Professional Documents
Culture Documents
TINGKATAN-TINGKATAN MUJTAHID
TUGAS MATA KULIAH
USUL FIQIH
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya jua lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Ushul Fiqih yang berjudul
“Tingkatan Mujtahid”. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini
di kemudian hari. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya
dan pembaca pada umumnya. Amin...
penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Mujtahid................................................................................2
B. Syarat-syarat Mujtahid ...........................................................................2
C. Tingkatan Mujtahid.................................................................................2
A. Simpulan...............................................................................................7
B. Saran.....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fiqh adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang bersifat praktis,yaitu hukum-hukum yang
berkaitan dengan perbuatan-perbuatan mukallaf atau fiqh adalah hukum-hukum itu sendiri.
Ilmu fiqh adalah salah satu disiplin ilmu yang sangat penting kedudukannya dalam kehidupan umat
islam. Secara esensial,fiqh sudah ada pada masa Nabi SAW,walaupun belum menjadi sebuah disiplin
ilmu tersendiri karena semua persoalan keagamaan yang muncul waktu itu,langsung ditanyakan kepada
Nabi SAW. Maka seketika itu solusi permasalahan bisa terobati,dengan bersumber pada al-quran sebagai
wahyu al matlu dan sunnah sebagai wahyu ghoiru matlu.Baru sepeninggalan Nabi SAW,ilmu fiqh ini
mulai muncul seiring dengan timbulnya permasalahan-permasalahan yang muncul dan membutuhkan
sebuah hukum melalui jalan istimbat.
Penerus Nabi SAW tidak hanya berhenti pada masa khulafaurrosyidin, namun masih diteruskan
oleh para tabiin dan ulama sholihin hingga sampai pada zaman kita sekarang ini. Perkembangan ilmu fiqh
bisa klasifikasikan secara periodik menurut masanya,yaitu masa Rosululloh SAW, masa para sahabat,
masa tabiin, masa imam mujtahid (masa pembukuan fiqh),masa kemunduran dan masa kebangkitan
kembali.
Dalam makalah ini,kami mencoba menjelaskan perkembangan ilmu fiqh pada masa imam-imam
mujtahid.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian mujtahid ?
2. Apa saja syarat-syarat seorang mujtahid ?
3. Apa saja tingkatan-tingkatan mujtahid ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengertian mujtahid
2. Untuk mengetahui syarat-syarat seorang mujtahid
3. Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan mujtahid
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mujtahid
Mujtahid adalah orang yang telah memenuhi syarat untuk melakukan ijtihad.
Ijtihad artinya usaha untuk memahami berbagai dalil untuk menyimpulkan hukum suatu permasalahan.
استفراغ الوسع في تحصيل العلم أو الظن بالحكم
C. Tingkatan-tingkatan Mujtahid
1. Mujtahid Muthlaq
Muthlaq artinya mandiri, independen, tidak terikat. Seorang mujtahid muthlaq merupakan seorang
mujtahid yang merdeka dengan pemikirannya sendiri tentang bagaimana melakukan ijtihad.Para mujtahid
sepakat bahwa al-Qur’an dan hadits merupakan dalil yang paling kuat. Namun mereka berbeda pendapat
mengenai dalil setelah al-Qur’an dan hadits.
Mazhab Hanafi
Sebagai contoh, dalam Mazhab Hanafi. Berikut ini metode ijtihad yang menjadi landasan Imam Abu
Hanifah dalam beristinbath hukum:
a. al-Qur’an
b. Hadits
c. Qiyas
d. Istihsan
e. Hiyal Syar’iyah
Mazhab Maliki
Adapun dalam Mazhab Maliki, Imam Malik menggunakan urutan sebagai berikut:
a. Al-Qur’an
b. Hadits
c. Amal Ahlu Madinah
d. Qaul Shahabi
e. Maslahah Mursalah
f. Qiyas
g. Saddu Dzari’ah
Mazhab Syafi’i
Sedangkan dalam Mazhab Syafi’i, Imam Syafi’i menggunakan urutan sebagai berikut:
a. al-Qur’an
b. Hadits
c. Ijma’
d. Qaul Shahabi
e. Qiyas
Mazhab Hambali
Adapun dalam Mazhab Hambali, Imam Ahmad bin Hambal menggunakan urutan sebagai berikut:
a. al-Qur’an
b. Hadits
c. Qaul Shahabi
d. Hadits Mursal dan “Dha’if”
e. Qiyas
f. Ijma’
g. Mashlahal Mursalah
h. Saddu Dzhari’ah
i. Istihsan
j. Istishhab
k. Syar’u Man Qablana
2. Mujtahid Muntashib
Muntashib artinya dinisbahkan. Dia menisbahkan pemikirannya pada suatu mazhab, namun terbatas pada
dasar-dasar pemikirannya saja (ushul). Bukan pada cabang pemikirannya (furu’).
3. Mujtahid Mazhab
Mazhab artinya aliran, jalan, cara. Dia menisbahkan pemikirannya pada suatu mazhab secara
keseluruhan. Baik ushul maupun furu’. Dia tidak melakukan ijtihad pada masalah-masalah yang
hukumnya sudah disebutkan oleh imam mazhab. Dia hanya melakukan ijtihad pada masalah yang
hukumnya belum dikemukakan oleh imam mazhab.
4. Mujtahid Tarjih
Tarjih artinya memilih mana yang paling kuat. Dia hanya mentarjih. Dia hanya berusaha memilih
pendapat yang paling kuat dari berbagai model ijtihad yang telah dilakukan oleh para mujtahid
sebelumnya. Dengan menggunakan metode tarjih yang sudah dirumuskan oleh para mujtahid.
5. Mujtahid Fatwa
Fatwa artinya pendapat hukum atas suatu masalah yang dikemukakan untuk menjawab suatu pertanyaan.
Dia hafal dan menguasai berbagai masalah hukum yang sudah difatwakan oleh mazhabnya. Namun dia
tidak mampu melakukan istinbath hukum secara mandiri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Mujtahid itu ialah ahli fiqih yang menghabiskan seluruh kesanggupannya untuk memperoleh persangkaan
kuat terhadap sesuatu hukum agama dengan jalan istinbath dari Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan kata lain,
Mujtahid adalah orang-orang yang melakukan ijtihad.
2. Syarat-Syarat Seorang Mujtahid :
a. Syarat kepribadian menyangkut dua hal : pertama, syarat umum yang harus dimiliki seorang mujtahid
adalah telah balig dan berakal. Kedua syarat kepribadian khusus, pada seorang mujtahid dituntut adanya
persyaratan kepribadian khusus yaitu keimanan.
b. Syarat-Syarat seorang Mujtahid menurut Wahbah az-Zuhaili :
1. Mengerti dengan makna-makna yang dikandung oleh ayat-ayat hukum dalam Al-Qur’an baik secara
bahasa maupun menurut istilah syariat.
2. Mengetahui tentang hadis-hadis hukum baik secara bahasa maupun dalam pemakaian syara’.
3. Mengetahui tentang makna ayat atau hadis yang telah dimansukh dan mana ayat atau hadis yang me-
nasakh atau sebagai penggantinya.
4.Mengetahui pengetahuan tentang masalah-masalah yang sudah terjadi ijma’ tentang hukumnya dan
mengetahui tempat-tempatnya.
5. Mengetahui tentang seluk-beluk qiyas.
6. Menguasai bahasa Arab serta ilmu-ilmu bantu yang berhubungan dengannya.
7. Menguasai ilmu Ushul Fiqih.
8. Mampu mengungkapkan tujuan syari’at dalam merumuskan suatu hukum.
3. Tingkatan-Tingkatan Mujtahid :
1. Mujtahid Mustaqil
2. Mujtahid Muntasib
3. Mujtahid fi al-madzhab
4. Mujtahid fi at-Tarjih
DAFTAR PUSTAKA
Syarifudin, Amir. 2009. Ushul Fiqih . Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Effendi, Satria. 2012. Ushul Fiqih . Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Djalil, Basiq. 2010. Ilmu Ushul Fiqih. Jakarta : Kencana Prenada Media Group
Suyatno. 2011. Dasar-Dasar Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media