Professional Documents
Culture Documents
LP Cairan Dan Elektrolit
LP Cairan Dan Elektrolit
Oleh:
NAMA : ANNUR RIZKY
NIM : P17230191015
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BLITAR
LEMBAR PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Judul :
BAB I
3) Klasifikasi/jenis gangguan
Cairan di dalam tubuh terbagi dalam dua kompartemen yaitu intraseluler dan
ekstraseluler. Ekstraseluler terbagi dalam ruang interstisial dan intravaskuler
1. Cairan intraselular berada dalam sel-sel tubuh. Pada orang dewasa cairan
intraseluler teradat 2/3 dari total cairan tubuh. Contoh cairan ini adalah
potassium (Kalium, K)
2. Cairan ekstraseluer merupakan cairan yang berada di luar sel. Cairan ini
merupakan 1/3 dari total cairan tubuh. Contoh cairan ekstraselular adalah
darah, cairan interselular, cairan transeluler atau third space dan cairan yang
terdapat di saluran pencernaan.
Perbedaan komposisi cairan tubuh terjadi karena adanya barier yang memisahkan
mereka.Membran sel memisahkan cairan intrasel dengan cairan intersisial,
sedangkan dinding kapiler memisahkan cairan intersisial dengan plasma.Dalam
keadaan normal, terjadi keseimbangan susunan dan volume cairan dan eletrolit
antar kompartemen. Bila terjadi perubahan konsentrasi atau tekanan di salah satu
kompartemen, maka akan terjadi perpindahan cairan atau ion antar kompartemen
sehingga terjadi keseimbangan kembali.
4) Patofisiologi
Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini
disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan
cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju
intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk
untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan
intraseluler. Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal,
yaitu kehilangan cairan abnormal melalui kulit, penurunan asupancairan ,
perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan
berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi semula dalam
kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi
intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium,
atau rongga sendi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan
dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran
pencernaan.apabila tubuh menyimpan cairan elektrolit dalam kompartemen
ekstraseluler dalam proporsi seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik,
konsentrasi natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir
selalu disebabkan oleh peningkatan jumlah natrium dalam serum. Kelebihan
cairan terjadi akibat overload cairan/adanya gangguan mekanisme homeostatis
pada proses regulasi keseimbangan cairan.
6) PemeriksaanPenunjang
a. Pemeriksaan kadar elektrolit : kadar elektrolit serum diukur untuk menentukan
status hidrasi, konsentrasi elektrolit pada plasma darah.
b. Darah lengkap : suatu penetapan jumlah dan tipe sel darah putih dan sel darah
merah per milliliter kubik darah.
c. Berat jenis urin : mengukur derajat konsentrasi urine.
d. Kadar BUN: pemeriksaan masa perdarahan ini ditunjukkan pada kadar
trombosit, hemoglobin, eritrosit, limfosit, dll.
e. Kadar kreatinin darah : Bermanfaat untuk mengukur fungsi ginjal
7) Penatalaksanaan
Penatalaksaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau penngobatan
penyakit dasar. Obat – obatan tersebut misalnya : prednison yang dapat
mengurangi beratnya diare dan penyakit.
Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glukosa oral
serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehydrasi pasien.
Untuk diare sedang, akibat sumber non infeksius, obat – obatan tidak
spesifik seperti defenosiklat ( lomotil ) dan loperamit ( imodium ) juga
diberikan untuk menurunkan motilitas.
Preparat anti microbial diberikan bila preparat infeksius telah terindentifikasi
atau bila diare sangat berat.
Terapi cairan intra vena mungkin diperlukan untuk hydrasi cepat, khususnya
untuk anak kecil dan lansia.
BAB II
KONSEP DASAR PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN PEMENUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
2.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1) Identitas Berisi geografi klien yang mencakup nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan (terutama yang berhubungan dengan tempat kea), alamat dan tempat
tinggal. Keaadaan tempat tinggal mencakup kondisi tempat tinggal, apakah klien
tinggal sendiri atau dengan orang lain (berguna ketika perawat melakukan
perencanaan pulang (discharge planning pada klien).
2) Keluhan utama Keluhan utama pada klien dengan dengan ganguan kebutuhan
cairan dan elektrolit antara lain: nyeri abdomen, kram, bising usus hiperaktif atau
hipoaktif, anoreksia, borborigmi, distensi abdomen, perasaan rektal penuh. fefes
keras dan berbentuk, kaleatihan umum, sakit kepala, tidak dapat makan, nyeri
saat defekasi, mual, muntah, konstipasi, inkontenensia defekasi, diare.
3) Riwayat penyakit sekarang Berisi tentang perjalanan penyakit yang dialami klien
dari rumah sampai ke Rumah Sakit.
4) Riwayat kesehatan masa lalu Pada riwayat kesehatan masa lalu, menanyakan
tentang riwayat penyakit sejak timbulnya keluhan hingga klien meminta
pertolongan. Misalnya sejak kapan keluhan dirasakan, berapa lama dan berrapa
kali keluhan itu terjadi, bagaimana sifat dan hebatnya keluhan, apa yang
dilakukan ketika keluhan ini terjadi,apa yang dapat memperberat atau
memperingan keluhan, adakah usaha untuk mengatasi keluhan, berhasil arau
tidakkah usaha tersebut, dan pertanyaan lainnya.
5) Riwayat penyakit dahulu
Pada tahap ini menanyakan tentang penyakit yang pernah dialami klien
sebelumnya. Misalnya apakah klien pernah dirawat sebelumnya, dengan penyakit
apa, apakah pernah mengalami penyakit yang berat, apakah pernah mempunyai
keluhan yan sama, adakah pengobatan yang pernah dijaani dan riwayat alergi
obat karena obat yang dikonsumsi sebelumnya. Serta menanyakan tentang
riwayat merokok (usia ketika mulai merokok, rata-rata jumlah yang dikonsumsi
perhari, adakah usaha untuk berhenti merokok, usia berapa ketika berhenti
merokok)
B. Pola Kesehatan sehari – hari
POLA-POLA SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT
Nutrisi sebelum Nutrisi saat sakit
a.Nutrisi sakit biasanya menurun tidak
terpenuhi dengan terpenuhi secara
baik maksimal
b. Eliminasi
BAK Biasanya Normal Berkurang karena
asupan cairan juga
berkurang
BAB
Biasanya Normal Berkurang karena
dalam sehari tidak adanya asupan
nutrisi
C. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : kesadaran cukup atau menurun.
Kepala : normal atau abnormal
Wajah : tampak pucat atau tidak, tampak lemas atau tidak, dll.
Mata : mata cekung atau cowong, air mata kering atau tidak, dll.
Mulut & Bibir : Mukosa bibir kering atau lembab, Lidah putih atau tidak, dll.
Hidung : normal atau abnormal.
Leher : adanya pembesaran kelenjar limfa atau tidak.
Integumen : turgor kulit <2 detik atau tidak, adanya edema atau tidak,
adanya kelemahan otot atau tidak.
Berat Badan : menurun atau tidak.
2.2 DiagnosaKeperawatan
Diagnosa Keperawatan Ditemukan Masalah Masalah Selesai
2.3 IntervensiKeperawatan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
cairan IV isotonis
Kolaborasi pemberian
cairan IV hipotonis
Edukasi
Jelaskan tujuan
prosedur pemantauan
Informasikan hasil
pemantauan
Daftar Pustaka