You are on page 1of 39

MAKALAH

SISTEM NEUROENDOKRIN DAN INDRA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Zoologi


Dosen Pengampu:Ibu Dr. Hening Widowati, M.Si.dan Bapak Dr. Handoko
Santoso, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Eka Ayu Aryani 21230018
Sudaryanti 21230020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
NOVEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.Makalah ini kami
buat untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Kapita Selekta
Zoologidimana dalam makalah ini kami membahas tentang “Sistem
Neuroendokrin dan Indra”.
Disini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya yaitu:
1. Ibu Dr. Hening Widowati, M.Si. dan Bapak Dr. Handoko Santoso, M.Pd.
selaku dosen matakuliah Kapita Selekta Zoologi.
2. Orangtua yang selalu memberikan motivasi kepada kami, sehingga makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
3. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan tugas ini serta segala
sumber referensi yang telah kami gunakan.
Kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun, sehingga dalam pembuatan makalah berikutnya dapat lebih baik
lagi.

Metro, 19 November 2022

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar Isi ...........................................................................................................iii
Daftar Gambar ..................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3


A. Analisis Kritis Jurnal ..................................................................................... 3
B. Refleksi dan Uraian Materi ........................................................................... 4
1. Sistem Saraf ................................................................................................ 5
2. Cara Kerja Sistem Saraf .............................................................................. 8
3. Jenis Gangguan Sistem Saraf ...................................................................... 9
4. Sistem Indra .................................................................................................12
5. Cara Kerja Sistem Indra ...............................................................................13
6. Gangguan Pada Sistem Indra ......................................................................18
7. Sistem Endokrin ...........................................................................................23
8. Cara Kerja Sistem Endokrin .........................................................................24
9. Jenis Gangguan pada Sistem Endokrin .......................................................31
10. Kajian Sistem Saraf, Indra, dan Endokrin Terhadap Kandungan Al-Qur’an ..32

BAB III PENUTUP .............................................................................................34


A. Kesimpulan ...................................................................................................34
B. Saran ............................................................................................................35

DAFTAR LITERATUR .......................................................................................36

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Sistem Saraf .......................................................................................... 5
2. Alat Indra Pembau/ Hidung .................................................................... 14
3. Alat Indra Pengecap/ Lidah .................................................................... 15
4. Alat Indra Penglihat/ Mata ...................................................................... 17
5. Alat Indra Pendengar/ Telinga................................................................ 17
6. Alat Indra Peraba/ Kulit .......................................................................... 18
7. Hyperopia .............................................................................................. 20
8. Hypotalamus .......................................................................................... 25
9. Kelenjar Pituitari ..................................................................................... 26
10. Kelenjar Timus ....................................................................................... 28
11. Kelenjar Adrenal .................................................................................... 29
12. Kelenjar Langerhans .............................................................................. 30
13. Kelenjar Gonad ...................................................................................... 31

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh kita adalah organisme yang kompleks, yang terdiri dari berbagai
sistem organ, jaringan, enzim dan cairan yang memungkinkan kita untuk
memenuhi fungsi biologis tertentu yang memungkinkan kita untuk bertahan
hidup. Namun, pengoperasian yang benar dari semua sistem ini memerlukan
keberadaan sistem lain yang memungkinkan pengelolaan dan koordinasinya.
Yang pertama dan paling relevan adalah sistem saraf, yang bertanggung jawab
atas manajemen dan kontrol seperti itu.Tetapi juga perlu bahwa unsur-unsur
yang dihasilkan memungkinkan sistem diaktifkan atau dihambat oleh perintah
sistem saraf. Sistem saraf bersama sistem endokrin mengkoordinasikan seluruh
sistem di dalam tubuh.Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu
sistem yang saling berhubungan sehingga dinamakan sistem
neuroendokrin.Daerah hipotalamus sering disebut daerah kendali saraf endokrin
(neuroendocrine control).
Kita dapat menganggap sistem neuroendokrin sebagai kumpulan struktur
yang membentuk sistem endokrin dan bagian otak yang didedikasikan untuk
emisi, kontrol, dan transmisi zat yang dihasilkannya.Ini adalah sistem vital bagi
manusia, yang bertanggung jawab untuk emisi dan pengelolaan hormon dan
dengan demikian mempengaruhi generasi perubahan dalam fungsi atau bahkan
struktur tubuh kita.Hormon-hormon ini berjalan terutama melalui sistem
kardiovaskular ke organ dan jaringan di mana mereka harus bertindak.Secara
umum, kita dapat menganggap bahwa sistem ini berasal dari hipotalamus dan
darinya, melewati hipofisis, dapat menghasilkan sirkuit atau jalur yang berbeda.Di
antara mereka, tiga menonjol: hipotalamus-hipofisis-adrenal (yang mengatur
terutama respons tubuh terhadap lingkungan serta stres dan aktivasi),
hipotalamus-hipofisis-gonad (berfokus pada pematangan dan perkembangan
seksual) dan hipotalamus-hipofisis-tiroid. (lebih terkait dengan regulasi dan
pertumbuhan tubuh).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf, faktor dan organ apa saja yang
terlibat dalam sistem saraf?
2. Bagaimana proses kerja sistem saraf pada hewan?

1
3. Apa saja jenis gangguan pada sistem saraf?
4. Apa yang dimaksud dengan sistem indra pada hewan, faktor dan organ apa
saja yang terlibat dalam sistem indra?
5. Bagaimana proses kerja sistem indra pada hewan?
6. Apa saja jenis gangguan yang dapat terjadi pada sistem indra?
7. Apa yang dimaksud dengan sistem endokrin?
8. Bagaimana sistem kerja sistem endokrin?
9. Apa saja jenis gangguan pada sistem endokrin?
10.Bagaimana hubungan antara sistem endokrin dan indra dengan kandungan
Al-Quran?

C. Tujuan
1. Dapat memahami sistem saraf, faktor dan organ yang terlibat dalam sistem
saraf.
2. Dapat memahami proses kerja sistem saraf pada hewan.
3. Dapat memahami jenis gangguan pada sistem saraf.
4. Dapat memahami sistem indra pada hewan, faktor dan organ yang terlibat
dalam sistem indra.
5. Dapat memahami proses kerja sistem indra pada hewan.
6. Dapat memahami jenis gangguan yang dapat terjadi pada sistem indra.
7. Dapat memahami sistem endokrin.
8. Bagaimana sistem kerja sistem endokrin.
9. Apa saja jenis gangguan pada sistem endokrin.
10. Dapat memahami hubungan antara sistem endokrin dan indra dengan
kandungan Al-Quran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Kritis Jurnal

NO ITEM ISI

Jurnal Kesehatan Hesti Wira Sakti Vol.7 No. 1


1 Edisi Jurnal
Tahun 2019.
Hubungan antara Kadar Gula darah dengan
2 Judul Artikel Pengendalian Emosi pada Pasien Diabetes
mellitus rawat Inap.
Untuk mengetahui hubungan antara kadar gula
3 Tujuan Penulisan
darah dengan pengendalian emosi.
4 Objek Penelitian Pasien penderita Diabetes mellitus rawat Inap
5 Author Nur aini
Jenis penelitian observasional dengan desain
cross sectional, dengan melakukan studi lapangan
Metode yang
6 untuk mengetahui dan mengidentifikasi
digunakan
permasalahan yang dialami pasien Diabetes
mellitus
Kesimpulan yang Gambaran pengendalian emosi pada pasien
7 disampaikan Diabetes mellitus yang terbanyak adalah pikiran
Author dan paling rendah aspek rasa.
Analisis Mahasiswa
1. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang akan menimbulkan
dampak fisik dan psikologis pasien. Diabetes mellitus menyebabkan
gangguan psikomotorik seumur hidup, faktor psikologis berperan penting
terhadap terjadinya, perkembangan dan prognosis penyakit. Diabetes
mellitus adalah penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan lama,
sehingga dalam pengobatannya dibutuhkan kepatuhan dan kesabaran
pasien. Pasien harus berusaha mengendalikan keduanya yaitu gula darah
dan emosi.
2. Terjadinya DM memiliki hubungan yang erat dengan genetik, lingkungan,
imunitas dan faktor lainnya. Yang paling sering diabaikan oleh manusia
adalah pengaruh yang disebabkan oleh faktor psikologis terhadap DM,
dimana keadaan terlalu memendam emosi atau terlalu mudah marah bisa

3
meningkatkan induksi terjadinya diabetes.
3. Emosi manusia diatur oleh sistem limbic otak, yang sekaligus mengatur
sistem endokrin dan sistem saraf otonom, suasana hati marah, depresi
bisa melalui sistem limbic dan sistem saraf otonom dapat mempengaruhi
sekresi hormon insulin.
4. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa perubahan suasana hati bisa
menyebabkan fluktuasi gangguan metabolisme yang lebih besar, terutama
pada klien diabetes, perubahan suasana hati dapat mempengaruhi
pengontrolan kadar gula darah.
5. Hasil penelitian Kartika (2008) pada pasien DM secara kualitatif didapatkan
data emosional negatif yang muncul tidak lama setelah program diet DM
diterapkan pada 3 responden. Hasil penelitian Endang (2010) bahwa
terdapat gambaran distori kognitif dan perilaku pengetahuan diabet secara
negatif yang mengikutinya dan konsekuensinya pada penerapan CBT pola
proses kognitif-perilaku.
6. Klien dengan pengontrolan kadar gulanya buruk bisa langsung
mempengaruhi kesehatannya, sehingga komplikasi kronis pun mulai
bermunculan.
7. DM disebut juga sebagai great imitator, artinya penyakit ini dapat
berdampak pada seluruh sistem tubuh baik secara fisik maupun psikologis.
Dampak fisik berupa munculnya gejala-gejala DM pada sistem tubuh
seperti poliuri, rasa lelah, dan kelemahan otot dan lain sebagainya
(Sukarmin dan S. Riyadi 2008; Camacho, PM et al 2007; baradeo, M dkk.
2009).
8. Menurut Joe Solowiejczyk, bahwa diabetes membuat pasien selalu
khawatir, melelahkan, dan depresi. Kadar gula darah yang melonjak pada
satu jangka waktu tertentu dapat memicu produksi hormon terkait dengan
perkembangan depresi (Bahara, Y. 2011: Mikail, Bramirus, 2012).
9. Pengendalian emosi yaitu berusaha sekuat-kuatnya mengendalikan atau
mengarahkan pengaruh terhadap sesuatu, mengendalikan emosi juga
tidak kalah pentingnya seperti mengendalikan kadar gula darah. Untuk
menjaga kesehatan pasien DM, sangat penting dalam hal menjaga
keseimbangan kedua aspek tersebut yaitu kadar gula darah dan emosi
pasien.

4
B. Refleksi dan Ulasan Materi
1. Sistem saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem yang dominan dalam tubuh manusia
yang bertugas mengatur dan mengkoordinasi gerakan-gerakan,perilaku, proses
berpikir, ingatan, emosional dan fungsi tubuhlainnya. Impuls atau rangsangan
dari reseptor perifer dideteksi, disampaikan sistem saraf dan kemudian direspon
oleh tubuh. Dengan demikian fungsi sistem saraf adalah:
a. Sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulus,
b. Memproses informasi yang diterima
c. Memberirespon/reaksi terhadap stimulasi.
Fungsi tersebut dilaksanakan oleh sel saraf (neuron) dan sel
pendukungnya dan berkoordinasi dengan sistem lainnya, misalnya dengan
sistem endokrin, sistem imunologis dan sistem lainnya.Di dalam tubuh kita
terdapat miliaran sel saraf yang membentuk sistem saraf, susunan saraf pada
manusia meliputi susunan saraf pusat (SSP) dan susunan saraf tepi
(SST).Susunan saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis). Susunan saraf tepi meliputi saraf sadar (somatis)
dan saraf tak sadar (otonom). Secara garis besar skema susunan saraf pada
manusia seperti dalam gambar dibawah ini:

Gambar 1. Sistem Saraf


Sumber: https://docplayer.info/115574804-Dr-dr-made-wardhana-sp-kk-k-
universitas-udayana-bali-vaikuntha-international-publication.html

a. Sel Saraf (neuron)


Neuron adalah suatu sel saraf yang lengkap, sel khusus yang dirancang
untuk mengirimkan informasi ke sel saraf,otot, atau sel kelenjar.Umumnya

5
neuron memiliki badan sel,akson, dan dendrit. Badan sel berisi inti dan
sitoplasma. Akson meluas dari sel tubuh dan mengeluarkan banyak cabang yang
lebih kecil sebelum berakhir di terminal saraf. Dendrit memperpanjang dari sel
tubuh neuron dan menerima pesan dari neuron lain. Sinapsis adalah titik kontak
di mana satu neuron berkomunikasi dengan yang lain.

b. Jenis Sel Saraf (neuron)


Berdasarkan fungsinya, sel saraf dapat dibedakanmenjadi tiga yaitu
neuron sensorik, neuron motorik, danneuron penghubung.
1. Neuron sensorik(neuron aferen) yaitu sel saraf indrayang berfungsi
menghantarkan rangsang dari reseptor kesaraf pusat (otak atau sumsum
tulang belakang). Aksonmeluas di kedua arah, dengan akson perifer
mengarahkan menuju organ reseptor, sedangkan akson sentral melewati
kesumsum tulang belakang.Sel tubuh dalam neuron aferen yang sempurna
bulat dan halus.Bagian sensorik menghantarkan informasi dan rangsangan
dari seluruh permukaan dan struktur dalam tubuh ke dalam sistem saraf
melalui saraf spinal dan saraf kranial. Sinyal-sinyal tersebut selanjutnya
diteruskan ke hampir semua bagian lain sistem saraf yang akan menganalisa
dan mengolah informasi sensorik tersebut. Neuron eferen membentuk jalur
elektrokimia terhadap organ efektor.
2. Neuron motorik (neuron eferen) adalah sel saraf gerakyang berfungsi
menghantarkan rangsang dari saraf pusat keefektor (otot atau kelenjar).
Neuron eferenjuga disebutneuron motorik karena mereka kebanyakan
membawa tanggapan ke otot atau kelenjar dan membuat pergerakan. Sel
tubuh terhubung pada salah satu ujung ke akson panjang tunggal sementara
beberapa dendrit membentuk ujung sel tubuh.Neuron eferen yang hadir dalam
materi abu-abu darisumsum tulang belakang serta medulla oblongata.
3. Neuron Penghubung (interneuron)yaitu sel sarafyang berfungsi
menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik. Sel saraf ini banyak
ditemukan di otak dan sunsum tulang belakang.

c. Bagian-bagian Sel saraf


Bagian dari sel saraf terdiri atas badan sel saraf, inti sel, dendrit, neurit,
selubung myelin, sel Schwann, dan sinapsis.

6
1) Badan sel saraf (neuron)
Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf.Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke
akson. Badan sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.Inti sel berfungsi
sebagai pengatur kegiatan sel saraf (neuron). Di dalam sitoplasma terdapat
mitokondria yang berfungsi sebagai penyedia energi untuk membawa
rangsangan.
2) Inti sel
Inti sel pada neuron atau sel saraf disebut dengan nukleus sel. Nukleus
adalah inti sel saraf yang memiliki fungsi untuk memberikan pengaturan
terhadap kegiatan sel saraf pada tubuh manusia.Inti sel tersebut juga
memiliki peran dalam pembentukan DNA dan kromoson sehingga secara
tidak langsung nukleus berperan dalam mengatur sifat yang dimiliki oleh
keturunan sel tersebut.
3) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel. Dendrit adalah cabang yang ada di
badan sel saraf. Bentuk dari dendrit ini berupa sitoplasma yang menonjol
memiliki ukuran pendek dan juga bercabang.
4) Neurit
Neurit disebut juga dengan akson.Neurit merupakansel saraf yang memiliki
ukuran paling panjang. Neurit memiliki penjuluran dari sitoplasma ke badan
sel. Pada dasarnya neurit sama dengan dendrit, yang membedakan adalah
neurit memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih panjang dari dendrit. Neurit
berjumlah satu sedangkan dendrit jumlahnya banyak di sepanjang sel saraf
manusia. Pada neurit ada benang-benang halus yang dinamakan neurofibril.
Fungsi akson itu adalah sebagai penghantar rangsangan dari badan sel
menuju ke bagian efektor, bagian efektor itu efektor itu adalah kelenjar dan
juga otot.
5) Selubung mielin
Selubung ini berfungsi untuk isolator dan pemberi makan sel saraf. Bagian
neurit ada yang tidak dibungkus oleh selubung mielin. Selubung mielin
memiliki lemak yang terbentuk atas segmen-segmen. Lekukan yang ada di
antara dua segmen tersebut disebut dengan nodus ranvier. Jika selubung

7
mielin menyelubungi neurit, maka selubung myelin juga diselubungi dengan
sel schwann. Selubung mielin diproduksi oleh sel bernama glial. Fungsi
utama dari selubung mielin adalah sebagai pelindung bagi neurit agar tidak
mengalami kerusakan dan mencegah rangsangan menjadi bocor dan
mempercepat sampainya rangsangan.Rangsanganitu bisa melompati
selubung mielin dengan kecepatan sekitar 12 meter per detik.Selubung mielin
itu bisa mencegah rangsangan keluar dari akson.
6) Sel Schwann
Sel Schwann merupakan sel yang menjadi pembungkus selubung mielin.Sel
Schwann memiliki fungsiuntuk menghasilkan lemak berkali-kali hingga
terbentuklah selubung mielin. Fungsi dari sel schwann sendiri adalah untuk
mempercepat pergerakan rangsangan, membantu dalam menyediakan
persediaan makanan untuk akson dan juga membantu neurit dalam
melakukan regenerasi.
7) Sinapsis
Celah antara ujung neurit suatu neuron dengan dendrit neuron lain
dinamakan sinapsis. Pada bagian sinapsis inilah suatu zat kimia yang disebut
neurotransmiter (misalnya asetilkolin) menyeberang untuk membawa impuls
dari ujungneurit suatu neuron ke dendrit neuron berikutnya. Sinapsis
merupakan titik pertemuan terminal akson di salah satu saraf pusat dengan
saraf pusat yang lain. Pada setiap sinapsis tersebut akan terdapat celah
sinapsis. Fungsi sinapsis tersebut adalah sebagai pengiriman impuls atau
rangsangan dari neurit ke dendrit pada sel saraf yang lainnya.

2. Cara Kerja Sistem Saraf


Sistem saraf adalah bagian dari tubuh kita yang membantu kita tidak
hanya untuk melihat, memahami dan merespons seluruh kejadian di sekitar kita,
tapi juga mengirim, menerima dan mengartikan informasi dari semua bagian
tubuh. Sebenarnya, sistem saraf memonitor dan mengkoordinasikan tindakan
secara otomatis seperti berjalan kaki yang secara sadar kita putuskan untuk
dilakukan, dan tindakan tak disengaja, seperti pernapasan dan pencernaan, yang
terjadi tanpa keputusan spesifik.
Sistem saraf tepi terdiri dari jutaan saraf yang saling terkait satu sama lain
dari otot hingga reseptor di seluruh tubuh, bisa menganggapnya seperti suatu
rangkaian kabel listrik atau saluran telepon yang menghubungkan otak dan tubuh

8
Anda yang memungkinkan mereka berkomunikasi.Jaringan saraf selalu "bekerja"
dan memiliki arah yang berbeda, misalnya saat Anda menyentuh piring panas,
beberapa saraf mengirim informasi dari jari Anda ke otak (sistem saraf pusat)
untuk merasakan sensasi panas. Ketika otak Anda menerima informasi tersebut,
jaringan saraf menguraikan urutan penarikan jari. Saraf lain membawa pesan ini
ke otot tangan. Hasilnya? Kamu tidak akan merasa panas!Arah bukanlah satu-
satunya cara untuk mengklasifikasikan saraf, fungsi spesifik mereka juga sangat
penting. Setiap kelompok saraf "sudah tahu" persis apa yang harus dilakukan:
a. Saraf motorik mengkoordinasikan gerakan tubuh yang disadari yang akan
langsung merangsang otot Anda.
b. Saraf sensorik bereaksi terhadap rangsangan dari luar dan memungkinkan
Anda merasakan sensasi seperti panas, dingin dan nyeri.
c. Saraf otonom mengatur fungsi yang tak disengaja seperti detak jantung,
berkeringat dan pencernaan, serta mempengaruhi aktivitas organ dalam.

3. Jenis Gangguan Sisten saraf


Beberapa jenis gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf meliputi:
a. Infeksi sistem saraf pusat
Orang orang yang menderita jenis penyakit syaraf yang menginfeksi sistem
saraf pusat ini tidak terlalu banyak, namun resiko untuk terkena penyakit ini
pasti ada.Penyakit ini di nilai parah dan perlu penanganan yang serius.Untuk
itu wajib hati hati dalam menjaga kesehatan otak anda.karena ketika sakit,
akan memerlukan waktu lama untuk sembuh. Bahkan ketika sembuh, tak
akan bisa kembali seperti sedia kala.
b. Ensefalitis/radang otak
Biasanya merasa demam dan sakit kepala yang berlebihan. Selain itu
perasaan mengantuk dan juga bingung kerap terjadi pada mereka.Penyebab
dari penyakit ini adalah virus. Seperti terjadi pembengkakan di otak. Sebab
virus tadi malah akan semakin berkembang. Karena kekurangan ruang, maka
bagian otak akan mendorong tulang tengkorak. Hal ini berbahaya, sebab
mampu melukai bagian otak. Parahnya bisa menyebabkan kematian.
c. Meningitis/radang selaput otak
Merupakan salah satu bentuk infeksi yang menyerang pada selaput, yang
mana fungsinya menutupi otak dan sumsum tulang belakang. Penderita akan
merasakan demam cukup tinggi serta sakit kepala. Selain itu, leher mereka

9
juga akan terasa kaku.Penyebab dari penyakit ini adalah virus atau bakteri.
Jika penderita terserang meningitis karena virus, maka akan sedikit aman.
Sebab viras ini mampu dibersihkan dengan sendirinya sampai beberapa hari
kemudian.
d. Sindrom raye
Mereka yang terkena sindrom raye adalah orang tua yang memiliki infeksi
virus, yang mana sebelumnya ketika masa muda yang memakai aspirin.
Sindrom ini mampu menyebabkan pembengkakan pada otak, dan akibatnya
bisa fatal. Biasanya mereka yang memiliki resiko terkena sindrom raye
adalah yang memiliki kekebalan tubuh rendah. Sebab kala muda sering
mengkonsumsi obat yang mengandung aspirin, yang mana biasanya di pakai
dalam tablet flu. Boleh jadi mereka memiliki reaksi alergi terhadap obat.
e. Epilepsi
Epilespi di bagi menjadi 3 jenis yakni epilepsi simptomatik, kriptogenik, dan
idiopatik. Jenis epilepsi simptomatik, biasanya terjadi kejang-kejang yang di
sebabkan karena ada gangguan atau kerusakan yang terjadi pada otak.
Sedangkan jenis epilepsi idiopatik, sama terjadi kejang kejang pada dirinya.
Namun sayangnya tidak ditemukan penyebab mengapa ia bisa terjadi. Dan
jenis epilespi yang terakhir, epilepsi kriptogenik membuat penderita
mengalami kejang kejang tanpa di temukan alasan mengapa ia bisa
mengalami kejang kejang ini. Padahal dalam struktur otaknya tidak
mengalami masalah apapun. Di tambah lagi, penderita epilepsi jenis
kriptogenetik akan mengalami masalah gangguan belajar.
f. Hidrocephalus
Penderita hidrosefalus akan mengalami penumpukan cairan di dalam otak.
Akibatnya adalah terjadi peningkatan tekanan otak.Jika tidak segera di obat,
bisa fatal. Sebab tekanan ini mampu merusak jaringan yang ada di
dalamnya. Bahkan juga mampu melemahkan fungsi otak. Penyakit
hidrosefalus ini bisa terjadi pada orang orang dalam usia berapapun. Tapi
biasanya penyakit ini menyerang bayi dan manula (manusia lanjut usia).
g. Alzaimer
adalah ia akan mengalami gangguan otak dalam melakukan perencanaan,
penalaran, persepsi, sampai dengan berbahasa. Mereka juga akan
mengalami disorientasi dan perubahan perilaku. Misalnya menjadi lebih
agresif, penuntut, dan sangat mudah curiga terhadap orang lain.Sampai pada

10
tahapan yang kronis, penderita akan mengalami halusinasi, yakni kesalahan
dalam mempersepsi sesuatu. Selanjutnya kemampuan berbicara dan
berbahasa akan semakin melemah. Sampai akhirnya ia tak bisa mengerjakan
aktivitas tanpa bantuan orang lain.
h. Vertigo
Penderita yang mengalami vertigo akan kehilangan keseimbangan dalam
beberapa waktu. Hal ini membuatnya merasa kesulitan untuk berdiri, bahkan
sampai berjalan.Mereka juga mengalami gejala mual mual dan muntah.Ada
berbagai jenis vertigo, yakni yang ringan sampai berat.jika masih berada
dalam tahapan ringan, biasanya vertigo tidak terlalu terasa. Sedangkan
mereka yang sudah mengalami penyakit vertigo yang berat, mampu
menghambat aktivitas. Serangan yang terjadi pada penderita vertigo cukup
banyak bervariasi.Ada yang hanya berlangsung selama beberapa detik.
Namun ada pula yang jenis vertigo yang berat akan sampai beberapa hari.
Tentu saja hal ini sangat mengganggu penderita, karena ia tidak mampu
beraktivitas secara normal seperti biasanya.Gejala lain yang berhubungan
dengan vertigo adalah kehilangan keseimbangan yang akan membuat
penderita sulit berdiri atau berjalan, mual atau muntah, dan pening.
i. Parkinson
Merupakan suatu penyakit yang menerang sistem syaraf. Hal ini
menyebabkan terjadinya degenerasi sel saraf secara di bagian otak tengah.
Padahal fungsi utama dari bagian ini adalah untuk mengatur pergerakan
tubuh atau sistem motoriknya. Gejala yang timbul dari penderita adalah
terjadinya tremor atau gemetaran. Meskipun pada tahap awalnya, penderita
yang mengidap penyakit parkinson ini tidak menunjukan gejala yang tampak.
Biasanya penderita akan merasa lemah pada tubuhnya. Bahkan sampai ada
yang kaki pada beberapa bagian tubuhnya.Ia juga akan mengalami gemetar
yang halus namunterus menerus pada satu organ. Biasanya terjadi saat ia
sedang beristirahat.
j. Lumpuh otak
Penyakit lumpuh otak atau biasa di kenal dengan nama cerebral palsy
merupakan jenis penyakit saraf yang cukup mengganggu, bahkan sangat
memengaruhi sistem koordinasi serta pergerakan tubuh. Penyebab terjadinya
penyakit ini karena adanya masalah yang serius pada bagian otak besar.
Biasanya menyerang pada anak anak.Dan karena alasan penyakit inilah

11
yang menjadi penyebab utama mengapa terjadi kelumpuhan kronis pada
anak anak.

4. Sistem Indra
Sistem indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses
informasi indra. Di dalam sistem indra terdapat reseptor indra, jalur saraf, dan
bagian otak ikut serta dalam tanggapan indra. Umumnya sistem indra yang
dikenal adalah penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecapan, dan peraba.
Alat Indera yang ada pada makhluk hidup, memiliki sel-sel reseptor khusus.Sel-
sel reseptor inilah yang berfungsi untuk mengenali perubahan lingkungan
yangberdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua,yaitu
interoreseptor dan eksoreseptor. Interoreseptor ini berfungsi untuk mengenali
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam tubuh. Sel-sel interoreseptor
terdapat pada sel otot, tendon, ligamentum, sendi, dinding pembuluh
darah,dinding saluran pencernaan,dan lain sebagainya. Sel-sel ini dapat
mengenali berbagai perubahan yang ada didalam tubuh seperti terjadi rasa nyeri
di dalam tubuh, kadar oksigen menurun,kadar glukosa, tekanan darah
menurun/naik dan lain sebagainya
Eksoreseptor adalah kebalikan dari interoreseptor, eksoreseptor berfungsi
untuk mengenali perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi di luar tubuh.
Yang termasuk eksoreseptor yaitu: indera pembau (hidung), indera pengecap
(lidah),indera penglihat (mata), Indera pendengar (telinga), dan indera peraba
(kulit).

5. Cara kerja Sistem Indra


a. Alat Indra Pembau/ Hidung
Indera Pembau merupakan salah satu dari lima indra yang dimiliki
manusia.Sebagai bagian dari sistem panca indera manusia, indera pembau
berperan untuk mendeteksi bau atau aroma daan sebagai jalan
pernapasan.Indra pembau memiliki hubungan yang kuat dengan kegiatan
perasaan dan pengaruh masyarakat. Bau merupakan faktor motivasi utama
dalam perilaku manusia memainkan peran penting dalam pola perilaku.Bau
mempengaruhi area otak yang berhubungan dengan emosi, perasaan, memori
dan motivasi, yang dapat menyebabkanresponperilakutertentu.Hidung manusia,
ternyata punya kemampuan membedakan satu triliun bau, jauh lebih banyak dari

12
perkiraan sebelumnya. Manusia rata-rata bernafas 20.000 kali dalam sehari, dan
setiap hela nafas manusia mempunyai kemungkinan untuk tertarik pada sesuatu,
karena penggunaan indera penciuman tidak dapat dielakan (Stevens,
2006). Indera pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam
hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak
bergerombol seperti tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta
sel-selolfaktoriyang khusus dengan aksonakson yang tegak sebagai serabut-
serabut saraf pembau.Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium
mengandungbeberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan
kimia bau-bauan di udara (Piggott, 1988). Adapun Bagian hidung yang sangat
sensitif terhadap bau terdapat pada bagian atas (di dalam) rongga hidung.
Hidung juga merupakan pintu masuk udara pernapasan ke dalam tubuh, di
dalam pintu rongga hidung (bagiandepan) terdapat rambut halus dan selaput
lendir yang berguna untuk menyaring udara yang dihirup.

Gambar 2. Bagian-Bagian Hidung


Sumber.https://www.amongguru.com/hidung-sebagai-indra-pembau-manusia-
bagian-bagian-dan-fungsinya/

Saat menghirup udara untuk bernafas, bau sekitar juga ikut ke dalam
hidung. Di dalam rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Setelah itu
rangsangan bau tersebut akan diterima oleh ujung-ujung saraf pembau serta
diteruskan ke pusat penciumandan saraf pembau. Setelah itu otaklah yang
memproses ingatan akan bau tersebut sehingga manusia mengetahui dan dapat
membau aroma tersebut.
b. Alat Indra Pengecap/ Lidah

13
Iswati dan Nurhastuti (2018) Pada manusia hanya terdapat zat perangsangpada
lidah, zat perangsangnya adalah zat kimia yang larut dalam
air/reseptornyaadalah ludah dan langit-langit mulut.Pada permukaan lidah,
reseptornyaberupatonjolan-tonjolan kecil yang dinamakan papila feliformis, papila
fungitormisdanpapila circumfalata.Reseptornya berbentuk piala pengecap yang
disebutgemmasustantorea.

Gambar 3. Bagian-Bagian Lidah


Sumber.http://pustaka.pandani.web.id/2016/03/struktur-indera-pengecap-
lidah.html
Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Setelah itu rangsangan tersebut
diteruskan ke pusat saraf pengecap di otak.Lalu otak menanggapi rangsang
tersebut sehingga manusia dapat merasakan rasa makanan atau minuman
tersebut.

c. Alat Indra Penglihat/ Mata


Mata adalah indera penglihatan.Mata dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas cahaya pada retina, lalu dengan perantaraan serabut-serabut
nervus optikus mengalihkan rangsangan ini ke pusat penglihatan pada otak
untuk ditafsirkan. Dinding rongga mata itu ialah tulang tulang tengkorak, jadi
sangat keras.Hal ini baik sekali untuk melindungi mata yang lunak. Bola mata
mempunyai garis tengah kira-kira 2,5 cm. bagian depannya bening. Mata terdiri

14
atas tiga lapisan, yaitu lapisan luar (fibrus) yang merupakan penyangga, lapisan
tengah (vaskuler), dan lapisan dalam. Menurut Prayoga (2014:1)

Gambar 4. Bagian-Bagian Mata


Sumber.https://www.amongguru.com/mata-sebagai-alat-indra-manusia-bagian-
bagian-dan-fungsinya/

Mata bekerja saat merima cahaya.Pantulan cahaya dari suatu benda


masuk melalui pupil, kemudian diteruskan ke dalam lensa mata. Setelah itu lensa
mata mengarahkan cahaya, sehingga bayangan benda jatuh pada retina.Ujung-
ujung saraf retina menyampaikan bayangan benda tersebut ke otak. Selanjutnya
otak mengolah bayangan tersebut sehingga benda tersebut dapat kita lihat.

d. Alat Indra Pendengar/ Telinga


Adapun organ indera pendengar (telinga) merupakan yang mempunyai peranan
penting dalam proses mendengar dan keseimbangan. Indera pendengaran
termasuk indera yang terletak di dalam telinga.Iswati dan Nurhastuti (2018)
Telinga merupakan alat untuk menerima getaran yang berasal dari benda yang
bergetar, dan memberikan kesan suara pada kita. Getarannya dapat berasal dari
udara dan dapat pula berasal dai benda padat atau benda cair, antara benda
yang bergetar dengan telinga harus ada medium yaitu udara.

15
Gambar 5. Bagian Telinga
Sumber: Modul Digital Konsep Dasar Sain berbasis Qurani Halaman 18

Dimulai dari adanya getaran suara (F 16 – 2000 Hz), ditangkap oleh daun
telinga l.telinga luar menggetarkan membran tympani getaran diteruskan melalui
tulang-tulang pendengaran di lubang tengah tulang stapes cairan endolinpe di
dalam labirin ditangkap oleh organ corti.Getaran bunyi yang masuk disebut
getaran mekanis diubah getaran elektris oleh nervus cocklearis disalurkan ke
pusat-pusat di otak lobus temporalis sehingga terjadi kesadaran bunyi.
Vestibularis Syaraf pendengaran Koklearis Keluar dari otak kecil melalui
nervus vertibularis yang terletak pada titik pertemuan antara pons dan membaran
oblongato kemudian bergabung dengan nervus coklearis menuju telinga. Di
dalam telinga ia berpisah. Vestibularis organ keseimbangan N. Cocklearis koklea
(rumah siput) N. Cocklearis dan serabut-serabut sarafnya berasal dari lobus
temporalis.Kemudian keluar menuju nukleus khusus yang berada tepat di
belakang thalamus menuju ke telinga.Saraf ini bergabung dengan Nervus
Vestibularis (Iswari, dkk.2018).

e. Alat Indra peraba/ kulit


Indra peraba adalah satu dari lima panca indra manusia yang membuat kita bisa
merasakan sesuatu yang kasar, halus, panas dan juga dingin dari permukaan
benda melalui bagian tubuh manusia yaitu kulit. Pada kulit terdapat beberapa
reseptor untuk mendeteksi sesuatu, anatara lain:
1) Korpusuka meissner: terletak dekat permukaan kulit, berfungsi untuk
menerima rangsanagan sentuhan / ranaan.

16
2) Korpususka pacini: terletak di bawah lapisan dermis, berfungsi menerima
rangsangan tekanan
3) Korpusuka ruffini: terletak di lapisan dermis, berfungsi untuk menerima
rangsangan dingin
4) Korpusuka ujung saraf terbuka: terletak di lapisan epidermis, peka terhadap
rasa nyeri/sakit. (Timurawan, 2017).

Gambar 6. Bagian-Bagian Mata


Sumber. https://www.amongguru.com/mata-sebagai-alat-indra-manusia-
bagian-bagian-dan-fungsinya/

Kulit mendapatkan rangsangan dari luar berupa tekanan, sentuhan, dan


suhu.Rangsangan itu kemudian ditangkap oleh ujung saraf reseptor yang
kemudian informsi itu dihantarkan ke otak.Kita kemudian meperseprikan
rangsangan itu seperti rasa panas saat tangan kita mneyntuh air mendidih, atau
rasa dingin saat tubuh kita menyentuh salju (Tim Civita Academica, 2016).

6. Gangguan pada Sistem Indra


Gangguan dan penyakit yang dapat timbul pada sistem indra dibedakan
atas beberapa macam sesuai dengan alat indranya, antara lain adalah:

a. Hidung
Terdapat beberapa gangguan pada indera pembau manusia. Gangguan-
gangguan tersebut antara lain:

17
1) Anosmia, adalah kondisi hilang atau menurunnya penciuman yang
disebabkan oleh gangguan saluran hidung, cedera kepala dan tumor sulkus
olfaktorius.
2) Polip hidung, adalah pertumbuhan sel yang bersifat jinak di selaput lendir
hidung. Kemungkinan penyebabnya adalah reaksi hipersensitif atau alergi.
3) Salesma (cold) dan influenza (flu), adalah infeksi pada alat pernapasan yang
disebabkan oleh virus dan umumnya dapat menyebabkan batuk, pilek, sakit
leher dan kadangkadang panas atau sakit pada persendian.

b. Lidah
Terdapat beberapa gangguan pada indera pengecap manusia. Gangguan
tersebut antara lain:
1) Glositis atau peradangan lidah, bisa akut maupun kronis. Gejalanya berupa
adanya ulkus dan lendir yang menutupi lidah. Peradangan ini biasanya timbul
pada orang yang mengalami gangguan pencernaan atau infeksi pada gigi.
Lidah lembek dan pucat dengan berkas gigitan pada pinggirannya.
2) Lekoplakia, ditandai oleh adanya bercak-bercak putih yang tebal pada
permukaan lidah (juga pada selaput lendir pipi dan gusi). Biasanya sangat
terlihat pada perokok.
3) Ageusia yaitu, Kondisi tidak bisa merasakan sama sekali atau hilangnya daya
pengecap secara total. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai keadaan ,
misalnya mulut sangat kering, perokok berat, efek samping dari obat

c. Mata
Terdapat beberapa gangguan pada indera penglihat manusia. Gangguan-
gangguan tersebut antara lain:
1) Mata hipermetrop
Penyebab penderita hipermetrop karena lensa mata terlalu pipih sehingga
bayangan jatuh di belakang bintik kuning.Gangguan ini dapat dibantu dengan
lensa positif atau cembung.

18
Gambar 7. Hyperopia
Sumber. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:Hyperopia.gif

2) Mata miopi
Penyebabnya adalah lensa menjadib suatu ketahanan yang baiakata terlalu
cembung sehingga bayangan benda jatuh di depan bintik kuning. Gangguan
ini dapat dibantu dengan lensa negatif atau cekung.

3) Mata presbiopi
Penderita mata presbiopi memiliki gejala sama seperti hipermetrop yaitu
hanya mampu melihat dengan jelas benda pada jarak jauh. Gangguan ini
biasa terjadi pada orang lanjut usia. Cahaya sejajar yang datang difokuskan
di belakang retina. Penyebabnya lensa mata terlalu pipih karena daya
akomodasinya terlalu lemah .
4) Mata astigmatisma
Mata astigmatisma adalah mata dengan lengkungan permukaan kornea atau
lensa yang tidak rata.Misalnya lengkung kornea yang vertikal kurang
melengkung dibandingkan yang horizontal.Bila seseorang melihat suatu
kotak, garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas. Bila
lengkung kornea tidak teratur disebut astigmatis irregular dan dapat dikoreksi
dengan lensa kotak
5) Buta warna

19
Buta warna merupakan penyakit mata yang bersifat menurun.Mata yang
normal mempunyai tiga macam sel konus yang semuanya bekerja dengan
baik. Bila satu macam atau lebih sel konus rusak akan menyebabkan
terjadinya buta warna. Beberapa macam buta warna yaitu mata dikromat dan
hijau.
6) Konjunktivitis
Konjunktivitis disebabkan oleh berbagai organisme.Salah satu atau kedua
mata terasa panas dan seolah-olah mengandung pasir, kelopak mata
bengkak, konjunktiva berwarna merah, mata berair serta tidak tahan cahaya.
7) Katarak
Katarak yaitu pengaburan lensa, dapat menyerang sebagian atau seluruh
lensa mata.
8) Glucoma
Glucoma disebabkan adanya cairan dalam bilik anterior yang belum sempat
disalurkan keluar, sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menimbulkan
tekanan pada saraf optik yang lama-kelamaan dapat menghilangkan daya
melihat mata
9) Kekurangan vitamin A
Kekurangan vitamin A, dapat menimbulkan gangguan rabun senja, jika tidak
segera diobati orang tersebut akan mengalami bintik putih, kemudian kornea
mengering akhirnya bola mata pecah dan dapat mengakibatkan kebutaan.

d. Telinga
Terdapat beberapa gangguan pada indera pendengar manusia. Gangguan-
gangguan tersebut adalah:
1) Labirintitis, adalah gangguan pada labirin di dalam telinga. Penyakit ini
disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya infeksi, gegar otak dan alergi.
Penyakit ini memiliki beberapa gejala, seperti telinga berdengung, mual,
muntah, vertigo dan kekurangan pendengaran.
2) Meniere, timbulnya pusing mendadak disertai tuli dan titinus.
3) Tinnitus, adalah gangguan pendengaran dengan keluhan perasaan
mendengar bunyi tanpa ada rangsangan bunyi dari luar. Keluhan ini bisa
berupa bunyi mendengung, menderu, mendesis atau tipe lain yang
tampaknya berasal dari dalam telinga atau kepala.
4) Tuli, adalah kehilangan rasa mendengar, dapat terjadi karena gangguan
transmisi suara ke dalam koklea, misalnya kotoran telinga menumpuk, nanah

20
yang memenuhi telinga tengah pada peradangan yang menimbulkan
kerusakan pada tulang pendengaran dan tuli saraf.
5) Radang telinga tengah (otitis media), disebabkan oleh bakteri atau virus.
Gejalanya adalah sakit telinga, gangguan pendengaran disertai demam.
Nanah yang ada pada telinga tengah dapat memecahkan gendang telinga
dan nanah keluar dari lubang telinga luar.

e. Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh terluar sehingga selalu berhubungan dengan
lingkungan sekitar.Oleh karena itu, kulit mudah terluka serta terserang jamur dan
bibit penyakit lainnya. Beberapa penyakit kulit yang sering kita temui yaitu:
1) Infeksi Jamur
Kelainan kulit karena infeksi jamur antara lain disebabkan oleh segolongan
jamur dermatofita (dermatofitosis), ragi candida (kandidosis kulit) dan jamur
malassezia furtur. Kelainan kulit karena infeksi jamur dapat berupa panu,
kurab dan Tineapedis (athlete’s foot)
2) Alergi
Alergi atau hipersensitivitasadalah perubahan kemampuan tubuh yang
didapat dan khas untuk bereaksi terhadap zat (alergen, antigen) yang
menempel atau masuk ke dalam tubuh. Pada hakekatnya, alergi termasuk
kompleks kekebalan (imunitas) dan bersifat reaksi kekebalan (imunologik)
khas antara alergen dengan zat lain (antibodi) yang dibentuk oleh tubuh.
Daya reaksi imunologik tubuh, khususnya kulit terhadap zat-zat asing yang
berkhasiat sebagai antigen bersifat amat khas dan berlangsung amat lama.
Zat-zat yang dapat menyebabkan alergi antara lain berupa :Zat-zat yang
dapat menyebabkan alergi antara lain berupa: makanan,minuman, obat-
obatan.
3) Gangguan Pigmentasi
Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai faktor, yang terpenting adalah
jumlah pigmen melanin kulit, peredaran darah, tebal tipisnya lapisan tanduk
dan adanya zat-zat warna lain yang bukan melanin yaitu darah dan kalogen.
Dalam keadaan normal, melanin dihasilkan secara teratur oleh sel
melanosit.Melanin, selain memberi warna pada kulit, juga berfungsi
melindungi kulit dari terpaan sinar matahari yang dapat merusak struktur kulit,
dan kulit menjadi gelap.Melanin sangat berguna melindungi kulit terhadap

21
penyinaran sinar ultraviolet.Pembentukan pigmen melanin dirangsang oleh
sinar ultraviolet.
4) Tumbuhan Kulit
Tumbuhan atau tumor pada kulit ari berupa penonjolan yang terjadi karena
bertambah banyaknya sel secara berlebihan.Tumor dapat bersifat jinak atau
ganas. Tumbuhan atau tumor kulit mungkin berasal dari sel-sel epidermis,
dari6sel-sel lapisan kulit lebih dalam, dari andeksa kulit atau merupakan hasil
penumpukan zat-zat tertentu
5) Jerawat (akne)
Masalah yang sering terjadi pada kulit berminyak adalah jerawat.Pada
dasarnya jerawat disebabkan oleh tumbuhnya kotoran dan sel kulit mati yang
mengakibatkan folikel dan pertumbuhan sebum terhambat.Produksi minyak
pada kulit biasanya disalurkan melalui folikel rambut. Kotoran atau sel kulit
mati yang tidak dibersihkan akan menyumbat saluran ini hingga minyak yang
ke luar akan bertumpuk dan menjadi komedo. Jika terkena bakteri akne,
komedo akan menjadi jerawat.Jerawat(akne)adalah suatu penyakit radang
yang mengenai susunan pilosebaseusyaitu kelenjar palit denganfolikel
rambutnya.

7. Sistem Endokrin
Kelenjar Endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan, kelenjar ini tidak memiliki
saluran tapi mensekresi (mengeluarkan) hormon langsung ke dalam darah
sehingga dapat mencapai setiap sel darah di dalam tubuh.Hormon bekerja pada
sasaran jaringan atau organ tertentu dan mengatur aktivitas mereka.Hormon
mengatur proses seperti pemecahan subtansi kimia dalam
metabolisme,keseimbangan cairan dan produksi urin,pertumbuhan dan
perkembangan tubuh,serta reproduksi seksual. Hasil kerja hormon dari suatu
kelenjar dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor termasuk kadar zat dalam
darah dan masukan dari sistem saraf,karena hormon mengalir dalam darah,
setiap hormon dapat mencapai setiap bagian tubuh. Namun demikian bentuk
molekul khusus dari setiap hormon harus bisa masuk kedalam reseptor
(penerima) pada jaringan atau organ sasaran nya saja (Syafuddin.2009).
Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan
hemostasis selama istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga

22
bekerja sama unttuk memulai dan mengendalikan gerakan, dan semua gerakan
yang melibatkan proses fisiologis. Dimana sistem saraf bertindak cepat (hamper
seketika) menyampaikan pesan impulls saraf , sistem endokrin memiliki respon
lebih lambat tapi lebih tahan lama dari impuls sistem saraf. (Pearsce, Evelyn C.
2011). Sistem endokrin mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
dan menambah kapasitas tubuh untuk menangani stress fisik dan psikologis.
Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki
fungsi yang berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut
dihasilkan.akan tetapi, secara umum fungsi kelenjar endokrin adalah:
a. Penghasil hormon – kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan berbagai
macam jenis hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila
diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
b. Mengontrol aktivitas – kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol aktivitas
dari kelenjar tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal
c. Merangsang aktivitas – kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang
aktivitas kelenjar tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan
menciptakan suatu efek dari rangsangan tersebut.
d. Pertumbuhan jaringan – kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan
jaringan pada manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal.
e. Mengatur metabolisme – kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur
metabolisme dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk
meningkatkan absorpsi glukosa dalam tubuh dan pada usus halus.
f. Metabolisme zat – kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi
metabolisme lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat
arang dalam tubuh untuk agar optimal.

8. Cara kerja Sistem Endokrin


Pada umumnya, sistem hormonal (sistem endokrin) terutama berhubungan
denagn pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan
reaksi kimia di dalam sel atau trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-
aspek metabolisme sel lainnya seperti pertumbuhan dan sekresi. (Philip E.P,
2001). Jenis – jenis kelenjar dalam sistem endokrin meliputi antara lain adalah:
a. Hipotalamus
Beberapa hormon yang “memberitahukan” kelenjar hipofisis baik untuk
mengeluarkan atau menghentikan mensekresi hormon tersebut. Dengan cara ini,

23
hipotalamus menyediakan link antara sistem saraf dan endokrin. Hipotalamus
juga menghasilkan hormon yang secara langsung mengatur proses tubuh.
Hormon-hormon ini melakukan perjalanan ke kelenjar pituitari, yang menyimpan
mereka sampai mereka dibutuhkan. Hormon termasuk hormon antidiuretik dan
oksitosin. Hormon antidiuretik merangsang ginjal untuk menghemat air dengan
memproduksi urine lebih pekat.Oksitosin merangsang kontraksi persalinan,
diantara fungsi lainnya.Hipotalamus dan kelenjar hipofisis adalah terletak
berdekatan di bagian bawah otak. (Syamsuri Istamar.2004). Hipotalamus
sebenarnya adalah bagian dari otak (lihat Gambar di bawah), tetapi juga
mengeluarkan hormon.

Gambar 8. Hipotalamus
Sumber: Modul Digital Konsep dasar Sains berbasis
Qurani Program Studi PGSD 2020

b. Kelenjar pituitary
Kelenjar pituitari seukuran kacang melekat pada hipotalamus oleh tangkai
tipis.Ini terdiri dari dua lobus seperti bola.Lobus posterior (belakang) menyimpan
hormon dari hipotalamus. Lobus anterior (depan) mengeluarkan hormon
hipofisis. Beberapa hormon hipofisis dan efek mereka tercantum dalam Tabel di
bawah ini.Kebanyakan hormon hipofisis mengendalikan kelenjar endokrin
lainnya.Itu sebabnya hipofisis sering disebut “master gland” dari sistem
endokrin.(Syafuddin.2009).

24
Gambar 9. Kelenjar Pituitari
Sumber: Modul Digital Konsep dasar Sains berbasis
Qurani Program Studi PGSD 2020

c. Kelenjar hipofisis
Kelenjar hipofisis terletak di dasar otak besar. Kelenjar hipofisis disebut
juga master gland karena sekresinya berperan mengatur sekreasi kelenjar
endokrin lainya. (Evelyn C, 2002). Pada kelenjar hipofisis terdapat dalam
beberapa lobus diantaranya adalah:
1) Lobus anterior hipofisis
Lobus anterior hipofisis menghasilkan bermacam-macam hormon sebagai
berikut:
a) Somatotrophic Hormone (STH)
Somatotrophic hormone (hormon somatotrofik) disebut juga hormon
pertumbuhan (growth hormone/GH) karena berfungsi untuk pertumbuhan.
b) Luteotropin Hormone (LTH)
Hormon ini disebut juga prolaktin. Fungsinya merangsang kelenjar air
susu untuk menyekresikan air susu.
c) Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
Hormon ini berfungsi merangsang sekresi kelenjar tiroid.
d) Adrenorcoticotrophic Hormone (ACTH)
Fungsi hormon ini untuk mengendalikan kelenjar korteks adrenal.
e) Gonadotropic Hormone (GH)
Gonadotropic hormone merupakan kelenjar kelamin yang terdiri atas
follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH).Pada
pria,FSH berfungsi mempengaruhi spermatogenesis,sedangkan pada
wanita berfungsi merangsang pemasakan folikel dalam ovarium.

25
2) Lobus Intermedia Hipofisis
Bagian ini menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH) yang
berfungsi mengatur perubahan warna kulit.
a) Lobus Posterior Hipofisis
Bagian ini menghasilkan dua bagian hormon, yaitu Vasopresin yang
mempengaruhi tekanan darah serta Oksitosin yang berfungsi membantu
proses kelahiran pada wanita.
b) Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid terletak di kiri dan di kanan trakea di daerah faring, dekat
jakun.Kelenjar ini menghasilkan hormon tiroksin, triidotironin, dan
kalsironin.Hormon_hormon ini berfungsi mempengaruhi metabolisme sel,
mempengaruhi pertumbuhan, dan mempengaruhi perubahan tiroksin.
Kelebihan (hipersekresi) tiroksin pada orang dewasa akan mengakibatkan
penyakit morbus basedow. Tanda_tanda penyakit ini, antara lain
metabolisme meningkat, denyut jantung cepat, gugup, emosional,
pelupuk mata melebar, dan bola mata menonjol. Hipersekresi tiroid pada
anak_anak menyebabkan gigantisme (pertumbuhan raksasa).Sementara
itu (hiposekresi) tiroksin pada orang dewasa menyebabkan
miksedema.Gejala ini ditandai dengan kegemukan yang luar biasa
(obesitas) dan kecerdasan menurun. Hiposekresi tiroksin pada anakanak
menyebabkan kretinisme , yaitu pertumbuhan kerdil dan kemunduran
mental. Hormon tiroksin mengandung banyak yodium.Kekurangan
yodium dalam jangka panjang dapat menyebabkan pembengkakan
kelenjar tiroid. Hal itu terjadi kerena kelenjar tiroid harus bekerja keras
memproduksi tiroksin dengan bahan baku (yodium) yang kurang.
Pembengkakan kelenjar tiroid menimbulkan penyakit gondok.Hormon
kalsitonin berfungsi menjaga keseimbangan ion kalsium (Ca2+) dalam
darah. Jika ion Ca2+ dalam darah meningkat, hormon kalsitonin juga
meningkat dan akan mendapatkan ion Ca2+ tersebut dalam tulang (Philip
E.P, 2001).

c) Kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid terletak disebelah dorsal kelenjar tiroid.Fungsinya
menghasilkan hormon parathormon yang bertugas mengatur pertukaran

26
zat kapur Ca dan posfor dalam darah. Apabila kadar Ca dalam darah
rendah,parathormon akan mempengaruhi zat kapur dalam tulang agar
larut dan masuk dalam darah menjadi ion Ca2+. Hipersekresi
parathormon menyebabkan Ca dalam darah naik sehingga
mengakibatkan pengendapan zat kapur pada ginjal (batu ginjal). Namun,
apabila terjadi hiposekresi parathormon akan menyebabkan tetanus.
(Philip E.P, 2001).

d) Kelenjar epifisis
Sampai sekarang peranan kelenjar epifisis pada manusisa belum
diketahui.Namun, kelenjar epifisis pada katak berfungsi untuk mengatur
pigmen melanin. Peranannya adalah saat katak dalam kondisi yang tidak
menguntungkan, pigmen melanin akan mengumpul dan berakibat kulit
katak menjadi pucat.

e) Kelenjar timus
Fungsi kelenjar timus, untuk menimbun hormon somatotropin (hormon
pertumbuhan) dalam masa pertumbuhan. Kelenjar timus berhenti bekerja
setelah masa remaja (Rubin , M. R. & J. Sliney Jr. 2014).

Gambar 10. Kelenjar Timus


Sumber: Modul Digital Konsep dasar Sains berbasis
Qurani Program Studi PGSD 2020

f) Kelenjar suprarenalis
Kelenjar terdiri atas dua bagian, yaitu korteks dan medulla.

27
1) Korteks (Bagian Kulit), bagian ini menghasilkan:
Mineralokortikoid yang berfungsi menyerap ion Na dari darah dan
mengatur reabsorpsi air pada ginjal.Glukokoritikoid, yang berperan
menaikkan kadar glikogen. Androgen, yang bersama- sama dengan
kelenjar gonad menentukan sifat kelamin sekunder pada pria.
2) Medula (Bagian Dalam), bagian ini menghasilkan hormon adrenalin
(epinefrin) yang berfungsi untuk memacu aktivitas jantung dan
menyempitkan pembuluh darah kulit serta kelenjar mukosa,
mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melapangkan
pernapasan, menaikkan kadar gula darah dan memengaruhi
pemecahan glikogen dalam hati (glikogenolisis).

Gambar 11. Kelenjar Adrenal


Sumber: Modul Digital Konsep dasar Sains berbasis
Qurani Program Studi PGSD 2020

g) Kelenjar langerhans
Kelenjar Langerhans terdapat di dalam pankreas.Tugasnya menghasilkan
hormon insulin.Fungsi hormon ini besifat antagonis dengan fungsi hormon
adrenalin, yaitu mengubah gula menjadi glikogen dalam hati dan otot.
Hiposekresi insulin menyebabkan penyakit diabetes mellitus (kencing
manis) (Evi L. D, 2014).

28
Gambar 12. Kelenjar Langerhans
Sumber: Modul Digital Konsep dasar Sains berbasis Qurani Program Studi
PGSD 2020

h) Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin di bagi dua, yaitu pada pria dan wanita.
1) Kelenjar Kelamin Pria
Kelenjar kelamin pria adalah testis.Fungsinya menghasilkan sperma,
hormon androgen, dan hormon testosteron.Hormon androgen
berfungsi mendukung pembentukan sperma, mendorong
perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder jantan.
Adapun fungsi hormon testosteron hampir sama dengan androgen.
Selain itu, testosteron juga bertanggung jawab terhadap percepatan
pertumbuhan remaja.Testosteron berfungsi dalam spermatogenesis
dan berefek negative terhadap sekresi LH (Luteinizing Hormon).
2) Kelenjar Kelamin Wanita
Kelenjar kelamin wanita berupa ovarium yang menghasilkan hormon
estrogen, hormon progesterone, dan sel telur (ovum).Fungsi estrogen
untuk merangsang pertumbuhan dinding uterus, mendorong
perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder betina.
Fungsi progesterone untuk mengatur pertumbuhan plasenta,
menghambat sekresi FSH, dan melancarkan air susu bagi ibu yang
menyusui (Syafuddin, 2006).

29
Gambar 13. Kelenjar Gonad
Sumber: Modul Digital Konsep dasar Sains berbasis Qurani Program
StudiPGSD 2020

9. Jenis Gangguan pada Sistem Endokrin.


Ada berbagai jenis penyakit pada sistem endokrin, diantaranya adalah
sebagai berikut:
a. Diabetes mellitus adalah penyakit pada sistem endokrinyang paling umum
didiagnosis.
b. Insufisiensi adrenal
Merupakan penyakit yang disebabkan karena kelenjar adrenal merilis terlalu
sedikit hormon kortisol dan kadang-kadang aldosteron.Gejala berupa
kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit.Penyakit Addison
adalah jenis insufisiensi adrenal.
c. Penyakit Cushing
Kelebihan hormon kelenjar hipofisis menyebabkan kelenjar adrenal terlalu
aktif.Kondisi serupa disebut sindrom Cushing dapat terjadi pada manusia,
terutama anak-anak, yang mengkonsumsi obat kortikosteroid.
d. Gigantisme(akromegali) dan masalah hormon pertumbuhan lainnya
Jika kelenjar pituitari memproduksi hormon pertumbuhan terlalu banyak,
tulang anak dan bagian tubuh dapat tumbuh dengan cepat. Jika kadar
hormon pertumbuhan terlalu rendah, seorang anak dapat mengalami
pertumbuhan yang lambat.
e. Hipertiroidisme
Kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroid, yang
menyebabkan penurunan berat badan, denyut jantung yang cepat,

30
berkeringat, dan gelisah.Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif
adalah gangguan autoimun yang disebut penyakit Grave.
f. Hipopituitarisme
Rilis kelenjar hipofisis sedikit atau tidak ada hormon.Ini mungkin disebabkan
oleh sejumlah penyakit yang berbeda.Wanita dengan kondisi ini mungkin
berhenti mendapatkan siklus menstruasi mereka.
g. Multiple Neoplasia Endokrin I dan II (MEN I dan II MEN)
Penyakit ini disebabkan kondisi genetik yang diturunkan melalui
keluarga.Mereka menyebabkan tumor dari paratiroid, adrenal, dan kelenjar
tiroid, menyebabkan kelebihan hormon.
h. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Kelebihan androgen mengganggu perkembangan telur dan pembebasan
mereka dari indung telur perempuan.PCOS adalah penyebab utama
infertilitas.
i. Pubertas prekoks (dini)
Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar memberitahu tubuh untuk
melepaskan hormon seks terlalu cepat dalam hidup ( Evelyn C. 2011) .

10. Kajian Sistem Saraf, Indra, dan Endokrin terhadap Kandungan


Al-Quran.
Alat indera ini berfungsi untuk mengenali setiap perubahan lingkungan,
baik yang terjadi di dalam maupun di luar tubuh. Seperti firman Allah SWT dalam
Alquran Surah An-Nahl Ayat 78,

Artinya:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati, agar kamu bersyukur”. (QS. An-Nahl: 78).

31
Kajian Ayat:
Berdasarkan ayat di atas bahwa Allah SWT mengeluarkan manusia ke
dunia dari dalam perut seorang ibu dalam keadaan tidak mengenal sedikit pun
apa yang ada di sekelilingnya. Allah SWT menyatakan bekal yang diberikannya
kepada manusia untuk melaksanakan amanah yang mereka emban. Bekal itu
berupa alat indera berupa alat indera pendengar, alat indra penglihat dan mata
hati sebagai bekal mencari ilmu.

Berkaitan dengan indera pembau, Allah SWT dalam Surah Yusuf Ayat 94
berfirman bahwa,

Artinya:
Tatkala kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka:
"Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku
lemah akal (tentu kamu membenarkan aku)". (QS. Yusuf: 94).

Kajian Ayat:
Ayat tersebut menjelaskan keistimewaan indera penciuman yang letaknya
paling dekat dengan otak dan jaringan urat saraf indera tersebut melekat di
selaput lendir yang terdapat dalam hidung.Nikmat Allah Swt yang dikaruniakan
kepada manusia adalah dengan menjadikan hidung sebagai sarana untuk
menyaring dan membersihkan udara yang dihirup, mendinginkan suhu udara dan
memperhalus tekanannya.

32
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
1. Sistem saraf merupakan salah satu sistem yang dominan dalam tubuh
manusia yang bertugas mengatur dan mengkoordinasi.
2. Sistem saraf memonitor dan mengkoordinasikan tindakan secara otomatis
seperti berjalan kaki yang secara sadar kita putuskan untuk dilakukan, dan
tindakan tak disengaja.
3. Beberapa jenis gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf meliputi
Infeksi sistem saraf pusat. ensefalitis/radang otak, meningitis/radang selaput
otak, sindrom raye, epilepsy, hydrocephalus, alzaimer, vertigo, parinson,
lumpuh otak.
4. Sistem indra adalah bagian dari sistem saraf yang berfungsi untuk proses
informasi indra.
5. Rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Rangsangan bau diterima
oleh ujung-ujung saraf pembau diteruskan ke pusat penciumandan saraf
pembau. Otaklah yang memproses ingatanakan bau sehingga manusia
mengetahuidan dapat membau aroma tersebut.
6. Gangguan sistem indra pada hidung yaitu anosmia, polip hidung, salesma.
Lidah yaitu glositis, lekoplakia, ageusia. Penyakit pada mata yaitu mata
hipermetrop, mata miopi, mata presbiopi, mata astigmatisma, buta warna,
konjunktivitis, katarak, glaucoma, pada kulit yaitu Infeksi Jamur dan alergi.
7. Endokrin adalah kelenjar yang mengirim hasil sekresinya langsung ke dalam
darah yang beredar dalam jaringan, kelenjar ini tidak memiliki saluran tapi
mensekresi (mengeluarkan) hormon langsung ke dalam darah sehingga
dapat mencapai setiap sel darah di dalam tubuh.
8. Sistem hormonal (sistem endokrin) terutama berhubungan denagn
pengaturan sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi
kimia di dalam sel atau trnspor zat-zat melalui membran selatau aspek-aspek
metabolisme sel lainnya seperti pertumbuhan dan sekresi.
9. Jenis penyakit sistem endokrin yaitu diabetes mellitus, sufisiensi adrenal
.penyakit cushing, hipertiroidisme, hipotiroidisme, hipopituitarisme, multiple
Neoplasia Endokrin I dan II (MEN I dan II MEN), sindrom ovarium polikistik
(PCOS), pubertas prekoks (dini).

33
10. Berdasarkan QS. An-Nahl: 78 bahwa Allah SWT mengeluarkan manusia ke
dunia dari dalam perut seorang ibu dalam keadaan tidak mengenal sedikit
pun apa yang ada di sekelilingnya. Allah SWT menyatakan bekal yang
diberikannya kepada manusia untuk melaksanakan amanah yang mereka
emban. Bekal itu berupa alat indera berupa alat indera pendengar, alat indra
penglihat dan mata hati sebagai bekal mencari ilmu.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang harus
dilengkapi untuk menyempurnakan isi makalah ini, sehingga penulis
mengharapkan saran dari pembaca untuk memperbaiki makalah ini, seperti perlu
ditambahkannya lagi sumber-sumber yang relevan terkait pokok bahasan
makalah ini.

34
DAFTAR LITERATUR

Maulidasari, M. Rezeki, Faizah M. Nur. 2020. Alat Indra Manusia.Modul Digital


Konsep dasar Sains berbasis Qurani Program Studi PGSD.

Nur Aini. 2019. Hubungan Kadar Gula Darah dengan Pengendalian Emosi pada
Pasien Dibetes Mellitus Rawat Inap.Jurnal kesehatan hesti Wira Sakti.
Vol 7 No. 1 Tahun 2019

Puspitaningsih, D, Yuda Laga Hadi Kusuma. 2017. Diabetes mellitus, Stres dan
Manajemen Stres. Penerbit STIKES Majapahit Mojokerto.Desember
2017.

Rida Ulfitrah, Rini Nurbayti, dkk. 2021. Makalah Sistem Endokrin. Universitas
Muhammadiyah Makasar Prodi Pendidikan Biologi.

Wardana, 2016.Pengantar psikoneuroimunologi. Universitas Udayana. ISSBN:


978-602-73078-4.

35

You might also like