Professional Documents
Culture Documents
Kel. 1 Makalah Perkembangan Biologis, Fisik Dan Kesehatan
Kel. 1 Makalah Perkembangan Biologis, Fisik Dan Kesehatan
DISUSUN OLEH :
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Teori-teori dalam Perkembangan
2.2 Metodologi Penelitian dalam Perkembangan
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Psikologi adalah ilmu yang empirik, dikaji secara sistematis melalui penelitian
yang mengacu pada ketetapan metode dan pendekatan yang telah dikembangkan
sedemikian rupa agar dapat menjamin penelitian menghasilkan bukti yang konkrit,
logis, dan dapat dipertanggung jawabkan. Tak terkecuali dalam bidang psikologi
perkembangan di mana ilmu ini berfokus pada tahap-tahap atau fase-fase yang
dilalui manusia dari lahir hingga wafat.
Di psikologi perkembangan anak sendiri, metode dan pendekatan penelitian
sangat menarik untuk dibahas sebab objek penelitian perkembangan anak berupa
manusia-manusia kecil yang tentunya tidak bisa disamakan kondisi mentalnya
dengan manusia biasa. Ada pendekatan khusus yang harus diterapkan agar
penelitian tidak menyalahi hak asasi anak dan memenuhi kode etik penelitan.
Metode khusus pun diperlukan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Melakukan Penelitian dalam bidang Psikologi Perkembangan dibutuhkan dasar
pengetahuan valid mengenai bidang itu sendiri, di situlah teori-teori yang telah
dikemukakan oleh beragam tokoh di sepanjang masa berperan penting. Teori beserta
pionirnya perlu dibahas agar dasar pengetahuan mengenai bidang ilmu psikologi
perkembangan dapat didalami lebih lanjut.
1.2Identifikasi Masalah
1. Teori-teori dalam perkembangan
2. Pendekatan dalam Penelitian Perkembangan
3. Metodologi penelitian dalam perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori-teori dalam Perkembangan
Sebelum mendalami topik mengenai perkembangan pada anak, teori yang
mendasari topik tersebut tentu perlu diketahui terlebih dahulu. Banyak tokoh
pemikir yang menyumbangkan teorinya dan menjadi acuan untuk lebih memahami
apa itu perkembangan.
A. Teori Perkembangan Kehoranian (Imam Al-Ghazali)
Menurut Imam Ghazali perkembangan rohani adalah persoalan yang
terdiri dari akal, nafsu, jiwa dan roh. Peran orang tua sangat penting untuk
mendidik anaknya sejak lahir. Pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan
pada orang lain kecuali orang tersebut memiliki akhlak mulia, bersifat baik, dan
berpegang teguh pada agamanya.
Dalam Islam, perkembangan rohani terbagi dalam empat tahap, yaitu :
1. Kanak-Kanak (Usia 2–6 Tahun).
Pada tahap ini, anak-anak hanya boleh memahami konsep ketuhanan melalui
gambaran berbentuk benda atau lukisan. Selain itu, anak sudah bisa diajarkan
mengenai nilai-nilai dan adab serta sopan santun yang sekiranya mudah
dipahami dan dipraktekkan sesuai usianya.
2. Kanak-Kanak Akhir (Usia 7-12 Tahun).
Pada tahap ini, rohani anak mulai mantap sehingga anak boleh
mempelajari pendidikan agama dan moral secara formal. Rukun Islam mulai
bisa diamalkan secara tepat dan anak juga mulai memahami Rukun Iman.
3. Remaja Awal (Usia 12-15 Tahun).
Pada tahap ini, anak-anak sudah bisa memahami konsep nilai ketuhanan,
dosa, dan pahala. Lingkungan khususnya teman sebaya anak memiliki pengaruh
penting dalam perkembangan rohani anak.
4. Remaja (15-20 Tahun).
Pada tahap ini, anak harus memiliki pegangan yang kuat pada agamanya.
Anak harus percaya pada keberadaan Tuhan, dosa, pahala, dan hari pembalasan.
Anak juga sudah bisa memikirkan konsep kerohanian secara logis dan mulai
memikirkan tuhan serta sifat ketuhanan secara abstrak. Munculnya keraguan,
kegelisahan, dan kecurigaan terhadap perkara kerohanian pada anak di tahap ini
normal adanya karena bersangkutan dengan pencarian jati dirinya.
B. Teori Perkembangan Maturitas Arnold L. Gessel
Seorang anak yang berkembang dalam waktu yang lambat bila
dibandingkan dengan anak lain tidak dapat diubah dari arah yang sedang
dijalaninya, begitu juga dengan anak yang berkembang lebih cepat tidak bisa
diganti arahnya (Salkind, 2009: 79). Gessel menyusun sebuah buku mengenai
perkembangan yang berjudul “Vision its Development in Infant and Child”.
Pertumbuhan dan perkembangan menurut Gesell dipengaruhi oleh dua
faktor penting. Pertama, anak adalah hasil dari lingkungannya. Kedua yaitu
perkembangan anak berawal dari dalam, yaitu dari aksi gen-gen tubuhnya.
Kedua metode ini disebut “kematangan” (Crain, 2007:30).
Menurut Gessel, perkembangan kematangan selalu terjadi sistematis
dalam urutan tertentu. Misalnya embrio, jantung menjadi orang pertama yang
berkembang dan berfungsi. Selanjutnya sel-sel yang berbeda-beda mulai
membentuk sistem saraf utama dengan cepat yaitu otak dan saraf tulang
belakang. Kemudian, setelah tangan dan kaki terbentuk, perkembangan otak dan
kepala pun dimulai. Urutan ini sesuai dengan cetak biru genetic, tidak pernah
berjalan terbalik (Crain, 2007: 30).
Pada proses pematangan terdapat pola yang nampak pada tujuan dan
sistem tangan-mata yaitu:
1. Gerakan tangan-mata tanpa tujuan pada saat lahir ;
2. Berproses kemampuan untuk berhenti dan menatap;
3. Pada usia 1 bulan – fokus pada objek dekat wajah;
4. Pada usia 4 bulan – koordinasi visual fokus dan tangan bergerak dengan
objek yang besar (misalnya kerincingan);
5. Pada usia 6 bulan – koordinasi visual fokus dan tangan bergerak dengan
sebuah benda kecil; dan
6. 10 bulan – kemampuan untuk melihat dan mengambil sebuah benda kecil
dengan
menjepit atau pegangan.
(Salkind, 2009: 81-14) Gessel juga menjabarkan prinsip-prinsip dasar
perkembangan, yaitu:
1. Prinsip arah perkembangan – Perkembangan bergerak maju secara
sistematis berawal dari kepala hingga berakhir di ujung kaki, fenomena ini
dikenal dengan nama cephalocaudal trend. Perkembangan jug abergereak
dari pusat tubuh kea rah luar dan ke arah pinggir.
2. Prinsip jalinan timbal balik – prinsip ini didasari oleh prinsip fisiologis
Sherrington yaitu pengencangan dan peregangan otot-otot yang berbeda
sama-sama saling melengkapi untuk menghasilkan gerakan tubuh yang
efisien.
3. Prinsip asimetri fungsional – perilaku berlangsung melalui periode-periode
perkembangan yang bersifat asimetris agar organisme bisa mencapai kadar
kematangan pada tahap selanjutnya.
4. Prinsip maturasi individu – pematangan (maturasi) merupakan proses yang
dikendalikan oleh factor-faktor enndrogen atau internal. Gessel menuturkan
bahwa factor lingkungan ikut mendukung, membelokkan, dan
mengkhususkan, tetapi faktor lingkungan tidak menjadi penyebab
munculnya bentuk-bentuk pokok tata urutan ontogenesis (Gesell, 1954:
354).
5. Prinsip fluktuasi teratur – memiliki arti bahwa perkembangan bergerak naik
turun seperti papan jungkit, antara periode stabil dan periode tidak stabil,
dan antara periode pertumbuhan aktif dan periode konsolidasi. Fluktuasi
progresif ini mencapai puncaknya pada serangkaian tanggapan yang bersifat
stabil.
2. Metode Eksperimen
Sebuah metode di mana peneliti mencoba untuk mengetahui keunikan
nilai-nilai dan proses-proses sosial sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial
yang berbeda dengan cara tinggal dengan anggota kelompok tersebut dan
mencatatnya dalam periode waktu yang lama.
3. Metode Klinis
Sebuah metode di mana peneliti mencoba untuk mengetahui keunikan
individual anak dengan mengkombinasikan data-data interview, observasi, dan
test mendapatkan gambaran lengkap tentang fungsi-fungsi psikologis anak dan
pengalaman-pengalaman yang mempengaruhi hal fungsi-fungsi psikologis anak
tersebut.
4. Metode tes
Galvanic Skin Response, Heart Rate, Blood Pressure, Respiration Rate,
Electroencephalograph (EEG), Event Related Potentials (ERP’s), Functional
Magnetic Resonance Imaging (fMRI), dan Limitations.
5. Metode Etnografi
Sebuah metode di mana peneliti mencoba untuk memahami keunikan
etnis, suku, atau budaya tertentu pada sekolompok orang, umumnya dengan
mengkombinasikan data-data interview, observasi, dan test mendapatkan
gambaran lengkap tentang fungsi-fungsi psikologis.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari paparan pada bab sebelumnya, dapat diketahui bahwa yang menjadi dasar
dari bidang ilmu Psikologi Perkembangan adalah teori-teori perkembangan yang
dikemukakan oleh tokoh-tokoh ternama seperti Arnold L. Gesell dengan teori
perkembangan maturitas miliknya, Urie Brofenbrenner dengan teori perkembangan
Ekologinya, dan juga teori perkembangan Psikoanalisa yang dikemukakan oleh
psikolog ternama, Sigmun Freud.
Dalam meneliti fenomena yang berkaitan dengan psikologi perkembangan,
diperlukan metode serta pendekatan khusus yang telah dijabarkan pada bab
sebelumnya. Mulai dari metode spesifik yang mengandalkan observasi, metode
eksperimen yang dilakukan dengan cara menetap dalam periode waktu yang lama di
sebuah kelompok social dengan kebudayaan tertentu, metode klinis yang
menggabungkan data-data interview dengan observasi dan tes, metode tes yang
memanfaatkan berbagai macam pengujian baik biologis maupun psikologis, hingga
metode etnografi di mana peneliti memahami keunikan etnis, suku, atau budaya
tertentu yang dimiliki suatu kelompok social tertentu.
Cross sectional adalah salah satu pendekatan yang diterapkan dalam proses
penelitian di mana peneliti meninjau dua atau lebih kelompok usia pada waktu yang
bersamaan. Selain itu ada pendekatan longitudinal yang meneliti manusia dari usia
yang sama dengan cara diikuti selama periode waktu yang lama. Lalu ada
pendekatan sequential yang diperkenalkan oleh Warner Schaie (1983). Dan yang
terakhir, pendekatan cross culture di mana peneliti mempelajari dua atau lebih
kelompok budaya, suku, atau etnis pada waktu yang bersamaan kemudian hasilnya
dibandingkan.
1.2 Saran
Penulis menyarankan beberapa hal yang berkaitan dengan teori perkembangan
dan metode serta pendekatan penelitian perkembangan, yaitu dalam melakukan
penelitian, peneliti wajib mengikuti protokol, tahap, metode, dan pendekatan yang
telah ditetapkan agar menjadi kajian yang konkret dan dapat membantu banyak
kalangan serta memecahkan berbagai masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Thahir, A. (2018). Psikologi Perkembangan, (1-62) & (245-251). Diakses dari
Wardianti, Yuanita, dkk. 2016. Pengaruh Fase Oral Terhadap Perkembangan Anak.
Jurnal Bimbingan dan Konseling Indonesia. 1(2) : 36-37
Ulfah, Sarrah. 2020. Mengenal Fase Phallic, Ketika si Kecil Memainkan Alat
Genitalnya.
https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/sarrah-ulfah/mengenal-fase-
phallic-pada-anak. (2021/09/26)
Fadli, dr. Rizal. 2020. Ini Tanda Anak Memasuki Fase Pubertas Pertumbuhan Anak.
https://www.halodoc.com/artikel/ini-tanda-anak-memasuki-fase-
pubertas#:~:text=Halodoc%2C%20Jakarta%20%E2%80%93%20Pubertas
%20adalah%20waktu,dimulai%20sekitar%20usia%2012%20tahun.
(2021/09/26)