Professional Documents
Culture Documents
Laporan Praktikum Kimia 2
Laporan Praktikum Kimia 2
Oleh
Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat – alat
tersebut dengan tepat pada saat sebelum dimulainya praktikum secara aktif.
Sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi
kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini sangat
penting demi kelancaran praktikum kita selanjutnya. Dalam sebuah praktikum,
tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat yang akan
digunakan dalam praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk menggunakannya (Arista, 2015).
Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun
sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah
sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun
erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur
zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau
tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun
skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang
sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa
menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Abdullah,
2014).
Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan
laboratorium, maka praktikum pengenalan alat laboratorium dirasa penting agar
setiap praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya
tanpa terjadi hal – hal yang tidak di inginkan (Prayogo, 2015).
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Oktober 2020 pukul 10.00-12.50
WIB di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah beberapa jenis peralatan dasar
laboratorium yang akan diperkenalkan seperti Rak tabung reaksi, Tabung reaksi,
Gelas ukur, Labu Erlenmeyer, Gelas piala (gelas beaker), Labu ukur (volumetric
flask), Corong, Pipet ukur/pipet Mohr, Pipet volumetric, rubber bulb , dan
mikropipet.
HASIL
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabung Reaksi
Mengukur volume zat cair atau
alarutan dengan ketepatan rendah
3.
pada volume yang
minim(sedikit).
Gelas Ukur
Labu Erlenmeyer
Labu Ukur
Corong
Pipet Ukur
Untuk mengambil larutan atau
cairan yang bersifat kuantitatif
9.
dan keakuratan volumenya lebih
tinggi.
Pipet Volumetric
Rubber bulb
Mikropipet
3.2 Pembahasan
Prinsip kerja rak tabung reaksi yaitu dengan memasukkan tabung reaksi kedakam
lubang rak tabung reaksi (Tim Pengamu, 2015).
Prinsip kerja tabung reaksi pada saat memanaskan media yang ada di dalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring di atas nyala api
dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri pereaksi atau orang lain.
Tabung reaksi yang disterilkan dalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan
aluminium foil (Tim Pengampu, 2015).
Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara
dengan berhati-hati (Tim Pengampu, 2015).
Prinsip kerja labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran
reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah
biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. Fungsi
labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan
kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya. Labu
erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokan lemah
hingga sedang. perawatannya adalah menggunakan lap halus saat mengangkat
Erlenmeyer dari kompor listrik, sedangkan menurut literatur adalah labu gelas
untuk menampung larutan. Labu Erlenmeyer ada yang berskala ada yang tidak,
ada yang bertutup dan ada yang tidak bertutup. Digunakan pada saat titrasi atau
menampung larutan hasil destilasi (Tim Pengampu, 2015).
3.2.5 Gelas Piala(Gelas Beaker)
Prinsip kerja gelas piala atau gelas beaker yaitu bersihkan terlih dahulu gelas
dengan aquadest sebanyak tiga kali, kemudian masukkan larutan percobaan dan
simpan gelas diatas kakitiga untuk melakukan pembakaran (Tim Pengampu,
2015).
Prinsip kerja labu ukur yaitu bahan cairan atau padatan dimasukkan secara hati-
hati dengan bantuan corong kedalam labu ukur, tambahkan air suling / bahan
pengencer lain yang diperlukan melalui corong tadi sampai kurang lebih 4/5
bagian yang penuh, kemudian gojog sampai diperoleh campuran yang homogen,
tambahkan lagi pengencer sampai sedikit di bawah garis tanda. Bila penambahan
sampai di atas tanda, berarti terjadi suatu kesalahan yang tidak bias diperbaiki dan
pekerjaan harus diulang dari permulaan, Tambahkan kekurangan pengencer
(pelarut) dengan hati-hati memakai pipet tetes sampai miniskus bagian bawah
(untuk larutan yang tidak berwarna) tetapi segaris dengan baris tanda, Bila di atas
garis tanda terdapat bintik-bintik pelarut/pengencer maka butir-butir cairan itu
dibersihkan dengan kertas/lap bersih, Labu ukur lalu ditutup dengan tutupnya
kemudian labu beserta isinya dibolak-balik beberapa kali sehingga di dapatkan
larutan yang homogeny (Tim Pengampu, 2015).
3.2.7 Corong
Prinsip kerja pipet ukur yaitu Larutan disedot pelan-pelan dengan bola hisap
sampai 1 s/d 2 cm di atas garis tanda, Pipet diangkat vertikal, bersihkan cairan
yang menmpel pada ujung pipet dengan kertas saring atau lap bersih. Tanda batas
volume pada pipet dipempelkan horizontal 11 dengan mata, lalu cairan
dikeluarkan secara pelan-pelan sampai miniskus bawah tepat pada garis tanda
(batas volume), Tuangkan isi pipet ke dalam erlenmeyer atau penampung lain
yang digunakan, isi pipet dapat dipindahkan sebagiansebagian disesuaikan dengan
keperluan. Jumlah cairan yang dituangkan dapat disesuaikan dengana skala yang
ada. Sisa zat cair yang tertinggal pada ujung pipet tidak boleh diikutkan /
dikeluarkan baik dengan cara meniup ataupun dengan cara-cara lain. Bila akan
dipakai untuk mengambil/memindahkan zat lain, pipet dicuci kembali dan
selanjutnya sesuai dengan petunjuk cara penggunaanya (Tim Pengampu, 2015).
Prinsip kerja pipet volumetric yaitu Larutan disedot pelan-pelan dengan bola hisap
sampai 1 s/d 2 cm di atas garis tanda, Pipet diangkat vertikal, bersihkan cairan
yang menmpel pada ujung pipet dengan kertas saring atau lap bersih. Tanda batas
volume pada pipet dipempelkan horizontal 11 dengan mata, lalu cairan
dikeluarkan secara pelan-pelan sampai miniskus bawah tepat pada garis tanda
(batas volume), Tuangkan isi pipet ke dalam erlenmeyer atau penampung lain
yang digunakan. Pada waktu menuangkan isinya, pipet harus dalam kedudukan
vertikal. Penuangan isi pipet diatur sedemikian rupa sehingga isi pipet sejumlah
25 ml ddiperlukan waktu kurang lebih 30 detik. Pada saat-sat terakhir biarkan
ujung-ujung pipet pada sisi dalam penampung selama 15 detik, untuk memberikan
kesempatan pada zat cair yang masih di dalam pipet untuk keluar. Sisa zat cair
yang tertinggal pada ujung pipet tidak boleh diikutkan / dikeluarkan baik dengan
cara meniup ataupun dengan cara-cara lain. Bila akan dipakai untuk
mengambil/memindahkan zat lain, pipet dicuci kembali dan selanjutnya sesuai
dengan petunjuk cara penggunaanya (Tim Pengampu, 2015).
Prinsip kerja rubber bold atau bola hisap yaitu Bola hisap ini terdiri dari satu bola
dengan ujung pendek diatas dan ujung bawah agak panjang. Ujung bawah
mempunyai cabang ke samping. Sebelum dipakai untuk mengambil cairan, bola
dikosongkan dengan menekan bola dan bagian ujung atas. Masukkan pipet
volumen ke dalam lobang ujung bawah bola hisap tetapi jangan melewati pipa
cabang. Pijit bagian ujung bawah maka cairan akan terhisap masung ke dalam
pipet. Kalau pijatan dilepas maka hisapan akan terhenti. Cairan dapat dikeluarkan
dengan memijit bagian pipa cabang. Sehabis menggunakan bola hisap ini pipet
dilepas dan biarkan udara masuk sehingga bola menggelembung kembali seperti
semula (Ririn, 2016).
3.2.11 Mikropipet
Prinsip kerja mikropipet yaitu Atur volume dengan cara memutar knop pengatur
volume, Pasanglah tip disposable yang telah tertata pada wadah dengan cara
menancapkan ujung mikropipet, , Saat bulb (plunger) ditekan, maka udara yang
ada di bagian dalam pipet akan terdorong keluar dan menjadi vakum.Selanjutnya,
saat ujung pipet dimasukkan ke dalam cairan lalu plunger dilepaskan, maka cairan
akan masuk ke dalam pipet lewat tip. Cairan di dalam pipet ini akan siap
dipindahkan ke wadah lain, yakni dengan cara menekan plungernya (Rico, 2015).
IV. KESIMPULAN