You are on page 1of 18

MAKALAH

TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEBIDANAN

Dosen Pengampu:
Eka Oktavia, S.ST.,M.KM

Di susun oleh:
Nadila Herdaryani

YAYASAN KHALIFAH ALFITAMA


PRINGSEWU LAMPUNG
T.A 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb Penguasa
alam, Rabb yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua
makhluk-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah teori dan model konseptual
kebidanan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
Shallallahu‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti
risalahnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah kesehatan tentang
“TEORI DAN MODEL KONSEPTUAL KEBIDANAN”. Penyusunan makalah ini dapat
terwujud tak lepas dari bimbingan, pengarahan,dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu per satu.Penyusun menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan,
karena keterbatasan kemampuan maupun pengalaman kami.

Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi memperbaiki
kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para mahasiswa kebidanan untuk menambah wawasan dalam bidang kesehatan.Penulis
mohon ma’af apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan,

Pringsewu, 2 oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................ii


DAFTAR ISI ...............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar belakang ....................................................................................................................1
B. Rumusan masalah ...............................................................................................................1
C. Tujuan .................................................................................................................................1
D. Manfaat penulisan ..............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................3


A. Tugas bidan berdasarkan etik dan kode etik profesi ..........................................................3
B. Teori yang mendasari pengambilan keputusan dalam menghadapi dilema etik dalam
pelayanan kebidanan ..........................................................................................................4
C. Isu etik dalam pelayanan kebidanan ...................................................................................5
D. Dasar hukum dan aspek legal dalam pelayanan kebidanan................................................6

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................13


A. Kesimpulan ........................................................................................................................13
B. Saran ..................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah kebidanan berjalan panjang mengikuti perkembangan ilmu dan pengetahuan
serta kebutuhan masyarakat. Model dalam teori kebidanan mengadopsi dari beberapa
model lainnya berdasarkan teori-teori yang sudah ada sehingga tercipta sebuah model
kebidanan sesuai dengan filosofi kebutuhan baik dari segi bidan sebagai profesi maupun
wanita dan keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan. Model kebidanan ini
sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada klien sehingga
akan terbina suatu partnership dalam asuhan kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi
kebidanan akan memberikan sumbangan yang berarti dalam menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian bayi yang mengutamakan upaya preventif dan promotif.

Model dalam teori kebidanan Indonesia mengadopsi dari beberapa model negara
dengan berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori dan model
yang bersumber dari masyarakat.

Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya
dalam pelaksanaan asisten kebidanan. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan dapat
memberikan sumbangan yang berarti dalam upaya menurunkan angka kesakitan, trauma
persalinan, kematian, dan kejadian seksio sesaria pada persalinan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Model Konseptual Kebidanan ?
2. Apa Kegunaan Teori dan Model Konseptual Kebidanan?
3. Apa saja 4 Model Praktek Kebidanan?
4. Pengantar Teori Kebidanan?
5. Lima (5) Teori dan Model Dalam Kebidanan?

C. Tujuan

1
1. Untuk mengetahui lebih dalam tentang Model Konseptual Kebidanan.
2. Untuk mengetahui Kegunaan Teori dan Model Konseptual Kebidanan.
3. Untuk mengetahui 4 Model Praktek Kebidanan.
4. Untuk mengetahui Pengantar Teori Kebidanan.
5. Untuk mengetahui Lima (5) Teori dan Model Dalam Kebidanan.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian model konseptual kebidanan.
2. Dapat mengetahui Kegunaan Teori dan Model Konseptual Kebidanan.
3. Kita dapat mengetahui 4 Model Praktek Kebidanan.
4. Kita dapat mengetahui Pengantar Teori Kebidanan.
5. Dapat mengetahui Lima (5) Teori dan Model Dalam Kebidanan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Konseptual Kebidanan


Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka
kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan. Konsep adalah penopang
sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang menjelaskan tentang suatu teori
yang dapat dites dalam suatu observasi atau penelitian. Konseptual model adalah
gambaran abstrak dari suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin. Model asuhan
kebidanan yaitu kehamilan dan persalinan merupakan suatu proses kehidupan yang
normal

Model konseptual kebidanan adalah:

1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sama dengan pengertian konsep kerja, sistem dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang menarik
untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang datri teori
wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan disiplin
ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga model konseptual memberikan
gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna
membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang
harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan dalam banyak cara,yaitu
mental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).
Kegunaan Modal Konseptual adalah sebagai berikut

 Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkret maupun abstrak).


 Merupakan gagasan mental sebagai bagian dari teori yang membantu ilmu-ilmu sosial
mengonsep dalam menyamakan aspek-aspek proses social.
 Menggambarkan suatu kenyataan gambaran abstrak sehingga banyak digunakan
displin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik.

3
Dalam asuhan kebidahan termasuk:

1. Memonitor kesejahteraan ibu baik fisik, psikologis maupun sosial dalam siklus
kehamilan dan persalinan.
2. Mempersiapkan ibu dengan memberikan pendidikan, konseling, asuhan prenatal,
dalam proses persalinan dan bantuan masa post partum.
3. Intervensi teknologi seminimal mungkin.
4. Mengidentifikasi dan memberikan bantuan obstetric yang dibutuhkan.
5. Ruang lingkup praktek kebidanan
 Menolong persalinan
 Konseling
 Penyuluhan
 Asuhan pada saat hamil, melahirkan; nifas dan BBL
  Deteksi dini penyakit
 Pengobatan terbatas ginekologi
 Pertolongan gawat darurat
 Pengawasan tumbuh kembang
 Supervisi
Praktek kebidanan, managemen kesehatan wanita secara mandiri berfokus pada
kehamilan, persalinan , nifas, asuhan BBL, KB dan kesehatan reproduksi wanita.

B. 4 Elemen Model Praktek Kebidanan, Meliputi


Orang (wanita, anak, pasangan dan lain-lain)
Kesehatan
Lingkungan
Kebidanan
Yang bisa di lihat dalam Skema di bawah ini:

WOMEN HEALTH ENVIRONMENT MIDWIFERY

THE MIDWIFE’S SELF KNOWLEDGE

4
C. Pengantar Teori Kebidanan
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.
Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,
keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat, menagemen untuk dapat
memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada ibu dan anak,
melaksanakan konseling dan mendirikan kesehatan terhadap ibu, keluarga dan
masyarakat. (50 Tahun IBI 2001).
Kebidanan adalah seni dan praktek yang mengkombinasikan ilmu, filosofi dan
pendekatan pada manusia sebagai syarat atau ketepatan dalam pemeliharaan kesehatan
wanita dan proses reproduksinya yang normal, termasuk kelahiran bayi dengan
mengikutsertakan keluarga dan orang yang berarti bagi dirinya. (Lang, 1979).
Jadi Teori Kebidanan merupakan seperangkat konsep yang dapat menguraikan secara
jelas tentang disiplin ilmu kebidanan
Pengantar teori dalam praktek kebidanan dituangkan dalam standar pelayanan
kebidanan yang berguna dalam penerapan norma dan tingkat kinerja yang diperlukan
untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Penerapan standar pelayanan akan melindungi masyarakat karena penilaian 
terhadap proses dan hasil pelayanan dapat dilakukan dengan jelas.
Dengan adanya standar pelayanan dapat dibandingkan dengan pelayanan yang diperoleh
masyarakat akan memberikan kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksana
pelayanan.
Suatu standar akan efektif bila dapat diobservasi, diakui, realistic, mudah
dilakukan dan dibutuhkan. Bila setiap ibu diharapkan mempunyai akses terhadap
pelayanan kebidanan maka diperlukan standar pelayanan kebidanan untuk peningkatan
kualitas pelayanan kebidanan. Suatu pelayanan disebut berkualitas bila tingkat pelayanan
tersebut seorang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dengan demikian standar
penting untuk pelaksanaan, pemeliharaan dan penilaian kualitas pelayanan.

5
Masalah yang ditemukan dalam penyusunan standar pelayanan kebidanan adalah bahwa
diantara apa. yang telah biasa dilakukan dalam praktek kebidanan sebenamya merupakan
tindakan ritualistic yang tidak diriasarkan pada pengalaman praktek yang terbaik.
Dalam standar praktek kebidanan tindakan yang bersifat ritualistic seperti melakukan
episiotomi secara rutin dan memandikan bayi setelah lahir sudah tidak dianjurkan lagi.
Perubahan standar pelayanan seperti ini diriasarkan pada pengalaman yang terbaik dari
para praktisi di seluruh dunia.
Standar praktek kebidanan dapat pula digunakan untuk menentukan kompetensi
yang diperlukan bidan dalam menjalani praktek sehari-hari. Standar ini juga dapat
digunakan sebagai standar untuk menilai pelayanan, menyusun rencana pelatihan dan
mengembangkan kurikulum pendidikan. Juga dapat untuk membantu dalam menentukan
kebutuhan operasional dalam penerapannya, misalnya kebutuhan akan pengorganisasian,
mekanisme peralatan dan obat yang diperpukan.
Ketika audit terhadap pelayanan kebidanan dilakukan, maka berbagai kekurangan
yang berkaitan dengan hal-hal tersebut akan ditentukan sehingga dapat dilakukan
perbaikan yang lebih spesifik.

D. Lima (5) Teori Dan Model dalam Kebidanan


1. Teori Reva Rubin
Penekanan Rubin dalam teori maupun penelitian yang dilakukannya adalah
pencapaian peran ibu. Whurut Rubin untuk mencapai peran tersebut seorang wanita
membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktifitas berupa tafihan-latihan.
dalam proses ini wanita diharapkan seorang mengidentifikasi bagaimana seorang
wanita mampu mengambil peran seorang ibu. Walaupun proses ini mungkin dapat
mengakibatkan efek yang negatif misalnya dalam intervensi atau tindakan, namun
teori ini sangat berarti bagi seorang wanita terutama calon ibu untuk mempelajari
peran yang akan dialaminya kelak sehingga ia seorang beradaptasi dengan perubahan
yang akan dihadapinya, khususnya perubahan psikososial dalam kehamilan dan
setelah melahirkan.
Rubin mengatakan sejak hamil seorang wanita sudah mempunyai harapan
sebagai berikut:
a. Kesejahteraan ibu dan bayi
b. Penerimaan masyarakat

6
o Penentuan identitas diri
o Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada wanita pada waktu hamil :
1. Cenderung lebih tergantung dan membutuhkan perhatian yang lebih untuk dapat
berperan sebagai calon ibu dan seorang memperhatikan perkembangan janinnya.
2. Membutuhkan sosialisasi.
Tahapan psikososial (psikososial stage):
1. Anticipatory Stage
Pada tahap ini ibu-ibu . melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi
dengan anak yang lain.
2. Honeymoon Stage
Ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasarnya. Pada tahap ini ibu
memerlukan bantuan anggota keluarga lain.
3. Plateu Stage
Pada tahap ini ibu akan mencoba dengan sepenuhnya apakah ia telah seorang
menjadi ibu. Tahap ini membutukan waktu beberapa minggu dan ibu akan
melanjutkan sendiri.
4. Disengagement
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian dimana latihan peran dihentikan. Pada
tahap ini berperan sebagai orang tua belum jelas.
Reaksi yang umum pada kehamilan:
1. Trimester I  :   Ambivalen, takut; fantasi, khawatir.
2. Trimester II  :  Perasaan lebih  enak, meningkatnya kebutuhan   untuk
mempelajari tentang perkembangan dan pertumbuhan janin, menjadi narsistik,
pasif, introvert, kadang kelihatan egosentrik dan self centered.
3. Trimester III        :   Berperasaan aneh, sembrono / jelek,     menjadi lebih
introvert, merealisasikan terhadap pengalaman masa kecil.

2. Teori Rommona Marcer


Mercer merupakan seorang perawat yang sangat perhatian terhadap proses
persalinan. Dia adalah salah satu murid Reva Rubin yang telah menghasilkan banyak
karya ilmiah. Sepanjang karirnya selama 30 tahun, Mercer melakukan 2 penelitian
penting yaitu efek stress antepartum pada keluarga dan pelaksanaan ibu. Teori Mercer
lebih menekan pada stres antepartum dan mencapai peran ibu. Ia mengidentifikasi

7
seorang perempuan pada awal postpartum, yang menunjukkan bahwa perempuan
akan lebih mendekatkan diri pada bayinya disbanding dengan melakukan tugas
sebagai seorang ibu pada umumnya.

Efek stres antepartum


Tujuan:  Memberikan  dukunagn selama hamil untuk mengurangi lemahnya
lingkungan serta dukungan social dan kurangnya kepercayaan diri.

Enam faktor yang mempunyai hubungan dengan status kesehatan :


a. Hubungan interpersonal
b. Peran keluarga
c. Stres antepartum, komplikasi dari risiko kehamilan dan pengalaman negative
darihidup
d. Dukungan social
e. Rasa percaya diri
f. Gangguan rasa takut, depresi, dan keraguan
Selain itu, menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang
membutuhkan pemikiran dan penguraian yang lengkap tentang diri sendiri. Mencer
melihat bahwa menjadi seorang ibu tidak hanya pribadi perempuan yang menjadi
ibu, tetapi dia juga melihat kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan
peran ibu. Oleh karena itu, peran dan partisipasi suami/pasangan sangat penting
untuk meyakinkan dan memberikan penghargaan untuk peran baru ini. Penghargaan
diri, status kesehatan, dan dukungan social diperkirakan mempunyai efek langsung
yang positif terhadap dan pengaruh negetif terhadap fungsi keluarga. Hubungan ini
dibuktikan dalam suatu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara stress
anteprtum dan hubungan/fungsi keluarga. Sampel penelitian yaitu ibu hamil dengan
resiko tinggi yang masuk rumah sakit dibandingkan dengan ibu hamil dengan resiko
rendah, usia kehamilan antara 24-34 minggu.

3. Teori Ela Joy Lehrman


Dalam teori ini, Lehram menginginkan agar bidan mampu melihat semua aspek
praktik dalam memberikan asuhan pada perempuan hamil dan memberikan
pertolongan pada persalinan.

8
Lehrman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal yaitu :
1.     Asuhan yang berkesinambungan
2.     Keluarga sebagai pusat asuhan
3.     Pendidikan dan konseling merupakan bagian dari asuhan
4.     Tidak ada intervensi dlam asuhan
5.     Fleksibilitas dalam asuhan
6.     Keterlibatan dalam asuhan
7.     Advokasi pada klien
8.     Waktu
Asuhan partisipasi
Bidan dapat melibatkan klien dalam pengkajian, evaluasi, dan perencanaan pasien.
Klien ikut bertanggung jawab atau ambil bagian dalam pelayanan antenatal. Dalam
pemeriksaan fisik, misalnya palpasi pada tempat tertentu atau ikut mendengar denyut
jantung.
Dari delapan komponen yang dibuat oleh Lehrman tersebut kemudian
diujicobakan oleh Morten pada pasien post partum. Dari hasil penerapan tersebut,
Morten menambahkan 3 komponen lagi ke dalam 8 komponen yang telah dibuat oleh
Lehrman, yaitu :
1.     Teknik terpeutik
2.     Pemberdayaan
3.     Hubungan sesama      

Teknik terapeutik
Proses komunikasi sangat bermanfaat dalam proses perkembangan dan
penyembuhan, misalnya : mendengar aktif, mangkaji, klarifikasi, humor, sikap yang
tidak menuduh, pengakuan, fasilitas, pemberian izin.

4. Ernestine Wiedenbach
Ernestine Wiedenbach sudah pernah bekerja dalam suatu proyek yang
mempersiapkan persalinan berdasarkan teori Dr. Grantley Dick Read. Wiedenbach
mengembangkan teorinya secara induktif berdasarkan pengalaman  dan observasinya
dalam praktik.
Konsep yang luas, menurut Wiedenbach yang nyata di temukan dalam
keperawatan, yaitu :

9
1.     The agent : perawat, bidan, atau tenaga kesehatan lain
2.     The recipient : wanita, keluarga, masyarakat
3.     The goal : goal dari intervensi (tujuan)
4.     The means : metode untuk mencapai tujuan
5. The framework : kerangka kerja (organisasi sosial, lingkungan sosial, dan
professional)

The agent (the midwife)


          Wiedenbach mengutarakan empat konsep yang memengaruhi praktik
keperawatan yaitu filosofi, tujuan, praktik, dan seni. Filosofi Wiedenbach tentang
asuhan kebidanan dan tindakan kebidanan dapat dilihat dalam uraiannya yang jelas
pada perawatan maternitas dimana ada kebutuhan ibu dan bayi yang segera untuk
mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan ibu dan ayah dalam
persiapan menjadimorang tua.

The goal (purpose)


Tujuan dari proses keperawatan adalah membantu orang yang membutuhkan
pertolongan. Sadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui
sebelum menentukan tujuan. Bila kebutuhan ini sudah diketahui, dapat diperkirakan
tujuan yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik, emosional,
atau psikologis. Untuk bisa mengidentifikasi kebutuhan pasien, bidan/perawat harus
menggunakan mata, telinga, tangan, serta pikirannya.

The recipient
Perempuan, menurut masyarakat oleh masyarakat tertentu tidak mampu
memenuhi kebutuhannya. Wiedenbach sendiri berpandangan bahwa recipient adalah
individu yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri, sehingga
bidan/perawat memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut mengalami
lesulitah dalam memenuhi kebutuhannya sendiri.

The means
Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan terdiri dari empat tahap, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan klien
2. Ministration : memberikan dukungan dalam mencari pertolongan yang dibutuhkan
3. Validation : mengecek apakah bantuan yang diberikan merupakan bantuan yang
dibutuhkan

10
4. Coordination : koordinasi sumber-sumber yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan pasien
Untuk bisa membantu pasien, bidan/perawat harus memiliki :
1.     Pengetahuan, untuk bisa memahami kebutuhan pasien
2.     Penilaian, kemampuan pengambilan keputusan
3.     Keterampilan, kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasien

Framework
Yaitu kerangka kerja yang terdiri dari lingkungan sosial, organisasi dan professional.

5. Teori Jean Ball

(Teori kursi goyang = keseimbangan emosional ibu)


Tujuannya untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keadaan
emosi ibu dalam layanan maternitas. Psikologi dalam hal ini tidak hanya pengaruh
emosional tetapi juga proses emosional agar tujuan akhir dalam memenuhi
kebutuhan untuk menjadi orang tua terpenuhi. Kehamilan, persalinan, dan masa
postpartum adalah masa untuk mengadopsi peran baru.
Hypotesa Ball :
             Respon emosional perempuan terhadap perubahan yang terjadi bersama
dengan kelahiran anak yang memengaruhi kepribadian seseorang dan dengan
dukungan yang berarti, mereka mendapatkan system keluarga dan sosial.
Persiapan yang sudah diantisipasi oleh bidan dalam masa postpartum akan
memengaruhi respon emsional perempuan dalam perubahan yang dialaminya pada
proses pelahiran anak.

Terdapat 3 (tiga) faktor yang memengaruhi keadaan emosional ibu saat


postpartum yaitu:
1.      Kepribadian ibu
2.      Dukungan dari keluarga/lingkungan social
3.      Layanan yang diberikan bidan
Kesejahteraan seseorang perempuan sangat tergantung pada efektifitas 3
elemen tersebut. Bila semua faktor di atas positif, maka derajat emosional akan baik.
Tetapi bila keadaan 3 faktor tersebut negatif, derajat keadaan emosional buruk.
Meski demikian, setiap faktor saling berinteraksi satu sama lain. Jika kekurangan
satu faktor diimbang denga kelebihan faktor lain, keadaan emosi ibu manjadi akan
menjadi baik. Ketiga faktor tersebut digambarkan sebagai kursi goyang, dengan
layanan maternitas sebagai landasan dan tiang penyangganya adalah dukungan
keluarga serta kepribadian ibu. Kekokohan setiap elemen saling berkaitan satu sama
lain.

Teori Jean Ball dalam konsep :

11
 Women :  Ball memutuskan perhatiannya terhadap perkembangan emosional,
sosial dan psikologi seorang perempuan dalam proses melahirkan.
 Health  :  Merupakan pusat  dari model Jean Ball. Tujuan d ari postnatal care 
adalah  supaya perempuan mampu menjadi seorang ibu.
 Environment : Lingkungan social dan organisasi dalam sistem dukungan asuhan
post natal.
 Midwifery  : Berdasarkan penelitian asuhan post natal, misalnya dikhawatirkan
kurang efektif karena kurangnya pengetahuan tentang kebidanan.
 Self    : Secara jelas kita dapat melihat bahwa peran bidan adalah memberikan
dukungan dan membantu seorang perempuan untuk menjadi yakin dengan
perannya sebagai seorang ibu.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model konseptual kebidanan adalah:
1. Gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu disiplin ilmu
2. Pada dasarnya sam a dengan pengertian konsep kerja,sistem,dan skema ,yaitu
menunjukan ide global tentang individu,kelompok,situasi dan kejadian yang menarik
untuk suatu ilmu. Model konseptual kebidanan biasanya berkembang datri teori
wawasan intuitif keilmuan yang sering kali disimpulkan dalam kerangka acuan
disiplin ilmu yang bersangkutan (Fawcett 1992) sehinga model konseptual
memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu
3. Model memberikan kerangka untuk memahami dan mengembangkan praktik guna
membimbing tindakan dalam pendidikan untuk mengidentifikasi pertanyaan yang
harus dijawab dalam penelitian. Konsep model ditunjukan dalam banyak cara,yaitu
mental model,fisik mental,dan simbolik (Lancaster).
Teori adalah seperangkat konsep atau pernyataan yang dapat secara jelas
menguraikan fenomena penting dalam sebuah disiplin ilmu.

Kebidanan merupakan ilmu yang terbentuk dari sintesa berbagai disiplin ilmu
(multi disiplin) yang terkait dengan pelayanan kebidanan meliputi ilmu kedokteran,
keperawatan, sosial, perilaku, budaya, kesehatan masyarakat, menagemen untuk
dapat memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir yang meliputi pendeteksian keadaan abnormal pada
ibu dan anak, melaksanakan konseling dan mendirikan kesehatan terhadap ibu,
keluarga dan masyarakat. (50 Tahun IBI 2001).

B. Saran
Dalam melakukan pelayanan kesehatan bidan harus mampu memberikan pelayanan
yang memuaskan baik dengan tindakan yang dilakukannnya ataupun dengan
penampilan yang rapi dan sedap di pandang, bukan hanya sekedar berpakaian.
Meskipun tempat prakteknya rumah bidan itu sendiri. Seorang bidan juga harus bisa
menjadi contoh bagi pasiennya dalam menjaga kebersihan dari guna mengajarkan hidup

13
sehat bagi pasien. Seorang bidan tidak hanya memberikan tindakan pelayanan kesehatan
tetapi juga harus mampu mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan, selain itu juga
harus mampu menjaga keselamatan dirinya dalam bekerja.

14
DAFTAR PUSTAKA


Roni Anasoka. (2016). Makalah teori dan model konseptual asuhan kebidanan. Bandar
Lampung: academia.edu.
Mizatil Haya. (2019). Makalah teori konseptual asuhan kebidanan. Bukit tinggi :
scribd.
Diyah Retno. (2018). Teori dan model konseptual asuhan kebidanan. Pati:
Penggabean98.blogspot.com

15

You might also like