You are on page 1of 12

Makalah

KONSEP BERTUHAN SEBAGAI DETERMINAN DALAM


PEMBANGUNAN MANUSIA BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA
ALLAH SWT YANG BERSUMBER DARI AL-QUR’AN DAN SUNNAH

(disusun untuk memnuhi tugas makalah mata kuliah Agama dari dosen pengamuh
Bapak DR. H. Rusdin Djibu, M.Pd)

DISUSUN OLEH

ALFIN DAUD : 1011422081

AISYAH S. AL-FALAQ INAKU : 1011422137

RUSMELYANTI :1011422223

PROGRAM STUDI HUKUM

JURUSAN ILMU HUKUM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah –Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Membangun Paradigma Qur’ani dalam Menghadapi Perkembangan
Sains dan Tegnologi Modern”, semoga Makalah ini dapat memberikan informasi
dan menambah wawasan kita semua.

Kami Menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,


sehubungan dengan hal ini, kritik dan saran dari para pembaca yang bersifat
membangun tentu sangat diharapkan demi sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan perihal “Membangun Paradigma


Qur’ani dalam Menghadapi Perkembangan Sains dan Tegnologi Modern” Oleh
karena itu, penulis berharap ada banyak orang yang berkenan membaca makalah
ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Gorontalo, September 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i


DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan dan Manfaat..................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Pengertian Paradigma...............................................................................4
2.2 Alasan Al-Qur’an dijadikan Paradigma...................................................4
2.3 Pandangan Al-Qur’an tentang Sains dan Tegnologi................................5
2.4 Peran Al-Qur’an dalam Menghadapi Perkembangan Sains dan
Tegnologi Modern....................................................................................6
BAB III PENUTUP................................................................................................7
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................8
3.2 Saran ..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Quran adalah kitab suci yang diwahyukan oleh Allah SWT kepada Nabi
besar kita Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan Malaikat Jibril. Fungsi Al-
Quran diturunkan ialah sebagai penuntun, petunjuk dan pedoman bagi umat
manusia untuk mengelola alam serta mengatur tata kehidupan. Kitab ini
merupakan petunjuk yang menuju kepada perkembangan kepribadian manusia
dan peraturan sosial atas dasar Keesaan Tuhan. Petunjuk dari Al-Quran yang
tertuju kepada manusia sebagai individu mencakup dimensi spiritual, moral,
akal,estetis dan fisis dari kepribadian manusia.

Dalam dunia modern sekarang ini sains merupakan karunia tak tertandingi
sepanjang zaman bagi kehidupan manusia dalam menghadapi segala tuntutan dan
perkembangannya. Dan sudah menjadi kebutuhan manusia yang ingin mencapai
kemajuan dan kesejahteraan hidup, untuk menguasai dan memanfaatkan sains
sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidupnya. Namun, apakah kemajuan dan
kesejahteraan hidup ini menjadi tujuan tunggal atas penguasaan dan pemanfaatan
sains. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai hasil aplikasi
sains tampak jelas memberikan kesenangan bagi kehidupan lahiriah manusia
secara luas. Dan manusia telah mampu mengeksploitasi kekayaan-kekayaan dunia
secara besar-besaran. Yang menjadi permasalahan adalah pesatnya kemajuan itu
sering diikuti dengan merosotnya kehidupan beragama. Menurut Achmad Baiquni
mendefinisikan sains sebagai himpunan pengetahuan manusia tentang alam yang
diperoleh sebagai konsensus para pakar pada penyimpulan secara rasional
mengenai hasil-hasil analisis yang kritis terhadap data-data pengukuran yang
diperoleh dari observasi pada gejala-gejala alam. Melalui proses pengkajian yang
dapat diterima oleh akal, sains disusun atas dasar intizhar pada gejala-gejala
alamiah yang dapat diperiksa berulang-ulang atau dapat diteliti ulang oleh orang
lain dalam eksperimen laboratorium. Kata intizhar (nazhara) dapat berarti
mengumpulkan pengetahuan melalui pengamatan atau observasi dan pengukuran
atau pengumpulan data pada alam sekitar kita, baik yang hidup maupun yang tak
bernyawa.
Karakteristik Islam sebagai satu-satunya agama yang benar dan sempurna ialah
dengan memberikan dorongan yang positif terhadap manusia untuk menggunakan
akal dan sains untuk meneliti dan menghayati kebenaran nilai-nilai ajaran Islam.
Hubungan antara Islam dengan sains sejalan dengan firman Allah dalam
[QS: Yunus:101]: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di bumi.
tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi
orang-orang yang tidak beriman".

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang


berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai
sarana modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti amat
bermanfaat.

Menurut A. Baiquni yang dikutip A. Syafi’i Ma’arif, untuk memiliki dan


menumbuhkan sikap apresiatif terhadap pengembangan ilmu (sains) dan teknologi
di lingkungan umat Islam seperti sediakala dengan pengarahan dan pembinaan
yang sesuai dengan ajaran agama yang berarti agar aspek moral dari penggunaan
sains dan teknologi wajib senantiasa dipertimbangkan Sebelum memasuki era
teknologi secara besar-besaran, suatu strategi moral yang mantap, wajib
dipersiapkan dengan matang agar tujuan untuk kemakmuran, kesejahteraan, dan
kebahagiaan umat manusia di dunia dan di akhirat kelak dapat tercapai. Sebab jika
tidak demikian, upaya-upaya semacam itu (penyembahan manusia dan kebutuhan
materinya, penumpukan material) hanyalah akan sia-sia belaka, bahkan juga
menyengsarakan umat manusia. Pekerjaan atau amalan dengan disiplin tinggi
sekalipun tanpa dasar spiritual (Tauhîd) merupakan kesia-siaan belaka. Maka
untuk menghadapi teknologi modern dan kemungkinan berbagai akses negatifnya,
sama halnya dengan menghadapi masalah kehidupan dengan berbagai
problematikanya.
Pandangan Islam terhadap sains dan teknologi adalah bahwa Islam tidak pernah
mengekang umatnya untuk maju dan modern. Justru Islam sangat mendukung
umatnya untuk melakukan penelitian dan bereksperimen dalam hal apapun,
termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk
ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayatAllah yang
tersebar di alam semesta ini merupakan anugerah bagi manusia sebagai
khalifatullah di bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

1.2. Rumusan Masalah

1 Bagaimana membangun paradigma Qurani dalam menghadapi


perkembangan sains dan teknologi modern?
2 Jelaskan Paradigma Qur’ani dalam menyelesaikan masalah
kehidupan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1 Paradigma Qur’ani dalam Menghadapi Perkembangan Sains dan


Tegnologi Modern
2 Dapat memahami sains dan tegnologi dalam Al-Qur’an
3 mengetahui alasan Al Qur’an dijadikan Paradigma
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengerian Paradigma


Secara etimologis kata paradigma dari bahasa Yunani yang asal katanya
adalah para dan digma. Para mengandung arti disamping, di sebelah, dan
keadaan lingkungan. Digma berarti sudut, pandang, teladan, arketif, dan ideal.
Jadi paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh
dan konseptual terhadap suatu realitas atau suatu permasalahan dengan
menggunakan teori teori ilmiah yang sudah baku, eksperimen, dan metode
keilmuan yang bisa dipercaya. Dengan demikian, paradigm Qurani adalah
cara pandang dan cara berpikir tentang suatu realitas atau suatu permasalahan
berdasarkan Al-Quran. paradigma juga adalah cara masing-masing orang
memandang dunia, yang belum tentu cocok dengan kenyataan, dengan kata
lain Paradigma adalah lensa kita, lewat mana kita lihat segalanya. yang
terbentuk oleh cara kita dibesarkan, pengalaman, serta pilihan pilihan lainnya.

2.2 Kenapa Al Qur’an dijadikan Paradigma

Karena Al-Qur’an mengandung gagasan yang sempurna mengenai


kehidupan, Al-Quran mengandung suatu gagasan murni yang bersifat
metahistoris. Menurut Kuntowijoyo (2008). Al-Quran sesungguhnya
menyediakan kemungkinan yang sangat besar untuk dijadikan cara berpikir
Pengembangan eksperimen eksperimen ilmu pengetahuan berdasarkan
paradigma Al-Quran jelas akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
umat manusia. Kegiatan itu mungkin bahkan tentu saja akan menjadi
rambahan baru bagi munculnya ilmu-ilmu pengetahuan alternatif.
Premis-premis normative Al-Quran dapat dirumuskan menjadi teori-teori
yang empiris dan rasional. Struktur transendental Al-Quran adalah sebuah ide
normative filosofis yang dapat dirumuskan menjadi paradigma teoretis.

Para ilmuwan muslim menempatkan Al Qur'an sebagai sumber paradigma


kerangka berpikir dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Banyak berbagal penemuan para Ilmuwan muslim yang sangat mengagumkan
dalam dunia sains dan teknologi. Sehingga tercapailah puncak peradaban
Islam, Sejarah telah membuktikan bahwa umat Islam mampu menguasai ilmu
pengetahuan, sains dan teknologi melebihi kemampuan umat sebelumnya dan
umat yang lain sezamannya. Semua hal itu tidak terlepas dari peran dan
aktivitas para ilmuwan muslim yang selalu menggali mendalami, memahami
serta mencari berbagai rahasia alam dan ilmu pengetahuan yang tersimpan
dalam Al Qur’an

2.3 Pandangan Al-Qur’an tentang Sains dan Tegnologi

Pandangan Al Qur’an tentang sains dan teknologi dari wahyu pertama


yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
‫) الَّ ِذي َعلَّ َم بِا ْلقَلَ ِم‬٣( ‫) ا ْق َرْأ َو َربُّكَ اَأْل ْك َر ُم‬٢( ‫ق‬
ٍ َ‫سانَ ِمنْ َعل‬
َ ‫ق اِإْل ْن‬
َ َ‫) َخل‬١( ‫ق‬ ْ ‫ا ْق َرْأ بِا‬
َ َ‫س ِم َربِّ َك الَّ ِذي َخل‬
َ ‫) َعلَّ َم اِإْل ْن‬٤(
)٥( ‫سانَ َما لَ ْم يَ ْعلَ ْم‬
Artinya:“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.
Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya. (QS. Al-Alaq: 1-5).

ayat di atas adalah sebuah support yang Allah berikan kepada hambanya
untuk terus menggali dan memperhatikan apa-apa yang ada di alam
semesta ini. Sebuah anjuran yang tidak boleh kita abaikan untuk bersama-
sama melakukan penggalian keilmuan yang lebih progresif sehingga
mencapai puncak keilmuan yang dikehendaki Tuhan. Tak heran, kalau
seorang ahli sains Barat, Maurice Bucaile, setelah ia melakukan penelitian
terhadap Alquran dan Bibel dari sudut pandang sains modern, menyatakan
bahwa:
“Saya menyelidiki keserasian teks Qur’an dengan sains modern secara
objektif dan tanpa prasangka.

Tapi sekarang Al-Qur'an hanya dijadikan sebagai rujukan atau


pembanding ketika ada penemuan baru dan ilmuwan barat. Penemuan para
ilmuwan dicocok-cocokan dengan Qur'an padahal penemuan itu sudah ada
ribuan tahun dalam Qur'an. Dahulu Al-Qur'an Penelitian Sekarang
Penelitian Al Qur'an. Maka apabila para ilmuwan muslim atau Umat Islam
ingin kembali menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam
harus kembali menjadikan Qur'an sebagai kajian utama yang mendalam
atau reparadigma atau kembali menjadikan Qur'an sebagai kerangka
berpikir dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

Al-Quran dan al-Hadits menjadi standar sains dan teknologi, bukan sumber
sains dan teknologi. Artinya, apa pun konsep sains dan teknologi yang
dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Quran dan al Hadits, dan tidak boleh
bertentangandengan Al-Quran dan al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek
bertentangan dengan Al-Quran dan al-Hadits, maka konsep itu berarti harus
ditolak.

2.4 Peran Al Qur'an dalam menghadapi perkembangan sains dan tegnologi


modern

Al-Qur’an sangat menjunjung tinggi ilmu. Seperti halnya dengan


perkembangan sains dan teknologi yang mulanya berawal dari ilmu, Al-
Quran juga sangat mendukung perkembangan tersebut. Namun, bukan
berarti ilmu-ilmu ilmiah yang diambil dari kesimpulan rasional para pakar
tersebut, kebenarannya mutlak dan menjadi tujuan akhir dari segala
macam jawaban fenomena alam di dunia.

Peran Al-Qur’an kian menguat seiring berkembangnya sains dan


teknologi di zaman yang serba digital dan modern ini, karena potensi
penyimpangan dalam penginterpretasian ilmu dari prinsip dan hukum Al-
Quran semakin besar. Oleh karena itu, untuk dapat memahami sunatullah
di alam semesta ini, Al-Quran memberikan tuntunan praktis berupa
langkah-langkah untuk memahami hal tersebut, yaitu mengenali sifat-sifat
dan proses-proses alamiah di alam, melakukan pengukuran terhadap
fenomena-fenomena alam, dan analisis mendalam terhadap fenomena-
fenomena tersebut.

segala macam fenomena alam di dunia ini terjadi sebagai tanda-tanda kekuasaan
Allah SWT. Al-Quran sendiri sudah menjadi landasan untuk membangun seluruh
pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia. Di dalam Al-Quran, juga sudah
diperintahkan kepada manusia untuk selalu berpikir sesuai dengan akidah-akidah
Islam yang bisa kita pahami di dalam surat Al-Alaq ayat 1:

ْ ‫ا ْق َرْأ بِا‬
َ َ‫س ِم َربِّ َك الَّ ِذي َخل‬
‫ق‬

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”

Ayat tersebut sudah dengan jelas menegaskan bahwa segala pemikiran dan
pemahaman yang kita peroleh tidak boleh lepas dari akidah-akidah Islam yang
berdasarkan iman kepada Allah SWT. Sementara sains dan teknologi, hanyalah
perangkat yang mendukung pemahaman dalam mempelajari penyebab fenomena
alam agar memperoleh hasil analisis yang tepat.
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Secara etimologis kata paradigma dari bahasa Yunani yang asal katanya adalah
para dan digma. Para mengandung arti disamping, di sebelah, dan keadaan
lingkungan. Digma berarti sudut, pandang, teladan, arketif, dan ideal. Dapat
dikatakan bahwa paradigma adalah cara pandang, cara berpikir, cara berpikir
tentang suatu realitas. Dengan demikian, paradigma Qurani adalah cara pandang
dan cara berpikir tentang suatu realitas atau suatu permasalahan berdasarkan Al-
Quran. Al-Quran bagi umat Islam adalah sumber primer dalam segala segi
kehidupan. Tolak ukur benar / salah, baik / buruk, dan indah jelek adalah Al-
Quran.

Al-Quran bukan hanya sebagai sumber inspirasi, tetapi ia adalah


landasan,pedoman paradigma dan guide dalam mengarahkan kemodernan agar
dapat menyejahterakanmanusia dunia dan akhirat. umat Islam memiliki sumber
norma dan etik yang sempurna yaitu kitab suci Al-Quran, maka Al-Quran harus
dijadikan paradigma dalam melihat dan mengembangkan segala persoalan.

Maka Paradigma Qur’ani ini menyatakan bahwa aqidah Islam harus dijadikan
landasan pemikiran bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Jadi cara islam
sendiri memfilter ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan paradigma islam
yaitu Aqidah islam sebagai dasar sains dan teknologi dan syariat islam menjadi
standarisasi sains dan teknologi.

SARAN

Berdasarkan uraian diatas maka cara pandang kita meneganai perkembangan


Sains dan Tegnologi harus melihat dari pandang Al-Qur’an karena Al-Qur’an
meruapakan landasan dan pedoman dalam mengarahkan kemodernan agar dapat
menyejahterakanmanusia dunia dan akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Audah Mannan, Aqidah-Ta: Jurnal Ilmu Aqidah, 2018 - journal3.uin-


alauddin.ac.id

F Fuad, M Iqbal, M Rizal - LENTERA (Jurnal: Sains, Teknologi …, 2021 -


journal.umuslim.ac.id

A Rusdiana Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2

Sonia Gheisca Fani 8 September 2021

You might also like