You are on page 1of 11

BAB III

ASBAB NUZUL
Al-Qur’an sebagai kitab suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi

Muhammad saw. diturunkan secara berangsur-angsur selama kurang lebih 22

tahun lamanya.1 Tujuan utama diturunkannya al-Qur’an adalah sebagai panduan,

petunjuk serta sebagai pedoman umat manusia. Ada ayat-ayat al-Qur’an yang

diturunkan untuk menguraikan tentang sesuatu perkara atau menjelaskan hukum

atau untuk menjawab persoalan yang diajukan kepada Nabi saw. Peristiwa yang

berlaku dibalik penurunan sesuatu ayat dinamakan asba>b al-nuzu>l. Pengetahuan

mengenai asba>b al-nuzu>l, memainkan peranan besar dalam menjelaskan atau

mengurai kehendak ayat yang dikaji.

Sebagian besar al-Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum,

tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah saw. telah menyaksikan

banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi diantara mereka peristiwa

khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah swt., kemudian mereka

bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal itu.
maka al-Qur’an turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan yang

muncul itu.

Imam al-Wa>hidi@ mengatakan;


2"‫نزولها‬ ‫"ال ميكن معرفة تفسري اآلية دون الوقوف عىل قصهتا وبيان‬
Artinya:
Tidak mungkin orang mengerti tafsir suatu ayat, kalau tidak mengetahui
cerita yang berhubungan dengan ayat-ayat itu, tegasnya untuk mengetahui
tafsir yang terkandung dalam ayat itu harus mengetahui sebab-sebab ayat itu
diturunkan.

1
Abu> al-Husain Muslim Ibn al-Hajja>j al-Qusyairi>, S{ah{i>h{ Muslim, jilid VIII (Beirut: Da>r
al-Jail, t.th.), h. 229.
2
Manna>’ al-Qat}t}a>n, Maba>h}is\ fi@ ‘Ulu>m al-Qur’a>n, h. 80.

40
41

Ibnu Taimiyah mengatakan tentang pentingnya ilmu asba>b al-nuzu>l:


3"‫اآلية‬ ‫ "معرفة سبب الزنول يعني عىل فهم‬:‫وقال ابن تميية‬
Artinya:
Ilmu asba>b al-nuzu>l sangat penting untuk memahami ayat.

Al-Hazimi juga mengatakan pentingnya ilmu asba>b al-nuzu>l:


4‫اآلية‬ ‫أن سبب الزنول يُعني عىل فهم‬
Artinya:
Bahwa asba>b al-nuzu>l merupakan ilmu yang penting untuk memahami ayat.

Ulama Salaf tatkala terbentur kesulitan dalam memahami ayat, mereka

segera kembali berpegang pedoman asba>b al-nuzu>l. Dengan cara ini hilanglah

semua kesulitan yang mereka hadapi dalam mempelajari al-Qur’an. Dalam hal ini

penulis mencoba menuangkan dalam bentuk makalah yang berjudul “Asba>b al-

nuzu>l” dengan harapan semoga makalah ini dapat menambah keimanan dan
keilmuan kita baik di dunia maupun di akhirat kelak.

A. Pengertian Asba>b al-Nuzu>l

Asba>b ُ ‫ (أَ ْس َب‬merupakan bentuk jamak dari kata sabab )‫ (سبب‬yang bisa
)‫اب‬
berarti sebab, alasan, latar belakang, dan motif. Jadi, asba>b adalah sebab, alasan,

latar belakang, dan motif turunnya al-Qur’an. Sedangkan kata al-Nuzu>l

mengandung pengertian yaitu turunnya sesuatu dari suatu tempat yang tinggi

menuju tempat yang rendah.

Penggunaan kata al-inza>l atau tanzi>l untuk mengungkapkan turun dan

diturunkannya ayat-ayat al-Qur’an, menurut Abdul Mani dan Ahmad al-

Ghundur, karena al-Qur’an itu diturunkan dari Yang Maha Tinggi, dan selain

Allah adalah rendah, dan menurutnya pula, bisa juga dilatar belakangi oleh proses

3
Manna>’ al-Qat}t}a>n, h. 80.
4
Al-Hazimi@, Syarh ‘Aqi@dah al-Wa>sit}yyah, juz 23 (t.d.), h. 12.
42

turunnya wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril dari arah langit yang tinggi. 5

Menurut al-Suyuti, asba>b al-Nuzu>l adalah peristiwa yang terjadi sebelum turun

ayat sedangkan peristiwa yang terjadi sesudahnya tidaklah disebut saba>b.6

Ada beberapa pengertian tentang asba>b al-nuzu>l, menurut para ulama

diantaranya :

1. Menurut Subhi Salih

Asba>b al-Nuzu>l adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya sebuah ayat
atau beberapa ayat, atau sebagai suatu jawaban atas suatu pertanyaan, atau

sebagai penjelasan yang diturunkan pada waktu terjadinya peristiwa.7

1. Menurut al-Zarqani

Asba>b al-Nuzu>l adalah hal khusus atau sesuatu yang terjadi serta
hubungan dengan turunnya ayat al-Qur’an yang berfungsi sebagai penjelas

hukum pada saat peristiwa itu terjadi.8

2. Menurut al-Sabuni

Asba>b al-Nuzu>l adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan


turunya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan

kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi saw. atau

kejadian yang berkaitan dengan urusan agama9.

3. Menurut Manna’ al-Qattan

5
Dede Rosyada, Al-Quran Hadis (Jakarta; Dirjen Bimbaga Islam, 1998), h. 69.
6
‘Abd al-Rahman Jalal al-Din al-Suyuti, al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’an (Cairo: Matba’ah
Musthafa al-Babi al-Halabi).
7
Subhi Salih, Maba>h}is fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Beiru>t; Da>r al-ilm li al-Mala>yi>n, 1988), h.
132.
8
Muhammad Abduh Azim al-Zarqani, Mana>hij al-Irfa>n Fi> ‘Ulu>m al-Qur’an, Juz I
(Bairut: Da>r al-Fikr, 1996), h. 76.
9
Muhammad Ali al-Sabuni, Al-Tibya>n Fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Damaskus: Maktabah al-
Ghazali; 1390), h. 22.
43

Asba>b al-Nuzu>l adalah sesuatu hal yang karenanya al-Qur’an diturunkan


untuk menerangkan status (hukumnya), pada masa hal itu terjadi, baik berupa

peristiwa maupun pertanyaan10.

Walaupun redaksi pendefinisian di atas sedikit berbeda, semuanya

menyimpulkan bahwa yang disebut asba>b al-Nuzu>l adalah kejadian atau

peristiwa yang melatarbelakangi turunnya ayat al-Qur’an, dalam rangka

menjawab, menjelaskan, dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari

kejadian tersebut.

B. Macam-macam Redaksi Asba>b al-Nuzu>l

Asba>b al-Nuzu>l memiliki 2 (dua) bentuk redaksi yaitu s}arih (jelas) dan
muhtamil (kemungkinan). Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan kedua bentuk

redaksi asba>b al-Nuzu>l tersebut sebagai berikut:

1. Redaksi S}ari>h (pasti)

S}ari>h artinya redaksi menunjukkan sudah jelas asba>b al-Nuzu>l Misalnya

perawi mengatakan: “Sababu Nuzu>li hadzihil a>yah (Sebab turun ayai ini
adalah....)” atau dengan pernyataan, “Rasulullah pernah ditanya tentang..., maka

turunlah ayat ini...”.

2. Redaksi Muhtamil (kemungkinan)

Muhtamil adalah redaksi asba>b yang tidak pasti atau tidak jelas, bersifat

kemungkinan. Misalnya: “Nazalat hadzihil a>yah hakaz\a (Saya kira ayat ini turun

berkenaan dengan)...”.

C. Berbilangnya Riwayat Asba>b al-Nuzu>l sedang Ayat yang Turun hanya Satu

Pada dasarnya asba>b al-Nuzu>l tidak dapat dijangkau oleh akal, tetap harus

berdasarkan riwayat yang sahih atau melalui pengetahuan yang diperoleh dari

10
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. oleh Mudzakkir AS. (Cet. II;
Jakarta: Lintera Antarnusa, 2007), h. 110.
44

mereka yang menyaksikan secara langsung ayat tersebut. Mereka mengetahui

sebab-sebab turunnya dan telah dianalisis oleh para sahabat dan tabi’in atau

ulama lain yang telah mengetauinya.11

Asba>b al-Nuzu>l ayat-ayat al-Qur’an bermacam-macam. Ada yang


berbilang riwayatnya, sedang ayat yang diturunkan hanya satu, ada juga

sebaliknya:

1. Satu ayat dengan beberapa latar belakang (asba>b al-nuzu>l).

Salah satu contohnya adalah pada QS al-Baqarah/2 : 223;

َ ‫َِّش الْ ُم ْؤ ِم ِن‬


.‫ني‬ ِ ِّ ‫َوب‬ َ ‫اؤُُك َح ْر ٌث لَ ُ ُْك فَ ْأتُوا َح ْرث ُ َُْك أَ ىَّن ِشئْ ُ ُْت َوقَدِّ ُموا ِ َِلن ْ ُف ِس ُ ُْك َوات ى ُقوا ى‬
‫اَّلل َواعْلَ ُموا أَنى ُ ُْك ُم ََل ُقو ُه‬ ْ ُ ‫ِن َس‬
Terjemahnya:
Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja
dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah yang baik untuk dirimu.
Bertawakkallah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan
menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang
beriman.12
Ayat diatas memiliki dua asba>b al-Nuzu>l yaitu versi hadis Imam al-

Bukhari dan versi Imam Muslim. Namun riwayat Imam al-Bukhari di sini

menjadi penjelas dan penegas dari hadis riwayat Imam Muslim. Imam al-Bukhari

meriwayatkan dari jalur Abdullah bin Umar ra. yang berkata, “Ayat Nisa>ukum
h}ars}un lakum”, diturunkan berkenaan dengan masalah menggauli istri melalui

jalan belakang (dubur). Sementara itu, Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir ra.

katanya, “Kaum Yahudi mengatakan, “Barangsiapa menggauli istri melalui

duburnya, maka anaknya akan juling (jika lahir). Maka turunlah ayat di atas.13

Adapun teks hadisnya adalah sebagai berikut;

11
Mardan, Al-Qur’an: Sebuah Pengantar (Jakarta: Mazhab Ciputat; 2010), h. 52.
12
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya, (Jakarta: Sygma
Examedia Arkanleema; 2007M/ 1427 H), h. 35.
13
Moh. Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’an (Cet. I; Surabaya: Imtiyaz, 2012), h. 38.
45

ُ ‫اَّلل َع ْن ُه قَا َل َكن َْت الْ َ َُيو ُد ت َ ُق‬


‫ول ِإ َذا‬ ُ ‫ِض ى‬ َ ِ ‫َحدى ثَنَا أَبُو ن ُ َع ْ ٍْي َحدى ثَنَا ُس ْفيَ ُان ع َْن ا ْب ِن الْ ُم ْن َك ِد ِر َ َِس ْع ُت َجا ِب ًرا َر‬
ْ ُ ‫َجا َم َعهَا ِم ْن َو َراِئِ َا َجا َء الْ َو َ َُل أَ ْح َو َل فَ َ َزنل َ ْت ِن َس‬
ْ ُ ‫اؤُُك َح ْر ٌث لَ ُ ُْك فَ ْأتُوا َح ْرث‬
....14‫َُك َأ ىَّن ِشئْ ُ ُْت‬

Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah menceritakan kepada
kami Sufyan dari Ibnu Al Munkadir aku mendengar Jabir radliallahu 'anhu
berkata; Orang-orang Yahudi berkata; Apabila menggauli wanita melalui
belakang maka mata anaknya akan menjadi juling'. Lalu Allah Subhaanahu
menurunkan ayat; Isteri-isteri kalian adalah ladang kalian, maka datangilah
ladang kalian dari mana engkau kehendaki."

‫و َحدىثَنَا ُم َح ىم ُد ْب ُن ُر ْم ٍح أَخ َ ََْب ََن الل ى ْي ُث ع َْن ا ْب ِن الْهَا ِد ع َْن أَ ِِب َح ِاز ٍم ع َْن ُم َح ىم ِد ْب ِن الْ ُم ْن َك ِد ِر ع َْن َجا ِب ِر ْب ِن‬
}‫ت‬ ْ َ ‫ول ِإ َذا ُأ ِتي َْت الْ َم ْرأَ ُة ِم ْن ُد ُب ِرهَا ِِف ُق ُب ِلهَا ُ ىُث َ ََحلَ ْت َك َن َو َ َُلهَا أَ ْح َو َل قَا َل فَ ُأ ْن ِزل‬
ُ ‫اَّلل أَ ىن َ َُيو َد َكن َْت ت َ ُق‬
ِ ‫َع ْب ِد ى‬
‫{و َحدىثنَاه ُقتَ ْي َب ُة ْب ُن َس ِعي ٍد َح ىدثَنَا أَبُو ع ََوان َ َة ح و َح ىدثَنَا َع ْب ُد‬...‫اؤُُك َح ْر ٌث لَ ُ ُْك فَ ْأتُوا َح ْرث ُ َُْك أَ ىَّن ِشئْ ُُت‬ ْ ُ ‫ِن َس‬
‫وب ح و َحدى ثَنَا ُم َح ىم ُد ْب ُن الْ ُمث ىََّن َح ىدث َ ِِن َوه ُْب ْب ُن‬ َ ُّ ‫الص َم ِد َح ىدث َ ِِن أَ ِِب ع َْن َجدِّي ع َْن أَي‬ ‫الْ َو ِار ِث ْب ُن َع ْب ِد ى‬
ِ ‫َج ِري ٍر َح ىدثَنَا ُش ْع َب ُة ح و َحدى ثَنَا ُم َح ىم ُد ْب ُن الْ ُمث ىََّن َحدى ثَنَا َع ْب ُد ىالر ْ ََح ِن َحدى ثَنَا ُس ْف َي ُان ح و َحدى ث َ ِِن ُع َب ْي ُد ى‬
‫اَّلل‬
‫اِش قَالُوا َحدىثنَا َوه ُْب ْب ُن َج ِري ٍر َحدى ثَنَا أَ ِِب قَا َل َ َِس ْع ُت‬ ُّ ِ َ‫اَّلل َوأَبُو َم ْع ٍن ىالرق‬ِ ‫ون ْب ُن َع ْب ِد ى‬ ُ ‫ْب ُن َس ِعي ٍد َوه َُار‬
‫دِّث ع َْن ُّالز ْه ِر ِّي ح و َحدى ث َ ِِن ُسلَ ْي َم ُان ْب ُن َم ْع َب ٍد َح ىدثَنَا ُم َع ىىل ْب ُن أَ َس ٍد َح ىدثَنَا َع ْب ُد‬ ُ ‫النُّ ْع َم َان ْب َن َر ِاش ٍد ُ َُي‬
‫ُك َهؤُ َال ِء ع َْن ُم َح ىم ِد ْب ِن الْ ُم ْن َك ِد ِر ع َْن َجا ِب ٍر ِبِ َ َذا‬ ُّ ُ ‫الْ َع ِزي ِز َوه َُو ا ْب ُن الْ ُمخْ تَ ِار ع َْن ُسهَ ْيلِ ْب ِن أَ ِِب َصا ِل ٍح‬
‫ِصا ٍم‬َ ِ ‫يث النُّ ْع َم ِان ع َْن ُّالز ْه ِر ِّي إ ِْن َشا َء ُم َجبِّ َي ًة َوإ ِْن َشا َء غ َ ْ َري ُم َج ِّب َي ٍة غ َ ْ َري أَ ىن َذ ِ َِل ِِف‬ ِ ‫يث َو َزا َد ِِف َح ِد‬ ِ ‫الْ َح ِد‬
15‫وا ِح ٍد‬
َ
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rumh bin Al Muhajir
telah mengabarkan kepada kami Al Laits dari Ibnu Al Hadi dari Abu Hazim
dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir bin Abdullah bahwa orang-
orang yahudi mengatakan; Jika seorang wanita digauli pada kemaluannya
dari arah belakang, kemudian ia hamil, maka anaknya (terlahir) juling.
(Jabir) berkata; Maka turunlah ayat; "Isteri-isteri kalian adalah tempat
bercocok tanam bagi kalian, maka datangilah tempat bercocok tanam
kalian dari mana saja kalian kehendaki." Dan telah menceritakan kepada
kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah.
Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Abdul
Warits bin Abdush Shamad telah menceritakan kepadaku ayahku dari
kakekku dari Ayyub. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan

14Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari al-Ju’fi, S{ah}i>h} al-Bukha>ri>, Juz IV (Cet.

III; Beirut: Da>r Ibnu Kas\i>r, 1407 H/ 1987 M), h. 1645.


15Muslim bin al-H{ajja>j Abu> al-H{usain al-Qusyairi> al-Naisa>bu>ri>, S{ah}i>h} Muslim, Juz II

(Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Turas\ al-‘Arabi>, t.th.), h. 1058.


46

kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna telah menceritakan kepadaku


Wahb bin Jarir telah menceritakan kepada kami Syu'bah. Dan diriwayatkan
dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al
Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdurrahman telah
menceritakan kepada kami Sufyan. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah
menceritakan kepadaku 'Ubaidullah bin Sa'id dan Harun bin Abdullah serta
Abu Ma'n Ar Raqasyi mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami
Wahb bin Jarir telah menceritakan kepada kami ayahku dia berkata; Saya
mendengar Nu'man bin Rasyid telah menceritakan dari Az Zuhri. Dan
diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Sulaiman bin
Ma'bad telah menceritakan kepada kami Mu'alla bin Asad telah
menceritakan kepada kami Abdul Aziz dia adalah Ibnu Muhtar, dari Suhail
bin Abi Shalih mereka semua dari Muhammad bin Al Munkadir dari Jabir
dengan hadits ini, dan dalam haditsnya Nu'man ditambahkan dari Az Zuhri;
"Jika ia menghendaki, ia (boleh menggauli istrinya) dari belakang, dan jika
ia menghendaki ia boleh menggaulinya dari arah depan asalkan dari satu
lubang."
Contoh lainnya adalah pada QS al-Isra’/17: 85 sebagai berikut,

‫ َوه َُو يَتَ َوكى ُأ‬،‫ ُك ْن ُت َم َع النى ِ ِِّب َص ىىل هللاُ عَلَ ْي ِه َو َس ى ََّل ِِف َح ْر ٍث ِِبلْ َم ِدينَ ِة‬:‫ قَا َل‬،ُ‫اَّلل َع ْنه‬
ُ ‫ِض ى‬ َ ِ ‫ع َِن ا ْب ِن َم ْس ُعو ٍد َر‬
‫ َال ي ُْس ِم ُع ُ ُْك‬،‫ َال ت َ ْس َألُو ُه‬:‫ َسلُو ُه ع َِن ُّالرو ِح؟ َوقَا َل ب َ ْع ُضهُ ْم‬:‫ فَقَا َل ب َ ْع ُضه ُْم‬،‫الَيو ِد‬ُ َ ‫ فَ َم ىر ِبنَ َف ٍر ِم َن‬،‫يب‬ ٍ ‫عَ َىل ع َِس‬
،‫وَح ِإل َ ْي ِه‬ ِ ِ َ‫ ََي أَ َِب الق‬:‫ فَقَا ُموا ِإل َ ْي ِه فَقَالُوا‬،‫ُون‬
َ ُ‫ فَ َع َرفْ ُت أَن ى ُه ي‬،‫ فَقَا َم َساعَ ًة ي َ ْن ُظ ُر‬،‫اِس َحدِّ ثْنَا ع َِن ُّالرو ِح‬ َ ‫َما تَ ْك َره‬
16}‫ " {وي َس َألُون ََك عَن الروح ُقلِ الروح ِمن أَ ْم ِر ر ِِّب‬:‫ُث قَا َل‬
َ ْ ُ ُّ ِ ُّ ِ ْ َ ‫ ُ ى‬،‫ْح‬ ُ ْ ‫فَتَ َأخ ْىر ُت َع ْن ُه َح ىَّت َص ِعدَ َالو‬
Artinya:
Dari Ibnu Mas’ud ra. berkata: “Aku berjalan dengan Nabi saw. di Madina. Ia
berpegang pada tongkat dari pelapah pohon kurma. Dan ketika melewati
serombongan orang-orang Yahudi, seseorang diantara mereka berkata: ‘Coba
kamu tanyakan sesuatu kepadanya,’ Lalu mereka menanyakan,’ Ceritakan
kepada kami tentang roh,’ Nabi berdiri sejenak dan mengangkat kepala. Aku
tahu bahwa wayhu tengah turun kepadanya. Wahyu itu turun hingga selesai.
Kemudian berkata: (“Katakanlah: Roh itu termasuk urusan Tuhanku... ).

Dan dalam riwayat yang disahihkan oleh Tirmizi, dari Ibnu Abbas yang

mengatakan,

،ِ‫ َسلُو ُه ع َِن ُّالروح‬:‫ فَقَا َل‬،‫ أَع ُْط َوَن َشيْئ ًا ن َ ْس َأ ُل ه ََذا ىالر ُج َل‬:َ‫ قَال َ ْت ُق َري ٌْش ِل َ َُيود‬:‫ قَا َل‬،‫ع َِن ا ْب ِن َعبى ٍاس‬
ُ ‫اَّلل ت َ َع َاَل َ{وي َْسأَلُون ََك ع َِن ُّالروحِ ُقلِ ُّالر‬
...17}‫وح ِم ْن أَ ْم ِر َر ِِّب‬ ُ ‫ فَ َأ ْن َز َل ى‬،ِ‫فَ َس َألُو ُه ع َِن ُّالروح‬

16
Muh}ammad bin Isma>‘i>l Abu> ‘Abdilla>h al-Bukha>ri> al-Ja‘fi>, S{ah}i>h} al-Bukha>ri>, h. 2661.
17
Muh}ammad bin ‘I<sa Abu< ‘I<sa> al-Tirmiz\i> al-Sulami>, Sunan al-Tirmiz\i>, Juz V (Beirut:
Da>r Ih}ya>’ al-Turas\ al-‘Arabi>, t.th h. 304.
47

Artinya:
Dari Ibnu Abbas berkata: Orang Quraisy berkata kepada orang Yahudi:
Berilah kami suatu persoalan untuk kami tanyakan kepada orang lain
(Muhammad).’ Mereka menjawab: ‘Tanyakan kepadanya tentang roh.’ Lalu
mereka tanyakan kepada Nabi. Maka Allah menurunkan: ( Dan mereka
bertanya kepadaku tentang roh. Katakanlah roh itu termasuk urusan
Tuhanku).

Dalam hal berbilangnya asba>b al-Nuzu>l dengan satu ayat, maka para

ulama memberikan cara yang ditempuh untuk mengambil asba>b al-Nuzu>l

tersebut. Terlebih dahulu harus meneliti redaksi masing-masing, yang mana kuat

sanadnya itulah yang dijadikan asba>b al-Nuzu>l Bila semua riwayat tersebut

shahi, maka dilakukan jalan dengan mentarjihnya. Dengan melihat perawinya,

apakah dia hadir langsung atau tidak hadir. Di samping itu juga bisa dengan

mengkompromikan dengan jalan menyatakan bahwa ayat tersebut turun ketika

terjadi dua peristiwa.

2. Satu latar belakang (asba>b al-nuzu>l) dengan beberapa ayat.

Adapun contoh beberapa ayat dengan latar belakang (asba>b al-nuzu>l)

yang sama adalah hadis riwayat Imam al-Turmudzi dan Imam al-Hakim dari

Ummu Salamah ra. wanita ini berkata, “Wahai Rasulullah, aku tidak mendengar
Allah swt. menyebut kaum perempuan dalam masalah hijrah”. Kemudian Allah

swt. menurunkan QS Ali Imran/3: 195.

Selain QS Ali Imran/3: 195 yang turun akibat pertanyaan atau protes

Ummu Salamah ra. di atas, Allah swt. juga menurunkan QS al-Ahzab/33: 35.18

D. Urgensi Asba>b al-Nuzu>l dalam Memahami Kandungan al-Qur’an

Urgensi pengetahuan asba>b al-Nuzu>l dalam memahami al-Qur’an yang

diperhatikan oleh para ulama salaf, mendapat dukungan dari para ulama khalaf.19

Selain untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai arah dan makna

18
Moh. Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’an, h. 39-40.
19
Rosihon Anwar dkk, Pengantar Ulu>m Al-Qur’an (Cet. I; Bandung: Pustaka Setia;
2009), h. 119.
48

suatu ayat, asba>b al-Nuzu>l banyak mengandung hikmah dan sangat penting

dalam merenungi al-Qur’an baik dari sejarah turunnya dan pendidikan di

dalamnya.20

Adapun urgensi dari asba>b al-Nuzu>l diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Membantu dalam memahami al-Qur’an sekaligus mengatasi ketidakpastian

dalam menangkap pesan ayat-ayat al-Qur’an. Misalnya pada QS al-

Baqarah/2: 115.21 Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa asba>b al-Nuzu>l sangat

membantu dalam memahami al-Qur’an. Sesungguhnya barangsiapan yang

mengetahui sebab, maka akan mendapat ilmu Musabba>b.22

2. Mengkhususkan (membatasi) hukum yang diturunkan dengan sebab yang

terjadi, bila hukum itu dinyatakan dalam bentuk umum. Sebagai contoh

dapat dilihat pada QS Ali> Imran/3: 188.23

3. Mengatasi keraguan ayat yang diduga mengandung pengetian umum.

Misalnya pada QS al-An’am/6: 145. Menurut Imam Syafi’i pesan ayat ini

tidak bersifat umum. Untuk mengatasi kemungkinan adanya keraguan

dalam memahami ayat tersebut, Imam Syafi’i menggunakan alat bantu


asba>b al-Nuzu>l . Ayat ini menurutnya, diturunkan sehubungan dengan
orang-orang kafir yang tidak mau makan sesuatu kecuali yang telah mereka

halalkan sendiri. Dan mengharamkan apa yang telah Allah halalkan dan

mehalalkan yang telah Allah haramkan. Dan turunlah ayat tersebut.24

20
Moh. Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’an, h. 41.
21
Rosihon Anwar dkk, Pengantar Ulu>m Al-Qur’an, h. 119-120.
22
Jalaluddin Abd. Al-Rahma>n, Al-Itqa>n Fi> ‘Ulu>m Al-Qur’an (Lebanon: Maktabah al-
Tsaqafah; 1937), h. 28.
23
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakkir AS, h. 110-111.
24
Rosihon Anwar dkk, Pengantar Ulu>m Al-Qur’an, h. 120.
49

4. Memberikan informasi yang akurat kepada siapa suatu ayat diturunkan

sehingga tidak terjadi salah paham.25 Misalnya Aisyah pernah

menjernihkan kekeliruan Marwan yang menunjuk Abduh Rahman ibnu Abu

Bakar sebagai orang yang menyebabkan turunnya QS al-Ahqaf/46: 17. Dan

‘Aisyah menjelaskan kepada Marwan terkait orang yang menyebabkan ayat

tersebut turun.26

5. Memudahkan untuk menghafal dan memahami ayat, serta untuk

menetapkan wahyu ke dalam hati orng yang mendengarnya.

DAFTAR PUSTAKA
al-Ju‘fi, Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari. Sahih al-Bukhari. juz
VI. Cet. III; Beirut: Da>r Ibnu Kas\i>r, 1407 H/ 1987 M.
al-Qattan, Manna’ Khalil. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an terj. Mudzakkir AS. Cet. II;
Jakarta: Lintera Antarnusa, 2007.
Al-Qur’an al-Kari>m.
al-Rahma>n, Jalaluddin Abd. Al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m Al-Qur’an. Lebanon: Maktabah al-
Tsaqafah; 1937.
al-Sabuni, Muhammad Ali. Al-Tibya>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’an. Damaskus: Maktabah
al-Ghazali; 1390.
al-Sulami>, Muh}ammad bin ‘I<sa Abu< ‘I<sa> al-Tirmiz\i.> Sunan al-Tirmiz\i>. juz V.
Beirut: Da>r Ih}ya>’ al-Turas\ al-‘Arabi>, t.th h. 304.
al-Suyuti, Abd al-Rahma>n Jala>l al-Di>n. al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Cairo:
Matba’ah Musthafa al-Babi al-Halabi. t.th.
Anwar, Rosihon dkk. Pengantar Ulum Al-Qur’an. Cet. I; Bandung: Pustaka
Setia; 2009.
Aziz, Moh. Ali. Mengenal Tuntas Al-Qur’an. Cet. I; Surabaya: Imtiyaz, 2012.
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahnya. Jakarta: Sygma
Examedia Arkanleema; 2007M/ 1427 H.

25
Moh. Ali Aziz, Mengenal Tuntas Al-Qur’an, h. 41.
26
Rosihon Anwar dkk, Pengantar Ulu>m Al-Qur’an, h. 121.
50

Mardan. Al-Qur’an: Sebuah Pengantar. Jakarta: Mazhab Ciputat; 2010.


Muhammad Abduh Az}i>m al-Zarqa>ni>. Mana>hij al-Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’an. juz I.
Bairut: Da>r al-Fikr, 1996.
Muslim Ibn al-Hajja>j al-Qusyairi>, Abu> al-Husain. S{ah{i>h{ Muslim, jilid VIII.
Beirut: Da>r al-Jail, t.th.
Salih, Subhi. Maba>his fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Beirut: Dar al_ilm li al-Malayin, 1988.

You might also like