You are on page 1of 63

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan sebuah kegiatan bagi

mahasiswa/i untuk menerapkan materi selama pembelajaran kuliah di dalam

dunia kerja yang sebenarnya.

Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga pendidikan yang

mempersiapkan mahasiswa untuk dapat bermasyarakat, khususnya pada

disiplin ilmu yang telah di pelajari selama mengikuti perkuliahan. Teori dan

Praktik dalam dunia pendidikan merupakan hal yang berhubungan dan perlu

adanya perbandingan dan pembuktian dengan keadaan yang sebenarnya

dilapangan.

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang mewajibkan setiap

mahasiswa/i melaksanakan PKL di Rumah Sakit sebagai salah satu kegiatan

wajib untuk menyelesaikan pendidikan Diploma III Analis Kesehatan di

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. Melalui PKL mahsiswa/i akan

mengaplikasikan ilmu perkuliahan kedalam lingkungan kerja yang sebenarnya

dengan tetap menyesuaikan lingkungan baru untuk menambah pengetahuan,

mengembangkan cara berfikir dan menambah ide- ide yang berguna.

Berdasarkan dengan adanya kegiatan Praktikum Kerja Lapangan,

diharapkan semua mahasiswa/i dapat mengaplikasikan teori perkuliahan

didunia kerja dan juga sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan.


RSUD Bendan Kota Pekalongan merupakan salah satu Instalasi Pelayanan

Kesehatan di kota Pekalongan yang dijadikan sebagai sarana pendidikan

untuk mahasiswa/i yang akan melaksanan Praktik Kerja Lapangan dengan

waktu yang sudah ditetapkan yaitu selama 2 bulan, yaitu tanggal 11 Februari

2019 sampai 6 April 2019.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Praktik Kerja Lapang bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar

dan keterampilan kepada mahasiswa agar memperoleh hasil yang efisien,

efektif dan optimal dalam memperoleh, mengolah, menganalisis data atau

informasi serta menginterpretasikan hasil disertai sikap profesional sesuai

dengan kompetensi profesi.

2. Tujuan khusus

a. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam bidang patologi klinik

di laboratorium

b. Meningkatkan motivasi mahasiswa tentang manfaat pemeriksaan

laboratorium di bidang pattologi klinik

c. Melatih kemampuan mahasiswa dalam pengembangan kerjasama

dengan tenaga kesehatan lain dalam dunia kerja

d. Melatih dan mengembangkan sikap mahasiswa dalam memberikan

pelayanan kesehatan khususnya pelayanan laboratorium klinik dan

kesehatan.
C. MANFAAT

1. Mahasiswa

Menambah pengalaman bekerja secara tim-terpadu dalam pengkajian,

penemuan masalah dan pemecahan masalah secara langsung, sehingga

tumbuh sikap profesional dalam diri dan peningkatan keahlian, tanggung

jawab dan rasa kesejawatan dalam suatu tim kerja yang solid

2. Institusi Pendidikan

Memperoleh berbagai kasus yang dapat digunakan sebagai materi

perkuliahan, menemukan berbagai masalah untuk pengembangan

penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Sebagai bahan evaluasi kurikulum yang telah diterapkan, serta

menemukan penyesuaiannya dengan kebutuhan tenaga kerja yang

kompeten dalam bidangnya

3. Rumah Sakit

Memperoleh manfaat dari bantuan tenaga mahasiswa dalam

mewujudkan program kesehatan sebagai tanggung jawabnya.

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Laboratorium RSUD Bendan

Pekalongan berlangsung selama 2 bulann, dimulai dari tanggal 11 Februari

2019 dan selesai tanggal 6 April Februari 2019.


E. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dalam PKL meliputi:

1. Pelayanan Administrasi Rawat Jalan

2. Pelayanan Administrasi Rawat Inap


BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT BENDAN

A. SEJARAH

Gambar 1.1 RSUD Bendan Kota Pekalongan

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) “Bendan” Kota Pekalongan

adalah Lembaga Teknis Daerah yang didirikan berdasarkan Perda Kota

Pekalongan No. 5 Tahun 2008, tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) ”Bendan” Kota Pekalongan. Dalam

upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, mulai tahun 2009,

RSUD Bendan Kota Pekalongan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang merupakan pola pengelolaan

keuangan yang memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk

menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat.

Kebutuhan untuk segera dapat memiliki sebuah Rumah Sakit Umum

Pemerintah sendiri dirasakan menjadi sesuatu hal yang cukup penting. Hal ini

sejalan dengan salah satu Misi yang diemban oleh Walikota dan Wakil
Walikota Pekalongan Peride Jabatan 2005 – 2010 di bidang kesehatan yaitu

Meningkatkan mutu dan jangkauan Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat

Kota Pekalongan. Kota Pekalongan merupakan salah satu Daerah di Jawa

Tengah yang belum memiliki RSUD.

Dalam menentukan lokasi mengalami beberapa pembahasan yang

cukup panjang. Beberapa lokasi yang diusulkan antara lain SMP 13, bekas

terminal, Puskesmas Bendan dan terakhir di BLK dengan menempati tanah

yang masih kosong. Lokasi ini dianggap cukup strategis, namun terdapat

beberapa kendala antara lain : tanahnya kurang luas; ada beberapa bangunan

di sebelah barat yang menghadap Jl. Sriwijaya yang sebenarnya lebih cocok

untuk dijadikan sebagai muka/depan bangunan RSUD.

Atas tekad dan niat serta iktikad tulus yang kuat dari Walikota dan

Wakil Walikota, maka maksud tersebut diajukan kepada DPRD Kota

Pekalongan. Beberapa pertemuan dilaksanakan baik secara internal maupun

mengundang masyarakat untuk mendapatkan masukan, saran dan pendapat

tentang rencana Pemerintah membangun RSUD. Dan dari pertemuan tersebut

dihasilkan kesimpulan bahwa masyarakat mendukung upaya Pemerintah Kota

Pekalongan untuk membangun RSUD. Atas dasar hal tersebut pihak DPRD

menyetujui rencana tersebut dan dituangkan dalam Keputusan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekalongan Nomor 08/DPRD/IV/2007

tanggal 11 April 2007 tentang Persetujuan Surat Walikota Pekalongan Nomor

050/0198 Tanggal 17 Januari 2007 Perihal Rencana Anggaran Biaya (RAB)

Kegiatan Peningkatan Puskesmas Bendan (Pembangunan RSUD) Kota


Pekalongan. Dan untuk merealisasikan lebih lanjut dari Rencana

Pembangunan RSUD tersebut, maka telah disepakati bersama bahwa

pembangunannya akan dilaksanakan secara Multiyears selama 3 (tiga) tahun

dimulai pada tahun 2007, 2008 dan 2009.

Lokasi Pembangunan RSUD Kota Pekalongan menempati lahan

kosong UPTD BLK yang luasnya ± 1 Ha ditambah dengan tanah yang

sekarang ditempati Kantor Kelurahan Bendan, Gedung Golkar, Balai

Pertemuan dan Rumah Dinas Tenaga Kesehatan, sehingga luas keseluruhan ±

1,35 Ha terletak di Jalan Sriwijaya No. 2 Pekalongan yang termasuk dalam

wilayah Kelurahan Bendan Kecamatan Pekalongan Barat dan berjarak 300 m

dari Pemerintah Kota Pekalongan.

Luas bangunan gedung utama dan penunjangnya adalah ± 12.000 m 2

terdiri dari bangunan 4 lantai ditambah 1 lantai basement. Adapun rincian

bangunan terdiri dari :

 Lantai basement digunakan untuk Instalasi Dapur/Gizi, Instalsi

Laundry/CSSD, Radiologi, Laboratorium, Fisioterapi dan Perkantoran.

 Lantai 1 digunakan untuk Instalasi Rawat Jalan, Hemodialisa serta

Instalasi Gawat Darurat.

 Lantai 2 digunakan untuk Instalasi Bedah Sentral/Operasi, ICU,

Persalinan dan Rawat Inap Kelas III.

 Lantai 3 digunakan untuk Rawat Inap Kelas II, Kelas I, dan Kelas Utama.
 Lantai 4 digunakan untuk Rawat Inap VIP dan Aula.

 Bangunan penunjang antara lain : Pemulasaran Jenazah, Ruang Genset,

IPAL, dan lain-lain.

B. PROFIL RUMAH SAKIT

Identitas

Nama Rumah Sakit : RSUD Bendan Kota Pekalongan

Status Akreditasi : C Non Pendidikan

Status Kepemilikan : Pemerintahan Kota

Alamat : Jl. Sriwijaya No. 2, Bendan Pekalongan Barat

Kode Rumah Sakit : 51119

Email : rsud@yahoo.com

C. DASAR-DASAR PELAYANAN

a. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Pekalongan

“Rumah Sakit unggulan dalam pelayanan di wilayah pantura barat Jawa

Tengah”

b. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Pekalongan

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau.

2) Menjadi pusat rujukan pelayanan medis.

3) Mengembangkan jejaring pendidikan.

4) Mewujudkan kemandirian pengelolaan keuangan yang transparan dan

bertanggung jawab.

c. Motto Rumah Sakit


“Kesembuhanmu Ibadahku”

d. Maklumat Pelayanan

Dengan ini kami menyatakan sanggup menyelenggarakan pelayanan

sesuai standar pelayanan yang telah ditetapkan dan apabila tidak menepati

janji ini, kami siap menerima sanki sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

D. FASILITAS PELAYANAN

Laboratorium RSUD Bendan memberikan pelayanan pemeriksaan

laboratorium pada pasien rawat jalan maupun rawat inap guna memberikan

jawaban atas penyakit yang diderita oleh pasien, fasilitas laboratorium RSUD

Bendan Pekalongan didukung oleh peralatan yang canggih dan SDM yang

berpengalaman.

1. Pelayanan Laboratorium mencakup:

a. Unit Gawat Darurat

b. Unit Rawat Jalan

c. Unit Rawat Inap

d. Rujukan ke laboratorium luar

2. Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium meliputi :

a. Hematologi

b. Kimia klinik.

c. Imunoserologi dan Analisa Cairan Tubuh manuasia

d. Mikrobiologi Klinik sederhana


e. Pemeriksaan TCM (Tes Cepat Molekuler)

E. KETENAGA KERJAAN

Tenaga kerja Instalasi laboratorium RSUD Bendan Kota Pekalongan terdiri dari :

No. Jenis Tenaga Pendidikan Formal Sertifikasi Jml

-
1 Dokter 1
Dokter Spesialis
ATLM
2 D 4 ATLM - 2
ATLM
3 D3 ATLM - 14

4 Administrasi SLTA - 1

F. GAMBARAN UMUM INSTALASI LABOATORIUM RUMAH SAKIT

Instalasi Laboratorium adalah unit pemeriksaan diagnostik untuk

membantu menegakkan diagnosa yang ditangani oleh para tenaga ahli yang

berpengalaman dan kompeten yang ada di RSUD Bendan Pekalongan.

Laboratorium Patologi Klinik RSUD Bendan terdiri dari laboratorium rawat

jalan dan laboratorium rawat inap. Laboratorium rawat jalan yang terdiri dari

satu ruang besar yang difungsikan untuk pendaftaran dan administrasi ,

sampling pasien rawat jalan, ruang pemeriksaan Hematologi dan kimia klinik,

urine, serologi. Laboratorium rawat inap terdiri dari ruang administrasi, 1

toilet pasien , 1 toilet karyawan, Ruang Dokter Patologi Klinik , Ruang

Reagen, Ruang Ganti Pasien dan Ruang Jaga Analis, ruang serologi dan ruang
urine, ruang TCM, ruang mikrobiologi, ruang kepala ruang. Ruang

hematologi dan kimia klinik, ruang sampling.

Sarana dan prasarana alat medis yang dibutuhkan mengacu pada

Permenkes No. 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perijinan Rumah

Sakit dan Permenkes tentang petunjuk teknis sarana prasarana RS Kelas C

G. STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM RUMAH SAKIT

Direktur
dr. Junaedi Wibawa, M.Si Med,
Sp. PK
NIP. 19690615 200003 1 005

Kabid Pengembangan dan


Penunjang Pelayanan
Dr. Rikza Dini

Kasi Sarana
Kepala Instalasi Laboratorium
Prasarana dr. Agus Riyanto, Sp.PK
Anik Susilowati, S.SiT NIP. 19720812 201412 1 001
NIP. 19751001 200212
2 006

Kepala Ruang Laboratorium


Dwi Nugroho, S.Tr. AK
NIP. 19810601 200902 1 001

Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana Pelaksana


Pelayanan Hematologi Kimia Imser dan Sekresi dan
Spesimen Klinik Mikrobiologi Ekskresi
Hanifah,
Rahmat, A.Md Imas Bachtiar Miftakhul
A.Md Suharsih W., Rifa’i, A.Md Maghfiroh,
A.Md A.Md
BAB III

METODOLOGI PEMBELAJARAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan Praktek Kerja Lapanganmahasiswa semester VI Politeknik

Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang Jurusan Analis Kesehatan

dilaksanakan pada :

a. Tanggal : 11 Februari – 6 April 2019.

b. Tempat : RSUD Bendan Kota Pekalongan

c. Waktu : Setiap hari Senin – Minggu.

B. Pembagian Tugas

Peserta kegiatan Praktik Kerja Lapangan Rumah Sakit Umum Daerah

Bendan Kota Pekalongan seluruhnya berjumlah tujuh orang dengan kegiatan :

1. Hari pertama (Senin, 11 Februari 2019) Peserta praktik mengikuti apel

pagi dilanjutkan dengan serah terima peserta PKL oleh bagian diklat dan

pengenalan Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Pekalongan.

2. Hari kedua – selesai

Pelaksanaan : 2 Februari – 6 April 2019

Peserta praktik dibagi menjadi 3 shift dalam satu hari :

Shift Pagi : Pukul 07.00 – 14.00 WIB

Shift Siang : Pukul 14.00 – 21.00 WIB

Shift Malam : Pukul 21.00 – 07.00 WIB


2.1 Pembagian tugas

Kegiatan praktik kerja lapangan yang dilaksanakan di RSUD

Bendan Kota Pekalongan terbagi menjadi enam ruang. Berikut rincian

tugas masing-masing ruangan:

a. Ruang Administrasi

1. Menerima blangko permintaan pemeriksaan pasien

2. Menginput data laboratorium dalam system LIS

3. Mencetak barcode

4. Mengarsip formulir pemeriksaan laboratorium di buku registrasi

5. Menyerahkan formulir pada petugas sampling

6. Memberikan hasil pemeriksaan kepada pasien

b. Ruang sampling

1. Rawat jalan :

a. Menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratorium dari

petugas administrasi dan mengecek barcode.

b. Memanggil pasien

c. Menanyakan identitas pasien dan kesiapan pasien

d. Mengambil sampel

e. Menampung sample dengan memperhatikan kesesuaian

barcode dan identitas sample

f. Mendistribusikan sample ke ruang patologi klinik.

2. Rawat inap :

Sampling keliling ruangan di rawat inap dilakukan pada :


a. Pagi : 07.30 dan 10.30 WIB

b. Siang : 14.30 dan 19.00 WIB

c. Malem :21.30 dan 04.30 WIB

1) Ruangan Hematologi dan Kimia klinik

a. Hematologi

1. Menerima sample darah pasien dari rawat jalan atau

rawat inap

2. Melakukan persiapan pemeriksaan hematologi

3. Melakukan pemeriksaan hematologi dengan alat hitung

sel otpmatis

4. Melakukan pemeriksaan hematologi LED dengan tabung

vakum ESR diperiksa dengan alat otomatic LED

5. Membuat sediaan apus darah, mengecat dan membaca

preparat apus darah.

6. Melakukan pemeriksaan HbA1c

7. Melakukan pemeriksaan BGA

b. Pemeriksaan koagulasi

1. PT

2. APTT

3. INR

c. Kimia Klinik

1. Melakukan pemeriksaan gula darah dengan POCT

2. Membuat serum
3. Memeriksa bahan control dan memasukan ke dalam

grafik (PMI)

4. Melakukan pemeriksaaan kimia klinik dengan alat

automatic analyzer sysmex

5. Melakukan pemeriksaan elektrolit

8. Ruang imunoserologi

a. Mengambil sample rawat jalan dan rawat inap

b. Membuat serum

c. Melakukan pemeriksaan golongan darah

d. Melakukan pemeriksaan serologi metode aglutinasi ( widal slide,

Rheumatoid factor, C-reactiv protein,

e. Melakukan pemeriksaan serologi metode rapid ( HBsAg, IgM/IgG

Dengue, HIV)

9. Ruang mikrobiologi

a. Mengambil sample pada box specimen dari rawat jalan atau rawat

inap

b. Melakukan pemeriksaan BTA

10. Ruang sekresi dan ekresi

a. Mengambil sample pada box specimen dari rawat jalan dan rawat

inap

b. Melakukan pemeriksaan urin rutin dengan alat otomatis

c. Melakukan pemeriksaan HCG dengan test strip

d. Melakukan pemeriksaan narkoba.


C. Sistem Pembelajaran Rumah Sakit

Peserta Praktik Kerja Lapangan di RSUD Bendan Kota Pekalongan

melakukan sebagai berikut:

a. Laboratorium Rawat Jalan

b. Laboratorium Rawat Inap

1. Menginput data pasien pada buku penerimaan sampel.

2. Menempelkan barcode pada wadah spesimen.

3. Pelayanan pemeriksaan Instalasi Laboratorium Patologi Klinik,

meliputi:

a) Hematologi : Hematologi Lengkap (Darah Lengkap), Laju

Endap Darah/Kecepatan Endap Darah, Retikulosit, Morfologi

Darah Tepi, Golongan Darah, Sel LE, Malaria, Filaria, PT (INR)

dan APTT.

b) Kimia Klinik : Urin lengkap ( pH, Berat Jenis, Protein,

Glukosa, Urobilinogen, Bilirubin, Nitrit, Benda Keton, Darah

Samar (Blood) dan Sedimen ), Kimia Darah ( SGOT, SGPT,

Bilirubin, gama GT, Protein Total, Albumin, Globulin, ALP,

Ureum, Kreatinin, Asam Urat, CK-MB, Glukosa, LDL, HDL, TG,

Lemak total ), Elektrolit ( Natrium, Kalium, Klorida, Kalsium ),

Cairan Tubuh ( Cairan Otak, Cairan Pleura, Cairan Sendi, Cairan

Asetis )

c) Imunoserologi : HbsAg, Anti HBs Kualitatif dan

Kuantitatif,anti-HCV, Anti HAV IgM, CEA, AFP, CA 12-5, CA


15-3, PSA, HCG,Troponin, FT3, FT4, TSH, ASTO, CRP, RF,

Widal, Typoid/Salmonella, VDRL, TPHA, Dengue IgG/IgM,

toxoplasma IgG/IgM, Rubella IgG/IgM, CMV IgG/IgM, CD4

Narkoba ( Methamphetamine, Amphetamine, Opiate/Morphine,

Benzodiasepine, Cannabinoid).

d) Pewarnaan: Gram, Ziehl Nelsen (BTA), Neisser (Diphteri)

Analisa feses
BAB IV

PELAYANAN LABORATORIUM

A. Alur Pelayanan Pasien Rumah Sakit Umum Daerah Bendan

1. Pasien Rawat Jalan

1.1 Pasien Umum

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Ada perintah dari dokter dari poliklinik

2) Datang ke laboratorium untuk mendaftar dan dihitung biaya

pemeriksaan agar membayar di kasir

3) Identifikasi pasien dimasukkan ke dalam LIS dan dilakukan

cetak barcode identitas pasien.

4) Bukti kwitansi pembayaran lunas dari pasien diserahkan

kepada petugas laboratorium.

5) Pasien diambil sampel darah sesuai dengan protap pengambilan

sampel.

6) Petugas laboratorium mengambil sampel sesuai formulir

permintaan pemeriksaan laboratorium.

7) Petugas Laboratorium melakukan pemeriksaan sesuai dengan

SPO.

8) Pasien dipersilahkan untuk menunggu hasil di Ruang Tunggu

Pasien.
9) Petugas Administrasi Laboratorium menyerahkan hasil yang

sudah selesai kepada pasien untuk diserahkan kembali kepada

dokter pengirim.

b. Pemeriksaan Laboratorium Rujuk ke Luar

1) Pasien membawa formulir pemeriksaan dari dokter pemeriksa.

2) Petugas Administrasi melakukan verifikasi formulir

pemeriksaan dan melakukan edukasi kepada pasien tentang

pemeriksaan laboratorium yang tidak bisa dikerjakan oleh

laboratorium RSUD Bendan.

3) Petugas administrasi menghitung biaya pemeriksaan.

4) Pasien membayar biaya pemeriksaan/pengiriman sesuai tarif

yang ditentukan.

5) Petugas Administrasi memberi tahu Perkiraan hasil

pemeriksaan selesai

1.2 Pasien BPJS

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Pasien Membawa Formulir Pemeriksaan dari dokter

pemeriksan beserta syarat administrasi berupa Formulir SEP

(Surat Elegibilitas Peserta).

2) Pasien ke laboratorium.

3) Petugas Administrasi melakukan verifikasi formulir

pemeriksaan laboratorium.
4) Petugas Laboratorium melakukan Pengambilan Sampel

Pemeriksaan Laboratorium.

5) Petugas Laboratorium Melakukan pemeriksaan sesuai dengan

SPO.

6) Pasien dipersilahkan untuk menunggu hasil di Ruang tunggu

Pasien.

7) Petugas Administrasi Laboratorium menyerahkan hasil yang

sudah selesai kepada pasien untuk diserahkan kembali kepada

dokter pengirim.

b. Pemeriksaan Laboratorium Rujuk ke Luar

1) Pasien Membawa Formulir Pemeriksaan dari dokter

pemeriksan beserta syarat administrasi berupa Formulir SEP

(Surat Elegibilitas Peserta).

2) Petugas Administrasi melakukan Verifikasi formulir

pemeriksaan dan melakukan edukasi kepada pasien tentang

pemeriksaan laboratorium yang tidak bisa dikerjalan oleh

laboratorium RSUD Bendan.

3) Petugas Administrasi memberi tahu Perkiraan hasil

pemeriksaan selesai dan memberi surat pengantar untuk

mengambil hasil pemeriksaan tersebut.

1.3 Pasien JAMKESDA

a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Pasien ke dokter yang diinginkan, mendapat formulir

pemeriksaan laboratorium yang sudah di stempel Jamkesda.

2) Pasien ke laboratorium.

3) Petugas Administrasi melakukan verifikasi formulir

pemeriksaan laboratorium.

4) Petugas Laboratorium melakukan Pengambilan Sampel

Pemeriksaan Laboratorium.

5) Petugas Laboratorium Melakukan pemeriksaan sesuai dengan

SPO.

6) Pasien dipersilahkan untuk menunggu hasil di Ruang Tunggu

Pasien.

7) Petugas Administrasi Laboratorium menyerahkan hasil yang

sudah selesai kepada pasien untuk diserahkan kembali kepada

dokter pengirim.

b. Pemeriksaan Laboratorium Rujuk ke Luar

1) Pasien Membawa Formulir Pemeriksaan dari dokter

pemeriksan beserta syarat administrasinya.

2) Petugas Administrasi melakukan Verifikasi formulir

pemeriksaan dan melakukan edukasi kepada pasien tentang

pemeriksaan laboratorium yang tidak bisa dikerjakan oleh

laboratorium RSUD Bendan.


3) Petugas Administrasi memberi tahu Perkiraan hasil

pemeriksaan selesai dan memberi surat pengantar untuk

mengambil hasil pemeriksaan tersebut.

2. Pasien Rawat Inap

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Petugas ruangan atau dokter membuatkan formulir permintaan

pemeriksaan laboratorium.

2) Petugas Laboratorium melakukan pengambilan sampel sesuai

formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.

3) Petugas Administrasi melakukan verifikasi formulir pemeriksaan

laboratorium dan melakukan billing atau membuat tarif untuk

pemeriksaan laboratorium.

4) Petugas Laboratorium Melakukan pemeriksaan sesuai dengan

SPO.

5) Hasil pemeriksaan selesai sesuai waktu tunggu hasil yang sudah

ditentukan.

6) Petugas Laboratorium mengirimkan hasil ke ruangan sekaligus

keliling ruangan untuk sampling.

b. Pemeriksaan Laboratorium Rujuk ke Luar

1) Petugas ruangan atau dokter membuat formulir permintaan

pemeriksaan laboratorium.

2) Petugas Administrasi melakukan verifikasi formulir pemeriksaan

dan melakukan edukasi kepada pasien tentang pemeriksaan


laboratorium yang tidak bisa dikerjalan oleh laboratorium RSUD

Bendan.

3) Khusus untuk pemeriksaan PA, jaringan ditempatkan pada wadah

yang sudah diviksasi/ beri cairan formalin 10% dan diberi

identitas.

4) Untuk pasien umum, BPJS, dan Jamkesda biaya pemeriksaan

ditagihkan pada billing pemeriksaan pasien sesuai tarif yang sudah

dihitung oleh admin laboratorium

5) Petugas Laboratorium memberi tahu Perkiraan hasil pemeriksaan

selesai.

6) Petugas Laboratorium mengirim hasil yang sudah selesai ke

ruangan.

B. Unit Sampling Darah Pada Pasien

1. Sampling darah vena

a. Tujuan : untuk memperoleh darah vena guna

pemeriksaan laboratorium

b. Prinsip : darah vena diambil dengan cara melakukan

penusukan pada pembuluh darah vena, darah akan

masuk pada ujung semprit, dilanjutkan dengan

menarik torak atau piston sampai volume darah yang

dikehendaki.

c. Alat : vacutainer, torniquet, alcohol swab, tabung,

plester, tempat limbah.


d. Cara Kerja

1) Bendung lengan atas dengan torniquet, mintalah pasien untuk

mengepal

2) Bersihkan vena yang telihat dengan alcohol swab dan biarkan

sampai kering

3) Tusuklah vena dengan jarum dengan posisi 45o, darah akan muncul

pada indikator, lalu tarik

4) Lepaskan kepalan tangan pasien dan torniquet dilepas

5) Taruhlah kapas di atas jarum kemudian jarum dicabut

6) Tutup bekas tusukan dengan plester

7) Alirkan darah ke tabung sesuai pemeriksaan yang akan dilakukan

melalui dinding tabung agar darah tidak lisis

2. Sampling Darah Kapiler

a. Tujuan

Untuk memperoleh sampel darah pasien guna pemeriksaan

laboratorium

b. Prinsi

Melakukan penusukan secara aseptis menggunakan lancet steril pada

bagian ujung jari untuk mendapatkan sampel darah kapiler

c. Alat dan bahan

1) Lancet steril

2) Alcohol swab
3) Kapas kering

4) Test Strip untuk pemeriksaan glukosa

5) POCT glukosa

6) Tempat limbah

d. Cara Kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan

2) Memilih lokasi pengambilan, pada orang dewasa diambil di ujung

jari tangan, dan pada bayi bagian tumit pinggir / ibu jari kaki.

3) Membersihkan bagian yang akan di ambil darahnya menggunakan

kapas alcohol swab , membiarkan hingga kering dengan sendirinya

4) Memegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak dan

sedikit di tekan supaya rasa nyeri berkuarang

5) Menusuk dengan lancet steril sedalam 2-3 mm, tusukan harus

dalam sehingga darah tidak harus diperas-peras keluar

6) Tetesan darah pertama dihapus dengan kapas kering dan tetesan

berikutnya digunakan untuk pemeriksaan

7) Menutup bekas tusukan dengan kapas kering.

C. Unit Hematologi

1. Darah Rutin (SYSMEX) XN-1000

a. Metode :Flow cytometry

b. Prinsip :Menyinari bahan pemeriksaan dengan laser

semikonduktor pada ƛ 633 nm dengan pengecatan polymethine.

c. Cara kerja:
1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Cara untuk sampel yang sudah ada barcode

3) Tekan tombol warna abu-abu sebelum alat digunakan.

4) Letakkan tabung vakum EDTA pada rak.

5) Perlihatkan barcode nya.

6) Letakkan rak tabung sesuai gambar.

7) Tekan “Sampler” pada layar.

8) Atur no sampel, no tabung, dan no rak tabung.

9) Klik OK, alat akan bekerja.

10) Hasil yang keluar akan terbaca langsung dengan LIS.

Gambar 4.1 Alat SYSMEX XN-1000

2. Darah Rutin ((SYSMEX XS-800i)

a. Cara Menghidupkan Alat

1) Nyalakan monitor, komputer, dan printer

2) Masukkan User Name

3) Nyalakan analyzer
4) Pastikan nilai baground sesuai dengan yang ditentukan

b. Cara Menjalankan QC

1) Klik Manual (F2)

2) Klik QC

3) Pilih jenis QC yang akan dijalankan, tekan OK

4) Masukkan e-Check yang telah dihomogenisasikan ke dalam

sample probe

5) Tekan START

6) Pastikan hasil QC dalam target dan klik Accept

7) Untuk melihat grafik QC, klik QC Files dan double klik tipe QC

c. Cara Menjalankan Sampel

1) Klik Manual (F2)

2) Ketik Sample No

3) Pilih Menu Discrete : CBC atau CBC + DIFF

4) Pilih Menu Capilary Mode : Yes atau No

5) Masukkan Patient ID (bila ada)

6) Masukkan sampel yang telah dihomogenisasi ke dalam sampel

probe

7) Tekan START

8) Hasil dapat dilihat dengan mengklik Explorer (F7)

d. Cara Mematikan Alat

1) Klik Menu (F4), kemudian klik Shutdown dan Execute

2) Tunggu selama 2 menit, kemudian matikan XS-800i


3) Klik Start pada program windows

4) Klik Shut down

5) Matikan printer dan monitor

e. Cara Menghidupkan Alat

1) Nyalakan monitor, komputer, dan printer

2) Masukkan User Name

3) Nyalakan analyzer

4) Pastikan nilai baground sesuai dengan yang ditentukan

f. Cara Menjalankan QC

1) Klik Manual (F2)

2) Klik QC

3) Pilih jenis QC yang akan dijalankan, tekan OK

4) Masukkan e-Check yang telah dihomogenisasikan ke dalam

sample probe

5) Tekan START

6) Pastikan hasil QC dalam target dan klik Accept

7) Untuk melihat grafik QC, klik QC Files dan double klik tipe QC

g. Cara Menjalankan Sampel

1) Klik Manual (F2)

2) Ketik Sample No

3) Pilih Menu Discrete : CBC atau CBC + DIFF

4) Pilih Menu Capilary Mode : Yes atau No

5) Masukkan Patient ID (bila ada)


6) Masukkan sampel yang telah dihomogenisasi ke dalam sampel

probe

7) Tekan START

8) Hasil dapat dilihat dengan mengklik Explorer (F7)

h. Cara Mematikan Alat

1) Klik Menu (F4), kemudian klik Shutdown dan Execute

2) Tunggu selama 2 menit, kemudian matikan XS-800i

3) Klik Start pada program windows

4) Klik Shut down

5) Matikan printer dan monitor

Gambar 4.2 SYSMEX XS-800i

3. BGA (Blood Gas Analyzer)

a. Prosedur

1) Siapkan sample darah pada syringe 1 cc, 2 cc, atau 3 cc

secukupnya.

2) Hubungkan kabel power ke listrik, bila tidak akan menggunakan

battery.
3) Sentuh pojok kanan bawah layar LCD menggunakan ujung jari,

untuk menghidupkan alat. (jangan menggunakan benda keras

untuk menghidupkan, misal : ballpoint, pensil, dll).

4) Sentuh tulisan “Patient test” hingga muncul tulisan “Select

Product Type”

5) Pilih jenis cartride missal : “CC”, maka sentuh kotak “CC”

6) Buka bungkus cartride, lepas stiker biru yang menempel di

cartride lalu masukkan cartride ke mesin

7) Masukkan “Lot Number dan cal.code” dengan menyentuh tulisan

edit sesuai dengan nama yang tertera di bungkus cartride. Bila Lot

Number dan cal.code berbeda bila selesai sentuh tulisan “Next”.

8) Biarkan mesin melakukan “self Calibration’ hingga muncul

tulisan “Calibration Complete”.

9) Buka tutup tempat masukkan sampel pada cartride, lalu pasang

syringe ke cartride kemudian tekan syringe hingga sampel darah

merata menutupi sensor (dalam waktu 4 menit sample harus

masuk ke cartride). Sentuh bagian “Test” biarkan mesin

menganalisa sampel selama 90 detik.

10) Setelah muncul nilai hasil pengukuran, sentuh tulisan “Print” atau

mencetak hasil pengukuran pada kertas.

11) Sentuh tulisan “Done” hingga muncul tulisan “Remove” And

dispose of cartride

12) Sentuh tulisan “Quit” untuk mematikan mesin


Gambar 4.3 Alat BGA

4. LED (Laju Endap Darah)

a. Tujuan

1) Untuk mengetahui nilai laju endap darah seseorang yang diperiksa

dalam mm/jam.

2) Untuk menunjang diagnosis infeksi akut, inflamasi menahun pada

fase akut, kerusakan jaringan

3) Memantau perjalanan penyakit

4) Respon terhadap pengobatan

b. Prinsip

Darah dengan anti koagulan tertentu dimasukan kedalam alat tertentu

dengan ukuran tertentu dan dalam posisi tegak lurus, kemudian

kecepatan pengendapan sel darah diukur dalam waktu tertentu yang

terlihat sebagai tinggi kolom plasma dan dinyatakan dalam mm/jam.

c. Alat

1) Alat Biobest ES40


2) Vacuum tube ESR

3) Spuit

4) Kapas alcohol

5) Alkool sweb

d. Bahan Pemeriksaan

1) Whole blood

e. Cara kerja

1) Memasukan darah kedalam vakum tube sah dalam alat sampai

tanda batas.

2) Meletakan vacuum tube yang berisi darah dalam alat otomatic

LED .

3) Setelah 30 menit pertama alt akan membaca hasil LED 1 jam dan

dilanjukan 30 mentit ke 2 sebagai LED 2 jam.

f. Nilai Normal

a. Laki – laki : 0 -10 mm/jam

b. Wanita :0 - 15 mm/jam

Gambar 4.4 Alat LED


5. Pemeriksaan HbA1c

a. Tujuan :

1) Mengukur kadar glukosa darah rata-rata selama 120 hari yang lalu

(sesuai umur eritrosit)

2) Menilai efek perubahan terapi 8 – 12 minggu sebelumnya,

sehingga tidak dapat digunakan untuk menilai hasil pengobatan

jangka pendek

3) Menilai pengendalian penyakit DM dengan tujuan mencegah

terjadinya komplikasi diabetes

b. Alat dan Bahan

Gambar 4.5 Alat HbA1c

1) Catride

2) Mikropipet

3) Tip

c. Cara Kerja :

1) Menambah 5µl whole blood masukkan ke R1


2) Menghomogenkan dengan baik

3) Menginkubasi selama 2 menit

4) Menghomogenkan kembali

5) Mengambil 25µl kemudian memasukkan kedalam catride

6) Mengambil 25 µl R2 (washing) kemudian memasukkan ke catride

7) Memasukkan catride ke dalam alat untuk baca

6. Koagulasi Darah

b. PPT

1) Tujuan Pemeriksaan : Digunakan untuk melihat adanya

gangguan faktor pembekuan darah jalur ekstrinsik dan bersama

yaitu V, VII, X, Protombin dan fibrinogen.

2) Prinsip : Menilai terbentuknya bila kedalam plasma telah

diinkubasi ion kalsium (Dude innovin).

3) Prosedur

a) Menekan tombol ON untuk menghidupkan alat.

b) Siapkan sampel dan reaction tube.

c) Masukkan sampel 50 µl ke dalam well atau channel yang telah

dipilih.

d) Masukkan sampel dan tekan tombol start.


e) Tunggu beberapa detik, tambahkan reagen dude innovin 100 µl

dan tunggu hasilnya, catat hasil pada buku pelaporan hasil

pemeriksaan koagulasi sesuai nama, nomor RM, jenis kelamin,

dan umur.

4) Nilai normal : 10,2 – 13,0 detik

c. APTT

1) Tujuan pemeriksaan : digunakan utnuk melihat adanya gangguan

faktor pembekuan darah pada jalur intrinsik (faktor XII, XI, IX)

dan jalur bersama (faktor X, V, protombin, dan fibrinogen)

2) Prinsip : menginkubasi plasma sitrat yang mengandung semua

faktor koagulasi intrinsik kalsium dan trombosit dengan

tromboplastin parsial (fosfolipid) dengan bagan pengaktif. Setelah

ditambah dengan kalsium, maka akan terjadi bekuan fibrin. Waktu

koagulasi dicatat sebagai APTT.

3) Prosedur :

a) Menekan tombol on untuk menghidupkan alat.

b) Siapkan sampel dan reaction tube.

c) Masukkan sampel 50 µl ke dalam well atau channel yang telah

dipilih
d) Masukkan sampel dan tekan tombol start

e) Tunggu beberapa detik, tambahkan reagen dade actine 50 µl

dan tunggu beberapa detik, tambahkan CaCl2 50 µl dan tunggu

hasilnya, catat hasil pada buku pelaporan hasil pemeriksaan

koagulasi sesuai nama, nomer RM, jenis kelamin, umur.

4) Nilai Normal : 21,8 – 29,6 detik

d. INR

Untuk hasil INR, didapatkan dari perhitungan antara PT dibagi 11,45.

Gambar 4.6 Alat Sysmex Ca-50

7. Sediaan Apusan Darah Tepi

a. Tujuan : Menilai berbagai unsur sel darah tepi seperti eritrosit,

leukosit, trombosit, dan mencari adanya parasit seperti adanya malaria,

mikrofilaria, serta sel-sel abnormal.

b. Bahan :
1) Metanol

2) Giemsa

3) Darah vena dengan anti koagulan

c. Alat

1) Objek glass

2) Mikroskop

3) Timer

d. Prosedur crosscheck pemeriksaan hematologi :

1) Letakan satu tetes darah pada objek glass 2 - 3 mm dari ujung

kaca letakkan objek glass lain di depannya dengan sudut 30 – 45

derajat terhadap kaca objek glass di depan tetes darah.

2) Tarik kaca penghapus kebelakang hingga menyentuh tetes darah,

tunggu sampai menyebar.

3) Doronglah kaca penghapus hingga terbentuk apusan darah 3 - 4

cm pada objek glass.

4) Biarkan hapusan darah mongering.

5) Prosedur perwarnaan gambaran darah tepi.

6) Letakkan sediaan apus tadi pada rak tempat pewarnaan tetesi

sediaan apus dengan methanol sebanyak 2 - 3 tetes tunggu sampai


kering.

7) Genangi dengan giemsa (1:4) selama 10 - 20 menit .

8) Bilas dengan air mengalir, biarkan kering.

e. Nilai normal

1) Eosinofil : 1 – 3%

2) Basofil : 0 – 1%

3) Batang : 3 – 5%

4) Segmen : 54 – 62%

5) Limfosit : 20 – 45%

6) Monosit : 2 – 8%

Gambr 4.7 Sediaan Darah Tepi

D. Kimia Klinik

1. Pemeriksaan Kimia dengan Sysmex BX 3010

Autoanalyzer adalah analisa otomatis menggunakan teknik aliran

khusus bernama “analisis aliran kontinu (CFA)”, diciptakan pada tahun


1957 oleh Leonard Skeggs, PhD dan pertama dibuat oleh Corporation

Technicon. Aplikasi pertama adalah untuk klinis (medis) analisis.

Autoanalyzer sangat mengubah karakter laboratorium pengujian kimia

dengan memungkinkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah sampel

yang dapat diolah. Desain didasarkan pada pemisahan aliran terus mengalir

dengan gelembung udara sebagian besar mengurangi lambat, ceroboh, dan

kesalahan metode manual rawan analisis.

Autoanalyzer (Chemistry Analyzer) merupakan salah satu alat

laboratorium canggih yang dilengkapi dengan sistem sequensial multiple

analysis. Alat ini mempunyai kemampuan pemeriksaan yang lebih banyak

berfungsi untuk analisa kimia secara otomatis. Alat ini mampu

menggantikan prosedur-prosedur analisis manual dalam laboratorium,

rumah sakit, dan industri. Prinsip dari alat ini adalah melakukan prosedur

pemeriksaan kimia klinik secara otomatis mulai dari pemipetan sampel,

penambahan reagen, inkubasi, serta pembacaan serapan cahayanya.

Kelebihan autoanaliser adalah bahwa tahapan analitik dapat dilakukan

dengan cepat dan bisa digunakan untuk memeriksa sampel dengan jumlah

banyak secara bersamaan.

Jenis-jenis tes yang dibutuhkan meliputi tingkat enzim (seperti banyak

dari tes fungsi hati), tingkat ion (misalnya natrium dan kalium), dan lainnya

(seperti glukosa, albumin, serum, atau kreatinin). Ion sederhana sering

diukur dengan elektroda selektif ion, yang memungkinkan satu jenis ion
melalui, dan perbedaan mengukur tegangan. Enzim dapat diukur dengan

tingkat mereka mengubah salah satu zat warna yang lain. Dalam tes ini,

hasil untuk enzim yang diberikan sebagai suatu kelipatan, bukan sebagai

konsentrasi enzim. Tes-tes lain menggunakan perubahan kolorimetri untuk

menentukan konsentrasi bahan kimia yang bersangkutan. Kekeruhan juga

dapat diukur.

Autoanalyzer digunakan terutama untuk analisi laboratorium rutin

dalam bidang medis. Instrumen ini biasanya menentukan tingkat albumin,

alkali fosfatase, aspartate transaminase (AST), nitrogen ureaa darah,

bilirubin, kalsium, kolesterol, kreatinin, glukosa, fosfor anorganik, protein,

dan asam urat dalam sampel darah tubuh serum atau lainnya.

Perawatan alat autoanalyzer:

1) Suhu ruangan

2) Lakukan control secara berkala

3) Selalu cek reag

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan

autoanalyzer adalah sampel jangan sampai aglutinasi, mengunakan

sampel darah yang sudah ditambahkan antikoagulan. Pastikan tidak ada

darah yang menggumpal karena akan merusak hasil jika terhisap.

Kalibrasi

Autoanaliser memang sangat membantu analis dalam mengerjakan

tahapan analitik namun perlu diperhatikan, setiap hari baik autoanaliser

hematologi atau kimia klinik harus selalu dikalibrasi untuk menjamin


keakuratan hasil.

Autoanalyzer kimia klinik, dikalibrasi dengan menggunakan

serum control. Serum yang sudah diketahui komposisi dan kadarnya

diperiksa dengan menggunakan autoanalyzer seperti memeriksa sampel.

Hasil yang didapat dibandingkan dengan kadar serum control. Jika masih

dalam range, maka autoanaliser masih memberikan hasil yang valid

sehingga dapat digunakan untuk memeriksa sampel.

Prosedur :

1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Masukkan sampel serum yang sudah dibarcode pada alat sysmex.

3) Tekan “start”, secara otomatis alat akan bekerja.

4) Metode yang digunakan yaitu enzimatik, end point dengan panjang

gelombang sesuai pemeriksaan kimia yang diminta dengan satuan nm.

Pemeriksaan Kimia Klinik

a. Glukosa Darah

Tujuan Pemeriksaan : Untuk mengetahui adanya peningkatan atau

penurunan kadar gula darah serta untuk memonitoring hasi pengobatan

pasien dengan diabetes melitus.

Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS) dengan stick


Gamba 4.6 Alat Accu-Check

b. Kolesterol Total

Tujuan Pemeriksaan : Untuk mendeteksi adanya kelainan pada kadar

kolesterol total.

c. Trigliserida

Tujuan Pemeriksaan : Untuk medeteksi adanya kelainan pada kadar

trigliserida dalam darah.

d. SGOT/AST

L-aspartat dan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim

ASAT akan menjadi oksaloasetat dan L-glutamat. Oksaloasetat yang

terbentuk akan mereduksi NADH dengan bantuan

enzim malatdehidrogenase (MDH) menjadi L-Malat dan NAD+.

Aktivitas katalitik ASAT ditentukan dengan mengukur penurunan

absorban..

e. SGPT/ALT

L-alanin direaksikan dengan 2-oxoglutarat dengan bantuan enzim ALT

membentuk L–glutamate  dan piruvat. Piruvat yang terbentuk akan


mereduksi NADH dengan bantuan enzim laktatdehidrogenase (LDH)

membentuk L-laktat dan NAD+. Aktivitas katalitik ALT ditentukan

dengan mengukur penurunan absorban.

f. Bilirubin Direk

Bilirubin direk bereaksi dengan dichloro amilin pada suasana asam

membenuk senyawa diazo yang berwarna merah.

g. Bilirubin Indirek

Kadar bilirubin indirek diperoleh dari pengurangan kadar bilirubin

total dengan bilirubin direk.

Bilirubin Indirek = Bilirbin total – bilirubin direk

h. Bilirubin Total

Bilirubin total bereaksi dengan dichloroanilin pada suasana alkali

membentuk senyawa diazo (2,4 dichloro-anilin diazo) yang berwarna

biru hijau. Intensitas warna yang terbentuk setara dengan konsentrasi

bilirubin total dalam serum.

i. Protein Total

Protein total dengan cupri membentuk senyawa kompleks berwarna

biru. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar protein

total.

j. Albumin

Albumin dengan BCG dalam buffer sitrat dan suasana asam pH 4,2

akan membentuk kompleks warna hijau biru, intensitas warna yang

terbentuk sebanding dengan konsentrasi albumin dalam sampel.


k. Globulin

Kadar globulin didapat dari pengurangan kadar total protein dengan

albumin.

Globulin = Total Protein - Albumin

l. Alkali Phosphatase

Metode : Kinetik ECG

Prinsip : Alkali Phosphatase akan menghidrolisis p-

nitrohenylphosphat menjadi p nitrophenol dan phosphat. Aktivitas

ALP ditentukan dengan mengukur p-nitrophenol secara kinetik pada

panang gelombang 05 nm.

m. Ureum

Metode : Urease GLDH

Prinsip : Urease akan menghidrolisis urea menjadi ion

ammonium dan bikarbonat. Ammonium yang tebentuk akan bereaksi

dengan oxoglutarat akan menjadi glutamat yang disertai perubahan

NADH menjadi NAD. Penurunan konsentrasi NADH sebanding

dengan konsentrasi ureum dalam sampel.

n. Kreatinin

Metode : Jaffe Reaction (fixed time)

Prinsip : Kreatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam

suasana alkali membentuk senyawa kompleks yang berwarna kuning

jingga dengan salisilat dan klorida. Intensitas warna yang terbentuk

sebanding dengan kadar kreatinin dalam darah.


o. Asam Urat

Metode : Uricase (Modifikasi Trinder)

Prinsip : Asam urat dioksidasi enzim uricase membentuk

alantoin, CO2, dan peroksida. Dengan bantuan enzim peroksidase,

peroksida yang terbentuk akan beraksi dengan 4 aminoantipyrine dan

3,5-diclorosuphonate membentuk senyawa yang berwarna merah

muda.

E. Immunoserologi

1. Golongan Darah

a. Tujuan : Untuk mengetahui golongan darah seseorang

b. Bahan :

1) Darah kapiler /darah EDTA,

2) Reagen anti A

3) Anti B

4) Anti AB

5) Anti D

c. Alat :

1) Batang pengaduk

2) Kertas

d. Prosedur

1) Menulis nama pasien, tanggal pemeriksaan, dan nomer RM pada

2) Kertas golongan darah sesuai barcode yang tertempel pada tabung

3) Meneteskan satu tetes darah pada kertas golongan darah ke


masing masing kolom reagen.

4) Masing-masing ditetesi reagen anti A, reagen anti B, anti AB dan

reagen anti D

5) Mengaduk dengan menggunakan batang pengaduk jangan sampai

tercampur dengan kolom lain

6) Menggoyangkan kaca dengan rotator selama 3 menit

7) Perhatikan adanya aglutinasi

e. Hasil

1) Jika anti A (+) aglutinasi dan anti B (+) aglutinasi, maka golongan

darahnya adalah AB

2) Jika anti A (+) aglutinasi dan anti B (-) aglutinasi ,maka golongan

darahnya adalah A

3) Jika anti A (-) aglutinasi dan anti B (+) aglutinasi, maka golongan

darahnya adalah B

4) Jika anti A (-) aglutinasi dan anti B (-) aglutinasi, maka golongan

darahnya adalah O

5) Untuk anti D untuk pemeriksaan resus jika terjadi aglutinasi resus

(+), kalau tidak terjadi aglutinasi resus (-)


Gambar 4.8 Pemeriksaan Golongan Darah

2. Tes Widal

a. Prinsip pemeriksaan :

Terjadi reaksi aglutinasi antara antigen bakteri Salmonella sp yang

terdapat dalam reagen dengan antibodi yang terdapat dalam serum

pasien.

b. Cara kerja :

1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Centrifuge darah.

3) Ambil serum sebanyak 20 µl pada 8 titik objek glass.

4) Tambahkan reagen O, AO, BO, dan COmasing-masing sebanyak1

tetes pada serum tersebut.

5) Tambahkan reagen H, AH, BH dan CH masing-masingsebanyak 1

tetes pada serum tersebut.

6) Homogenkan semua campuran.

7) Goyangkan pada alat rotation selama 3 menit.

8) Lihat terjadi aglutinasi yang terjadi pada mikroskop.


9) Catat hasil 1/80, 1/160, 1/320.

c. Dinyatakan :

1) 1/80 jika aglutinasi memisah.

2) 1/160 jika aglutinasi sedikit.

3) 1/320 jika aglutinasi banyak.

Gambar 4.9 Pemeriksaan Widal

3. Pemeriksaan HIV dengan strip

a. Prinsip pemeriksaan :

Deteksi antibodi HIV pada serum/plasma/darah, terhadap antigen pada

strip. Dimana membran berbasis immunoassay (strip) untuk mendeteksi

antibodi HIV-1, HIV-2 dan subtype O pada serum/plasma atau darah.

Dan pada membran (strip) telah dilapisi dengan recombinan antigen

HIV pada garis uji. Dimana pada pemeriksaan diteteskan buffer solution

yang berfungsi sebagai pencuci lalu diteteskan sampel, kemudian

diteteskan lagi buffer solution yang berfungsi untuk mencuci protein

atau antibodi lain yang tidak berikatan dengan antigen pada strip. Alu

diteteskan konjugat protein-A yang berfungsi untuk memberikan warna


garis pada control dan test apabila positif.

b. Cara kerja :

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Meneteskan serum 100 µl serum atau darah pada lubang kecil strip.

3) Menambahkan 1 tetes buffer pada reagen strip di lubang kecil yang

sama.

4) Menunggu kira-kira 15 menit.

5) Hasil positif jika terdapat 2 strip merah pada alat HIV.

6) Hasil negatif jika terdapat 1 strip merah pada alat HIV.

7) Kemudian hasil yang didapat di tulis pada buku pemeriksaan HIV.

Gambar 4.10 Pemeriksaan HIV

4. Pemeriksaan Demam Berdarah (Dengue)

a. Prinsip :

Setiap tes berisikan satu membrane strip, yang telah dilapisi dengan

anti-dengue NS1 antigen capture pada daerah garis tes. Anti-dengue

NS1 antigen-colloid gold conjugate dan serum sampel bergerak

sepanjang membran menuju daerah garis tes (T) dan membentuk suatu
garis yang dapat dilihat sebagai suatu bentuk kompleks antibody-

antigen-antibody gold particle. Dengue Dx NS1 Antigen Rapid Tes

memiliki dua garis hasil, garis ”T” (garis tes) dan ”C” (garis kontrol).

Kedua garis ini tidak akan terlihat sebelum sampel ditambahkan. Garis

kontrol C digunakan sebagai kontrol prosedur. Garis ini selalu muncul

jika prosedur tes dilakukan dengan benar dan reagen dalam kondisi baik.

b. Cara kerja :

1) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Memipet serum sebanyak 5 µl, letakkan pada lubang kecil pada alat

strip dengue.

3) Menambahkan reagen buffer untuk dengue 3 tetes.

4) Menunggu sekitar 20 menit.

5) Hasil positif jika terdapat 2 atau 3 strip warna merah pada strip alat

dengue.

6) Hasil negatif jika terdapat 1 strip warna merah pada strip alat

dengue.

7) Catat hasil pada buku dengue.

Gambar 4.12 Pemeriksaan DB IgG/IgM


5. Test Kehamilan

a. Prinsip : Terjadi reaksi immunologi secara kimiawi antara hormon

HCG dalam urin (antigen) dengan antibody pada test pack.

b. Cara kerja :

1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Pada botol urine, sampel yang terlalu banyak dikurangi hingga 1/4

tabung reaksi.

3) Ambil strip test kehamilan.

4) Celupkan pada sampel urine.

5) Tunggu sekitar 15 menit.

6) Hasil positif jika ada 2 strip warna merah muncul.

7) Hasil negatif jika ada 1 strip warna merah muncul.

6. HbsAg (Pemeriksaan Hepatitis)

a. Prinsip :Adanya pengikatan antara antigen (HbsAg) dengan antibodi

(anti-HBs) pada daerah test-line, selanjutnya antibody akan berikatan

dengan colloidal Gold-Labeled Conjugate. Komplek yang terbentuk

akan bergerak pada membran Nitroselulosa.

b. Cara kerja :

1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Sampel darah vakum merah dicentrifuge.

3) Ambil serum yang terbentuk sebanyak 100 µl.

4) Tuangkan pada lubang strip HBsAg.


5) Tunggu sekitar 15 menit.

6) Bila positif terdapat 2 warna merah pada strip HBsAg tersebut.

7) Bila negatif terdapat 1 warna merahpada strip HBsAg.

Gambar 4.13 Pemeriksaan HBsAg

7. Pemeriksaan ASTO

a. Tujuan : Mendeteksi penyakit sendi seperti deman rematik akut

b. Prinsip : Terbentuknya aglutinasi sebagai hasil reaksi antara serum yang

mengandung antibodi ASTO dengan suspensi latex yang mengandung

partikel yang dilapisi dengan streptolysin O yang dimurnikan dan stabil.

c. Cara kerja :

1) Biarkan kit reagen dan sampel pasien mencapai suhu ruang (20-50)

sebelum dikerjakan

2) Pipet so mikron serum dan letakan pada wel yang telah disediakan

3) Homogenkan reagen latex kemudian teteskan satu drop suspensi ke

atas larutan tes

4) Campur dengan Menggunakan pengaduk sehingga seluruh larutan

tes tertutupi oleh campuran


5) Tetapka slide diatas rotator, putar pada keceoatan 70rpm secara

perlahan selama kurang dari 2 menit

6) Mengamati terjadinya aglutinasi tepat pada 2 menit dibawah cahaya

lampu

7) Bila terjadi aglutinasi lakukan pengenceran serum dengan NaCl

0,9% yaitu : 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64 dan seterusnya.

8. Pemeriksaan RF (Reumatoid Factor)

a. Tujuan: Mendeteksi penyakit demam reumatoid.

b. Prinsip : RF pada serum pasien akan bereaksi dengan IgG manusia yang

diletakan pada partikel lateks polystryne membentu aglutinasi pada

slide.

c. Cara kerja :

1) Biarkan kit reagen dan sampel pasien mencapai suhu ruang (20-50)

sebelum dikerjakan

2) Pipet 50 mikron serum dan letakan pada wel yang telah disediakan

3) Homogenkan reagen latex kemudian teteskan satu drop suspensi ke

atas larutan tes

4) Campur dengan Menggunakan pengaduk sehingga seluruh larutan

tes tertutupi oleh campuran

5) Tetapka slide diatas rotator, putar pada keceoatan 70rpm secara

perlahan selama kurang dari 2 menit

6) Mengamati terjadinya aglutinasi tepat pada 2 menit dibawah cahaya

lampu
7) Bila terjadi aglutinasi lakukan pengenceran serum dengan NaCl

0,9% yaitu : 1/2, 1/4, 1/8, 1/16, 1/32, 1/64 dan seterusnya.

F. Seksresi dan Ekskresi

1. Urinalisa
75 µl
a. Urine Rutin (Carik celup, BJ, protein, eritrosit, pH, dll)

1) Prosedur:

a) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

b) Tuang urine pada botol ke tabung sebanyak 7/ 8 tabung reaksi

c) ukuran panjang.

d) Ambil strip carik celup.

e) Celupkan strip tersebut sampai warnanya basah semua.

f) Cek hasil tersebut dengan alat urine analyzer.

b. Pemeriksaan Sedimen Urine

1) Prosedur

a) Menyentrifuge tabung yang berisi urine dengan kecepatan

3000rpm selama 5 menit untuk pemeriksaan sedimen urine.

b) Membuang cairan urine semuanya dan hanya menyisakan

sedikit.

c) Memberi pewarna urine seperti stein heimer malbin 1 tetes.

d) Meneteskan pada objek glass.

e) Menutup dengan deck glass.

f) Membaca dengan mikroskop perbesaran 40x.


2. Pemeriksaan Feses

a. Pemeriksaan makroskopis

1) Bentuk konsistensi

2) Darah

3) Lendir

4) Darah samar

b. Pemeriksaan mikroskopis

1) Telur Ascaris lumbricoides

2) Telur Enterobius vermicularis

3) Trichuris trichiura

4) Ancylostoma duodinale

5) Amoeba

6) Kista

7) Eritrosit

8) Leukosit, dll

Prosedur pemeriksaan feses mikroskopis:

- Meneteskan eosin pada objek glas, lalu ambil feses

menggunakan batang lidi

- Mengaduk sampai rata

- Melihat dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10x

dan catat hasil

G. Bakteriologi

1. BTA
a. Tujuan : Untuk mendeteksi adanya bateri tahan asam pada sputum

pasien.

b. Alat dan Bahan

1) Obyek glass

2) Lampu spiritus

3) Safety cabinet

4) Cat Ziehl Nelsen

5) Mikroskop

6) Prosedur

c. Pembuatan Sediaan :

1) Menyiapkan lidi sate lebarkan ujung yang tumpul dengan cara

2) Memukul menggunakan palu sehingga ujung melebar atau pipih

seperti kuas

3) Mengambil sputum sebesar biji kacang hijau menggunakan lidi

sate tersebut

4) Meratakan di atas kaca obyek dengan ukuran diameter 2x3 cm

5) Membuat uliran spiral dengan menggunakan salah satu sisi dari

ujung yang lebar dari tengah ke pinggir hingga sediaan rata

6) Membiarkan sediaan kering

7) Memfiksasi di atas api spiritus, pada bagian yang menyala biru.

d. Pengecatan :

1) Setelah sediaan difiksasi, tuang karbol fuchsin 1% memenuhi

seluruh permukaan kaca obyek


2) Memanaskan sampai timbul uap, jangan sampai mendidih

3) Mendiamkan selama 5 menit

4) Membilas dengan air mengalir

5) Menuangkan larutan dengan alkohol asam 3%, biarkan selama 10

menit

6) Membuang sisa cat, bilas dengan air mengalir

7) Apabila masih terlihat warna fuchsin, ulangi pemberian alkohol

asam 3% sampai bersih, cuci dengan air mengalir

8) Menuang larutan methylene blue di atas sediaan 2x3 cm, tunggu

10-20 detik

9) Membilas dengan air mengalir

10) Mengeringkan di rak pengering, periksa di bawah mikroskop.

Gambar 4.14 Pemeriksaan BTA

e. Cara Pembacaan :Periksa sediaan dengan menggunakan mikroskop

sepanjang garis tengah dari kiri ke kanan. Pembacaan hasil dilakukan

dengan menggunakan skala IUATLD, sebagai berikut :

1) Negatif : Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang

2) Scanty : Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang,


(Ditulis jumlah kuman yang ditemukan)

3) + atau 1+ (Positif satu) : Ditemukan 10-99 BTA dalam 100

lapang pandang

4) ++ atau 2+(Positif dua) : Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang

pandang

5) +++ atau 3+ (Positif tiga) : Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang

pandang, minimal dibaca 10 lapang pandang.

H. Toksikologi

Pemeriksaan Narkoba

a. Prinsip : Prinsip pemeriksaan ini didasarkan pada kompetisi penjenuhan

IgG anti-Narkoba yang mengandung substrat enzim (ada dalam keadaan

bebas dizona S) merupakan “antibodi pendeteksi dalam strip” oleh

narkoba sampel atau urin “antigen dalam sampel” atau narkoba yang

telah dikonjugasi enzim “antigen dalam strip test” (ada dan terfiksir di

zona T). Jika dijenuhi oleh narkoba sampel (sampel positif narkoba),

maka IgG antinarkoba-substrat tidak akan berikatan dengan narkoba

enzimnya, sehingga terjadi reaksi enzim-substrat yang berwarna.

Sebaliknya jika tidak dijenuhi (sampel negatif narkoba) atau hanya

sebagian dijenuhi (sampel mengandung narkoba dalam jumlah dibawah

ambang batas pemeriksaan / cutoff), maka IgG anti-narkoba-substrat

akan berikatan dengan narkoba enzimnya secara penuh atau sebagian,

sehingga terjadi reaksi enzim-substratv yang berwarna penuh “(gelap)

atau lamat-lamat (ragu-ragu).


b. Cara kerja :

1) Persiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Ada 4 strip.

3) Letakkan semua strip tersebut kedalam botol urine sampel yang

volume nya sedikit dan tidak melebihi max pada strip.

4) Tunggu sampai warna merah muncul.

5) Hasil negatif jika 2 strip merah muncul.

6) Hasil positif jika 1 strip merah muncul.

7) Catat hasil tersebut pada buku pemeriksaan narkoba.

I. Centriuge

1. Prinsip

Prinsip sentrifugasi didasarkan pada pemisahan molekular dari sel atau

organel subselular. Pemisahan tersebut berdasarkan konsep  bahwa partikel

yang tersuspensi di sebuah wadah akan mengendap (bersedimentasi) ke

dasar wadah karena adanya gaya gravitasi.  Sehingga laju pengendapan

suatu partikel yang tersuspensi tersebut dapat diatur dengan meningkatkan

atau menurunkan pengaruh gravitasional terhadap partikel. Pengaturan laju

pengendapan tersebut dapat dilakukan dengan cara menempatkan wadah

yang berisi suspensi partikel kemesin sentrifugasi tepatnya pada bagian

rotor yang kemudian akan berputar dengan kecepatan tertentu.

2. Cara Kerja

1) menyiapkan larutan yang akan dimurnikan atau dipisahkan.

2) Menyambungkan centrifuge pada aliran arus listrik.


3) Menyalakan centrifuge.

4) Membuka penutup centrifuge dengan tekan tombol open.

5) Memasukan larutan ke dalam gelas tabung centrifuge. Larutan yang

dimasukkan pada setiap tabung haruslah sama ukurannya.

6) Memasukkan tiap tabung ke dalam lubang centrifuge. Untukmeletakkan

gelas tabung berisi      larutan yang akan dimurnikan, tabung harus

diletakkan secara bersilang berlawanan. Namun hal ini tidak perlu

dilakukan jika semua lubang pada centrifuge terisi penuh oleh tabung

larutan yang akan dimurnikan.

7) Menutup kembali penutup centrifuge.

8) Mengatur waktu yang diperlukan dan tentukan pula

kecepatanrotasi  putaran (Rpm) yang diinginkan.

9) Menekan tombol on untuk memulai memurnikan larutan.

10) Setelah pemurnian selesai, tekan tombol open dan ambil semualarutan

dalam tabung yang     telah dimurnikan dengan cara mengambilnya

secara berseling berlawanan pula.

Gambar 4.15 Centriuge


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan di instalasi Laboratorium

RSUD Bendan Kota Pekalongan, kami dapat mengetahui dan mempraktikan

secara langsung kegiatan pemeriksaan laboratorium yang diawali dengan

tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Tahap pra analitik meliputi

penerimaan spesimen, persiapan pasien sebelum pemeriksaan laboratorium,

pengambilan sampel, persiapan pasien, dan sampling pemeriksaan kimia

klinik pasien rawat inap, persiapan pasien dan sampling pemeriksaan

laboratorium rawat inap dan instalasi gawat darurat. Pengambilan sampel

untuk pemeriksaan laboratorium dan instalasi gawat darurat, pemeberian

identitas spesimen, pencatatan spesimen, rujukan pemeriksaan ke

laboratorium serta persiapan sampel yaitu pemisahan serum dan plasma.

Tahap analitik meliputi pemeriksaan kimia klinik, urinalisis, hematologi,

koagulasi, mikrobiologi, sekresi dan ekskresi, imuno serologi, dan elektrolit.

Sedangkan tahap pasca analitik meliputi penyimpanan arsip laboratorium,

pembuatan laporan dan pengiriman hasil pemeriksaan laboratorium, dan

pengambilan hasil pemeriksaan laboratorium.


B. SARAN

1.Meningkatkan keselamatan pada diri petugas laboratorium dengan

menggunakan Alat Pelindung Diri lengkap saat melakukan tindakan pada

pasien maupun saat melakukan pemeriksaan.

2. Pembagian kerja tiap petugas laboratorium lebih diperjelas

3. Menambahkan petugas administrasi di laboratorium rawat inap


DATAR PUSTAKA

https://rsudbendan.pekalongankota.go.id

Standar Operasional Prosedur Laboratorium RSUD Bendan

You might also like