You are on page 1of 39

ASUHAN KEPERAWANTAN GERONTIK PADA NY.

N DENGAN MASALAH
KESEHATAN GASTRITIS DI LINGKUNGAN LIMA DESA TANDEBURA
KECAMATAN WATUBANGGA

OLEH:

JAMI SAMPEROMPON
S.0020.P2.094

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARYA KESEHATAN
KENDARI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gerontik di Dusun 5 Tandebura Kecamatan

Watubangga Kabupaten Kolaka ini telah dikonsultasikan kepada Pembimbing Akademik dan

dinilai layak untuk dilaporkan.

Kendari, Februari 2022

Dosen Pembimbing

Muhaimin Saranani, S.Kep., Ns., M.Sc


NIDN.

Koordinator Mata Kuliah


Keperawatan Gerontik,

Diah Indriastuti, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0903128203
DAFTAR ISI

Contents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Tujuan penyusunan....................................................................................................................6
C. Manfaat......................................................................................................................................6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penuaan........................................................................................................................7
B. Definisi......................................................................................................................................8
C. Etiologi......................................................................................................................................9
D. Patofisiologi.............................................................................................................................12
E. Tanda dan Gejala.....................................................................................................................13
F. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................................14
G. Pengkajian...............................................................................................................................15
H. Diagnosa Keperawatan............................................................................................................15
I. Intervensi Keperawatan...........................................................................................................16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian...............................................................................................................................17
B. Pengkajian Psikososial, Ekonomi Dan Spiritual......................................................................22
C. Pengkajian Fungsional Klien...................................................................................................23
D. Pengkajian Status Mental Klien...............................................................................................27
E. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan................................................................................31
F. Format Analisa Data................................................................................................................32
G. Diagnosa Keperawatan :..........................................................................................................32
H. Intervensi Keperawatan...........................................................................................................33
I. Catatan Asuhan Keperawatan Lansia.......................................................................................35
J. Evaluasi...................................................................................................................................37
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................................39
B. Saran........................................................................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan asupan

nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi penting lainnya.

Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan yang sesuai. Pola makan yang

teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh kita, sedangkan pola makan yang tidak

teratur dapat menyebabkan gangguan di sistem pencernaan. Permasalahan dalam sistem

pencernaan tidak boleh dibiarkan. Ada berbagai gangguan sistem pencernaan atau

penyakit yang mungkin terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya

adalah penyakit Gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag. (Sulastri, 2012)

Penyakiut Gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal dalam

kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati, mual, muntah,

cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag sangat mengganggu

karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas. Sebenarnya kunci

pengobatan penyakit maag adalah dapat mengatur agar produksi asam lambung

terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan yaitu dengan menghilangkan stres dan

makan teratur. (Wijoyo, 2009).

Penyakit Gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan gangguan

pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas, sehingga diperlukan

fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam meningkatkan status kesehatan di dalam

keluarga. Fungsi perawatan keluarga itu mengenal masalah gastritis dalam keluarga,

mengambil keputusan dalam keluarga untuk untuk mengatasi atau mencegah terjadinya

komplikasi akibat Gastritis, merawat anggota keluarga dengan Gastritis, memodifikasi


lingkungan yang ada dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada. (Wijoyo. 2010).

Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan

pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia angka

kejadian Gastritis di beberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6 % yaitu

di kota Medan, lalu dibeberapa kota lainnya seperti Surabaya 31, 2 %, Denpasar 46 %,

Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %, Palembang 35,3 %, Aceh 31,7 % dan Pontianak 31,2 %.

Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang kurang sehat (Gustin, 2011)..

B. Tujuan penyusunan

1. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya Gastritis


2. Mahasiswa mengetahui cara mencegah kejadian Gastritis
3. Mahasiswa mampu merumuskan rencana asuhan keperawatan pada kasus Gastritis

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan reverensi untuk
materi kasus Gastritis
2. Bagi masyarakat, makalah ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang Gastritis, hingga masyarakat dapat mengetahui apa itu Gastritis penyebab
dan tanda gejala dan lain sebagainya
3. Bagi ilmu pengetahuan keperawatan, makalah ini dapat dijadikan sebagai update
referensi mengenai kasus Gastritis
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penuaan

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari, walaupun proses

penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya

proses ini menjadi beban bagi orang lain dibandingkan dengan proses lain yang

terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek

penuaan yang manual dan tidak normal.

B. Definisi Gastritis

Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi

jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal dengan

maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang berarti perut atau lambung dan titis

yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan berarti penyakit tunggal,

tetapi berbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan

peradangan pada lambung. (Refelina Widja, 2009).

Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung. Penyakit ini

sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang terlalu asam, pedas

atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa bertambah parah jika tidak segera

disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani

yaitu gastro, yang berarti perut atau lambung dan itis yang berarti inflamasi atau

peradangan. Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari

beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung

(Admin, 2012).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa

lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel- sel

radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam pada

umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam:

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan

kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah inflamasi lambung yang lama

dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri

Helicobacter pylory. (Soeparman, 2001).

C. Etiologi

Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang amat

penting. Di negara berkembang prevalensi infeksi H. pylori pada orang dewasa

mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H. pylori lebih tinggi

lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa balita. Di Indonesia,

prevalensi infeksi kuman H. pylori menunjukkan tendensi menurun. Di negara maju,

prevalensi infeksi kuman H. pylori pada anak sangat rendah. Diantara orang dewasa

infeksi kuman H. pylori lebih tinggi dari pada anak-anak tetapi lebih rendah dari pada

di negara berkembang, yakni sekitar 30% (Hirlan, 2006).

Penggunaan antibiotik dicurigai mempengaruhi penularan kuman di

komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun presentase

keberhasilannya rendah. Pada awal infeksi mukosa lambung akan menunjukkan

respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H. pylori sering diabaikan sehingga

penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan 2006).

Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran asam

lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah, Infeksi H. pylori

ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga pertahanan dinding
lambung melemah, Gangguan gerakan saluran cerna, Stress psikologis. ( Misnadiarly

2009 ).

Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik antiinflamasi, terutama aspirin,

Bahan kimia, misalnya lisol, Merokok, Alkohol, Stres fisis yang disebabkan luka

bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, Refluk usus - lambung,

Endotoksin. ( Inayah 2004 ).

Obat analgetik antiinflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol,

merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,

pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat, refluk

usus lambung, endotoksin. ( Inayah 2004 ).

Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan terlalu

berbumbu/mengandung mikroorganisme. Penebab lain mencakup dengan alkohol,

aspirin, refluks empedu. Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna

makanan atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi

ganggren/perforasi, pembentukan jaringan parut dapat terjadi. (Smeltze, dkk 2001).

D. Patofisiologi

Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama perdarahan gastrointestinal

bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat- obat anti peradangan bukan

steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang difusi balik ion hidrigen

dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan lesi terjadi pada pasien dengan

kelainan berat, Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balik ion H+ meningkat,

Perfusi mukosa lambung terganggu, Jumlah asam lambung, Faktor ini saling

berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa lambung

terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam lambung juga

terpacu ( Inayah, 2004 ).


Aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui

beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas siklooksigenase

mukosa. Siklooksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukan

prostaglandin dari asam arakidonat. Prostaglanding merupakan salah satu factor

defensif mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi

prostaglanding mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat

merusak mukosa secara topikal. Kerusakan tropikal terjadi karena kandungan asam

dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan

juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga

kemampuan factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001)..

E. Tanda Dan Gejala Asam Urat

Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,

merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan

saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul dengan tanda-tanda

anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat

riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik

kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh nyeri

ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai kelainan.

( Mansjoer dkk., 1999 )..

F. Penatalaksanaan

Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari alkohol

dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan melalui mulut,

diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan perlu diberikan secara

parenteral. Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan

prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali, pengobatan terdiri

dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab. Terapi pendukung mencakup

intubasi, analgesik dan sedatif, antasida serta cairan intravena. Endoskopi fiberoptik

mungkin diperlukan. Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat

jaringan perforasi. (Smeltzer dkk., 2001)

G. Pengkajian

a. Pengkajian Riwayat Kesehatan

■ Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalanan penyakit pasien, awal dari gejala

yang dirasakan kalien. Keluhan timbul dirasakan secara mendadak atau betahap,

faktor pencetus, untuk mengatasi masalah tersebut.

• Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan penyakit

sekarang, riwayat dirumah saki dan riwayat pemakaian obat.

• Riwayat penyakit keluarga : Terdapat keluarga menderita

penyakit yang behubungan dengan penyakit yang diderita penyakit yang diderita

oleh pasien.

b. Pengkajian pemenuhan kebutuhan sehari-hari (ADL)

■ 1). Aktivitas / Istirahat

■ Biasanya klien mengalami kelelahan, kelemahan, dan hiperventilasi.

• Sirkulasi

■ Biasanya klien mengaami kelemahan, berkeringat, warna kulit pucat, nadi perifer

lemah, pengisian kapiler lambat, warna kulit pucat dan kelemaan pada kulit.

• Integritas ego

■ Apakah ada faktor stressakut atau kronis (kehilangan, hubungan kerja) dan

perasaan tak berdaya.


• Eliminasi

■ Adanya riwayat perawatan rumah sakit sebelumnya karena perdarahan atau

masalah yang berhubungan dengan gastritis.

• Makanan atau cairan

■ Anoreksia, mual, muntah( muntah yangmemenjang diduga obstruksi pilorik bagian

luar sehubungan dengan luka duodenal).

• Neurosensori

Rasa berdenyut, pusing/ sakit kepala karena sinar, kelemahan.

c. Pengkajian Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Tampak kesakitan dari pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan

dikuadran epigastrik:

• B1 (breath) = takhipnea

• B2 (blood = takikardi, hipotensi, distrinia, nadiperiver lemah,

pengisian perifer, warna kulit pucat.

• B3 (brain) = Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran

terganggu, bisorientasi, nyeri epigastrum.

• B4 (bladder) = Oliguria ( gangguan keseimbangan cairan)

• B5 (bowel) = Anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati,

tidak toleran makanan pedas.

• B6 (bone ) = Kelelahan, kelemahan.

d. Pemeriksaan Diagnostik

• Pemeriksaan darah:

■ Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori.

• Uji nafas urea :

■ Suatu metode diagnostik berprinsip bahwa urea diubah oleh ureaseha.


Pemeriksaan Feces.
■ Suatu metode yang dapat membuktikan apakah ada bahteri H. Pylori

dalam veses atau tidak

• Pemeriksaan Endoskopi saluran cerna bagian atas:

■ Tes ini dapat terlihat adanya ketidak normalanpada saluran cerna baian

atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.

• Rontgen saluran cerna bagian atas:

■ Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan

lainnya.

• Analisis lambung : Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan

teknik penting untuk menegakan diaknosis penyakit lambung.

• Analisis Stimulasi

■ Tes ini untuk mengetahui terjadinya aklorhidria atau tidah.

H. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan mukosa lambung ter iritasi.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang tidak

cukup dan kehilangan cairan yang berlebih.

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur berhubungan dengan nyeri


I. Intervensi Keperawatan.

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Keperawatan
1. Kekurangan NOC NIC
volume cairan • Fluid balance Fluid management
berhubungan • Hydration • Pertahankan catatn intake
dengan masukan • Nutritional status: Food dan output yang akurat.
cairan yang and fluid • Monitor status hidrasi.
tidak cukup • Intake Kriteria hasil • Monitor vital sign.
dan kehilangan • Mempertahankan urin • Monitor masukan
cairan yang output sesuai dengan makanan/ cairan dan
berlebih. usia dan berat badan hitung intake cairan.
• Tekanan darah, • Dorong masukan oral.
nadi,suhu, dalam batas
normal
• Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi.
• Elastisitas turgor kulit
baik, membrane mukosa
lembab tidakada rasa
haus yang berlebihan

2. Gangguan NOC NIC


pemenuhan • Anxiety reduction Sleep Enhancement
kebutuhan • Comfortlevel • Jelaskan pentingnyatidur
istirahat dan • Pain levelCriteria hasil yang adekuat
tidur • Jumlah jam tidur dalam • Ciptakan lingkungan yang
berhubungan batas normal 6 nyaman.
dengan nyeri 8 jam/ hari • Diskusikan dengan pasien
• Pola tidur kualitas dalam dan keluarga tentang
normal teknik tidur pasien.
• Perasaan setelah tidur • Monitor waktu makan dan
• Mampu minum dengan waktu
mengidentifikasi hal- tidur.
hal yamg meningkatkan • Catat kebutuhan tidur
tidur. pasien.

3 Gangguan NOC NIC


pemenuhan Anxiety reduction Sleep Enhancement
• Comfort level • Determinasi efek-efek
kebutuhan • Pain level medikasi terhadap pola tidur
istirahat dan • Rest : Extent and • Jelaskan pentingnya tidur
Pattern yang adekuat
tidur • Sleep : Extent an • Fasilitas untuk
berhubungan Pattern mempertahankan aktivitas
Kriteria Hasil : sebelum tidur (membaca)
dengan nyeri • Jumlah jam tidur dalam • Ciptakan lingkungan yang
batas normal 6-8 jam/hari nyaman
• Pola tidur, kualitas dalam • Kolaborasikan pemberian
batas normal obat tidur
• Perasaan segar sesudah • Diskusikan dengan pasien
tidur atau istirahat dan keluarga tentang teknik
• Mampu tidur pasien
mengidentifikasikan hal-hal • Instruksikan untuk
yang meningkatkan tidur memonitor tidur pasien
• Monitor waktu makan dan
minum dengan waktu tidur
• Monitor/catat kebutuhan
tidur pasien setiap hari dan
jam

J. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien di sesuaikan

dengan prioritas masalah yang telah disusun. Yang paling penting pelaksanaan

mengacu pada intervensi yang telah ditentukan dengan maksud agar kebutuhan

klien terpenuhi secara optimal.


K. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi dilakukan dengan mengacu pada tujuan dan kriteria yang telah

ditetapkan..
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Identitas Klien
Nama : Ny. N
Umur : 65 th, Middle
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
No RM : -
Pendidikan : SD
Alamat : Lingkungan V, Desa Tandebura
Pekerjaan/Riwayat : -
pekerjaan Ibu rumah tangga
Diagnosa Medis/masalah : Gastritis
KDM

Identitas Penanggungjawab ( Jika ada )


Nama : Tn. K
Umur : 67 Th
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Lingkungan v, Desa Tandebura
Hub dengan klien : Suami

KELUHAN UTAMA

Nyeri ulu hati

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien mengeluh nyeri pada uluhati, dirasakan seperti tertusuk jarum, dengan skala 4,
dan hilang timbul, nyeri ulu hati terasa jika terlambat makan
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Sebelum merasakan nyeri pada uluhati, klien sering merasakan pusing, dan
memeriksakan keadaanya ke Puskesmas.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Klien mengatakan anggota keluarganya ada juga menderita penyakit gastritis yaitu
anak laki-laki klien. Keluarga klien juga mempunyai penyakit keturunan yaitu
hipertensi, dan keluarga klien tidak pernah dirawat dirumah sakit

RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Keluarga Ny.S tinggal dirumah milik pribadi , kurang lebih berukuran 3x6 m2,
ventilasi dan pencahayaan rumah cukup , lantai rumah semen ,tangga rumah tidak
ada, kebersihan rumah bersih. Lingkungan rumah bersih.

RIWAYAT REKREASI
Klien semenjak berusia lanjut tidak pernah rekreasi kedaerah lain, klien hanya
berekreasi dengan cara menonton TV dirumah bersama keluarga.

SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


Sumber Pendapatan : Ada, bertani dan berkebun

B. TINJAUAN PER SISTEM (Jelaskan sistem-sistem di bawah ini yang terdapat


pada klien) HEAD TO TOE
1 Keadaan Umum : Sadar total
a Tekanan darah : 130/100 MmHg
b Nadi : 84x/menit
c RR : 20x/menit
d Suhu : 36.50C
2 Kulit dan kuku
Inspeksi
a Warna kulit : Hitam
Warna kuku Putih kekuningan
b Lesi : Tidak ada
c Pikmentasi berlebih : Tidak ada
d Jaringan parut : Tidak ada
e Distribusi rambut : Alopesia
f Kebersihan kuku : Bersih
g Kelainan pada kuku : Tidak ada
h Bulla (lepuh) : Tidak ada
i Ulkus : Tidak ada
Palpasi
a Tekstur : Kasar
b Turgor : Baik
c Pitting edema : Tidak ada
d Capilarry refill time : < 2 detik
e Suhu perifer Teraba hangat
3 Kepala
Inspeksi
a Bentuk kepala : Mesochepal
b Kebersihan : Bersih
c Warna rambut : Beruban
d Kulit kepala : Bersih
e Distribusi rambut : Alopesia
f Kerontokan rambut : Ya
g Benjolan di kepala : Tidak
h Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
a Nyeri kepala : Tidak

b Temuan/keluhan lain Tidak ada


4 Mata
Inspeksi
a Ptosis : Tidak
b Iris : Hitam
c Konjungtiva : Merah muda
d Sklera : Putih
e Kornea : Keruh
f Pupil : Isokor
g Peradangan : Tidak
h Katarak : Tidak
i Ketajaman penglihatan : Baik
j Gerak bola mata : Baik
k Medan penglihatan : Baik
l Alat bantu penglihatan : Tidak
m Buta warna : Tidak
n Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
Palpasi
a Kelopak mata Tidak nyeri
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
5 Telinga
Inspeksi
a Bentuk telinga : Baik
b Lesi : Tidak
c Peradangan : Tidak
d Kebersihan telinga luar : Bersih
e Kebersihan lubang telinga : Kurang bersih
f Membran timpani : Baik
g Test Arloji : Baik
h Tes bisikan bilangan : Baik
i Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
Palpasi
a Daun telinga : Baik
b Prosessus mastoideus : Baik
6 Hidung dan sinus
Inspeksi
a Bentuk : Normal
b Warna kulit : Hitam
c Lubang : Simetris
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
e Peradangan : Tidak ada
f Penciuman : Tidak ada gangguan
Palpasi
a Mobilitas septum hidung : Tidak
b Sinusitis : Baik
c Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
7 Mulut dan tenggorokan
Inspeksi
a Warna bibir : Cokelat
b Mukosa : Lembab
c Bibir pecah-pecah : Tidak ada
d Kebersihan gigi : Bersih
e Gigi berlubang : Tidak ada
f Gusi berdarah : Tidak ada
g Kebersihan lidah : Bersih
h Pembesaran tonsil : Tidak ada
i Temuan yang lain : Tidak ada
8 Leher
Inspeksi kesimetrisan leher : Simetris
Palpasi
a Kaku kuduk : Tidak
b Kelenjar limfe : Normal
c Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak
d Temuan / keluahan lainnya : Tidak ada
9 Payudara (pada laki laki dan perempuan )
a Bentuk : Normal
b Kesimetrisan : Simetris
c Benjolan : Tidak ada
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
1 Dada dan tulang belakang
0
Inspeksi
a Bentuk dada : Simetris
b Kelainan bentuk dada : Normal
c Kelainan tulang belakang : Tidak ada
d Temuan / keluhan lainnya : Nyeri area punggung
1 Pernafasan (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
1
Inspeksi
a Pengembangan dada : Simetris
b Pernafasan : Baik
c Retraksi interkosta : Tidak ada
d Nafas cuping hidung : Tidak
Palpasi
a Taktil fremitus : Getaran merata
b Pengembangan dada : Baik
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler
a Suara tambahan : Tidak ada
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
1 Kardiovaskuler
2
Inspeksi Titik impuls maksimal : Dibawah apeks
Palpasi
a Iktus kordis : Tidak terlihat
b Nadi perifer (sebut) : Artesi dorsal
Perkusi Batas jantung : Normal tidak ada pembengkakan
Auskultasi
a Bunyi jantung : S1 S2.
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
1 Gastrointestinal
3
Inspeksi bentuk abdomen : Flat
Auskultasi peristaltik usus : 20x/menit
Perkusi abdomen Normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Temuan / keluhan lain : Tidak ada.
Perkemihan
a Warna urin : Kuning
b Jumlah urin : -
c Nyeri saat BAK : Tidak
d Hematuria : Tidak
e Rasa terbakar saat BAK : Tidak
f Perasaan tidak lampias : Tidak
(anyang-anyangan)
g Mengompol : Tidak
h Tidak bisa BAK : Tidak
i Temuan keluhan lainnya : Tidak ada
1 Muskuloskeletal
4
Inspeksi
A Lesi kulit : Tidak
B Tremor : Tidak
Palpasi
A Tonus otot ekstremitas atas : Normal
B Tonus otot ekstremitas : Normal
bawah
C Kekuatan ekstremitas atas : Normal
D Kekuatan ekstremitas : Norml
bawah
E Rentang gerak : Terbatas
F Edema kaki : Tidak
G Refleks Bisep : Kanan & Kiri Normal.
H Refleks Trisep : Kanan & Kiri Normal.
J Refleks patella : Kanan & Kiri Normal.
J Refleks Achilles : Kanan & Kiri Normal.
K Deformitas sendi : Ya
L Nyeri ekstremitas : Tidak
P; -
Q: -
R: -
S : -
T : -
M Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
1 SSP (N I – XII)
5
A Olfaktori : Penciuman Klien berfungsi baik
B Optikus : Penglihatan klien tidak mengalami
gangguan
C Okulomotorius : Klien mampu merespon cahaya yang di
berikan
D Throklear : Klien mampu melakukan pergerakkan
lapang pandang
E Trigeminus : Klien mampu untuk makan
F Abdusen : Klien mampu menggerakkan bola mata
G Facialis : Klien mampu mengerakkan otot wajah,
seperti tersenyum
H Auditori : Klien mampu mendengarkan perintah
I Glosofaringeal : Klien tidak tersedak pada saat minum
J Vagus : Klien bicara jelas
K Aksesorius : Klien susah mengangkan bahu karena nyeri
L Hipoglosus : Klien mampu menjulurkan lidahnya
1 Sistem Endokrin
6
A Pembesaran tiroid : Tidak
B Riwayat penyakit : Tidak
metabolik
C Temuan / keluhan lainnya : Tidak Ada
1 Genetalia dan anal
7
A Kebersihan : Ya
B Haemoroid : Tidak
C Hernia : Tidak
D Kesan (bau) : Tidak
E Temuan / keluhan lainnya : Tidak Ada

C. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL, EKONOMI DAN SPIRITUAL


1 Psikososial
Hubungan dengan orang lain : Mampu berinteraksi
Kebiasaan lansia berinteraksi : Selalu
dengan teman
Stabilitas emosi : Stabil
Harapan klien : Bisa hidup lebih sehat lagi
Frekuensi kunjungan keluarga : Lebih dari 3 kali/bulan
(jika lansia tinggal sendiri)
Pertengkaran dengan teman : Tidak pernah
Curiga dengan teman : Tidak pernah.
Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
2 Sosial Ekonomi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : Tidak menetap
Asuransi kesehatan/jaminan : BPJS KIS
pelayanan kesehatan
Jumlah keluarga : 4 orang
Sumber bantuan : Tidak ada
3 Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1 :
Mengalami kesulitan tidur? : Tidak
Merasa gelisah? : Tidak
Sering murung dan menangis : Tidak
sendiri?
Sering khawatir? : Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika ada jawaban ya
Pertanyaan tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau : □ Ya □ Tidak
lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Ada atau banyak pikiran? : □ Ya □ Tidak
Ada gangguan atau masalah : □ Ya □ Tidak
dengan keluarga lain?
Menggunakan obat : □ Ya □ Tidak
tidur/penenang atas anjuran
dokter?
Cenderung mengurung diri? : □ Ya □ Tidak
Interpretasi hasil : □ Ada masalah emosional □ Tidak ada

D. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN

Klien mampu berinteraksi baik dengan sosial dan tidak ada masalah pada psikologis,
sosial dan spiritual
1. Indeks KATZ
Termasuk /kategori manakah klien? (lingkari di nomor yang sesuai)
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1. Mandi 
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu) atau
mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh, bantuan
masuk dan keluar dari bak mandi, serta tidak mandi
sendiri
2. Berpakaian 
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya sebagian
3. Ke Kamar Kecil 
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil dan
menggunakan pispot
4. Berpindah 
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur atau
kursi, tidak melakukan satu, atau lebih perpindahan
5. Kontinen 
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers)

No Aktivitas Mandiri Tergantung


6. Makan 
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari piring
dan menyuapinya, tidak makan sama sekali, dan
makan parenteral ( NGT )

Keterangan :
Beri tanda (  ) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil :
Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
Tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi
tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut

7. Modifikasi dari Barthel Indeks


Termasuk yang manakah klien?
No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan
1. Makan 5 10 Frekuensi: 3x/hari
Jenis: Nasi Putih,
ikan, sayur
2. Minum 5 10 Frekuensi: 3-7x/hari
Jumlah: 700 ml/hari
Jenis : Air Putih
3. Berpindah dari kursi roda ke 10 15
tempat tidur/sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi: 1x/hari
menyisir rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10
pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi: Tiap hari
7. Jalan di permukaan datar 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10 Kontrol Bowel (BAB) 5 10 Frekuensi: 2x/hari
. Konsistensi: baik
11 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi :4x/hari
. Warna: kuning
jernih
12 Olahraga/latihan 5 10
.
13 Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 10 Frekuensi: Tidak
. luang menentu
Keterangan :
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
8. SKOR NORTON
Aspek yang Dikaji Score
Kondisi fisik umum :
a. Baik 4
b. Lumayan 3
c. Buruk 2
d. Sangat Buruk 1
Kesadaran
a. Komposmentis 4
b. Apatis 3
c. Sopor 2
d. Koma 1
Akivitas
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tiduran 1
Mobilitas
a. Bergerak bebas 4
b. Sedikit terbatas 3
c. Sangat terbatas 2
d. Tidak bisa bergerak 1
Inkontinensia
a. Tidak ada 4
b. Kadang-kadang 3
c. Sering inkontinensia urin 2
d. Inkontinensia urin dan alvi 1
Score 20
Kategori skor :
16-20 : Kecil sekali/tak terjadi
12-15 :Kemungkinan kecil terjadi
<12 : Kemungkinan besar terjadi
E. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN
Dari hasil pengkajian kondisi mental klien dalam keadaan baik
1. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status
Quesioner),Pfeiffer E,1975 :
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total.
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini? 1
2. Hari apa sekarang? 1
3. Apa nama tempat ini? 1
4. Dimana alamat anda? 1
5. Berapa umur anda? 1
6. Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)? 1
7. Siapa presiden Indonesia sekarang? 1
8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya? 1
9. Siapa nama ibu anda? 1
10. Berapa 20-3? tetap pengurangan 3 dari setiap 1
angka baru, semua secara menurun berurutan.
Jumlah 0
Interpretasi Hasil :
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 :Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 :Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 :Kerusakan intelektual berat
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam);Fostein MF,1975 :
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
□ Tahun
□ Musim
□ Tanggal
□ Hari
□ Bulan
Orientasi 5 3 Dimana kita sekarang
□ Negara Indonesia
□ Provinsi Sulawesi tenggara
□ Kota Kolaka
□ Panti Wredha
□ Wisma
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing-
masing obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
□ Obyek 1 Pulpen
□ Obyek 2 Buku
□ Obyek 3 Bedak
3 Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
□ 93
□ 86
□ 79
□ 72
□ 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-masing
obyek
□ Obyek 1 Pulpen
□ Obyek 2 Buku
□ Obyek 3 Bedak
5 Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan atau pensil)
□ Mengetahui nama

Minta pada klien untuk mengulang


kata berikut “tak ada jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar, nilai 1
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
poin.
□ Tak ada jika
□ Dan
□ Atau
□ Tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah : “Ambil kertas di tangan
anda. Lipat dua dan taruh di lantai”
□ Ambil kertas
□ Lipat dua
□ Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut Tutup mata anda
□ Aktifitas sesuai perintahTutup
mata anda
Total nilai 25

>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik


18-22 :Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 :Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
3. Skala depresi
Sesuaikan jawaban klien dengan jawaban yang sesuai pada instrument.
Jawaban yang
No Pertanyaan
sesuai
1 Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda TIDAK
Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
2 YA
minat/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? YA
4 Apakah anda merasa sering bosan? YA
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
5 TIDAK
saat?
Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan
6 YA
terjadi pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
7 TIDAK
hidup anda?
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? YA
Apakah anda lebih sering di rumah daripada pergi
9 YA
keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
10 dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan YA
orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
11 TIDAK
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan
12 YA
anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? TIDAK
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
14 YA
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
15 YA
keadaannya dari pada anda?
Total score 0
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1
Keterangan :
Score 5 -9 : Kemungkinan depresi
Score 10 atau lebih : Depresi
F. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
Kebiasaan merokok : Tidak merokok
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1 Kebutuhan nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi habis
Snack : Kerupuk
2 Pemenuhan cairan
Frekuensi minum : > 3 gelas
Jenis minuman : Air putih , Teh
3 Pola kebiasaan tidur
Jumlah waktu tidur : > 6 jam
Gangguan tidur : Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang : Kegiatan Keagamaan
4 Pola eliminasi BAB
Frekuensi BAB : 2 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Gangguan BAB : Tidak ada
5 Pola eliminasi BAK
Frekuensi : 4-6 kali sehari

Warna urin : Kuning jernih


Gangguan BAK : Tidak ada
6 Pola aktifitas
Kegiatan produktif yg dilakukan : Memasak, Berkebun
Pekerjaan rumah tangga
7 Pola pemenuhan personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Memakai sabun : Ya
Sikat gigi : 2x sehari
Menggunakan pasta gigi : Ya
Berganti pakaian bersih > 1x sehari
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Foto Rontgen : Tidak ada


CT SCAN : Tidak ada
USG : Tidak ada
EKG Tidak ada
Pemeriksaan Hasil Laboratorium : Tidak ada
Pemeriksaan yang lain : Tidak ada

H. PROGRAM TERAPI
N Nama obat Dosis
o
1 Novaxicam. : 3x1/hari
2 Ibuprofen : 2x1/hari

I. FORMAT ANALISA DATA

Analisis Data Kode Etiologi Masalah


J. Ds :
DIAGNOSA KEPERAWATAN : Kode : Nyeri akut
Agen cedera
Ny. N mengatakan Nyeri D.0077
fisiologis
pada ulu hati Kategori :
psikologis
Do :
Sub Kategori :
Skala nyeri 6 (1-10) nyeri dan
Klien tampak menahan nyeri
kenyaman

1. D.0077 Nyeri akut


K. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi

1. Kode : D.0077 Seteleh dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Intervensi keperawatan
jam, diharapkan
Kategori : psikologis Manajemen nyeri (1.08238)
Sub Kategori : nyeri dan kenyaman Tingkat nyeri ( L. 08066) 1. Identifikasi skala nyeri, lokasi, karakteriksik,
Skala 1. Meningkat durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Nyeri akut berhubungan dengan 1. meningkat
Agen pencedera fisik 2. Berikan teknk nonarmakologis untuk
2. Cukup meningkat
Ds: 3. Sedang mengurangi rasa nyeri (mis: TENS, hypnosis,
Ny. N mengatakan Nyeri sendi pada 4. Cukup menurun akupuntur , terapi music, biofeedback, terapi
pergelangan tangan 5. Menurun
pijit, aromaterapi , teknik imajinasi
Do : Dengan kriteria :
1. Keluhan nyeri (skala 3 menjadi 5) terbimbing , kompres air hanyat / dingin dan
Skala nyeri 4 (1-10) Klien tampak
menahan nyeri 2. Meringis (skala 2 menjadi 4) terapi bermain
Kontrol Nyeri (L.08063) 3. Monitori keberhasil terapi komplementer
yang sudah diberikan
1. Menurun
2. Cukup menurun
Edukasi menejement nyeri (I.12391)
3. Sedang
4. Cukup meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
5. meningkat
menerimqa informasi
Dengan criteria hasil: 2. Sediakan materi dan media pendidikan
1. Melaporkan nyeri yang yg terkontrol ( skalah 3 kesehatan
menjadi 4) 3. Berikn kesempatan untuk bertanya
2. Kemampuan Mengenali penyebab nyeri ( skalah 3
menjadi 4) 4. Jelaskan periode, penyebab dan strategi
3. Kemampuan menggunakan teknik non- meredakan nyeri
farmakologis ( skalah 3 menjadi 4)
L. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

Nama KK : Ny. K
No. Register : -
TANGGAL/ DIAGNOSA TANDA
TINDAKAN EVALUASI
JAM KEPERAWATAN TANGAN
28 Januari Kode : D.0077 1. Mengidentifikasi skala nyeri, lokasi, S : Ny. N menegatakan paham
2022 karakteriksik, durasi, frekuensi,
Diagnosa : Nyeri akut kualitas, dan intensitas nyeri dengan edukasi yang diberikan.
2. Memberikan teknk nonarmakologis
Ny.N juga merasa rileks setalah
untuk mengurangi rasa nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupuntur , terapi diberikan terapi
music, biofeedback, terapi pijit,
aromaterapi , teknik imajinasi nonfarmakologis yaitu kompres
terbimbing , kompres air hanyat /
dingin dan terapi bermain hangat.
3. Memonitori keberhasil terapi
komplementer yang sudah diberikan
5. Mengidentifikasi kesiapan dan O : Klian mampu menjawab semua
kemampuan menerima informasi
6. Menyediakan materi dan media pertanyaan dalam mengevaluasi
pendidikan kesehatan
7. Memberikan kesempatan untuk materi
bertanya
4. Menjelaskan periode, penyebab dan
strategi meredakan nyeri
M. EVALUASI

TANGGAL/ DIAGNOSA
EVALUASI TANDA TANGAN
JAM KEPERAWATAN
28 Januari Kode :D.0077 S : Klien mengetahui penyebab terjadinya nyeri, mengetahui
2022
Diagnosa : Nyeri akut metode meredakan nyeri secara non farmakologi serta

mengatakan bahwa nyeri yang timbul sedikit reda dengan

metode meredakan nyeri yang telah diajarkan namun nyeri

yang dirasakan kadang-kadang masih timbul

O : klien mampu menyampaikan perkembangan nyeri yang

dirasakan, mengetahui penyebab nyeri dan cara meredakan

nyeri secara mandiri.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan oleh petugas puskesmas


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu masalah kesehatan yang dihadapi oleh lansia dalam gastrointestinal

gangguan hal ini gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini kadang- kadang timbul secara menahun

(kronik) dimana penyebabnya tidak diketahui dengan jelas. Penyakit gastritis yang

kronik dapat dimulai dengan adanya infeksi suatu bakteri yang disebut dengan

helicobacter pylori, sehingga mengangu pertahanan dinding mukosa (Widjadja, 2009,

hal. 148).

Gastritis dalam dunia kesehatan dikenal sebagai penyakit lambung atau

dyspepsia. Sebagai organ cerna, lambung berfungsi untuk menyimpan makanan,

mencernakan kembali makanan menjadi partikel yang lebih kecil untuk menyimpan

makanan, mencernakan kembali makanan menjadi partikel yang lebih kecil untuk

diteruskan ke duodenum atau duodenal. Gastritis atau dyspepsia istilah yang sering

dikenal oleh masyarakat sebagai maag atau penyakit lambung adalah kumpulan gejala

yang dirasakan sebagai nyeri terutama di ulu hati, orang yang terserang penyakit ini

biasanya sering mual, muntah, rasa tidak nyaman..

B. Saran

1. Untuk mahasiswa diharapkan agar memahami penjelasan dalam makalah ini dan

menjadi salah sau referensi pembelajaran

2. Untuk dosen diharapkan segalah kritik dan saran agar kedepanya bisa membuat

makalah asuhan keperawatan Gerontik dengan Gastritis bisa lebih baik lagi.
DAFRAR PUSTAKA

Soekanto. (2012). Asam Urat. Jakarta: Penebar Plus.

Stanley, M, Beare, P.G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

World Health Organization. (2013). The World Health Organization Report 2013

Zahroh, Chilyatiz, Faizah, Kartika. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurun
Nyeri pada Penderita Penyakit Arthritis Gout.
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/download/328/pdf. Diunduh pada tanggal 29 Mei
2019

You might also like