You are on page 1of 18

MAKALAH

MAKROBIOLOGI

DISUSUN OLEH:
FEBRIANSYAH
M1A123076

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah yang bertema, “BIOTEKNOLOGI” dapat penulis selesaikan
dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca tentang Implementasi Sila Persatuan Indonesia yang bisa kita
pelajari. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada penulis sehingga makalah ini dapat penulis susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan penulis semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini.
Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan banyak kontribusi bagi penulis,
dosen pembimbing penulis, dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu
penulis dalam berbagai hal. Harapan penulis, informasi dan materi yang terdapat dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah
SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu penulis memohon kritik dan saran yang
membangun bagi perbaikan makalah penulis selanjutnya.

Kendari, 23 desember 2023

FEBRIANSYAH

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5
C. TUJUAN PENULISAN...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. MAKROMOLEKUL.......................................................................................................................6
B. SELULOSA,HEMISELULOSA,DAN LIGNIN....................................................................................6
C. MANFAAT................................................................................................................................11
D. ADAPTASI MAKROBIOLOG TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN.........................................14
BAB III PENUTUP..................................................................................................................................16
A. KESIMPULAN............................................................................................................................16
B. SARAN......................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang mikroba, jasad renik.
Mikrobiologi adalah salah satu cabang ilmu dari biologi, dan memerlukan ilmu
pendukung kimia, fisika dan biokimia. Mirobiologi sering disebut ilmu praktek dari
biokimia. Dalam mikrobiologi diberikan pengertian dasar tentang sejarah penemuan
mikroba, macam-macam mikroba di alam, struktur sel mikroba dan fungsinya,
metabolisme mikroba secara umum, pertumbuhan mikroba dan faktor lingkungan,
mikrobiologi terapan di bidang lingkungan dan pertanian.
Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Awal perkembangan ilmu mikrobiologi
dimulai sejak ditemukan mikroskop. Dunia jasad renik baru ditemukan 300 tahun
yang lalu. Penemu mikroskop pertama adalah Antony Van Leeuwenhoek (1632-
1732), dia adalah seorang mahasiswa ilmu pengetahuan alam berkebangsaan
Belanda yang memiliki hobi mengasah lensa. Mikroskop Leewenhoek mempunyai
pembesaran hingga 300 kali. Dia menyebutkan adanya “animalculus” sebuah
makhluk asing dari air yang dilihat dengan mikroskop buatannya. Kemudian
penemuan Leeuwenhoek disampaikan kepada “ royal society” di Inggris antara
tahun (1674-1683) ia melaporkan hal-hal yang diamatinya kepada lembaga tersebut.
Robert Hooke (1635-1703) sebgai salah seorang anggota “ Royal Society”,
menyatakan bahwa penemuan Leeuwehoek dalam mikroskop buatannya adalah
protozoa, spora, jamur, dan sel tumbuhan.
Beberapa pendapat tentang asal usul mikroba, Aristoteles berpendapat,
bahwa makhluk-makhluk kecil itu terjadi begitu saja dari benda yang mati. Hal ini
sependapat dengan Needham (1745-1750) mengadakan eksperimen dengan
rebusan padi-padian, daging, dll. Hasil eksperimen bahwa meskipun air rebusan
disimpan rapat-rapat dalam botol tertutup namun tetap timbul mikroorganisme.
Berdasarkan ekeperimen tersebut muncullah teori “abiogenesis” (a: tidak, bios:
hidup, genesis: kejadian); artinya kehidupan baru timbul dari benda mati atau
mikroba tersebut timbul dengan sendirinya dari benda-benda mati. Teori
“abiogenesis” disebut juga dengan teori generatio spontania (makhluk-makhluk baru

4
terjadi begitu saja). Beberapa ahli yang menolak teori abiogenesis diantaranya
Spallanzani (1729-1799), melakukan eksperimen dengan merebus air daging
tersebut ditutupnya rapat-rapat dalam botol, hasilnya tidak diperoleh
mikroorganisme baru. Eksperimen Spallanzani dilanjutkan oleh Schulze pada tahun
1836 melalui eksperimen dengan mengalirkan udara lewat pipa yang dipanasi,
kemudian hasilnya tidak diperoleh mikroorganisme. Muncul imuwan baru dari
Francis Louis Pasteur (1822-1895), seorang ahli kimia yang menaruh perhatian pada
mikroorganisme. Pasteur melakukan serangkaian eksperimen dengan menggunakan
bejana leher angsa. Bejana ini diisi dengan kaldu kemudian dipanaskan. Udara dapat
dengan bebas melewati pipa leher angsa tersebut tetapi tidak ditemukan adanya
mikroorganisme di kaldu. Dalam hal ini mikroba beserta debu/asap akan mengendap
pada bagian tabung yang berbentuk U sehingga tidak dapat mencapai kaldu Pasteur
menemukan bahwa mikroorganisme terbawa debu oleh udara dan ia menyimpulkan
bahwa semakin bersih/murni udara yang masuk ke dalam bejana, semakin sedikit
kontaminasi yang terjadi. Pasteur dapat meyakinkan bahwa kehidupan baru tidak
timbul dqari benda mati, maka disimpulkan dengan Omne vivum ex ovo, omne ex
vivo; yang berarti “semua kehidupan berasal dari telur dan semua telur berasal dari
sesuatu yang hidup”. Pendapat demikian juga dikenal dengan teori biogenesis
artinya makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu makrobiologi?
2. Apa itu makromolekul?
3. Apa saja struktur dan manfaat dari selulosa,hemiselulosa,dan lignin?
4. Mengapa keragaman genetik penting dalam adaptasi spesies makrobiologi
terhadap perubahan lingkungan?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui seperti apa itu makrobiologi
2. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan makrobiologi
3. Mahasiswa mengetahui keragaman makrobiologi

5
6
BAB II
PEMBAHASAN

A. MAKROMOLEKUL
Makromolekul ialah molekul yang sangat besar, seperti protein, biasanya
terdiri daripada pempolimeran subunit lebih kecil yang dipanggil monomer. Ia
biasanya terdiri daripada beribu-ribu atom atau lebih. Suatu bahan yang terdiri
daripada monomer dipanggil polimer. Makromolekul yang paling biasa
dalam biokimia ialah biopolimer (asid nukleik, protein, dan karbohidrat) dan molekul
bukan polimer yang besar (seperti lipid dan makrokitar),[1] gentian sintetik serta bahan
uji kaji seperti nanotiub karbon.[2][3]
Makromolekul ialah molekul besar yang terdiri daripada beribu-ribu atom
terkait secara kovalen. Karbohidrat, lipid, protein, dan asid nukleik semuanya
makromolekul. Makromolekul terbentuk oleh banyak monomer merangkai bersama,
membentuk polimer. Karbohidrat terbentuk daripada karbon, oksigen, dan hidrogen.
Monomer karbohidrat ialah monosakarida. Terdapat tiga bentuk karbohidrat: tenaga,
storan, dan molekul struktur. Disakarida terbentuk apabila is tindak balas
penyahhidratan menyertai dua monosakarida. Jenis lain makromolekul ialah lipid.
Lipid ialah hidrokarbon yang tidak membentuk polimer. Lemak terbina daripada
gliserol dan asid lemak. Fosfolipid biasa dijumpa di dwilapisan fosfolipid membran.
Ia mempunyai kepala hidrofilik dan ekor hidrofobik. Protein ialah jenis lain
makromolekul. Asid amino ialah monomer protein. Protein mempunyai banyak fungsi
yang berlainan. Terdapat protein yang digunakan untuk sokongan struktur, storan,
pengangkutan, komunikasi sel, gerakan, pertahanan menentang defense bahan asing,
dan lebih lagi. Asid nukleik memancar dan bantu menyatakan maklumat pewarisan. Ia
dibuat daripada monomer yang dipanggil nukleotida. Dua jenis asid nukleik iaitu
DNA dan RNA

B. SELULOSA,HEMISELULOSA,DAN LIGNIN
Lignoselulosa adalah suatu komponen penyusun dinding sel tanaman terutama
pada bagian batang. Lignoselulosa terdiri dari nama yang digunakan untuk bahan
yang mengandung lignin, selulosa, dan hemiselulosa.
Hemiselulosa dan selulosa adalah polisakarida yang mampu diurai menjadi
monosakarida yang selanjutnya digunakan sebagai bahan utama pembuatan kimia,
bahan bakar, biopolimer, bahan pakan, dan produksi enzim.
Ketersediaan bahan lignoselulosa yang melimpah di bumi menjadi kajian
tentang pemanfaatan bahan tersebut. Hemiselulosa dan selulosa pada struktur bahan
lignoselulosa terikat oleh lignin. Struktur lignin sangat rapat dan kuat sehingga
menyulitkan bagi enzim pemecah hemiselulosa dan selulosa untuk bisa masuk ke
dalam dan bekerja memecah hemiselulosa dan selulosa menjadi gula sederhana.
Selain lignin, ada juga faktor yang mampu menghambat kerja enzim tersebut
adalah struktur selulosa itu sendiri. Dimana struktur selulosa adalah crystaline

7
region dan amorphous region. Crystaline region adalah struktur selulosa lurus dan
rapat sedangkan amorphous region adalah struktur selulosa lebih renggang.
Untuk lebih mengenal seperti apa itu selulosa, hemiselulosa, dan lignin,
Berikut penjelasannya.
1. Selulosa

Gambar 1.1 ikatan selulosa


Sumber: https://www.kajianpustaka.com/
Selulosa merupakan senyawa seperti serabut, liat, tidak larut dalam air, dan
ditemukan di dalam dinding sel pelindung tumbuhan terutama pada tangkai batang,
dahan dan semua bagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Selulosa disusun dari rantai
glukosa dengan ikatan β(1-4). Selulosa sering disebut sebagai serat yang mempunyai
polisakarida terbanyak. (Polisakarida merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10
monomer monosakrida).

Polisakarida selulosa terdapat dalam jaringan berserat pada dinding sel.


Selulosa merupakan polimer alam yang paling banyak dan tersebar di alam. Jumlah
ribuan bahkan jutaan ton selulosa dimanfaatkan setiap tahun untuk membuat kertas,
tekstil maupun untuk perabot kayu. Kayu adalah suatu sumber utama selulosa, dimana
kebanyakan kayu mengandung 42% selolusa, hemiselulosa 28% dan lingnin 28%.
Menurut Daulay (2009) menyatakan bahwa selain kayu, kapas merupakan sumber
selulosa, hampir seluruhnya memang selulosa.

Unsur utama serat alam adalah selulosa dan lignin. Jumlah selulosa dalam
serat alam sangat tergantung pada jenis serat, umur, dan tempat tumbuh tanaman serat
tersebut. Walaupun struktur kimia selulosa dari berbagai jenis serat alam sama namun
derjat polimerisasinya berbeda. Rumus molekul selulosa adalah (C6H10O5)n dan n
adalah derajat polimerisasi yang bisa berupa angka ribuan. Dimana derajat
polimerisasi akan mempengaruhi panjang rantai suatu rangkaian selulosa. Menurut
Mohanty (2005) menyatakan bahwa sifat-sifat mekanil suatu serat sangat tergantung
pada derajat polimerisasinya.

Dilihat dari struktur, dapat diharapkan bahwa selulosa mempunyai kelarutan


yang besar dalam air, karena banyak kandungan gugus hidroksi yang dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan air. Tetapi kenyataanya tidak demikian, dan
selulosa bukan hanya tidak larut dalam air tetapi juga dalam pelarut lain. Hal ini
terjadi akibat kekuatan rantai dan tingginya gaya antar rantai akibat ikatan hidrogen
antara gugus hidroksil pada rantai yang berdekatan. Menurut Daulay (2009)

8
menyatakan bahwa faktor ini dilihat menjadi penyebab kekristalan yang tinggi dari
serat selulosa.

Sifat fisika selulosa adalah (Daulay, 2009),

1. Selulosa dalam kristal mempunyai kekuatan lebih baik jika


dibandingkan dengan bentuk amorfnya.
2. Keadaan kering, selulosa bersifat higroskopis (mudah menyerap dan
melepaskan uap air), keras dan rapuh. Bila selulosa cukup banyak
mengandung air maka akan bersifat lunak. Jadi fungsi air disini adalah
sebagai pelunak.
3. Mampu terdegradasi oleh hirolisa, oksida, foto kimia maupun secara
mekanis sehingga berat molekulnya menurun.
4. Tidak larut dalam air maupun pelarut organk, tetapi sebagian larut
dalam larutan alkali.

2. Hemiselulosa

Gambar 1.2 ikatan hemiselulosa


Sumber: http://repository.poliupg.ac.id

Hemiselulosa adalah suatu polisakarida lain yang terdapat dalam tanaman dan
tergolong senyawa organik. Hemiselulosa bersifat nonkristalin dan tidak bersifat
serat, mudah mengembang kerena itu hemiselulosa sangat berpengaruh terhadap
terbentuknya jalinan antara serat pada saat pembentukan lembaran, lebih mudah larut
dalam pelarut alkali dan lebih mudah dhidrolisis dengan asam menjadi komponen
monomernya yang terdiri dari D-glukosa, D-manosa, D-galaktosa, D-silosa, dan L-
arabinosa.

Hemiselulosa berfungsi sebagai bahan pendukung dalam dinding sel dan


berlaku sebagai perekat antara sel tunggal yang terdapat didalam sel dan berlaku
sebagai perekat antara sel tunggal yang terdapat didalam batang pisang dan tanaman
lainnya.

Hemiselulosa mempunyai kemiripan dengan selulosa yaitu polimer semikristal


yang terdiri dari gula pentosa dan heksosa. Awalnya hemiselulosa menjadi perantara
dalam biosintesis selulosa, akan tetapi untuk sekarang diketahui bahwa hemiselulosa
tergolong dalam kumpulan polisakarida heterogen yang terbentuk melalui biosintesis
yang berbeda seperti biosintesis dalam selulosa.

9
Perbedaan hemiselolsa dan selulosa adalah

1. Hemiselulosa mudah larut dalam alkali tapi sukar larut dalam asam,
sedangkan selulosa adalah sebaliknya.
2. Hemiselulosa bukan serat-serat panjang seperti selulosa.
3. Hasil hidrolisis selulosa akan menghasilkan D-glukosa, sedangkan
hasil hidrolisis hemiselulosa menghasilkan D-xilosis dan monosakarida.
4. Kandungan hemiselulosa yang tinggi memberikan kontribusi pada
ikatan antara serat, karena hemiselulosa bertindak sebagai perekat dalam
setiap serat tunggal.

Sifat hemiselulosa adalah (Daulay, 2009),

1. Hemiselulosa bersifat heteropolisakarida sedangkan sifat selulosa


adalah homopolisakarida dimana selulosa dan hemiselulosa mempunyai fungsi
yang sama sebagai penyokong dinding sel.
2. Hemiselulosa mudah dihidrolisis oleh asam yang monomernya terdiri
dari D-glukosa, D-manosa, D-galaktosa, D-xilosa, L-arabinosa, dan sejumlah
kecil ramnosa dan asam galaktonik.
3. Kebanyakan hemiselulosa mempunyai derajat polimer sekitar 200.
4. Hemiselulosa berhubungan erat dengan selulosa dan sebagai satu
komponen struktur dalam tumbuh-tumbuhan.
5. Jumlah hemiselulosa dalam berat kering kayu biasanya antara 20-30%.
6. Komposisi dan struktur hemiselulosa kayu lunak berbeda dengan kayu
keras dimana perbedaan ini terlihat dalam kandungan hemiselulosa dan
komposisinya pada batang, dahan akar dan kulit kayu.

Hemiselulosa sangat dekat asosiasinya dengan selulosa dalam dinding sel.


Dimana 5 gula netral yaitu D-xilosa, D-mannosa, D-glukosa, D-galaktosa, dan L-
arabinosa yang merupakan konsitituen utama penyusun hemiselulosa mengandung
senyawa tambahan asam uronat. Secara struktrual, hemiselulosa memiliki sifat reaksi
oksidasi dan degradasi terlebih dahulu daripada selulosa, karena rantai molekul
hemiselulosa lebih pendek dan bercabang. Rumus molekul hemiselulosa adalah
(C5H10O5)n.

10
3. Lignin

Gambar 1.3 ikatan lignin


Sumber: https://www.sridianti.com/

Lignin merupakan suatu molekul kompleks yang terdiri dari


unit phenylphropane yang terikat di dalam struktur tiga dimenesi. Lignin juga
merupakan suatu material yang paling kuat di dalam biomassa. Lignin ini sangat
resisten terhadap degradasi, baik secara biologi, enzimatis, maupun kimia. Hal ini
disebabkan karena kandungan karbon yang relatif tinggi dibandingkan dengan
selulosa dan hemiselulosa, lignin memiliki kandungan energi yang tinggi.

Menurut Daulay (2009) lignin merupakan suatu jaringan polimer amorfus tiga
dimensi yang dibentuk daripada unit-unit fenipropana serta mempunyai derajat
polimer yang tinggi. Lignin dikenal dengan polimer berunit fenilpropana dan polimer
terbanyak kedua setelah selulosa di dalam tumbuhan.

Lignin mempunyai fungsi sebagai bahan perekat atau semen sel-sel selulosa
yang membuat kayu menjadi kuat. Lignin dapat mengurangi daya pengembangan
serat serta ikatan antar serat. Rumus molekul lignin adalah
(C9H10O2)n atau (C10H12O3)n atau (C11H14O4)n. Lignin terakumulasi pada
batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak.

11
C. MANFAAT
1) Selulosa
Selulosa adalah sebuah molekul, yang terdiri dari ratusan (kadang-
kadang bahkan ribuan) atom karbon, hidrogen, dan oksigen. Selulosa adalah
zat utama pada dinding sel tumbuhan, membantu tumbuhan agar tetap kaku
dan tegak.Selulosa muncul sebagai mikrofibril. Hal itu memberikan daya tarik
ke dinding sel di mana ia berfungsi sebagai "sitoskeleton" tanaman. Sifat lain
dari selulosa bergantung pada panjang rantai atau derajat polimerisasi.Selulosa
dapat terurai secara hayati, tidak berbau, dan tidak berasa. Selulosa adalah
polimer karbohidrat rantai lurus, serta senyawa organik seperti karbohidrat
lainnya.Selulosa terdiri dari rantai linier dari beberapa residu glukosa
(misalnya 300 hingga 1000 unit atau lebih) yang dihubungkan oleh ikatan
glikosidik β (1 → 4). Manusia tidak dapat mencerna selulosa, tetapi selulosa
penting dalam makanan sebagai serat. Serat membantu sistem pencernaan,
menjaga agar makanan tetap bergerak melalui usus dan mendorong sisa
makanan keluar dari tubuh. Hewan, seperti sapi, domba, dan kuda, dapat
mencerna selulosa, itulah sebabnya mereka bisa mendapatkan energi dan
nutrisi yang mereka butuhkan dari rumput.berikut adalah beberapa manfaat
dari selulosa:
a). Menghasilkan Bakteri Sehat
Mikroflora usus dapat membantu mengatasi kondisi kesehatan yang
signifikan. Spesies bakteri ini memiliki peran penting, seperti mensintesis
asam amino dan vitamin serta membantu distribusi kalori yang efektif dalam
tubuh. Bakteri usus yang sehat membantu mengatasi berbagai penyakit dan
memastikan kualitas hidup. Nah, peningkatan serat berbanding lurus dengan
peningkatan bakteri usus.Serat membantu meningkatkan jumlah bakteri yang
dibutuhkan untuk pemecahan serat dan memberikan asam lemak rantai pendek
ke tubuh.
b). Buang Air Besar jadi Lancar
Penelitian membuktikan bahwa serat memiliki dampak positif untuk
memperlancar buang air besar. Serat dalam makanan akan membantu
menyerap lebih banyak air, yang akan bekerja untuk meningkatkan proses
ekskresi. Orang yang mengalami sembelit parah juga bisa mendapatkan
keuntungan dari serat makanan karena mengikat lebih banyak air ke bahan
ekskresi dan membantu melunakkan tinja.
c). Membantu Mengatur Berat Badan

Asupan serat berbanding terbalik dengan komposisi lemak tubuh.


Semakin banyak serat yang dikonsumsi, semakin kecil kemungkinan
seseorang menjadi gemuk. Jadi, penting untuk memasukkan makanan kaya
serat ke dalam program diet untuk mengelola berat badan secara efektif.
d). Mengurangi Risiko Gangguan Metabolik

12
Gangguan metabolisme diakibatkan oleh perubahan metabolisme
tubuh, yang gagal menyediakan nutrisi yang diperlukan. Banyak penyakit
yang dapat terjerumus ke dalam gangguan metabolisme, seperti kadar glukosa
darah, hipertensi, dll. Asupan serat sangat membantu dalam mengurangi gejala
sindrom metabolik. Mengonsumsi makanan kaya serat memiliki kaitan positif
dengan penurunan gejala gangguan metabolisme.
2) Hemiselulosa
Hemiselulosa adalah polisakarida yang ditemukan dalam dinding sel
tanaman. Ini terdiri dari rantai panjang unit gula, seperti glukosa, galaktosa,
dan manosa. Meskipun belum sepenuhnya dimengerti, hemiselulosa telah
menarik perhatian dalam penelitian karena beberapa manfaat potensialnya,
terutama dalam konteks industri dan aplikasi bioteknologi. Berikut adalah
beberapa potensi manfaat hemiselulosa:
a) Industri Kertas dan Pulp: Hemiselulosa adalah komponen utama dalam
dinding sel tanaman yang digunakan dalam industri kertas dan pulp.
Pemanfaatan hemiselulosa dalam proses pembuatan kertas dapat
meningkatkan efisiensi dan kualitas produk akhir.
b) Bioenergi dan Bahan Bakar: Hemiselulosa dapat diubah menjadi gula
melalui proses hidrolisis, dan gula tersebut kemudian dapat digunakan
sebagai bahan baku untuk produksi bioetanol atau bahan bakar lainnya
melalui fermentasi mikroba.
c) Industri Makanan: Hemiselulosa dari sumber tumbuhan tertentu dapat
digunakan sebagai bahan pangan fungsional, memberikan tekstur, serat,
dan sifat pengental pada produk makanan tertentu.
d) Bahan Baku untuk Produk Bioplastik: Hemiselulosa telah menjadi
bahan baku yang menarik untuk pengembangan bioplastik. Dengan
kemampuannya untuk terurai secara alami, hemiselulosa dapat membantu
mengurangi dampak lingkungan dari produk plastik.
e) Dukungan Pertumbuhan Mikroba: Hemiselulosa juga dapat digunakan
sebagai bahan makanan untuk beberapa mikroorganisme, terutama dalam
konteks fermentasi dan produksi senyawa-senyawa bernilai seperti asam
organik.
f) Obat-obatan: Penelitian juga telah menunjukkan potensi penggunaan
hemiselulosa dalam pengembangan formulasi obat oral, seperti tablet dan
kapsul. Hemiselulosa dapat berperan dalam mengontrol pelepasan obat
atau meningkatkan kelarutan obat.
g) Pupuk dan Dukungan Tanaman: Hemiselulosa yang diambil dari
limbah pertanian atau tanaman tertentu dapat digunakan sebagai pupuk
organik atau sebagai peningkat struktur tanah, memberikan dukungan
untuk pertumbuhan tananaman

3) LIGNIN
Lignin adalah komponen non-karbohidrat dalam dinding sel tanaman.
Meskipun sering dianggap sebagai produk sampingan dalam produksi pulp
dan kertas, lignin memiliki sejumlah manfaat potensial, baik dalam konteks
industri maupun aplikasi lainnya. Berikut adalah beberapa manfaat lignin:
a) Bahan Bakar dan Energi Terbarukan: Lignin dapat diubah menjadi
bioenergi melalui proses pembakaran atau pirolisis. Dalam konteks ini,

13
lignin dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa untuk menghasilkan
listrik, panas, atau bahan bakar lainnya, mendukung upaya untuk
mengembangkan sumber energi terbarukan.
b) Produksi Bahan Kimia: Lignin dapat diubah menjadi berbagai bahan
kimia, seperti fenol, yang digunakan dalam industri kimia untuk berbagai
tujuan, termasuk produksi resin dan polimer. Proses ini dapat membantu
mengurangi ketergantungan pada bahan kimia berbasis minyak bumi.
c) Material Komposit dan Bioplastik: Lignin telah digunakan dalam
pengembangan material komposit dan bioplastik. Penggunaan lignin dalam
material ini dapat meningkatkan kekuatan, kekerasan, dan stabilitas
dimensi produk akhir, serta mengurangi ketergantungan pada bahan
sintetis.
d) Pengganti Kimia Berbahaya: Beberapa penelitian telah mengusulkan
penggunaan lignin sebagai pengganti bahan kimia berbahaya, seperti
formaldehida, dalam industri produksi panel kayu dan produk kayu
lainnya.
e) Dukungan Pertumbuhan Tanaman: Sebagai komponen dinding sel,
lignin juga dapat diubah menjadi produk-produk yang mendukung
pertumbuhan tanaman. Salah satu contoh adalah penggunaan lignin dalam
produksi bahan pupuk organik.
f) Penggunaan dalam Pengobatan: Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa lignin dapat memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Ini
membuka potensi pemanfaatan lignin dalam pengembangan obat-obatan
atau suplemen kesehatan.

14
D. ADAPTASI MAKROBIOLOG TERHADAP PERUBAHAN LINGKUNGAN
Keragaman genetik adalah keberagaman dalam susunan gen-gen individu atau
spesies. Keberagaman genetik memainkan peran penting dalam adaptasi spesies
makrobiologi terhadap perubahan lingkungan
Keanekaragaman genetik dapat timbul dalam berbagai cara, termasuk mutasi,
penyilangan, dan derajat variabilitas. Mutasi adalah perubahan dalam struktur gen
yang dapat menyebabkan perubahan dalam gen yang berhubungan. Mutasi dapat
terjadi karena faktor lingkungan atau secara acak. Penyilangan adalah proses di mana
dua organisme yang berbeda saling bertukar genetik. Pertukaran genetik ini dapat
menyebabkan lompatan evolusi yang cepat dalam populasi. Selain itu, derajat
variabilitas juga dapat membantu dalam menghasilkan keanekaragaman genetik.
Derajat variabilitas merujuk pada ketidaknormalan dalam gen dari populasi tertentu.
Ini dapat menyebabkan variasi yang dapat menguntungkan dalam berbagai situasi.
Keanekaragaman genetik memiliki berbagai manfaat bagi spesies. Salah satu
manfaat terbesar adalah kemampuan spesies untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang berubah. Keanekaragaman genetik dapat memungkinkan spesies
untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, hama, dan penyakit. Keanekaragaman
genetik juga dapat memungkinkan spesies untuk beradaptasi dengan habitat yang
berbeda. Dengan berbagai variasi genetik, spesies dapat menyesuaikan diri dengan
berbagai perubahan lingkungan.
Keanekaragaman genetik juga dapat membantu spesies dalam menghadapi
kompetisi. Dengan lebih banyak variasi genetik dalam populasi, ada lebih banyak
kesempatan bagi spesies untuk bersaing dan beradaptasi. Dengan lebih banyak
keanekaragaman genetik, spesies dapat bersaing dengan cara yang lebih efektif dan
meningkatkan kesempatan untuk bertahan hidup. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa keragaman genetik sangat penting dalam konteks adaptasi biologis:
1. Potensi Evolusi: Keragaman genetik memberikan bahan mentah untuk proses
evolusi. Ketika lingkungan berubah, individu dengan variasi genetik yang sesuai
dapat memiliki keunggulan adaptasi dan lebih mungkin untuk bertahan hidup dan
berkembang biak. Proses seleksi alam kemudian dapat memperkuat gen-gen yang
menyediakan keunggulan adaptasi tersebut.
2. Ketahanan Terhadap Penyakit: Keragaman genetik dapat memberikan
ketahanan terhadap penyakit. Jika suatu spesies memiliki keragaman genetik yang
tinggi, maka kemungkinan ada individu-individu yang memiliki kekebalan
terhadap penyakit tertentu. Ini meningkatkan peluang kelangsungan hidup spesies
ketika dihadapkan dengan ancaman penyakit.
3. Perubahan Iklim dan Cuaca: Lingkungan termasuk aspek iklim dan cuaca yang
dapat bervariasi dari waktu ke waktu. Keragaman genetik memungkinkan spesies
untuk memiliki kemampuan adaptasi terhadap fluktuasi iklim dan cuaca. Individu
dengan variasi genetik yang memungkinkan adaptasi terhadap suhu ekstrem,
kekeringan, atau perubahan lainnya memiliki peluang bertahan hidup yang lebih
baik.
4. Keanekaragaman Lingkungan: Lingkungan alami cenderung memiliki
keanekaragaman yang tinggi, dan spesies yang memiliki keragaman genetik dapat
lebih baik menyesuaikan diri dengan keanekaragaman ini. Ini termasuk
kemampuan untuk memanfaatkan sumber daya yang berbeda dan beradaptasi
dengan kondisi lingkungan yang berubah.

15
5. Produktivitas Ekosistem: Keragaman genetik dapat meningkatkan produktivitas
ekosistem. Ketika suatu spesies memiliki variasi genetik, ini dapat mendukung
keanekaragaman hayati di tingkat ekosistem, yang, pada gilirannya, dapat
mendukung keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan jangka panjang.

16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Makrobiologi merupakan cabang biologi yang mempelajari organisme dan
proses biologis pada tingkat makroskopis, fokus pada skala organisme dan ekosistem.
Dalam kajian makrobiologi, pemahaman tentang makromolekul, seperti selulosa,
hemiselulosa, dan lignin, memiliki peran sentral dalam memahami struktur dan fungsi
organisme makrobiologi.
Makromolekul, yang melibatkan senyawa kompleks seperti protein, lipid, dan
asam nukleat, adalah dasar struktural dan fungsional sel-sel kehidupan. Mereka
menjadi kunci dalam mendukung fungsi biologis yang esensial, termasuk
metabolisme, pertahanan, dan informasi genetik.
Dalam konteks tanaman dan dinding sel mereka, selulosa, hemiselulosa, dan
lignin merupakan komponen penting. Selulosa, polimer serat yang terdiri dari rantai
glukosa, memberikan kekuatan struktural pada dinding sel tanaman, sementara
hemiselulosa menyumbang pada fleksibilitas dan kekuatan. Di sisi lain, lignin
memberikan dukungan mekanis dan ketahanan terhadap degradasi.
Penting untuk memahami bahwa ketiga komponen ini saling bekerja sama
membentuk struktur kompleks dalam dinding sel, mendukung pertumbuhan dan
perlindungan organisme makrobiologi. Oleh karena itu, pemahaman makromolekul
dan komponen sel tumbuhan menjadi kunci dalam eksplorasi dan pengembangan
dalam bidang makrobiologi, dengan dampak yang signifikan pada pertanian, industri
pulp dan kertas, energi terbarukan, dan berbagai aspek lainnya dalam kehidupan
manusia dan ekosistem.

B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami
hanyalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Stryer L, Berg JM, Tymoczko JL (2002). Biochemistry (ed. 5th). San Francisco: W.H.
Freeman.

Daulay, L.R., 2009. Adhesi Penguat Serbuk Pulp Tandan Kosong Sawit Teresterifikasi
Dengan Matriks Komposit Polietilena : Disertasi. Medan : Universitas Sumatera Utara.

Mohanty, Misra, M., Drzal, L.T., 2005. Natural fibers, biopolymers, and biocomposites: an
introduction. In: Natural Fibers, Biopolymers, and Biocomposites. pp. 1–36.

Gullapalli, S.; Wong, M.S. (2011). "Nanotechnology: A Guide to Nano-Objects"


Chemical Engineering Progress. 107 (5): 28–32.

https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/arti-kata-selulosa-dan-manfaatnya-untuk-tubuh-
manusia-20byyPwUin6/full

18

You might also like