You are on page 1of 15

ISOLASI DNA BAKTERI

Disusun Oleh
Nama : Riesce Octa Verantika
NPM : 210106170
Prodi : S1 Farmasi
Kelas :D
Dosen : Wina Safutri, S.Si.,M.Biomed

LABORATORIUM BIOKIMIA
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU
LAMPUNG
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “ISOLASI DNA”.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu saya
harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

Pringsewu, 15 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah............................................................................ 2
C. Tujuan .............................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Dna ................................................................................ 3


B. Letak Dna ......................................................................................... 4
C. Fungsi Dna ....................................................................................... 4
D. Bentuk Dna ...................................................................................... 4
E. Struktur Dna ................................................................................... 4
F. Faktor Yang Membuat Dna Rusak ............................................... 8
G. Prinsip Isolasi Dna .......................................................................... 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
DNA merupakan materi genetik yang akan membawa informasi
genetik. Informasi tidak hanya mencakup bentuk, tetapi juga pola perilaku
jaringan-jaringan ; sel-sel pada manusia dewasa bereaksi terhadap
perubahan-perubahan kimiawi maupun fisik lingkungan sekitarnya sebagai
jawaban atas perintah inti sel. Untuk semua itu hanya diperlukan 6
pikogram, 6 x 102 g, asam deoksiribonukleat (DNA) yang mengandung
informasi, baik untuk struktur maupununtuk fungsinya.Tidak ada satu
kemampuan pun sepanjang sejarah kehidupan manusia yang
dapatmenandingi kemampuan DNA dalam menyimpan begitu banyak
informasi. (Diah Aryulina,2006)
` Mikrochip, silikon yang cukup canggih dengan ukuran panjang 5
mm dan tebal 0,2 mm dapat memilikirangkaian elemen listrik sebanyak
100.000 buah. Dengan ukuran sekecil ini, ruangan yang ditempati oleh
200 elemen seperti itu cukup untuk dapat menampung DNA yang
diperlukanuntuk mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan 180.000
manusia. DNA penting dalam hal hereditas. Paket semua informasi
genetik dan dibagikan pada generasi berikutnya. Dasar untuk ini terletak
pada kenyataan bahwa DNA membuat gen dan gen membuat kromosom.
Manusia memiliki 23 pasang kromosom – total 46 kromosom. (Pratiwi,
D. A., dkk. 2007)
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu
prinsipisolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan
teknik untukmemisahkan campuran berdasarkan berat molekul
komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada
di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas
tabung . Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang
terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah
(Rachmat, 2012).

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian DNA ?
2. Dimana letak DNA ?
3. Apa fungsi dari DNA ?
4. Bagaimana bentuk DNA ?
5. Bagaimana struktur DNA ?
6. Apa faktor yang membuat DNA rusak ?
7. Apa prinsip isolasi DNA ?

C. Tujuan
1. Mengetahui ap aitu DNA
2. Mengetahui dimana letak DNA
3. Mengetahui apa fungsi dari DNA
4. Mengetahui bagaimana bentuk dari DNA
5. Mengetahui bagaimana struktur DNA
6. Mengetahui faktor-faktor yang membuat DNA rusak
7. Mengetahui prinsip isolasi DNA

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian DNA
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan makromolekul berupa
benang sangat panjang yang terbentuk dari sejumlah besar
deoksiribonukleotida, yang masing-masing tersusun dari satu basa, satu
gula dan satu gugus fosfat. Apabila kita ibaratkan suatu tubuh, maka DNA
diibaratkan sebagai otak yang dapat mengatur segala proses di dalam
tubuh. Di samping itu, DNA juga mempunyai peran penting dalam
pewarisan sifat. DNA merupakan suatu senyawa kimia yang penting pada
makhluk hidup. Tugas utamanya membawa materi genetik dari suatu
generasi ke generasi berikutnya. DNA juga merupakan senyawa
polinukleotida yang membawa sifat-sifat keturunan yang khas pada
kromosom. (Lubert, Styer, 2000)
DNA dapat mereplikasi membentuk salinan dirinya sendiri,Untuk
setiap untaian DNA berisi sekuens basis tertentu dan setiap basis
menghubungkan molekul gula dan fosfat jika basis telah membentuk anak
tangga (horizontal) maka molekul gula serta fosfat membentuk bagian
vertikal tangga tersebut. (Pratiwi, D. A., dkk. 2007)
Molekul DNA pertama kali diisolir oleh F. Miescher (1869)
dari sel spermatozoa dan dari nucleus sel-sel darah merah burung . Tahun
1880 fischer dapat mengenal adanya zat-zat pirimidin dan purin di
dalamasam nukleat. Kossel menemukan 2 pirimidin (yaitu sitosin dan
timin) dan 2 purin (yaitu adenine danguanin) di dalam asam nukleat itu,
sehingga ia mendapatkan Nobel pada tahun 1910 . Watson dan
Crick(1953) menyatakan bahwa molekul DNA itu berbentuk spiral ganda
yang berpilin (―double helix‖) dan memperlihatkan berbagai aktifitas dari
molekul DNA . Kornberg (1957) membuktikan kebenaran model―double
helix‖ dari DNA yang dikemukakan Watson dan Crick dengan cara
membuat molekul DNA dalam system sel bebas . tahun (1967) Kornberg
membuat molekul DNA dari 6000 nukleotida. (Lubert, Styer, 2000).

3
Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain:
preparasi ekstrak sel, pemurnian DNA dari ekstrsk sel dan presipitasi
DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan
tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat memberikan hasil yang
berbeda, hal ini dikarenakan adanya senyawa polifenol dan polisakarida 4
dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika
isolasi DNA dilakukan dengan sample buah, maka kadar air pada
masingmasing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda-beda pula.
Semakin tinggi kadar air, maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan
semakin sedikit, sehingga DNA yang terpretisipasi juga akan sedikit
(Kirsman, 2010).

B. Letak DNA
DNA hanya dapat ditemukan di dalam nukleus, yaitu di dalam
kromosom,mitokondria, plastida, dan sentriol.

C. Fungsi DNA
1. Membawa informasi genetiK
2. Secara langsung maupun tidak langsung mengontrol semua
aktivitas sel
3. Mengatur sintesis protein

D. Bentuk DNA
Rantai Panjang, ganda, dan berpilin (double helix).

E. Struktur DNA
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Waltson menemukan
model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau
yang lebih dikenal dengan heliks ganda waltson-Crick.

4
DNA merupakan makromolekul polinukleotida yang tersusun atas
polimer nukleotida yang berulang-ulang, tersusun rangkap, membentuk
DNA heliks ganda (double helix) dan berpilin ke kanan.

Setiap nukleotida terdiri dari tiga gugus molekul, yaitu:

• gula 5 karbon (2-deoksiribosa);


• basa nitrogen yang terdiri dari golongan purin yaitu adenin
(adenine = A) dan guanin (guanine = G), serta golongan pirimidin,
yaitu sitosin (cytosine = C) dan timin (thymine = T);
• gugus fosfat

5
Struktur kimia komponen penyusun DNA dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Baik purin atau pirimidin yang berikatan dengan deoksiribosa


membentuk suatu molekul yang dinamakan nukleosida atau
deoksiribonukleosida yang merupakan prekursor elementer untuk sintesis
DNA. Prekursor merupakan suatu unsur awal pembentuk senyawa
deoksiribonukleosida yang berikatan dengan gugus fosfat membentuk
suatu nukleotida atau deoksiribonukleotida.
DNA tersusun dari empat jenis monomer nukleotida.

Keempat basa nitrogen nukleotida di dalam DNA tidak berjumlah


sama rata. Persentase keempat basa nitrogen berbeda dari satu spesies
dengan spesies yang lainnya. Akan tetapi, pada setiap molekul DNA,
jumlah adenin (A) selalu sama dengan jumlah timin (T). Demikian pula
jumlah guanin (G) selalu sama dengan jumlah sitosin (C). Fenomena ini
dinamakan ketentuan Chargaff.

6
Adenin (A) selalu berpasangan dengan timin (T), dan sitosin (C)
selalu berpasangan dengan guanin (G) melalui ikatan hidrogen. Adenin
dan timin membentuk dua ikatan hidrogen (A = T), sedangkan sitosin dan
guanin membentuk 3 ikatan hidrogen (C = G).

Stabilitas DNA heliks ganda (double helix) ditentukan oleh


susunan basa dan ikatan hydrogen yang terbentuk sepanjang rantai
tersebut. Karena perbedaan jumlah hydrogen ini, tidak mengherankan
bahwa ikatan C = G memerlukan tenaga yang lebih besar untuk
memisahkannya.

DNA merupakan makromolekul yang struktur primernya adalah


polinukleotida rantai rangkap berpilin. Struktur demikian dapat diibaratkan
sebagai sebuah tangga. Anak tangganya adalah susunan basa nitrogen,
dengan ikatan A-T, dan G-C kedua “ibu tangga” atau “tulang punggung
tangganya” adalah gula ribosa. Antara mononukleotida satu dengan
lainnya berhubungan secara kimia melalui ikatan fosfodiester.

7
DNA heliks ganda yang panjang juga memiliki suatu
polaritas. Polaritas tersebut dikarenakan salah satu ujung
rantai DNA merupakan gugus fosfat dengan karbon 5’-
deoksiribosa pada ujung terminal nukleotidanya. Kemudian
ujung rantai DNA lain merupakan gugus hidroksil dengan
karbon 3’deoksiribosa. Dengan demikian, rantai
polinukleotida merupakan suatu polaritas atau
bidireksionalitas polinukleotida 3’…….5’ dan 5’…….3’

Polaritas heliks ganda berlawanan orientasi satu


sama lain. Kedua rantai polinukleotida DNA yang
membentuk heliks ganda berjajar secara antiparallel. Jika
digambarkan sebagai berikut:

F. Faktor Yang Mempengaruhi DNA Rusak


a) Faktor Fisika (radiasi)
Radiasi yang bersifat mutagenic antara lain berasal dari
sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar-X, partikel beta,
pancaran netron ion-ion berat, dan sinar-sinar lain yang
mempunyai daya ionisasi. Radiasi dapat memicu kerusakan DNA.
Radiasi dipancarkan oleh bahan yang bersifat radioaktif.
Suatu zat radioaktif dapat berubah secara spontan menjadi zat lain
yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang menimbulkan
ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat

8
menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan
membuat ionisasi molekul zat dalam sel, sehingga zat-zat itu tidak
berfungsi normal atau bahkan menjadi rusak. Sinar tampak
gelombang radio dan panas dari matahari atau api, juga
membentuk radiasi tetapi tidak merusak.
b) Faktor Kimia
• Makanan dan Minuman
Caffein : Banyak didapatkan pada minuman, kopi, teh,
cokelat, dan limun yang mengandung cola. Pada bidang
medis untuk antihistamin dan obat pusing, pengembang
pembuluh darah, koroner. Mutagen lemah pada drosophila,
mutagen letal adan aberasi pada bakteri, bakteriofage, dan
kultur sel orang.
Siklamat dan sikloheksilamin : Banyak dipakai untuk
penyedap makanan dan minuman, aberasi secara invitro
pada orang.
Natriun nitrit dan asam nitrit : zat ini digunakan
mengawetkan daging,ikan dan keju, mutagen pada bakteri
dan jamurdan virus: menghalangireplikasi ADN.
c) Faktor Internal
alkilasi, hidrolisis, mismatch, kesalahan metabolisme,
kesalahan replikasi DNA akibat tautomeri, penggelembungan.

G. Prinsip Isolasi DNA


Isolasi DNA memiliki beberapa tahapan, yaitu:
1. Isolasi sel;
2. Lisis dinding dan membran sel;
3. Ekstraksi dalam larutan;
4. Purifikasi; dan
5. Presipitasi.

Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu


sentrifugasi dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah

9
memisahkan substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara
memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang lebih berat akan
berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan terletak di
atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin yang
bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi, contohnya
2500 rpm (rotation per minute) atau 3000 rpm.

Prinsip dasar DNA/RNA dari jaringan adalah dengan memecah dan


mengekstraksi jaringan tersebut sehingga akan terbentuk ekstrak sel yang
terdiri dari DNA, RNA, dan substansi dasar lainnya untuk memecah
dinding dan membran sel.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan makromolekul berupa
benang sangat panjang yang terbentuk dari sejumlah besar
deoksiribonukleotida, yang masing-masing tersusun dari satu basa, satu
gula dan satu gugus fosfat. Hanya dapat ditemukan di dalam nukleus, yaitu
di dalam kromosom,mitokondria, plastida, dan sentriol.
Pada tahun 1953, Frances Crick dan James Waltson menemukan
model molekul DNA sebagai suatu struktur heliks beruntai ganda, atau
yang lebih dikenal dengan heliks ganda waltson-Crick.
Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu
sentrifugasi dan presipitasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Faatih, Mukhlissul.2011. Isolasi Dan Digesti Dna Kromosom Isolation And


Digestion Of Chromosomal Dna. Jurusan Pendidikan Biologi FKIP:
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Aryulina,Diah,dkk.2006. Biologi 3. Jakarta: ESIS
Askur,H. 2017. Isolasi DNA Chorella sp. dengan metode CTAB dan identifikasi
sikuen 18S Rdna. Skripsi. jurusan kimia.fakultas sains dan teknologi.
Malang: UIN maulana malik Ibrahim.
Pratiwi, D. A., dkk. 2007 a. Biologi untuk SMA Kelas VI . Jakarta: Erlangga.

Lubert, Styer. (2000). Biokomia. Vol I. Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

12

You might also like