Professional Documents
Culture Documents
Pira Nilatul Hikmah - F1C419036 - Laporan Geotropisme
Pira Nilatul Hikmah - F1C419036 - Laporan Geotropisme
FISIOLOGI TUMBUHAN
PENDAHULUAN
Gerakan tropisme tumbuhan ini terjadi secara positif dan negatif yaitu jika tumbuhan
bergerak kearah rangsangan maka gerakan tersebut dikatakan sebagai gerak tropisme positif /
sedangkan jika gerakan yang dilakukan tumbuhan mengarah ke arah yang berlawanan dari
rangsangan maka gerakan dari tumbuhan tersebut disebut sebagai gerakan tropisme negatif.
Gerakan pada tumbuhan terjadi pada semua bagian dari organ tumbuhan mulai dari akar, daun,
cabang, sulur serta kuncup bunga yang melakukan pergerakan sesuai jenisnya. Pergerakan akar
pada tanaman merupakan contih dari gerak geotropisme dimana akar mengalami pergerakan
kebawah atau mengikuti arah rangsangan dari gravitasi disebut sebagai gerak geotropisme positif
sedangkan tumbuhnya batang keatas merupakan contoh dari gerak geotropisme negatif karena
menjauhi arah rangsangan dari gravitasi.
Pergerakan tumbuhan mengikuti arah rangsangan dari gravitasi sangat menarik untuk
dilihat bagaimana gravitasi dapat memberi suatu pergerakan pada pertumbuhan tanaman,
sehingga perlu dilakukan suatu praktikum dengan judul pergerakan tumbuhan dan perkembangan
secara geotropisme yang diamati pada tumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus). Dimana
tumbuhan kecambah kacang hijau memiliki akar yang panjang yang bisa digunakan untuk
melihat jalannya gerakkan geotropisme yang terjadi pada tumbuhan terutama pada bagian akar
tumbuhan.
Oleh karena itu dilakukanlah praktikum Fisiologi tumbuhan yang berjudul Geotropisme
untuk mengetahui pengaruh gravitasi terhadap arah tumbuh pada kecambah Phaseolus radiatus.
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang diambil dalam
pelaksanaan praktikum ini yaitu bagaimana geotropisme yang terjadi pada tumbuhan Phaseolus
radiatus ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dílakukanhya praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
gravitasi terhadap arah tumbuh kecambah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gerak tropisme adalah suatu bagian dari gerak pada tumbuhan yang mana gerak bagian
tumbuhan arahnya dipengaruhi oleh adanya aran rangsangan, gerak tropisme tersebut dibedakan
berdasarkan arah rangsangan yaitu fototropisme rangsangan dari cahaya, geotropisme rangsangan
dari gaya gravitasi, tignmotropisme rangsangan dari sentuhan, hidrotropisme rangsangan dari air
dan kemotropisme adalah rangsangan yang terjadi dari zat kimia. Adapun contoh dari masing
masing rangsangan yaitu pada fototropisme yaitu gerakan dari ujung batang kearah cahaya
matahari, geotropisme misalnya gerakan tumbuh akar menuju pusat bumi, trigmitropisme
dicontohkan dengan gerakan melilitnya sulur dari tanaman markisa, timun, sirih. Sedangkan
hodrotropisme contohnya adalah akar akan bergerak menuju sumber air dan untuk kemotropisme
yaitu contohnya gerak akar menuju pupuk (Purwendri, 2013).
Menurut Hasnunidah dan Suwandi (2016) gerakan tumbuhan dalam merespon tumbuhan
terhadap rangsangan dari luar disebut sebagai gerak tropisme, respon terhadap rangsangan
gravitasi yaitu akar yang tumbuh kebawah dan batang tumbuh ke atas. Bagian yang menerima
rangsangan gravitasi adalah tudung akar dan pucuk batang. Gravitasi akan menyebabkan
akumulasi penghambat lebih banyak pada bagian bawah zat tumbuhansehingga akan
meninkatkan penghambatan pertumbuhan, sehingga bagian atas akan tumbuh lebih cepat karena
zat penghambatnya lebih sedikit dan akar akan membengkok kebawah. Gravitasi diterima oleh
sel tumbuhan melalui 2 cara yaitu menerima perbedaan tekanan pada sel akibata dari distribusi
partikel-partikel ringan dan beratyang tidak merata di dalam sel selanjutnya yaitu timbulnya
tekanan akibat adanya fluktuasi perubahan status air yang berada di dalam sel yang akan
mengakibatkan tekanann yang disebabkan oleh kandungan sel.
Akar merupakakan organ yang berperan penting pada saat tanaman merespons
kekurangan yaitu kekurangan air dengan cara mengurangi suatu laju transpirasi untuk menghemat
air. Pada umumnya tanah akan mengering dari permukaan tanah hingga ke lapisan tanah bawah
ini terjadi selama musim kemarau. Keadaan ini akan menghambat pertumbuhan pada akar di
lapisan tanah yang paling dangkal, karena sel-selnya tidak dapat mempertahankan turgor yang
dimana ini sangat diperlukan untuk pemanjangan. Akar yang terdapat di lapisan tanah lebih dalam
masih dikelilingi oleh tanah yang lembab, sehingga dimana akar tersebut akan terus tumbuh
menerus. Dengan demikian sistem akar akan memperbanyak diri dengan cara memaksimumkan
pemaparan air tanah ( Ai dan Torey, 2013). Menurut Santoso dkk (2012) akar memiliki
kandungan selulosa dan lignin yang terkandung di dalam sel-sel penyusun jaringan, maka dinding
sel lebih mendepositkan senyawa selulosa dan lignin dalam jumlah yang relative besar. Arah
tumbuh akar pokok geotropisme tidak dipengaruhi oleh kondisi cekaman, arah pertumbuhan akar
lebih banyak dipengaruhi oleh distribusi amioplas, kadar dan distribusi auksin bebas maupun
terkonjugasi dan interferensi cahaya.
Cahaya merupakan usur terpenting dalam kehidupan. Tumbuhan membutuhkan cahaya
untuk berfotosntesis. Fotosintesis merupakan proses yang terjadi dalam tumbuhan untuk
menghasilkan makanan yang dapat membantu dalam petumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun
kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat
perkecambahan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi |dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan bewarna pucat (tidak
hijau). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi
auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan (Haryadi dkk, 2017).
METODE PENELITIAN
3.1.1 Alat
- Nampan
- Lempeng kaca
- Pisau
- Karet gelang
- Penggaris
- Alat tulis
3.1.2 Bahan
- Kecambah Phaseolus radiatus
Selain itu dilakukan pengamatan terhadap batang dari kecambah dan didapatkan hasil
yaitu pada batang yang terletak secara vertikal ataupun horizontal mengalami pemanjangan ke
arah vertikal sedangkan yang terletak di bidang horizontal batangnya mengalami pembengkokan
ke arah vertikal, pembengkokan oleh batang kecambah inilah yang disebut sebagai geotropisme
negatif atau gerakan batang yang berlawanan dari arah rangsangan gravitasi dan menuju ke arah
atas merupakan bentuk dari pergerakan geotropisme negatif. Dari pergerakan yang terjadi pada
kecambah Phaseolus radiatus dapat dilihat pergerakan yang terjadi pada tumbuhan atau tropisme
dimana tumbuhan bergerak mengikuti arah rangsangan yaitu arah rangsangan gravitasi maka
disebut sebagai geotropisme dan arah akar yang mengikuti arah rangsangan gravitasi dengan
tumbuh memanjang kearah bawah atau ke arah gravitasi yang dibuktikan dengan meletakkan
bagian akar tumbuhan secara horizontal atupun secara vertikal namun akar tetap mengalami
tumbuh ke arah bawah atau kearah rangsangan dari gravitasi bumi hal ini yang disebut sebagai
geotropisme positif yaitu pertumbuhan bagian tumbuhan yang bergerak kearah rangsangan dan
tidak berlawanan dengan arah rangsangan.
Untuk pergerakan dari batang yang menuju ke bagian atas atau tidak kearah bawah maka
pertumbuhan batang yang bergerak menjauhi sumber rangsangan gaya gravitasi bumi merupakan
gerak geotropisme negatif karena gerakan dari batang yang menjauhi sumber rangsangan
gravitasi hal ini juga dipengaruhi oleh rangsangan dari cahaya atau dari fototropisme positif pada
batang. Menurut Arteca (1996) yang mengatakan bahwa arah pertumbuhan akar adalah
geotropisme positif dikarenakan pertumbuhan akar mengarah ke bawah yaitu mengarah ke pusat
bumi sedangkan pertumbuhan batang merupakan geotropisme negatif dikarenakan arah
pertumbuhan mengarah ke atas berlawanan dengan gravitasi bumi.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah diperoleh maka dapat diambil kesimpulan bahwa
geotropisme merupakan salah satu gerak tumbuhan yang arah geraknya dipengaruhi oleh
gravitasi bumi. Pada praktikum ini kecambah kacah hijau (Phaeolus radiatus) yang dipotong
akarnya menunjukkan pertumbuhan akar kearah bawah yang menunjukkan bahwa akar mengarah
ke pusat bumi yang artinya tumbuhan tersebut mengalami gerak geotropisme.
DAFTAR PUSTAKA
Ai, N.S dan Torey, P. 2013. Karakter Morfologi Akar Sebagai Indikator Kekurangan Air Pada
Tanaman (Root morphological characters as water-deficit indicators in plants). Jurnal
Bioslogos. Vol 3(1): 1-9.
Arteca, R.N. 1996. Plant Growth Substances Principles and Applicaton. New York:
Champman&Hall.
Asbur, Y. 2017. Peran Fotoreseptor Pada Tropisme Tanaman Sebagai Respon Terhadap
Cahaya. Jurnal Agriland. Vol 6(2): 92-100.
Haryadi, R., Darmiyana., E.E.S. Asih., E.S. Masitoh., I.N. Afriyanti., N.D. Anggriani dan F.
Wijayanti. Karakteristik Cabai Merah Yang Dipengaruhi Cahaya Matahari. Jurnal
Gravity. Vol. 3(1): 16-22.
Hapsari, L. 2011. Perilaku Geotropisme dan Orientasi Tandan Buah pada Beberapa Kultivar
Pisang Indonesia. Jurnal Hayati. Vol 7(1) : 119-123.
Purwendri, R., 2013. Penggunaan Media Pembelajaran dengan Program Berbasis Lectora untuk
Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPA Konsep Gerak Tropisme pada Siswa Smp
Kelas VIII. Jurnal Imiah Guru. Vol 2(1) : 12-18.
Santoso, A.M., L. Riska dan M. Rizal. 2012. Pengaruh Cekaman Salinitas Terhadap Morfologi
Akar Terung Kopek Lokal. Jurnal Biologi. Vol 9(1): 569-573.
Tuiyo, R. 2016. Budidaya Alga Laut (Kappaphycusalvarezii) dalam Kantong Plastik dengan
Menggunakan Teknologi Basbingro. Gorontalo : UNG Press.
Umoh, O. T., Uyoh, V. E dan Effiong, E. B. 2020. Review on the Root, Stem and Leaf Initiations
in Plants. Asian Plant Research Journal. Vol 5(3): 1-16.
Sebelum
Sesudah
LAMPIRAN