Professional Documents
Culture Documents
EMBRIOGENESIS TUMBUHAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Setruktur Perkembanagan
Tumbuhan 2”
Dosen pengampu : Lukluk Ibana, M.Pd
Kelompok 7
Aniza Haridha Zain 2022050300005
Taufiqurrahman 2022050300014
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu, kami
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan saran
membangun bagi makalah ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Konsep Embriogenesis................................................................................................2
B. Proses Embriogenesis Tumbuhan................................................................................3
C. Membedakan Embrio Dikotil dan Monokotil.............................................................6
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Embriogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan dan perkembangan
embrio dari sel atau jaringan induk yang berasal dari gamet, spor, atau somatik. Embrio
pada tumbuhan merupakan tahap awal dari siklus hidup tumbuhan, yang akan berlanjut
menjadi sporofit atau gametofit. Embriogenesis pada tumbuhan dapat terjadi secara alami
maupun buatan, dengan menggunakan berbagai teknik bioteknologi, seperti
embriogenesis somatik, embriogenesis zigotik, embriogenesis androgenetik,
embriogenesis ginegenetik, dan embriogenesis haploid.
Penelitian atau kajian mengenai embriogenesis pada tumbuhan memiliki berbagai
alasan, tujuan, dan manfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis. Secara teoritis,
embriogenesis pada tumbuhan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang mekanisme molekuler, genetik, dan fisiologis yang terlibat dalam proses
reproduksi, perkembangan, dan diferensiasi sel pada tumbuhan. Secara praktis,
embriogenesis pada tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti
perbanyakan tanaman secara massal, perbaikan kualitas dan keragaman tanaman,
konservasi tanaman yang terancam punah, dan produksi metabolit sekunder yang
bermanfaat bagi manusia.
Oleh karena itu, embriogenesis pada tumbuhan merupakan salah satu topik yang
menarik dan penting untuk dipelajari, karena berkaitan dengan berbagai aspek biologi,
seperti reproduksi, perkembangan, genetika, bioteknologi, dan evolusi. Embriogenesis
pada tumbuhan juga memiliki potensi yang besar untuk memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang biologi dan
pendidikan biologi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan embriogenesis?
2. Apa saja proses embriogenesis?
3. Apa saja perbedaan embrio dikotil dan monokotil?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep embriogenesis
2. Untuk mengetahui proses dari embriogenesis
3. Untuk mengetahui perbedaan embrio dikotil dan monokotil?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Embriogenesis
Embriogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan dan perkembangan
embrio tumbuhan dari sel-sel yang mengalami fertilisasi. Embrio tumbuhan adalah
tahap perkembangan tumbuhan yang terjadi di dalam biji, sebelum berkecambah
menjadi tumbuhan baru. Embrio tumbuhan memiliki organ-organ dasar seperti
kotiledon, plumula, dan radikula.
Pembelahan zigot menjadi dua sel, yaitu sel apikal dan sel basal. Sel apikal akan
berkembang menjadi embrio, sedangkan sel basal akan membentuk suspensor,
yaitu struktur yang menghubungkan embrio dengan endosperm atau jaringan
maternal.
Pembelahan sel apikal menjadi empat sel, yang disebut proembrio tetrad.
Proembrio tetrad kemudian membelah lagi menjadi delapan sel, yang disebut
proembrio oktan.
Pembelahan periklinal pada proembrio oktan, yaitu pembelahan sejajar dengan
permukaan luar, menghasilkan tiga lapisan sel, yaitu protoderm, meristem dasar,
dan prokambium. Protoderm akan membentuk epidermis, meristem dasar akan
membentuk jaringan dasar, dan prokambium akan membentuk jaringan
pengangkut.
Pembentukan organ-organ embrio, seperti kotiledon, hipokotil, plumula, dan
radikula. Kotiledon adalah daun lembaga yang berfungsi sebagai cadangan
makanan. Hipokotil adalah bagian batang di bawah kotiledon. Plumula adalah
tunas apikal yang akan membentuk pucuk. Radikula adalah akar embrio yang
akan membentuk akar primer.
2
Embriogenesis zigotik dapat bervariasi tergantung pada jenis tumbuhan,
misalnya pada dikotil (Capsella bursa pastoris) dan monokotil (Triticum)
Induksi sel somatik menjadi sel embriogenik, yaitu sel yang mampu membentuk
embrio. Sel somatik dapat berasal dari berbagai jaringan, seperti daun, batang,
akar, bunga, biji, atau kultur sel. Sel somatik diinduksi dengan memberikan
hormon tertentu, seperti auksin, sitokinin, atau giberelin, atau dengan memberikan
stres fisik, kimia, atau biologis.
Pembelahan sel embriogenik menjadi massa sel yang disebut kalus. Kalus adalah
jaringan yang tidak terdiferensiasi yang tumbuh pada luka atau tempat perlakuan.
Kalus dapat berwarna putih, kuning, hijau, atau merah, tergantung pada jenis sel
dan hormon yang digunakan.
Pembentukan embrio somatik dari kalus. Embrio somatik adalah embrio yang
terbentuk dari sel somatik tanpa melalui fertilisasi. Embrio somatik dapat
terbentuk secara langsung dari sel induk, atau secara tidak langsung melalui tahap
intermediat, seperti globular, jantung, atau torpedo. Embrio somatik memiliki
morfologi yang mirip dengan embrio zigotik, namun dapat memiliki variasi
genetik atau epigenetik.
Pemisahan dan perkecambahan embrio somatik menjadi tumbuhan. Embrio
somatik dapat dipisahkan dari kalus dengan cara mekanis atau enzimatis. Embrio
somatik kemudian ditanam pada media yang sesuai untuk merangsang
perkecambahan. Perkecambahan embrio somatik menghasilkan tumbuhan yang
identik dengan induknya, atau dapat juga berbeda karena mutasi atau rekombinasi.
3
B. Proses Embriogenesis Tumbuhan
1. Embriogenesis pada Dikotil (Capsella bursa pastoris)
Pada ke dua sisi embrio tahap jantung akan membelah lebih cepat
dibandingkan bagian tengah sehingga membentuk embrio tahap torpedo (Gambar
2.A). Pemanjangan ini terus terjadi membentuk embrio tahap kotiledon Suspensor
membantu embrio masuk kedalam endosperm untuk mendapatkan makanan
4
(Gambar 2. B). Embrio tahap kotiledon yang terus tumbuh akan melengkung
didalam ovulum (Gambar 2 C.) Disini dapat dilihat suspensor sudah mengecil.
5
pertumbuhannya lambat, dan tumbuh menjadi pemula epikotil/ initial apeks
(Gambar 3. I).
6
bawah kotiledon. Akhirnya, hipokotil berakhir dengan perkembangan embrio menjadi
struktur yang dikenal sebagai radikula yang merupakan akar masa depan. Radikel
adalah ujung akar yang ditutupi oleh tudung akar yang disebut kaliptra .
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Embriogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan dan perkembangan
embrio tumbuhan dari sel-sel yang mengalami fertilisasi. Embrio tumbuhan adalah tahap
perkembangan tumbuhan yang terjadi di dalam biji, sebelum berkecambah menjadi
tumbuhan baru. Embrio tumbuhan memiliki organ-organ dasar seperti kotiledon, plumula,
dan radikula. Embriogenesis pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
embriogenesis zigotik dan embriogenesis somatik.
Embrio monokotil merupakan embrio yang hanya terdapat satu kotiledon. Dalam
konteks famili rumput , ini disebut dengan scutellum . Kotiledon tunggal biasanya
terdapat di sisi lateral sumbu embrio. Selanjutnya, koleoptil adalah struktur yang
membungkus primordia daun.
Embrio dikotil adalah cikal bakal tumbuhan dikotil yang mengandung dua
kotiledon. Oleh karena itu, kedua kotiledon ini terdapat di kedua sisi sumbu
embrio. Plumula terdapat di bagian distal embrio. Hipokotil adalah wilayah yang berada
di bawah kotiledon. Akhirnya, hipokotil berakhir dengan perkembangan embrio menjadi
struktur yang dikenal sebagai radikula yang merupakan akar masa depan.
B. Saran
Diharapkan agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kepada pembaca tentang embriogenesis tumbuhan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr.Samanthi. (2018, April 23). Perbedaan Embrio Monokotil dan Dikotil. Difference Between.com.
Dwi Hasporo Yusnita. (2022). EMBRIOGENESIS SOMATIK IN VITRO UNTUK PERBANYAKAN KLONAL
DAN PEMULIAAN TANAMAN. LPPM UNILA- INSTITUTIONAL REPOSITORY, 65.