Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Nama: Buldan
NIM: F1G322038
UNIVERSITAS JAMBI
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan Makalah Review Literature Teknik
Observasi Mikroorganisme.
Penulisan makalah ini merupakan tugas individu yang diberikan oleh Ibu Zuli,
dosen mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan. Dalam penyusunan makalah ini Saya
mendapatkan banyak informasi dan inspirasi dari berbagai sumber jurnal.
Jambi, 04
September 2023
Buldan
BAB I
PENDAHULUAN
Mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan fungi, adalah makhluk hidup yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Namun, pemahaman dan
pengamatan mikroorganisme menjadi sangat penting dalam berbagai bidang ilmu,
termasuk mikrobiologi, bioteknologi, kedokteran, pertanian, dan lingkungan. Oleh
karena itu, pengembangan teknik observasi mikroorganisme adalah langkah yang
sangat penting untuk memahami, mengendalikan, dan memanfaatkan
mikroorganisme dengan lebih baik.
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air tersebut
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya. Sungai adalah alur atau wadah air alami atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan
dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. (Anisafitri et al., 2020).
BAB III
PEMBAHASAN
Pada jurnal yang berjudul Analisis Total Bakteri Coliform Sebagai Indikator
Pencemaran Air Pada Sungai Unus lombok Jurnal ini membahas penelitian mengenai
bakteri coliform sebagai indikator pencemaran air di Sungai Unus, yang terletak di
Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram, Indonesia. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif eksploratif yang melibatkan pengambilan sampel air dari 9 titik
sampling di sepanjang Sungai Unus. Sampel air kemudian dianalisis untuk
mengidentifikasi tingkat kontaminasi bakteri koliform. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa Sungai Unus telah mengalami pencemaran oleh bakteri koliform
dengan total koliform dan koliform fekal melebihi ambang batas yang ditetapkan
untuk kualitas air permukaan kelas II-IV. Sumber pencemaran bakteri koliform
berasal dari limbah rumah tangga, perilaku buang air besar sembarangan masyarakat
di sungai, dan cemaran dari kotoran hewan ternak. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kualitas air Sungai Unus sangat rendah dan tidak memenuhi standar kualitas
air yang ditetapkan. Pencemaran air ini dapat membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah pencemaran air di Sungai Unus. Kesimpulannya, penelitian ini
mengungkapkan bahwa bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran air yang efektif dan perlu adanya upaya perlindungan dan pengelolaan
sungai ini agar kualitas airnya dapat ditingkatkan.
Adapun Perbedaan dari ketiga jurnal diatas dimana Lokasi dan Wilayah
Penelitian: Jurnal pertama membahas Kabupaten Bangkalan di Jawa Timur,
sementara jurnal kedua membahas Semarang, dan jurnal ketiga berfokus pada
Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram. Ini menunjukkan perbedaan dalam
lokasi penelitian dan masalah kualitas air yang dihadapi.
Konflik pada ketiga jurnal ditas yaitu Konflik utama yang muncul adalah
bahwa kualitas air di beberapa lokasi (Sungai Plumbon dan Sungai Unus) tidak
memenuhi standar kualitas air yang ditetapkan, sementara di Kabupaten Bangkalan,
kualitas air Sepuluh Kabupaten Bangkalan dianggap cukup baik dari segi bakteri
coliform meskipun beberapa parameter lain tidak memenuhi standar. Ini
menunjukkan adanya konflik antara tingkat pencemaran aktual dan standar yang telah
ditetapkan. Dalam dua jurnal terakhir (Sungai Plumbon dan Sungai Unus),
pencemaran air diidentifikasi sebagai berpotensi membahayakan kesehatan manusia
dan lingkungan sekitarnya. Ini menciptakan konflik antara perlindungan kesehatan
dan lingkungan dengan praktik pencemaran yang ada.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari ketiga jurnal tersebut menggambarkan masalah pencemaran
bakteri coliform di berbagai lokasi dengan sumber pencemaran yang berbeda.
Mereka memiliki kesamaan dalam penggunaan bakteri coliform sebagai indikator
pencemaran air dan pengukuran parameter tertentu, tetapi memiliki perbedaan
dalam hasil penelitian dan tingkat pencemaran. Konflik utama muncul dalam
kualitas air yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan dan dampak
negatifnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Anisafitri, J., Khairuddin, K., & Rasmi, D. A. C. (2020). Analisis Total Bakteri
Coliform Sebagai Indikator Pencemaran Air Pada Sungai Unus Lombok. Jurnal
Pijar Mipa, 15(3), 266-272.
Avenda, DP (2019). Analisis Kualitas Perairan BerdasarkanTotal Bakteri Coliform di
Sungai Plumbon, Semarang. Jurnal Of Maquares 8(3),211-220.
Khairuddin, K., Yamin, M., & Syukur, A. (2019). Pelatihan Tentang Penggunaan Ikan
Sebagai Indikator dalam Menentukan Kualitas Air Sungai di Ampenan Tengah
Mataram. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2(1).
Saputri, ET, & Efendy, M. (2020). Kepadatan Bakteri Coliform Sebagai Indikator
Pencemaran Biologis Di Perairan Pesisir Sepuluh Kabupaten Bangkalan. Remaja:
Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan , 1 (2), 243-249.
Trisna, Y. (2018). Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan Masyarakat di Sekitar Pabrik
Gula Watoetoelis. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(2), 220-230.