Professional Documents
Culture Documents
1 SM
1 SM
ABSTRACT
This research aims to analyze benefits gained by carrying workers, and how gender
responsiveness in the activities of the Sekolah Buruh Gendong operated by Yayasan
Annisa Swasti (Yasanti). The research method used was descriptive qualitative with
Longwe analysis technique. The result of the research showed that the leadership school of
the workers has provided the benefit of structured access to education for 25 women
workers, so that this activity increases the capacity of the carrying workers. Through
Langwe's analytical techniques, the upgrading of the carrying women capacity has led to a
critical awareness and participation of the carrying workers about their existence, both as
a woman and as a worker. Critical awareness creates courage to speak so that they can
hold an audience with members of the Yogyakarta City House of Representatives and two
(2) workers have became the paralegal representatives in LBH (Legal Aid Institute).
However, the school activities have not guaranteed the carrying workers’ economic
welfare and also have no control over health insurance or social protection.
Keywords: Gender Responsiveness, Longwe Analysis, and Yasanti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat yang diperoleh buruh gendong,
serta bagaimana responsivitas gender pada kegiatan Sekolah Buruh Gendong yang
dilakukan oleh Yasanti. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif
dengan teknik analisis Longwe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekolah
kepemimpinan buruh gendong telah memberikan manfaat berupa akses pendidikan secara
terstruktur kepada 25 orang buruh gendong perempuan, sehingga kegiatan ini
meningkatkan kapasitas buruh gendong. Melalui teknik analisis Langwe, peningkatan
kapasitas buruh gendong telah melahirkan kesadaran kritis dan partisipasi dari para buruh
gendong tentang eksistensi mereka, baik sebagai perempuan maupun sebagai seorang
pekerja. Kesadaran kritis melahirkan keberanian berbicara sehingga buruh gendong
mengadakan audiensi dengan anggota DPRD Kota Yogyakarta serta dua (2) orang buruh
gendong menjadi perwakilan paralegal di LBH (Lembaga Bantuan Hukum). Namun,
kegiatan sekolah buruh gendong belum menjamin kesejahteraan ekonomi dan mereka juga
tetap tidak memiliki kontrol terhadap jaminan kesehatan maupun perlindungan sosial.
Kata Kunci: Responsivitas Gender, Analisis Longwe, dan Yayasan Annisa Swasti
1 Analis, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
email: pradymut_1604@yahoo.com
107
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
PENDAHULUAN
Kehidupan perekonomian di DIY, 2009 dalam Prahara, 2010). Selama
pedesaan yang tidak menentu ini sebagian besar buruh gendong merasa
menyebabkan arus migrasi dari desa ke nyaman dalam menjalankan pekerjaannya.
kota semakin sulit untuk dibendung. Salah Meskipun secara medis terdapat beberapa
satu dampak migrasi adalah munculnya resiko penyakit yang mengintai mereka.
buruh gendong yang terdapat di beberapa Resiko cedera, seperti keseleo dan nyeri
pasar tradisional Kota Yogyakarta. punggung merupakan resiko penyakit
Buruh gendong merupakan salah seringkali diderita oleh buruh gendong
satu pilihan pekerjaan yang diambil oleh perempuan. Selain itu bagi buruh gendong
para migran untuk berusaha menyambung perempuan, jenis pekerjaan ini juga
hidup mereka di daerah perkotaan. Buruh menjadi ancaman terhadap sistem
gendong biasanya merupakan sosok kesehatan reproduksi mereka (Susanto et
perempuan lanjut usia yang menyandang al., 2013).
selendang jarit lurik (kain bermotif lurik) Melihat kondisi buruh yang
dan menenteng srumbung di memprihatinkan, Yasanti (Yayasan
punggungnya. Sebagian besar buruh Annisa Swasti) sebagai organisasi sosial
gendong hanya menggunakan jarit lurik yang telah berdiri sejak tahun 1982 ini
untuk menggendong barang yang relatif memiliki misi untuk mendorong usaha-
besar, sedangkan srumbung digunakan usaha mewujudkan kehidupan
untuk membawa barang-barang yang berorganisasi buruh yang independen dan
relatif kecil (Hidayah, 2007). demokratis, serta menumbuhkan
Sebagai salah satu pasar terbesar kesadaran kritis komunitas buruh
di Kota Yogyakarta, jumlah buruh khususnya buruh perempuan melalui
gendong di pasar Beringharjo selalu pengorganisasian, pendidikan, dan
mengalami peningkatan. Dari hasil advokasi. Demi mewujudkan misi
pendataan yang dilakukan oleh Dinas tersebut, ada beberapa kegiatan yang telah
Pasar, buruh gendong perempuan yang dilaksanakan oleh Yasanti selama ini.
terdaftar di dalam paguyuban pada tahun Salah satu kegiatan yang telah berjalan
2009 adalah sebanyak 459 orang, pada tahun 2014 adalah “Sekolah
sedangkan yang tidak tergabung masih Kepemimpinan Buruh Gendong”. Tujuan
banyak lagi (Dinas Pengelola Pasar Kota dari kegiatan ini adalah untuk
108
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
109
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
110
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
gerakan sosial, asosiasi usaha, koalisi, dan dan pergerakan masalah lingkungan
kelompok advokasi (Awan, 2012). secara global” (Stiglitz, 2006).
Globalisasi mempunyai dampak
Pekerja Sektor Informal
positif dan negatif. Dampak globalisasi
Era liberalisasi pada saat ini tidak
yang paling kentara adalah peningkatan
diragukan lagi telah membawa
perempuan pada angkatan kerja yang
peningkatan angkatan kerja bagi
dibayar, dibandingkan laki-laki (Standing,
perempuan di belahan dunia manapun.
1999). Marchad & Runyan (2000) dan
Trend ini secara garis beras telah
Pyle & Ward (2003) mendeskripsikan
dipahami sebagai “feminisasi tenaga
bahwa proses global telah mengubah
kerja” (ILO, 2004). Pada saat yang
sistem, hubungan serta peran gender dan
bersamaan menurut Heintz, juga diketahui
memperparah kesenjangan gender, namun
bahwa perempuan terkonsentrasi pada
sekaligus juga menjadi satu kesatuan dari
pekerjaan informal dengan kualitas gaji
relitas dan ideologi gender. Proses
yang rendah, terutama pada negara yang
globalisasi memaksa para perempuan
sedang berkembang (Amrutkar, 2012).
untuk keluar dari rumah dan mulai bekerja
Renooy (1990), ekonomi informal adalah
dengan kemampuan dan keahlian yang
pekerjaan yang “tidak memiliki regulasi
sangat minim. Pendidikan dan keahlian
dan hukum formal, lebih fleksibel
yang minim membuat para perempuan
dibanding ekonomi formal, berinteraksi
tersebut terpaksa bekerja di sektor
dan terfragmentasi dengan ekonomi
informal yang tidak terlindungi.
formal, bergantung pada jaringan sosial/
Untuk memahami mengapa
keluarga, dan pendapatan yang pas-pasan”
globalisasi memiliki dampak yang
(Rokicka dan Ruzik, 2010).
berbeda terhadap laki-laki dan perempuan,
Globalisasi dan Perspektif Feminisme maka peneliti akan menggunakan
Marxis perspektif Marxis untuk mencari akar
Stiglitz (2006) mengungkapkan penyebabnya. Feminis Marxis percaya
bahwa globalisasi merupakan proses yang bahwa kapitalisme adalah suatu sistem
mencakup berbagai hal yaitu “aliran hubungan kekuasaan dan juga hubungan
gagasan dan pengetahuan secara pertukaran (Tong, 2010). Selain itu,
internasional, pemahaman budaya, feminis Marxis juga memandang bahwa
munculnya kelompok masyarakat dunia, kapitalisme adalah suatu sistem hubungan
111
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
112
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
113
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
atau mencari nafkah di luar rumah. Upaya sangat penting dalam mendorong upaya
ini memang dapat meningkatkan angka tersebut. Kebijakan ini kemudian
partisipasi perempuan dalam proses dipertegas juga dalam Peraturan Presiden
pembangunan, tetapi tidak dalam tingkat No. 5 tahun 201 tentang RPJMN 2010-
keberdayaan mereka. Kelemahan 2014 yang menetapkan gender sebagai
penerapan strategi ini kemudian direspon salah satu isu lintas bidang yang harus
dengan strategi kedua, yaitu Gender dan diintegrasikan dalam semua bidang
Pembangunan (Gender and Development, pembangunan (Kementrian Pemberdayaan
disingkat GAD). Gerakan yang populer Perempuan dan Perlindungan Anak,
pada tahun 1980-an ini, memfokuskan 2011). Meski telah memiliki landasan
padapersoalan yang lebih mendasar di hukum, namun dapat dilihat bahwa upaya
dalam pembangunan yaitu hubungan untuk mengarusutamakan gender di
gender yang tidak adil. Untuk Indonesia masih membutuhkan
menyempurnakan GAD, maka muncul lah perjuangan yang cukup panjang.
Gender Mainstreaming (GM) atau
Pengarusutamaan Gender (PUG) adalah METODE PENELITIAN
pematangan dari strategi GAD yang Analisis gender diperlukan sebagai
tujuan utamanya adalah menjadikan sebuah teknik untuk melihat gambaran
gender sebagai arus utama (mainstream) yang lebih sempurna tentang adanya
pembangunan. Sasarannya adalah perbedaan maupun saling ketergantungan
kebijakan (negara), aksi (masyarakat), laki-laki dan perempuan dalam proses
serta institusi (negara dan masyarakat) pembangunan, serta adanya perbedaan
agar menjadi sensitif gender atau tingkat manfaat yang diperoleh laki-laki
menjadikan gender sebagai arus utamanya dan perempuan dari hasil pembangunan.
(Darwin, 2005). Melalui teknik ini, berbagai kesenjangan
Di Indonesia, upaya menginte- maupun isu gender yang terjadi di dalam
grasikan perspektif gender dalam masyarakat dan lingkungan akan dapat
pembangunan telah dilakukan lebih dari teridentifikasi. Untuk mengungkapkan
satu dasarwarsa. Terbitnya INPRES No. hubungan sosial laki-laki dan perempuan,
9/2000 tentang Pengarusutamaan Gender maka dikembangkan berbagai macam
(PUG) dalam Pembangunan Nasional teknik analisis seperti: Teknik Analisis
menjadi satu titik tolak kebijakan yang Harvard, Moser, Longwe, Munro, CVA,
114
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
115
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
116
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
117
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
tepatnya pada Minggu Pon, Yasanti rutin Beliau merasa senang dapat bergabung di
mengadakan acara pengajian di Masjid paguyuban dan kegiatan tersebut, karena
Pasar Beringharjo. Acara pengajian selain mempererat hubungan antara
tersebut biasanya juga disertai dengan sesama buruh gendong juga sekaligus
pengobatan gratis dan pembagian menambah pengetahuan dan wawasan
sembako. Selain beberapa manfaat mengenai hak nya sebagai perempuan
tersebut, buruh gendong yang mengikuti sekaligus sebagai buruh gendong.
acara pengajian juga memiliki koperasi Namun, tidak semua buruh
simpan-pinjam sederhana. gendong perempuan yang ditemui dapat
2. Outcome menceritakan tentang apa saja manfaat
Outcome di dalam bagian ini yang diperoleh selama mengikuti kegiatan
adalah mengenai hasil aktual apa saja sekolah. Ketika ditanya mengenai materi
yang telah diperoleh buruh gendong apa saja yang pernah diberikan pada saat
perempuan setelah mengikuti kegiatan Sekolah Kepemimpinan Buruh Gendong,
Sekolah Kepemimpinan Buruh Gendong. Mbah Giyah mengaku sudah banyak yang
Adakah perbaikan kondisi dari para buruh lupa. Buruh gendong perempuan yang
gendong sebelum atau sesudah kegiatan mengikuti kegiatan Sekolah
ini, seberapa paham mereka tentang Kepemimpinan Buruh Gendong mayoritas
materi yang diajarkan, serta pengalaman- sudah tidak berusia muda. Mbah Giyah
pengalaman baru apa saja yang mereka sebagai salah satu peserta sekolah pun
peroleh selama mengikuti kegiatan sudah berusia 71 tahun. Jadi wajar saja
pemberdayaan yang diselenggarakan oleh kalau sudah lupa dengan berbagai materi
Yasanti. ajar yang diberikan oleh para fasilitator
Bu Isah sebagai salah satu sekolah. Ketika peneliti melakukan
informan utama mengungkapkan bahwa di wawancara dengan para buruh gendong,
Sekolah Kepemimpinan Buruh Gendong harus diakui bahwa yang dapat menjawab
beliau mendapat banyak sekali materi ajar pertanyaan-pertanyaan mengenai seluk
seperti tentang gender, hak asasi manusia, beluk kegiatan sekolah secara mantap
kepemimpinan, kewirausahaan, dan lain- hanyalah Bu Isah. Kemudian buruh
lain. Beruntung beliau merupakan lulusan gendong lain yang dapat memberikan
SMP, sehingga bisa baca-tulis dan dapat gambaran mengenai kegiatan sekolah
mengikuti kegiatan tersebut dengan baik. secara lebih detil adalah Bu Satiyem.
118
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
Buruh gendong lain hanya sepintas saja kegiatan Sekolah Kepemimpinan Buruh
mengingat kegiatan tersebut dan tidak Gendong. Tujuan utama dari Kegiatan
terlalu lancar dalam memberikan Sekolah Kepemimpinan Buruh Gendong
gambaran seputar kegiatan tersebut. adalah memberikan pendidikan dan
Selain itu, para buruh gendong pelatihan (pengorganisasian, penyadaran
yang mengikuti kegiatan Sekolah gender, kepemimpinan, kewirausahaan,
Kepemimpinan Buruh Gendong juga kesehatan reproduksi, dll) yang akan
mengalami pengalaman baru ketika diajak membangkitkan jiwa kritis para peserta
audiensi dengan para anggota DPRD Kota untuk memperjuangkan hak-haknya.
Yogyakarta. Setelah berakhirnya Kegiatan Kemudian apakah sudah ada dampak
Sekolah Kepemimpinan Buruh Gendong, langsung atau tidak langsung yang
upaya advokasi terhadap nasib para buruh dihasilkan dari kegiatan ini, akan terlihat
gendong masih terus dilanjutkan. Pada dari penuturan Pak Wahyu dari ICM.
hari Hak Asasi Manusia Sedunia tanggal Setelah kegiatan ini berakhir beliau
15 Desember 2014, perwakilan buruh menuturkan bahwa terdapat dua orang
gendong dari 4 pasar (Pasar Beringharjo, buruh gendong yang bahkan pada
Pasar Kranggan, Pasar Gamping dan Pasar akhirnya menjadi perwakilan untuk
Giwangan) didampingi dengan Yasanti paralegal di LBH.
dan beberapa LSM pendukung lainnya Selain hal tersebut, nampaknya
mengadakan aksi damai di depan halaman belum ada lagi akibat langsung yang
Kantor DPRD Kota Yogyakarta. Di dalam diperoleh setelah kegiatan Sekolah
kegiatan tersebut, beberapa perwakilan Kepemimpinan Buruh Gendong Berakhir.
buruh gendong diminta untuk maju ke Hingga bulan Mei 2015, ketika diadakan
depan dan menceritakan tentang aksi memperingati Hari Buruh Sedunia
pengalaman dan kehidupannya sebagai tuntutan dari buruh gendong dan Yasanti
seorang buruh gendong. masih sama, yaitu Pemerintah diminta
3. Performance (Dampak) untuk mengakui buruh gendong sebagai
Performance adalah gambaran pekerja dan menerbitkan kebijakan daerah
lebih tinggi dari output maupun outcome. terkait kerja layak dan akses terhadap
Di sini digambarkan tentang akibat sumber daya ekonomi bagi buruh
langsung maupun tidak langsung yang gendong, termasuk kerja layak; dan
diakibatkan oleh tercapainya tujuan dari Pemerintah, pengguna jasa dan
119
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
perusahaan memberikan jaminan sosial/ aksi damai dan audiensi dengan anggota
BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan, DPRD Kota Yogyakarta untuk
serta Jaminan K3 bagi rakyat pekerja mengajukan tuntutan upah layak dan
formal dan informal. Jadi dapat jaminan kesehatan. Namun hingga saat ini
disimpulkan bahwa hingga saat ini belum tuntutan tersebut juga masih belum bisa
ada perbaikan kebijakan dari pemerintah terkabul. Upaya perlindungan kesehatan
terkait nasib buruh gendong, ataupun yang dapat diberikan Yasanti adalah
pekerja di sektor inforamal secara umum. melalui pengobatan gratis yang
dilaksanakan bersamaan dengan pengajian
Analisis Responsivitas Gender Kegiatan
Minggu Pon. Selebihnya pihak Yasanti
Sekolah Kepemimpinan Buruh
hanya bisa mengupayakan tuntutan BPJS
Gendong
Ketenagakerjaan dan Kesehatan dapat
1. Level Kesejahteraan: Peningkatan
diwujudkan oleh pemerintah setempat.
Pendapatan Buruh Gendong
2. Level Akses: Terbukanya Akses Buruh
Dari penuturan para buruh
Gendong pada Sumber Daya Produktif
gendong sebelumnya, dapat dilihat
Sejak awal, pelaksanaan kegiatan
bagaimana peran kegiatan Sekolah
Sekolah Kepemimpinan Buruh Gendong
Kepeminpinan Buruh Gendong dalam
memang hanya ditujukan kepada 25 (dua
meningkatkan keberanian mereka dalam
puluh lima) buruh gendong perempuan
menawar upah yang seharusnya mereka
yang berasal dari 4 (empat) perwakilan
peroleh. Bu Isah mengungkapkan bahwa
pasar yaitu pasar Beringharjo, pasar
kegiatan ini sangat bermanfaat, karena
Giwangan, pasar Kranggan dan pasar
beliau bisa memperoleh keberanian dalam
Gamping. Hal ini terjadi karena ruang
bicara maupun dalam meminta upah yang
lingkup kerja Yasanti memang hanya
lebih layak. Meskipun demikian jika
berfokus pada buruh perempuan, baik
disandingkan dengan pendapatan manool
buruh gendong, buruh industri, maupun
(buruh gendong laki-laki) hingga saat ini
buruh rumahan. Oleh karena itu, dapat
sesungguhnya pendapatan buruh gendong
dilihat bahwa buruh gendong perempuan
perempuan juga masih rendah.
memiliki akses yang lebih baik dibanding
Setelah kegiatan Sekolah
manool di dalam memperoleh kegiatan
Kepemimpinan Buruh Gendong berakhir,
pemberdayaan oleh Yasanti.
buruh gendong perempuan, Yasanti dan
LSM pendukung lain telah mengadakan
120
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
121
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
122
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
123
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
Bhat, Bilal Ahmad. 2011. Gender Fapohunda, Tinuka M. 2012. Gender and
Earnings and Poverty Reduction: Development: Challenges to
Post-Communist Uzbekistan. Women Involvement in Nigeria’s
Journal of Asian and African Development. International Journal
Studies, Vol 46, N0 6, 629-649. of Academic Research in Business
and Social Science, Vol 2, No 6, 14-
Boyi, Abubakar Aminu. 2013. Gender 28.
Studies and Sustainable
Development in Nigeria. Journal of Fonjong, L., Lawrence Fombe, & Irene
Educational and Social Research, Sama-Lang. 2013. The Paradox of
Vol 3, No 10, 31-35. Gender Discrimination in Land
Ownership and Women
Carr, Gloria F. 2011. Empowerment: A Contribution to Poverty Reduction
Framework to Develop Advocacy in in Anglophone Cameroon. Geo
African American Grandmothers Journal, Vol 78, 575-589.
Providing Care for Their
Grandchildren. International Fukuyama, Francis. 2005. Memperkuat
Scholarly Research Network. Negara: Tata Pemerintah dan Tata
Dunia Abad 21. Jakarta: PT
Claros, Augusto Lopez dan Saadia Zahidi. Gramedia Pustaka Utama
2005. Woman Empowerment:
Measuring The Global Gender Gap. Gatot, Raden Yulianus. 1999. Motivasi
World Economic Forum. Diakses Kerja Buruh Gendong dalam
dari situs : www.weforum.org Meningkatkan Ketahanan Keluarga
(Studi Penelitian di Pasar
Creswell, John.W. 2012. Research Beringharjo, Kotamadya
Design: Pendekatan Kualitatif, Yogyakarta Provinsi DIY) (Tesis).
Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: UGM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
124
Pradita Debby Mutiara – Responsivitas Gender dalam . . .
Gyeke, Mavis Dako & Prince Owusu. Daerah Responsif Gender. Jakarta:
2013. A Qualitative Study Exploring Kementrian Pemberdayaan
Factors Contributing to Gender Perempuan dan Perlindungan Anak.
Inequality in Rural Ghana.
Mediterranean Journal of Social Mahmood, Nehdia., et al. 2014. Socio-
Economic Effect of Globalization
Sciences, Vol 4, 481-489.
on Working Women in Sargodha
Handayani, Trisakti dan Sugiarti. 2008. City Pakistan. Mediterranean
Konsep dan Teknik Penelitian Journal of Social Sciences, Vol 5,
Gender. Malang: UMM Press. No 3, 561-567.
125
NATAPRAJA Vol. 5 No. 2, Desember 2017
126