You are on page 1of 11

Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol.

4 (2), Bulan November Tahun 2021,


Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
INTERVENSI MANUAL BLADDER WASHOUT DALAM MENGATASI RETENSI
BEKUAN DARAH PADA PASIEN POST TURP: A LITERATURE REVIEW

Asriyani Hamid1), Elly L. Sjattar2)*, Abdul Madjid3)

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas


Hasanuddin

Coresponding author : ellyunhas@gmail.com

ABSTRACT

Benign Hyperplasia Prostate is defined as a disease with lower urinary tract dysfunction
due to benign hyperplasia of the prostate leading to lower urinary tract obstruction. Trans
Urethral Resection of the Prostate (TURP) is a closed surgery that is mostly performed with
complications of blood clot retention. Manual bladder washout (MBW) is one of the
measures taken to treat blood clot retention. This literature review aims to identify the
effectiveness of MBW in overcoming clot retention in post-TURP patients. The study used a
literature review design and used the PubMed, ScienceDirect, ProQuest, Wiley, and Google
Schoolar databases. The inclusion criteria in this review were post TURP patients, manual
bladder washout intervention, published results from 2010 to 2019, full text, in English. A
total of 588 articles were identified, but after removing duplicate articles and looking at the
inclusion and exclusion criteria, 5 articles were suitable for inclusion in the review. The
studies that have been analyzed suggest that MBW significantly treats clot retention and is
an effective option in treating clot retention. Based on the analysis of the results of five
articles, it was concluded that MBW has an effect on treating blood clot retention in
patients. MBW is viable and holds promise as a safe and effective intervention in treating
blood clot retention.

Keywords: Manual bladder washout, blood clot retention, post TURP

PENDAHULUAN
Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) merupakan penyakit yang didiagnosis secara
histologis dan mengacu pada proliferasi sel otot dan epitel di zona transisi prostat yang
dialami oleh pria tua dengan umur lebih dari 50 tahun (McVary et al., 2011). BPH
didefenisikan sebagai penyakit dengan disfungsi saluran kemih bagian bawah karena
hiperplasia jinak prostat yang mengarah ke obstruksi saluran kemih bagian bawah (Homma
et al., 2011). Prevalensi BPH meningkat sesuai dengan bertambahnya usia 50% dari pasien
BPH yang berusia 50-60 tahun, dan hanya 8% dari pasien BPH berusia dibawah 30 tahun.
BPH mempengaruhi sekitar 70% pria berusia 61-70 tahun dan 90% pria berusia 81-90
tahun. Diperkirakan pada tahun 2025, BPH kemungkinan akan mempengaruhi 20% dari
total populasi pria (Edlin, Heyns, Vsan Vuuren, & Zarrabi, 2012).
Reseksi endoskopik prostat diperkenalkan pada pertengahan tahun lima puluhan, dan
telah banyak modifikasi yang digunakan, mulai dari teknik operasi, tingkat reseksi,
perubahan ukuran instrumen, desain, hingga pada perubahan teleskop (Goudra & Singh,
2011). Reseksi transuretral prostat atau Trans Urethral Resection of the Prostate (TURP)
merupakan salah satu tindakan pembedahan yang paling umum dilakukan pada pasien
BPH (Brunner & Suddarth, 2013; Purnomo, 2011). Pedoman EAU berdasarkan bukti grade
A, merekomendasikan TURP untuk prostat yang berukuran volume antara 35 mL hingga

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 25
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
80 mL, lebih dari volume tersebut dilakukan tindakan operasi terbuka (Persu et al., 2010).
TURP telah dilakukan sejak lama dan dianggap sebagai Gold Standar untuk BPH dengan
prosedur memasukkan rektoskopi melalui uretra untuk mengeksisi atau mereseksi kelenjar
prostat. Namun prosedur tindakan ini dapat mengakibatkan perdarahan dan penyerapan
cairan irigasi yang mengakibatkan sindrom TUR (Okamura et al., 2011).
Irigasi pasca TURP merupakan langkah penting yang membantu menghindari retensi
akibat bekuan darah pada fase pasca operasi awal (Goudra & Singh, 2011). Pemantauan
cairan irigasi penting dilakukan dengan melakukan observasi cairan irigasi yang masuk
serta menghitung berapa banyak cairan irigasi beserta urin yang keluar untuk menghindari
kejadian retensi urin atau penyumbatan pada kateter karena terbentuknya bekuan darah.
Retensi bekuan darah adalah salah satu kondisi urologis yang umum dan dianggap sebagai
darurat urologis, sehingga menyebabkan penyumbatan kateter yang dapat menghambat
atau menghentikan aliran urin dari kandung kemih melalui tabung kateter (Boots, Egerton,
McKeering, & Winter, 2009). Manajemen perawatan yang tidak tepat dan tidak memadai
akan mengakibatkan morbiditas yang signifikan dan cenderung meningkatkan biaya pasien
dan sistem perawatan kesehatan (Clarebrough, McGrath, Christidis, & Lawrentschuk,
2018). Penyumbatan kateter menjadi tantangan signifikan yang membuat kekhawatiran
bagi perawat, pasien, dan profesional kesehatan, sehingga diperlukan manajemen
pengelolaan untuk mencegah obstruksi kateter (Paterson, Dalziell, Forshaw, Turner, &
Fraser, 2019).
Manual Bladder Washout (MBW) adalah pencucian kandung kemih manual untuk
membersihkan kandung kemih dan kateter dari bekuan darah serta mengembalikan patensi
kateter (Network, 2019). MBW merupakan keterampilan integral untuk petugas kesehatan
yang menangani pasien urologis dalam menangani retensi bekuan darah (Dungerwalla;,
Davies;, Perera;, Papa;, & Lawrentschuk, 2016). MBW digunakan untuk membersihkan
retensi bekuan darah dan penumpukan lendir yang melibatkan pembilasan kateter dengan
Natrium Klorida 0,9% melalui gravitasi atau secara manual menggunakan jarum suntik
berujung kateter, kemudian melakukan tindakan penarikan untuk secara aktif
menghilangkan bekuan darah atau lendir dalam kateter sampai cairan penarikan kembali
jernih (Geng et al., 2012). Oleh karena MBW berfungsi dalam membersihkan kandung
kemih dan kateter dari penyumbatan gumpalan darah dan dapat mengembalikan patensi
kateter, maka MBW dalam populasi pasien Post TURP sangat diperlukan. Tujuan dari
literature review ini adalah untuk mengidentifikasi literatur yang mengeksplorasi intervensi
Manual Bladder Washout dalam mengatasi retensi bekuan darah pada pasien post TURP.

METODE
Studi menggunakan metode literatur review dengan penulisan berdasarkan PRISMA 2009
(Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta Analyses) (Zorzela et al.,
2016), dengan menelususi hasil publikasi ilmiah dalam rentang waktu antara tahun 2010
hingga 2019 dengan menggunakan 5 data base yaitu: PubMed, Wiley, Science Direct, dan
Google Schoolar. Pertanyaan penelitian terstruktur menggunakan metode PICO
(patient/problem, intervention, comparison, and outcome) (Poe, 2012). Kata kunci yang
digunakan berdasarkan data base Tittle/Abstract (Tabel 1). Pertanyaan penelitian
dirumuskan, yaitu: “Apakah Manual Bladder Washout efektif dalam mengatasi retensi
bekuan darah pada pasien post TURP?”

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 26
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)

Tabel 1
Deskripsi kata kunci yang digunakan dalam pencarian literatur dengan metode PICO
Komponen PICO
P Post op Trans Urethral Resection of The Prostate OR Transurethral Resection of the
Prostate
I Manual Bladder Washout OR manual irrigation OR manual bladder irrigation OR
bladder irrigation OR bladder instillations OR bladder washing OR bladder flushing
OR bladder washout OR bladder lavage OR bladder ablution OR intravesical
administration OR open irrigation
C Tidak ada pembanding pada review ini
O Urinary retention OR clot retention OR bladder clot OR catheter obstruction OR
urinary clot retention OR blood clot OR bladder distention
Studi dimasukkan dalam literatur ini jika memenuhi kriteria inklusi (Gambar 1)
berdasarkan pertanyaan penelitian dan PICO:1) populasi penelitian berfokus pada pasien
post TURP; 2) intervesi berhubungan dengan MBW; 3) outcome berhubungan dengan
retensi bekuan darah; 4) Full Text dan dalam bahasa Inggris; 5) diterbitkan dari tahun 2010
hingga 2019. Sebanyak 588 studi yang diidentifikasi dari lima data base pencarian data
literatur dan dilakukan seleksi secara independen untuk dimasukkan ke dalam tinjauan
sistematik. Artikel yang dieksklusi, yaitu: 3 diekslusi karena double publikasi, 4 artikel
yang tidak ditulis dalam bahasa inggris, 3 yang tidak full text, 18 bukan hasil penelitian,
dan 555 karena tidak sesuai dengan pertanyaan penelitian, dan hanya 5 studi yang
diidentifikasi sesuai dengan kriteria penelitian dengan menggunakan intervensi MBW
sebagai intervensi
dalam mengatasi
PubMed Science Proquest Wiley Google
retensi Direct Schoolar bekuan darah
pasien post 53 106 69 257 103 TURP.

Artikel yang di identifikasi


Identification (n= 588)
Exclusion:
Double publikasi (n= 3)
Hasil Screening
Screening (n= 585) Exclusion:
• Tidak full teks (n= 3 )
• Tidak sesuai pertanyaan
penelitian (n= 555)
• Bukan Bahasa Inggris (n= 4)
Eligibility Sesuai pertanyaan penelitian
(n= 23 )

Exclusion:
Bukan Hasil Penelitian (n= 18)

Artikel yang diinklusi


Inclusion
(n= 5)

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 27
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
Retrospektif Eksperimental Prospective

2 1 2

Gambar 1: Diagram flow untuk inklusi dan eksklusi

HASIL
Gambaran Umum Studi
Seleksi studi ditampilkan pada Gambar 1, sebanyak 588 studi yang diidentifikasi
dengan menggunakan 5 database, yaitu sebanyak 53 dari PubMed, 106 dari Science Direct,
69 dari ProQuest, 257 dari Wiley, dan 103 dari Google Schoolar. Lima studi yang
diidentifikasi (Aydin et al., 2019; Bo et al., 2014; Clarebrough et al., 2018; Ding Aimin,
Cao Huling, Wang Lihua, Cheng Jiangang, Wang Jian, 2017; Uddin MM, AminR.
Rahman, Chowdhury SM, Khan MR, 2013) (Tabel 2) menggambarkan efek dari MBW
pada pasien pria dengan post TURP. Penelitian dilakukan di tempat yang berbeda, yaitu
satu studi dilakukan di Bangladesh, satu studi di Turki, dua studi di China, dan satu di
Germani. Studi yang diidentifikasi dalam kriteria inklusi diterbitkan antara tahun 2010
hingga 2019. Dua studi menggunakan kohort retrospective (Aydin et al., 2019; Uddin MM,
AminR. Rahman, Chowdhury SM, Khan MR, 2013), dua studi kohort prospective (Bo et
al., 2014; Clarebrough et al., 2018), dan satu studi quasi eksperimental (Ding Aimin, Cao
Huling, Wang Lihua, Cheng Jiangang, Wang Jian, 2017). Lima studi yang teridentifikasi
dirangkum dalam Tabel 2 dengan memaparkan nama penulis, tahun publikasi, tempat
penelitian, judul, tujuan, populasi dan setting, intervensi dan metode, serta hasil penelitian.
Tujuan utama dari lima studi ini adalah untuk mengidentifikasi, menggambarkan, menilai,
dan mengevaluasi MBW dalam mengatasi kejadian retensi bekuan darah pada pasien post
TURP. Peserta yang terlibat dalam lima studi ini berkisar 266 pasien dengan usia antara 45
tahun hingga 85 tahun yang merupakan pasien BPH dan telah dilakukan reseksi prostat
tanpa adanya komplikasi penyakit lain dan tercatat di ruang perawatan urologi rumah sakit.
Studi yang memiliki kelompok kontrol dilakukan penyamaan intervensi dengan kelompok
eksperimen, yaitu pencucian kandung kemih manual.
Pada studi yang dilakukan oleh Uddin, et al. 45 pasien pria dengan keluhan gejala
saluran kemih bagian bawah dengan indikasi TURP. Data pra operasi dikumpulkan
International Prostate Symptom Score (IPSS), laju aliran maksimal (Qmax), volume
prostate, kapasitas kandung kemih, jumlah cairan irigasi yang digunakan. TURP dilakukan
dengan anastesi spinal, menggunakan resectoscope 26F dan generator bedah listrik dengan
Glisyn sebagai cairan irigasi. Prosedur dihentikan dengan memasukkan foley kateter 3
channel 18 untuk irigasi berkelanjutan dengan normal salin. Pasien akan berkunjung di
departemen rawat jalan 6 minggu kemudian untuk menilai histologi dan fungsi berkemih.
Pasien dinilai dan ditinjau untuk keamanan pada 6 minggu dan 3 bulan tindak lanjut. Bila
hasil urin jernih selama irigasi berkelanjutan, hari kedua dilakukan pelepasan kateter dan
jika ada perdarahan kandung kemih dilakukan MBW (Uddin MM, AminR. Rahman,
Chowdhury SM, Khan MR, 2013). Studi yang diulas oleh Aydin et al.(Aydin et al., 2019)
dengan 27 pasien pria yang mengalami retensi bekuan darah yang dirawat dengan kateter
toraks. Prosedur diterapkan dengan menggunakan anastesi lokal dengan menggunakan
Lidocain gel 2% dan kateter toraks Perancis 22F atau 24F. Ujung kateter dipotong menjadi
setengah lingkaran kira-kira 2 cm dan dimasukkan dalam kandung kemih, kemudian
dihubungkan ke jarum suntik piston. Bladder washout dilakukan dengan menggunakan
larutan salin normal dan jarum suntik piston untuk mengalirkan dan menyedot bekuan
darah. Ujung kateter toraks dipindahkan ke samping, ke atas dan ke bawah untuk lebih
menghancurkan bekuan. Perabaan dilakukan pada kandung kemih yang dikosongkan. Pada

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 28
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
akhir prosedur, kateter Foley tiga arah dimasukkan dan irigasi kandung kemih dengan salin
normal dimulai. Tidak ada pasien yang membutuhkan metode ekstraksi bekuan tambahan
untuk digunakan.
Dalam studi ulasan Clarebrough et al.(Clarebrough et al., 2018), yang memasukkan
26 pasien dalam studi dengan mengumpulkan data secara prospektif di satu institusi.
Sebuah foley kateter dengan ujung bundar bermata dua, standar ukuran 22F dan syringe
piston 60 mL digunakan dalam pencucian kandung kemih manual selama penelitian. Foley
kateter yang berada di dalam kandung kemih. Irigasi bertekanan berulang dan hisap,
dilakukan dengan menggunakan saline normal steril. Cairan irigasi dikeluarkan melalui
mata di ujung Foley kateter. Jet bertekanan ini dihasilkan dengan kekuatan manual yang
hati-hati yang menghancurkan gumpalan darah dari dinding kandung kemih Volume
pembersihan bekuan yang dievakuasi dan hasil pasien yaitu waktu untuk keluar atau
kebutuhan untuk intervensi lebih lanjut dicatat. Studi yang dilakukan oleh Bo et al. (Bo et
al., 2014), melibatkan 22 pasien pria dengan usia 22-82 tahun dengan hematuria. Kandung
kemih diirigasi dengan 40.000 U chymotrypsin dalam 50 mL natrium bikarbonat 5%
menggunakan kateter Foley (20F-24F) selama 30 menit. Gumpalan itu kemudian
dimobilisasi dan dievakuasi menggunakan irigasi salin terus menerus dan menghisap
secara manual dengan jarum suntik 60 mL. Prosedur ini diulangi 2-4 kali sampai semua
gumpalan darah telah dievakuasi. Demikian pula dengan studi yang dilakukan oleh Aimin
et al. (Ding Aimin, Cao Huling, Wang Lihua, Cheng Jiangang, Wang Jian, 2017),
sebanyak 146 pasien pria BPH dengan usia 80 tahun dilibatkan dalam studi yang dirawat di
departemen urologi. Pasien di bagi menjadi kelompok eksperimen (n=76) dan kelompok
kontrol (n=70). Pasien dengan kelompok eksperimen dilakukan irigasi dengan perangkat
pengatur otomatis yang diterapkan dengan sensor nirkabel, sedangkan pasien dalam
kelompok kontrol menerima irigasi kandung kemih konvensional dengan larutan salin
normal 0,9%. Hasil pasien kelompok eksperimen diukur dan dinilai dengan cara yang sama
pada kelompok control yang menjadi pembanding, termasuk jumlah cairan irigasi, durasi
irigasi, lama rawat, keadian sistospasme, dan penyumbatan kateter.
Adapun konten intervensi dalam setiap studi yaitu pada tiga artikel yang diulas oleh
(Aydin et al., 2019; Bo et al., 2014; Ding Aimin, Cao Huling, Wang Lihua, Cheng
Jiangang, Wang Jian, 2017), MBW maupun irigasi kandung kemih berkelanjutan diberikan
dengan tujuan untuk mencegah, mengevakuasi, dan menghilangkan bekuan darah,
sistospasme dan perdarahan pada kandung kemih pasca reseksi prostat. Hal ini juga
diungkapkan oleh Clarebrough et al. (Clarebrough et al., 2018) dalam studinya yang
menggambarkan dan merekomendasikan protokol standar untuk irigasi kandung kemih
manual yang menyediakan standar untuk retensi bekuan darah. Demikian pula konten
intervensi yang dilakukan oleh Uddin et al. (Uddin MM, AminR. Rahman, Chowdhury
SM, Khan MR, 2013) untuk menilai hasil klinis jangka pendek dari semua pasien post
TURP dengan menggunakan cairan Glicine sebagai cairan irigasi kandung kemih baik,
irigasi kandung kemih berkelanjutan maupun irigasi kandung kemih manual.

Hasil Studi
Dalam ulasan artikel, studi yang dilakukan oleh Uddin et al. (Uddin MM, AminR.
Rahman, Chowdhury SM, Khan MR, 2013) menunjukkan pasien dengan retensi urin
82,2% untuk TURP. Kebutuhan cairan rata-rata adalah 23 L Glisyn. Masa rawat inap rata-
rata 3,2 hari, tingkat rekateterisasi 15,5% dan kebanyakan mengalami retensi urin kronis. 5
pasien (11,1%) menerima transfusi darah pasca operasi. 25% gejala ringan iritatif dan
disuria. Dua pasien mengalami perdarahan vena, traksi kateter yang lembut menyelesaikan
masalah pada satu pasien, dan pasien lain membutuhkan dan dilakukan manual bladder

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 29
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
washout dengan kateterisasi selama 2 minggu. Aydin et al. (Aydin et al., 2019) dalam
studinya menggambarkan pasien yang menggunakan kateter toraks dengan etiologi retensi
bekuan darah adalah 12 (44,4%), pasca TURP, 7 (25,%) tumor kandung kemih, 4 (14,8%),
TURBT, dan 4 (14,8%) pasien dengan perdarahan saluran atas, induksi obat, pasca trauma,
dan haematochyluria. Durasi rata-rata bekuan darah kandung kemih adalah 18 jam (kisaran
10-28 jam). Ukuran bekuan darah berkisar 100 mL hingga 1 liter. Waktu rata-rata
menghilangkan bekuan darah adalah 10 menit (kisaran 5-25 menit). Semua pasien bebas
gumpalan pada akhir metode, tidak ada komplikasi seperti perforasi urethra atau kandung
kemih saat pengamatan. Sementara itu Aimin et al. (Ding Aimin, Cao Huling, Wang
Lihua, Cheng Jiangang, Wang Jian, 2017) dalam studi eksperimennya bahwa pengukuran
hasil ditunjukkan dimana jumlah rata-rata penggunaan cairan pada kelompok eksperimen
(24,2 ± 3,8 L) secara signifikan lebih rendah daripada kelompok control (54,6 ± 5,4 L).
Durasi irigasi tidak berbeda secara signifikan antara kelompok eksperimen dan control
(28,6 ± 2,7 jam; 29,5 ± 3,4 jam, P>0,05). Irigasi kandung kemih dengan perangkat
pengatur otomatis secara signifikan mengurangi kejadian retensi bekuan darah (8/76) dan
sistospasme (12/76) pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok control
(21/70;39/70, P<0,05). Selain itu pasien dalam kelompok eksperimen memiliki masa rawat
inap yang signifikan lebih pendek (5,4 ± 1,2 hari) daripada kelompok control (5,9 ±v1,9
hari) (p<0,05). Bo et al. (Bo et al., 2014) dalam studi menunjukkan bahwa dari 22 pasien,
19 berhasil diobati menggunakan metode ini, dengan retensi bekuan sepenuhnya
terselesaikan. Urin merah pucat muncul pada 3 pasien lainnya. Namun, setelah
mengeluarkan kateter Foley, sisa gumpalan darah kecil dievakuasi dengan mudah selama
buang air kecil. Tidak ada pasien yang membutuhkan pembedahan, prosedur loop
resectoscope, atau bahkan evakuasi Ellik. Setelah prosedur, pasien tidak memiliki keluhan
atau ketidaknyamanan kandung kemih. Begitu pula studi yang dilakukan oleh Clarebrough
et al. (Clarebrough et al., 2018), MBW awal dilakukan pada 20 dari 26 kasus (77%)dengan
volume rata-rata 145 mL (SD ± 125). 16 (66%) pasien dimulai dengan CBI. Semua pasien
menjalani MBW standar lebih lanjut oleh layanan urologi sesuai dengan protokol. Volume
rata-rata MBW urologi adalah 5392 ml (SD ± 847) dan volume rata-rata bekuan yang
dievakuasi oleh urologi MBW adalah 617 ml (SD ± 313). Tes Kruskal-Wallis Chi-squared
digunakan dengan perbedaan signifikan secara statistik (33,774, df = 1, p <0,001). Dari 5
hasil studi yang telah disistematik, dapat disimpulkan bahwa intervensi MBW secara
signifikan mampu mengatasi dan mencegah retensi bekuan darah di kandung kemih.

Tabel 2. Deskripsi studi Manual Bladder Washout dalam mengatasi retensi bekuan darah
pasien post TURP
Author, Year
Intervention and
Publication, Design Population and Setting Outcome
Methode
Country, Title
(Uddin MM, Kohort Studi dilakukan di Glisyn digunakan Sebanyak 45 pria usia rata-
AminR. Rahman, Retrospe Departemen Urologi sebagai cairan irigasi. rata 67 tahun. Tidak ada
Chowdhury SM, ctive Khwaja Yunus Ali Prosedur dihentikan pasien yang mengalami
Khan MR, 2013) Medical College & dengan memasukkn sindrom TURP, dan
Bangladesh Hospital, Bangladesh foley kateter 3 kematian. Satu pasien
antara Februari 2012 channel 18 untuk dilakukan MBW diikuti
hingga Januari 2013 pencucian keteterisasi selama 2
melibatkan 45 pasien berkelanjutan dengan minggu. Tidak ada keluhan
pria dengan TURP. normal salin. Pasien pada follow up 6 minggu
akan berkunjung di
departemen rawat
jalan setelah 6

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 30
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
minggu dan 3 bulan
tindak lanjut.
(Aydin et al., Kohort Sebanyak 27 pasien Prosedur MBW 27 pasien dirawat dengan
2019) Retrospe dengan retensi bekuan diterapkan untuk menggunakan teknik
Turki ctive darah dirawat dengan menyedot bekuan kateter toraks. 12 (44,4%)
anastesi lokal dengan darah dan pasien dengan retensi
teknik kateter toraks menggunakan bekuan darah post TURP.
antara Januari 2011 dan anastesi lokal Durasi rata-rata bekuan
Juni 2018 Lidocain gel 2%, darah kandung kemih,
kateter toraks ukuran bekuan darah, dan
Perancis 22F atau waktu rata-rata
24F, dan larutan menghilangkan bekuan
normal salin. Ujung darah. Semua pasien bebas
kateter dipotong gumpalan pada akhir
menjadi setengah metode, tidak ada
lingkaran kira-kira 2 komplikasi saat
cm dan dimasukkan pengamatan
dalam kandung
kemih, kemudian
dihubungkan ke
jarum suntik piston.
(Ding Aimin, Cao Quasi Sebanyak 146 pasien Kelompok Pengukuran hasil
Huling, Wang Experim usia 58 hingga 80 eksperimen dilakukan ditunjukkan jumlah rata-
Lihua, Cheng ental tahun dengan BPH irigasi dengan rata penggunaan cairan,
Jiangang, Wang Study yang dirawat di perangkat pengatur dan durasi pencucian tidak
Jian, 2017). departemen urologi otomatis dengan berbeda secara signifikan
China Rumah Sakit sesnor nirkabe, antara kelompok
Universitas Nantong sedangkan kelompok eksperimen dan control.
antara Juli 2013 dan kontrol menerima Irigasi kandung kemih
Juli 2014. Pasien di irigasi kandung dengan perangkat pengatur
bagi menjadi kelompok kemih sederhana otomatis secara signifikan
eksperimen (n=76) dan dengan larutan mengurangi kejadian
kelompok kontrol normal salin 0,9%. retensi bekuan darah dan
(n=70). sistospasme pada
kelompok eksperimen
dibandingkan kelompok
control P<0,05). Selain itu
kelompok eksperimen
memiliki masa rawat inap
yang signifikan lebih
pendek daripada kelompok
control (p<0,05).
(Bo et al., 2014) Kohort Melibatkan 22 pasien Irigasi dilakukan Dari 22 pasien, 19 pasien
China Prospecti pria usia 42-82 tahun menggunakan berhasil diobati dengan
ve dari Februari 2010 40.000U retensi bekuan darah
hingga Oktober 2012. Chymotrypsin dalam terselesaikan sepenuhnya.
13 pasien post TURP 50 mL natrium Setelah prosedur pasien
mengalami retensi bikarbonat 5%, tidak memiliki keluhan
bekuan darah kateter foley 20F-24F berkemih atau
selama 30 menit, ketidaknyamanan kandung
kemudian bekuan kemih
darah dievakuasi
menggunakan normal
salin 0,9% dan jarum
suntik piston 60 mL.
(Clarebrough et Kohort Data dikumpulkan Sebuah foley kateter Dua puluh enam pasien
al., 2018) Prospecti secara prospektif di dengan ujung bundar menjalani MBW standar
Germany ve satu institusi. 26 pasien bermata dua, ukuran lebih lanjut oleh layanan

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 31
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
>18 tahun dengan 22F dan syringe urologi sesuai protokol.
retensi bekuan darah piston 60 mL Volume rata-rata MBW
yang dirujuk ke digunakan dalam urologi adalah 5392 ml
layanan urologi selama pencucian kandung (SD ± 847) dan volume
periode 3 tahun kemih manual selama rata-rata bekuan yang
dimasukkan dalam penelitian. Pencucian dievakuasi oleh urologi
penelitian. Protokol dilakukan MBW adalah 617 ml (SD
standar MBW dipatuhi menggunakan normal ± 313). Tes Kruskal-Wallis
untuk semua pasien salin dan dikeluarkan Chi-squared digunakan
yang pernah dirujuk ke melalui kateter dengan perbedaan
layanan urologi. dengan kekuatan signifikan secara statistik
Protokol ini diuraikan manual pada saat (33,774, df = 1, p <0,001).
dan diringkas oleh penyemprotan untuk
akronim CATCH-22 menghancurkan
bekuan darah dari
dinding kandung
kemih. Volume
pembersihan bekuan
yang dievakuasi dan
hasil pasien yaitu
waktu untuk keluar
atau kebutuhan untuk
intervensi lebih lanjut
dicatat.

DISCUSSION

Tinjauan literature ini menjelaskan intervensi MBW dalam mengatasi retensi bekuan
darah pada pasien pria post TURP. Pencucian kandung kemih yang digunakan dalam
penelitian adalah pencucian kandung kemih secara manual (MBW). MBW melibatkan
pembilasan secara manual dengan menggunakan kateter tiga arah, jarum suntik, dan
natrium klorida 0,9% untuk mengevakuasi bekuan darah (Network, 2019). MBW secara
signifikan mampu mencegah, mengevakuasi, dan menghilangkan bekuan darah (Aydin et
al., 2019; Clarebrough et al., 2018; Uddin MM, AminR. Rahman, Chowdhury SM, Khan
MR, 2013). Retensi bekuan darah dapat menjadi komplikasi setelah reseksi prostat yang
pada umumnya menyakitkan apabila tidak ditangani secara memadai dan dapat
menyebabkan perdarahan lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian lain yang
mengungkapkan bahwa MBW merupakan keterampilan yang tepat dan aman dan dapat
mengatasi retensi bekuan darah yang dilakukan oleh ahli urologi dan perawat urologi.
MBW dilakukan dengan cara menghisap cairan irigasi menggunakan jarum suntik melalui
kateter tiga arah dan selanjutnya dilakukan irigasi terus menerus sampai cairan menjadi
jernih (Dungerwalla; et al., 2016). Studi yang dilakukan Aimin et al. (Ding Aimin, Cao
Huling, Wang Lihua, Cheng Jiangang, Wang Jian, 2017) didapatkan adanya signifikansi
irigasi kandung kemih berkelanjutan dengan alat pengatur otomatis dalam menurunkan
kejadian retensi bekuan darah, mengurangi masa rawat inap menjadi lebih pendek, namun
tidak dapat mengevakuasi bekuan darah kecualidengan MBW. Clarebrough et al. dalam
penelitiannya bahwa volume rata-rata hasil irigasi dengan CBI adalah 145 mL,
dibandingkan dengan volume rata-rata yang dievakuasi dengan MBW adalah 617 mL
(Clarebrough et al., 2018). Hasil studi lain menjelaskan bahwa irigasi kandung kemih
manual dengan durasi rata-rata bekuan darah adalah 18 jam, ukuran bekuan darah antara
100 mL lebih dari 1 liter, waktu rata-rata menghilangkan bekuan darah adalah 10 menit,
dan secara signifikansi tindakan irigasi manual dengan kateter torasik tidak ada komplikasi
seperti perforasi uretra atau kandung kemih (Aydin et al., 2019).

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 32
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
Beberapa faktor yang mendukung MBW dalam mengatasi retensi bekuan darah
setelah reseksi transuretral prostat, diantaranya monitoring laju irigasi yang tidak terkontrol
secara otomatis pada tindakan CBI, aktivitas fisik yang berlebihan sesaat setelah reseksi,
traksi yang tidak maksimal atau ditekuk oleh pasien yang seharusnya belum bisa pada saat
setelah reseksi, pelepasan kateter lebih awal sebelum gejala hilang (Maryudianto,
Nurhayati, & Afni, 2016) serta keterampilan melakukan MBW untuk ahli urologi dan
perawat urologi yang masih kurang (Dungerwalla; et al., 2016).

KESIMPULAN

Berdasarkan 5 hasil review artikel yang telah direview dapat disimpulkan bahwa MBW
dapat dijadikan sebagai intervensi dalam mengatasi retensi bekuan darah karena dianggap
sebagai metode yang aman dan efektif dalam mengevakuasi bekuan darah.

KETERBATASAN

Pada literature review ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu: jumlah sampel yang kecil
dan pasien tidak diacak; empat studi yang tidak memiliki kelompok kontrol, sehingga tidak
bisa melakukan perbandingan penggunaan metode MBW; tidak ada penilaian hasil
sebelum melakukan intervensi; tidak dijelaskan bias selektif pada proses blinding; serta
masih perlu dilakukan studi mendalam penggunaan MBW dalam mengatasi retensi bekuan
darah.

IMPLIKASI DALAM KEPERAWATAN

Pencucian kandung kemih manual walaupun teknik, metode, dan alat yang digunakan
berbeda di beberapa studi, namun dapat dilakukan dan menjanjikan sebagai intervensi yang
aman dan efektif dalam mengatasi retensi bekuan darah. Perlu dilakukan pelatihan
intervensi manual bladder washout bagi pemberi layanan khususnya di bagian perawatan
urologi.

DAFTAR PUSTAKA

Aydin, C., Senturk, A. B., Akkoc, A., Topaktas, R., Aydın, Z. B., & Ekici, M. (2019). Clot
Retention: Our Experiences with a Simple New Technique of Evacuation with a
Thoracic Catheter. Cureus, 11(3), 1–10. https://doi.org/10.7759/cureus.4329
Bo, J., Yangyang, Y., Jiayuan, L., Siwen, D., Yong, C., & Junbo, Y. (2014). Evaluation of
bladder clots using a nonsurgical treatment. Urology, 83(2), 498–499.
https://doi.org/10.1016/j.urology.2013.09.022
Boots, R. J., Egerton, W., McKeering, H., & Winter, H. (2009). They just don?t get
enough! Variable intern experience in bedside procedural skills. Internal Medicine
Journal, 39(4), 222–227. https://doi.org/10.1111/j.1445-5994.2009.01699.x
Brunner & Suddarth. (2013). Keperawatan Medikal Bedah. (S. C. Smeltzer & B. G. . Bare,
Eds.) (8th ed.). Jakarta: EGC.
Clarebrough, E., McGrath, S., Christidis, D., & Lawrentschuk, N. (2018). CATCH-22: A
manual bladder washout protocol to improve care for clot retention. World Journal of
Urology, 36(12), 2043–2050. https://doi.org/10.1007/s00345-018-2346-z
Critical Appraisal Skills Programme. (2018). CASP 2018: Checklist for critical appraisal
of Studies.

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 33
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
Ding Aimin, Cao Huling, Wang Lihua, Cheng Jiangang, Wang Jian, H. B. (2017). A Novel
Automatic Regulatory Device for Continuous Bladder Irrigation Based on Wireless
Sensor in Patients after Transurethral Resection of the Prostate: A Prospective
Investigation. The Journal of Urology, 198(6), 1183–1185.
https://doi.org/10.1016/j.juro.2017.09.046
Dungerwalla;, M., Davies;, N., Perera;, M., Papa;, N., & Lawrentschuk, N. (2016). Manual
bladder washouts for urinary clot retention: a survey of knowledge among healthcare
workers. Canadian Journal of Urology, 22 (6)(Desember 2015), 8093–8098.
Edlin, R. S., Heyns, C. F., Van Vuuren, S. P. J., & Zarrabi, A. D. (2012). Prevalence of
histological prostatitis in men with benign prostatic hyperplasia or adenocarcinoma of
the prostate presenting without urinary retention. South African Journal of Surgery,
50(4), 127–130. https://doi.org/10.7196/SAJS.1095
Geng, V., Cobussen-Boekhorst, H., FarrelI, J., Gea-Sánchez, M., Pearce, I., Schwennesen,
T., … Vandewinkel, C. (2012). Catheterisation, Indwelling catheters in adults,
Urethral and Suprapubic – Evidence-based Guidelines for Best Practice in Urological
Health Care, 112. Retrieved from
http://www.uroweb.org/fileadmin/EAUN/guidelines/EAUN_Paris_Guideline_2012_L
R_online_file.pdf
Goudra, B. G., & Singh, N. (2011). Transurethral Resection of Prostate (TURP). Essence
of Anesthesia Practice, 16, 556. https://doi.org/10.1016/b978-1-4377-1720-4.00485-4
Homma, Y., Gotoh, M., Yokoyama, O., Masumori, N., Kawauchi, A., Yamanishi, T., …
Ozono, S. (2011). Outline of JUA clinical guidelines for benign prostatic hyperplasia.
International Journal of Urology, 18(11), 741–756. https://doi.org/10.1111/j.1442-
2042.2011.02860.x
Maryudianto, W., Nurhayati, Y., & Afni, A. C. N. (2016). Pengalaman Perawat pada
Penatalaksanaan Irigasi Traksi Kateter Three Way pada Pasien TURP di Rumah Sakit
Khusus Bedah Mojosongo II Karanganyar, 1–15.
McVary, K. T., Roehrborn, C. G., Avins, A. L., Barry, M. J., Bruskewitz, R. C., Donnell,
R. F., … Wei, J. T. (2011). Update on AUA guideline on the management of benign
prostatic hyperplasia. Journal of Urology, 185(5), 1793–1803.
https://doi.org/10.1016/j.juro.2011.01.074
Network, A. U. (2019). Bladder Irrigation : Management of Haematuria. Guide of Urology,
2.
Okamura, K., Nojiri, Y., Seki, N., Arai, Y., Matsuda, T., Hattori, R., … Naito, S. (2011).
Perioperative management of transurethral surgery for benign prostatic hyperplasia: A
nationwide survey in Japan. International Journal of Urology, 18(4), 304–310.
https://doi.org/10.1111/j.1442-2042.2010.02712.x
Paterson, C., Dalziell, R., Forshaw, T., Turner, A., & Fraser, G. (2019). Prevention and
management of urinary catheter blockages in community settings. Nursing Standard,
34(9), 59–65. https://doi.org/10.7748/ns.2019.e11431
Persu, C., Georgescu, D., Arabagiu, I., Cauni, V., Moldoveanu, C., & Geavlete, P. (2010).
TURP for BPH. How large is too large? Journal of Medicine and Life, 3(4), 376–380.
Poe, S. (2012). EvidEncE-BasEd practicE : implEmEntation and translation Johns hopkins
nursing.
Purnomo, B. . (2011). Dasar-Dasar Urologi (Edisi 3). Jakarta: Sugeng Seto.
The Joanna Briggs Institute. (2014). Joanna Briggs Institute Reviewer’s Manual. The
Joanna Briggs Institute, 1–18. Retrieved from
https://wiki.joannabriggs.org/display/MANUAL/Joanna+Briggs+Institute+Reviewer
%27s+Manual

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 34
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 4 (2), Bulan November Tahun 2021,
Hal.25-35 ISSN 2338-2058 (print), ISSN 2621-2986 (online)
Uddin MM, AminR. Rahman, Chowdhury SM, Khan MR, I. M. (2013). Restrospektif
Review of TURP Done in one year and Report on postoperatif Outcome. KYAMC
Journal, 4(1), 321–325.
Zorzela, L., Loke, Y. K., Ioannidis, J. P., Golder, S., Santaguida, P., Altman, D. G., …
Vohra, S. (2016). PRISMA harms checklist : improving harms reporting in systematic
reviews. https://doi.org/10.1136/bmj.i157

Hamid, A.H., dkk_Intervensi Manual Bladder Washout dalam mengatasi… ............ Hal. 35

You might also like