You are on page 1of 17

PENGENALAN PERALATAN DASAR LABORATORIUM

(Laporan Praktikum Kimia Dasar)

Oleh

Rahma Yani M Nur


2014151013

LABORATORIUM ILMU TANAH


JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboratorium adalah tempat dimana praktikan, dosen, maupun seorang peneliti


melakukan percobaan. Pengguna laboratorium harus mengenal dan mengetahui
alat-alat yang di gunakan dalam laboratorium, hal ini di maksudkan agar praktikan
tidak salah dalam penggunaan alat dan bahan di dalam laboratorium (Usman,
2015).

Oleh karena itu, kita harus mengetahui bagaimana cara menggunakan alat – alat
tersebut dengan tepat pada saat sebelum dimulainya praktikum secara aktif.
Sehingga tidak akan mengganggu kelancaran praktikum dan tidak terjadi
kecelakaan akibat dari kesalahan praktikan. Selain itu, pengenalan alat ini sangat
penting demi kelancaran praktikum kita selanjutnya. Dalam sebuah praktikum,
tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat yang akan
digunakan dalam praktikum tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan
kemampuan yang cukup untuk menggunakannya (Arista, 2015).

Setiap percobaan kita selalu menggunakan peralatan yang berbeda atau meskipun
sama tapi ukurannya berbeda. Misalnya untuk mengambil larutan dalam jumlah
sedikit kita harus menggunakan gelas ukur bukan beaker glass ataupun
erlenmeyer karena ketelitian gelas ukur yang tinggi dan memang untuk mengukur
zat cair serta mudah digunakan, sedangkan beaker glass hanya sebagai wadah atau
tempat larutan atau sampel, meskipun terdapat skala pada beaker glass namun
skala ini tidak akurat dan tidak boleh digunakan untuk mengukur sampel yang
sangat sensitif. Begitu pula dengan prosedur percobaan yang lain, kita harus bisa
menyesuaikan dan menggunakan peralatan untuk praktikum tersebut (Abdullah,
2014).
Mengingat betapa pentingnya pengetahuan dan prosedur penggunaan peralatan
laboratorium, maka praktikum pengenalan alat laboratorium dirasa penting agar
setiap praktikum yang akan dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya
tanpa terjadi hal – hal yang tidak di inginkan (Prayogo, 2015).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum ini, sebagai berikut:


1. Mengenal alat-alat laboratorium dan menjelaskan fungsinya.
2. Menggunakan alat-alat laboratorium tersebut dengan benar.
II. BAHAN DAN METODE

2.1 Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 24 Oktober 2020 pukul 10.00-12.50
WIB di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah beberapa jenis peralatan dasar
laboratorium yang akan diperkenalkan seperti Rak tabung reaksi, Tabung reaksi,
Gelas ukur, Labu Erlenmeyer, Gelas piala (gelas beaker), Labu ukur (volumetric
flask), Corong, Pipet ukur/pipet Mohr, Pipet volumetric, rubber bulb , dan
mikropipet.

Dalam praktikum ini tidak menggunakan bahan.

2.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan, sebagai berikut:

Siapkan peralatan dasar laboratorium tersebut di atas

Gambarkan alat-alat tersebut

Jelaskan fungsi dan cara pemakaian masing-masing alat-alat tersebut

HASIL
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum

Hasil praktikum yang diperoleh, sebagai berikut:

No. Alat Laboratorium Fungsi

Untuk meletakkan tabung-tabung


1.
reaksi.

Rak Tabung Reaksi

Mereaksikan zat –zat kimia dalam


2. jumlah sedikit dan Sebagai
tempat satu atau dua jenis zat.

Tabung Reaksi
Mengukur volume zat cair atau
alarutan dengan ketepatan rendah
3.
pada volume yang
minim(sedikit).

Gelas Ukur

Sebagai wadah untuk


mereaksikan suatu zat kimia
dalam skala yang cukup besar dan
4.
Sebagai wadah dalam proses
titrasi serta menampung fitrat
hasil penyaringan.

Labu Erlenmeyer

Sebagai tempat untuk meyimpan


dan meletakkan larutan serta
5.
Sebagai tempat untuk
memanaskan laritan.

Gelas Piala(gelas beaker)


Sebagai tempat membuat,
menyimpan dan mengencerkan
6.
larutan dengan ketelitian yang
tinggi.

Labu Ukur

Untuk membantu pada saat


memasukan atau memindahkan
7. cairan pada suatu tempat ke
tempat lain dengan mulut sempit.

Corong

Untuk mengambil larutan dengan


8. volume tertentu

Pipet Ukur
Untuk mengambil larutan atau
cairan yang bersifat kuantitatif
9.
dan keakuratan volumenya lebih
tinggi.

Pipet Volumetric

Untuk mengambil atau


10.
menghisap larutan dengan
volume tertentu.

Rubber bulb

Untuk memindahkan cairan atau


larutan dalam jumlah yang sangat
11.
sedikit bahkan hingga di bawah 1
ml sekalipun.

Mikropipet
3.2 Pembahasan

Mengenal peralatan dasar laboratorium, cara pemakaiannya merupakan hal


penting sebelum melaksanakan percobaan atau praktikum di laboratorium.
Dengan mengenal peralatan laboratorium kita dapat menggunakan peralatan
tersebut dengan tepat sesuai dengan tujuan pemakaian.

3.2.1 Rak Tabung Reaksi

Prinsip kerja rak tabung reaksi yaitu dengan memasukkan tabung reaksi kedakam
lubang rak tabung reaksi (Tim Pengamu, 2015).

3.2.2 Tabung Reaksi

Prinsip kerja tabung reaksi pada saat memanaskan media yang ada di dalam
tabung reaksi, tabung reaksi harus berada dalam keadaan miring di atas nyala api
dan mulut tabung jangan sekali-kali menghadap pada diri pereaksi atau orang lain.
Tabung reaksi yang disterilkan dalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan
aluminium foil (Tim Pengampu, 2015).

3.2.3 Gelas Ukur

Prinsip kerja alat ini yaitu dengan menuangkan larutan atau zat kimia secara
dengan berhati-hati (Tim Pengampu, 2015).

3.2.4 Labu Erlenmeyer

Prinsip kerja labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk pencampuran
reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu erlenmeyer tanpa tutup asah
biasanya digunakan untuk mencampurkan reaksi dengan kecepatan lemah. Fungsi
labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan
kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya. Labu
erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokan lemah
hingga sedang. perawatannya adalah menggunakan lap halus saat mengangkat
Erlenmeyer dari kompor listrik, sedangkan menurut literatur adalah labu gelas
untuk menampung larutan. Labu Erlenmeyer ada yang berskala ada yang tidak,
ada yang bertutup dan ada yang tidak bertutup. Digunakan pada saat titrasi atau
menampung larutan hasil destilasi (Tim Pengampu, 2015).
3.2.5 Gelas Piala(Gelas Beaker)

Prinsip kerja gelas piala atau gelas beaker yaitu bersihkan terlih dahulu gelas
dengan aquadest sebanyak tiga kali, kemudian masukkan larutan percobaan dan
simpan gelas diatas kakitiga untuk melakukan pembakaran (Tim Pengampu,
2015).

3.2.6 Labu Ukur

Prinsip kerja labu ukur yaitu bahan cairan atau padatan dimasukkan secara hati-
hati dengan bantuan corong kedalam labu ukur, tambahkan air suling / bahan
pengencer lain yang diperlukan melalui corong tadi sampai kurang lebih 4/5
bagian yang penuh, kemudian gojog sampai diperoleh campuran yang homogen,
tambahkan lagi pengencer sampai sedikit di bawah garis tanda. Bila penambahan
sampai di atas tanda, berarti terjadi suatu kesalahan yang tidak bias diperbaiki dan
pekerjaan harus diulang dari permulaan, Tambahkan kekurangan pengencer
(pelarut) dengan hati-hati memakai pipet tetes sampai miniskus bagian bawah
(untuk larutan yang tidak berwarna) tetapi segaris dengan baris tanda, Bila di atas
garis tanda terdapat bintik-bintik pelarut/pengencer maka butir-butir cairan itu
dibersihkan dengan kertas/lap bersih, Labu ukur lalu ditutup dengan tutupnya
kemudian labu beserta isinya dibolak-balik beberapa kali sehingga di dapatkan
larutan yang homogeny (Tim Pengampu, 2015).

3.2.7 Corong

Prinsip kerja corong yaitu letakkan kertas saring kedalam corong


tersebut,masukkan larutan yang akan di reaksikan kedalam wadah pereaksi secara
hati-hati, jika sudah selesai angkat corong yang digunakan lalu cuci corong
tersebut dan tempatkan kembali corong di lemari lab agar corong dapat kering
dengan sendirinya (Tim Pengampu, 2015).

3.2.8 Pipet Ukur

Prinsip kerja pipet ukur yaitu Larutan disedot pelan-pelan dengan bola hisap
sampai 1 s/d 2 cm di atas garis tanda, Pipet diangkat vertikal, bersihkan cairan
yang menmpel pada ujung pipet dengan kertas saring atau lap bersih. Tanda batas
volume pada pipet dipempelkan horizontal 11 dengan mata, lalu cairan
dikeluarkan secara pelan-pelan sampai miniskus bawah tepat pada garis tanda
(batas volume), Tuangkan isi pipet ke dalam erlenmeyer atau penampung lain
yang digunakan, isi pipet dapat dipindahkan sebagiansebagian disesuaikan dengan
keperluan. Jumlah cairan yang dituangkan dapat disesuaikan dengana skala yang
ada. Sisa zat cair yang tertinggal pada ujung pipet tidak boleh diikutkan /
dikeluarkan baik dengan cara meniup ataupun dengan cara-cara lain. Bila akan
dipakai untuk mengambil/memindahkan zat lain, pipet dicuci kembali dan
selanjutnya sesuai dengan petunjuk cara penggunaanya (Tim Pengampu, 2015).

3.2.9 Pipet Volumetric

Prinsip kerja pipet volumetric yaitu Larutan disedot pelan-pelan dengan bola hisap
sampai 1 s/d 2 cm di atas garis tanda, Pipet diangkat vertikal, bersihkan cairan
yang menmpel pada ujung pipet dengan kertas saring atau lap bersih. Tanda batas
volume pada pipet dipempelkan horizontal 11 dengan mata, lalu cairan
dikeluarkan secara pelan-pelan sampai miniskus bawah tepat pada garis tanda
(batas volume), Tuangkan isi pipet ke dalam erlenmeyer atau penampung lain
yang digunakan. Pada waktu menuangkan isinya, pipet harus dalam kedudukan
vertikal. Penuangan isi pipet diatur sedemikian rupa sehingga isi pipet sejumlah
25 ml ddiperlukan waktu kurang lebih 30 detik. Pada saat-sat terakhir biarkan
ujung-ujung pipet pada sisi dalam penampung selama 15 detik, untuk memberikan
kesempatan pada zat cair yang masih di dalam pipet untuk keluar. Sisa zat cair
yang tertinggal pada ujung pipet tidak boleh diikutkan / dikeluarkan baik dengan
cara meniup ataupun dengan cara-cara lain. Bila akan dipakai untuk
mengambil/memindahkan zat lain, pipet dicuci kembali dan selanjutnya sesuai
dengan petunjuk cara penggunaanya (Tim Pengampu, 2015).

3.2.10 Rubber Bold

Prinsip kerja rubber bold atau bola hisap yaitu Bola hisap ini terdiri dari satu bola
dengan ujung pendek diatas dan ujung bawah agak panjang. Ujung bawah
mempunyai cabang ke samping. Sebelum dipakai untuk mengambil cairan, bola
dikosongkan dengan menekan bola dan bagian ujung atas. Masukkan pipet
volumen ke dalam lobang ujung bawah bola hisap tetapi jangan melewati pipa
cabang. Pijit bagian ujung bawah maka cairan akan terhisap masung ke dalam
pipet. Kalau pijatan dilepas maka hisapan akan terhenti. Cairan dapat dikeluarkan
dengan memijit bagian pipa cabang. Sehabis menggunakan bola hisap ini pipet
dilepas dan biarkan udara masuk sehingga bola menggelembung kembali seperti
semula (Ririn, 2016).
3.2.11 Mikropipet

Prinsip kerja mikropipet yaitu Atur volume dengan cara memutar knop pengatur
volume, Pasanglah tip disposable yang telah tertata pada wadah dengan cara
menancapkan ujung mikropipet, , Saat bulb (plunger) ditekan, maka udara yang
ada di bagian dalam pipet akan terdorong keluar dan menjadi vakum.Selanjutnya,
saat ujung pipet dimasukkan ke dalam cairan lalu plunger dilepaskan, maka cairan
akan masuk ke dalam pipet lewat tip. Cairan di dalam pipet ini akan siap
dipindahkan ke wadah lain, yakni dengan cara menekan plungernya (Rico, 2015).
IV. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh, sebagai berikut:


1. Berdasarkan hasil praktikum, alat-alat Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah beberapa jenis peralatan dasar laboratorium seperti Rak tabung
reaksi, Tabung reaksi, Gelas ukur, Labu Erlenmeyer, Gelas piala (gelas
beaker), Labu ukur (volumetric flask), Corong, Pipet ukur/pipet Mohr, Pipet
volumetric, rubber bulb , dan mikropipet.
2. Berdasarkan hasil praktikum, salah satu prinsip kerja atau cara pengguanaan
alat yang digunakan pada praktikum adalah Prinsip kerja tabung reaksi, pada
saat memanaskan media yang ada di dalam tabung reaksi, tabung reaksi harus
berada dalam keadaan miring di atas nyala api dan mulut tabung jangan
sekali-kali menghadap pada diri pereaksi atau orang lain. Tabung reaksi yang
disterilkan dalam autoklaf harus ditutup dengan kapas dan aluminium foil.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pengampu. 2015. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed,


Purwokerto.

Usman. 2015. Prosedur alat-alat Kimia.Liberty, Yogyakarta.

Arista. 2015. Penuntun Dasar-Dasar Kimia. Media Cipta, Jakarta.

Abdullah. 2014. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press, Jakarta.

Prayogo, 2011. Analisa Kimia. Erlangga, Jakarta.

Ririn, A. 2016. Pengenalan Alat-Alat Laboratorium Mikrobiologi Untuk


Mengatasi Keselamatan Kerja dan Keberhasilan Praktikum. Jurnal
Mikrobiologi. 1(1): 1-7.

Rico, V. 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Jurnal Metana.11(2): 41-46.


LAMPIRAN

You might also like