Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Chaetopoda dan ordo Oligochaeta. Menurut Jhon (2007) famili dari ordo ini
Binatos,
Secara sistematik, cacing tanah bertubuh tanpa kerangka yang tersusun oleh
segmen-segmen fraksi luar dan fraksi dalam yang saling berhubungan secara
5
6
berpigmen tipis (lapisan daging semu di bawah kulit) kecuali pada dua segmen
Warna cacing tanah tergantung pada ada tidaknya dan jenis pigmen yang
dimilikinya. Sel atau butiran pigmen ini berada didalam lapisan otot dibawah
kulitnya. Paling tidak sebagian warna juga disebabkan oleh adanya cairan
kulomik kuning. Warna pada bagian dada dan perut umumnya lebih muda dari
berwarna sama. Cacing tanah yang tanpa atau berpigmen sedikit, jika berkulit
kutikulanya sangat iridescent, seperti pada Lumbricus dan drobaena maka akan
Kandungan gizi yang dimiliki oleh cacing tanah cukup tinggi, terutama
kandungan proteinnya yang mencapai 64-76% dan dinyatakan lebih tinggi dari
7
sumber protein lainnya, misalnya daging (65%) dan kacang kedelai (45%). Hal
ini menjadi salah satu alasan di Jepang, Hongaria, Thailand, Filipina, dan
selain digunakan untuk ramuan obat dan bahan kosmetik (Sajuthi et al, 2003).
Selain memiliki daya hambat terhadap bakteri patogen, tepung cacing tanah
juga banyak mengandung protein, yaitu 65,63% dari bahan kering (BK)
menghambat bakteri Gram positif maupun negatif (broad spectrum). Selain itu,
2009).
dan terbukti dapat menghambat bakteri patogen. Zat-zat aktif itu antara lain
berupa glikoprotein G-90 dan fetidin dari cacing tanah (Liu et al, 2004).
semua cacing tanah. G-90 glikoprotein terdapat pada cacing jenis E.feotida dan
Staphylococcus sp.
2.1.4. Habitat
jumlah besar. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun-
daun gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Kondisi tanah
yang dibutuhkan agar dapat tumbuh dengan baik yaitu tanah yang sedikit asam
Suhu lingkungan yang dibutuhkan adalah sekitar 15-25 oC, suhu yang lebih
tinggi dari 25oC masih baik asal ada tempat yang cukup dan kelembapan
Phylum : Eubacteria
Class : Prateobacteria
Ordo : Eubacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
9
motil dan patogenik (Hawley, 2003). Salmonella typhi bergerak dengan flagela
peritrik, tidak bersimpai, tidak memiliki fimbria, dan tidak membentuk spora,
serta memiliki kapsul (Radji, 2010). Dinding selnya terdiri atas murein,
dan panjang 1-3 μm. Besar koloni dalam media pembenihan rata-rata 2-4 mm.
koloni Salmonella berbentuk bulat, kecil dan tidak berwarna, sedangkan pada
Salmonella thypi tumbuh pada suasana aerob dan anaerob fakultatif, pada
Salmonella typhi memiliki gerak positif, dapat tumbuh dengan cepat pada
memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi manitol dan sorbitol, dan
Salmonella thypi tidak tumbuh pada larutan KCN, hanya sedikit membentuk gas
H2S, dan tidak membentuk gas pada fermentasi glukosa. Salmonella akan mati
pada suhu 56oC dan pada keadaan kering, sedangkan didalam air Salmonella
dapat bertahan selama 4 minggu. Bakteri ini dapat hidup subur dalam media
digunakan untuk mengisolasi Salmonella dari tinja dalam media (Radji, 2010).
2.2.3 Patogenesis
Respon hospes terhadap infeksi dapat berupa terganggunya fungsi tubuh yang
yang disebabkan oleh pengaruh toxin yang virulen. Toxin tersebut dapat
diterima oleh reseptor sel yang berbahan dasar glycoprotein. Penularan bakteri
Salmonella typhi dapat melalui jari tangan atau kuku. Apabila orang tersebut
makan maka bakteri Salmonella typhi dapat masuk ke tubuh orang sehat melalui
biasanya terjadi pada anak-anak dan penderita yang memiliki sistem pertahanan
mengalami gejala demam, diare, yang sangat parah sehingga harus dirawat di
rumah sakit. Gejala ini berlangsung selama 7 hari. Menurut Radji (2010)
sel limfoid.
patogen bagi manusia dan hewan. Infeksi Salmonella terjadi pada saluran cerna
dan terkadang menyebar lewat peredaran darah ke seluruh organ tubuh. Infeksi
Salmonella pada manusia bervariasi, yaitu dapat berupa infeksi yang dapat
sembuh sendiri (gastroenteritis), tetapi dapat juga menjadi kasus yang serius
Demam Tifoid merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus yang
dikenal dengan nama Tipes atau thypus, tetapi dalam dunia kedokteran disebut
reseptor yang ada di permukaan sel epitel usus. Setelah terjadi proses fagositosis
atau pinositosis bakteri oleh sel inang, bakteri akan berkoloni dan
Bakteri akan berkembang biak secara intraseluler dan masuk ke dalam kelenjar
persen. Kematian terjadi dari infeksi biasa, pneumonia, perdarahan usus, atau
perforasi usus (usus pecah). Dengan antibiotik dan perawatan suportif, angka
kematian telah dikurangi menjadi 1-2 persen. Dengan terapi antibiotik yang tepat,
biasanya ada perbaikan dalam waktu 1-2 hari dan pemulihan dalam waktu 7-10
infeksi berat akibat heophilus influenza, demam tifoid, meningitis, abses otak,
bakteremia dan infeksi berat lainnya. Dapat menurunkan demam lebih cepat dan
murah.
(KBM)
spektrum kerja, cara kerja dan ditentukan pula oleh konsentrasi hambat
14
minimum dari suatu zat yang mempunyai efek daya hambat pertumbuhan
a. Cara cair pada cara ini digunakan media cair yang telah ditambahkan zat
dalam jumlah yang sama. Respon zat uji ditandai dengan kejernihan atau
b. Cara padat pada cara ini digunakan media padat yang telah dicampur
dengan larutan zat uji dengan berbagai konsentrasi. Dengan cara ini satu
cawan petri dapat digores lebih dari satu jenis mikroba untuk
diklasifikasikan kuat jika nilai KHM < 100 µg/mL, sedang jika 100 >
KHM ≤ 625 µg/mL dan lemah jika nilai KHM > 625 µg/mL.
dari 0,1% dari jumlah koloni inokulum awal (original inoculum/ OI) pada
15