You are on page 1of 12

MAKALAH REVIEW LITERATURE

TEKNIK OBSERVASI MIKROORGANISME

Disusun Oleh:

Nama: Buldan

NIM: F1G322038

Dosen Pengampu: Zuli Rodhiyah, S.Si., M.T.

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan Makalah Review Literature Teknik
Observasi Mikroorganisme.

Penulisan makalah ini merupakan tugas individu yang diberikan oleh Ibu Zuli,
dosen mata kuliah Mikrobiologi Lingkungan. Dalam penyusunan makalah ini Saya
mendapatkan banyak informasi dan inspirasi dari berbagai sumber jurnal.

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu Saya dalam membuat makalah ini. Saya tahu bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu Saya mohon bimbingannya untuk menjadikan
makalah ini menjadi lebih sempurna.

Jambi, 04
September 2023

Buldan
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik.


Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu
pendukung kimia, fisika dan biokimia. Mirobiologi sering disebut ilmu praktek dari
biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan
mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan,
mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian.

Awal perkembangan ilmu mikrobiologi dimulai sejak ditemukan mikroskop.


Dunia jasad renik baru ditemukan 300 tahun yang lalu. Penemu mikroskop pertama
adalah Antony Van Leeuwenhoek (1632-1732), dia adalah seorang mahasiswa ilmu
pengetahuan alam berkebangsaan Belanda yang memiliki hobi mengasah lensa.
Mikroskop Leewenhoek mempunyai pembesaran hingga 300 kali. Dia menyebutkan
adanya “animalculus” sebuah makhluk asing dari air yang dilihat dengan mikroskop
buatannya. Kemudian penemuan Leeuwenhoek disampaikan kepada “ royal society”
di Inggris antara tahun (1674-1683) ia melaporkan hal-hal yang diamatinya kepada
lembaga tersebut. Robert Hooke (1635-1703) sebagai salah seorang anggota “ Royal
Society”, menyatakan bahwa penemuan Leeuwehoek dalam mikroskop buatannya
adalah protozoa, spora, jamur, dan sel tumbuhan.

Mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan fungi, adalah makhluk hidup yang
terlalu kecil untuk dilihat dengan mata telanjang. Namun, pemahaman dan
pengamatan mikroorganisme menjadi sangat penting dalam berbagai bidang ilmu,
termasuk mikrobiologi, bioteknologi, kedokteran, pertanian, dan lingkungan. Oleh
karena itu, pengembangan teknik observasi mikroorganisme adalah langkah yang
sangat penting untuk memahami, mengendalikan, dan memanfaatkan
mikroorganisme dengan lebih baik.

Teknik observasi mikroorganisme merupakan fondasi penelitian mikrobiologi


dan disiplin ilmu terkait lainnya. Penemuan dan pemahaman tentang mikroorganisme
baru dan sifat-sifatnya sangat bergantung pada teknik-teknik observasi yang
berkembang. Di bidang kedokteran, teknik observasi mikroorganisme sangat penting
dalam pengembangan obat-obatan dan vaksin untuk melawan penyakit-penyakit
menular yang disebabkan oleh mikroorganisme. Dalam pertanian, observasi
mikroorganisme membantu dalam pengendalian penyakit tanaman, peningkatan
produktivitas, dan pengembangan metode pertanian berkelanjutan. Dalam industri
pangan, pemahaman tentang mikroorganisme sangat penting untuk memastikan
keamanan pangan dan mengendalikan proses fermentasi dalam produksi makanan
dan minuman. Teknik observasi mikroorganisme membantu dalam memantau dan
menganalisis mikroorganisme dalam lingkungan alami. Hal ini penting untuk
pemantauan kualitas air, tanah, dan udara, serta konservasi sumber daya alam.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu bagaimana teknik observasi
mikroorganisme pada bakteri coliform digunakan dalam upaya konservasi lingkungan
dan pemantauan kualitas lingkungan?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui teknik observasi
mikroorganisme pada bakteri coliform digunakan dalam upaya konservasi lingkungan
dan pemantauan kualitas lingkungan
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

2.1 Pengertian Air dan Sungai

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu sumber daya air tersebut
harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya. Sungai adalah alur atau wadah air alami atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan
dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan. (Anisafitri et al., 2020).

2.2 Pencemaran Air Sungai

Pencemaran sungai masih menjadi persoalan di berbagai negara, khususnya di


negara berkembang termasuk Indonesia. Keterbatasan infrastruktur dan sumberdaya
manusia disertai sistem monitoring dan penegakan hukum yang lemah menyebabkan
tingkat pencemaran sungai semakin tercemar. Menurut Anisafitri et al (2020).,
Pencemaran merupakan hal senantiasa dihadapi manusia saat ini terutama
pencemaran air. Pencemaran air dapat berasal dari sampah, limbah cair serta bahan
pencemar lain seperti dari pupuk, pestisida, penggunaan detergen sebagai bahan
pembersih, penggunaan bahan pembungkus yang menghasilkan banyak limbah dan
sebagainya. Air yang tercemar oleh limbah organik, terutama limbah yang berasal
dari industri olahan bahan makanan, merupakan tempat yang subur untuk
berkembangbiaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen. Mikroba patogen
yang berkembang biak dalam air tercemar yang menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit sangat banyak dan semuanya merupakan penyakit yang dapat menular
dengan mudah (Trisna, 2018).

2.3 Bakteri Coliform

Bakteri coliform merupakan jenis bakteri yang mampu digunakan sebagai


indikator keberadaan bakteri-bakteri lain. Penentuan coliform sebagai indikator
pencemaran dengan melihat dari jumlah koloninya bakteri yang pasti berkolerasi
positif dengan adanya keberadaan bakteri-bakteri pathogen, analisa coliform lebih
cepat dan murah dari pada analisis jenis bakteri-bakteri lain. Rendahnya keberadaan
bakteri coliform pada perairan menunjukan semakin baiknya kualitas perairan
tersebut. Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang dapat digunakan sebagai
indikator polusi kotoran dan salinitas yang tidak baik terhadap perairan. Bakteri
coliform meliputi semua bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak berbentuk
spora dan pada suhu 37oC dalam waktu kurang dari 48 jam dapat memfermentasi
laktosa dengan memproduksi gas dan asam. Bakteri coliform suatu kelompok bakteri
yang bersumber pada kotoran manusia dan hewan yang terdapat dalam jumlah
banyak, menjadikan bakteri ini sering dipakai sebagai indikator dari kualitas makanan
dan perairan. Bakteri yang termasuk dari golongan coliform memiliki toksik yang
mampu menyebabkan gangguan dalam sistem pencernaan (Endang & Efendy, 2020).

BAB III
PEMBAHASAN

Pada jurnal yang berjudul Kepadatan Bakteri Coliform Sebagai Indikator


Pencemaran Biologis Di Perairan Pesisir Sepuluh Kabupaten Bangkalan. Jurnal ini
membahas permasalahan pencemaran bakteri coliform di wilayah pesisir Kabupaten
Bangkalan, khususnya di tiga stasiun penelitian: Prancak, Labuhan, dan Lembung
Paseser. Pencemaran ini terkait dengan faktor alam, interaksi masyarakat, dan
dampak antropogenik. Bakteri coliform adalah indikator pencemaran yang penting
karena dapat menunjukkan tingkat kontaminasi tinja manusia dan hewan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kondisi fisik dan kimia perairan seperti suhu, pH, dan
salinitas sebagian sesuai dengan standar baku mutu, tetapi kadar oksigen terlarut
(DO) tidak memenuhi standar. Meskipun demikian, semua stasiun penelitian
memiliki potensi pertumbuhan bakteri coliform. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
jumlah bakteri coliform dalam perairan berkisar antara 500-800 koloni/ml, sementara
sedimen memiliki nilai antara 27-120 MPN/g. Nilai-nilai ini berada di bawah batas
baku mutu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, kondisi biologis perairan Sepuluh
Kabupaten Bangkalan dapat dianggap cukup baik dari segi bakteri coliform.

Pada jurnal yang berjudul Analisis Kualitas Perairan Berdasarkan Total


Bakteri Coliform Di Sungai Plumbon, Semarang. jurnal ini membahas analisis
kualitas perairan Sungai Plumbon, yang terletak di daerah Mangkang Kulon,
Semarang. Sungai ini berperan penting sebagai saluran irigasi dan digunakan oleh
nelayan. Sayangnya, sungai ini terkena dampak pencemaran akibat limbah industri
rumahan dan rumah tangga yang dibuang ke dalamnya, mengakibatkan penurunan
kualitas air. Untuk mengevaluasi kualitas air Sungai Plumbon, penelitian ini berfokus
pada pengukuran total bakteri Coliform sebagai indikator mikrobiologi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi total bakteri Coliform, menghubungkannya dengan
kandungan nitrat dan bahan organik total, serta menentukan tingkat pencemaran dan
indeks pencemaran di sungai tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah observasi dengan pengambilan
sampel air dilakukan secara purposive sampling pada tiga stasiun pengamatan yang
berbeda di sepanjang sungai. Pengukuran meliputi parameter seperti suhu, pH,
salinitas, kecepatan arus, oksigen terlarut (DO), nitrat, dan bahan organik total.
Pengujian kualitas air dilakukan di laboratorium menggunakan berbagai metode
analisis, termasuk metode MPN untuk mengukur total bakteri Coliform. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kepadatan rata-rata total bakteri Coliform di Sungai
Plumbon berkisar antara 5.566 hingga 1.203.333 MPN/100 ml. Keberadaan total
bakteri Coliform memiliki hubungan yang lemah dengan kandungan nitrat dan bahan
organik total di sungai ini. Kepadatan bakteri Coliform dan tingkat pencemaran yang
diukur di setiap stasiun tidak memenuhi standar kelas II, dan sungai ini dikategorikan
sebagai tercemar ringan hingga sedang. Penelitian ini memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang kualitas air Sungai Plumbon berdasarkan total bakteri Coliform,
yang penting untuk memahami dampak pencemaran di daerah tersebut.

Pada jurnal yang berjudul Analisis Total Bakteri Coliform Sebagai Indikator
Pencemaran Air Pada Sungai Unus lombok Jurnal ini membahas penelitian mengenai
bakteri coliform sebagai indikator pencemaran air di Sungai Unus, yang terletak di
Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram, Indonesia. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif eksploratif yang melibatkan pengambilan sampel air dari 9 titik
sampling di sepanjang Sungai Unus. Sampel air kemudian dianalisis untuk
mengidentifikasi tingkat kontaminasi bakteri koliform. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa Sungai Unus telah mengalami pencemaran oleh bakteri koliform
dengan total koliform dan koliform fekal melebihi ambang batas yang ditetapkan
untuk kualitas air permukaan kelas II-IV. Sumber pencemaran bakteri koliform
berasal dari limbah rumah tangga, perilaku buang air besar sembarangan masyarakat
di sungai, dan cemaran dari kotoran hewan ternak. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kualitas air Sungai Unus sangat rendah dan tidak memenuhi standar kualitas
air yang ditetapkan. Pencemaran air ini dapat membahayakan kesehatan manusia dan
lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, perlu tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah pencemaran air di Sungai Unus. Kesimpulannya, penelitian ini
mengungkapkan bahwa bakteri coliform dapat digunakan sebagai indikator
pencemaran air yang efektif dan perlu adanya upaya perlindungan dan pengelolaan
sungai ini agar kualitas airnya dapat ditingkatkan.

Dalam ketiga jurnal diatas sama-sama membahas tentang Pencemaran Bakteri


Coliform dan Penggunaan Bakteri Coliform sebagai Indikator. Kesamaan pada ketiga
jurnal diatas yaitu Pencemaran Akibat Limbah pencemaran air disebabkan oleh
limbah rumah tangga dan limbah industri rumahan. Hal ini menunjukkan kesamaan
dalam sumber pencemaran di kedua lokasi serta Penggunaan Parameter yang Sama:
Semua jurnal mengukur parameter seperti suhu, pH, salinitas, oksigen terlarut (DO),
dan bakteri coliform sebagai bagian dari analisis kualitas air. Ini merupakan
kesamaan dalam metode penelitian yang digunakan.

Adapun Perbedaan dari ketiga jurnal diatas dimana Lokasi dan Wilayah
Penelitian: Jurnal pertama membahas Kabupaten Bangkalan di Jawa Timur,
sementara jurnal kedua membahas Semarang, dan jurnal ketiga berfokus pada
Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram. Ini menunjukkan perbedaan dalam
lokasi penelitian dan masalah kualitas air yang dihadapi.

Hasil penelitian dari ketiga jurnal menunjukkan perbedaan dalam tingkat


pencemaran dan kualitas air di setiap lokasi. Misalnya, Sungai Plumbon
dikategorikan sebagai tercemar ringan hingga sedang, sementara Sungai Unus
mengalami pencemaran yang lebih parah. Meskipun ada kesamaan dalam sumber
pencemaran limbah rumah tangga, setiap jurnal juga mencatat sumber pencemaran
yang khusus untuk lokasi penelitian tersebut. Contohnya, Sungai Unus mencatat
cemaran dari kotoran hewan ternak sebagai salah satu sumber pencemaran.

Konflik pada ketiga jurnal ditas yaitu Konflik utama yang muncul adalah
bahwa kualitas air di beberapa lokasi (Sungai Plumbon dan Sungai Unus) tidak
memenuhi standar kualitas air yang ditetapkan, sementara di Kabupaten Bangkalan,
kualitas air Sepuluh Kabupaten Bangkalan dianggap cukup baik dari segi bakteri
coliform meskipun beberapa parameter lain tidak memenuhi standar. Ini
menunjukkan adanya konflik antara tingkat pencemaran aktual dan standar yang telah
ditetapkan. Dalam dua jurnal terakhir (Sungai Plumbon dan Sungai Unus),
pencemaran air diidentifikasi sebagai berpotensi membahayakan kesehatan manusia
dan lingkungan sekitarnya. Ini menciptakan konflik antara perlindungan kesehatan
dan lingkungan dengan praktik pencemaran yang ada.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari ketiga jurnal tersebut menggambarkan masalah pencemaran
bakteri coliform di berbagai lokasi dengan sumber pencemaran yang berbeda.
Mereka memiliki kesamaan dalam penggunaan bakteri coliform sebagai indikator
pencemaran air dan pengukuran parameter tertentu, tetapi memiliki perbedaan
dalam hasil penelitian dan tingkat pencemaran. Konflik utama muncul dalam
kualitas air yang tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan dan dampak
negatifnya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA

Anisafitri, J., Khairuddin, K., & Rasmi, D. A. C. (2020). Analisis Total Bakteri
Coliform Sebagai Indikator Pencemaran Air Pada Sungai Unus Lombok. Jurnal
Pijar Mipa, 15(3), 266-272.
Avenda, DP (2019). Analisis Kualitas Perairan BerdasarkanTotal Bakteri Coliform di
Sungai Plumbon, Semarang. Jurnal Of Maquares 8(3),211-220.
Khairuddin, K., Yamin, M., & Syukur, A. (2019). Pelatihan Tentang Penggunaan Ikan
Sebagai Indikator dalam Menentukan Kualitas Air Sungai di Ampenan Tengah
Mataram. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2(1).
Saputri, ET, & Efendy, M. (2020). Kepadatan Bakteri Coliform Sebagai Indikator
Pencemaran Biologis Di Perairan Pesisir Sepuluh Kabupaten Bangkalan. Remaja:
Jurnal Ilmiah Kelautan dan Perikanan , 1 (2), 243-249.
Trisna, Y. (2018). Kualitas Air dan Keluhan Kesehatan Masyarakat di Sekitar Pabrik
Gula Watoetoelis. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 10(2), 220-230.

You might also like