Professional Documents
Culture Documents
Dalam the new Grolier Webster internasional dictionary edisi tahun 1974, kata teknologi diartikan
sebagai ”the knowledge and means used to produce the material necessities of a society”. Definisi
lain diberikan oleh The American Heritage Dictionary, yaitu sebagai “the entire body of methods
and material used to archive industrial or commercial objectives”. Kedua definisi ini secara jelas
menunjukkan bahwa teknologi itu berkaitan erat dengan masalah cara dan metode untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu. Kiranya semua sepakat bahwa cara dan metode untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu tidak mungkin hanya dikaitkan dengan perangkat kerasnya saja. Teknologi yang
berupa perangkat keras merupakan komoditi yang paling mudah diperoleh atau dibeli. Sebaliknya
teknologi yang berupa perangkat lunak dalam bentuk kemampuan yang tertanam dalam diri
manusia, lembaga dan ilmu (body of knowledge), tidak mungkin dibeli melainkan dikembangkan
secara sistematik dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan mengacu pada tata nilai dari
dalam negeri sendiri.
Dengan demikian, teknologi dapat dipandang sebagai kemampuan manusia yang mencakup:
Teknologi yang terkandung dalam mesin, peralatan dan produk (object embodied technology).
Teknologi yang tergantung dalam diri manusia seperti pengetahuan, sikap, perilaku dan
keterampilan (human embodied technology).
Teknologi yang terkandung dalam organisasi dan manajemen (organization endbodied
technology).
Teknologi yang terkandung dalam dokumen (document embodied technology).
Menurut (Tarek, 2000: 1), teknologi merupakan sebagai pengetahuan, produk, proses, alat,
metode dan sistem yang digunakan dalam menciptakan sebuah produk atau dalam memberikan
pelayanan. Secara sederhana teknologi adalah cara kita melakukan sesuatu. Sehingga ini
merupakan cara dimana kita mencapai tujuan. Teknologi adalah penerapan praktis dari
pengetahuan, sarana membantu usaha manusia, secara umum teknologi berfikir dalam hal
perangkat keras seperti mesin, komputer, atau perangkat elektronik yang sangat canggih.
Technology Atlas Project (1989) berawal dari dasar pemikiran bahwa teknologi merupakan
variabel strategik penting dalam perkembangan sosio-ekonomi pada lingkungan internasional
yang semakin kompetitif saat kini. Selanjutnya Technology Atlas Project (1989) bertujuan untuk:
Menawarkan alat analisis pembantu keputusan (decision support tool) dalam bentuk suatu
metodologi untuk menginegrasikan pertimbangan teknologi dalam pengembangan proses
perencanaan.
Mengembangkan alat ukur untuk area-area penting yang masih belum memperoleh perhatian
yang cukup memadai.
Berusaha menjadi jembatan dimana pendekatan analitikan dapat diperkenalkan untuk
formulasi dan perbaikan kebijakan-kebijakan dan rencana-rencana teknologi.
Technology Atlas Project (1989) melihat teknologi sebagai inti dari aktivitas transformasi suatu
input menjadi output dari aktivitas transformasi tersebut masuk kedalam suatu elemen dengan
tingkat kandungan teknologi yang lebih tinggi, sehingga perbedaannya terletak pada kandungan
teknologinya. Penentuan status kecanggihan komponen teknologi pada suatu fasilitas transformasi
(Perusahaan) akan membutuhkan pengetahuan mendalam mengenai aspek-aspek teknis yang
berhubungan dengan suatu spesifikasi kinerja. Penentukan status kecanggihan komponen
teknologi ini membutuhkan nput-input yang dipertimbangkan oleh para teknisi, operator, dan
spesialis lainnya yang mengetahui secara baik aspek-aspek operasional.
c. Infowarejuga digunakan oleh humanware dalam melakukan pembuatan keputusan dan dalam
mengoperasikan technoware.
d. Organware mengarahkan dan mengendalikan infoware, humanware dan technoware dalam
menjalankan operasi tranformasi.
Dalam suatu kegiatan transformasi, masing-masing komponen teknologi tersebut mempunyai
tingkat sofistifikasi. Suatu variasi tingkat sofistifikasi, dalam masing-masing komponen teknologi,
dapat terjadi karena empat hal berikut:
a. Kompleksitas operasi yang meningkat menyebabkan kebutuhan untuk mengembangkan dan
menggunakan technoware dengan tingkat sofistifikasi yang lebih tinggi.
b. Kebutuhan atas keterampilan akan meningkat untuk membangun, memperbaiki, memasang
dan mengoperasikan technoware dengan tingkat sofistifikasi yang berbeda
c. Karena tingkat sofistifikasi technoware dan humanware meningkat, sofistifikasi infoware yang
dibutuhkan sebagai acuan juga meningkat.
d. Karena adanya peningkatan jumlah dan ruang lingkup operasi dalam kegiatan trasnformasi,
maka fungsi-fungsi manajemen juga akan semakin kompleks. Hal ini menyebabkan tingkat
sofistifikasi yang dibutuhkan dalam organware untuk mengintegrasikan technoware,
humanware dan infoware akan semakin tinggi.
Menurut United Economic and Social CommisionforAsia and Pacifik (UNESCAP 1989) dalam
Technologi Atlas Project, penentuan status komponen teknologi untuk suatu bagian fasilitas
transformasi yang bersesuaian dengan penilaian kecanggihan, membutuhkan pengetahuan yang
mendalam mengenai teknik dan spesifikasi performansi yang berkaitan. Kriteria umum yang dapat
digunakan sebagai acuan pengukuran yang spesifik, perlu ditetapkan untuk melakukan penilaian
kecanggihan dari keempat komponen teknologi dari suatu fasilitas transfirmasi. Adapun
kriterianya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Penilaian Kecanggihan Technoware
Kompleksitas operasi Kompleksitas operasi yang dinilai dari berbagai aspek, seperti
tingkat keluaran keragaman produk, keragaman
pemasukan material, temperatur, dan tekanan pada operasi.
Presisi Toleransi spesifikasi yang diperbolehkan berkaitan dengan
dimensi, atribut material, parameter proses, atribut komponen,
dan lingkungan operasi.
Penanganan bahan Penilaian yang meliputi sifat-sifat fisik (status, aliran, ukuran
unit, konfigurasi geometrik, kekerasan, tingkat korositas,
keawetan) dari material yang dipindahkan dan kebutuhan
pemindahan (rute, metode, kecepatan periodik) dengan
memperhatikan material yang dipindahkan.
Pengendalian proses Tingkat dan kesulitas pengendalian pemeriksaan dengan
memperhatikan peraturan lingkungan, peraturan keselamatan,
tingkat standarisasi, pemantauan kualitas, pemantauan proses.
Kontribusi fasilitas rekayasa Kontribusi fasilitas rekayasa dan perencanaanm pembuatan,
pengoperasian, dan pemasaran.
(Sumber: technology atlas project, 1989)
Tabel 2
Penilaian Kecanggihan Humanware
Kreativitas Kemampuan bekreasi yang dinilai berdasarkan
berbagai aspek seperti kecerdasan, imajinasi, dan
intuisi.
Orientasi berprestasi Keinginan untuk mencapai prestasi yang dinilai
berdasarkan aspek-aspek seperti orientasi,
keberhasilan, keberanian, sifat kompetitif, dan
dinamika.
Orientasi bekerja sama Kemampuan bekerja sama yang dinilai
berdasarkan aspek-aspek seperti semangat
kelompok, penghargaan atas bantuan orang lain,
kepekaan sosial dan penghargaan atas martabat
tenaga kerja.
Orientasi melakukan Keinginan untuk melakukan kerja secara efisian,
efisiensi yang dinilai berdasarkan aspek-aspek seperti
kemauan bekerja keras, kesadaran, dan kemauan
menerima tanggung jawab,
Kemampuan Kecenderungan untuk menanggung resiko, yang
menghadapi resiko dinilai berdasarkan aspek-aspek seperti kemauan
bereksperiman, kesediaan untuk berubah, dan
kemauan untuk mengambil inisiatif.
Kedisiplinan Menghargai waktu dan cenderung
menggunakannya sebagai sumber daya yang
bernilai, yang terlihat dari berbagai aspek seperti
pencapaian sasara berdasarkan waktu, dan fokus
ke masa depan.
Tabel 4
Penilaian Kecanggihan Orgaware
Efektivitas Kemampuan organisasi untuk memotivasi
kepemimpinan karyawan melalui keputusan yang efektif yang
terlihat dalam sasaran organisasi dan pasibilitas
management puncak.
Otonomi kerja Tingkat kemandirian yang diberikan pada
karyawan yang dinilai berdasarkan aspek
pendelegasian tugas, sistem kerja informal.
Pengarahan organisasi Perusahaan yang secara keseluruhan diberi arah
seperti yang terlihat melalui perhatian pada
perencanaan, pemikiran strategik, umpan balik
dan pengendalian kerja yang seksama.
(Sumber: technology atlas project, 1989)
Tabel 4
Penilaian Kecanggihan Orgaware (lanjutan)
Karyawan dilibatkan dalam organisasi, seperti
terlihat pada aspek-aspek kebanggaan dalam
Keterlibatan
persahabatan, komunikasi dalam organisasi yang
organisasional
baik, kesempatan untuk berkembang, dan
penghargaan pada individu dan kelompok.
Orientasi Organisasi berkomitmen memenuhi harapan
terhadap stakeholder (pelanggan, pemegang saham,
stakeholder karyawan, pemasok, pemerintah, dan masyarakat
umum).
Inovasi Inovasi dalam organisasi, yang dinilai
berdasarkan aspek-aspek seperti penilaian,
perbandingan kinerja, penelitian dan
pengembangan yang terarah, perspektif
internasioanl, orientasi teknologi dan kepekaan
untuk berubah dalam lingkungan bisnis.
Integritas Integritas dari tindakan organisasi, yang
organisasi merupakan kesesuaian antara rencana atau
komitmen dengan tindakan nyata organisasi, yang
dapat dinilai dari aspek-aspek seperti pelaksanaan
atika bisnis dan penghargaan atas prestasi secara
nyata.
4. Model Teknometrik
Tabel 5
Prosedur Penentuan Skor yang Disarankan untuk
Keempat Komponen Teknologi
TINGKAT SOFISTIKASI KRITERIA PENILAIAN
Kemampuan
Penguasaan atas Akses dan Pemanfaatan atas
No. Instant dari Skor
Fasilitas Penguasaan Perangkat
Anggota
Rekayasa atas Informasi Organisasi
Perusahaan
1. Fasilitas manual Kemampuan Informasi Kerangka kerja 123
melakukan operasi pengenalan perjuangan
2. Fasilitas Kemampuan Informasi Kerangka kerja 234
bersumber daya melakukan setup penggambaran penggabungan
3 Fasilitas fungsi Kemampuan Informasi Kerangka kerja 345
umum memperbaiki pemilihan penjelajahan
4. Fasilitas fungsi Kemampuan Informasi Kerangka kerja 456
khusus mereproduksi penggunaan perlindungan
5. Fasilitas otomatik Kemampuan Informasi Kerangka kerja 567
melakukan adaptasi pemahaman stabilitas
Kemampuan
Fasilitas berbasis Informasi Kerangka kerja
6. melakukan 678
komputer perbaikkan pencarian peluang
improvisasi
7. Fasilitas terpadu Kemampuan Informasi Kerangka kerja 789
melakukan inovasi penilaian kepemimpinan
(Sumber: Nazaruddin, 2008)
Untuk menentukan tingkat sofistifikasi suatu fasilitas trasnformasi, dapat dilakukan langkah-
langkah berikut ini:
Melakukan penelitian kualitatif untuk keempat komponen teknologi dan mengumpulkan
semua informasi teknologi yang relevan.
Mengidentifikasi semua item utama masing-masing komponen teknologi, berdasarkan
penelitian kualitatif yang dilakukan.
Menentukan batas atas dan batas bawah tingkat softifikasi masing-masing komponen teknologi
pada fasilitas transformasi yang diamati.
Kriteria spesifik tersebut digunakan untuk membuat suatu sistem rating kecanggihan mutkahir.
Masing-masing kriteria diberi skor 10 untuk yang terbaik dan skor 0 untuk yang terburuk.
Berdasarkan prosedur diatas rating kecanggihan mutakhir dari technoware untuk item i (Sti),
humanware untk iem j (SHj), infoware (SI) dan organware (SO) ditentukan dengan
persamaan rikut ini:
1
ST = 10
1
10
SI =
SH =
1 5
10
1
SO =
10
Pada persamaan-persamaan diatas tik dan hji berturut-turut adalah skor kriteria ke-k untuk
technoware item i dan skor kriteria ke-i untuk humanware kategorij, sedangkanfm dan On berturut-
turut adalah skor kriteria ke-m untuk infoware dan skor kriteria ke-n untuk organware pada tingkat
prusahaan. Pembagian dengan 10 pada setiap persamaan diatas dilakukan untuk menormalisasi
rating menjadi 0 dan 1.
1
T = 9[$ST T
&
1= 9 [LI + SI(UI 6 LI)]
1
H= SH LH
&
0= 9 [L0 + S0(U0 6 L0)]
T= 5 5 2
53
T = 5 3 Nilai u-i dan vj harus ditentukan dengan hati-hati. Sebagai contoh ui mungkin berkaitan
dengan biaya investasi technoware item i dan vj berkaitan dengan jumlah tenaga kerja
dalam humanware dalam kategorij.
Langkah 4 Penilaian Intensitas Kontribusi Komponen
Untuk mengestimasi intensitas kontribusi komponen (component contribution intencities), dapat
dilakukan dengan menggunakan pendekatan matriks perbandingan berpasangan (pairwise
comparison matriks). Berikut ini adalah prosedur untuk melakukan estimasi intensitas kontribusi
komponen.
1. Untuk fasilitas transformasi yang sedang diamati keempat komponen teknologi disusun secara