You are on page 1of 12

MAKALAH

EMBRIOGENESIS TUMBUHAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Setruktur Perkembanagan
Tumbuhan 2”
Dosen pengampu : Lukluk Ibana, M.Pd

Kelompok 7
Aniza Haridha Zain 2022050300005
Taufiqurrahman 2022050300014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MADURA
TAHUN AKADEMIK 2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatakan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-nya kami dapat menyelesaikan penyusuna makalah ini. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah limphkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan seluruh ummatnya hingga akhir
zaman.

Makalah ini berjudul Embriogenesis Tumbuhan yang bertujuan untuk memenuhi


tugas mata kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan 2 program studi pendidikan biologi
yang diampu oleh dosen Lukluk Ibana, M.Pd.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kesalahan, baik yang di sengaja maupun yang tidak disengaja. Oleh karena itu, kami
menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan saran
membangun bagi makalah ini. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pamekasan, Desember 2023

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................................II
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................................2
A. Konsep Embriogenesis................................................................................................2
B. Proses Embriogenesis Tumbuhan................................................................................3
C. Membedakan Embrio Dikotil dan Monokotil.............................................................6
BAB III......................................................................................................................................8
PENUTUP.............................................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................................8
B. Saran............................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Embriogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan dan perkembangan
embrio dari sel atau jaringan induk yang berasal dari gamet, spor, atau somatik. Embrio
pada tumbuhan merupakan tahap awal dari siklus hidup tumbuhan, yang akan berlanjut
menjadi sporofit atau gametofit. Embriogenesis pada tumbuhan dapat terjadi secara alami
maupun buatan, dengan menggunakan berbagai teknik bioteknologi, seperti
embriogenesis somatik, embriogenesis zigotik, embriogenesis androgenetik,
embriogenesis ginegenetik, dan embriogenesis haploid.
Penelitian atau kajian mengenai embriogenesis pada tumbuhan memiliki berbagai
alasan, tujuan, dan manfaat, baik dari segi teoritis maupun praktis. Secara teoritis,
embriogenesis pada tumbuhan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam
tentang mekanisme molekuler, genetik, dan fisiologis yang terlibat dalam proses
reproduksi, perkembangan, dan diferensiasi sel pada tumbuhan. Secara praktis,
embriogenesis pada tumbuhan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti
perbanyakan tanaman secara massal, perbaikan kualitas dan keragaman tanaman,
konservasi tanaman yang terancam punah, dan produksi metabolit sekunder yang
bermanfaat bagi manusia.
Oleh karena itu, embriogenesis pada tumbuhan merupakan salah satu topik yang
menarik dan penting untuk dipelajari, karena berkaitan dengan berbagai aspek biologi,
seperti reproduksi, perkembangan, genetika, bioteknologi, dan evolusi. Embriogenesis
pada tumbuhan juga memiliki potensi yang besar untuk memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang biologi dan
pendidikan biologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan embriogenesis?
2. Apa saja proses embriogenesis?
3. Apa saja perbedaan embrio dikotil dan monokotil?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep embriogenesis
2. Untuk mengetahui proses dari embriogenesis
3. Untuk mengetahui perbedaan embrio dikotil dan monokotil?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Embriogenesis
Embriogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan dan perkembangan
embrio tumbuhan dari sel-sel yang mengalami fertilisasi. Embrio tumbuhan adalah
tahap perkembangan tumbuhan yang terjadi di dalam biji, sebelum berkecambah
menjadi tumbuhan baru. Embrio tumbuhan memiliki organ-organ dasar seperti
kotiledon, plumula, dan radikula.

Embriogenesis pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

Embriogenesis zigotik, yaitu proses pembentukan embrio tumbuhan dari


zigot, yang merupakan hasil pertemuan antara gamet jantan dan gamet betina.
Embriogenesis zigotik terjadi pada tumbuhan yang berkembang biak secara seksual,
seperti angiospermae dan gymnospermae. Embriogenesis zigotik melibatkan beberapa
tahap, antara lain:

 Pembelahan zigot menjadi dua sel, yaitu sel apikal dan sel basal. Sel apikal akan
berkembang menjadi embrio, sedangkan sel basal akan membentuk suspensor,
yaitu struktur yang menghubungkan embrio dengan endosperm atau jaringan
maternal.
 Pembelahan sel apikal menjadi empat sel, yang disebut proembrio tetrad.
Proembrio tetrad kemudian membelah lagi menjadi delapan sel, yang disebut
proembrio oktan.
 Pembelahan periklinal pada proembrio oktan, yaitu pembelahan sejajar dengan
permukaan luar, menghasilkan tiga lapisan sel, yaitu protoderm, meristem dasar,
dan prokambium. Protoderm akan membentuk epidermis, meristem dasar akan
membentuk jaringan dasar, dan prokambium akan membentuk jaringan
pengangkut.
 Pembentukan organ-organ embrio, seperti kotiledon, hipokotil, plumula, dan
radikula. Kotiledon adalah daun lembaga yang berfungsi sebagai cadangan
makanan. Hipokotil adalah bagian batang di bawah kotiledon. Plumula adalah
tunas apikal yang akan membentuk pucuk. Radikula adalah akar embrio yang
akan membentuk akar primer.

2
Embriogenesis zigotik dapat bervariasi tergantung pada jenis tumbuhan,
misalnya pada dikotil (Capsella bursa pastoris) dan monokotil (Triticum)

Embriogenesis somatik, yaitu proses pembentukan embrio tumbuhan dari


sel-sel somatik atau sel-sel tubuh (bukan sel kelamin). Embriogenesis somatik terjadi
pada tumbuhan yang berkembang biak secara aseksual, seperti kultur jaringan.
Embriogenesis somatik terjadi secara buatan pada tumbuhan yang diinduksi dengan
perlakuan khusus, seperti hormon, stres, atau kultur jaringan. Embriogenesis somatik
dapat digunakan untuk menghasilkan tumbuhan transgenik, kloning, atau
mikropropagasi. Embriogenesis somatik melibatkan beberapa tahap, antara lain:

 Induksi sel somatik menjadi sel embriogenik, yaitu sel yang mampu membentuk
embrio. Sel somatik dapat berasal dari berbagai jaringan, seperti daun, batang,
akar, bunga, biji, atau kultur sel. Sel somatik diinduksi dengan memberikan
hormon tertentu, seperti auksin, sitokinin, atau giberelin, atau dengan memberikan
stres fisik, kimia, atau biologis.
 Pembelahan sel embriogenik menjadi massa sel yang disebut kalus. Kalus adalah
jaringan yang tidak terdiferensiasi yang tumbuh pada luka atau tempat perlakuan.
Kalus dapat berwarna putih, kuning, hijau, atau merah, tergantung pada jenis sel
dan hormon yang digunakan.
 Pembentukan embrio somatik dari kalus. Embrio somatik adalah embrio yang
terbentuk dari sel somatik tanpa melalui fertilisasi. Embrio somatik dapat
terbentuk secara langsung dari sel induk, atau secara tidak langsung melalui tahap
intermediat, seperti globular, jantung, atau torpedo. Embrio somatik memiliki
morfologi yang mirip dengan embrio zigotik, namun dapat memiliki variasi
genetik atau epigenetik.
 Pemisahan dan perkecambahan embrio somatik menjadi tumbuhan. Embrio
somatik dapat dipisahkan dari kalus dengan cara mekanis atau enzimatis. Embrio
somatik kemudian ditanam pada media yang sesuai untuk merangsang
perkecambahan. Perkecambahan embrio somatik menghasilkan tumbuhan yang
identik dengan induknya, atau dapat juga berbeda karena mutasi atau rekombinasi.

3
B. Proses Embriogenesis Tumbuhan
1. Embriogenesis pada Dikotil (Capsella bursa pastoris)

Telur yang sudah difertilisasi disebut zigot. Zigot membelah asimetris


membentuk sel terminal (apikal) yang kecil dan sel basal lebih besar (Gambar 1
B). Sel terminal selanjutnya berkembang menjadi embrio, sedangkan sel basal
selanjutnya membelah melintang membentuk suspensor. Sel terminal membelah
memanjang membentuk proembrio tetrad. (Gambar 1 C). Suspensor membelah
melintang beberapa kali (Gambar 1 D). Sel apikal membelah vertikal dengan
bidang pembelahan tegak lurus bidang pertama, pada tahap ini proembrio berada
pada tahap kuadran (Gambar 1.E). Setiap sel kuadran membelah melintang
menghasilkan stadium oktan (Gambar 1F). Setiap oktan membelah periklinal
menghasilkan protoderm di sebelah luar yang akan berdiferensiasi menjadi
epidermis. Sel sebelah dalam akan membentuk meristem dasar, sistem
prokambium, hipokotil . Pada tahap ini proembrio berada pada tahap globular
(Gambar 1. H, I, J K). Embrio tahap globular kemudian mengalami pendataran
dibagian apeks, pada tahap ini embrio pada tahap jantung (Gambar 1 L).

Gambar 1. Embriogenesis Capsella bursa pastoris

Pada ke dua sisi embrio tahap jantung akan membelah lebih cepat
dibandingkan bagian tengah sehingga membentuk embrio tahap torpedo (Gambar
2.A). Pemanjangan ini terus terjadi membentuk embrio tahap kotiledon Suspensor
membantu embrio masuk kedalam endosperm untuk mendapatkan makanan

4
(Gambar 2. B). Embrio tahap kotiledon yang terus tumbuh akan melengkung
didalam ovulum (Gambar 2 C.) Disini dapat dilihat suspensor sudah mengecil.

Gambar 2. Embrio tahap Kotiledon pada Capsella bursa pastoris

Pada Gambar 2 AB, tahap akhir dalam embriogeni Capsella bursa-


pastoris A, bentuk jantung yang terlihat pada sayatan embrio di saat keping biji
dibentuk. B, penampang memanjang biji yang berkecambah, memperlihatkan
orientasi dan struktur umum embrio yang berkeping biji dua. C, penampang
memanjang embrio pada biji matang (dewasa). D, embrio muda Diplotaxis
erucoides, memperlihatkan tonjolan dinding pada sel suspensor dan pada
dinding sel endosperm yang mengelilingi sel basal.

2. Embriogenesis pada monokotil (Najas)


Perkembangan embrio pada monokotil yang lengkap dapat dilihat pada
Najas. Zigot membelahan melintang yang asimetris membentuk sel apikal yang
kecil dan sel basal yang besar. Sel basal membesar tanpa membelah membentuk
haustorium sel tunggal. Seluruh embrio berasal dari sel apikal. Sel aoikal
membelah melintang menjadi 2 sel (c dan d). Sel d membelah melintang (m dan
ci) membentuk embrio tahap 4 sel (tetrad) yang linier (Gambar 3 B). Pada sel c
dan m terjadi dua kali pembelahan vertikal membentuk 2 deret sel masing-masing
4 buah sel (Gambar 3.C). Bagian q terdiri dari 4 sel yang disebut quadran.
Quadran q membelah perklinal membentuk 4 sel luar bakal dermatogen
mengelilingi 4 sel aksial (Gambar 3..E). Sel pada deret m membelah vertikal dan
memanjang, kemudian membentuk proembrio tahap globular (Gambar 3. F).
Proemb rio menjadi berbentuk oval, bagian tengah mebentuk pemula plerom
(Gambar3. G). Pada bagian q terjadi pembelahan yang lebih cepat dari sel
disebelahnya, yang mengubah kesimetrisan pada proembrio. Pertumbuahn yang
cepat pada deret q membentuk kotiledon tunggal. (Gambar 3. H). Sisi yang lain

5
pertumbuhannya lambat, dan tumbuh menjadi pemula epikotil/ initial apeks
(Gambar 3. I).

Gambar 3. Embriogenesis pada Najas

C. Membedakan Embrio Dikotil dan Monokotil


Embrio dikembangkan dari zigot . Zigot terbentuk karena peleburan gamet
jantan dengan gamet betina dalam proses pembuahan. Embrio monokotil dan dikotil
akan mengalami proses pembelahan dan diferensiasi lebih lanjut.
Embrio monokotil mengandung satu kotiledon sedangkan embrio dikotil
mengandung dua kotiledon . Inilah perbedaan utama antara embrio monokotil dan
dikotil.
Embrio monokotil merupakan embrio yang hanya terdapat satu kotiledon.
Dalam konteks famili rumput (Family Gramineae ), ini disebut dengan scutellum .
Kotiledon tunggal biasanya terdapat di sisi lateral sumbu embrio. Di ujung bawahnya
terdapat radikula dan tudung akar dan dibungkus dalam selubung yang disebut
coleorhiza. Epikotil adalah bagian yang berada di atas perlekatan kotiledon tunggal
dan terdiri dari puncak pucuk dan sejumlah primordia daun. Selanjutnya, koleoptil
adalah struktur yang membungkus primordia daun.
Embrio dikotil adalah cikal bakal tumbuhan dikotil yang mengandung dua
kotiledon. Oleh karena itu, kedua kotiledon ini terdapat di kedua sisi sumbu embrio.
Selanjutnya kedua kotiledon ini letaknya menyamping. Di sini, epikotil, yaitu bagian
di atas kotiledon, diakhiri dengan bulu kecil yang merupakan tunas selanjutnya.
Plumula terdapat di bagian distal embrio. Hipokotil adalah wilayah yang berada di

6
bawah kotiledon. Akhirnya, hipokotil berakhir dengan perkembangan embrio menjadi
struktur yang dikenal sebagai radikula yang merupakan akar masa depan. Radikel
adalah ujung akar yang ditutupi oleh tudung akar yang disebut kaliptra .

Persamaan Antara Embrio Monokotil dan Dikotil

 Kedua embrio diturunkan melalui pembelahan zigot.


 Baik Embrio Monokotil dan Dikotil memiliki kotiledon.
 Plumula terdapat pada embrio monokotil dan dikotil.

Perbedaan Antara Embrio Monokotil dan Dikotil

Perbedaan Embrio Monokotil Embrio Dikotil


Embrio dikotil adalah cikal bakal
Kotiledon Embrio monokotil adalah embrio yang
tumbuhan dikotil yang
hanya terdapat satu kotiledon.
mengandung dua kotiledon.
Kedudukan Kotiledon Mereka terjadi secara terminal pada Mereka terjadi secara lateral
embrio monokotil. pada embrio dikotil.
Bulu Kecil Plumula terdapat secara lateral pada Plumula terdapat di bagian distal
embrio monokotil. pada embrio dikotil.
Koloptil Coleoptile (selubung bulu kecil) Tidak ada koleoptil yang
terdapat pada embrio monokotil. terdapat pada embrio dikotil.
Selubung pelindung radikula
Koloriza Coleorrhiza tidak ada pada
(coleorrhiza) terdapat pada embrio
embrio dikotil.
monokotil.
Scuttellum Scutellum terdapat pada embrio Scutellum tidak ada pada embrio
monokotil. dikotil.
Suspensor dikotil lebih besar
Suspensor embrio monokotil relatif
Suspensor (Ukuran) tetapi lebih kecil dibandingkan
lebih besar dibandingkan suspensor
monokotil.
dikotil.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Embriogenesis pada tumbuhan adalah proses pembentukan dan perkembangan
embrio tumbuhan dari sel-sel yang mengalami fertilisasi. Embrio tumbuhan adalah tahap
perkembangan tumbuhan yang terjadi di dalam biji, sebelum berkecambah menjadi
tumbuhan baru. Embrio tumbuhan memiliki organ-organ dasar seperti kotiledon, plumula,
dan radikula. Embriogenesis pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
embriogenesis zigotik dan embriogenesis somatik.

Embrio monokotil merupakan embrio yang hanya terdapat satu kotiledon. Dalam
konteks famili rumput , ini disebut dengan scutellum . Kotiledon tunggal biasanya
terdapat di sisi lateral sumbu embrio. Selanjutnya, koleoptil adalah struktur yang
membungkus primordia daun.

Embrio dikotil adalah cikal bakal tumbuhan dikotil yang mengandung dua
kotiledon. Oleh karena itu, kedua kotiledon ini terdapat di kedua sisi sumbu
embrio. Plumula terdapat di bagian distal embrio. Hipokotil adalah wilayah yang berada
di bawah kotiledon. Akhirnya, hipokotil berakhir dengan perkembangan embrio menjadi
struktur yang dikenal sebagai radikula yang merupakan akar masa depan.
B. Saran
Diharapkan agar makalah ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kepada pembaca tentang embriogenesis tumbuhan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Samanthi. (2018, April 23). Perbedaan Embrio Monokotil dan Dikotil. Difference Between.com.

Dwi Hasporo Yusnita. (2022). EMBRIOGENESIS SOMATIK IN VITRO UNTUK PERBANYAKAN KLONAL
DAN PEMULIAAN TANAMAN. LPPM UNILA- INSTITUTIONAL REPOSITORY, 65.

embriogenesis. (2023, Juni 9). Wikipedia ensiklopedia bebas.

KUSDIANTI. (t.t.). EMBRIOGENESIS.


http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196402261989032-
R._KUSDIANTI/Handout_embrio.pdf.

You might also like