You are on page 1of 79

LITERATURE REVIEW:

GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA IBU HAMIL

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :

SITI SARAH QATRUNNAJAH

NPM : 411118111

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS (D-3)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2021
LITERATURE REVIEW:
GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA IBU HAMIL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai

Gelar Ahli Madya Kesehatan

DISUSUN OLEH :

SITI SARAH QATRUNNAJAH

NPM : 411118111

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS (D-3)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI

2021
PENGESAHAN

Karya tulis ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan
Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi Teknologi Laboratorium Medis
(D3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Pada
Tanggal 28 Mei 2021

“SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW : GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT


PADA IBU HAMIL“

Nama : Siti Sarah Qatrunnajah

NPM 411118111

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis (D3)


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Arina Novilla, S.Pd.,M.Si Sri Yuniarti, S.Psi.,M.Kes


NIDN 04.011173.01 NIDN 04.070662.02

Penguji

Iis Herawati, S.Pd.,M.Kes


NIDN 04.060573.02

Mengetahui,

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis (D3)


Ketua

Iis Herawati, S.Pd.,M.Kes


NIDN 04.060573.02
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “STUDI

PUSTAKA : GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT IBU HAMIL” ini, sepenuhnya

karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat karya

orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-

cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat

keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian

karya saya ini.

Cimahi, Mei 2020


Yang membuat pernyataan

Siti Sarah Qatrunnajah


PROGRM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS (D3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI CIMAHI
2021

SITI SARAH QATRUNNAJAH


STUDI PUSTAKA: GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT IBU HAMIL
x + 39 hal + 2 tabel + 7 gambar + 4 lampiran

ABSTRAK

Leukosit merupakan sel darah putih yang berperan dalam mekanisme


imun. Leukosit diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya granula dalam
sitoplasama yaitu terdiri dari granulosit dan agranulosit. Leukosit dibentuk dari
hematopoietic stem cells (HSCs) di sumsum tulang. Jumlah leukosit normal adalah
3200 – 10000 /mm3 darah. Peningkatan jumlah leukosit dapat bersifat patologis
maupun fisiologis. Peningkatan leukosit secara patologis disebabkan infeksi
bakteri, keganasan, trauma, stres, dan gangguan metabolik. Peningkatan leukosit
secara fisiologi dapat terjadi pada kehamilan. Tujuan dilakukannya penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran jumlah leukosit ibu hamil berdasarkan studi
literatur yang didapatkan.
Desain penelitian yang digunakan adalah Literature Review. Pengumpulan
data dengan database elektronik yaitu Researchgate dan GoogleScholar. Analisis
data dengan menambahkan pembahasan yang dikomplikasikan dengan berbagai
sumber literatur lain.
Hasil pencarian literatur didapatkan 3 jurnal internasional yang berkaitan
dengan gambaran jumlah leukosit pada ibu hamil. Dimana dari ketiga jurnal
penelitian tersebut menunjukan jumlah leukosit pada ibu hamil meningkat secara
signifikan
Berdasarkan hasil penelusuran studi literatur disimpulkan bahwa hasil
jumlah leukosit pada ibu hamil mengalami peningkatan secara signifikan, jenis
leukosit yang mengalami peningkatan secara signifikan adalah netrofil.

Kata kunci : Leukosit, Ibu Hamil, Usia Kehamilan


Kepustakaan : 41, 2010-2020

i
MEDICAL LABORATORY TECHNOLOGY STUDY PROGRAM (D3)
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE GENERAL AHMAD YANI CIMAHI
2021

SITI SARAH QATRUNNAJAH


LITERATURE STUDY: DESCRIPTION OF THE NUMBER LEUKOSITES
OF PREGNANT WOMEN
x + 39 page + 2 tabel + 7 picture + 4 attachment

ABSTRACT

Leukocytes are white blood cells that play a role in the immune mechanism.
Leukocytes are classified based on the presence or absence of granules in the
cytoplasm, consisting of granulocytes and agranulocytes. Leukocytes are formed
from hematopoietic stem cells (HSCs) in the bone marrow. The normal leukocyte
count is 3200 – 10,000/mm3 of blood. An increase in the number of leukocytes can
be pathological or physiological. Pathological increase in leukocytes caused by
bacterial infection, malignancy, trauma, stress, and metabolic disorders.
Physiological increase in leukocytes can occur in pregnancy. The purpose of this
study was to determine the leukocyte count of pregnant women based on the
literature study obtained.
The research design used is Literature Review. Data collection using
electronic databases, namely Researchgate and GoogleScholar. Data analysis by
adding discussions that are complicated by various other literature sources.
The results of the literature search found 3 international journals related to
the description of the number of leukocytes in pregnant women. Where from the
three research journals showed the number of leukocytes in pregnant women
increased significantly
Based on the results of the literature study, it was concluded that the results
of the leukocyte count in pregnant women experienced a significant increase, the
type of leukocyte that experienced a significant increase was neutrophils.

Key words : Leukocytes, Pregnant Women, Gestational Age


Bibliography : 41, 2010-2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan rahmatnya, sholawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW. Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul “STUDI PUSTAKA : GAMBARAN JUMLAH LEUKOSIT PADA IBU

HAMIL”.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu

persyaratan kelulusan dan emperoleh gelar Ahli Madya Analis Kesehatan dan

sebagai tugas akhir Program Studi Teknlologi Laboratorium Medis (D3) Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi Tahun 2021.

Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan dan motivasi

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada yang

terhormat :

1. Bapak dr. Gunawan Irianto, M.Kes.,MARS selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi yang telah memberikan dukungan

atas terlaksananya Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Ibu Iis Herawati, S.pd.,M.Kes selaku ketua Program Studi Teknologi

Laboratorium Medis (D3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad

Yani Cimahi dan juga selaku Penguji I yang telah banyak membimbing dan

memberikan arahan dan ilmunya sehingga dapat terselaikannya Karya Tulis

Ilmiah ini.

3. Ibu Dr. Arina Novilla, S.Pd.,M.Si selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan banyak waktu, pikiran serta selalu memberikan banyak

bimbingan dan banyak ilmu hingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah

ini dalam waktu yang telah ditentukan.

iii
4. Ibu Sri Yuniarti, S.Psi.,M.Kes selaku Dosen Pembimbing II sekaligus penguji

II yang telah meluangkan banyak waktu, pikiran serta selalu memberikan

banyak bimbingan dan banyak ilmunya, terimakasih juga atas masukan saran

dan koreksiannya hingga dapat terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Lilis Puspa Friliansari, S.Si.,M.Kes selaku Koordinator Karya Tulis Ilmiah

Program Studi Teknologi Laboratorium Medis (D3) Sekolah Tinggi Ilm

Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi.

6. Kedua orang tua saya yang telah banyak berjasa. Terimakasih untuk segala

kerja kerasnya sehingga dapat mengantarkan penulis ke jenjang Pendidikan

yang lebih tinggi. Terimakasih atas doa yang selalu dipanjatkan disetiap

sujudnya, terimakasih juga atas kasih sayang, perhatian dan dukungan yang

telah diberikan baik spiritual moral maupun materi.

7. Seluruh Dosen Program Studi Teknologi Laboratorium Medi (D3) Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi.

8. Sahabat saya Natasya Meldiana, yang selalu memberikan semangat apabila

sedang merasakan kesulitan dan merasa ingin menyerah dan tidak pernah

berkata tidak apabila diminta pertolongan sehingga saya mampu bangkit

kembali dan dapat menyelesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Sahabat saya Rizka Widyastuti yang selalu memberikan semangat dan selalu

memberikan bantuan dalam hal apapun sehingga Karya Tulis Ilmiah saya

dapat terselaikan dengan baik.

10. Tetangga kamar kos Shenny Nurhidayanti yang telah memberikan pinjaman

laptop untuk beberapa hari ketika laptop saya sudah tidak dapat digunakan

lagi dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, atas kebaikannya Karya

Tulis Ilmiah saya dapat diselesaikan dengan lancar.

iv
11. Seluruh teman-teman saya dikelas 3C yang sangat luar biasa sangat kompak

dan selalu saling memberikan semangat doa dan dukungannya yang sedang

sama-sama berjuang untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Teman-teman seperjuangan khususnya di bidang Hematologi yang

senantiasa saling membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dalam

bidang Hematologi ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penyusun mengharapkan sarah dan

kritik yang bersifat membangun, demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan

umumnya bagi pembaca.

Cimahi, Mei 2020

Siti Sarah Qatrunnajah

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK.................................................................................................................. i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................6
A. Kehamilan......................................................................................................6
1. Deskripsi Kehamilan..................................................................................6
2. Trimester Dalam Kehamilan......................................................................6
4. Komplikasi Dalam Kehamilan .................................................................13
B. Leukosit .......................................................................................................14
1. Deskripsi Leukosit ...................................................................................14
2. Proses Pembentukan Leukosit ...............................................................15
3. Fungsi Leukosit .......................................................................................16
4. Jenis-jenis Leukosit .................................................................................17
5. Kelainan Jumlah Leukosit .......................................................................23
6. Pemeriksaan Laboratorium Leukosit ......................................................23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................26
A. Strategi Pencarian Literatur ........................................................................26
B. Kriteria Literatur ...........................................................................................27
C. Seleksi Literatur (PRISMA) .........................................................................27
D. Analisis Data ...............................................................................................28
E. Etika Penelitian............................................................................................29
F. Waktu Penelitian .........................................................................................29
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................30
A. Hasil.............................................................................................................30
B. Pembahasan ...............................................................................................32
C. Keterbatasan Literature Review..................................................................37
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................38
A. Kesimpulan..................................................................................................38
B. Saran ...........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................39

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Neutrofil Batang ................................................................................17


Gambar 2. 2 Neutrofil Segmen ..............................................................................18
Gambar 2. 3 Basofil ...............................................................................................19
Gambar 2. 4 Monosit..............................................................................................20
Gambar 2. 5 Eosinofil.............................................................................................21
Gambar 2. 6 Limfosit ..............................................................................................22
Gambar 3. 1 Metode Penelitian Sistem Studi Kepustakaan .................................28

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Analisis Masalah Metode PICOST ...................................................... 26


Tabel 4. 1 Data Hasil Literature Review ............................................................... 30

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Bimbingan............................................................................42


Lampiran 2. Lembar Bimbingan............................................................................43
Lampiran 3. Riwayat Hidup Penulis ......................................................................44
Lampiran 4. Jurnal yang di review ........................................................................45

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan

nasional dan merupakan target SDGs 2030 dimana AKI menurun hingga 70 per

100.000 kelahiran hidup (Bappenas, 2013). Di tahun 2016 AKI di Indonesia

masih sangat tinggi yaitu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup, angka

tersebut menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara (Rafikasari, 2017).

Menurut Ketua Komite Ilmiah International Conference on Indonesian Family

Planning and Reproductive Health (ICIFPRH), Meiwita Budhiharsana, hingga

tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran

hidup.

Angka kematian ibu tersebut kasusnya sangat tinggi. Sekitar 830 wanita

meninggal karena komplikasi kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap

hari. Rasio kematian maternal global (jumlah kematian ibu per 100.000

kelahiran hidup) menurun hanya 2,3% per tahun antara 1990 dan 2015. Namun,

peningkatan tingkat penurunan mortalitas ibu hamil meningkat dari tahun 2000

dan seterusnya. Di beberapa negara, penurunan angka kematian ibu hamil

antara 2000-2010 di atas 5,5%. (WHO, 2016).

Secara nasional, menurut Detty S. Nurdiati, pakar Ilmu Kebidanan dan

Penyakit Kandungan, penyebab AKI paling tinggi adalah pendarahan.

Sedangkan menurut McCharty J. Maine DA sebagaimana dikutip Nurul Aeni

(2013), kematian ibu merupakan peristiwa kompleks yang disebabkan oleh

berbagai penyebab yang dapat dibedakan atas determinan dekat, determinan

antara, dan determinan jauh. Determinan dekat yang berhubungan langsung

1
2

dengan kematian ibu merupakan gangguan obstetrik seperti pendarahan,

preeklamsi/eklamsi, dan infeksi atau penyakit yang diderita ibu sebelum atau

selama kehamilan yang dapat memperburuk kondisi kehamilan seperti penyakit

jantung, malaria, tuberkulosis, ginjal, dan acquired immunodeficiency

syndrome. Determinan dekat secara langsung dipengaruhi oleh determinan

antara yang berhubungan dengan faktor kesehatan, seperti status kesehatan

ibu, status reproduksi, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan perilaku

penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Determinan jauh berhubungan

dengan faktor demografi dan sosiokultural. Kesadaran masyarakat yang rendah

tentang kesehatan ibu hamil, pemberdayaan perempuan yang tidak baik, latar

belakang pendidikan, sosial ekonomi keluarga, lingkungan masyarakat dan

politik, serta kebijakan secara tidak langsung diduga ikut berperan dalam

meningkatkan kematian ibu.

Kehamilan adalah keadaan di mana embrio ditanamkan ke rahim ibu

dan kemudian berkembang menjadi janin (DepKes, 2013). Kehamilan dimulai

saat pembuahan, ketika sel telur dibuahi oleh spermatozoa untuk membentuk

zigot, dan berakhir dengan persalinan, atau keguguran (Azab et al, 2017 ; Eledo

et al, 2015). Proses kehamilan berlangsung 40 minggu dari menstruasi terakhir

atau 38 minggu sejak tanggal pembuahan. Istilah kehamilan normal yaitu 38

sampai 42 minggu (Boundless et al, 2015).

Volume darah mulai meningkat sejak usia kehamilan 6 minggu dan

meningkat hingga lebih dari 50% keadaan sebelum hamil ( Datta et al, 2013).

Perubahan volume plasma selama kehamilan dikaitkan dengan peningkatan

aktivitas renin plasma dan penurunan kadar peptida natriuretik atrium.


3

Perubahan hormonal disebabkan oleh vasodilatasi sistemik yang diinduksi

kehamilan dan peningkatan kapasitas vascular (Dennen et al, 2011).

Semasa kehamilan akan terjadi perubahan anatomi, fisiologi, dan

biokimia sebagai bentuk adaptasi terhadap perubahan hormonal. Perubahan ini

terjadi sejak awal kehamilan dan berlanjut seiring dengan bertambahnya usia

kehamian. Perubahan fisiologi yang sering terjadi pada ibu hamil antara lain

perubahan hematologi. Perubahan hematologi yang terjadi meliputi,

peningkatan hematokrit, penurunan kadar hemogobin, dan peningkatan jumlah

leukosit. Pada ibu hamil akan terjadi penekanan pada fungsi imunologis cell-

mediated dan dikompensasi dengan upregulation system imun bawaan

(Cunningham et al, 2012).

Sistem hematologi mengalami serangkaian perubahan adaptif dalam

persiapan untuk hematopoiesis dan kesejahteraan janin, sekaligus berfungsi

sebagai bantalan terhadap kemungkinan kehilangan darah saat persalinan.

Perubahan ini berkisar dari peningkatan volume plasma dan massa darah

merah, leukositosis dan perubahan imunologis adaptif dalam keadaan

kehamilan yang relatif hiperkoagulasi dan cenderung dimulai pada minggu ke-

6 kehamilan dengan resolusi pada minggu ke-6 pascapartum (Akinlaja, 2016).

Banyak perubahan hematologis fisiologis terjadi selama kehamilan karena

perkembangan janin yang berkelanjutan. Perubahan ini kembali normal

setelah nifas. Tapi perubahan ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme ibu dan juga memastikan pengiriman oksigen yang adekuat untuk

janin. Tergantung pada perubahan derajat profil hematologi, hasilnya akan

bervariasi (Akinbami et al, 2013).


4

Ada banyak sekali faktor risiko akibat terjadinya berbagai perubahan

hematologis fisiologis selama kehamilan diantaranya yaitu, anemia selama

kehamilan, preeklampsia dan eklamsia, pendarahan, leukositosis, infeksi dll.

Faktor risiko ini merupakan suatu kondisi pada ibu hamil yang dapat

menyebabkan kemungkinan risiko atau bahaya terjadinya komplikasi pada

persalinan yang dapat menyebabkan kematian baik itu pada ibu maupun

janinnya.

Leukosit merupakan sel darah yang berperan dalam mekanisme imun.

Leukosit diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya granula di sitoplasma

leukosit, yaitu terdiri dari granulosit dan agranulosit. Pembentukan leukosit

berasal dari hematopoietic stem cells (HSCs) di sumsum tulang. Jumlah

leukosit normal adalah 3200 – 10000 /mm3 darah. Peningkatan jumlah dapat

bersifat patologis maupun fisiologis. Peningkatan leukosit secara patologis

disebabkan infeksi bakteri, keganasan, trauma, stres, dan gangguan metabolik.

Penurunan jumlah leukosit dapat terjadi bila sumsum tulang sangat sedikit

memproduksi leukosit, yang diakibatkan oleh penyakit kongenital seperti

myelodysplastic syndrome (MDS), dan radiasi yang menyebabkan aplasia

sumsum tulang (Ricard, 2014).

Peningkatan leukosit fisiologis dapat terjadi selama kehamilan pada

trimester pertama. Selama kehamilan normal, terjadi peningkatan leukosit yang

signifikan terutama dengan peningkatan jumlah neutrofil. Leukositosis ini

disebabkan oleh stres fisiologis yang disebabkan oleh keadaan kehamilan

(Geetanjali et al, 2015). Hasil kami menunjukkan peningkatan yang signifikan

(p<0.001) dari rerata jumlah total leukosit ibu hamil dibandingkan dengan ibu

tidak hamil. Angka ini berkembang seiring dengan perkembangan usia


5

kehamilan mengikuti hasil yang diperoleh dari studi Pughikumo et al: 6,38 ±

1,76 × 103/µl trimester pertama, 6,81 ± 1,52 × 103/µl di trimester kedua dan

7,36

± 1,49 × 103/µl di trimester ketiga (Pughikumo et al, 2015).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan

permasalahan :

Bagaimana Gambaran Jumah Leukosit Ibu Hamil berdasarkan studi literatur

yang didapatkan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran

Jumlah Leukosit Ibu Hamil berdasarkan studi literatur yang didapatkan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan keilmuan tentang gambaran jumlah leukosit

ibu hamil dari kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah leukosit yang

melebihi batas normal selama masa kehamilan.

2. Manfaaf Praktis

Memberikan informasi kepada ibu hamil tentang pentingnya

mengetahui gambaran jumlah leukosit ibu hamil dari kemungkinan

terjadinya peningkatan jumlah leukosit yang melebihi batas normal selama

masa kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUTAKA

A. Kehamilan

1. Deskripsi Kehamilan

Kehamilan adalah keadaan di mana embrio ditanamkan ke rahim ibu

dan kemudian berkembang menjadi janin. Kehamilan dimulai saat

pembuahan, ketika sel telur dibuahi oleh spermatozoa untuk membentuk

zigot, dan berakhir dengan persalinan, aborsi atau keguguran (Azab et al,

2017). Kehamilan tersebut berlangsung 40 minggu dari menstruasi terakhir

atau 38 minggu sejak tanggal pembuahan. Istilah kehamilan normal adalah

38 sampai 42 minggu (Mohamed et al, 2016).

2. Trimester Dalam Kehamilan

a. Trimester Satu

Terdapat tanda Chadwick, yaitu perubahan warna pada vulva,

vagina dan serviks menjadi lebih merah agak kebiruan/keunguan. pH

vulva dan vagina mengalami peningkatan dari 4 menjadi 6,5 yang

membuat wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi vagina. Tanda

Goodell yaitu perubahan konsistensi serviks menjadi lebih lunak dan

kenyal (Cunningham et al, 2013).

Pembesaran dan penebalan uterus disebabkan adanya

peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hyperplasia &

hipertropi otot, dan perkembangan desidua. Pada kehamilan 8 minggu

uterus membesar sebesar telur bebek dan pada kehamilan 12 minggu

kira-kira sebesar telur angsa. Pada minggu-minggu pertama, terjadi

hipertrofi pada istmus uteri membuat istmus menjadi panjang dan lebih

lunak yang disebut tanda Hegar. Sejak trimester satu kehamilan, uterus

6
7

juga mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak nyeri

(Cunningham et al, 2013).

b. Trimester Dua

Pada Trimester ke II terjadi Pertumbuhan kelenjar mammae

membuat ukuran payudara meningkat secara progresif. Bila pertambahan

ukuran tersebut sangat besar, dapat timbul stria-stria seperti pada

abdomen. Walaupun perkembangan kelenjar mammae secara fungsional

lengkap pada pertengahan masa hamil, tetapi laktasi terlambat sampai

kadar estrogen menurun, yakni setelah janin dan plasenta lahir

(Cunningham et al, 2013).

c. Trimester Tiga

Pada minggu-minggu akhir kehamilan, prostaglandin

mempengaruhi penurunan konsentrasi serabut kolagen pada serviks.

Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

Istsmus uteri akan berkembang menjadi segmen bawah uterus

pada trimester akhir. Otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi

sehingga segmen bawah uterus akan melebar dan menipis, hal itu terjadi

pada masa-masa akhir kehamilan menjelang persalinan. Batas antara

segmen atas yang tebal dan segmen bawah yang tipis disebut lingkaran

retraksi fisiologis (Cunningham et al, 2013).


8

3. Perubahan Fisiologis Kehamilan

a. Perubahan pada Homeostatis Cairan Tubuh

Peningkatan volume total cairan tubuh adalah salah satu

perubahan yang sangat terlihat selama masa kehamilan berlangsung dan

peningkatan didistribusikan dari tubuh ibu ke janin. Pada masa

kehamilan, total cairan tubuh akan meningkat kira kira sebanyak 6,5

sampai 8,5 liter. Volume total cairan pada fetus, plasenta dan cavitas

amnion terhitung 3,5 liter, darah ibupun juga meningkat sebanyak 1,5-1,6

liter dengan 1,2-1,3 liter adalah peningkatan volume plasma dan 0,3-0,4

liter adalah peningkatan volume sel darah merah. Sisanya adalah

peningkatan pada cairan ekstraseluler ibu (Chandraharan, 2012).

Segera setelah konsepsi peningkatan plasma akan dimulai.

Perubahan ini akan menurunkan osmolaritas. Pada minggu ke 12 usia

kehamilan, osmolaritas serum menjadi 8 sampai 10 mOsm/kg lebih

rendah dibandingkan dengan keadaan ibu saat sebelum masa kehamilan.

Selain itu, titik ambang terendah osmotik dan pelepasan antidiuretic

hormone akan menurun pada 10 mosmol, hal inipun akan berdampak

pada peningkatan retensi dan intake cairan. Pada seluruh masa

kehamilan, 500-900 mmol natrium dan 350 mmol kalium akan

dipertahankan. Meskipun demikian rerata konsentrasi natrium dan

sodium menjadi lebih rendah masing-masing 3-4 mmol / L dan 0,2 mmol

/ L setelah 12 minggu dibandingkan dengan saat sebelum kehamilan.

Penurunan dalam konsentrasi serum natrium dan kalium berhubungan

dengan retensi air yang akan melebihi retensi natrium dan kalium (Lisa &

Nigel, 2013).
9

b. Perubahan pada Sistem Kardio Vaskular

Kehamilan dapat menyebabkan banyak perubahan pada sistem

kardio vaskular. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada cardiac

output, denyut jantung, tekanan darah, tahanan vascular, kapasitas dan

ukuran ventrikel. Banyak dari perubahan tersebut disebabkan oleh faktor

hormonal pada saat masa kehamilan dan mulai terjadi pada awal

kehamilan yaitu sejak minggu ke - 4 sampai 5 umur kehamilan (Monika &

John, 2014).

Ibu akan mengalami peningkatan denyut jantung 10 sampai 20

kali permenit pada awal trimester 3, bersamaan dengan adanya

penigkatan stroke volume sebanyak 25% maka terjadi peningkatan

cardiac output secara keseluruhan sebanyak 50%. Kebanyakan dari

perubahan ini bertujuan untuk menunjang suplai darah ke uterus,

plasenta dan payudara ibu. Uterus dan payudara akan menerima masing-

masing 17 % dan 2% dari cardiac output. Adanya peningkatan cardiac

ouput adalah sebuah kompensasi yang dikarenakan adanya peningkatan

laju jantung, penurunan tahanan vaskular dan peningkatan stroke

volume. Penurunan tahanan vaskular akan sistemik terus berlangsung

hingga aterm, hal disebabkan oleh hormon progesteron yang

menyebabkan relaksasi pada otot polos dan berdampak pada

vasodilatasi pada pembuluh darah (Monika & John, 2014).

c. Perubahan pada Sistem Respiratori

Hormon progesteron secara bertahap akan meningkat selama

masa kehamilan. Dalam hal ini progesteron adalah sebuah pemicu utama

pada pusat pernapasan menjadi lebih sensitif terhadap karbondioksida


10

karena alveolar menunjukan perubahan sensitifitas yang signifikan

terhadap karbondioksida. Progesteron mengubah struktur otot polos pada

jalan pernapasan dan menyebabkan efek bronkodilator. Maka dari itu hal

ini akan menjadikan adanya keadaan hyperaemia da n oedem pada

permukaan mukosa yang juga menyebabkan kongesti nasal. Selain itu

kadar estrogen juga meningkat pada saat masa kehamilan, hormon ini

menjadi sebuah mediator terhadap reseptor progesteron. Hal ini

menyebabkan peningkatan sensitifitas terhadap reseptor progesteron

pada hipotalamus dan medulla yang fungsinya sebagai pusat dari saraf

pernapasan. Hormon yang juga mempunyai peran yang sangat penitng

adalah prostaglandin, dimana hormon ini akan menstimulasi otot polos

pada uterus disaat masa persalinan. Prostaglandin akan selalu ada di

setiap trimester masa kehamilan. Prostaglandin F2a akan meningkatkan

tahanan jalan napas dengan memberikan efek konstriksi pada otot polos

bronkus, sedangkan efek bronkodilator dapat disebabkan oleh

prostaglandin E1 dan E2 (Antonella & Andrea, 2015).

Adapun efek mekanikal yang juga menyebabkan adanya

perubahan pada sistem respiratori selama masa kehamilan.

Perkembangan uterus yang progresif merupakan penyebab utama dari

adanya perubahan pada volume paru dan dinding dada selama

kehamilan. Hal ini meliputi penekanan pada diafragma dan perubahan

bentuk toraks. Perbesaran uterus meningkatkan tekanan akhir respiratori

abdomen dan menyebabkan diafragma tertekan keatas. Adapun dua

konsekuensi terhadap kejadian ini, yang pertama tekanan negatif pada

pleura akan meningkat, lalu dapat menyebabkan penutupan dari jalan


11

nafas kecil akan lebih cepat dan mengakibatkan penurunan pada

Funtional Residual Capacity (FRC) dan expiratory reserve volume.

Perubahan yang kedua terdapat pada ukuran ketinggian dada akan lebih

pendek namun pada sisinya akan meningkat untuk mempertahankan

kapasitas paru secara konstan (Antonella & Andrea, 2015).

d. Perubahan pada Hematologi dan Koagulasi

Selama kehamilan, beberapa perubahan yang terjadi pada sistem

hematologi ibu akan berguna untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangan ibu maupun janinnya. Volume total darah ibu hamil akan

meningkat mencapai 1500 sampai dengan 1600 mL. Jumlah peningkatan

ini terdiri dari 1200 -1300 mL adalah volume plasma dan 300-400 adalah

volume sel darah merah. Peningkatan volume darah ibu dimulai pada

minggu ke 6 dan akan mencapai puncaknya pada minggu ke 30 dan 34.

Peningkatan volume darah pada ibu hamil akan lebih banyak terjadi pada

kehamilan ganda dan multipara. Sebaliknya, keadaan volume darah yang

lebih rendah adalah suatu petanda yang berhubungan dengan adanya

penurunan pertumbuhan janin selama kehamilan seperti misalnya pada

pre-eklamsi (Surabhi & Annil, 2012).

Kebutuhan terhadap sel darah merah akan meningkat secara

nyata mengingat adanya peningkatan kebutuhan fisiologis pada

perkembangan ibu dan janinnya. Mekanisme produksi sel darah merah

sangat kompleks dan melibatkan mediator hormonal seperti eritropoetin,

human placental lactogen, estrogen dan juga progesteron. Meskipun sel

darah merah meningkat selama kehamilan, nilai peningkatanya berbeda

dengan peningkatan volume plasma. Akibat dari adanya peningkatan


12

yang sangat cepat dari volume plasma ibu pada awal kehamilan dan

nantinya akan berlanjut pada peningkatan sel darah merah, hematokrit

akan menurun sebanyak 10% pada awal trimester ke 3 dan pada akhirnya

akan stabil kembali pada usia kehamilan aterm. Keadaan penurunan

hemtokrit dan hemoglobin ini sering disebut sebagai “anemia fisiologis

pada kehamilan” (Surabhi & Annil, 2012).

Pada kehamilan yang normal, jumlah sel darah putih perifer

terhitung mulai ditemukan meningkat pada pertengahan trimester

pertama dan akan mengalami puncaknya pada usia kehamilan ke-30

minggu. Jumlah sel darah putih meningkat saat persalinan dan dapat

mencapai lebih dari 25 x 103/µl sampai 30 x 103/µl. Peningkatan

fisiologis pada sel darah putih ini terutama akibat dari peningkatan

jumlah neutrofil dan granulosit pada sirkulasi darah ibu. Sangat perlu di

perhatikan bila peningkatan ini juga dapat disebabkan oleh adanya

suatu infeksi pada saat persalinan. Jumlah sel darah putih akan kembali

normal 1-2 minggu setelah persalinan.

Perubahan anatomi dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan

akan meningkatkan kemungkinan terjadinya tromboemboli 4-5 kali

dibandingkan dengan wanita yang tidak hamil. Hal ini disebabkan oleh

sebuah fenomena yang dikenal dengan Triad Virchow yaitu : trauma pada

pembuluh darah, peningkatan venous statis, hypercoagulability. Adanya

tahanan terhdap pembuluh darah vena yang berada di ekstremitas

merupakan akibat dari adanya tekanan yang dibuat oleh perbesaran

uterus terhadap vena kava dan vena pelvis. Kehamilan juga mengubah

keseimbangan aktivitas pada procoagulant, anticoagulant dan fibrinolytic,


13

hal ini akan berujung pada hypercoagulability yang disebabkan oleh

peningkatan faktor I (fibrinogen plasma), VII, VIII, dan X, faktor II,V dan IX

yang di temukan tidak berubah. Disamping itu kehamilan juga

menyebabkan adanya penurunan terhadap reaksi fibrinolytic melalui

peningkatan plasminogen aktivator inhibitor 1 dan 2 (Surabhi & Annil,

2012).

e. Perubahan pada Sistem Imunologi

Adaptasi yang terjadi pada imunologi dalam kehamilan terjadi

sebagian antara ibu dan janinnya sendiri, hal ini meliputi adanya

mekanisme yang kompleks terjadi untuk 17 pertumbuhan fetus

sementara juga mencegah ibu untuk menolak keberadaan janinnya.

Mekanisme ini disebabkan oleh faktor pada fetus sendiri seperti

perubahan pada major histocompatibility complex class I dan faktor pada

ibu yaitu seperti uterine natural killer cell, selanjutnya adanya perubahan

pada T–helper tipe 1 yang dihubungkan dengan imunitas selular menjadi

tipe 2, hal inilah yang mungkin akan menjelaskan mengapa wanita hamil

akan rentan terkena infeksi virus (Surabhi & Annil, 2012).

4. Komplikasi Dalam Kehamilan

Setiap wanita akan mengalami berbagai perubahan-perubahan

fisiologis sepanjang siklus kehidupannya. Dimulai dengan pembuahan oleh

sel sperma kepada sel telur yang akan menjadikan wanita tersebut

mengalami kehamilan. Berjangka waktu kurang lebih 9 bulan atau 37-42

minggu wanita akan mengandung janin yang berada di rahimnya. Fase

tersebut akan di akhiri dengan persalinan yang melalui beberapa tahap

sehingga dan akan diakhiri pada masa nifas. Tetapi tidak banyak proses
14

tersebut yang dapat membahayakan wanita dan janinnya bahkan dapat

menyebabkan kematian. Pada awal masa kehamilan, persalinan, nifas dan

neonatus yang semula fisiologis bisa berkembang menjadi patologis dan

dapat mengancam ibu dan janinnya (Prawihardjo S, 2011).

Kehamilan dengan komplikasi pada ibu hamil dan bersalin

merupakan masalah yang kompleks, karena komplikasi kehamilan tersebut

dapat menyebabkan kematian langsung ibu hamil atau bersalin. Wanita

meninggal setiap tahun sebanyak 50.000 oarang di Nigeria karena

komplikasi kehamilan dan persalinan. Sebagian besar 50 % kematian ibu

terjadi pada satu minggu setelah persalinan dan 25% terjadi pada saat 24

jam pertama setelah melahirkan (Daniel et al, 2012).

Empat penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan 30,3%,

hipertensi dalam kehamilan (HDK) 27,1%, infeksi 7,3%, dan lain-lain yaitu

penyebab kematian ibu tidak langsung seperti kondisi penyakit kanker,

ginjal, jantung atau penyakit lain yang diderita ibu sebesar 35,3% (Kemenkes

RI, 2016).

B. Leukosit

1. Deskripsi Leukosit

Leukosit merupakan sel darah yang berperan dalam mekanisme

imun. Leukosit diklasifikasikan berdasarkan ada tidaknya granula di

sitoplasma leukosit, yaitu terdiri dari granulosit dan agranulosit.

Pembentukan leukosit berasal dari hematopoietic stem cells (HSCs) di

sumsum tulang. Jumlah leukosit normal adalah 3200 – 10000 /mm3 darah.

Peningkatan jumlah dapat bersifat patologis maupun fisiologis. Peningkatan

leukosit secara patologis disebabkan infeksi bakteri, keganasan, trauma,


15

stres, dan gangguan metabolik. Peningkatan leukosit fisiologis dapat terjadi

selama kehamilan pada trimester pertama (Pughikumo et al, 2015).

2. Proses Pembentukan Leukosit

Leukosit berasal dari dua garis keturunan sel punca hematopoetik

multipolen yang sama, progenitor limfosit akan menghasilkan limfosit melalui

jalur limfopoiesis sedangkan progenitor meiloid akan menghasilkan neutrofil,

eosinofil dan basofil melalui jalur granulopoiesis dan monosit melalui jalur

monositopoiesis.

a. Granulopoiesis

Proses pembentukan sel-sel seri granulosit berawal dari sel

proginitor bersama yaitu mieloblas yang selanjutnya berkembang menjadi

promielosit dan kemudian menjadi mielosit yang mulai menampakan

adanya perbedaan jenis leukosit secara morfologis. Sel muda tersebt

membentuk suatu kumpulan sel poliferatif atau mitotik yang selanjutnya

akan menjadi metamieloit kemudian menjadi batang (stab) dan matang

sebagai sel dengan inti bersegmen yang membentuk kompartemen

pematangan pasca miosis.

Dalam keadaan normal, sumsum tulang mengandung banyak sel

mieloid dibanding sel eritroid dengan perbandingan 2:1 sampai 12:1

dengan jumlah terbanyak neutrofil dan metamielosit. Setelah pelepasan

dari sumsum tulang, masa hidup granulosit dalam sirkulasi 6-10 jam.

Terdapat dua kumpulan granulosit yang sama besar dalam aliran darah,

yaitu kumpulan yang bersirkulasi (circulating pool) yang biasanya

termasuk ke dalam hitung sel darah dan kumpulan yang menepi


16

(marginating pool) yang tidak termasuk ke dalam hitung sel darah. Dalam

jaringan sel ini menghabiskan waktu sekitar 4-5 hari

b. Monositopoiesis

Sel perkursor monosit sama dengan granulosit, yaitu mieloblas

yang dapat berkembang menjadi monoblas yang merupakan sel muda

yang sudah dapat dikenali sebagai sel yang akan menjadi monosit.

Perkembangan selanjutnya akan membentuk promonosit dan matang

menjadi monosit.

c. Limfopoiesis

Berbeda dengan granulosit dan monosit, sel proginitor limfosit

berasal dari limfoid. Sel progenitor limfoid akan berkembang menjadi

limfoblas yang kemudian akan menjadi prolimfosit dan terakhir akan

menjadi limfosit.

Beberapa sel limfosit akan bermigrasi menuju timus dan akan

mengalami deferensiasi menjadi sel T matang selama perjalanan dari

korteks menuju medula. Sedangkan limfosit yang tetap menetap dalam

sumsum tulang akan matang sebagai sel limfosit B, jika terjadi

pengenalan antigen selama sel limfosit B bersirkulasi dalam darah tepi,

sel limfosit B akan mengalami pematangan menjadi sel B memori atau sel

plasma (Mursalim, 2019).

3. Fungsi Leukosit

Sel darah putih berperan sebagai sistem imunitas atau membunuh

kuman dan penyakit yang berada dialiran darah manusia. berdasarkan

bentuk morfologinya terdiri dari lima jenis tipe yaitu limfosit, monosit,
17

neutrofil, eosinofil, dan basofil. Dari lima jenis tipe bentuk morfologi leukosit

ini memiliki fungsi dan ciri yang berbeda-beda (Khasanah et al, 2016).

Leukosit merupakan fungsi utama untuk pertahanan tubuh. Leukosit

berfungsi untuk perlindungan atau sebagai pertahanan tubuh melawan

infeksi serta membunuh sel yang mengalami mutasi (Karolina et al,2016).

Limfosit berperan penting dalam respon imunitas tubuh untuk melawan

infeksi virus dan infeksi bakteri. Fungsi dari monosit yaitu sebagai lapis

kedua pertahanan tubuh yang dapat memfagositosis dan termasuk dalam

kelompok makrofag. Fungsi utama dari neutrofil yaitu melawan infeksi

bakteri dan gangguan radang. Eosinofil aktif terutama pada tahap akhir

inflamasi yang memiliki kemampuan untuk memfagosit. Eosinofil juga aktif

pada reaksi alergi dan infeksi parasit sehingga peningkatan nilai eosinofil

dapat digunakan untuk mendiagnosa atau monitoring penyakit. Peningkatan

basofil berhubungan dengan leukemia granulostik dan basofilik myeloid

metaplasia dan reaksi alergi disebut basofilia, sedangkan basopenia yaitu

penurunan basofil berkaitan dengan infeksi akut, reaksi stress, terapi steroid

jangka panjang (Kemenkes RI, 2011)

4. Jenis-jenis Leukosit

a. Neutrofil

Gambar 2. 1 Neutrofil Batang


18

(Sumber : Ardianto, 2013)

Gambar 2. 2 Neutrofil Segmen

(Sumber : Ardianto, 2013)

Neutrofil, juga dikenal sebagai leukosit polimorfonuklear, adalah

leukosit fagositik utama yang menelan dan mencerna patogen atau

kotoran di jaringan dan melepaskan enzim sitotoksik dan bahan kimia

(seperti bakterisida, prostaglandin dan leukotrien) (Segolodi et al, 2014).

Angka rata-rata neutrofil per µL adalah 4150 (kisaran 1800-7300) dengan

hitungan diferensial 50-70%. Neutrofil merupakan sel bulat dengan 3

sampai 5 lobus nukleus dengan inklusi besar dan pucat di sitoplasma

(Ozdemir et al, 2016). Neutropil pindah ke jaringan setelah beberapa jam

dan dapat bertahan selama berhari-hari tergantung pada aktivitas

jaringan. Mereka diproduksi di sumsum tulang merah. Etiologi untuk

neutrofilia (jumlah neutrofil tinggi) adalah: infeksi bakteri akut, stres akut,

luka bakar, leukemia, steroid, artritis rheumatoid (Odhiambo et al, 2015).

Etiologi untuk neutropenia (jumlah neutrofil rendah) adalah: folat / vitamin

B 12 defisiensi, anemia aplastik, kemoterapi dan obat-obatan seperti

kloramfenikol dan sulfonamide (Segolodi et al, 2014). Neutrofil meningkat

selama kehamilan (Eledo et al, 2015). Neutrofilia dalam kehamilan

mungkin disebabkan oleh apoptosis neutrofil yang terganggu. Serum


19

wanita hamil memiliki faktor penghambat yang menekan kemotaksis

neutrofil dan aktivitas fagositiknya (Dhariwal et al, 2016).

b. Basofil

Gambar 2. 3 Basofil

(Sumber : Ardianto, 2013)

Basofil dinamai demikian karena basofil mengambil pewarna

dasar dengan baik. Basofil melepaskan histamin di jaringan yang rusak

untuk meningkatkan peradangan (Tembe et al, 2014). Jumlah rata-rata

basofil per µL adalah 44 (kisaran: 0-1500) dengan hitungan diferensial

<1% (Wu X et al, 2015). Basofilia (jumlah basofil tinggi) disebabkan oleh

alergi, penyakit Hodgkin, leukemia myelogenous kronis, kontrasepsi oral

(Sahoo et al, 2015). Basopenia (jumlah basofil rendah) tidak memiliki

penyebab spesifik, basofil 0% dianggap normal (Rodríguez-Dennen et al,

2016). Basofil menurun seiring dengan usia kehamilan (Chandra et al,

2012).
20

c. Monosit

Gambar 2. 4 Monosit

(Sumber : Ardianto, 2013)

Monosit adalah sel darah putih terbesar, melibatkan inflamasi

kronis, disimpan dalam limpa dan sangat motil (Deng Q et al, 2014).

Monosit merupakan sel besar dengan nukleus berbentuk kacang merah

dan sitoplasma pucat yang berlimpah. Monosit memasuki jaringan untuk

menjadi makrofag (Arika et al, 2016). Peran utama mereka adalah:

fagositosis, presentasi antigen dan produksi sitokin (Odutola et al, 2014).

Jumlah rata-rata monosit per µL adalah 456 (kisaran: 200-950) dengan

jumlah diferensial 2-8% (Wu X et al, 2015). Monositosis (jumlah monosit

yang tinggi) disebabkan oleh peradangan kronis, infeksi virus, infeksi

bakteri seperti tuberkulosis, sarkoidosis dan sindrom Cushing (Tembe et

al, 2014). Monocytopenia (jumlah monosit rendah) disebabkan oleh

anemia aplastik, glukokortikoid dan obat myleloxic. Monositosis lazim

selama kehamilan (Chandra et al, 2012).


21

d. Eosinofil

Gambar 2. 5 Eosinofil

(Sumber : Ardianto,2013)

Eosinofil dinamai demikian karena warnanya bagus dengan eosin.

Eosinofil adalah sel bulat dengan, umumnya, inti bi-lobed. Eosinofil

menelan sel dan puing berlabel antibodi, melepaskan enzim sitotoksik

dan mengurangi peradangan (Wu X et al, 2015). Angka rata-rata basofil

per µL adalah 165 (kisaran: 0-7000) dengan hitungan diferensial <1%.

Penyebab eosinofilia (jumlah eosinofil tinggi) termasuk alergi, infeksi

parasit, penyakit autoimun leukemia polyarthritis nodosa (Sahoo et al,

2015). Eosinopenia (jumlah eosinofil rendah) tidak memiliki penyebab

spesifik, eosinofil 0% dianggap normal (Tembe et al, 2014). Eosinopenia

diamati dengan usia kehamilan.


22

e. Limfosit

Gambar 2. 6 Limfosit

(Sumber : Ardianto,2013)

Limfosit adalah sel bulat, sedikit lebih besar dari sel darah merah,

dengan inti bulat dan sitoplasma yang sangat sedikit. Mereka adalah sel

pertahanan sistem limfatik. Mereka dapat bertahan selama beberapa

dekade, bersirkulasi di antara darah dan jaringan (Akinbo et al, 2015).

Ada tiga jenis utama limfosit; Sel T, sel B dan sel Natural Killer (NK). Sel

T matang di timus. Ada beberapa sel T, yang paling umum adalah: Sel T

pembantu yang membantu sel lain menjadi dewasa, aktif dan berfungsi

melalui produksi sitokin; sel T sitotoksik yang menghancurkan sel yang

terinfeksi virus, dan sel T memori yang mengingat antigen dari infeksi

masa lalu (Elliott & Tefferi, 2016). Sel B terbentuk di sumsum tulang. Ada

dua jenis sel B: sel B plasma yang menghasilkan antibodi dan sel B

memori yang mengingat infeksi masa lalu. Sel NK membunuh sel yang

terinfeksi atau kanker (Tembe et al, 2014). Jumlah rata-rata limfosit per

µL adalah 2185 (kisaran: 1500-4000); hitungan diferensial: 20-30% (Wu

X et al, 2015). Limfositosis (jumlah limfosit tinggi) disebabkan oleh infeksi

virus, leukemia, dan insufisiensi adrenal. Lyphocytopenia (jumlah limfosit


23

rendah) disebabkan oleh; Virus HIV yang menghancurkan sel T (CD4),

anemia aplastik, glukokortikoid, rheumatoid arthritis (Elliott & Tefferi,

2016).

5. Kelainan Jumlah Leukosit

a. Leukositosis (Peningkatan Jumlah Leukosit)

Leukositosis pada wanita hamil yaitu adanya peningkatan jumlah

leukosit yang melebihi kadar normal didalam darah pada masa

kehamilan. (Ross, 2011) mengatakan bahwa jumlah sel darah putih yang

lebih dari dari 15.000/mm3 merupakan indikasi adanya infeksi pada

wanita hamil. Pada wanita hamil, sebagai kompensasi mengandung janin

terjadi peningkatan fisiologis dari leukosit. Leukositosis pada wanita hamil

disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya infeksi virus, infeksi bakteri,

dan infeksi protozoa (Maharani, 2012).

b. Leukopenia (Penurunan Jumlah Leukosit)

Leukopenia adalah kondisi penurunan jumlah leukosit pada darah

tepi dimana jumlah leukosit dalam darah <4.000µl/. Leukopenia dapat

terjadi karena kebutuhan terhadap leukosit meningkat, penurunan

produksi sumsum tulang, infeksi virus, dan penurunan produksi limfoid

(Atmadja et al, 2016).

6. Pemeriksaan Laboratorium Leukosit

a. Hitung Jumlah Leukosit

Pemeriksaan hitung jumlah leukosit merupakan pemeriksaan

darah rutin yang dilakukan di laboratorium klinik. Karena seringnya

permintaan pemeriksaan hitung jumlah leukosit, untuk menghitung

leukosit secara manual akan memakan waktu yang cukup lama dan
24

kurang cepat, maka dilakukan pemeriksaan hitung jumlah leukosit secara

automatik yang mana alat ini menggunakan aliran listrik dengan prinsip

impedansi. Walaupun harga mesin automatik cukup mahal, namun alat

ini mampu memeriksa dengan cepat, tepat dan mudah (Katrina et al.

2015), (Carraro et al. 2015).

b. Hitung Jenis Leukosit

Hitung jenis leukosit adalah perhitungan jenis leukosit yang

ada dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari

seluruh jumlah leukosit. Jenis leukosit yang dihitung adalah neutrofil,

eosinofil, basofil, monosit dan limposit. Hasil pemeriksaan ini dapat

menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam

tubuh terutama penyakit infeksi (Rinawati & Reza, 2016).

Hitung jenis leukosit bermanfaat untuk menilai derajat gangguan

kuantitatif dan persentase sel imatur yang ada. Hitung jenis leukosit dapat

dilakukan dengan melakukan pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tepi

(SADT). Bahan pemeriksaan dapat menggunakan darah kapiler tanpa

antikoagulan atau darah vena dengan antikoagulan EDTA (1mg/cc darah)

(Wahid, 2015). Pemeriksaan preparat apus darah tepi merupakan bagian

yang penting dari rangkaian pemeriksaan hematologi. Keunggulan dari

pemeriksaan apus darah tepi ialah mampu menilai berbagai unsur sel

darah tepi seperti morfologi sel (eritrosit, leukosit, trombosit), menentukan

jumlah dan jenis leukosit, mengestimasi jumlah trombosit dan

mengidentifikasi adanya parasit (Riswanto, 2013). Pada apusan darah

tepi salah satu sel yang dapat diamati ialah leukosit. Leukosit memiliki

sebuah inti yang bentuk dan ukurannya bervariasi sehingga mudah


25

dibedakan dengan eritrosit dan trombosit. Terdapat 5 jenis leukosit yang

utama, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, dan monosit (Riswanto,

2013 ; Palmer, et al., 2015).

Teknik pembuatan preparat ulas darah tipis adalah dua buah

gelas objek yang telah direndam dengan alkohol 70 % kemudian dilap

bersih, kering dan bebas lemak. Sediaan apus darah dilakukan dengan

cara sampel darah diteteskan pada kaca objek glass dengan posisi

mendatar dengan menggunakan pipet kapiler. Gelas objek kedua (tepi

masih datar) diletakkan di depan tetesan darah membentuk sudut 30-450

dengan gelas objek pertama sehingga darah menyebar di sepanjang tepi

gelas objek kedua. Setelah darah menyebar, dengan hati-hati tanpa

mengangkat gelas objek dan dengan sudut yang tetap, gelas objek kedua

didorong ke arah depan dengan cepat sehingga terbentuk usapan darah

tipis di atas gelas objek pertama. Hasil akhir lapisan tipis pada kaca obyek

glass, dikeringkan selama 10 menit dan kemudian diwarnai dengan

pengecatan yang sesuai (Lestariningrum et al, 2012).


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Strategi Pencarian Literatur

Pada penelitian ini metode yang akan dilakukan adalah systematic

literature review. Strategi pencarian literatur didasarkan pada analisis masalah

(PICOST) dan kata kunci serta database dari topik penelitian, seperti yang

terlihat pada tabel 3.1.

Tabel 3. 1 Analisis Masalah Metode PICOST

No Metode PICOST Analisis Masalah


1. Population (P) Ibu Hamil
2. Intervention (I) -
3. Comparation (C) Ada pembanding
4. Output (O) Perubahan Jumlah Leukosit
5. Study (S) Cross Sectional, Case Control

6. Time (T) 2018-2020

Adapun sumber data/artikel yang digunakan adalah artikel jurnal

bereputasi nasional (sinta 1-6) dan artikel jurnal internasional (Scopus,

Proquest, Pubmed, CINHL, Science Direct) yang sesuai dengan tema yang

ditentukan.

Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan analisis dengan mencari

kesamaan (compare), mencari perbedaan (contrast), menggabungkan

beberapa sumber (synthesize) dan memberikan pendapat sendiri berdasarkan

sumber yang dibaca (Summanize).

26
27

B. Kriteria Literatur

Kriteria literatur yang digunakan harus memenuhi kriteri inklusi, ekslusi

dan memenuhi penilaian kualitas/kelayakan dari artikel yang digunakan yaitu :

1. Kriteria Inklusi dalam Literature Review :

a. Jurnal terindeks Sinta untuk yang berbahasa Indonesia (Nasional) dan

untuk jurnal yang berbahasa Inggris (Internasional) artikel jurnal

internasional (Scopus, Proquest, Pubmed, CINHL, ScienceDirect).

b. Subyek Penelitian : Ibu Hamil

c. Artikel Jurnal Fulltext

d. Tahun terbit 5 tahun terakhir (jurnal yang di riview) dan 10 tahun terakhir

untuk jurnal pendukung.

e. Sesuai dengan topik penelitian : Gambaran Jumlah Leukosit Ibu Hamil

2. Kriteria Eksklusi dalam Literature Review :

a. Artikel jurnal dalam bentuk abstrak saja.

b. Artikel tidak sesuai dengan topik penelitian.

C. Seleksi Literatur (PRISMA)

Seleksi terhadap literatur dilakukan penulis dengan menggunakan kata

kunci : leukosit dan ibu hamil. Hasil seleksi pencarian atau proses pengumpulan

data studi kepustakaan yang dilakukan oleh penulis dibuat dan ditulis dalam

bentuk diagram. Adapun proses seleksi sampai didapatkan jurnal yang akan

direview tercantum pada gambar 3.1 berikut :


28

Peneliti mengidentifikasi jurnal


internasional dan nasional sesuai
dengan topik penelitian, ditemukan
melalui pencarian di database :
google scholar = 28 pubmed= 3
researchgate = 5 (n = 36)

Jurnal diekslusi yang


tidak fulltext (n = 7)

jurnal fulltext (n = 29)

Jurnal diekslusi yang


kurang tepat dengan
kriteria inklusi dan
kata kunci (n = 26)
jurnal yang memenuhi
kriteria (n= 3)

3 Jurnal Internasional

Gambar 3. 1 Metode Penelitian Sistem Studi Kepustakaan


(Literature Review)

D. Analisis Data

Berdasarkan proses seleksi literatur dari beberapa jurnal yang dengan

kata kunci dari tema yang penulis ajukan, maka penulis mnetapkan 3 jurnal

internasional yang memenuhi kriteria untuk ditelaah/direview. Ketiga jurnal

tersebut adalah sebagai berikut :

Data yang didapatkan dari jurnal yang terpilih kemudian akan

dimasukkan kedalam tabel dengan tahapan sebagai berikut :

1. Reduksi data (data reduction), pada tahap awal ini penulis melakukan

pemilihan, memfokuskan, penyederhanaan, abstraksi dan


29

pentransformasian data mentah yang tertulis pada jurnal yang akan direview,

yang bertujuan untuk mencari temuan-temuan yang kemudian nantinya akan

menjadi fokus dalam pembahasan.

2. Display data, pada tahap ini data yang sudah direduksi kemudian didisplay

hingga memberikan pemahaman yang lebih sederhana terhadap data dari

jurnal hasil seleksi.

Dari data yang diperoleh, penulis kemudian melakukan pembahasan

yang dikompilasikan dengan berbagai sumber literatur lainnya sehingga

didapatkan simpulan akhir sesuai dengan tujuan penelitian.

E. Etika Penelitian

Etika penelitian ini mendefinisikan keterlibatan moral dalam penelitian.

Etika yang terkait dengan penelitian, yaitu sebagai berikut:

A. Point misconduct, peneliti tidak boleh melakukan tindakan penipuan dalam

menjalankan proses penelitian, data yang digunakan diperoleh dari

database elektronik yaitu Google Scholar berupa jurnal, peneliti memastikan

bahwa data real diperoleh dari jurnal yang bersangkutan.

B. Plagiarism, peneliti tidak memalsukan hasil penelitian, dan tidak mengutip

sumber tanpa diberikan keterangan sumber yang jelas.

F. Waktu Penelitian

Proses seleksi sampai dengan review terhadap jurnal yang terpilih

dilakukan selama 5 bulan yaitu pada bulan Januari-Mei 2021.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode studi literatur,

yaitu mencari referensi teori yang relevan dengan kasus atau permasalahan

yang ditemukan. Referensi ini dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan

penelitian, menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber

tulisan yang pernah dibuat sebelumnya.

Berdasarkan hasil pencarian ditetapkan 3 jurnal internasional yang

berhubungan dengan penelitian tentang gambaran jumlah leukosit yang tertera

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4. 1 Data Hasil Literature Review

No Peneliti, Judul Metode, Hasil Penelitian Kesimpulan


Penerbit, Penelitian Sampel Penelitian
dan dan
Tahun Instrumen
Penelitian

1. Mba et al Hematolo Cross Hasil rata2 pada Jumlah leukosit


(2019) gical sectional, TWBC (Total White pada ibu hamil
Profile of 90 orang Blood Cell) di meningkat
Pregnant wanita trimester pertama secara
Women in hamil dan yaitu (9.21±2.86 × signifikan dari
Port 90 wanita 103/µl), trimester awal sampai
Harcourt, tidak hamil kedua (9.36±3.02 × akhir trimester.
Nigeria dengan 103/µl) dan di
rentang trimester ketiga
usia 16-45
(9.01±4.20 × 103/µl).
tahun
dalam penelitian ini
ditemukan hasil
TWBC dengan
neutrofil yang
meningkat secara
signifikan.

30
31

Lanjutan Tabel 4.1 Data Hasil Literature Review

No Peneliti, Judul Metode, Hasil Penelitian Kesimpulan


Penerbit, Penelitian Sampel dan Penelitian
dan Instrumen
Tahun Penelitian

2. Gebrewe Hematologica Cross Nilai mean (SD) Jumlah leukosit


ld A, l profile of Sectional, WBC untuk pada ibu hamil
Bekele D pregnant 284 Wanita masing-masing ibu meningkat
& women at St. Hamil hamil trimester secara signifikan
Tseyage Paul’s pertama, kedua dari awal
A (2018) Hospital dan ketiga adalah sampai akhir
Millennium (7,02 ± 2,61 × trimester.
Medical 103/µl), (7,83 ± 2,62
College, × 103/µl), dan (8,22
Addis Ababa,
± 2,68 × 103/µl).
Ethiopia.
Secara statistik
terihat perbedaan
yang signifikan
antara trimester
pertama dan ketiga
(P <0,05).

3. Baghel Variations In Case Perbedaan yang Jumlah leukosit


et al Hematologica control, 120 signifikan pada pada ibu hamil
(2020) l Profile wanita leukosit (p<0.000). terus meningkat
During hamil dan hasil analisis dari awal
Different 40 wanita ditemukan jumlah sampai akhir
Trimesters of tidak hamil leukosit pada trimester
Pregnancy. masing-masing
trimester pertama,
kedua, dan ketiga
yaitu (4.12±0.41 ×
103/µl), (5.19±0.63
× 103/µl) dan
(6.35±1.04 ×
103/µl).
32

B. Pembahasan

Pada systematic literatur review yang dilakukan terhadap 3 jurnal

internasional yang sesuai dengan tema penelitian penulis yaitu tentang

gambaran jumlah leukosit ibu hamil.

Berikut penulis sampaikan penjelasan hasil dari review penelitian yang

tercantum pada tabel 4.1 jurnal yang relevan dengan penelitian.

1. Mba et al. Hematological Profile of Pregnant Women in Port Harcourt,

Nigeria. International Journal of Translational Medical Research and

Public Health, Vol 3, Issue 1, 1-10. (2019).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Mba CO, et al., 2019) dari

90 orang wanita hamil dengan rentan usia 16 hingga 45 tahun mengalami

peningkatan jumlah leukosit yang signifikan dari mulai usia kehamilan

trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga, dibandingkan

dengan 90 orang wanita tidak hamil. Jumlah leukosit yang didapatkan pada

trimester pertama yaitu 9.21±2.86 x (103/µl), trimester kedua 9.36±3.02 x

(103/µl) dan di trimester ketiga 9.01±4.20 x (103/µl).

Peningkatan sel darah putih terjadi sejak awal kehamilan dan akan

terus berlanjut seiring dengan bertambahnya usia kehamilan yang

disebabkan oleh stress fisiologis, jenis leukosit yang meningkat secara

signifikan yaitu neutrofil. Sedangkan eosinofil dan basofil tidak tidak ada

perubahan secara signifikan. Terjadi penurunan jumlah limfosit pada

trimester pertama dan kedua, namun meningkat pada trimester ketiga. Pada

monosit terjadi peningkatan pada awal trimester dan akan terus menurun

seiring dengan bertambahnya usia kehamilan (Mba et al., 2019).


33

Peningkatan jumlah leukosit selama masa kehamilan ini disebabkan

oleh stress fisiologis dan leukositosis gestasional ini timbul akibat dari

aktivitas inflamasi yang meningkat yang dapat ditimbulkan oleh toleransi

imun selektif imunomodulasi, dan imunosupresi janin (Mba et al., 2019).

2. Gebreweld A, Bekele D & Tseyage A. Hematological profile of pregnant

women at St. Paul’s Hospital Millennium Medical College, Addis Ababa,

Ethiopia. BMC Hematology Vol 18 No 15. (2018).

Nilai mean (SD) sel darah putih dari masing-masing ibu hamil

trimester pertama, kedua dan ketiga adalah 7,02 ± 2,61, 7,83 ± 2,62, dan

8,22 ± 2,68 (× 103/µl). Secara statistik terlihat perbedaan yang signifikan

antara trimester pertama dan ketiga dengan nilaI p (P <0,05).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Gebreweld A et al., 2018)

peningkatan sel darah putih secara progresif dari awal kehamilan trimester

pertama (7,02 ± 2,61 × 103/µl) ke trimester ketiga (8,22 ± 2,68 × 103/µl) dan

peningkatan jumlah leukosit tersebut didominasi oleh neutrofil. Peningkatan

jumlah leukosit ini Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Akinbami

et al., 2013) dari (7,37 ± 2,38 hingga 8,31 ± 2,15 × 103/µl). (ifeanyi et al.,

2014) dari ( 4,8 ± 2,6 hingga 7,81 ± 1,7 × 103/µl). Peningkatan jumlah leukosit

ini didominasi oleh neutrofil, Penemuan jumlah neutrofil yang secara

signifikan lebih tinggi pada wanita hamil trimester kedua dan ketiga

dibandingkan dengan wanita hamil trimester pertama. Penelitian yang

dilakukan oleh (Gebreweld A, et al., 2018) sejalan dengan penjelasan teori

tersebut.

Stress fisiologis yang disebabkan oleh kehamilan telah

diimplikasikan sebagai mekanisme yang mungkin untuk terjadinya


34

leukositosis selama masa kehamilan. Selain itu, jalur perkembangan

imunitas janin yang meliputi toleransi imun selektif dan modulasi juga telah

dinyatakan sebagai penjelasan yang menyebabkan terjadinya peningkatan

jumlah leukosit pada masa kehamilan (Gebreweld A, et al., 2018).

3. Baghel et al. Variations In Hematological Profile During Different

Trimesters of Pregnancy. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical

Research, Vol 13, Issue 8, hal 153-155. (2020).

Pada analisis trimester pertama, kedua, dan ketiga ditemukan nilai

mean (SD) leukosit masing-masing (4,12 ± 0,41 × 103/µl), (5,19 ± 0,63 ×

103/µl), dan (6,35 ± 1,04 × 103/µl). Menurut (Chandra et al., 2012) selama

kehamilan, jumlah leukosit meningkat hingga kisaran referensi 6000 sel /

mm 3. (Pughikumo et al., 2015) dan (Costantine., 2014) juga melaporkan hal

itu selama kehamilan. Nilai leukosit secara signifikan lebih tinggi daripada

kontrol yang tidak hamil. Kehamilan memberikan tekanan fisiologis pada

tubuh, yang diduga sebagai penyebab leukositosis, dan perkembangan

imunitas janin.

Dari hasil pembahasan jurnal pertama, kedua dan ketiga yang di review

terdapat kesamaan dalam salah satu pemeriksaan parameter hematologi pada ibu

hamil diantaranya yaitu jumlah leukosit yang meningkat secara signifikan dari

mulai awal trimester sampai akhir trimester. Terjadinya peningkatan jumah leukosit

pada ibu hamil disebabkan oleh faktor fisiologis dan beban biologis selama

kehamilan. Faktor fisiologis ini akan muncul sebagai respon terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuh ibu hamil selama masa kehamilannya.

Sehingga faktor fisiologis tersebut akan merangsang produksi sel darah putih
35

untuk meningkatkan kekebalan tubuh ibu hamil. Kemudian beban biologis akan

mengakibatkan organ-organ dalam tubuh ibu hamil berkerja lebih berat lagi

mencapai dua kali lipat dari biasanya, salah satu organ yang berpengaruh pada

peningkatan jumlah leukosit ibu hamil adalah sumsum tulang belakang yang

memproduksi sel darah putih yang mengakibatkan jumlah leukosit pada ibu hamil

meningkat. Jumlah leukosit ini akan terus meningkat seiring dengan bertambahnya

usia kehamilan dan pada saat mendekati proses persalinan. Selain itu, jalur

perkembangan imunitas janin yang meliputi toleransi imun selektif dan modulasi

telah dianggap menjadi salah satu penyebab dari peningkatan jumlah leukosit

selama kehamilan, maka dari itu ibu hamil harus memapu beradaptasi dalam

menghadapi segala perubahan-perubahan yang terjadi baik secara fisiologis

maupun biologis.

Pada jurnal pertama dan kedua menunjukan hasil jenis leukosit yang

meningkat secara signifikan yaitu neutrofil. Penemuan jumlah neutrofil yang

semakin meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan ini sejalan

dengan penjelasan ilmiah dimana neutrofil ini adalah jenis utama jumlah sel darah

putih yang jumlahnya dapat berlipat ganda selama masa kehamilan. Kemudian

dari jurnal pertama dan kedua menunjukan hasil jumlah limfosit yang menurun dari

awal sampai akhir trimester.

Terdapat juga beberapa perbedaan dari hasil dan pembahasan yang telah

dijelaskan oleh masing-masing jurnal yang di review. Perbedaan yang terdapat

dalam jurnal pertama dan kedua yang di review ini hanya pada jumlah monosit

saja, dimana pada jurnal pertama jumlah monosit yang tidak konsisten dan tidak

terdapat perubahan secara signifikan. Hasilnya menunjukan pada trimester kedua

lebih tinggi dibadingkan dengan trimester pertama dan ketiga. Sedangkan pada
36

jurnal kedua tidak mencatumkan jumlah monosit dalam penelitiannya hanya

jumlah leukosit dan neutrofil saja yang meningkat secara signifikan. Untuk jurnal

ketiga tidak menjelaskan secara mendetail jenis leukosit mana yang mengalami

penurunan dan peningkatan, hanya mencantumkan saja hasil dari leukosit ibu

hamil meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, dan tidak ada

penjelasan yang lebih detail mengenai peningkatan jumlah leukosit seperti yang

dijelaskan pada jurnal pertama dan kedua.

Sehingga dari ketiga jurnal yang di review tersebut menunjukan bahwa

jumlah leukosit pada ibu hamil akan mengalami peningkatan dari awal trimester

sampai akhir trimester. Jenis leukosit yang dijelaskan dari masing-masing jurnal

yaitu jumlah neutrofil yang mengalami peningkatan secara signifikan dan jumlah

limfosit yang menurun, sedangkan untuk monosit tidak ada jurnal penelitian yang

mencantumkan hasilnya dan dijelaskan secara medetail hanya dalam jurnal

penelitian pertama saja, tetapi alasan dari hasil penelitian tersebut belum dapat

ditentukan oleh peneliti. Peningkatan jumlah leukosit pada ibu hamil ini terjadi

secara normal karena memang selama kehamilan tubuh ibu hamil akan

merangsang untuk memproduksi sel darah putih yang lebih banyak akibat dari

beban bilogis yang terjadi selama kehamilan. Dimana nilai normal leukosit dalam

darah itu 4.000-10.000/mm³. sedangkan pada ibu hamil bisa terjadi peningkatan

sehingga jumlah normal leukosit pada ibu hamil 6.000-13.000/mm³, dan apabila

jumlah leukosit pada ibu hamil melebihi batas normal mencapai 15.000/mm³ harus

diwaspadai kemungkinan terjadinya leukositosis pada ibu hamil yang dapat

menyebabkan persalinan prematur, salah satu penyebab terjadinya persalinan

prematur adalah infeksi pada ibu hamil yang pada umumnya ditandai denga

peningkatan jumlah sel darah putih selama kehamilan (Farida et al., 2012).
37

C. Keterbatasan Literature Review

1. Jurnal yang di review tidak memberikan pembahasan yang jelas mengenai

penyebab peningkatan jumlah leukosit pada ibu hamil.

2. Jurnal yang di review tidak mencantukan nilai normal dari masing-masing

jurnal yang berasal dari negara yang berbeda, dan tidak memberikan

penjelasan yang lengkap mengenai peningkatan jumlah leukosit pada ibu

hamil ada yang meningkat sangat signifikan ada juga yang tidak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil studi literatur gambaran jumlah leukosit pada ibu

hamil didapatkan hasil jumlah leukosit pada ibu hamil mengalami peningkatan

secara signifikan, jenis leukosit yang mengalami peningkatan secara signifikan

adalah neutrofil.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut :

1. Kepada masyarakat khususnya ibu hamil diharapkan untuk selalu

melakukan Antenatal Care atau pemeriksaan kehamilan secara rutin,

karena sangat penting sekali untuk mengetahui berbagai perubahan yang

terjadi selama masa kehamilan.

2. Kepada petugas Kesehatan agar terus meningkatkan peran untuk selalu

memberikan penyuluhan mengenai bagaimana cara beradaptasi seorang

ibu hamil saat mengandung seperti ketika ibu hamil kesulitan bernafas saat

tidur maka harus disenderkan, kemudian apabila aliran darah tidak lancar

kaki dan tangannya dluruskan tidak boleh menekuk dll. Sehingga ibu hamil

mampu beradaptasi dengan baik saat mengadapi kehamilan.

38
DAFTAR PUSTAKA

Akinbami, A., Ajibola , S., Rabiu , K., Adewunmi , A., Dosunmu , A., Adediran , A.,
& et al. (2013). Profil hematologi wanita hamil normal di Lagos, Nigeria. Int
J Wanita Kesehatan, 5 (1): 227-32.
Akinlaja, O. (2016). Hematological changes in pregnancy - the preparation for
intrapartum blood loss. Obstet. Gynecol. Int J, 4 (3): 00109. .
Astuti , S. (2018). Skrening Kehamilan Sebagai Upaya Peningkatan Kesehatan Ibu
Hamil Di Desa Cipacing Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang.
Dharmakarya, 7(4), 285-289.
Azab , E., Albasha, M., & Elhemady , S. (2017). Parameter Hematologi pada
Wanita Hamil yang menghadiri Perawatan Antenatal di Rumah Sakit
Pendidikan Sabratha di Northwest, Libya. Jurnal Kedokteran Laboratorium
Amerika, 1 : 61-69.
Carraro, P. e. (2015). Complete Blood Count at the ED:Preanalytic Variables for
Hemoglobin and Leukocytes. Journal of Emergency Medicine, Available at:
http://dx.doi.org/10.1016/.
CIOMS. (2016). International Ethical Guidelines for Biomedical Research Involving
Human Subjects.
Cunningham , F., Leveno, K., Bloom, S., & et al. (2012). Obstetri Williams. Jakarta:
EGC.
Datta, D., & Datta, P. (2013). Maternal mortality in india:problems and strategies. .
Asian J Med Res., ;2(1):31-5. .
Dennen, F., Ocana , J., Karasik, S., Egan , L., Paredes , N., Flisser, A., & et al.
(2011). Comparison of hemodynamic, biochemical and hematological
parameters of healthy pregnant women in the third trimester of pregnancy
and the active labor phase. BMC Pregnancy Childbirth., 1;11:33.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan. (2013). Kehamilan .
Informasi Kondisi. Institut Kesehatan Nasional.
Dhariwal , S., Narang , S., Singh , A., & Nema , S. (2016). Evaluasi Indeks
Hematologi, neutrofil dan trombosit pada ibu hamil yang mendatangi
Puskesmas. Jurnal Patologi dan Onkologi India, 3 : 297- 304.
Ekasari, U. W. (2015). Pengaruh Umur Ibu, Paritas, Usia Kehamilan, dan Berat
Bayi Lahir Terhadap Asfiksia Bayi pada Ibu Pre Eklamsia Berat. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Gomez , L., Guillbert, L., & Olson, D. (2010). Invasion of the leukocytes inti the
fetal-maternal Interface during pregnancy . Journal of Leukocyte Biology,
vol 88(4): 625-630.
Hastono . (2010). Modulan alisis data. Jakarta: FKM-UI.

39
40

Hoffbrand, A., & Moss, P. (2013). Leukosit 1: Granulosit, Monosit dan Kelainannya.
In: Kapita Selekta Hematologi. Jakarta: EGC.
Ihemanma , C., Wuche , C., & Okorie , A. (2016). Dampak Plasmodium Falciparum
tentang Beberapa Parameter Hematologi Wanita Hamil yang Menghadiri
Perawatan Antenatal di Rumah Sakit Pendiidkan Universitas Port Harcount
(Upth). Jurnal Inovasi Bio, 5 : 225-236.
Istiyarini , D. (2019). Gambaran Kelengkapan Pemeriksaan Laboratorium pada Ibu
Hamil untuk Mencegah Komplikasi pada Massa Persalinan di Puskesmas
(Doctoral dissertation). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Karolina , M., Sijaban , D., Permana , O., & Suban , B. (2016). Gambaran Hitung
Jumlah Dan Jenis Leukosit Serta Pola Makan Pada Komunitas Suku Anak
dalam di Desa Bukit Suban dan Sekamis Kabupaten Sarolangun Tahun
2016. Jambi Medical J, 2016;5(2):104–116. https://online-
journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/4118.
Katarina, R. e. (2015). A Comparison of Differential Leucocyte Counts Measured
by Conventional Automated Venous Haematology and Darkfield
Microscopic Examination of Fresh Capillary Blood. Advances in Integrative
Medicine, pp.1–5. Available at: http://dx.doi.org/
10.1016/j.aimed.2015.05.001.
Kee, J. (2010). Pedoman pemeriksaan laboratorium & diagnostik. Jakarta: EGC.
Khasanah , M., Harjoko , A., & Candradewi, I. (2016). Klasifikasi Sel Darah Putih
Berdasarkan Ciri Warna dan Bentuk dengan Metode K-Nearest Neighbor
(K-NN). Indones J Electron Instrumentations Syst, 6(2):151–162.
https://jurnal.ugm.ac.id/ijeis/article/view/15254.
Lestariningrum , N., Karwur , F., & Mastosupomo, M. (2012). Pengaruh Vitamin E
Tokotrienol dan Gabungannya dengan Asam Askorbat terhadap Jenis
Leukosit Tikus Putih (Rattus norvegicus L.). Vol. 4, No. 1.
Maharani, F. (2012). Hubungan peningkatan kadar leukosit dengan kejadian
persalinan premature di RSUD DR.MOEWARDI. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Maizah, Ruliati, & Ismunanti, I. (2018). Gambaran Jumlah Leukosit Pada Ibu Hamil
Trimester Satu di Desa Balaban Kecamatan Batumarmar Pamekasan
Madura.
Mohamed , A., Hamza K, O., & Babker . A. M. A, M. (2016). Physiological changes
in some hematological and coagulation profile among Sudanese healthy
pregnant women. Int. J. Med. Public Health, 5: 525-528. .
Mulida , L. (2010). Hubungan Antara Usia Dengan Prevalensi Dugaan Mati
Mendadak.
Mursalim, & Djasang, S. (2019). Analisis Hasil hitung jenis leukosit pada bayi yang
diberi asi eksklusif dengan yang diberi susu formula. Media Kesehatan
Politeknik Kesehatan Makassar, Vol. XIV No. 1, Juni 2019.
41

Muslim , A., Analis , J., Politeknik, K., & Tanjungkarang , K. (2015). Pengaruh
Waktu Simpan Darah K 2 EDTA dan Na 2 EDTA Pada Suhu Kamar
Terhadap Kadar Hemoglobin Influence On Storetime of K 2 EDTA and Na
2 EDTA Blood Room Temperature To Haemoglobin Concentration . Jurnal
Analis Kesehatan Klinikal Sains, 4(2), 392-396.
Odutola, A., Afolabi , M., Jafail , J., Baldeh, I., Owolabi , O., & et al. (2014). Nilai
Referensi Hematologi dan Biokimia pada Bayi Gambia. Trop Med Int
Kesehatan, 9 : 275-283.
Osonuga , I., Osonuga , O., Onadeko , A., Osonuga , A., & Osonuga , A. (2011).
Hematological profile of pregnant women in southwest of Nigeria . Asian
Pac J Trop Dis, ;1:232-4.
Pamer, L. C., Biggs, S., McFadden, G., Zini, J., Burthem, G., Rozenberg , M., . . .
S.J, M. (2015). ICSH Recommendations for The Standardization of
Nomenclature And Grading of Peripheral Blood Cell Morphological
Features. International Journal of Laboratory Hematology, 37 (3) : 287-303.
Prawihardjo, S. (2011). Pelayanan Kesehatan Maternal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Prawirohardjo, S. (2012). Ilmu Kebidanan . Jakarta: P.T Bina Pustaka.
Pughikumo, O., Pughikumo , D., & Omunakwe , H. (2015). White blood cell counts
in pregnant women in Port Harcourt. IOSR - JDMS, 14(3):1-3.
Purohit , G., Shah, T., & Harsoda, J. (2015). Hematological profile of normal
pregnant women in Western India. Sch. J. App. Med. Sci., 3 (6A): 2195-
2199. .
Ramsay, M. (2010). Changes in WBC count, In: Sue Pavord, Beverley Hunt, eds,
Obstetric Hematology Manual London ; Guy’s and St. Thomas’ NHS
Foundation Trust and King’s College, 92-98.
Retno , B. (2010). Buku Ajar Patologi Klinik Veteriner. Surabaya: Airlangga
University Press.
Richard, D., & George , T. (2014). Leukocytosis. Int Jnl Lab Hem, 5 ;36:279–88.

Riswanto. (2013). Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia


dan Kanal Media.
Rudianto, A. (2012). Studi Demografi Leukositosis pada Ibu Post Partum di RSUD
Daya Makasar. Skipsi Tidak Dipublikasikan.
WHO. (2016). Angka Kematian Ibu. Retrieved from http://who.org.
Lampiran 1. Lembar Bimbingan

LEMBAR BIMBINGAN

Nama : Siti Sarah Qatrunnajah

NPM 411118111

Judul : Gambaran Jumlah Leukosit Pada Ibu Hamil

Pembimbing I : Dr. Arina Novilla, S.Pd., M.Si

No Tanggal Hasil Bimbingan

1. 6 Desember 2020 Konsultasi Judul

2. 7 Desember 2020 Konsultai Jurnal

3. 13 Jauari 2021 Konsultasi Jurnal untuk Literature Review

4. 17 Januari 2021 Konsultasi Jurnal untuk Literature Review

5. 19 Janurai 2021 Konsultasi bab I, II dan III

6. 25 Januari 2021 Revisi bab I

7. 27 Januari 2021 Revisi bab II

8. 7 Mei 2021 Konsultasi Bab IV

9. 16 Mei 2021 Revisis Bab IV

10 18 Mei 2021 Konsultasi Bab V

Mengetahui,

Pembimbing 1

Dr. Arina Novilla, S.pd.,M.Si


NIDN 04.011173.01
Lampiran 2. Lembar Bimbingan

LEMBAR BIMBINGAN

Nama : Siti Sarah Qatrunnajah

NPM 411118111

Judul : Gambaran Jumlah Leukosit Pada Ibu Hamil

Pembimbing 2 : Sri Yuniarti, S.Psi., M.Kes

No Tanggal Hasil Bimbingan

1. 6 Desember 2020 Konsultasi Judul

2. 7 Desember 2020 Konsultai Jurnal

3. 13 Jauari 2021 Konsultasi Jurnal untuk Literature Review

4. 17 Januari 2021 Konsultasi Jurnal untuk Literature Review

5. 19 Janurai 2021 Konsultasi bab I, II dan III

6. 25 Januari 2021 Revisi bab I

7. 27 Januari 2021 Revisi bab II

8. 7 Mei 2021 Konsultasi Bab IV

9. 16 Mei 2021 Revisis Bab IV

10 18 Mei 2021 Konsultasi Bab V

Mengetahui,

Pembimbing 2

Sri Yuniarti, S.Psi.,M.Kes


NIDN 04.070662.02
Lampiran 3. Riwayat Hidup Penulis

Riwayat Hidup

Nama : Siti Sarah Qatrunnajah

Tempat Tanggal Lahir : Purwakarta, 19 Mei 2000

Alamat : Kp. Pasantren Rt/Rw 009/004 Ds Palinggihan Kec.

Plered Kab Purwakarta Jawa Barat. .

Email : sarahqatrunnajah@gmail.com

Pendidikan

SDN 1 Cibogohilir : Tahun 2006-2012

SMPN 1 Plered : Tahun 2012-2015

SMAN 1 Purwakarta : Tahun 2015-2018

Stikes Jendral Achmad Yani Cimahi : Tahun 2018-2021


Lampiran 4. Jurnal yang di Review

Jurnal 1 Jurnal 2

Jurnal 3
Ce¥ temogIoIn « Comene ra tion (I"ICH C ).

nuId be no cign icam dd te«<es et 0a £8C


mcd d cocno a«d aces celh by detecting and
uuau'rñ\g donges a› eIec•”unI mpe‹hnce when
This was an otaemoond oocsmri<ral sru@The

on W6C, k0C, and R.T hls‹ogrsms. 7he


p•noPb ‹¥' na•ug+d<• meon›‹eme›r Tha lysad
umple i ¥a>on cci ba mezsurad tiy a phozomarnc
par0dpafodk dut srudt tors boe*eaon die ages of

i£nast Md rsglsiarad a I"I8hsry On sha

2S pt ef snuceagubM (K, • EDTA ) whola blood


sunpte wee zspesrad into d+a szznptng naadla
and rnasad wch ¥ ml of dXmt fDiztron Did-D il¥ }
and stored m Ifia WBC cha r diludon)
US Mt of rhe I•SIX dJuoon wcs espu-atad ima rh4
¥u& ¥a errar ef prdnbJey a 0115. \ I-# ertor) L/seg ra zgent {Distro Lyse-D if fe wee a dda d
at 0.95 (3S¥), tnd elect sha c¥ 0. IS. Tha Stalled ro &e ma aMi•n hald in the ch¥rnbw for WBC
menosI sudyos. Yi# . 3 ml of dttant wee addad
to the seeond din Tn W RR clamp {u¥in#
W Z$ & W Club Brad in the naedIe).This
*•m w#ms0for kBC ooumuPLT int

boat md was ucad For FBC The psrat hers


rhat were decer•aned •ra Toot Vv'lice Bo<<I Chis

The rbza prefaced waco>de& emered znd analyzed


*'fW*t
and ra<Iuced I'tCHC." Although ¥fia pbteIe't

• Gesprionsl IeuEocyo-ae arise fram efeYared

hgher smong ifie prepunt +ubjecrs, un£ke In rome


ochet ra+ezncñ Our repow4 k›wer •alues among

for D›‹ <<o‹aisrenc y nur be I:aczure one + ids

NCH f •3.S9, $• 0.0J) xnd I“ICHC P• I66S. nr•g••nc¥ ncograsuon.* Sirniltrt/, snorher srudy
p<0.0I} src rhe hams‹ok›g<aI psrxrnetsrs whose
rnaan HgnXicMz ' raMd In rha d+rse
slaw chs naan ro be loear.'* Th• third MQ dld

+#m *#mT
8occhsc lms*mho no ugn%zni mmmndd$mnnn•

la in be mean smeng pregnant


and W•p-eguzncwan›en +s hereby re|ectad bawua
oI W recorded ¥tao¥ti&Iy' aignifiont dfierence ‹n
Abie i: Companion pr ti•t f*err*ctoJ iñ pcrurr*eterv g tive co6JccH

*4.0 I •
II

“ 9.0 I”
<0.0 I ”
•'0.d I”
<0.d I”
d.0 I’
<b.0I”
Q. 10

P 2 I a2 Bé 0 08
2 ñ8z0 BO lG7:I03 24 t 0.06

d GB 0' 6B

•W:0ID

Neo. t he HCV an d M CHC Of pregn ant wo men r an4ly¥i5 & u ar \an0y uted t o a*w *t t he mean
in th‹s repea r h were h Ther. wfiirn d m from F8C among thr t 'ree T r im es very On Iy rNuea |rb rhat
s ome pu b \itL ed s rudie s thai Forte d lowr I*I CV w+Tfi nd r¥aStng genta T sonal age. there was *ion IficanT
and PI C NI C amon g th e pregn a n £ sutt|ec u ' * ' '- • •' in drIferer•c< •n I”\CrJ and NCHC. We hereby i ejecc
t upper t Of put Min d ing, a pr in r \t u dy h a0 ate d tnat Otyr Dec ond nUM hypoz het•» of Th it reda arc h wh ich
£hero s ren@nj-y fo r th e NCV ie be Slightly el mate d ttace› that h er e •\ nO signific an{ d#fcrenLc in mean
in prew• °i becauw of inC reayeid ery£hrogoie z .' F8C a r die r ent tz•n\ezte i t. We r ec ommcnd that
0.9D
OF 0.BB
* ' *i 'r' 'e‹:*'' 0.9D

0.BB

0.79 061
- I .8d 0
06?
RBC 1 0 .’l'l G 0b 09
069

D.09 081
O.69
0.09 0.87

0*1

0.'I I

00 OO
TO IB 0.89
n cci 0 88

0}9
OBI

t y9 •00 I'
•00I'
} t 7s •00I'

iS*? 0?9
OP
0?9
i * 00 0.BE
0.W

new studies among pregnant wcmm should be


prosper rwe Iong«odinaI. unhke ours Lai was cross

S. Conclusion and Implications for


yp yjgyjqq
7.
A6o zt al ir+ter ra ti orud ofTrznslafizaizi her ical Research and Pubic Hezlth \ 20 I P). O. 3, No. I , I - 1 0

M c Womb Attending Teruary Care


Catre tWn mrna' @ Pztfiobgy and Onco . 20a 6:
3\2y- 297-3@.
@ U, Odazezi TPI, Eze 0 Bl_ Emel\ke CU.
zsiz+No@cal Prafile &P¥egnzuTWomenin Umuahig
20. Dhariwfl SG. Nar:zng 5 Air+th A Nemz 5. ExaM hon Abie Sczw, M+ger ia Jnt** r+ofiénof nd Q EurI enf
of Hemacologir al fzidicess geuonnghiJs and Pb¥Wzs r u<+›p and pps os @ I y : 3 ‹ \}: 7 I 2-718.
BMC Hematology

Hematological profile of pregnant women


at St. Paul’s Hospital Millennium Medical
College, Addis Ababa, Ethiopia

M BMC
ñ total e4’ 2M muve prrgwt women were un

blond smear oi‹• ;nep4md 4né *lined by V'righit ruin


Hgiiat: l i --

turn nf ihz finrmk prqnani w‹n*n hid mlsrei'yiJr


h{piv Emmie 1" (Sl.6Ai up uf »n‹'m ia trig. li.

Mpa. ma 4ivrly ("t’nUIa Tt).


E'.-u

Tn Ih r present s4 udy. hrmnyTubfn r‹trtt ntrat Inn o ru J


hc•nM turii vaJu‹'s w zr‹' b q h e u i n rh z' fi nt trim eMrr.
rich thrir h+wP¥ 4 puizz in I he +ecnod £rimu¥J+ r and
BM • gI fi2Ill

S'ñRlATIONS IN HEM 1TOLOCJCAz rnoFtLE Dun er DirFEnEKT TRIMESTEILf i OF


PREG N1NCY

You might also like