij, NFN. 2009. Identifikasi Drug Saepulloh, Muharram. 2005. Potensi
Related Problems (DRPs) Dalam Infeksi Virus Rota Sebagai
Pengobatan Diare Pada Anak Di Penyakit Zoonosis Penyebab
Instalasi rawat Inap Rumah Sakit Diare Pada Anak-anak, Laporan
Umum Daerah Wonogiri Tahun Penelitian, Balai Penelitian
2007. Skripsi. Fakultas Farmasi, Veteriner, Bogor.
Univeristas Muhammadiyah Seidman E. 1995. Immune homeostasis
Surakarta, Surakarta. and the gut. In: Roy CC, Silver-
Manoppo, Christie. 2010, Dampak man A, Alagille D ed. Pediatric
Pemberian Seng Dan Probiotik clinical gastroenterology. 4th ed.
Terhadap Lama Diare AkutDi Missouri : Mosby, 388–99
Rumah Sakit DR. RD. Kandou, Suraatmaja, S. 2007. Kapita Selekta :
Manado, Sari Pediatri, 12 (1) : Gastroenterologi Anak. Sagung
17-20 Seto : Jakarta.
Pickering, LK. 1991. Therapy For Taketomo, Carol K. et. all. 2000.
Acute infectious Diarrhea In Pediatric Dosage handbook 6th
Children, The Journal Of edition. USA : Lexi-comp Inc
Pediatrics, 118 (4 part 2) : S118 – Thielman, Nathan M. MD. MPH.,
S128 Richard L. Guerrant, MD., 2004,
Prastowo, FA. 2009. Asuhan Acute Infectious Diarrhea, The
Keperawatan Tn. S Dengan New England Journal Of
Gangguan Sistem Pencernaan Medicine, 350 (3) : 8-47
Diare Di Bangsal Melati RSUD
Sragen, Skripsi, Fakultas Ilmu

Imam Jayanto dkk…. 10

You might also like