Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Imejing Diagnostik
Jurnal Imejing Diagnostik
Received: January 30th, 2020; Revised: January 31th, 2020; Accepted: January 31th, 2020
ABSTRACT
Background: Stroke is a brain disease where an acute nerve function is occurred due to the cerebral
vascular disorders. To establish a diagnosis the stroke, it can be identified by employing the Diffusion
Weighted Imaging (DWI) sequence in the MRI examination. Artifacts still exist on the MRI image which
in turn reduce the resolution when using the DWI sequence. Adding the PROPELLER data acquisition
method in the DWI sequence possibly improves the quality of brain images. The purpose of this study is to
know the difference on the quality of anatomical image information between the DWI sequences with
PROPELLER and without PROPELLER methods, and to determine adequate anatomical image appearance
that created in amongst of the two methods, specifically for the stroke disease.
Methods: this research is quantitative research with experimental approach. This study was conducted
using MRI 1.5 T at Bethesda Hospital Yogyakarta. Data were 16 images from 8 patients using DWI
sequences using PROPELLER without PROPELLER on MRI Brain examination with stroke. The results
of the image were evaluated on 7 criteria: cortex cerebri, basal ganglia, thalamus, pons, cerebellum, stroke
(infarction) and artifacts using questionnaires given to 3 respondents. Data analysis was done by Wilcoxon
test to know the difference of anatomical image information on DWI sequence using PROPELLER without
PROPELLER and to know better anatomical image information from both sequences seen from mean rank
value.
Results: The results shown, there is a significant difference on the quality of anatomical image information
and the artifacts between the use of DWI sequence with and without PROPELLER methods ( <0.05). Based
on the mean rank results, the DWI PROPELLER sequence has a higher mean rank value 4.50 compared to
the DWI sequence without PROPELLER 0.00.
Conclusions: The DWI PROPELLER sequence has better image results compared to the DWI sequence
without PROPELLER.
Copyright @2020 Authors, JURNAL IMAGING DIAGNOSTTIK, e-ISSN 2621-7457, p-ISSN 2356-301X 37
d. Menyiapkan head coil skor 2 “sedikit terlihat artefak”, skor 3 “tidak
a. Pasien diposisikan supine diatas meja terlihat artefak”.
pemeriksaan dengan kepala didalam head Data hasil kuisoner yang diperoleh dari hasil
coil. ekspertisi 3 dokter spesialis Radiologi terhadap 16
b. Atur kepala agar interpupilari line paralel citra pada sekuen DWI dan DWI PROPELLER
dengan meja pemeriksaan dan pastikan pada pemeriksaan MRI Brain. Data yang dihasilkan
kepala lurus. berupa data ordinal dari hasil jawaban kuisoner
c. Pasien diposisikan dengan sinar garis yang diberikan dokter spesialis radiologi mengenai
longitudinal berada pada MSP dan sinar garis kejelasan informasi anatomi dan keberadaan
horisontal setinggi nassion. artefak.
d. Strap dan pengganjal dapat digunakan Data hasil jawaban kuisioner oleh observer
sebagai imobilisasi bila diperlukan. (dokter spesialis radiologi) yang diperoleh dari hasil
e. Setelah setelah memposisikan pasien selesai perbandingan sekuen Diffusion Weighted Image
pintu ditutup rapat agar tidak ada interferensi (DWI) antara penggunaan PROPELLER dengan
dari luar. tanpa PROPELLER pada MRI Brain dengan kasus
f. Melakukan pemeriksaan dengan pesawat stroke adalah ordinal. data dianalisa dengan Uji
MRI 1,5 T dengan parameter terkontrol Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan informasi
FOV, Slice Thickness, TR, TE, B value, citra anatomi antara kedua teknik tersebut, penilaian
Bandwidth didasarkan pada teori sugiyono (2004), jika p-value
g. Pemeriksaan dilakukan dengan sekuen DWI lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima
dan sekuen DWI PROPELLER yang dan Ho ditolak, dan untuk informasi citra anatomi
dilakukan pada obyek kepala kepada 8 manakah yang lebih baik antara kedua teknik
pasien, dengan cara masing-masing pasien tersebut penilaian didasarkan dengan melihat Mean
dilakukan scanning dengan sekuen DWI Ranks.
kemudian dilanjutkan dengan scanning
sekuen DWI PROPELLER. Hasil dan Pembahasan
h. Pada masing-masing sekuen dilakukan
pengaturan parameter yang sama sehingga a. Deskipsi Karakteristik Sample
teknik scanning dan parameter tetap
terkontrol. Tabel 1. Deskripsi Sample Berdasarkan Jenis Kelamin
i. Setelah hasil citra diperoleh tahap Jenis Jumlah Prosentase
selanjutnya adalah melakukan printing pada Kelamin (%)
masing-masing citra. Laki-laki 5 62.5 %
Prosedur Penilaian Citra dilakukan oleh tiga Perempuan 3 37.5 %
dokter spesialis radiologi diminta untuk mencermati Total 8 100 %
citra MRI Brain kasus Stroke yang telah dicetak
dalam film dengan tidak disertakan keterangan Berdasarkan tabel tersebut diketahui penelitian
apapun baik identitas pasien maupun parameter ini menggunakan 8 pasien stroke dengan prosentase
yang digunakan dan hanya diberi kode seri citra. laki-laki sebesar 62.5 % dan perempuan sebesar
Penilaian dokter spesialis radiologi untuk 37.5 %
informasi citra dilakukan dengan memberikan tanda
cek (v) pada kuisioner yang disediakan sesuai Tabel 2. Deskripsi Sample Berdasarkan Umur
dengan petunjuk. Kuisioner berisi penilaian
terhadap informasi citra anatomi. Kemudian hasil Umur Jumlah Prosentase (%)
kuesioner berupa angka yang akan diolah 40-50 tahun 3 37.5 %
menggunakan aplikasi SPSS. Penilaian skor 1 51-60 tahun 5 62.5 %
“kurang jelas” bila objek yang dinilai mempunyai Total 8 100 %
batas yang tidak tegas, kabur dan sulit diamati, skor
2 “cukup jelas” bila objek yang dinilai tampak jelas, Berdasarkan tabel tersebut, penelitian ini
namun tidak berbatas tegas, skor 3 “jelas” bila batas menggunakan pasien stroke seumlah 8 orang
tepi antar objek yang dinilai tampak jelas, dengan rentang umur 40-60 tahun sebanyak 37.5%
mempunyai batas yang tegas, dan mudah diamati. dan 51-60 sebanyak 62.5%.
Sementara untuk penilaian skor artefak pada
gambaran yaitu skor 1 “banyak terlihat artefak”, Tabel 3. Karakteristik Responden
Copyright @2020 Authors, JURNAL IMAGING DIAGNOSTTIK, e-ISSN 2621-7457, p-ISSN 2356-301X 38
Responden Lama Jabatan Tabel 4. Hasil Nilai Pengujian Cohen’s Kappa Terhadap
Bekerja Informasi Citra Anatomi
1 5 tahun Dokter Spesialis Sekuen Tingkat Rata- Ketera-
Radiologi DWI kesepakatan rata ngan
2 17 tahun Dokter Spesialis dengan dan Cohen’s Kappa
Radiologi tanpa R1* R1* R2*
3 20 tahun Dokter Spesialis PROPELL R2 R3 R3
Radiologi ER
0.98 0.9 1.0 0.986 Sangat
0 80 0 Baik
Responden mengisi kuisoner dengan
menggunakan check list dengan kriteria yang dinilai
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat nilai kesepakatan
pada 7 kriteria yaitu cortex cerebri, basal ganglia,
antar ketiga reponden berada dalam tingkat
thalamus, pons, cerebellum, kelainan stroke dalam
kesepakatan yang sangat baik (Altman, 1991) yaitu
hal ini melihat infark dan penilaian terhadap artefak.
dalam rentang 0,81 – 1,00 dimana nilai rata-rata
Sehingga masing-masing radiolog atau responden
pengujian sekuen DWI dengan dan tanpa
memberikan penilaian terhadap citra MRI Brain
PROPELLER adalah 0.986.
pada sekuen DWI dengan dan tanpa PROPELLER
pada kasus stroke sebanyak 16 citra yang terdiri dari
Tabel 5. Hasil Nilai Pengujian Cohen’s Kappa Terhadap
8 citra DWI tanpa PROPELLER dan 8 citra DWI Informasi Citra Artefak
dengan PROPELLER. Sekuen Tingkat Rata Ketera
Gambar 1. Citra Anatomi yang akan Responden DWI dengan kesepakatan -rata ngan
(a)Cortex cerebri, (b) Kelainan stroke (infark), (c) dan tanpa Cohen’s Kappa
PROPELLER R1* R1* R2*
R2 R3 R3
0.81 0.81 0.81 0.81 Sangat
1 0 1 0 Baik
DWI TANPA
PROPELLER
0,009 Ada Beda
DWI PROPELLER
Copyright @2020 Authors, JURNAL IMAGING DIAGNOSTTIK, e-ISSN 2621-7457, p-ISSN 2356-301X 40
Gambar 4. Citra DWI Tanpa PROPELLER pada
Cerebellum (3a), Citra DWI PROPELLER pada Gambar 8. Citra Dwi Tanpa PROPELLER pada
Cerebellum (3b) Pons (7a), Citra DWI PROPELLER pada Pons
(7b)
Copyright @2020 Authors, JURNAL IMAGING DIAGNOSTTIK, e-ISSN 2621-7457, p-ISSN 2356-301X 43