You are on page 1of 18

MAKALAH

SEDIAAN SALEP MATA STERIL


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Formulasi Teknologi Sediaan Steril
Dosen pengampu : Annajim Daskar, M.Farm

Disusun oleh:

Kelompok 6

1. Aini Matuzzuhro (200106007)


2. Nisa Udzatul Fadilah (200106018)
3. Budi Setiawan (200106030)
4. Elsa Dewi Setyani (200106044)
5. Gita Oktavia (200106055)
6. Ipin Elipsyah (200106066)
7. Oktavia Yussi Lestari (200106082)
8. Riski Maharani (200106094)
9. Ulfa Ningsih (200106105)
10. Novia Ramadhani (200106118)
11. Iga Putris AyuningTyas (200106133)
12. Iga Mawarni (200106144)

PROGAM STUDI SI FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

LAMPUNG

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
Formulasi Sediaan Steril dengan judul “SALEP MATA STERIL” tepat pada
waktunya.

Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung


bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya.Untuk
itu tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih terdapat kekurangan baik darisegi penyusunan bahasa dan
aspeklainnya.Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya
pintu bagi para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki
makalah ini.

Akhirnya penyusun sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini


dapat diambil manfaatnya dan besar keinginan kami dapat menginspirasi para
pembaca untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah-makalah
selanjutnya.

Pringsewu, 22 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENAHULUAN........................................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................5
D. Manfaat...........................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Definisi Sediaan Salep Mata.........................................................................................6
B. Keuntungan Sediaan Salep Mata....................................................................................6
C. Kerugian Sediaan Salep Mata.........................................................................................7
D. Cara Pembuatan Salep Mata...........................................................................................7
E. Etiket sediaan salep mata................................................................................................8
F. Metode Sterilisasi............................................................................................................9
G. Uji Evaluasi Sediaan Salep Mata..................................................................................11
H. Cara Penggunaan Salep Mata........................................................................................12
I. Contoh Obat..................................................................................................................13
BAB III.....................................................................................................................................14
PENUTUP................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15

3
BAB I

PENAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan terletak dalam
lingkaran bertulang yang berfungsi untuk memberikan perlindunganmaksimal
dan sebagai pertahanan yang baik dan kokoh. Mata manusia merupakan subjek yang
menarik untuk pemberian topikal obat. Dasar ini dapat ditemukan dalam susunan
anatomi dari jaringan permukaan dan dalam permeabilitas kornea. Tindakan
perlindungan dari kelopak mata dan sistem lakrimal seperti penghilangan dengan
cepat dari bahan yang dimasukkan kedalam mata, kecuali bahannya bervolume kecil
dan secara kimia dan fisiologis dapat bercampur dengan jaringan permukaan
(Tungadi, 2017).

Terdapat banyak Sediaan untuk mata dari berbagai jenis produk yang berbeda,
sediaan tersebut dapat berupa larutan tetes mata, pencuci mata atau salep mata.
Menurut Farmakope Edisi IV (1995) yang dimaksud dengan salep mata adalah salep
yang digunakan untuk mata. Akan tetapi, salep mata berbeda dengan salep
dermatologi, salep mata harus steril. Hal ini dikarenakan banyak larutan mata yang
dibuat dapat membawa mikroorganisme salah satunya adalah Pseudomonas
aeruginosa yang dapat menyebabkan kebutaan, oleh karena itu sterilitas pada sediaan
salep mata merupakan syarat yang paling penting (Tungadi,2017)

Salep mata memberikan arti lain dimana sediaan dapat mempertahankan kontak
dengan mata dan jaringan di sekelilingnya tanpa tercuci oleh cairan air mata. Salep
mata juga memberikan keuntungan memiliki waktu kontaknya lebih lama dan
bioavaibilitasnya dan letal obat lebih besar meski dengan onset yang lebih lambat dan
waktu untuk mencapai absorbsi lebih lama. Namun terdapat satu kekurangan dari
penggunaan salep mata yaitu salep akan mengganggu pandangan kecuali digunakan
selama waktu tidur.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi sediaan salep mata steril?
2. Apa kelebihan sediaan salep mata steril?
3. Apa kekurangan sediaan salep mata steril?
4
4. Bagaimana Cara pembuatan sediaan salep mata steril?
5. Bagaimana bentuk etiket sediaan salep mata steril?
6. Bagaimana metode sterilisasi sediaan salep mata steril?
7. Apa saja uji evaluasi sediaan salep mata steril?
8. Apa contoh obat salep mata?

C. Tujuan
akalah ini bertujuan untuk mengetahui lebih lanjut sediaan salep mata dari tahap
pembuatan, sterilisasi, penggunaan sediaan serta mengetahui persyaratan –
persyaratan tertentu mengenai sediaan tersebut.

D. Manfaat
Makalah ini dapat memberikan manfaat dalam memahami lebih lanjut mengenai obat
salep mata

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sediaan Salep Mata


Mata adalah salah satu panca indra yang dimiliki manusia untuk melihat, mata
juga merupakan organ inti dalam kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Mata dapat
mengalami gangguan baik itu yang dapat mengurangi daya penglihatan maupun tidak.
Salah satu gangguan mata yang sering didapati dalam masyarakat luas yaitu gangguan
mata yang disertai dengan keadaan mata yang memerah (pink eye/ red eye). Kondisi
ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, alergi, bahan kimia, maupun benda asing
yang ada disekitar lingkungan seperti asap, debu, pembersih rumah tangga, spray, dan
benda asing lainnya.

Untuk menanggulangi gangguan pada mata para peneliti terdahulu menciptakan


suatu sediaan atau obat untuk mata. Sediaaan mata adalah sediaan steril meliputi
larutan, suspensi tapi lebih banyak bentuk larutan yang bebas dari partikulat asing,
campuran senyawa dan pengemasannya sesuai untuk pemakaian kedalam mata serta
terdiri dari basis petrolatum putih-minyak mineral (Tungadi, 2017)

Salah satu sediaan mata adalah salep mata. menurut (DIRJEN POM,1979) salep
adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang
cocok.

Sedangkan salep mata adalah sediaan steril yang mengandung bahan kimia yang
terdispersi homogen dalam basis salep yang cocok pada mata dimana dapat
mempertahankan kontak obat dengan mata dan jaringan disekelilingnya tanpa tercuci
oleh cairan air mata yang memerlukan perhatian khusus dalam pembuatannya yaitu
dicampur secara aseptis dengan obat dan bahan tambahan yang steril (Tungadi, 2017).

B. Keuntungan Sediaan Salep Mata


Menurut (Tungadi, 2017) sediaan salep mata memiliki keuntungan sebagai berikut:

 Salep mata dapat mempertahankan kontak lama dengan mata dan jaringan
disekelilingnya tanpa tercuci oleh air mata.

6
 Salep mata memberikan keuntungan waktu kontak yang lebih lama dan
bioavailabilitas obat yang lebih besar dengan onset dan waktu puncak absorbsi
yang baik. Tempat kerjanya yaitu pada kelopak mata, kelenjar sebasea,
konjungtiva, kornea dan iris.
 Keuntungan utama suatu salep mata daripada larutan untuk mata adalah
penambahan waktu hubungan atau kontak antara obat dengan mata.
Pengkajian telah menunjukkan bahwa waktu kontak antara obat dengan mata,
2 – 4 kali lebih besar apabila menggunakan salep dibandingkan jika
menggunakan larutan garam.
 Dari sisi positif adalah tidak terjadinya iritasi pada penggunaan salep mata
 Pergerakan lebih lambat kedalam ductus lakrimal yang menyebabkan waktu
kontak yang lebih panjang dan efek yang lebih lama
 Stabilitas penyimpanan lebih besar, dan masalah kontaminasi yang kurang.

C. Kerugian Sediaan Salep Mata


Adapun kerugian sediaan salep mata adalah sebagai berikut : (Tungadi, 2017)

 Salep mata akan mengganggu penglihatan kecuali jika digunakan pada waktu
tidur.
 Satu kekurangan pada penggunaan salep mata yaitu kaburnya pandangan yang
terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar pada lensa mata
 Pada sisi negatif, salep mata cenderung membentuk lapisan pada mata dan
menyebabkan pandangan kabur.
 Salep mata dapat mengganggu bila dimasukkan secara keras pada sel epitel
kornea yang baru.
 Pada basis yang normal, dapat menyebabkan masalah-masalah pencampuran
antara pembawa salep dengan cairan mata dan termasuk parameter partisi
untuk obat antara salep dengan lapisan air mata.

D. Cara Pembuatan Salep Mata


1. Salep mata dibuat dengan menggunakan salah satu dari dua metode berikut :
a. Jika bahan obat larut dalam air dan membentuk larutan stabil maka bahan obat
dilarutkan dalam jumlah minimum air untuk injeksi, larutan yang dihasilkan
kemudian digabungkan dengan basis yang telah dilebur dan campuran diaduk
terus-menerus sampai mengental (Tungadi, 2017)
7
b. Jika bahan obat tidak segera larut dalam air, maka bahan obat dimikronisasi
sampai menjadi serbuk yang sangat halus dengan melevigasinya dengan
sejumlah kecil basis. Campuran yang dihasilkan digabungkan dengan sisa
basis (Tungadi, 2017)
2. cara memasukan salep kedalam tube/ wadah
a. Cara yang paling mudah untuk mengisi tube adalah menempatkan salep pada
sepotong kertas berlilin atau kertas perkamen kemudian lipat kertas sehingga
kedua ujungnya bertemu.
b. Menempatkan batang pengaduk pada ujung lipatan dan menggulung kertas
mengarah kebagian bawah lipatan, salep dalam kertas ditekan menjadi bentuk
silinder.
c. Kertas tube kemudian dimasukkan pada bagian belakang yang terbuka besar
dari tube yang dapat dilipat dan ketika kertas ditarik keluar melalui jari, salep
akan tertahan dan tertinggal didalam tube.
d. Pada saat memasukkan salep, penutup dari tube harus dibuka untuk
memungkinkan pengisian yang sempurna.
e. Tube seharusnya diisi sampai jarak 1 inci dari ujung tube sehingga
memberikan tempat untuk penutupan tube.
f. Penutupan dilakukan dengan meratakan dasar salep dengan spatula dan
melipatnya lebih dari dua kali dan menekannya dengan penjepit khusus tube
salep yang dilakukan dengan sepasang pinset.

E. Etiket sediaan salep mata

Gambar 2.1 Etiket Salep Mata ( sumber : https://dokumen.tips/documents/etiket-salep-mata)

8
F. Metode Sterilisasi
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV sterilisasi sediaan salep mata dapat dilakukan
dengan menggunakan cara berikut :
1. Sterilisasi Uap
Adalah proses sterilisasi thermal yang menggunakan uap jenuh dibawah
tekanan selama 15 menit pada suhu 121o. Kecuali dinyatakan lain, berlangsung di
suatu bejana yang disebut otoklaf, dan mungkin merupakan proses sterilisasi paling
banyak dilakukan.
 Alat:
Disebut otoklaf, yaitu suatu panci logam yang kuat dengan tutup yang berat,
mempunyai lubang tempat mengeluarkan uap air beserta krannya, termometer,
pengatur tekanan udara, klep pengaman.
 Cara bekerja :
Otoklaf dipanaskan, ventilasi dibuka untuk membiarkan udara keluar.
Pengusiran udara pada otoklaf berdinding dua, uap air masuk dari bagian atas dan
udara keluar dari bagian bawah yang dapat ditunjukkan pada gelembung yang
keluar dari ujung pipa karet dalam air.
Setelah udara bersih, bahan yang akan disterilkan dimasukkan sebelum air
mendidih, tutup otoklaf dan dikunci, ventilasi ditutup dan suhu serta tekanan akan
naik sesuai dengan yang dikehendaki. Atur klep pengaman supaya tekanan stabil.
Setelah sterilisasi selesai, otoklaf dibiarkan dingin hingga tekanannya sama
dengan tekanan atmosfir. Cara sterilisasi ini lebih efektif dibanding dengan
pemanasan basah yang lain, karena suhunya lebih tinggi.
 Bahan / alat yang dapat disterilkan :
Alat pembalut, kertas saring, alat gelas ( buret, labu ukur ) dan banyak obat-obat
tertentu.
2. Sterilisasi Panas Kering
Sterilisasi cara ini menggunakan suatu siklus Oven modern yang dilengkapi
udara yang dipanaskan dan disaring. Rentang suhu khas yang dapat diterima di dalam
bejana sterilisasi kosong adalah lebih kurang 15o, jika alat sterilisasi beroperasi pada
suhu tidak kurang dari 250⁰C.
 Alat :

9
Oven→ yaitu lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan
termometer dan lubang tempat keluar masuknya udara, dipanaskan dari bawah
dengan gas atau listrik.
 Bahan / alat yang dapat disterilkan dengan cara kering
Alat-alat dari gelas (gelas kimia, gelas ukur, pipet ukur, erlemeyer, botol-botol,
corong), bahan obat yang tahan pemanasan tinggi (minyak lemak, vaselin).
 Ciri-ciri pemanasan kering :
- Yang dipanaskan adalah udara kering.
- Proses pembunuhan mikroba berdasarkan oksidasi O2 udara.
- Suhu yang digunakan lebih tinggi, kira-kira 150⁰. Satu gram udara pada suhu
100⁰, jika didinginkan menjadi 99⁰ hanya membebaskan 0,237 kalori.
- Waktu yang diperlukan lebih lama, antara 1 jam sampai 2 jam, kecuali
pemijaran.
- Digunakan untuk sterilisasi bahan obat / alat yang tahan pemanasan tinggi.
3. Sterilisasi gas
Bahan aktif yang digunakan adalah gas etilen oksida yang dinetralkan dengan
gas inert, tetapi keburukan gas etilen oksida ini adalah sangat mudah terbakar, bersifat
mutagenik, kemungkinan meninggalkan residu toksik di dalam bahan yang
disterilkan, terutama yang mengandung ion klorida. Pemilihan untuk menggunakan
sterilisasi gas ini sebagai alternatif dari sterilisasi termal, jika bahan yang akan
disterilkan tidak tahan terhadap suhu tinggi pada sterilisasi uap atau panas kering.
Proses sterilisasinya berlangsung di dalam bejana bertekanan yang didesain seperti
pada otoklaf dengan modifikasi tertentu. Salah satu keterbatasan utama dari proses
sterilisasi dengan gas etilen oksida adalah terbatasnya kemampuan gas tersebut untuk
berdifusi sampai ke daerah yang paling dalam dari produk yang disterilkan.
4. Sterilisasi dengan cara aseptic
Proses ini untuk mencegah masuknya mikroba hidup ke dalam komponen
steril atau komponen yang melewati proses antara yang mengakibatkan produk
setengah jadi atau produk ruahan atau komponennya bebas dari mikroba hidup.
Cara sterilisasi dengan menggunakan teknik yang dapat memperkecil
kemungkinan terjadi cemaran/ kontaminasi dengan mikroba hingga seminimal
mungkin. Digunakan untuk bahan obat yang tidak dapat disterilkan dengan cara
pemanasan atau dengan cara penyaringan.

10
Caranya :
- Bahan obat: memenuhi syarat p.i , tidak disterilkan.
- Zat pembawa: disterilkan tersendiri dahulu.
- Zat pembantu: disterilkan tersendiri.
- Alat-alat: disterilkan dengan cara yang cocok.
- Ruang kerja: bersih, bebas debu, dan angin, disterilkan dengan sinar u.v atau cara
lain yang sesuai. (Anonim, 2019)
Pemilihan cara sterilisasi harus mempertimbangkan beberapa hal seperti
berikut:
1. Stabilitas : sifat kimia, sifat fisika, khasiat, serat, struktur bahan obat tidak boleh
mengalami perubahan setelah proses sterilisasi.
2. Efektivitas : cara sterilisasi yang dipilih akan memberikan hasil maksimal dengan
proses yang sederhana, cepat dan biaya murah.
3. Waktu : lamanya penyeterilan ditentukan oleh bentuk zat, jenis zat, sifat zat dan
kecepatan tercapainya suhu penyeterilan yang merata.

G. Uji Evaluasi Sediaan Salep Mata


Menurut (Tungadi, 2017) uji evaluasi sediaan salep mata meliputi :

1. Uji Kebocoran
Salep mata Pilih 10 tube salep mata dengan segel khusus jika disebutkan.
Bersihkan dan keringkan baik-baik permukaan luar tiap tube dengan kain
penyerap. Letakkan tube pada posisi horisontal diatas lembaran kertas penyerap
dalam oven dengan suhu yang diatur pada 60o ± 3o C selama 8 jam. Tidak boleh
terjadi kebocoran yang berarti selama atau setelah pengujian selesai, abaikan
bekas salep yang diperkirakan berasal dari bagian luar dimana terdapat lipatan
dari tube atau dari bagian ulir (tutup tube). Jika terdapat kebocoran pada 1 tube
tapi tidak lebih dari 1 tube, ulangi pengujian dengan tambahan 20 tube salep.
Pengujian ini memenuhi syarat jika tidak satu pun kebocoran dari 10 tube uji
pertama atau kebocoran yang diamati tidak lebih dari 1 atau 30 tube yang diuji.
2. Uji Partikel dan Ukuran

Undang-undang resmi memberikan suatu uji yang dirancang untuk membatasi


tingkat yang dipertimbangkan untuk jumlah atau ukuran yang dapat disetujui untuk
partikel yang berbeda yang mungkin terdapat dalam salep mata. Dalam uji ini,
11
keluarkan isi dari 10 tube salep pertamatama lebur dalam cawan petri, kemudian
biarkan memadat. Lalu diamati dengan mikroskop berkekuatan rendah yang
dilengkapi dengan mikrometer dan lensa okuler untuk partikel yang berukuran 50
µm atau lebih dalam beberapa dimensi. Pengujian memenuhi syarat jika jumlah
total dari partikel logam dalam 10 tube tidak lebih dari 50 µm atau tidak lebih dari
1 tube ditemukan mengandung 8 partikel yang sama.
3. Uji Sterilitas
Uji sterilitas dari salep mata dilakukan dengan uji steril atau membran yang
menahan bakteri dengan nilai porositas 0,45 atau 0,22 µm. untuk salep yang larut
dalam isopropil miristat (pelarut yang digunakan secara resmi untuk uji sterilitas).
Sampel salep dilarutkan dalam pelarut untuk tes steril. Untuk salep yang tidak
larut dalam isopropil miristat, disuspensikan pada pembawa berair yang cocok
yang mengandung bahan pendispersi dalanm prosedur umum yang konvensional.

H. Cara Penggunaan Salep Mata


 Cuci tangan
 Buka tutup dari tube
 Dengan satu tangan, tarik kelopak mata bagian bawah perlahan-lahan
 Sambil melihat keatas, tekan sejumlah kecil salep kedalam kelopak mata
bagian bawah (± ¼ - ½ inci). Hati-hati agar tidak menyentuhkan ujung tube
pada mata, kelopak mata, jari, dan lain-lain.
 Tutup mata dengan lembut dan putar bola mata kesegala arah pada saat mata
ditutup. Kadang-kadang pengaburan dapat terjadi
 Kelopak mata yang tertutup dapat digosok dengan lembut dengan jari untuk
mendistribusikan obat melalui fornix
 Tutup kembali tube
 Hati-hati untuk mencegah kontaminasi tutup tube saat dibuka
 Pada saat tube salep dibuka pertama kali, tekan keluar ¼ inci salep dan buang
karena mungkin terlalu kering
 Jangan pernah menyentuh ujung tube dengan permukaan apapun
 Jika mempunyai lebih dari satu tube untuk salep mata yang sama, buka satu
tube saja
 Jika menggunakan lebih dari satu jenis salep mata pada waktu yang sama,
tunggu sekitar 10 menit sebelum menggunakan salep lainnya
12
 Untuk memperbaiki aliran dari salep, pegang tube dalam tangan selama
beberapa menit sebelum digunakan
 Sangat bermanfaat untuk latihan menggunakan salep persis didepan cermin

I. Contoh Obat
Salep mata kloramfenikol 2 %

 Indikasi : Pengobatan infeksi mata supperfisial.


 Dosis dan Cara Penggunaan : Oleskan pada mata yang sakit 3-4 kali sehari
selama 10 – 15 hari. Atau sesuai petunjuk dokter.
 Kontra Indikasi : Hipersensitif.
 Efek Samping : Rasa pedih dan terbakar mungkin terjadi pada saat
pengaplikasian kloramfenikol.
 Penyimpanan : Simpan pada suhu kamar(dibawah 30’C) dalam wada tertutup
dan terlindung dari cahaya matahari.

Gambar 2.2 Salep Mata Kloramfenikol 2 %

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatan
salep mata harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan
yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi
syarat uji, hasil akhir dimasukkan secara aseptik dalam tube steril. Penggunaan
salep mata harus memenuhi prosedur yang telah dibahas diatas seperti mencuci
tangan dan melakukan secara hati-hati. Keuntungan dari sediaan salep mata ini
adalah dapat mempertahankan kontak lama dengan mata dan jaringan
disekelilingnya tanpa tercuci oleh air mata, namun terdapat kekurangan dalam
yaitu mengganggu penglihatan kecuali jika digunakan pada waktu tidur.

14
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2019. Sterilisasi Salep Mata. Tulisan diaksis dari alamat


https://dokumen.tips/documents/makalah-salep-mata. Pada hari rabu, 22
maret 2023

Anonim. 2020. Etiket Salep Mata. Tulisan diakses dari alamat ( sumber :
https://dokumen.tips/documents/etiketsalep-mata). Pada hari rabu, 22 Maret
2023

DIRJEN POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. DIPKES RI : Jakarta

DIRJEN POM 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. DIPKES RI : Jakarta

Tungadi, Robert. 2017. Teknologi Sediaan Steril. Penerbit Sagung Seto Press : Jakarta

15
5 SOAL PILIHAN
1. Sedian setengah padat ditunjukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir, disebut ?
a. Larutan
b. Pulvis
c. Pasta
d. Salep
e. semuanya salah
Jawabannya : D
Penjelasan : salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. bahan obatnya harus larut atau terdispersi
homogen dalam dasar salep yang cocok.

2. Menurut konsistennya salep dibagi menjadi ?


a. 4
b. 3
c. 5
d. 2
e. 6
Jawaban : C
Penjelasan : Menurut Konsistensinya, salep digolongkan menjadi 5 golongan
 Unguenta : adalah salep yang memiliki konsistensi seperti mentega. Tidak
mencair padasuhu biasa tetapi mudah dioleskan tanpa memakai tenaga.
 Cream : adalah salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit.
Suatu tipe yangdapat dicuci dengan air.
 Pasta : adalah suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat
(serbuk). Suatusalep tebal karena merupakan penutup atau pelindung bagian
kulit yang diberi.
 Cerata : adalah suatu salep berlemak yang mengandung presentase tinggi lilin
(waxes),sehingga konsistensinya lebih keras.
 Gelones Spumae (Jelly) : adalah suatu salep yang lebih halus. Umumnya cair
danmengandung sedikit atau tanpa lilin

16
3. Salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe yang
dapat dicuci di air, ialah pemngertian dari?
a. Unguenta
b. Cream
c. Pasta
d. Semuanya salah
e. Cerata
Jawabannya : B

4. Salep hydrophillic dan salep hydrophobic terbagi menurut ?


a. Dasar salepnya
b. Efek terapinya
c. Penggolongan salep
d. Semuanya benar
e. Semuanya salah
Jawabannya: A
Penjelasan : Sifat hidrofobik merupakan sifat yang tidak suka air, sedangkan
sifat hidrofilik merupakan sifat yang suka air

5. Kualitas dasar salep yang baik ada berapa ?


a. 3
b. 4
c. 5
d. 6
e. 2
Jawaban : B
Penjelasan : Kualitas dasar salep yang baik meliputi:
 Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh
oleh suhu dan kelembaban kamar.
 Lunak, semua zat yang ada pada salep harus dalam keadaan halus dan seluruh
produk harus lunak dan homogen.
 Mudah dipakai.
 Dasar salep yang cocok

17

You might also like