You are on page 1of 14

Mata Kuliah : Toksikologi

Dosen : Hj.Inayah, SKM., M.Si

MAKALAH TOKSIKOLOGI

PERHITUNGAN PAPARAN RACUN YANG MASUK PADA TUBUH


MANUSIA

DI SUSUN OLEH :

AHMAD SYAHREZA AL-HILAL


( PO.71.4.221.22.1.040 )

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSSAR
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
SANITASI LINGKUNGAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perhitungan Paparan Zat Kimia Racun Yang Masuk Kedalam Tubuh Manusia”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang yang diberikan oleh dosen
kami. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Inayah,
SKM.,M.Si selaku dosen pada mata kuliah Toksikologi yang telah memberikan
tugas makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih mempunyai
kekurangan-kekurangan sehingga masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kepada para pembaca kiranya dapat
memberikan sumbangan pikiran berupa saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 09 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A.Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Manfaat............................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................4
PEMBAHASAN......................................................................................................4
A. Pengertian Toksikologi dan Racun..................................................................4
B. Pengertian Pestisida.........................................................................................5
C. Jalur Masuk Dan Tempat Pemaparan..............................................................5
D. Perhitungan Paparan Bahan Racun Masuk Ke Tubuh....................................6
BAB III....................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................9
B.Saran.................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini semakin banyak bahan kimia (toksikan) yang
digunakan dalam kehidupan sehari-hari, demikian pula di tempat kerja. Tercatat
sekitar 100.000 jenis bahan kimia yang diperdagangkan (European Inventory of
Existing Commercial Substances/EINECS), namun baru sekitar 4.000–8.000 yang
diketahui sifat-sifatnya dan diuji keamanannya, banyak di antaranya terbukti dapat
menimbulkan gangguan kesehatan pada manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
ekosistem lainnya, bahkan hampir 900 jenis di antaranya bersifat karsinogenik
pada manusia. Setiap tahunnya sekitar 1.000 jenis bahan kimia baru diproduksi
dan miliaran ton limbah kimia dihasilkan dari aktivitas manusia.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aplikasi dan disiplin


keilmuan yang melibatkan pendekatan multidisipliner. Praktisi K3 dapat berasal
dari pelbagai latar belakang keilmuan yang kemudian saling berinteraksi dengan
praktisi dari pelbagai latar belakang yang berbeda. Bahan-bahan kimia banyak
terdapat di tempat kerja, yang dapat menimbulkan bahaya bagi pekerja. Praktisi
K3 harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang toksikologi dari bahan-
bahan kimia yang digunakan di tempat kerja untuk dapat melakukan proteksi bagi
pekerja, lingkungan kerja, dan lingkungan secara keseluruhan (Winder & Stacey,
2005).

Hampir semua diantara kita pernah mendengar kata pestisida,herbisida,


insektisida atau nama lainnya. Hampir dalam semua sisi kehidupankita tidak bisa
lepas dari pestisida dalam berbagai bentuknya. Dari gunungsampai pantai, dari
desa sampai kota. Petani di pegununganpun tidak lepasdari penggunaan pestisida.
Petani sayuran di Dieng, Kopeng, atau petanitembakau di lereng gunung Sindoro
dan Sumbing. Nelayan dalam pembuatanikan asin misalnya, ada yang
menggunakan pestisida. Tentunya cara ini tidakdibenarkan, namun demikian

1
adanya masyarakat kita. Pemakaian pestisida dirumah tangga seperti penggunaan
obat nyamuk, anti rayap / ngengat, pengusirnyamuk (repelent) dan banyak lagi
macamnya. Untuk itulah kita perlumengenal lebih jauh tentang pestisida.
Penggunaan pestisida di Indonesia daritahun ke tahun terus meningkat. Menurut
Atmawijaya, pada tahun 1985diperkirakan menggunakan 10.000 ton pestisida,
pada tahun 1991 meningkatmenjadi 600.000 ton. Jumlah ini mencapai 5 %
konsumsi dunia.Pestisida merupakan suatu bahan yang banyak dijumpai dan
digunakan secaraluas dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai tujuan
penggunaan termasuk perlakuan yang bersifat pencegahan maupun untuk tujuan
pengendalianorganisme pengganggu pada hampir semua sektor dalam
masyarakat,diantaranya sektor kesehatan, pertanian, kehutanan, perikanan,
perdagangan, perindustrian, ketenagakerjaan, perhubungan, lingkungan hidup dan
di rumah tangga.

Tidak hanya di bidang pertanian, pengunaaan pestisida dalam rumah


tangga Indonesia sudah demikian luas juga. Berbagai merek “obat”serangga dapat
kita temui di etalase supermarket hingga warung kecil, memudahkan kita untuk
mengakses racun ini dan memasukkannya ke dalam rumah kita.Pestisida dalam
rumah tangga biasanya digunakan untuk mengatasi semut,mengatasi kecoa,
mengusir lalat, mengatasi ngengat, mengatasi tikus,mengatasi nyamuk. Walau
banyak laporan dan penelitian tentang dampaknegatif pestisida ini (pada manusia
dan lingkungan),seolah kita tidak punya pilihan lain selain menyemprot hama
pengganggu (dan pembawa penyakit)ini dengan “obat” hama. Sekalipun sebagai
bahan beracun (biosida) yang memiliki potensi menimbulkan dampak
negatifterhadap lingkungan dankesehatan manusia, pestisida banyak digunakan
karena mempunyaikelebihan-kelebihan antara lain dapat diaplikasikan dengan
mudah padahampir semua tempat dan waktu, hasilnya dapat dirasakan dalam
waktu yangrelatif singkat, dan dapat diaplikasikan dalam areal yang luas.Tanpa
kita sadari terdapat berbagai jenis pestisida yang tersimpan dirumah.Pestisida ini
bukan saja digunakan di dalam rumah tetapi juga digunakandihalaman rumah dan
kebun untuk melindungi tanaman dari gulma danhewanperusak lainnya. Anak-
anak merupakan korban utama pada kasusracunanini karena rasa keingin

2
tahuannya yang tinggi dan tingkah lakunyayaitu senang sekali memasukan apa
saja yang ditemui ke dalam mulutnyaMemperhatikan hal-hal tersebut diatas maka
merupakan suatu keharusan bahwa pestisida perlu dikelola dengan sebaik-baiknya
agar dapat diperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dengan dampak negatif yang
sekecil-kecilnya.Untuk melindungi keselamatan manusia dan sumber-sumber
kekayaan alamkhususnya kekayaan alam hayati maka dalam pengelolaan pestisida
antaralain adalah peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1973. berdasarkan
peraturan pemerintah tersebut, maka setiap pestisida yang akan diedarkan,
disimpan dandigunakan harus terlebih dahulu terdaftar dan memperoleh izin
menteri pertanian. Mengacu pada peraturan pemerintah tersebut, menteri
pertaniantelah mengeluarkan beberapa keputusan yang bersifat kebijaksanaan
dalamkaitannya dengan pengelolaan pestisida, antara lain keputusan menteri
pertanian nomor 434.1 tahun 2001 tentang syarat dan tata cara pendaftaran
pestisida, dan keputusan menteri pertanian nomor 517 tahun 2002 tentang
pengawasan pestisida.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari toksikologi dan racun?

2. Untuk mengetahui pengertian pestisida?

3. Bagamaina cara masuknya dan tempat pemaparan racun tersebut?

4. Bagaimana cara perhitungan paparan bahan racun yang masuk pada tubuh

manusia?

C. Manfaat

1. Mengetahui pengertian dari toksikologi dan racun

2. Mengetahui pengertian pestisida

3. Mengetahui jalur masuknya dan tempat pemaparan racun tersebut

3
4. Mengetahui cara perhitungan paparan bahan racun yang masuk dalam

tubuh manusia

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Toksikologi dan Racun

Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari efek/dampak dari zat-zat


yang merugikan organisme hidup dan sistem biologisnya.Toksikologi telah ada
sejak jaman dahulu pada masa awal kehidupan manusia. Toksik (racun) pada
jaman dahulu meliputi racun dari hewan dan ekstrak tanaman yang digunakan
untuk berburu, perang ataupun pembunuhan. Dapat dikatakan bahwa manusia
prasejarah telah memahami racun dan dampaknya.

Bangsa Romawi memanfaatkan racun sebagai senjata dalam bidang


politik, misal menyingkirkan saudara atau lawan politiknya. Sebagai contoh, Nero
(37-68 SM) menggunakan racun dari tumbuhan jamur untuk mengakhiri hidup
kakak tirinya.

Pada masa Socrates (470-399 SM), tanaman dan hewan beracun cukup
banyak digunakan untuk eksekusi bunuh diri. Sebagai contoh: secangkir ekstrak
hemlock diperkirakan menjadi dosis yang tepat untuk bunuh diri. Pengetahuan
toksikologi pada era Cleopatra (69-30 SM), bunuh diri diizinkan dengan cara atau
metode yang dianggap lebih sopan, menggunakan bisa ular cobra.

4
Ebers papyrus (sekitar 1500 SM) merupakan kitab berisi informasi terkait
bahan atau metrial racun, seperti: hemlock (di Yunani), aconite (Cina), opium,
timah, tembaga dan antimon. Ada juga indikasi bahwa tanaman mengandung zat
beracun seperti: alkaloid (pada tanaman belladona). Hippocrates (sekitar 400 SM)
menambahkan sejumlah racun dan prinsip toksikologi klinis yang berkaitan untuk
bioavailabilitas dalam terapu dan overdosis.

B. Pengertian Pestisida

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik danvirus
yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksudhama di sini
adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteriadan virus, kemudian
nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuranmikroskopis), siput, tikus,
burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.Pestisida juga diartikan sebagai
substansi kimia dan bahan lain yangmengatur dan atau menstimulir pertumbuhan
tanaman atau bagian-bagian tanaman

Sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida


ditujukan bukan untuk memberantas atau membunuh hama, namunlebih
dititiberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada dibawah
batas ambang ekonomi atau ambang kendali.Di Indonesia untuk keperluan
perlindungan tanaman, khususnya untuk pertanian dan kehutanan pada tahun 2008
hingga kwartal I tercatat 1702formulasi yang telah terdaftar dan diizinkan
penggunaannya. Sedangkan bahan aktif yang terdaftar telah mencapai 353
jenis.Dalam pengendalian hama tanaman secara terpadu, pestisida adalah
sebagaialternatif terakhir. Dan belajar dari pengalaman, Pemerintah saat ini tidak
lagimemberi subsidi terhadap pestisida.Namun kenyataannya di lapangan
petanimasih banyak menggunakannya. Menyikapi hal ini, yang terpenting adalah
baik pemerintah maupun swasta terus menerus memberi penyuluhan tentang

5
bagaimana penggunaan pestisida secara aman dan benar. Aman terhadap diridan
lingkungannya, benar dalam arti 5 tepat (tepat jenis pestisida, tepat cara aplikasi,
tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat takaran).

C. Jalur Masuk Dan Tempat Pemaparan

Bahan toksik umumnya menyebabkan efek yang paling besar dan


menghasilkan respon yang paling cepat bila diberikan melalui jalur intravena.
Perkiraan efektifitas melalui jalur lainnya secara menurun adalah : inhalasi,
intraperitonial, subkutan, intramuskular, intradermal, oral dan, topikal. media dan
factor-faktor formulasi lainnya dapat secara jelas memperngaruhi absorpsi setelah
ingesti/menelan, inhalasi atau pemaparan topical. Disamping itu, jalur masuk
dapat memperngaruhi toksisitas bahan kimia. Sebagai contoh, suatu bahan kimia
yang didetoksifikasi di hati diharapkan akan menjadi kurang toksik bila diberikan
melalui sirkulasi portal (oral) dibandingkan bila diberikan melalui sirkulasi
sistemik (inhalasi).

Jalur utama dimana bahan toksi dapat masuk ke dalam tubuh manusia

adalah melalui saluran pencernaan atau gastro intestinal (menelan/ingesti), paru –

paru (inhalasi), kulit (topical) dan jalur parenteral lainnya (selain saluran usu/

intestinal). Selain itu ada juga jalan masuk yang cukup efektif yaitu melalui

intramuscular, intradermal, dan subcutaneous. Jalur masuk yang berbeda ini

mempengaruhi toksisitas dari bahan kimia. Jalan masuk paparan yang bersumber

dari industry umumnya melalui kulit atau terhirup, sedangkan kejadian keracunan

umunya tertelan (ingestion).

D. Perhitungan Paparan Bahan Racun Masuk Ke Tubuh

TLV adalah besarnya konsentrasi suatu bahan kimia diudara yang


diijinkan memapar manusia secara terus menerus, tanpa menyebabkan efek
samping yang merugikan pada tubuh. TLV tidak bisa di gunakan untuk mengukur

6
tingkat polusi udara, relative index of toxicity, dan memperkirakan bahaya
keracunan dari paparan secara terus menerus tanpa adanya jeda.

Ada beberapa tipe dari TLV :

1. TLV – TWA (threshold limit values – time weight average), besarnya


konsentrasi suatu bahan kimia diudara yang diijinkan memapar manusia
secara terus menerus selama 8 jam setiap hari, 40 jam dalam satu minggu,
tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan pada tubuh.
2. TLV – STEL (threshold limit values – short Term Exposure Limit),
Besaarnya konsentrasi yang diijinkan dari suatu bahan kimia, memapar
pekerja secara terus menerus dalam waktu yang singkat (15 Menit), tanpa
menyebabkan suatu cedera, iritasi yang berat, efek kronis terhadap
jaringan lunak, efek membius. Diperbolehkan tidak lebih dari 4 kali
pemaparan, dengan sedikitnya istirahat 60 menit di setiap periode
pemaparan, asalkan TLV – TWA harian tidak terlampaui.
3. TLV – C (threshold limit values – ceiling), Batas paling maksimu.
Konsetrasi yang tidak boleh dilanggar, dan seketika itu juga harus diambil
Tindakan.

Metode yang digunakan dalam untuk menentukan tingkat paparan suatu


bahan kimia terhadap pekerja yaitu dengan cara melakukan monitoring terhadap
konsentrasi racun yang ada diudara selama pekerjaan itu berlangsung. Monitoring
merupakan kegiatan yang tidak biasa karena perlu ada fasilitas dan peralatan yang
mencukupi untuk melakukan kegiatan ini. Yang sering digunakan untuk
memperoleh sampel adalah dengan cara melakukan pengukuran dengan memilih
beberapa waktu paling tepat untuk melakukan pengukuran.

Dari data hasil monitoring kita dapat menghitung konsentrasi TWA (time
weight average) dengan menggunakan rumus di bawah ini :

tw
1
TWA= 8 ∫ c ( t ) dt
0

7
Apabila kita berasumsi konsentrasi Ct adalah tetap (atau rata-rata) dalam
sebuah periode pengukuran Ti, maka TWA bisa dihitung dengan:

C 1T 1+ C 2T 2+ C 3 T 3+… CnTn
TWA= 8 Jam

Apabila bahan kimia yang terdapat di tempat kerja lebih dari satu, salah satu
prosedur untuk memperkirakan efek dari racun (kecuali ada informasi lain yang
berbeda) yaitu dengan mengkontabinasikan TLV-TWA yang berbeda, dari
paparan beberapa bahan racun dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n
Ci
∑ ( TLV −TWA )i
i=1

Dimana:

n =Jumlah total bahan racun

Ci =Konsentrasi bahan kimia dengan memperhatikan bahan lain (TLV-TWA)

i =TLV-TWA dari bahan kimia jenis i

Apabila hasil perhitungan rumus lebih dari 1, waktu itu pekerja terpapar
berlebihan perhitungan TLV – TWA campuran depat diperoleh dari :

∑ Ci
(TLV-TWA)mix= n
i=1

∑ (TLV Ci
−TWA )
i

Apabila hasil perhitungan konsentrasi dari campuran berbagai bahan


beracum melebihi kuantitas, maka pekerja disaat itu terpapar secara berlebihan.

8
Untuk campuran bahan kimia dengan efek yang berbeda (seperti uap asam yang
bercampur dengan asap) TLVnya tidak bisa dihitung.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

TLV adalah besarnya konsentrasi suatu bahan kimia diudara yang


diijinkan memapar manusia secara terus menerus, tanpa menyebabkan efek
samping yang merugikan pada tubuh.

Toksikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kerja senyawa kimia yang


merugikan organisme hidup. Toksikologi merupakan cabang dari farmakologi
yang didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan tentang interaksi antara senyawa
kimia dengan organisme hidup.

Perjalanan bahan kimia berbahaya sebagai racun pada lingkungan melalui


jalan yang Panjang melalui berbagai komponen lingkungan seprti air, udara,
tanah, tumbuh-tumbuhan dan juga organisme yang lain. Dari berbagai komponen
lingkungan tersebut selanjutnya bahan kimia berbahaya sebagai racun dapat
masuk kedalam tubuh manusia dapat melalui berbagai jalan masuk seperti
inhalasi, oral dan juga dermal atau kulit.

9
B.Saran

Semoga dengan hadirnya makalah “Perhitungan Paparan Racun Pada


Tubuh Manusia” ini penulis dan pembaca dapat memahami tentang
sejarah,pengertian,cara masuknya dalam tubuh serta efek samping yang
ditimbulkan oleh penggunaan bahan toksik ini.Penulis juga berharap pembaca
mengetahui cara penghitungan zat kimia yang masuk di dalam tubuh
manusia.Penulis juga sangat berharap bantuan dari berbagai pihak untuk
perkembangan pembuatan makalah kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Keman Soedjajadi. 2020. Pengantar Toksikologi Lingkungan (Pdf –


Online). https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=gvkIEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PP1&dq=info:_EpZ
Y5lZH30J:scholar.google.com/
&ots=h6hFkoYC7C&sig=ssuCregwuzpfvUu4QVGLYQjmsMk&re
dir_esc=y#v=onepage&q&f=false. Diakses pada tanggal 09
November 2022.

Mukono. 2002. Epidemiologi Lingkungan (Pdf-Online). Diakses pada tanggal


09 November 2022

Meily L ,dkk. 2021.Konsep dasar Toksikologi Industri (Online).


https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.fkm.ui.ac.id/wp-

10
content/uploads/2021/files/
Buku_Toksikologi_Industri.pdf&ved=2ahUKEwiz2One0KP7AhV
RmuYKHVbgDcUQFnoECBcQAQ&usg=AOvVaw2Vv3FTsw9Bb
qsokZZPXEXV. Diakses pada 09 November 2022

Program Studi D4 K3. 2020. Sejarah Toksikologi (Online).


https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://k3.unida.gontor.ac.id/
sejarah-toksikologi/&ved=2ahUKEwim94aG4qP7AhUjjeYKHY-
lCIoQFnoECDoQAQ&usg=AOvVaw11liyJ1CZLbYXXostyQPcq.
Diakses pada 09 November 2022

Rosliana. 2018. Mengenal kajian risiko bahan kimia (Online).


https://sib3pop.menlhk.go.id/index.php/articles/view?
slug=mengenal-kajian-risiko-bahan-kimia. Diakses pada tanggal 09
November 2022

Team HPS 2011. Toksikologi Bahan Kimia (Online) https://healthsafer


protection.com/toksikologi-balan-kimia Di akses pada tanggal 09
November 2022

Yulianto, Dkk. 2017. Bahan ajar Kesehatan lingkungan Toksikologi


Lingkungan (Pdf – online). Diakses pada tanggal 09 November
2022.

11

You might also like